40
MAKALAH MATA KULIAH PIK JUDUL MAKALAH EKSTRAKSI MINYAK NABATI Disusun oleh: 1. DITA NOVITA ARTHA SULISTYOWATI ( 2A/10 ) 2. INKA NURUN NIHARO ( 2A/13 ) 3. LISTIANASARI RAHAYU ( 2A/16 ) 4. SITI MA’RUFAH ARIYANTI ( 2A/21 ) 5. WANGSA SYAILENDRA ( 2A/23 ) POLITEKNIK NEGERI MALANG

Makalah Proses Industri Kimia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

chemichal engineering

Citation preview

Page 1: Makalah Proses Industri Kimia

MAKALAH MATA KULIAH PIK

JUDUL MAKALAH

EKSTRAKSI MINYAK NABATI

Disusun oleh:

1. DITA NOVITA ARTHA SULISTYOWATI ( 2A/10 )

2. INKA NURUN NIHARO ( 2A/13 )

3. LISTIANASARI RAHAYU ( 2A/16 )

4. SITI MA’RUFAH ARIYANTI ( 2A/21 )

5. WANGSA SYAILENDRA ( 2A/23 )

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2012

Page 2: Makalah Proses Industri Kimia

1. PENGERTIAN

1.1 Pengertian Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan

pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa

melarutkan material lainnya. (UTAMI, 2009).

1.2 Pengertian Minyak Nabati

Proses pemisahan zat atau bahan dalam tumbuhan atau bahan nabati biasanya menggunakan

proses pemisahan ekstraksi padat cair (leaching).

Minyak nabati adalah minyak yang disari atau diekstrak dari berbagai bagian tumbuhan. Minyak

ini digunakan sebagai makanan, menggoreng, pelumas, bahan bakar, bahan pewangi (parfum),

pengobatan, dan berbagai penggunaan industri lainnya. Beberapa jenis minyak nabati yang biasa

digunakan ialah minyak kelapa sawit , jagung, zaitun, minyak lobak, kedelai, dan bunga

matahari. Dan margarin merupakan mentega buatan yang terbuat dari minyak nabati.

Untuk menghasilkan minyak nabati ini, dapat dilakukan dengan beberapa metode, yakni dengan

cara pengepresan langsung dari tumbuhan tersebut dan ektraksi padat-cair dengan bantuan

solvent/pelarut atau bisa juga dilakukan dengan pengepresan dan ekstraksi tersebut.

1.3 Ekstraksi Padat-Cair (Leaching)

Ekstraksi padat-cair (leaching) adalah proses pemisahan cairan dari padatan dengan

menggunakan cairan sebagai bahan pelarutnya (solvent).

Proses leaching dapat dilakukan secara batch, semi batch atau gabungan dari kedua metode yang

dikenal secara kontinyu. Untuk meningkatkan interaksi antara pelarut dan solute yang terdapat

pada padatan maka proses leaching dapat dilakukan pada suhu tinggi. Dalam proses leaching

terdapat peristiwa perpindahan massa, dimana untuk melakukan perhitungan ditinjau ketiga

komponen yang terlibat yaitu padatan, pelarut, dan solute. Aliran pelarut pada proses leaching

dapat dialirkan secara co-current maupun countercurrent.

Umpan dalam proses leaching berupa padatan yang terdiri dari bahan pembawa tak larut

dan senyawa yang diinginkan atau senyawa dapat larut. Bahan yang diinginkan (solute) akan

larut dan keluar dari ekstraktor sebagai overflow. Sedangkan padatan yang keluar sebagai

Page 3: Makalah Proses Industri Kimia

underflow yang biasanya basah, sehingga campuran pelarut/solute mixture terbawa juga.

Persentase solute yang dapat dipisahkan dari padatan basah atau kering disebut dengan

rendemen.

Ekstraksi padat cair atau leaching juga merupakan transfer difusi komponen terlarut dari

padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena

komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan

kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut

dalam solvent pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit

larut dalam pelarut. Namun sering juga digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya.

(Lucas, Howard J, David Pressman. Principles and Practice In Organic Chemistry).

Leaching juga dapat dikatakan sebagai suatu perlakuan istimewa dalam satu atau lebih komponen

padatan yang terdapat pada suatu larutan. Dalam unit operasi, leaching merupakan salah satu cara tertua dalam

industri kimia, yang pemberian namanya tergantung dari cara yang digunakan. Industri metalurgi ialah

pengguna terbesar operasi leaching ini. Dalam penggunaan campuran mineral dalam jumlah besar dan tak

terhingga, leaching dipakai sebagai pemisah.

Bila zat padat itu membentuk massa terbuka yang permeabel atau telus(permeable) selama proses leaching itu,

pelarutnya mungkin berperkolasi(mengalir melalui rongga-rongga) dalam hamparan zat padat yang tidak teraduk.

Dengan zat padat yang tak permeabel yang tersintrgasi pada waktu proses leaching, zat padat itu terdispersi (tersebar)

ke dalam pelarut, dan dipisah kemudian dari pelarut itu. Kedua metode itu dapat dilaksanakan dengan system tumpak

(batch) maupun kontinu (sinambung). Dalam beberapa kasus leaching hamaparan zat padat, pelarutnya mungkin

bersifat mudah menguap, sehingga operasinya memerlukan tangki tertutup di bawah tekanan. Tekanan diperlukan

pula untuk mendorong pelarut melalui zat padat yang kurang permeabel. Deretan tangki bertekanan, yang

dioperasikan dengan aliran pelarut arus lawan-arah dinamakan baterai difusi (diffusion battery). Pengurasan dengan

hamparanbergerak melalui pelarut tanpa pengadukan atau dengan sedikit sekalipengadukan.

Mekanisme leaching :

.

Page 4: Makalah Proses Industri Kimia

2. PERTIMBANGAN PEMILIHAN DENGAN MENGGUNAKAN LEACHING

2.1 Komponen larutan sensitif terhadap pemanasan jika digunakan distilasi meskipun

padakondisi vakum

2.2 Titik didih komponen-komponen dalam campuran berdekatan

2.3 Kemudahan menguap (volatility) komponen-komponen hampir sama.

3 JENIS-JENIS OPERASI LEACHING

Ada beberapa jenis metode operasi leaching, yaitu :

3.1 Operasi dengan sistem bertahap tunggal

Metode ini merupakan pengontakan antara padatan dan pelarut yang dilakukan sekaligus dan kemudian

disusul dengan pemisahan larutan dari padatan sisa. Cara ini jarang ditemui dalam operasi industri, karena

perolehan solute yang rendah.

