21
MAKALAH MANFAAT KEGIATAN KONSERVASI TERHADAP KEBERADAAN RAFFLESIA DI KEBUN RAYA BOGOR Untuk Memenuhi Tugas Responsi Bahasa Indonesia Materi kle-8 Semester Ganjil mengenai Penulisan Karya Ilmiah Disusun : M. Rizqi Dwi Ramdani E34140079 Keny Arton Laudi E34140066 Zaki Salami N. E34140094 FAKULTAS KEHUTANAN TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA

Makalah (Raflessia Patma)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Biologi,Reflessia Patma,Penulisan Baik dan Benar secara Bahasa Indonesia

Citation preview

Page 1: Makalah (Raflessia Patma)

MAKALAH

MANFAAT KEGIATAN KONSERVASI TERHADAP KEBERADAAN RAFFLESIA DI KEBUN RAYA BOGOR

Untuk Memenuhi Tugas Responsi Bahasa Indonesia Materi kle-8 Semester Ganjil mengenai Penulisan Karya Ilmiah

Disusun :

M. Rizqi Dwi Ramdani E34140079

Keny Arton Laudi E34140066

Zaki Salami N. E34140094

FAKULTAS KEHUTANAN

TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

Page 2: Makalah (Raflessia Patma)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi Wabarakatuh

Syukur Allhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan hidayahnya sehingga karya tulis berjudul “ Manfaat Kegiatan Konservasi Terhadap Keberadaan Rafflesia ” dapat terselesaikan dengan baik.

Karya tulis ini dibuat dengan rangka memenuhi tugas akhir Bahasa Indonesia di tingkat persiapan bersama Institut Pertanian Bogor. Pembuatan karya tulis ini bertujuan memberikan keterangan tentang lemahnya perhatian pada keberadaan Rafflesia yang disebabkan kurangnya pemahaman terhadap bunga Rafflesia.

Dalam penyelesaian karya ilmiah ini, kami mendapat banyak bantuan dan bimbingan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Reny Sulistiawati, S.Ss. M.pd. Selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Institut Pertanian Bogor, yang telah membimbing kami dalam penulisan karya ilmiah ini.

2. Lanty Mustika Irtiyanti Irlan, S.Pd. M.Pd. Selaku dosen response mata kuliah Bahasa Indonesia Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Institut Pertanian Bogor, yang telah membantu dan memberi arahan kepada kami sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Dra. Sofi Mursidawati, M.Sc. selaku peneliti bunga Rafflesia di Kebun Raya Bogor yang telah membantu kami dalam proses pencarian data tentang karya ilmiah yang kami tulis ini.

Penulis berharap karya ini dapat bermanfaat untuk semua, baik bagi penulis maupun pembaca yang budiman. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Bogor, 12 Desember 2014

Penulis

Page 3: Makalah (Raflessia Patma)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

KATA PEGANTAR....................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................ 5

1.4 Metode Penelitian....................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Konservasi ............................................................................... 6

2.2 Rafflesia ..................................................................................................... 7

2.3 Kebun Raya Bogor..................................................................................... 8

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Morfologi Rafflesia .................................................................................... 9

3.2 Hasil Wawawncara..................................................................................... 10

BAB IV PENUTUP

5.1 Kesimpulan................................................................................................. 125.2 Saran .......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13

LAMPIRAN.................................................................................................... 14

Page 4: Makalah (Raflessia Patma)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati,iklim

tropisnya membuat kekayaan floranya semakin beragam tetapi kelebihan negara

kita ini akan menjadi sia-sia jika tidak dikelola dengan baik. Flora di Indonesia

banyak yang sudah di ambang kepunahan akibat eksploitasi dan ada juga flora

yang hanya tumbuh di daerah tertentu saja.

