30

Click here to load reader

Makalah profesi keguruan 2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah profesi keguruan 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Didalam silabus mata kuliah Profesi Keguruan disebutkan tujuan mata kuliah tersebut adalah

bahwa setelah mengikuti perkuliahan dalam mata kuliah ini mahasiswa diharapkan memiliki

pemahaman dan kemampuan untuk mengembangkan peranan profesionalnya sebagai guru

dan memiliki wawasan tentang kode etik keguruan dalam melaksanakan tugas.

Didalam pendahuluan ini membicarakan empat hal pokok yaitu:

1). Maksud penulisan buku profesi keguruan

2). Kata buku ini dalam kurikulum lembaga pendidikan tenaga pendidikan  

     (LPTK)

3). Struktur isi buku

4). Cara menggunakan buku ini

Uraian cara menggunakan buku berisi petunjuk tentang bagaimana dosen dan mahasiswa

mempelajari buku ini sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan efektif dan

efisien.

Kaitan profesi keguruan dengan kurikulum merupakan suatu komponen yang teramat penting

karena kurikulum adalah panutan dalam menyenggarakan proses belajar mengajar.

1.2  Tujuan Masalah

a. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah profesi keguruan.

b. Agar mahasiswa dapat lebih mudah memahami mata kuliah Profesi Keguruan.

c. Agar mahasiswa dapat mengembangkan pola berfikir yang kritis tentang profesi

keguruan untuk kepentingan belajar diperkuliahan.

d.

ii

Page 2: Makalah profesi keguruan 2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Profesi Keguruan

Guru adalah profesi yang mempersiapkan sumber daya manusia untuk menyongsong

pembangunan bangsa dalam mengisi kemerdekaan. Guru dengan segala kemampuannya dan

daya upayanya mempersiapkan pembelajaran bagi peserta didiknya. Sehingga tidak salah jika

kita menempatkan guru sebagai salah satu kunci pembangunan bangsa menjadi bangsa yang

maju dimasa yang akan datang. Dapat dibayangkan jika guru tidak menempatkan fungsi

sebagaimana mestinya, bangsa dan negara ini akan tertinggal dalam kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang kian waktu tidak terbendung lagi perkembangannya.

 Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan/menuntut

keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian

diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum

yang dapat dipertanggungjawabkan

Guru merupakan pendidik propesional dengan tugas utama mendidik, mengajar membimbing

mengarahkan melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal.

Aktifitas-aktifitas perkembangan guru memiliki kebutuhan akan kegiatan pendidikan,

pelatihan dan pengembangan yang diperlukan bagi guru pendidikan, pelatihan dan

pengembangan merupakan proses yang ditempuh oleh guru pada saat mernjalani tugas-tugas

kedinasan. Kegiatan ini diorganisasikan secara beragam dan berspektrum  luas  dengan tujuan

untuk meningkatkan kopetensi, ketrampilan, sikap, pemahaman, dan performansi yang

dibutuhkan oleh guru saat ini dan dimasa mendatang.

Kegiatan pengembangan profesi guru terkait langsung dengan tugas utamannya yaitu

menyusun kurikulum dengan mengaju pada rambu-rambu KTSP. Semua guru memiliki hak

yang sama untuk kegiatan pembinaan dan profesi, kebutuhan guru akan program pembinaan

dan pengembangan profesi beraganm sifatnya. Kebutuhan yang dimaksud dikelompokan

kedalam lima kategori, yaitu pemahaman tentang konteks mengajar , inovasi pembelajaran

dan pengalaman tentang teori-teori terkini.

Peranan profesional dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah diwujudkan untuk

mencapai tujuan pendidikan yang berupa perkembangan siswa secara optimal. Untuk itu

peranan profesional mencakup 3 layanan yaitu:

a. Layanan instruksional yaitu layanan yang meliputi penyelanggaraan proses belajar

mengajar, yang menempati porsi terbesar dari profesi keguruan. Tugas ini menuntut guru

untuk menguasai isi atau materi bidang studi yang diajarkan serta wawasan yang

berhubungan dengan materi itu, kemampuan mengemas materi sesuai dengan latar

perkembangan dan kemajuan pendidikan serta manyajikan kedemikian rupa sehingga

ii

Page 3: Makalah profesi keguruan 2

merangsang murid untuk menguasai dan mengembangkan materi itu dengan menggunakan

kreatifitasnya didalam pendidikan prajabatan, kemampuan menyelanggarakan tugas dalam

proses belajar mengajar ini dipersiapkan melalui perkuliahan bidang studi belajar dan

pembelajaran serta program pengalaman lapangan.

b. Tugas yang berhubungan dengan membantu murid dalam mengatasi masalah dalam belajar

pada khususnya dan masalah-masalah pribadi yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan.