3.2 Operasi kontinu

Dengan sistem bertahap banyak dengan aliran berlawanan (countercurrent). Dalam sistem ini aliran bawah

dan atas mengalir secara berlawanan. Operasi ini dimulai pada tahap pertama dengan mengontakkan larutan

pekat, yang merupakan aliran atas tahap kedua, dan padatan baru, operasi berakhir pada tahap ke -n (tahap

terakhir), dimana terjadi pencampuran antara pelarut baru dan padatan yang berasal dari tahap ke-n (n-1).

Sistem ini memungkinkan didapatnya perolehan solute yang tinggi, sehingga banyak digunakan dalam

industri

4. METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENGAMBILAN MINYAK NABATI DENGAN EKSTRAKSI

4.1 Maserasi adalah proses pemisahan komponen dengan merendam zat padat dengan pelarut

yang mengalir perlahan pada permukaan bahan. Dan digunakan untuk mengekstraksi minyak

yang berdifusi lambat dan benar-benar terendam oleh pelarut yang bersirkulasi secara cepat

di dalam ektraktor

4.2 Sokletasi adalah pemisahan komponen dengan mengalirkan cairan pelarut secara terus

menerus.

4.3 Pemisahan adalah proses pemisahan yang dilakukan pada bahan yang memiliki kadar minyak

yang tinggi.

Page 5: Makalah Proses Industri Kimia

4.4 Perkolasi adalah proses pemisahan komponen dengan mengalirkan uap pelarut secara terus

menerus dengan cepat dengan adanya gaya gravitasi. Sehingga pelarut jatuh dan membasahi

bahan tanpa merendam dan berkontak dengan seluruh spasi diantara partikel sehingga

kandungan minyak lebih mudah terekstraksi. Namun untuk perkolasi yang baik, partikel bahan

harus sama besar untuk mempermudah pelarut bergerak melalui bahan.

5. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRAKSI MINYAK NABATI

5.1 Jenis Pelarut

Pelarut yang digunakan adalah pelarut organik. Pelarut organik sangat cepat menguap

sehingga cepat terjadi sirkulasi uap dan perolehan minyak akan semakin rendah, disamping

itu titik didih lebih rendah akan mempermudah proses pemisahan.

5.2 Volume pelarut

Volume pelarut yang kecil/sedikit akan menghasilkan minyak yang sedikit karena kontak

antar uap pelerut dengan sampel sedikit sekali dan sebaliknya.

5.3 Temperatur

Temperatur yang tinggi akan meningkatkan harga difusi massa sehingga perpindahan solute

ke pelarut juga meningkatkan harga difusi massa.

5.4 Ukuran partikel

Semakin halus ukuran partikel maka akan semakin mudah dalam mendapatkan minyak

tetapi akan mempengaruhi terhadap warna minyak yang dihasilkan. Partikel yang terlalu

halus akan mempersulit keluarnya minyak, karena kontak dengan pelarut kecil.

5.5 Pengadukan

Fungsi pengadukan adalah untuk mempercepat terjadinya reaksi antara pelarut dengan

solut.

5.6 Lama waktu

Lamanya waktu ekstraksi akan menghasilkan mjinyak yang lebih banyak, karena sirkulasi

uap akan semakin sering kontak antara solut dengan pelarut lebih lama.

Page 6: Makalah Proses Industri Kimia

6. BEBERAPA PELARUT YANG DAPAT DIGUNAKAN 6.1 Ethanol

BM 46 gr/mol (C2H5OH)

Titik didih 78,5 oC

BJ 0,789 gr/mol

Merupakan cairan yang tidak berwarna, berbau spesifik, warna nyala kuning

6.2 Benzena

BM 78 gr/mol

Tidak berwarna

6.3 Air (H2O)

BM 18 gr/mol

Pelarut universal, karena mudah menguap dalam keadaan murni, tidak berbau, tidak

beracun, tidak berwarna, netral dan pada kondisi kamar berwujud cair.

6.4 Heksana (C6H6)

BM 86 gr/mol

6.5 Eter (R – O – R)

Rumus : C2H5OC2H5

BM : 74 gr/mol

Titik didih : 34,5 oC

Cairan encer tidak berwarna, jernih, mudah menguap

7.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PELARUT Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pelarutr, diantaranya :

7.1 Selektivitas, pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan.

7.2 Kelarutan, pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar.

7.3 Kemampuan tidak saling bercampur, pada ekstraksi cair, pelarut tidak boleh larut dalam

bahan ekstraksi.

7.4 Kerapatan, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dengan

bahan ekstraksi.

Page 7: Makalah Proses Industri Kimia

7.5 Reaktivitas, pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada komponen bahan

ekstraksi.

7.6 Titik didih, titik didh kedua bahan tidak boleh terlalu dekat karena ekstrak dan pelarut

dipisahkan dengan cara penguapan, distilasi dan rektifikasi.

7.7 Kriteria lain, sedapat mungkin murah, tersedia dalam jumlah besar, tidak beracun,

tidak mudah terbakar, tidak eksplosif bila bercampur udara, tidak korosif, buaka emulsifier,

viskositas rendah dan stabil secara kimia dan fisik

8. MACAM- MACAM EKSTRAKSI MINYAK NABATI

Ekstraksi merupakan suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang

diduga mengandung minyak atau lemak.

Adapun cara ini bermacam-macam yaitu : Rendering, Mechanical exspression dan Solvent

extraction.

8.1 Rendering

Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga

mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi. Pada semua cara rendering,

penggunaan panas adalah suatu hal yang spesifik, yang bertujuan untuk menggumpalkan protein

pada dinding sel bahan dan untuk memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus

oleh minyak atau lemak yang terkandung didalamnya. Ada dua jenis Rendering, yaitu Dry

rendering, dan Wet rendering.

a. Wet Rendering

Wet rendering merupakan proses rendering dengan penambahan sejumlah air selama

berlangsungnya proses tersebut. Cara ini dikerjakan dengan pada ketel yang terbuka atau

tertutup dengan menggunakan temperatur yang tinggi serta tekanan 40 sampai 60 pound

tekanan uap (40-60 psi). Penggunaan temperatur rendah dalam proses wet rendering

dilakukan jika diinginkan flavor netral dari minyak atau lemak. Bahan yang akan diekstraksi

ditempatkan pada ketel yang dilengkapi dengan alat pengaduk, kemudian air ditambahkan

dan campuran tersebut dipanaskan perlahan-lahan sampai suhu 500C sambil diaduk. Minyak

