29
PREDIKSI TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERTANIAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014 LEVINA RACHMA ISKANDAR PUTRI PROGRAM SARAJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

Makalah Seminar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Manajemen/Akuntansi

Citation preview

Page 1: Makalah Seminar

PREDIKSI TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERTANIAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI

BEI PERIODE 2010-2014

LEVINA RACHMA ISKANDAR PUTRI

PROGRAM SARAJANA ALIH JENIS MANAJEMENDEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMENINSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR2015

Page 2: Makalah Seminar

PERNYATAAN MENGENAI LAPORAN TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir yang berjudul “Prediksi Tingkat Kesehatan Keuangan Perusahaan Sektor Pertanian Go Public yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014” merupakan karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir laporan ini.

Bogor, Juni 2015

Levina Rachma Iskandar PutriNIM H24134063

Page 3: Makalah Seminar

PREDIKSI TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERTANIAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI

BEI PERIODE 2010-2014

LEVINA RACHMA ISKANDAR PUTRI

PROGRAM SARAJANA ALIH JENIS MANAJEMENDEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMENINSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR2015

Skripsisebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomipada

Departemen Manajemen

Page 4: Makalah Seminar

Judul Tugas Akhir : Prediksi Tingkat Kesehatan Keuangan Perusahaan Sektor Pertanian Go Public di BEI Periode 2010-2014

Nama : Levina Rachma Iskandar PutriNIM : H24134063

Disetujui oleh

Dr Ir Budi Purwanto, MEPembimbing

Page 5: Makalah Seminar

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2015 ini adalah kebangkrutan, dengan judul Prediksi Tingkat Kesehatan Keuangan Perusahaan Sektor Pertanian Go Public yang terdaftar di BEI periode 2010-2014.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr.Ir Budi Purwanto selaku dosen pembimbing. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua beserta teman teman Program Sarjana Alih Jneis Manajemen Institut Pertanian Bogor atas doa dan bantuannya dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2015

Levina Rachma Iskandar Putri

Page 6: Makalah Seminar

ABSTRAK

LEVINA RACHMA ISKANDAR PUTRI. Prediksi Kesehatan Keuangan Perusahaan Sektor Pertanian di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014. Dibimbing oleh BUDI PURWANTO.

Perkembangan ekonomi yang tidak menentu sekarang ini akan mendesak perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk lebih memperhatikan kondisi perusahaan nya untuk terhindar dari ancaman kebangkrutan. Kebangkrutan akan cepat menyerang perusahaan yang tidak sadar adanya ancaman dari internal maupun eksternal perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memprediksi kondisi kesehatan keuangan perusahaan- perusahaan sektor pertanian di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan pertanian yang berada di BEI. Teknik analisis yang digunakan adalah model prediksi kebangkrutan Altman Z-Score.

Kata Kunci: Altman Z-score, Prediksi Kebangkrutan

ABSTRACT

LEVINA RACHMA ISKANDAR PUTRI. Prediction the Financial Wellness Over Agricultural Sector Companies on Indonesian Stock Exchange Time Period 2010-2014. Supervised by BUDI PURWANTO.

The erratic on current economic development urges Indonesia Companies to give more concern about their conditions in order to avoid the imminence from insolvency. The companies would immediately drown inti insolvency if they were not fully aware about the external and internal threats. Therefore, the purpose of this study is to predict the financial wellness condition over Indonesia’s agricultural sector companies. In this study, the data was obtained from the annual agricultural sectors’ financial report published by IDX. Altman Z-score’s insolvency Prediction Model was used in this study as an analysis technique

Keyword: Altman Z-score, Predicted Bankruptcy

Page 7: Makalah Seminar

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viiDAFTAR GAMBAR viiDAFTAR LAMPIRAN viiPENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup 2

TINJAUAN PUSTAKA 3

Kinerja Keuangan 3

Laporan Keuangan 3

Kebangkrutan dan Kesulitan Keuangan 4

Pengertian kebangkrutan (pailit) dan Kesulitan Keuangan 4

Analisis Pendekatan Altman 5

Net Working Capital to Total Asset 7

Retained Earnings to Total Assets 7

Earning Before Interest and Taxes to Total Assets Ratio (EBIT/TA) 7

Market of Equity to Book Value of Total Debt Ratio (MVE/BVD) 7

Sales to Total Assets Ratio (S/TA) 8

Penelitian Terdahulu 8

METODE PENELITIAN 10

Kerangka Pemikiran 10

Variabel Penelitian 11

Populasi dan Sampel 11

Jenis dan Sumber Data 12

Metode Pengumpulan Data 12

Teknik Anaisis Data 13

Page 8: Makalah Seminar

DAFTAR TABEL

Skor Peniliaian 6Daftar Perusahaan Sektor Pertanian Go Public 10Skor Daerah Peniliaian 12

DAFTAR GAMBAR

KERANGKA PENELITIAN 13

DAFTAR LAMPIRAN

Page 9: Makalah Seminar

9

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk informasi mengenai tolak ukur posisi dan kondisi keuangan perusahaan, serta kinerjanya yang nantinya dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan keuangan yang tepat. Keadaan perusahaan yang baik ataupun sedang mengalami kesulitan dapat dianalisis dari laporan keuangan tersebut, jika terlihat keadaan kesulitan keuangan perusahaan harus segera ditindaklanjuti, hal ini karena ketika perusahaan mengalami kesulitan keuangan terus menerus akan mengakibatkan kebangkrutan.