Contohnya daerah Kalimantan dan Sumatera daerah ini mempunyai beragam

flora dan fauna yang hanya dimiliki di daerah itu sendiri,contohnya : anggrek

hitam Coelogyne pandurata,bunga bangkai Amorphophallus,anggrek bulan

Phalaenopsis amabilis dan lain sebagainya.Hal ini dikarenakan struktur tanah dan

iklim yang dimiliki daerah-daerah lain tidak mendukung untuk tumbuh dan

berkembangnya tumbuhan endemik tersebut.

Tetapi ada beberapa kejadian diamana saat tumbuhan endemik yang dapat

bertahan di daerah lain hal ini sangat menarik,contohnya Rafllesia Arnoldii dan

Raflessia Patma yang ada di kebun raya Bogor ,Raflessia ini dapat tumbuh di

Bogor serta beberapa jenis anggek tumbuhan endemik Kalimantan dan Sumatera

dapat bertahan di beberapa jenis iklim dan cuaca di daerah lain.

Proses pemindahan Rafflesia ke Kebun Raya Bogor terhambat akibat proses

perijinan dari pemerintah karena kelangkaan bunga ini,sehingga catatan penelitian

ilmiah tentang bunga ini sangat terbatas.Disisi lain kurangnya antusias dari warga

Page 5: Makalah (Raflessia Patma)

masyarakat dan sektor kehutanan yang lebih memprioritaskan flora atau fauna

yang juga sedikit jumlahnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana menjaga kelestarian Rafflesia di Kebun Raya Bogor ?

2. Bagaimana Kebun Raya Bogor mendapatkan tumbuhan endemik ini?

3. Mengapa kita perlu melestarikan Rafflesia?

1.3 Tujuan

1. Kita dapat mengetahui bagaimana Kebun Raya Bogor mencoba

melestarikan tumbuhan endemik ini secara exsitu.

2. Dapat mengetahui bagaimana Kebun Raya Bogor bisa mendapatkan

tumbuhan Rafflesia.

3. Mengetahui kelangkaan Rafflesia yang semakin berkurang di Kebun Raya

Bogor.

1.4 Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis

menggunakan metode observasi berupa :

1. Teknik Pengamatan Langsung

Penulis terjun langsung ke lokasi pengamatan, yakni di Kebiun

Raya Bogor, Kabupaten Bogor pada hari Senin, 15 Desember 2014.

2. Teknik Wawancara

Teknik ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara langsung

mengenai pengaruh kegiatan konservasi pada pelestaria Rafflesia.

3. Studi Pustaka

Penulis menelaah sumber – sumber lain yang berkaitan topik karya

tulis ini dari buku dan internet.

Page 6: Makalah (Raflessia Patma)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian konservasi

(Sumber: http://krbogor.lipi.go.id/assets/img/zDvWtWMRGqV)

Pengertian dan Definisi dari Konservasi menurut para ahli dapat dikemukakan

bahwa Konservasi adalah upaya untuk menjaga kualitas lingkungan dan

keseimbangan ekosistem.Istilah Konservasi atau conservation dapat diartikan

sebagai suatu usaha pengelolaan yang dilakukan oleh manusia dalam

memanfaatkan sumberdaya alam sehingga dapat menghasilkan keuntungan

sebesar-besarnya secara berkelanjutan untuk generasi manusia saat ini, serta tetap

memelihara potensinya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi-

aspirasi generasi generasi yang akan datang. Berdasarkan pengertian tersebut,

konservasi mencakup berbagai aspek positif, yaitu perlindungan, pemeliharaan,

pemanfaatan secara berkelanjutan, restorasi, dan penguatan lingkungan alam

(IUCN, 1980).