Page 8: Makalah Proses Industri Kimia

yang terekstraksi akan naik ke atas dan kemudian dipisahkan. Proses wet rendering dengan

menggunakan temperatur rendah kurang begitu populer, sedangkan wet rendering dengan

menggunakan temperatur suhu yang tinggi disertai tekanan uap air, dipergunakan untuk

menghasilkan minyak atau lemak dalam jumlah yang besar.

b. Dry Rendering

Dry rendering merupakan cara rendering tanpa penambahan air selama proses

berlangsung. Dry rendering dilakukan dalam ketel yang terbuka dan dilengkapi dengan

steam jacket serta alat pengaduk (agitator). Bahan yang diperkirakan mengandung minyak

atau lemak dimasukan ke dalam ketel tanpa menambah air. Bahan tadi dipanaskan sambil

diaduk. Pemanasan dilakukan pada suhu 220F sampai 230F (105C-110C). Ampas bahan

yang telah diambil minyaknya akan diendapkan pada dasar ketel. Minyak atau lemak yang

dihasilkan dipisahkan dari ampas yang telah mengendap dan pengambilan minyak dilakukan

dari bagian atas ketel.

8.2 Pengepresan Dengan Mekanis (Mechanical ekspression)

Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak, terutama untuk

bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak dari bahan

yang berkadar minyak tinggi (30-70%). Pada pengepresan mekanis ini diperlukan perlakuan

pendahuluan sebelum minyak atau lemak dipisahkan dari bijinya. Perlakuan pendahuluan

tersebut mencakup pembuatan serpih, perajangan dan penggilingan serta tempering atau

pemasakan.

a. Pengepresan Hidrolik

Pada cara ini, bahan dipres dengan tekanan sekitar 2000 pound/inchi2 (140,6kg/cm = 136

atm). Banyaknya minyak atau lemak yang dapat diekstraksi tergantung dari lamanya

pengepresan, tekanan yang dipergunakan, serta kandungan minyak dalam bahan asal.

Sedangkan banyaknya minyak yang tersisa pada bungkil bervariasi sekitar 4 sampai 6%,

tergantung dari lamanya bungkil ditekan dibawah tekanan hidrolik.

Page 9: Makalah Proses Industri Kimia

b. Pengepresan Berulir

Cara expller pressing (Pengepresan berulir) memerlukan perlakuan pendahuluan yang

terdiri dari proses pemasakan atau tempering. Proses pemasakan berlangsung pada

temperatur 240F (115,5C) dengan tekanan sekitar 15-20 ton/inch2. Kadar air minyak atau

lemak yang dihasilkan berkisar antara 2,5 sampai 3,5 persen, sedangkan bungkil yang

dihasilkan masih mengandung minyak sekitar 4-5 persen.

8.3 Ekstraksi Dengan Pelarut (Solvent extraction)

Prinsip dari proses ini adalah ekstraksi dengan melarutkan minyak dalam pelarut minyak

ataupun lemak. Pada cara ini dihasilkan bungkil dengan kadar minyak yang rendah yaitu sekitar

1 persen atau lebih rendah, dan mutu minyak yang dihasilkan cenderung menyerupai hasil

dengan cara expeller pressing, karena sebagian fraksi bukan minyak akan ikut terekstrasi. Pelarut

minyak atau lemak yang biasa dipergunakan dalam proses ektraksi dengan pelarut menguap

adalah petroleum eter, gasoline karbon disulfida, karbon tetraklorida, benzene dan n-heksan.

Jumlah pelarut menguap atau yang hilang tidak boleh lebih dari 5%.

9. PERALATAN MINYAK NABATI (LEACHING)

Secara umum tipe peralatan leaching dapat dikelompokkan menjadi :

9.1 Moving Bed Leaching

Moving-bed leaching merupakan salah satu bagian proses leaching secara counter

current dimana reaktor yang diam akan bergerak berpindah dari satu tahap ke tahap lainnya.

Metode ini biasanya digunakan untuk proses ekstraksi minyak dari biji-biji sayuran seperti

biji kapas, kacang-kacangan dan kedelai. Biji-bijian ini dikuliti terlebih dahulu, kadang-

kadang didahului dengan proses pemanasan dan proses pengeringan sebagian. Kadang

dibutuhkan suatu proses untuk penyempurnaan. Pelarut yang digunakan biasanya produk

petroleum seperti heksana. Larutan campuran antara pelarut dan solute dari sayuran disebut

dengan miscella.

Page 10: Makalah Proses Industri Kimia

Gambar 2 Bollman bucket-type extractor

Gambar 3 Hildebrandt screw conveyor extractor

Suatu sistem tertutup yang terdiri dari keranjang reaktor yang bergerak yang tedapat pada

gambar diatas disebut dengan bollman extractor. Sampel padat atau dryflakes dimasukkan

kedalam keranjang berlubang pada sisi kanan atas. Keranjang ini akan turun menelusuri sisi

kanan, dry flakes akan di larutkan oleh suatu larutan pelarut yang ditambahkan minyak yang

disebut half miscella. Cairan ini akan merembes kebagian bawah disaat keranjang bergerak

kebawah dan akan terkumpul pada bagian bawah sebagai cairan full miscella. Keranjang ini

akan bergerak keatas melalui sisi kiri dan dibilas dengan larutan pencuci yang masih segar

secara countercurrent melalui sisi atas keranjang. Flakes yang sudah basah dibuang pada

penampung pada gambar yang berlangsung secara terus-menerus.

Page 11: Makalah Proses Industri Kimia

Tipe yang kedua yaitu Hildebrandt screw conveyor extractor yang terdiri dari tiga screw

conveyor yang disusun membentuk U shape. Padatan dimasukkan pada sisi kanan atas dan

akan dibawa oleh conveyor kearah bawah melewati bagian dasar alat, selanjutnya padatan ini

akan naik keatas pada sisi yang lainnya. Pelarut akan mengalir secara berlawanan arah.

9.2 Ekstraktor

Pada alat ekstraktor ini dapat dibagi menjadi 2, yakni :

a. Ekstraktor soxhlet

Ekstraktor soxhlet adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk mengekstrak suatu

senyawa. Dan umumnya metode yang digunakan dalam instrumen ini adalah untuk

mengekstrak senyawa yang kelarutannya terbatas dalam suatu pelarut namun jika suatu

senyawa mempunyai kelarutan yang tinggi dalam suatu pelarut tertentu, maka biasanya

metode filtrasi (penyaringan/pemisahan) biasa dapat digunakan untuk memisahkan senyawa

tersebut dari suatu sampel. Ekstraktor soxhlet biasanya digunakan dalam industry minyak

wangi/parfum. Adapun demikian, prinsip kerja dari ekstraktor soxhlet adalah salah satu

model ekstraksi (pemisahan/pengambilan) yang menggunakan pelarut selalu baru dalam

mengekstraknya sehingga terjadi ektraksi yang kontinyu dengan adanya jumlah pelarut

konstan yang juga dibantu dengan pendingin balik (kondensor).