Bagaimana sebenarnya proses belajar murid dikelas sangat erat kaitannya dengan berbagai

masalah diluar kelas yang sering kali bersifat non-akademik. Masalah yang dihadapi dalam

lingkungan kehidupan anak, perlu dibantu pemecahannya melalui program bimbingan dan

konseling.

c. Disamping kedua hal tersebut guru harus mamahami bagaimana sekolah itu dikelola, apa

peranan guru di dalamnya, bagaimana memanfaatkan prosedur serta mekanisme

pengelolanya tersebut untuk kelancaran tugas-tugasnya sebagai guru. Disamping itu, guru

juga harus memahami bagaimana harus bertindak sesuai dengan etika jabatannya, dan

bagaimana guru bersikap terhadap tugas mengajar serta dengan personalia pendidikan atau

orang diluarnya yang ikut menentukan keberhasilan tugas mengajarnya.

Didalamnya menyiapkan guru yang memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas

tersebut, maka didalam pendidikan prajabatan diberikan mata kuliah profesi keguruan yang

terutama menyangkut pamahaman tugas kedua dan ketiga diatas. Buku ini merupakan dasar

dalam mata kuliah tersebut.

1. Guru Sebagai Pendidik

Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik terhadap masyarakat apabila

dapat menunjukan pada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat

sekelilingnya. Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu

sehari-hari, apakah memang ada yang patut di teladani atau tidak. Bagaimana guru

meningkatkan palayanan, meningkatkan pengetahuannya, memberi arahan dan dorongan

kepada anak didiknya, dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara bergaul

baik dengan siswa, teman-temannya serta anggota masyarakat, sering menjadi perhatian

masyarakat luas. Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi

para peserta didik dan lingkunganya. Oleh karena itu, guru harus mempunyai standar kualitas

pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa dan disiplin yang akan dijelaskan

di bawah ini:

a. Tanggung Jawab

Dimaksudkan Guru harus mengetahui, serta memahami nilai, norma moral, dan sosial, serta

berusaha berprilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus

bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran di sekolah dan dalam

kehidupan bermasyarakat

ii

Page 4: Makalah profesi keguruan 2

b. Wibawa

Dimaksudkan Guru harus mempunyai kelebih dalam merealisasikan nilai sepiritual,

emosional, moral, sosial dan intelektual dalam pribadinya, serta memiliki kelebihan dalam

pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sesuai dengan bidang yang di

kembangkan.

Guru juga harus mampu mengambil keputusan secara mandiri (idependent), terutama dalam

berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, serta

bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik dan lingkungan. Guru harus mampu bertindak

dan mengambil keputusan secara cepat, tepat waktu dan tepat sasaran, terutama berkaitan

dengan masalah pembelajaran dan peserta didik, tidak menunggu perintah atasan atau kepala

sekolah.

c. Disiplin

Dimaksudkan Guru harus memetuhi segala peraturan dan tata tertib secara konsisten atas

kesadaran professional, karena mereka bertugas untuk mendisiplinkan para peserta didik di

sekolah terutama dalam pembelajaran. Oleh karena itu, dalam menanamkan disiplin guru

harus memulai dari dirinya sendiri, dalam berbagai tindakan dan prilakunya.

2. Guru Sebagai Pengajar

Sejak adanya kehidupan, sejak itu pula guru telah melaksanakan tugas pembelajaran, dan

memang hal tersebut merupakan tugas dan tanggung jawabnya yang pertama yang utama.

Guru membantu peserta didik yang sedang berkembanguntuk mempelajari sesuatu yang

belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami materi standar yang dipelajari.

Berkembangnya teknologi, khususnya teknologi informasi yang begitu pesat berkembangnya,

belum mampu menggantikan peran guru, hanya sedikit menggeser atau merubah fungsinya,

itupun di kota-kota besar saja, ketika peserta didik memiliki berbagai sumber belajar di

rumahnya. kegiatan belajar. Pertentangan tentang mengajar berdasarkan suatu unsur

kebenaran yang berangkat dari pendapat kuno yang menekankan bahwa mengajar berarti

memberitahu atau menyampaikan materi pembelajaran. Dalam hal ini, konsep lama yang

cenderung membuat kegiatan pembelajaran menjadi menonton wajar jika mendapat

tantangan, tetapi tidak dapat didiskreditkan untuk semua pembelajaran.

Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh beberapa paktor, seperti motivasi,

kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan,

rasa aman dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika fakto-faktor di atas dipenuhi,

maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik. Sehubungan dengan itu,

sebagai orang yang bertugas menjelaskan sesuatu, guru harus beusaha membuat sesuatu

menjadi jelas bagi peserta didik, dan berusaha lebih terampil dalam memecahkan masalah.

ii

Page 5: Makalah profesi keguruan 2

Untuk itu, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan guru dalam pembelajaran, yaitu

sebagai berikut:

1. Membuat ilustrasi

Maksudnya, pada dasarnya ilustrasi menghubungkan sesuatu yang sedang dipelajari peserta

didik dengan sesuatu yang telah diketahuinya, dan pada waktu yang sama memberikan

tambahan pengalaman kepada peserta didik.

2. Mendefinisikan

Maksudnya, meletakan sesuatu yang dipelajari secara jelas dan sederhana, dengan

menggunakan latihan dan pengalaman serta pengertian yang dimiliki oleh peserta didik.

3. Menganalisis

Maksudnya, membahas masalah yang telah dipelajari bagian demi bagian.

