Upload
keny-arton-laudi
View
586
Download
41
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Biologi,Reflessia Patma,Penulisan Baik dan Benar secara Bahasa Indonesia
Citation preview
MAKALAH
MANFAAT KEGIATAN KONSERVASI TERHADAP KEBERADAAN RAFFLESIA DI KEBUN RAYA BOGOR
Untuk Memenuhi Tugas Responsi Bahasa Indonesia Materi kle-8 Semester Ganjil mengenai Penulisan Karya Ilmiah
Disusun :
M. Rizqi Dwi Ramdani E34140079
Keny Arton Laudi E34140066
Zaki Salami N. E34140094
FAKULTAS KEHUTANAN
TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warohmatullahi Wabarakatuh
Syukur Allhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan hidayahnya sehingga karya tulis berjudul “ Manfaat Kegiatan Konservasi Terhadap Keberadaan Rafflesia ” dapat terselesaikan dengan baik.
Karya tulis ini dibuat dengan rangka memenuhi tugas akhir Bahasa Indonesia di tingkat persiapan bersama Institut Pertanian Bogor. Pembuatan karya tulis ini bertujuan memberikan keterangan tentang lemahnya perhatian pada keberadaan Rafflesia yang disebabkan kurangnya pemahaman terhadap bunga Rafflesia.
Dalam penyelesaian karya ilmiah ini, kami mendapat banyak bantuan dan bimbingan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Reny Sulistiawati, S.Ss. M.pd. Selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Institut Pertanian Bogor, yang telah membimbing kami dalam penulisan karya ilmiah ini.
2. Lanty Mustika Irtiyanti Irlan, S.Pd. M.Pd. Selaku dosen response mata kuliah Bahasa Indonesia Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Institut Pertanian Bogor, yang telah membantu dan memberi arahan kepada kami sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Dra. Sofi Mursidawati, M.Sc. selaku peneliti bunga Rafflesia di Kebun Raya Bogor yang telah membantu kami dalam proses pencarian data tentang karya ilmiah yang kami tulis ini.
Penulis berharap karya ini dapat bermanfaat untuk semua, baik bagi penulis maupun pembaca yang budiman. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Bogor, 12 Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PEGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................ 5
1.4 Metode Penelitian....................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Konservasi ............................................................................... 6
2.2 Rafflesia ..................................................................................................... 7
2.3 Kebun Raya Bogor..................................................................................... 8
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Morfologi Rafflesia .................................................................................... 9
3.2 Hasil Wawawncara..................................................................................... 10
BAB IV PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................................. 125.2 Saran .......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13
LAMPIRAN.................................................................................................... 14
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati,iklim
tropisnya membuat kekayaan floranya semakin beragam tetapi kelebihan negara
kita ini akan menjadi sia-sia jika tidak dikelola dengan baik. Flora di Indonesia
banyak yang sudah di ambang kepunahan akibat eksploitasi dan ada juga flora
yang hanya tumbuh di daerah tertentu saja.
Contohnya daerah Kalimantan dan Sumatera daerah ini mempunyai beragam
flora dan fauna yang hanya dimiliki di daerah itu sendiri,contohnya : anggrek
hitam Coelogyne pandurata,bunga bangkai Amorphophallus,anggrek bulan
Phalaenopsis amabilis dan lain sebagainya.Hal ini dikarenakan struktur tanah dan
iklim yang dimiliki daerah-daerah lain tidak mendukung untuk tumbuh dan
berkembangnya tumbuhan endemik tersebut.
Tetapi ada beberapa kejadian diamana saat tumbuhan endemik yang dapat
bertahan di daerah lain hal ini sangat menarik,contohnya Rafllesia Arnoldii dan
Raflessia Patma yang ada di kebun raya Bogor ,Raflessia ini dapat tumbuh di
Bogor serta beberapa jenis anggek tumbuhan endemik Kalimantan dan Sumatera
dapat bertahan di beberapa jenis iklim dan cuaca di daerah lain.
Proses pemindahan Rafflesia ke Kebun Raya Bogor terhambat akibat proses
perijinan dari pemerintah karena kelangkaan bunga ini,sehingga catatan penelitian
ilmiah tentang bunga ini sangat terbatas.Disisi lain kurangnya antusias dari warga
masyarakat dan sektor kehutanan yang lebih memprioritaskan flora atau fauna
yang juga sedikit jumlahnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana menjaga kelestarian Rafflesia di Kebun Raya Bogor ?