Gambar 4 extractor skala laboratorium

Page 12: Makalah Proses Industri Kimia

Pada ekstraktor Soxhlet, pelarut dipanaskan dalam labu didih sehingga menghasilkan

uap. Uap tersebut kemudian masuk ke kondensor melalui pipa kecil dan keluar dalam fasa

cair. Kemudian pelarut masuk ke dalam selongsong berisi padatan. Pelarut akan membasahi

sampel dan tertahan di dalam selongsong sampai tinggi pelarut dalam pipa sifon sama

dengan tinggi pelarut di selongsong. Kemudian pelarut seluruhnya akan menggejorok masuk

kembali ke dalam labu didih dan begitu seterusnya. Peristiwa ini disebut dengan efek sifon.

Pada ekstraktor Soxhlet cairan akan menggejorok ke dalam labu setelah tinggi pelarut

dalam selongsong sama dengan pipa sifon. Hal ini menyebabkan ada bagian sampel yang

berkontak lebih lama dengan cairan daripada bagian lainnya. Sehingga sampel yang berada

di bawah akan terekstraksi lebih banyak daripada bagian atas. Akibatnya ekstraksi menjadi

tidak merata. Sementara pada ekstraktor Butt, pelarut langsung keluar menuju labu didih.

Sampel berkontak dengan pelarut dalam waktu yang sama.

Keterangan :

1. Stirrer bar 

2. Still pot Distillation path (F pipe)

3. Thimble

4. Solid

5. Siphon top 

6. Siphon exit 

7. Expansion adapter 

8. Condensor 

9. Cooling water in 

10. Cooling water outGambar 5 A schematic representation of a Soxhlet extractor

b. Ekstraktor Butt

Prinsip kerja ekstraktor Butt mirip dengan ekstraktor Soxhlet. Namun pada ekstraktor

Butt, uap pelarut naik ke kondensor melalui annulus di antara selongsong dan dinding dalam

tabung Butt. Kemudian pelarut masuk ke dalam selongsong langsung lalu keluar dan masuk

kembali ke dalam labu didih tanpa efek sifon. Hal ini menyebabkan ekstraksi Butt

berlangsung lebih cepat dan berkelanjutan (rapid). Selain itu ekstraksinya juga lebih merata.

Page 13: Makalah Proses Industri Kimia

Ekstraktor Butt dinilai lebih efektif daripada ekstraktor Soxhlet karena pada ekstraktor

Soxhlet terdapat pipa sifon yang berkontak langsung dengan udara ruangan. Maka akan

terjadi perpindahan panas dari pelarut panas di dalam pipa ke ruangan. Akibatnya suhu di

dalam Soxhlet tidak merata. Sedangkan pada ekstraktor Butt, pelarut seluruhnya dilindungi

oleh jaket uap yang mencegah perpindahan panas pelarut ke udara dalam ruangan.

9.3 Mesin pengekstrak minyak biji-bijian (oil press)

Gambar 6 mesin ekstrak biji-bijian

10 APLIKASI EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

Penggunaan ektraksi padat-cair ini digunakan pada beberapa industri minyak diantaranya :

10.1 Ektraksi minyak dari kapas (Cottonseed Oil)

Minyak Kapas (COTTONSEED OIL) dipres menggunakan alat yang disebut expeller,

dilanjutkan dengan Solvent extraction. Proses ekstraksi seperti ini merupakan proses yang sering

digunakan untuk mendapatkan minyak. Solvent extraction dapat meningkatkan kualitas minyak

dan konversi (yield) meskipun dari biji yang rusak.

Page 14: Makalah Proses Industri Kimia

Biji kapas dibersihkan dengan cara diayak atau disaring (screening) dan proses penyedotan

(aspiration). Serat akan dipisahkan dari biji dengan cara melewatkan biji melalui serangkaian

alat Linter ( mesin pengupas kapas, disebut gin yang beroperasi dengan prinsip saw-and-rib).

Setiap serangkaian Linter menghilangkan serat dengan panjang yang berbeda, melalui 2 sistem

yaitu first-cut dan second-cut. Serat yang telah terpotong kemudian disedot dan dipisahkan

dengan air-conveyed , yaitu memisahkan pengotor sebelum dijual.

Biji kapas (blackseed) dipotong atau dibelah dalam alat bar-type huller, melepaskan inti kapas

dari hull, dengan penyaringan atau penyedotan. Hull yang telah terpisah dan bersih, kemudian

diubah menjadi bentuk partikel atau serbuk untuk disimpan dan akhirnya dikonsumsi sebagai

serat dalam pakan ternak.

Pakan selanjutnya digulung menjadi serpihan tipis (sekitar 0,25-0,35 mm) agar mudah dimasak

menggunakan steam, selanjutnya proses pemasakan dikondisikan dalam kompor horisontal pada

temperature 110 ° C selama 20 menit sebelum dipres kembali, untuk mengendapkan fosfatida,

untuk detoksifikasi gossypol, dan untuk mengentalkan atau pmenggabungkan protein menjadi

flok-flok. Pada Solvent extraction secara langsung, biji kapas dikondisikan belum terkelupas.

Pada kompor horisontal umumnya terintegrasi dengan expellers .

GAMBAR SHREVES FIG 28.3

Pada pabrik (plant), dilengkapi dengan kompor pemanas. Kelembaban sering dinaikkan

menjadi 12 sampai 14% dan kemudian secara bertahap dikurangi menjadi 5 sampai 7% pada

unit-unit.

Sebagian besar minyak dari biji kapas yang dikondisikan prepressed dalam pengepresan mekanis

sekrup (Srew presses) dengan poros tunggal atau ganda berputar di dalam tong berat yang

berlubang dan mampu mengerahkan tekanan hingga 11,7-13,8 MPa. Minyak dipisahkan melalui

pengepresan dan selanjutnya disaring, didinginkan dan disimpan untuk pemurnian. Sekitar 74%

dari semua biji kapas diproses, dan tambahan 18% diproses melalui prepressing dengan Solvent

extraction dan 8% dengan direct Solvent extraction.