4. Mensintesis

Maksudnya, mengembalikan bagian-bagian yang telah dibahas ke dalam suatu konsep yang

utuh sehingga memiliki inti, hubungan antara yang satu dengan yang lain nampak jelas, dan

masalah itu tetap berhubungan dengan dengan keseluruhan yang lebih besar.

5. Bertanya

Maksudnya, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan tajam agar apa yang

dipelajari menjadi lebih jelas, seperti yang dilakukan Socrates.

6. Merespon

Maksudnya, mereaksi atau menanggapi pertanyaan peserta didik. Pembelajaran akan lebih

efektif jika guru dapat merespon setiap pertanyaan peserta didik.

7. Mendengarkan

Maksudnya, memahami peserta didik, dan berusaha menyederhanakan setiap masalah, serta

membuat kesulitan nampak jelas baik bagi guru maupun peserta didik.

8. Menciptakan kepercayaan

Maksudnya, peserta didik akan memberikan kepercayaan terhadap keberhasilan guru dalam

pembelajaran dan pembentukan kompetensi dasar.

9. Memberikan pandangan yang bervariasi

Maksudnya, melihat bahan yang dipelajari dari berbagai sudut pandang, dan melihat masalah

dalam kombinasi yang bervariasi.

10. Menyediakan media untuk mengkaji materi standar

Maksudnya, memberikan pengalaman yang bervariasi melalui media pembelajaran, dan

sumber belajar yang berhubungn dengan materi dasar.

11. Menyesuaikan metode pembelajaran

Maksudnya, menyesuaikan metode pembelajaran dengan kemampuan dan tingkat

perkembangan peserta didik serta menghubungkan materi baru dengan sesuatu yang telah

dipelajari.

ii

Page 6: Makalah profesi keguruan 2

12. Memberikan nada perasaan

Maksudnya, membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan hidup melalui antusias dan

semangat.

Uraian di atas lebih bersifat teknis, karena dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi

peserta didik, guru melakukan banyak hal melalui kebiasaan; tentusaja ada keinginan untuk

meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaannya, sehingga hasilnya pun semakin baik yang

diwujudkan dalam prestasi belajar peserta didik.

Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru-guru harus senantiasa berusaha

untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telah dimilikinya ketika

mempelajari materi standar. Sebagai pengajar, guru harus memiliki tujuan yang jelas,

membuat keputusan secara rasional agar peserta didik memahami keterampilan yang dituntut

oleh pembelajaran. Untuk kepentingan tersebut, perlu dibina hubungan yang positif antara

guru dengan peserta didik. Hubungan ini menyangkut bagaimana guru merasakan apa yang

dirasakan peserta didiknya dalam pembelajaran, serta bagaimana peserta didik merasakan apa

yang dirasakan gurunya. Sebainya guru mengetahui bagaimana peserta didik memandangnya,

karena hal tersebut sangat penting dalam pembelajaran, baik di sekolah maupun diluar

sekolah. Hal ini akan menjadi jelas jika secara hati-hati menguji bagaimana guru merasakan

apa yang dirasakan peserta didik dalam pembelajaran (empati).

3. Guru Sebagai Pembimbing

Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (journey), yang berdasarkan

pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran perejalanan itu. Dalam

hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut pisik tetapi juga perjalanan mental,

emosional, kreatifitas, moral, dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. Sebagai

pembimbing, guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan,

menetapkan jalan yang harus di tempuh, menggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai

kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Semua itu dilakukan

berdasarkan kerja sama yang baik dengan peserta didik, tetapi guru memberikan pengaruh

utama dalam setiap aspek perjalanan. Sebagai pembimbing, guru memiliki berbagai hak dan

tanggung jawab dalam setiap perjalanan yang direncanakan dan dilaksanakannya.

Istilah perjalanan merupakan suatu proses belajar, baik dalam kelas maupun diluar kelas yang

mencakup seluruh kehidupan. Analogi dari perjalanan itu sendiri merupakan pengembangan

setiap aspek yang terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap perjalanan tentu mempunyai

tujuan, kecuali orang yang berjalan secara kebetulan. Keinginan, kebutuhan dan bahkan

naluri manusia menuntut adanya suatu tujuan. Suatu rencana dibuat, perjalanan dilaksanakan

dan dari waktu ke waktu terdapatlah saat berhenti untuk melihat kebelakang serta mengukur

sifat, arti, dan efektivitas perjalanan sampai tempat berhenti tadi.

ii

Page 7: Makalah profesi keguruan 2

Berdasarkan ilustrasi diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagai pembimbing perjalanan, guru

memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut.

Pertama, guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasikompetensi yang hendak

dicapai. Tugas guru adalah menetapkan apa yang telah dimiliki oleh peserta didik

sehubungan dengan latar belakang dan kemampuannya, serta kompetensi apa yang mereka

perlukan untuk dipelajari dalam mencapai tujuan. Untuk merumuskan tujuan, guru perlu

melihat dan memahami seluruh aspek perjalanan. Sebagai contoh, kualitas hidup seseorang

sangat bergantung pada kemampuan membaca dan menyatakan pikiran-pikirannya secara

jelas.