2. Bagaimana Kebun Raya Bogor mendapatkan tumbuhan endemik ini?
3. Mengapa kita perlu melestarikan Rafflesia?
1.3 Tujuan
1. Kita dapat mengetahui bagaimana Kebun Raya Bogor mencoba
melestarikan tumbuhan endemik ini secara exsitu.
2. Dapat mengetahui bagaimana Kebun Raya Bogor bisa mendapatkan
tumbuhan Rafflesia.
3. Mengetahui kelangkaan Rafflesia yang semakin berkurang di Kebun Raya
Bogor.
1.4 Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis
menggunakan metode observasi berupa :
1. Teknik Pengamatan Langsung
Penulis terjun langsung ke lokasi pengamatan, yakni di Kebiun
Raya Bogor, Kabupaten Bogor pada hari Senin, 15 Desember 2014.
2. Teknik Wawancara
Teknik ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara langsung
mengenai pengaruh kegiatan konservasi pada pelestaria Rafflesia.
3. Studi Pustaka
Penulis menelaah sumber – sumber lain yang berkaitan topik karya
tulis ini dari buku dan internet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian konservasi
(Sumber: http://krbogor.lipi.go.id/assets/img/zDvWtWMRGqV)
Pengertian dan Definisi dari Konservasi menurut para ahli dapat dikemukakan
bahwa Konservasi adalah upaya untuk menjaga kualitas lingkungan dan
keseimbangan ekosistem.Istilah Konservasi atau conservation dapat diartikan
sebagai suatu usaha pengelolaan yang dilakukan oleh manusia dalam
memanfaatkan sumberdaya alam sehingga dapat menghasilkan keuntungan
sebesar-besarnya secara berkelanjutan untuk generasi manusia saat ini, serta tetap
memelihara potensinya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi-
aspirasi generasi generasi yang akan datang. Berdasarkan pengertian tersebut,
konservasi mencakup berbagai aspek positif, yaitu perlindungan, pemeliharaan,
pemanfaatan secara berkelanjutan, restorasi, dan penguatan lingkungan alam
(IUCN, 1980).
2.2 Rafflesia
(Sumber : http://krbogor.lipi.go.id/id/peneliti/view_peneliti/38)
Bunga patma atau biasa disebut bunga Rafflesia merupakan tumbuhan yang
terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar. Diameter bunga Rafflesia
pada saat mekar dapat mencapai 150 cm dengan berat yang dapat mencapai 11
kilogram. Rafflesia merupakan tumbuhan parasit obligat dan hanya dapat tumbuh
di jaringan tumbuhan merambat dari genus Tetrastigma. Rafflesia tidak memiliki
jaringan akar, batang, dan daun sehingga bunga Rafflesia tidak dapat melakukan
fotosintesis dan untuk mendapatkan nutrisinya, Rafflesia menghisap zat anorganik
dari tanaman inangnya. Kami menganalisis data sekuens DNA dari genom
mitokondria, nuklir dan kloroplas untuk 12 asal evolusi independen parasitisme di
angiosperma. Kami menunjukkan bahwa garis keturunan parasit memiliki tingkat
yang lebih cepat dari evolusi molekuler dari kerabat non-parasit dalam urutan
untuk ketiga genom, baik untuk substitusi sinonim dan nonsynonymous
(Bromham et al.,2013).
2.3 Kebun Raya Bogor
Sekitar 47 hektar tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas Samida dijadikan
lahan pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari
1817 sampai 1822.
(Sumber: http://krbogor.lipi.go.id/assets/img/Xow_file_2_sejarah.jpg)
Kesempatan ini digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari
bagian lain Nusantara. Dengan segera Bogor menjadi pusat pengembangan
pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu diperkirakan sekitar 900
tanaman hidup ditanam di kebun tersebut. Reinwardt juga menjadi perintis di
bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang pendiri
Herbarium Bogoriense. Pada mulanya kebun ini hanya akan digunakan sebagai
kebun percobaan bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan di Hindia
Belanda. Namun pada perkembangannya pendirian Kebun Raya Bogor bisa
dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia dan sebagai
wadah bagi ilmuwan terutama bidang botani di Indonesia secara terorganisasi
pada zaman itu (1880 - 1905). Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan
lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844),
Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan
Laboratorium Zoologi (1894).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Morfologi Rafflesia
Bunga patma atau biasa disebut bunga Rafflesia merupakan tumbuhan yang
terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar. Diameter bunga Rafflesia
pada saat mekar dapat mencapai 150 cm dengan berat yang dapat mencapai 11
kilogram. Rafflesia merupakan tumbuhan parasit obligat dan hanya dapat tumbuh
di jaringan tumbuhan merambat dari genus Tetrastigma. Rafflesia tidak memiliki
jaringan akar, batang, dan daun sehingga bunga Rafflesia tidak dapat melakukan
fotosintesis dan untuk mendapatkan nutrisinya, Rafflesia menghisap zat anorganik
dari tanaman inangnya(Zuhud,1987).