Solvent extraction menghasilkan hingga 98% minyak biji kapas, dibandingkan dengan

Page 15: Makalah Proses Industri Kimia

pengepresan hidrolik atau sekrup-tekan yang menghasilkan hanya sekitar 90 sampai 93%

minyak. Ditunjukkan pada

GAMBAR FIG.28.2 HAL 514

Kedelai, yang memiliki kandungan minyak terendah, tetapi dengan struktur fisiknya

cocok untuk Solvent extraction. GAMBAR FIG.28.4 HAL 517

Solvent extraction telah dianggap penting di hampir semua proses pengambilan minyak

nabati, Solvent extraction sendiri atau kombinasi dengan alat press. Pada GAMBAR FIG.28.2

heksana yang berfungsi sebagai solvent. Heksana melarutkan minyak dikenal sebagai miscella

dan dipompa ke evaporator, yang pertama dipanaskan dengan uap heksana panas dan uap dari

pemanggang (toaster) dan yang kedua dengan uap (steam).

Hampir seluruh produksi minyak biji kapas menggunakan edible-oil processors untuk

margarin dan salad atau minyak untuk menggoreng. Cake yang rusak digunakan untuk pakan

ternak. Linter dapat memuat 70 sampai 85% α-selulosa dan dimanfaatkan sebagai sumber

selulosa dengan kemurnian tinggi untuk plastik, pernis, dan bahan peledak.

10.2 Ekstraksi minyak dari Kedelai

Pembuatan minyak kedelai dilakukan dalam beberapa tahap. Sebelum masuk tahap ekstraksi,

kedelai harus dibersihkan dan dikuliti terlebih dahulu.

a. Dikuliti

Alat untuk mengkuliti biji kedelai dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Page 16: Makalah Proses Industri Kimia

Gambar Pengulitan kedelai

Setelah itu biji kedelai dihancurkan kemudian dipisahkan dari kulitnya. Penghancuran

kedelai dilakukan pada suhu sekitar 74-79oC selama 30-60 menit agar kulit kedelai dapat

mengelupas. Dalam kondisi ini akan terjadi denaturasi dan koagulasi protein sehingga

mengurangi afinitas minyak menjadi padat dan akan memudahkan dalam proses ekstraksi.

Ekstraksi dilakukan dengan pemanasan secara tidak langsung untuk mengatur kelembapan

dan suhu.

b. Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang

diduga mengandung minyak atau lemak. Dalam mengekstraksi minyak terdiri dari tiga

metode utama, yaitu pengepresan hidraulik (hydraulic pressing), pengepresan berulir

(expeller pressing) dan ekstraksi dengan pelarut (solvent extraction). Untuk minyak kedelai

menggunakan ekstraksi dengan pelarut.

Ekstraksi pelarut dari biji minyak dapat dilakukan dengan menggunakan alat tipe

perkolasi atau pencelupan (immersion). Perkolasi lebih efektif daripada pencelupan karena

dapat digunakan dalam kapasitas besar dalam daerah yang terbatas. Perkolasi biasanya

Page 17: Makalah Proses Industri Kimia

menggunakan rotary extractor dan ditutup dengan sistem vertikal untuk memindahkan

pada tempat yang berlubang dengan menggunakan gerakan rotary. Gambar rotary

extractor dapat dilihat dibawah ini.

Gambar rotary extractor

Dengan Ekstraksi pelarut (solvent extraction) dapat diperoleh hingga 98 persen

minyak, dibandingkan dengan pengepresan hidrolik atau sekrup-tekan yang menghasilkan

hanya sekitar 80 sampai 90 persen minyak. Karena efisiensi dari hasil minyak tersebut,

hampir semua instalasi kedelai saat ini menggunakan extractors pelarut (solvent

extraction). Berikut ini adalah efisiensi dari konversi minyak dari beberapa proses :

PROSES EFFICIENCY OF OIL YIELDS

Hydraulic press 14,5 kg/100 kg

Srew presses 15,3 kg/100 kg

Solvent extraction 18,2 kg/100 kg

Ketika proses pengekstrakan, serpihan dari biji kedelai menghasilkan makanan

dengan kandungan protein 44 sampai 46%, yang dapat ditingkatkan dengan menghapus

hulls kedelai sebelum (Front-end dehulling) atau sesudah (tail-end dehulling) proses

Solvent extraction. Front-end dehulling ini dilakukan dengan mengayak biji kedelai yang

retak (cracked seed) dan menghilangkan hull dengan cara disedot. Partikel kecil makanan

Page 18: Makalah Proses Industri Kimia

yang masih terikut kemudian dipisahkan dari hull yang disedot dalam pemisah berat jenis

(specific gravity separators). Untuk sistem tail-end dehulling, seluruh aliran makanan

kering melewati pemisah berat jenis (specific gravity separators), sehingga dihasilkan

kualitas makanan dengan dua jenis (grade), yang pertama mengandung 41% protein,

sedangkan yang kedua mengandung 50% protein.

Ekstraksi pelarut (Solvent extraction) dilakukan melalui serangkaian tahapan

ekstraksi secara berlawanan berkesinambungan (continuous counter-current). Jenis

Extractors yang paling umum digunakan saat ini biasanya dalam bentuk keranjang, melalui

tahapan ekstraksi dengan beberapa keranjang bergerak dalam arah (moving in circular),

melingkar vertikal (vertical circular), atau horizontal. Pelarut yang digunakan adalah

heksana dan diberikan diatas dasar serpihan (flake) sehingga perkolasi akan turun melalui

cawan berlubang atau kasa berlubang. Serpihan yang terekstraksi terdiri dari 35% heksana,

2-8% air dan 0,5-1,0% minyak. Ketebalan serpihan adalah faktor dalam pemindahan

minyak secara efisien. Dibawah ini dijelaskan ilustrasi perkolasi ekstraksi sel.

Gambar perkolasi ektraksi sel

c. Pemurnian (Purification)

Setelah tahap ekstraksi, minyak kedelai kasar terdiri dari kotoran tidak terlarut dalam

minyak dan yang terlarut dalam minyak. Kotoran ini harus dibuang dengan cara

pemurnian. Tujuan utama dalam proses pemurnian minyak adalah untuk menghilangkan

Page 19: Makalah Proses Industri Kimia

rasa serta bau yang tidak enak, warna yang tidak menarik dan memperpanjang masa

simpan minyak sebelum dikonsumsi atau digunakan sebagai bahan mentah dalam industri.