Kedua, guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan yang paling

penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah,

tetapi mereka harus terlibat secara psikologis. Dengan kata lain, peserta didik harus

dibimbing untuk mendapatkan pengalaman, dan membentuk kompetensi yang akan

mengantar mereka harus memilikipengalaman dalam kompetensi yang dapat menimbulkan

kegiatan belajar.

Ketiga, guru harus memaknai kegiatan belajar. Hal ini mungkin merupakan tugas yang paling

sukar tetapi penting, karena guru harus memberikan kehidupan dan arti terhadap kegiatan

belajar. Bisa jadi pembelajaran direncanakan dengan baik, dilaksanakan secara tuntas dan

rinci, tetapi kurang relevan, kurang hidup, kurang bermakna, kurang menantang rasa ingin

tahu, dan kurang imaginatif.

Keempat, guru harus melaksanakan penilaian. Dalam hal ini diharapkan guru dapat

menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Bagaimana keadaan peserta didik dalam

pembelajaran? Bagaimana peserta didik membentuk kompetensi? Bagaimana peserta didik

mencapai tujuan? Jika berhasil, mengapa, dan jika tidak berhasil mengapa? Apa yang bisa

dilakukan dimasa mendatang agar pembelajaran menjadi sebuah perjalanan yang lebih baik?

Apakah peserta didik dilibatkan dalam menilai kemajuan dan keberhasilan, sehingga mereka

dapat mengarahkan dirinya (self-directing)? Seluruh aspek pertanyaan tersebut merupakan

kegiatan penilaian yang harus dilakukan guru terhadap kegiatan pembelajaran, yang hasilnya

sangat bermanfaat terutama untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.

4. Guru Sebagai Pelatih

Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual

maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Hal ini lebih

ditekankan lagi dalam kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, karena tanpa latihan

seorang peserta didik tidak akan mampu menunjukan penguasaan kompetensi dasar, dan

tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi

standar. Oleh karena itu, guru harus berperan sebagai pelatih, yang bertugas melatih peserta

didik dalam pembentukan kompetensi dasar, sesuai dengan potensi masing-masing.

ii

Page 8: Makalah profesi keguruan 2

Pelatihan yang dilakukan, disamping harus memperhatikan kompetensi dasar dan materi

standar, juga harus mampu memperhatikan perbedaan individual peserta didik, dan

lingkungannya.Untuk itu, guru harus banyak tahu meskipun tidak mencakup semua hal, dan

tidak setiap hal secara sempurna, karena hal itu tidaklah mungkin. Benar bahwa guru tidak

dapat mengetahui sebanyak yang harus diketahui, tetapi disbanding orang yang belajar

bersamanya dalam bidang tertentu yang menjadi tanggungjawabnya, ia harus lebih banyak

tahu. Meskipun demikian, tidak mustahil kalau suatu ketika menghadapi kenyataan bahwa

guru tidak tahu tentang sesuatu yang seharusnya tahu. Dalam keadaan demikian, guru harus

berani berkata jujur, dan berkata “saya tidak tahu”. Kebenaran adalah sesuatu yang amat

mulia, namun jika guru terlalu banyak berkata “saya tidak tahu” maka bukanlah guru

professional. Untuk itu guru harus selalu belajar, belajar sepanjang hayat, dan belajar adalah

sesuatu ysng tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.

Pelaksanaan fungsi ini tidak harus mengalahkan fungsi lain, ia tetap sadar bahwa walaupun

tahu, tidak harus memberitahukan semua yang diketahuinya. Secara didaktis, guru

menciptakan situasi agar peserta didik berusaha menemukan sendiri apa yang seharusnya

diketahui. Guru harus bisa menahan emosinya untuk menjawab semua pertanyaan yang

ditujukan kepadanya, sehingga kewenangan yang dimiliki tidak membunuh kreativitas

peserta didik.

5. Guru Sebagai Penasehat

Guru adalah penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun mereka tidak

memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap

untuk menasehati orang. Banyak guru cenderung bahwa konseling terlalu banyak

membicarakan klien, seakan-akan berusaha mengatur kehidupan orang, dan oleh karenanya

mereka tidak senang melaksanakan fungsi ini. Padahal menjadi guru pada tingkat manapun

berarti menjadi penasihat dan menjadi orang kepercayaan, kegiatan pembelajaranpun

meletakannya pada posisi tersebut. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan

untuk membuat keputusan, dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Makin efektif

guru menangani setiap permasalahan, makin banyak kemungkinan peserta didik berpaling

kepadanya untuk mendapatkan nasihat dan kepercayaan diri.

Agar guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaannya, dan penasihat secara

lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.

Diantara makhluk hidup di planet ini, manusia merupakan makhluk yang unik, dan sifat-

sifatnyapun berkembang secara unik pula. Menjadi apa dia, sangat dipengaruhi pengalaman,

lingkungan dan pendidikan. Untuk menjadi manusia dewasa, manusia harus belajar dari

lingkungan selama hidup dengan menggunakan kekuatan dan kelemahannya. Pendekatan

psikologis dan mental health diatas akan banyak menolong guru dalam menjalankan

ii

Page 9: Makalah profesi keguruan 2

fungsinya sebagai penasehat, yang telah banyak dikenal bahwa ia banyak membantu peserta

didik untuk dapat membuat keputusan sendiri.