Bunga Rafflesia memiliki 5 daun mahkota yang mengelilingi bagian yang
terlihat seperti mulut gentong. Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan
berduri yang berisi benang sari jika bunga tersebut berjenis kelamin jantan dan
berisi putik jika bunga tersebut berjenis kelamin betina. Bunga Rafflesia memiliki
bau yang sangat busuk yang berfungsi untuk menarik serangga untuk membantu
proses penyerbukan. Bunga Rafflesia mekar setiap kira-kira 9 bulan sekali dan
hanya mekar selama 3 sampai 5 hari. Setelah 3 sampai 5 hari, bunga Rafflesia
akan layu dan bunganya berubahwarna menjadi hitam. Waktu mekar bunga
Rafflesia yang tidak menentu tersebut mengakibatkan persentase pembuahan pada
bunga Rafflesia sangat kecil dikarenakan jarang sekali bunga jantan dan bunga
betina mekar pada waktu yang sama.
Penamaan bunga Rafflesia tidak terlepas dari sejarah pertama kali ditemukan
bunga Rafflesia pada tahun 1818 di hutan tropis Bengkulu di suatu tempat dekat
Sungai Manna, Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu. Nama Rafflesia berasal dari
nama Sir Thomas Stamford Raffles, orang yang memimpin tim ekspedisi yang
menemukan bunga Rafflesia tersebut. Penemuan bunga Rafflesia juga
menyebabkan Bengkulu dikenal oleh dunia sebagai The Land of Rafflesia atau
bumi Rafflesia.
Bunga Rafflessia terdiri dari 17 spesies dan 12 spesies diantaranya berada di
hutan Indonesia. Salah satu spesies bunga Rafflesia yang tumbuh di pulau Jawa
adalah Rafflesia patma Blume. Rafflesia patma memiliki ukuran diameter bunga
yang dapat mencapai 25 cm. Organ penyusun bunga pada Rafflesia patma tidak
jauh berbeda dengan Rafflesia arnoldii hanya ukurannya lebih kecil. Rafflesia
patma sepintas terlihat seperti bunga Rafflesia lain, hanya saja jika diamati lebih
dekat mahkota bunganya memilik warna yang lebih pucat.
Secara umum, kehidupan tumbuhan Rafflesia dalam ditentukan oleh berbagai
faktor, yaitu tumbuhan inang, tipe dan struktur vegetasi, hewan penyerbuk dan
penyebar biji, iklim, tanah dan topografi, dan aktivitas manusia.
3.2 Hasil Wawancara
Hasil wawancara kami dengan Dra. Sofi Mursidawati, M.Sc seorang peneliti
di Kebun Raya Bogor satuan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor
mengatakan bahwa penelitian lanjutan struktur Rafflesia Patma dapat dilakukan
lewat metode USG,biji-biji parasite Rafflesia tidak sebesar biji-biji pada
tumbuhan lainnya.Rafflesia Patma 100% adalah tanaman parasit karena dia hanya
mengambil nutrisi dari inangnya,hingga sekarang belum ditemukan apa yang
dapat membuat tumbuhan parasit ini berkecambah dan tumbuh mekar serta
senyawa-senyawa apa yang terkandung dapat memacu perkecambahan pada
Rafflesia.
Pada tumbuhan parasit ini ada suatu komponen yang masih menjadi
pertanyaan untuk semua peneliti,untuk mendapatkan biji Rafflesia sangat sulit
karena perijinan,dan jika tidak mendapatkan perijinan dapat dianggapn sebagai
tindakan illegal,untuk perawatan Rafflesia cukup hanya dengan merawat inangnya
yaitu Tetrastigma tetap sehat dan terjaga.
Di Bogor bunga yang berkembang dan mekar selalu betina,walaupun pernah
ada yang jantan tidak pernah berbunga secara bersamaan sehingga tidak pernah
terjadi pembuahan .Kecepatan pertumbuhan bunga ini tergantung kesehatan
inangnya karena bunga ini tidak memiliki klorofil.