Kotoran yang tidak terlarut dalam minyak dapat dibuang dengan menggunakan

filtrasi. Sedangkan yang terlarut dalam minyak dapat dibuang dengan beberapa teknik

dibawah ini dimana sering digunakan dalam industri untuk memproduksi minyak kedelai

yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

d. Pemisahan Gum (De-gumming)

Pemisahan gum merupakan suatu proses pemisahan getah atau lendir-lendir yang

terdiri dari fosfotida, protein, residu, karbohidrat, air dan resin tanpa mengurangi jumlah

asam lemak bebas dalam minyak. Proses pemisahan gum termasuk pencampuran minyak

kedelai kasar dengan 2-3% air dan agitasi secara hati-hati selama 30-60 menit (untuk

mencegah adanya oksidasi dari minyak) pada suhu 70oC. Proses ini dilakukan untuk

memperbaiki fosfatida untuk membuat lesitin kedelai dan untuk memindahkan materi yang

ada pada minyak murni selama penyimpanan.

e. Penyaringan Alkali

Penyaringan dilakukan untuk memindahkan objek kotoran yang dapat mempengaruhi

kualitas minyak. Soda kaustik digunakan dalam penyaringan untuk membuat asam lemak

bebas, fosfotida dan gum, pewarnaan zat yang tidak terlarut dan materi lainnya. Minyak

yang kasar merupakan hasil dari heat exchanger untuk mengatur suhu menjadi 38oC.

Biasanya kaustik yang ditambahkan pada pencampuran sekitar 0,10-0,13% untuk

memastikan terjadinya saponifikasi dari asam lemak bebas, hidrasi dari fosfolipid dan

reaksi dengan pigmen warna. Campuran ini dipanaskan pada suhu 75-82oC dan disentrifus

untuk memisahkan kaustik dari minyak yang disaring. Kemudian minyak yang disaring

dipanaskan pada suhu 88oC dan dicampurkan dengan 10-20% air yang sudah dipanaskan

pada suhu 93oC.

Page 20: Makalah Proses Industri Kimia

f. Pemucatan (Bleaching)

Pemucatan adalah suatu tahap proses pemurnian untuk menghilangkan zat-zat warna

yang tidak disukai dalam minyak. Dalam pemucatan minyak kedelai menggunakan tanah

serap (fuleris earth) sekitar 1% atau karbon aktif (actived carbons) seperti arang. Adsorben

ini dimasukkan dalam sistem vakum pada 15 inchi Hg selama 7-10 menit dan selanjutnya

dipanaskan pada suhu 104-166oC yang dilewatkan pada heat exchanger bagian luar

kemudian dimasukkan pada tangki kosong yang diagitasi selama 10 menit. Campuran ini

disaring, didinginkan dan dialirkan menuju tangki holding.     

g. Hidrogenasi (Hydrogenation)

 Hidrogenasi adalah proses pengolahan minyak atau lemak dengan jalan

menambahkan hidrogen pada ikatan rangkap dari asam lemak, sehingga akan mengurangi

tingkat ketidakjenuhan minyak atau lemak. Selain itu, hidrogenasi pada minyak kedelai

dapat meningkatkan titik cair, stabilitas minyak dari efek oksidasi dan kerusakan rasa

dengan cara mengubah asam linolenat menjadi asam linoleat dan asam linoleat menjadi

asam oleat.

Hidrogenasi akan memberikan perbedaan derajat kekerasan (hardness) dari produk

yang diinginkan. Hidrogenasi terjadi dalam tempat vakum yang berisi minyak dimana gas

hidrogen akan keluar dalam bentuk gelembung halus selama pemanasan campuran dan

agitasi. Ketika hidrogenasi yang diinginkan tercapai, maka campuran didinginkan dan

katalis disaring. Sebagian sisa minyak yang terhidrogenasi akan berbentuk cair dan

sebagian besar minyak kedelai akan mengeras (hardened).

h. Deodorisasi (Deodorization)

Deodorisasi adalah suatu tahapan proses pemurnian minyak yang bertujuan untuk

menghilangkan bau dan rasa yang tidak enak dalam minyak. Prinsip proses deodorisasi

yaitu penyulingan minyak dengan uap panas dalam tekanan atmosfer atau keadaan vakum.

Asam lemak bebas yang terbuang juga akan meningkatkan kestabilan minyak.

Page 21: Makalah Proses Industri Kimia

i. Winterisasi (Winterization)

 Winterisasi adalah proses pemisahan bagian gliserida jenuh atau bertitik cair tinggi

dari trigliserida bertitik cair rendah. Winterisasi merupakan bentuk dari fraksinasi atau

pemindahan materi padat pada suhu yang diatur. Hal ini termasuk pemindahan jumlah kecil

dari materi terkristalisasi dari minyak yang dapat dimakan dengan filtrasi untuk mencegah

cairan fraksi mengeruh pada suhu pendinginan. Minyak didinginkan secara perlahan pada

suhu sekitar 6oC selama 24 jam. Pendinginan dihentikan dan minyak atau campuran kristal

didiamkan selama 6-8 jam. Kemudian minyak disaring sehingga akan menghasilkan 75-80%

minyak dan produk stearine yang akan digunukan untuk shortening pada industri.

j. Dewaxing

Dewaxing dan pelarut terfraksinasi digunakan untuk menjernihkan minyak dengan

memeras atau menekan minyak dari lemak padat dengan pengepresan hidraulik sehingga

menghasilkan mentega yang keras. Pelarut terfraksinasi termasuk kristalisasi dari fraksi yang

diinginkan dari campuran trigliserida yang terlarut dalam pelarut yang cocok. Fraksi dapat

memilih dalam bentuk yang jelas pada suhu yang berbeda, dipisahkan dan pelarut dibuang

untuk mendapatkan hasil akhir atau trigliserida spesifik atau komposisi asam lemak.

10.3 Ekstraksi minyak dari kelapa sawit

Minyak kelapa merupakan minyak yang diperoleh dari kopra (daging buah kelapa yang

dikeringkan) atau dari perasan santannya. Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua

diperkirakan mencapai 30%-35%, atau kandungan minyak dalam kopra mencapai 63-72%.

Minyak kelapa sebagaimana minyak nabati lainnya merupakan senyawa trigliserida yang

tersusun atas berbagai asam lemak dan 90% diantaranya merupakan asam lemak jenuh. Selain itu

minyak kelapa yang belum dimurnikan juga mengandung sejumlah kecil komponen bukan lemak

seperti fosfatida, gum, sterol (0,06-0,08%), tokoferol (0,003%), dan asam lemak bebas (< 5%)

dan sedikit protein dan karoten. Sterol berfungsi sebagai stabilizer dalam minyak dan tokoferol

sebagai antioksidan (Ketaren, 1986).