6. Guru Sebagai Pembahaharu (Innovator)

Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu kedalam kehidupan yang bermakna bagi

peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu

dengan yang lain, demikian halnya pengalaman orang tua memiliki arti lebih banyak dari

pada nenek kita. Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh

dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan.

Guru harus menjembatani jurang ini bagi peserta didik, jika tidak, maka hal ini dapat

mengambil bagian dalam proses belajar yang berakibat tidak menggunakan potensi yang

dimilikinya. Tugas guru adalah memahami bagaimna keadaan jurang pemisah ini dan

bagaimana menjembataninya secara efektif. Jadi yang menjadi dasar adalah pikiran-pikiran

tersebut, dan cara yang dipergunakan untuk mengekspresikan dibentuk oleh corak waktu

ketika cara-cara tadi dipergunakan. Bahasa memang merupakan alat untuk berfikir, melalui

pengamatan yang dilakukan dan menyusun kata-kata serta menyimpan dalam otak, terjadilah

pemahaman sebagai hasil belajar. Hal tersebut selalu mengalami perubahan dalam setiap

generasi, dan perubahan yang dilakukan melalui pendid pendidikan akan memberikan hasil

yang positif.

Unsur yang hebat dari manusia adalah kemampuannya untuk belajar dari pengalaman orang

lain. Kita menyadari bahwa manusia normal dapat menerima pendidikan, dengan memiliki

kesempatan yang cukup, ia dapat mengambil bagian pengalaman yang bertahun-tahun, proses

belajar serta prestasi manusia dan mewujudkan yang terbaik dalam suatu kepribadian yang

unik dalam jangka waktu tertentu. Manusia tidak terbatas pada pengalaman pribadinya,

melainkan dapat mewujudkan pengalaman dari semua waktu dan dari setiap kebudayaan.

Dengan demikian, ia dapat berdiri bebas pada saat terbaiknya, dan guru yang tidak sensitif

adalah buta akan arti kompetensi professional. kemampuan manusia yang unik ini harus

dikembangkan sehingga memberikan arti penting terhadap kinerja guru.

Prinsip modernisasi tidak hanya diwujudkan dalam bentuk buku-buku sebagai alat utama

pendidikan, melainkan dalam semua rekaman tentang pengalaman manusia. Tugas guru

adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga ini kedalam istilah dan

bahasa modern yang akan diterima oleh peserta didik. Pada kenyataannya, semua pikiran

manusia harus dikemukakan kembali disetiap generasi oleh para guru yang tentu saja dengan

berbagai perbedaan yang dimiliki secara individual, termasuk siapa saja yang berminat untuk

menulis. Memang dalam beberapa hal berlaku apa yang dikatakan oleh para pendeta kuno “

there is nothing news under the sun” (tidak ada barang baru di bawah matahari), tetapi guru

dan penulis bisa berbesar hati berdasar kenyataan bahwa pikiran-pikiran atau dalil-dalil lam

dapat diletakkan dalam model baru, pakaian baru dan dalam proses ini semuanya akan

ii

Page 10: Makalah profesi keguruan 2

tampak baru. Sekurang-kurangnya menjadi baru bagi peserta didik, dan bagi para pendengar.

Oleh karena itu, sebagai jembatan antara generasi tua dan generasi muda, yang juga sebagai

penerjemah pengalaman, guru harus menjadi pribadi yang terdidik.

7. Guru Sebagai Model dan Teladan

Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang

menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa

peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Keprihatinan, kerendahan, kemalasan

dan rasa takut, secara terpisah ataupun bersama-sama bisa menyebabkan seseorang berpikir

atau berkata, “jika saya harus menjadi teladan atau dipertimbangkan untuk menjadi model,

maka pembelajaran bukanlah pekerjaan yang tepat bagi saya. Saya tidak cukup baik untuk

diteladani, disamping saya sendiri ingin bebas untuk menjadi diri sendiri dan untuk

selamanya tidak ingin menjadi teladan bagi orang lain. Jika peserta didik harus memiliki

model, biarkanlah mereka menemukannya dimanapun. Alasan tersebut tidak dapat

dimengerti, mungkin dalam hal tertentu dapat diterima tetapi mengabaikan atau menolak

aspek fundamental dari sifat pembelajaran. Menjadi teladan merupakan sifat dasar kegiatan

pembelajaran, dan ketika seorang guru tidak mau menerima ataupun menggunakannya secara

konstrutif maka telah mengurangi keefektifan pembelajaran. Peran dan fungsi ini patut

dipahami, dan tak perlu menjadi beban yang memberatkan, sehingga dengan keterampilan

dan kerendahan hati akan memperkaya arti pembelajaran.

Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan

peserta didik serta orang disekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya

sebagai guru. Sehubungan itu, beberapa hal dibawah ini perlu mendapat perhatian dan bila

perlu didiskusikan para guru:

1. Sikap Dasar : postur psikologis yang akan nampak dalam masalah-masalah penting, seperti

keberhasilan, kegagalan, pembelajaran, kebenaran, hubungan antar manusia, agama,

pekerjaan, permainan dan diri.