Page 7: Makalah (Raflessia Patma)

2.2 Rafflesia

(Sumber : http://krbogor.lipi.go.id/id/peneliti/view_peneliti/38)

Bunga patma atau biasa disebut bunga Rafflesia merupakan tumbuhan yang

terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar. Diameter bunga Rafflesia

pada saat mekar dapat mencapai 150 cm dengan berat yang dapat mencapai 11

kilogram. Rafflesia merupakan tumbuhan parasit obligat dan hanya dapat tumbuh

di jaringan tumbuhan merambat dari genus Tetrastigma. Rafflesia tidak memiliki

jaringan akar, batang, dan daun sehingga bunga Rafflesia tidak dapat melakukan

fotosintesis dan untuk mendapatkan nutrisinya, Rafflesia menghisap zat anorganik

dari tanaman inangnya. Kami menganalisis data sekuens DNA dari genom

mitokondria, nuklir dan kloroplas untuk 12 asal evolusi independen parasitisme di

angiosperma. Kami menunjukkan bahwa garis keturunan parasit memiliki tingkat

yang lebih cepat dari evolusi molekuler dari kerabat non-parasit dalam urutan

untuk ketiga genom, baik untuk substitusi sinonim dan nonsynonymous

(Bromham et al.,2013).

Page 8: Makalah (Raflessia Patma)

2.3 Kebun Raya Bogor

Sekitar 47 hektar tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas Samida dijadikan

lahan pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari

1817 sampai 1822.

(Sumber: http://krbogor.lipi.go.id/assets/img/Xow_file_2_sejarah.jpg)

Kesempatan ini digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari

bagian lain Nusantara. Dengan segera Bogor menjadi pusat pengembangan

pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu diperkirakan sekitar 900

tanaman hidup ditanam di kebun tersebut. Reinwardt juga menjadi perintis di

bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang pendiri

Herbarium Bogoriense. Pada mulanya kebun ini hanya akan digunakan sebagai

kebun percobaan bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan di Hindia

Belanda. Namun pada perkembangannya pendirian Kebun Raya Bogor bisa

dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia dan sebagai

wadah bagi ilmuwan terutama bidang botani di Indonesia secara terorganisasi

pada zaman itu (1880 - 1905). Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan

lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844),

Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan

Laboratorium Zoologi (1894).

Page 9: Makalah (Raflessia Patma)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Morfologi Rafflesia

Bunga patma atau biasa disebut bunga Rafflesia merupakan tumbuhan yang

terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar. Diameter bunga Rafflesia

pada saat mekar dapat mencapai 150 cm dengan berat yang dapat mencapai 11

kilogram. Rafflesia merupakan tumbuhan parasit obligat dan hanya dapat tumbuh

di jaringan tumbuhan merambat dari genus Tetrastigma. Rafflesia tidak memiliki

jaringan akar, batang, dan daun sehingga bunga Rafflesia tidak dapat melakukan

fotosintesis dan untuk mendapatkan nutrisinya, Rafflesia menghisap zat anorganik

dari tanaman inangnya(Zuhud,1987).

Bunga Rafflesia memiliki 5 daun mahkota yang mengelilingi bagian yang

terlihat seperti mulut gentong. Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan

berduri yang berisi benang sari jika bunga tersebut berjenis kelamin jantan dan

berisi putik jika bunga tersebut berjenis kelamin betina. Bunga Rafflesia memiliki

bau yang sangat busuk yang berfungsi untuk menarik serangga untuk membantu

proses penyerbukan. Bunga Rafflesia mekar setiap kira-kira 9 bulan sekali dan

hanya mekar selama 3 sampai 5 hari. Setelah 3 sampai 5 hari, bunga Rafflesia

akan layu dan bunganya berubahwarna menjadi hitam. Waktu mekar bunga

Rafflesia yang tidak menentu tersebut mengakibatkan persentase pembuahan pada

bunga Rafflesia sangat kecil dikarenakan jarang sekali bunga jantan dan bunga

betina mekar pada waktu yang sama.

Penamaan bunga Rafflesia tidak terlepas dari sejarah pertama kali ditemukan

bunga Rafflesia pada tahun 1818 di hutan tropis Bengkulu di suatu tempat dekat

Sungai Manna, Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu. Nama Rafflesia berasal dari

nama Sir Thomas Stamford Raffles, orang yang memimpin tim ekspedisi yang

menemukan bunga Rafflesia tersebut. Penemuan bunga Rafflesia juga

Page 10: Makalah (Raflessia Patma)

menyebabkan Bengkulu dikenal oleh dunia sebagai The Land of Rafflesia atau

bumi Rafflesia.