Page 22: Makalah Proses Industri Kimia

Setiap minyak nabati memiliki sifat dan ciri tersendiri yang sangat ditentukan oleh struktur

asam lemak pada rangkaian trigliseridanya . Minyak kelapa kaya akan asam lemak berantai

sedang (C8 – C14), khususnya asam laurat dan asam meristat. Adanya asam lemak rantai sedang

ini (medium chain fat) yang relatif tinggi membuat minyak kelapa mempunyai beberapa sifat

daya bunuh terhadap beberapa senyawaan yang berbahaya di dalam tubuh manusia. Sifat inilah

yang didayagunakan pada pembuatan minyak kelapa murni (VCO, virgin coconut oil)

Secara garis besar proses pembuatan minyak kelapa dapat dilakukan dengan 2 cara :

10.3.1 Ekstraksi Mekanis (Cara Pres)

Cara pres dilakukan terhadap daging buah kelapa kering (kopra). Proses ini memerlukan

investasi yang cukup besar untuk pembelian alat dan mesin.

Mesin Pres Minyak    

Uraian ringkas cara pres ini adalah sebagai berikut:

a. Kopra dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk kasar.

b. Serbuk kopra dipanaskan, kemudian dipres sehingga mengeluarkan minyak. Ampas yang

dihasilkan masih mengandung minyak. Ampas digiling sampai halus, kemudian

dipanaskan dan dipres untuk mengeluarkan minyaknya.

c. Minyak yang terkumpul diendapkan dan disaring.

d. Minyak hasil penyaringan diberi perlakuan berikut:

Penambahan senyawa alkali (KOH atau NaOH) untuk netralisasi (menghilangkan

asam lemak bebas).

Page 23: Makalah Proses Industri Kimia

Penambahan bahan penyerap (absorben) warna, biasanya menggunakan arang aktif

dan atau bentonit agar dihasilkan minyak yang jernih dan bening.

Pengaliran uap air panas ke dalam minyak untuk menguapkan dan menghilangkan

senyawa-senyawa yang menyebabkan bau yang tidak dikehendaki.

e. Minyak yang telah bersih, jernih, dan tidak berbau dikemas di dalam kotak kaleng, botol

plastik atau botol kaca.

10.3.2 Cara Ekstraksi Pelarut

Cara ini menggunakan cairan pelarut (selanjutnya disebut pelarut saja) yang dapat

melarutkan minyak. Pelarut yang digunakan bertitik didih rendah, mudah menguap, tidak

berinteraksi secara kimia dengan minyak dan residunya tidak beracun. Walaupun cara ini cukup

sederhana, tapi jarang digunakan karena biayanya relatif mahal. Uraian ringkas cara ekstraksi

pelarut ini adalah sebagai berikut:

a. Kopra dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk.

b. Serbuk kopra ditempatkan pada ruang ekstraksi, sedangkan pelarut pada ruang

penguapan. Kemudian pelarut dipanaskan sampai menguap. Uap pelarut akan naik ke

ruang kondensasi. Kondensat (uap pelarut yang mencair) akan mengalir ke ruang

ekstraksi dan melarutkan lemak serbuk kopra. Jika ruang ekstraksi telah penuh dengan

pelarut, pelarut yang mengandung minyak akan mengalir (jatuh) dengan sendirinya

menuju ruang penguapan semula.

c. Di ruang penguapan, pelarut yang mengandung minyak akan menguap, sedangkan

minyak tetap berada di ruang penguapan. Proses ini berlangsung terus menerus sampai 3

jam.

d. Pelarut yang mengandung minyak diuapkan. Uap yang terkondensasi pada kondensat

tidak dikembalikan lagi ke ruang penguapan, tapi dialirkan ke tempat penampungan

pelarut. Pelarut ini dapat digunakan lagi untuk ekstraksi. penguapan ini dilakukan sampai

diperkirakan tidak ada lagi residu pelarut pada minyak.

e. Selanjutnya, minyak dapat diberi perlakuan netralisasi, pemutihan dan penghilangan bau.

Page 24: Makalah Proses Industri Kimia

10.4 Ektraksi Minyak dari Jarak

Minyak jarak adalah minyak nabati yang diperoleh dari biji jarak (secara teknis jarak sebagai

tanaman biji jarak, Ricinus communis (Euphorbiaceae), adalah bukan anggota keluarga

kacang). Minyak jarak adalah cairan berwarna kuning untuk sangat pucatdengan bau ringan atau

tanpa atau rasa. Titik didihnya adalah 313 ° C (595 ° F) dandensitasnya adalah 961 kg/m3. Ini

adalah trigliserida di mana sekitar 90 persen dari rantai asam lemak adalah

asam risinoleat. Asam oleat dan linoleat merupakan komponen penting lainnya.

10.5 Ektraksi Minyak dari kacang

Minyak kacang, juga dikenal sebagai minyak kacang tanah, adalah minyak sayur ringan yang

berasal dari kacang. Minyak ini tersedia dalam beberapa pilihan halus, ditekan tidak dimurnikan,

dingin, dan varietas panggang, yang terakhir dengan rasa kacang yang kuat dan aroma, analog

dengan minyak wijen panggang [1] [2].

Hal ini sering digunakan dalam bahasa Cina, Asia Selatan dan masakan AsiaTenggara, baik

untuk memasak umum, dan dalam kasus minyak bakar, untuk menambah rasa. Minyak

kacang memiliki titik asap yang tinggi relatif terhadap banyak minyak goreng lainnya,

sehingga umumnya digunakan untuk menggoreng makanan. Asam lemak komponen utamanya

adalah asam oleat (46,8% sebagai olein), asam linoleat(33,4% sebagai linolein), dan

asam palmitat (10,0% sebagai palmitin). Minyak juga mengandung beberapa asam

stearat, asam arachidic, asam arakidonat , asam behenic, asam lignoceric dan asam

lemak lainnya. Antioksidan seperti Vitamin E kadang-kadang menambahkan,

untuk meningkatkanmasa simpan minyak.

10.6 Ekstraksi Minyak dari jagung

Minyak jagung adalah minyak yang diekstrak dari benih jagung. Kegunaan utamanya

adalah dalam memasak, di mana titik asap yang tinggi membuat minyak jagung berharga. Ini

juga merupakan bahan utama dalam beberapa margarin. Minyak jagung umumnya lebih murah

daripada sebagian besar jenis lainnya dari minyak nabati. Salah satu gantang

jagung mengandung minyak jagung (2,8% berat). Agronomi jagung telah

mengembangkan varietas minyak tinggi, namun varietas ini cenderung

menunjukkan hasil lapangan lebih rendah, sehingga mereka tidak diterima oleh petani.