2. Bicara dan Gaya Bicara : penggunaan bahasa sebagai alat berfikir.

3. Kebiasaan Bekerja : gaya yang dipakai oleh seseorang dalam bekerja yang ikut mewarnai

kehidupannya.

4. Sikap Melalui Pengalaman dan Kesalahan : pengertian hubungan antara luasnya

pengalaman dan nilaiserta tidak mungkinnya mengelak dari kesalahan.

5. Pakaian : merupakan perlengkapan pribadi yang amat penting dan menampakkan ekspresi

seluruh kepribadian.

6. Hubungan Kemanusiaan : diwujudkan dalam semua pergaulan manusia, intelektual, moral,

keindahan, terutama bagaimana berperilaku.

7. Proses Berfikir : cara yang digunakan oleh pikiran dalam menghadapi dan memecahkan

masalah.

ii

Page 11: Makalah profesi keguruan 2

8. Perilaku Neurotis : suatu pertahanan yang dipergunakan untuk melindungi diri dan bisa

juga untuk menyakiti orang lain.

9. Selera : pilihan yang secara jelas merefleksikan nilai-nilai yang dimiliki oleh pribadi yang

bersangkutan.

10. Keputusan : keterampilan rasional dan intuitif yang dipergunakan untuk menilai setiap

situasi.

11. Kesehatan : kualitas tubuh, pikiran dan semangat. Yang merefleksikan kekuatan,

perspektif, sikap tenang, antusias dan semangat hidup.

12. Gaya Hidup Secara Umum : apa yang dipercaya oleh seseorang tentang setiap aspek

kehidupan dan tindakan untuk mewujudkan kepercayaan itu.

Apa yang diterapkan di atas hanyalah ilustrasi, para guru dapat menambah aspek-aspek

tingkah laku lain yang sering muncul dalam kehidupan bersama peserta didik. Hal ini untuk

menegaskan berbagai cara pada contoh-contoh yang diekspresikan oleh guru sendiri dalam

menjalankan pekerjaannya sehari-hari.

Secara teoritis, menjadi teladan merupakan bagian integral dari seorang guru,sehingga

menjadi guru berarti menerima tanggung jawab untuk menjadi teladan. Memang setiap

profesi mempunyai tuntutan-tuntutan khusus, dan karenanya bila menolak berarti menolak

profesi itu. Pertanyaan yang timbul adalah apakah guru harus menjadi teladan baik di dalam

melaksanakan tugasnya maupun dalam seluruh kehidupannya? Dalam beberapa hal memang

benar bahwa guru harus bisa menjadi teladan di kedua posisi itu, tetapi jangan sampai hal

tersebut menjadikan guru tidak memiliki kebebasan sama sekali. Dalam batas-batas tertentu,

sebagai manusia biasa tentu saja guru memiliki berbagai kelemahan, dan kekurangan.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah model yang diberikan oleh guru harus ditiru

sepenuhnya oleh peserta didik? Perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik, tetapi

setiap peserta didik harus berani mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri.

Akhirnya tetapi bukan terakhir dalam pembahasannya, haruskah guru menunjukkan teladan

terbaik, moral yang sempurna? Alangkah beratnya pertanyaan ini. Kembali seperti dikatakan

di muka, kita menyadari bahwa guru tetap manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan,

guru yang baik adalah guru yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan

apa yang ada pada dirinya, kemudian ia menyadari kesalahan ketika memang bersalah.

Kesalahan perlu diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya.

8. Guru Sebagai Pribadi

Sebagai individu yang berkembang dalam pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang

mencerminkan seorang pendidik. Tuntutan akan kepribadian sebagai pendidik kadang-

kadang dirasakan lebuh berat disbanding profesi lainnya. Ungkapan yang sering

dikemukakan adalah bahwa “ guru bisa di gugu dan di tiru “. Digugu bahwa maksudnya

bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola

ii

Page 12: Makalah profesi keguruan 2

hidupnya bisa ditiru dan diteladani. Guru sering dijadikan panutan oleh masyarakat, untuk itu

guru harus mengenal nilai-nilaiyang dianut dan berkembang di masyarakat tempat

melaksanakan tugas dan bertempat tinggal. Secara nasional, nilai-nilai tersebut sudah

dirumuskan, tetapi barangkali masih ada nilai tertentu yang belum diwadahi dan harus

dikenal oleh guru, agar dapat melestarikannya, dan berniat untuk tidak berperilaku yang

bertentangan dengan nilai tersebut. Jika ada nilai yang bertentangan dengan nilai yang

dianutnya, maka dengan cara yang tepat dia menyikapi hal tersebut, sehingga tidak terjadi

benturan nilai antara guru dan masyarakat yang berakibat terganggunya proses pendidikan

bagi peserta didik. Untuk kepentingan tersebut, wawasan nasional mutlak diperlukan dalam

pembelajaran.