Bunga Rafflessia terdiri dari 17 spesies dan 12 spesies diantaranya berada di

hutan Indonesia. Salah satu spesies bunga Rafflesia yang tumbuh di pulau Jawa

adalah Rafflesia patma Blume. Rafflesia patma memiliki ukuran diameter bunga

yang dapat mencapai 25 cm. Organ penyusun bunga pada Rafflesia patma tidak

jauh berbeda dengan Rafflesia arnoldii hanya ukurannya lebih kecil. Rafflesia

patma sepintas terlihat seperti bunga Rafflesia lain, hanya saja jika diamati lebih

dekat mahkota bunganya memilik warna yang lebih pucat.

Secara umum, kehidupan tumbuhan Rafflesia dalam ditentukan oleh berbagai

faktor, yaitu tumbuhan inang, tipe dan struktur vegetasi, hewan penyerbuk dan

penyebar biji, iklim, tanah dan topografi, dan aktivitas manusia.

3.2 Hasil Wawancara

Hasil wawancara kami dengan Dra. Sofi Mursidawati, M.Sc seorang peneliti

di Kebun Raya Bogor satuan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor

mengatakan bahwa penelitian lanjutan struktur Rafflesia Patma dapat dilakukan

lewat metode USG,biji-biji parasite Rafflesia tidak sebesar biji-biji pada

tumbuhan lainnya.Rafflesia Patma 100% adalah tanaman parasit karena dia hanya

mengambil nutrisi dari inangnya,hingga sekarang belum ditemukan apa yang

dapat membuat tumbuhan parasit ini berkecambah dan tumbuh mekar serta

senyawa-senyawa apa yang terkandung dapat memacu perkecambahan pada

Rafflesia.

Pada tumbuhan parasit ini ada suatu komponen yang masih menjadi

pertanyaan untuk semua peneliti,untuk mendapatkan biji Rafflesia sangat sulit

karena perijinan,dan jika tidak mendapatkan perijinan dapat dianggapn sebagai

tindakan illegal,untuk perawatan Rafflesia cukup hanya dengan merawat inangnya

yaitu Tetrastigma tetap sehat dan terjaga.

Di Bogor bunga yang berkembang dan mekar selalu betina,walaupun pernah

ada yang jantan tidak pernah berbunga secara bersamaan sehingga tidak pernah

terjadi pembuahan .Kecepatan pertumbuhan bunga ini tergantung kesehatan

inangnya karena bunga ini tidak memiliki klorofil.

Page 11: Makalah (Raflessia Patma)

Kemampuan Rafflesia yang tetap menjaga strateginya dengan tidak

memberikan kesempatan pada parasit lain untuk bersatu dengan

inangnya,sehingga satu inang hanya dapat ditempati oleh satu spesies

Rafflesia.Tetapi Rafflesia Patma kemungkinan dapat berbagi dengan spesies

Rafflesia lain,sudah menjadi kemampuan yang baku karena Rafflesia dapat

bertahan sejak jutaan tahun lalu.Jika kemampuan ini tidak dapat seimbang maka

kesempatan untuk membunuh inangnya sangat besar ,tetapi terbukti bahwa

Rafflesia bias tetap ada sampai sekarang walaupun masih relatif langka.Kita

menganggap kemampuan Rafflesia ini seperti pedang bermata dua,di satu sisi

parasit ini diuntungkan karena hanya mengambil nutrisi dari inangnya tanpa perlu

melakukan apapun ,tetapi disisi lain jika terlalu banyak mengambil nutrisi dari

inangnya dapat membunuh inangnya secara cepat dan juga tentunya dirinya

sendiri.