Page 25: Makalah Proses Industri Kimia

Minyak jagung juga merupakan bahan baku yang digunakan untuk biodiesel. Menggunakan

industri lainnya untuk minyak jagung termasuk sabun, salep, cat, rustproofing untuk permukaan

logam, tinta, tekstil, nitrogliserin, dan insektisida. Hal ini kadang-kadang digunakan sebagai

pembawa untuk molekul obat dalam sediaan farmasi

10.7 Ektraksi Minyak dari Biji Rami

Minyak biji rami, adalah minyak bening kekuningan yang diperoleh dari biji matang dan

kering dari tanaman rami (Linumusitatissimum, Linaceae). Minyak tersebut diperoleh dengan

proses cold-press, kadang-kadang diikuti dengan ekstraksi pelarut. Karena tingkat tinggi dari α-

Linolenic acid (bentuk khusus dari Omega-3 asam lemak), digunakan sebagai suplemen gizi.

Minyak biji rami adalah "minyak pengering", karena dapat polimerisasi menjadi

bentuk padat. Karena sifat polimer pembentuknya, minyak biji rami digunakan sendiri atau

dicampur dengan minyak lainnya, resin, dan pelarut sebagai impregnator

dan pernis kayu, sebagai pengikat pigmen dalam cat minyak, sebagai plasticizer dan

hardener pada dempul dan dalam pembuatan linoleum. Penggunaan minyak biji rami telah

menurun selama beberapa dekade terakhir dengan meningkatnya penggunaan resin alkid sintetis,

yang berfungsi sama tetapi tidak menguning.

10.8 Ektraksi minyak dari Jarak

Minyak jarak dapat diperoleh dari biji jarak yang sudah tua dan diproses dengan cara ekstrasi

dengan pengepresan. Pada penelitian ini biji jarak yang digunakan adalah biji jarak pagar dari

buah yang sudah cukup tua, yang ditandai dengan kulit buah yang sudah menguning. Buah yang

masih berkulit ini kemudian dijemur selama 3 hari hingga kering dan kulitnya menjadi pecah

dengan sendirinya. Untuk memisahkan bagian biji dengan kulit buah dilakukan dengan

menggunakan alat pemisah biji. Dengan alat ini, persentase biji utuh yang diperoleh sekitar 48%

dan biji pecah 3%.

Biji yang sudah dipisahkan dari cangkangnya kemudian diberi pemanasan pendahuluan,

yaitu berupa pemanasan dengan uap pada suhu 170oC selama 30 menit, pemanasan dengan oven

pada suhu 105o C selama 30 menit serta pemanasan dengan penggongsengan biji sehingga biji

cukup panas untuk dilakukan pengepresan.

Page 26: Makalah Proses Industri Kimia

Pemanasan merupakan salah satu tahap dalam proses pengolahan minyak, yang bertujuan

untuk menyatukan dan mengumpulkan butir-butir minyak sehingga memungkinkan minyak

dapat mengalir keluar dari daging biji dengan mudah serta dapat mengurangi afinitas minyak

pada permukaan biji sehingga pekerjaan pemerasan menjadi lebih efisien. Selain itu, pemanasan

juga dimaksudkan untuk menonaktifkan enzim-enzim, sterilisasi pendahuluan, menguapkan air

hingga kadar air tertentu, meningkatkan keenceran minyak, menggumpalkan beberapa protein

sehingga memudahkan pemisahan lebih lanjut dan mengendapkan beberapa pospatida yang tidak

dikehendaki.

Ekstrasi dengan pengepresan biji jarak dalam penelitian ini dengan menggunakan alat

pengepres hidraulik. Tujuan pengepresan adalah untuk mengeluarkan minyak yang ada di dalam

daging biji. Dari hasil pengempaan ini dihasilkan minyak jarak sekitar 28-40% dan bungkil yang

masih mengandung minyak dengan kadar 10-20 % tergantung metode pemanasan pendahuluan

yang dilakukan, lama dan cara pengempaan. Pada pengempaan hidraulik, daging biji yang telah

dipanaskan dimasukkan ke dalam kain saring, kemudian dikempa pada tekanan 110 kg/cm2

selama 15 menit sampai semua minyak keluar dan ditampung.

Page 27: Makalah Proses Industri Kimia

DAFTAR PUSTAKA

Austin, George T. Shreve’s Chemical Process Industries fifth edition. Singapore : Mc

GRAWHILL. 1885-1975

Anonime. 2011. Minyak nabati. http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_nabati

(diakses 23 Mei 2012)

Anonime.2012.prosespemurnianminyaknabati.http://

industryoleochemical.blogspot.com/2012/04/proses-pemurnian-minyak-nabati.html

(diakses 23 Mei 2012)

Febinova.2011.Ekstraksipadatcairleaching.http://febinova.wordpress.com/

2011/12/04/ekstraksi-padat-cair-leaching-ekstraksi-padat-cair-leaching/(diakses 23 Mei

2012)

Anonime.2009. ekstraksi.http://majarimagazine.com/2009/03/ekstraksi/(diakses

23 Mei 2012)

Anonime.2012.TeoriPendekatanLeaching.http://www.scribd.com/doc/92326744/

Teori-Pendekatan-Leaching(diakses 23 Mei 2012)

Anonime.2012.Ekstraksikontinyuminyaknabati.http://www.scribd.com/doc/

92358283/Ekstraksi-Kontinyu-Minyak-Nabati(diakses 23 Mei 2012)

Anonime.2012. Ekstraksi. http://www.scribd.com/doc/88095643/ekttrasio(diakses

23 Mei 2012)

Anonime.2012.ekstraksi-minyak-atsiri-daun-cengkeh-dengan-pelarut-etanol-

teknik. http://www.docstoc.com/docs/72011027/ekstraksi-minyak-atsiri-daun-cengkeh-

dengan-pelarut-etanol-teknik(diakses 23 Mei 2012)

Melisa.2012. Adsorbsi-Dengan-Lemak-Padat-Enfleurasi-Dan-Ekstraksi-Dengan-

Pelarut-From-Melisa. http://www.scribd.com/doc/58664764/Adsorbsi-Dengan-Lemak-

Padat-Enfleurasi-Dan-Ekstraksi-Dengan-Pelarut-From-Melisa(diakses 23 Mei 2012)

Page 28: Makalah Proses Industri Kimia