Ujian berat bagi guru dalam hal kepribadian ini adalah rangsangan yang memancing

emosinya. Kestabilan emosi amat diperlukan, namun tidak semua orang mampu menahan

emosi terhadap rangsangan yang menyinggung perasaan, dan memang diakui bahwa tiap

orang mempunyai temperamen yang berbeda dengan orang lain. Untuk keperluan tersebut,

upaya dalam bentuk latihan mental akan sangat berguna. Guru yang mudah marah akan

membuat peserta didik takut, dan ketakutan mengakibatkan kurangnya minat untuk

mengikuti pembelajaran serta rendahnya konsentrasi, karena ketakutan menimbulkan

kekuatiran untuk dimarahi dan hal ini membelokan konsentrasi peserta didik.

Kemarahan guru terungkap dalam kata-kata yang dikeluarkan, dalam raut muka dan mungkin

dengan gerakan-gerakan tertentu, bahkan ada yang dilahirkan dalam bentuk memberikan

hukuman fisik. Sebagian kemarhan bernilai negatif, dan sebagian lagi bernilai fositif.

Kemarahan yang berlebihan seharusnya tidak ditampakkan, karena menunjukan kelebihan

emosi guru,. Dilihat dari penyebabnya, sering Nampak bahw kemarahan adalah salah karena

ternyata disebabkan oleh peserta didik yang tidak mampumemecahkan masalah atau

menjawab pertanyaan, padahal dia telah belajar dengan sungguh-sungguh.kematangan emosi

guru akan berkembang sejalan dengan pengalaman bekerja, selama dia mau

memanfaatkanpengalamannya. Jadi tidak sekedar jumlah umur atau masa kerjanya saja yang

bertambah, melainkan bertambahnya kemampuan memecahkan masalah atas dasar

pengalaman masa lalu.

Sebagai pribadi yang hidup di tengah-tengah masyarakat, guru perlu juga memiliki

kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara lain melalui

kegiatan olah raga, keagamaan, dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab

kalau tidak pergaulannya tidak akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan kurang

bisa diterima oleh masyarakat.

ii

Page 13: Makalah profesi keguruan 2

9. Guru Sebagai Peneliti

Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanaanya memerlukan penyesuian-

penyesuaian dengan kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai penelitian, yang

didalamnya melibatkan guru. Oleh karena itu guru adalah seorang pencari atau peneliti.

Dia tidak tahu dan dia tahu bahwa dia tidak tahu, oleh karena itu dia sendiri merupakan

subyek pembelajaran. Dengan kesadaran bahwa ia tidak mengetahui sesuatu maka ia

berusaha mencarinya melalui kegiatan penelitian. Usaha mencari sesuatu itu adalah mencari

kebenaran, seperti seorang ahli filsafat yang senantiasa mencari, menemukan dan

mengemukakan kebenaran.

Tentang kebenaran ini, Plato pernah mengemukakan : “Wise, I may not call them ; for that is

a great name which belongs ti God alone-lovers of wisdom or philosphers is their modest and

be fitting title”.

Kebutuhan untuk mengetahui merupakan kebutuhan semua manusia. Dalam diri orang tua ia

menjadi lebih sistematis, lebih terarahkan, mengekspresikan dirinya secara khusus

sebagaimana profesi itu, atau dalam penyelidikan yang lebih umumdari para ilmuwan,

penyair dan peramal. Bagi remaja, usaha untuk mengetahui bersifat umum dan tidak

dilakukan dengan baik, sedangkan pada anak merupakan hal yang alami. Sebagai peneliti,

guru tidak berpura-pura mencari sesuatu, karena hal itu merupakan pekerjaannya yang lain,

berbeda dengan yang dilakukan oleh anak-anak.

Menyadari akan kekurangannya, guru berusaha mencari apa yang belum diketahui untuk

meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas. Bagaimana menemukan apa yang

tidak diketahuinya? Sebagai orang yang telah mengenal metodologi tentunya ia tahu pula apa

yang harus dikerjakan, yakni penelitian.

10. Guru Sebagai Pendorong Kreativitas

Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran, dan guru dituntut untuk

mendemostrasikan dan menunjukan proses kreativitas tersebut. Kreativitas merupakan

sesuatu yang bersifat universal dan merupakan ciri aspek dunia kehidupan di sekitar kita.

Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada

dan tidak di lakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.

Sebagai orang yang kreatif, guru menyadari bahwa kreatifitas merupakan yang universal dan

oleh karenanya semua kegiatannya ditopang, dibimbing dan dibangkitkan oleh kesadaran itu.

Ia sendiri adalah seorang kreator dan motivator yang berada di pusat proses pendidikan.

Akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik

dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilainya bahwa ia memang

kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara rutin saja. Kreativitas menunjukan bahwa apa

yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya

dan apa yang dikerjakan dimasa mendatang lebih baik dari sekarang.

ii

Page 14: Makalah profesi keguruan 2

Perkembangan teknologi mengubah peran guru dari pengajar yang bertugas menyampaikan

materi pembelajaran menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar. Hal

ini dimungkinkan karena perkembangan teknologi menimbulkan banyaknya buku dengan

harga relatif murah, kecuali atas ulah guru. Disamping itu, peserta didik dapat belajar dari

berbagai sumber seperti radio, televise, berbagai filem pembelajaran, bahkan program

internet atau electronic learning (e-learning). Derasnya arus informasi, serta cepatnya

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memunculkan pertanyaan terhadap

tugas utama guru yang disebut “mengajar”. Masih perlukah guru mengajar di kelas seorang

diri, menginformasikan, menjelaskan, dan menerangkan? Menanggapi hal tersebut, ada

pendapat bahwa tak seorangpun dapat mengajar sesuatu pada orang lain, dan peserta didik

harus melakukan sendiri kegiatan belajar. Pendapat ini telah diterima baik, tetapi tidak berarti

bahwa guru tidak membantu

2.2  Kaitan profesi keguruan dengan kurikulum

Kurikulum merupakan suatu komponen yang teramat penting karena kurikulum merupakan

panutan dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar di sekolah. Kualitas keluaran proses

pendidikan antara lain ditentukan oleh kurikulum dan efektifitas pelaksanaanya. Kurikulum

itu harus sesuai dengan filsafat dan cita-cita bangsa, perkembangan siswa, perkembangan

ilmu dan teknologi, serta kemajuan dan tuntutan masyarakat terhadap kualitas lulusan

lembaga pendidikan itu.

Kurikulum sekolah menengah merupakan seperangkat pengalaman belajar yang dirancang

untuk siswa sekolah menengah merupakan lembaga pendidikan yang bertanggung jawab

dalam memberikan kemampuan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih

tinggi. Kurikulum ini harus dipahami secara intersif oleh semua personil sekolah, terutama

oleh kepala sekolah dan guru.

Pemahaman tentang konsep dasar pengolalaan kurikulum merupakan hal penting bagi guru.

Teori dan praktek pengembangan kurikulum yang dibicarakan dalam adminitrasi pendidikan,

berkenaan dengan pertanyaan bagaimana mengorganisasikan sumber-sumber yang ada

disekolah sehingga pengembangan kurikulum itu dapat mencapai efektifitas dan efesien yang

tinggi.

ii

Page 15: Makalah profesi keguruan 2

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Profesi guru adalah untuk Melakukan pelayanan dan pengabdian yang dilandasi dengan

kemampuan dan filsafat yang baik dan mantap

Guru yang profesional harus menjadi panutan yang baik bagi masyarakat.  Guru harus dapat

meningkatkan pelayanan dan pengetahuannya. Sesuatu pekerjaan yang memerlukan

pengetahuan dan keterampilan yang berkualitas tinggi dalam mengabdi untuk mencapai

kesejahteraan, dan tidak berganti-ganti pekerjaan dalam melayani masyarakat, hasil

penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek dan memerlukan perhatian khusus dengan waktu

yang panjang sehingga disebut dengan profesi.

B. Saran

Agar dapat menjadi guru yang profesional dan berkualitas dengan mengeluarkan

segala kemampuan sebagai pembimbing anak didik agar mjenjadi anak yang dapat

membangun bangsa dan negara. Jagan hanya memanfaatkan kemampuan yang ada tetapi raih

dan galilah setiap kemajuan dengan daya pikir yang  luas agar dapat mewujudkan

keberhasilan yang sempurna.

ii

Page 16: Makalah profesi keguruan 2

DAFTAR PUSTAKA

A. Soetjipto.1999.profesi keguruan.jakarta.RINEKA CIPTA.

B. Danim sudarwan.2010.propesionalisasi guru dan etika propesi

guru.bandung.ALFABETA.

C. http://sarjoniwordpress.com/2010/05/06/hakika

ii

Page 17: Makalah profesi keguruan 2

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmatNya sehingga kami

selaku mahasiswa dapat menyelesaikan tugas “Profesi Keguruan”. Kami selaku mahasiswa

tersebut penulis susun memenuhi tugas mata kuliah “Profesi Keguruan” semester Lima

jurusan Tarbiyah di Sekolah Tinggi Agama Islam Syarif Muhammad Raha.

Penulis menyadari bahwa dalam menulis dan menyusun makalah ini masih banyak

kekurangan dan kelemahan baik isi maupun bentuknya. Oleh karena itu, kami selaku

mahasiswa berharap untuk kritik dan sarannya yang sifatnya membangun dari berbagai pihak,

agar kami bisa menyajikan yang lebih baik dimasa yang akan datang. Semoga tugas kami ini

bermanfaat dan dapat memberikan motivasi bagi mahasiswa yang lain.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Raha, Januari 2014

Penyusun

ii

Page 18: Makalah profesi keguruan 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I   Pendahuluan

1.1.  Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1

1.2.  Tujuan Masalah ...........................................................................................................  1

BAB II  Pembahasan

2.1 Profesi Keguruan............................................................................................................. 2

2.2. Kaitan Profesi Keguruan dengan Kurikulum...............................................................   14

BAB II Penutup.................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 16

ii

Page 19: Makalah profesi keguruan 2

TUGAS INDIVIDU

PROFESI KEGURUAN

OLEH

NAMA : NORMA

SEMESTER : V (LIMA)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

SYARIF MUHAMMAD RAHA

2013 / 2014

ii