Pelestarian Rafflesia sendiri terhambat akibat kelangkaan dan perijinan

percobaan pada spesies ini,sehingga informasi yang didapatkan tentang tubuhan

parasit ini relative sedikit dan menjadi misteri bagi peneliti-peneliti tumbuhan

parasit ini,pihak kehutanan sendiri masih membuat batas-batas perijinan untuk

meneliti bunga ini akibat kelangkaannya.

Sehingga banyak orang yang fokus pada bunga Rafflesia saja,sebenarnya

inangnya lah yang harus diperhatikan yaitu Tetrastigma.Banyak orang asing yang

mengklaim Rafflesia dan mengetahui rahasia-rahasianya akibat pencurian yang

tidak diketahui oleh pemerintah,hal ini menyebabkan tumbuhan endemik

Indonesia ini lebih banyak diminati dan lebih dihargai di luar negeri dari pada di

Indonesia sendiri.

Page 12: Makalah (Raflessia Patma)

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Bunga patma atau biasa disebut bunga Rafflesia merupakan tumbuhan yang

terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar. Rafflesia tidak memiliki

jaringan akar, batang, dan daun sehingga bunga Rafflesia tidak dapat melakukan

fotosintesis dan untuk mendapatkan nutrisinya, Rafflesia menghisap zat anorganik

dari tanaman inangnya.

Secara umum, kehidupan tumbuhan Rafflesia dalam ditentukan oleh berbagai

faktor, yaitu tumbuhan inang, tipe dan struktur vegetasi, hewan penyerbuk dan

penyebar biji, iklim, tanah dan topografi, dan aktivitas manusia.

Pemindahan bunga dari habitat asalnya ke Kebun Raya Bogor mendapat

kesulitan akibat kurangnya pemahaman pemerintah terhadap kebutuhan Rafflesia

yang merupakan tumbuhan parasit yang bergantung pada inang, namun pada

proses penangkaran yang tidak diberikan ijin untuk membawa inangnya pernah

menyebut kegiatan ini sebagai kegiatan illegal.

Faktor tumbuh pada bunga ini belum secara pasti penyebabnya namun yang

paling utama tumbuhan inang pada bunga ini harus sehat.

4.2 Saran

Pada penelitian selanjutnya diharapkan lebih banyak data penelitain terhadap

bunga Rafflesia yang sekarang masih relatif sedikit. Kami berharap pemerintah

dan masyarakat tidak membiarkan masalah keberadaan bunga ini, dan kami

berharap juga kepada semua pihak untuk ikut serta membantu pelestarian

tumbuhan langka ini supaya terselamatkan dari kepunahan.

Page 13: Makalah (Raflessia Patma)

DAFTAR PUSTAKA

Zuhud, E.A.M. 1987.Flora Langka Rafflesia spp.dan Upaya Pelestariannya, dalam Media Konservasi Vol. I No 3. Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan.Fakultas Kehutanan,Institut Pertanian Bogor.

M.Smith, Alison et al. 2010. Plant Biology. New York: Garland Science, Taylor & Francis Goup LLC

Bromham, Lindell et al. 2013. Parasitic plants have increased rates of molecular

evolution across all three genomes. WWW biomed (terhubung berkala)

http://www.biomedcentral.com/1471-2148/13/126 (17 Desember 2014).

Page 14: Makalah (Raflessia Patma)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Proses observasi di Kebun Raya bogor melihat secara langsung

Rafflesia Patma.

Lampiran 2. Proses observasi di Kebun Raya bogor melihat secara langsung

Rafflesia Patma.

Page 15: Makalah (Raflessia Patma)

Lampiran 3. Foto bersama Ibu Dra. Sofi Mursidawati, M.Sc setelah proses

wawancara dan observasi di Kebun Raya Bogor

Lampiran 4. Foto bersama Ibu Dra. Sofi Mursidawati, M.Sc setelah proses

wawancara dan observasi di Kebun Raya Bogor