Kemampuan Rafflesia yang tetap menjaga strateginya dengan tidak
memberikan kesempatan pada parasit lain untuk bersatu dengan
inangnya,sehingga satu inang hanya dapat ditempati oleh satu spesies
Rafflesia.Tetapi Rafflesia Patma kemungkinan dapat berbagi dengan spesies
Rafflesia lain,sudah menjadi kemampuan yang baku karena Rafflesia dapat
bertahan sejak jutaan tahun lalu.Jika kemampuan ini tidak dapat seimbang maka
kesempatan untuk membunuh inangnya sangat besar ,tetapi terbukti bahwa
Rafflesia bias tetap ada sampai sekarang walaupun masih relatif langka.Kita
menganggap kemampuan Rafflesia ini seperti pedang bermata dua,di satu sisi
parasit ini diuntungkan karena hanya mengambil nutrisi dari inangnya tanpa perlu
melakukan apapun ,tetapi disisi lain jika terlalu banyak mengambil nutrisi dari
inangnya dapat membunuh inangnya secara cepat dan juga tentunya dirinya
sendiri.
Pelestarian Rafflesia sendiri terhambat akibat kelangkaan dan perijinan
percobaan pada spesies ini,sehingga informasi yang didapatkan tentang tubuhan
parasit ini relative sedikit dan menjadi misteri bagi peneliti-peneliti tumbuhan
parasit ini,pihak kehutanan sendiri masih membuat batas-batas perijinan untuk
meneliti bunga ini akibat kelangkaannya.
Sehingga banyak orang yang fokus pada bunga Rafflesia saja,sebenarnya
inangnya lah yang harus diperhatikan yaitu Tetrastigma.Banyak orang asing yang
mengklaim Rafflesia dan mengetahui rahasia-rahasianya akibat pencurian yang
tidak diketahui oleh pemerintah,hal ini menyebabkan tumbuhan endemik
Indonesia ini lebih banyak diminati dan lebih dihargai di luar negeri dari pada di
Indonesia sendiri.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bunga patma atau biasa disebut bunga Rafflesia merupakan tumbuhan yang
terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar. Rafflesia tidak memiliki
jaringan akar, batang, dan daun sehingga bunga Rafflesia tidak dapat melakukan
fotosintesis dan untuk mendapatkan nutrisinya, Rafflesia menghisap zat anorganik
dari tanaman inangnya.
Secara umum, kehidupan tumbuhan Rafflesia dalam ditentukan oleh berbagai
faktor, yaitu tumbuhan inang, tipe dan struktur vegetasi, hewan penyerbuk dan
penyebar biji, iklim, tanah dan topografi, dan aktivitas manusia.
Pemindahan bunga dari habitat asalnya ke Kebun Raya Bogor mendapat
kesulitan akibat kurangnya pemahaman pemerintah terhadap kebutuhan Rafflesia
yang merupakan tumbuhan parasit yang bergantung pada inang, namun pada
proses penangkaran yang tidak diberikan ijin untuk membawa inangnya pernah
menyebut kegiatan ini sebagai kegiatan illegal.
Faktor tumbuh pada bunga ini belum secara pasti penyebabnya namun yang
paling utama tumbuhan inang pada bunga ini harus sehat.
4.2 Saran
Pada penelitian selanjutnya diharapkan lebih banyak data penelitain terhadap
bunga Rafflesia yang sekarang masih relatif sedikit. Kami berharap pemerintah
dan masyarakat tidak membiarkan masalah keberadaan bunga ini, dan kami
berharap juga kepada semua pihak untuk ikut serta membantu pelestarian
tumbuhan langka ini supaya terselamatkan dari kepunahan.
DAFTAR PUSTAKA
Zuhud, E.A.M. 1987.Flora Langka Rafflesia spp.dan Upaya Pelestariannya, dalam Media Konservasi Vol. I No 3. Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan.Fakultas Kehutanan,Institut Pertanian Bogor.
M.Smith, Alison et al. 2010. Plant Biology. New York: Garland Science, Taylor & Francis Goup LLC
Bromham, Lindell et al. 2013. Parasitic plants have increased rates of molecular
evolution across all three genomes. WWW biomed (terhubung berkala)
http://www.biomedcentral.com/1471-2148/13/126 (17 Desember 2014).
LAMPIRAN
Lampiran 1. Proses observasi di Kebun Raya bogor melihat secara langsung
Rafflesia Patma.
Lampiran 2. Proses observasi di Kebun Raya bogor melihat secara langsung
Rafflesia Patma.
Lampiran 3. Foto bersama Ibu Dra. Sofi Mursidawati, M.Sc setelah proses
wawancara dan observasi di Kebun Raya Bogor
Lampiran 4. Foto bersama Ibu Dra. Sofi Mursidawati, M.Sc setelah proses
wawancara dan observasi di Kebun Raya Bogor