Ancaman kebangkrutan dapat dialami semua perusahaan, baik perusahaan kecil, menengah maupun besar yang tidak mampu bersaing dan menjalankan usahanya dengan baik.

Sektor pertanian menjadi salah satu sektor utama di Indonesia, salah satunya perusahaan perkebunan. Hal ini terlihat dari Indonesia sebagai negara agraris yang artinya memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam dan memiliki wilayah yang cukup luas. Hal ini yang membuat Indonesia menjadi salah satu Negara agraris terbesar di Dunia. Di Negara agraris, pertanian memiliki peranan yang penting baik di sektor perekonomian ataupun pemenuhan kebutuhan pokok atau pangan, dengan semakin bertambahnya penduduk maka konsumsi pangan pun meningkat sehingga akan meningkatkan pendapatan perusahaan sektor pertanian.

Tingkat kesehatan keuangan perusahaan menjadi indikator penting dalam penentuan evaluasi dan prediksi bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Kemampuan perusahaan mengelola kesehatan keuangannya yang berbeda-beda menunjukkan tingkat risiko yang berbeda pula antar perusahaan tersebut. Semakin besar risiko usaha yang diambil berarti memperbesar peluang perusahaan untuk mengalami ketidaksehatan kondisi keuangan dan ini bisa berujung pada kesulitan keuangan dan kebangkrutan jika tidak diperhatikan secara cermat oleh para pelaku usaha tersebut, sehingga dibutuhkan analisis kesehatan keuangan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PREDIKSI TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAN SEKTORPERTANIAN DI BEI PERIODE 2010-2014”

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan penelitian-penelitian empiris, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah bagaimana prediksi kebangjrutan perusahaan sektor pertanian go public yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan metode Altman Z-Score?

Page 10: Makalah Seminar

10

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerangkan kondisi kesehatan setiap perusahaan sektor pertanian go public terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian sebagai kajian ilmiah ini, diharapkan dapat memberikan suatu manfaat kepada berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu: Sebagai bahan kajian dalam mengukur kesehatan suatu perusahaan, khususnya mengenai penerapan yang dikembangkan oleh Altman yaitu teori Diskriminan Z–Score, serta dapat memperkaya topik kepustakaan, membantu perusahaan untuk mengambil kebijakan dan langkah strategis dalam rangka menjaga stabilitas kinerja keuangan, dan hasil penelitian ini bagi Peneliti lain dapat dijadikan sebagai referensi dan dapat memberikan informasi tambahan dalam hal permasalahan yang belum terpecahkan dan tersirat, baik dalam penelitian pada topik yang sejenis maupun yang berbeda untuk penelitian selanjutnya.

Ruang Lingkup

Penelitian ini hanya dilakukan terhadap kinerja keuangan perusahaan sektor pertanian go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 dengan metode Altman Z-Score. Data yang digunakan untuk penelitian mengacu pada laporan keuangan tahun 2010 sampai 2014. Pembahasan dan penarikan kesimpulan atas penelitian didasarkan pada perhitungan matematis dengan metode Altman Z-Score

Page 11: Makalah Seminar

11

TINJAUAN PUSTAKA

Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan perusahaan menurut Sucipto (2003) adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu dalam mencapai keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam hal ini kinerja keuangan sangat berpengaruh dalam hal menghasilkan laba, oleh karena itu, kinerja keuangan perusahaan harus baik. Sedangkan Pengertian kinerja keuangan menurut IAI (2007) adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumber daya yang dimiliki perusahaan tersebut.

Dapat disimpulkan kinerja keuangan adalah suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi yang berupa laba perusahaan. Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai tujuan yang telah disepakati.

Laporan Keuangan

Laporan keuangan menurut Munawir (2004) adalah hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data dan atau aktivitas dari perusahaan tersebut. Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 1 mengemukakan bahwa laporan keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu, asosiasi, atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah suatu kegiatan mencatat transaksi keuangan yang dapat memberikan informasi bagi para pemakai, dan laporan keuangan yang lengkap terdiri dari neraca, arus kas, laba rugi, perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dibuat oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia, 1994) disebutkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah 15besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Adapun menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI), tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja perubahan ekuitas, arus kas, dan informasi lainnya yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban

Page 12: Makalah Seminar

12

manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Kebangkrutan dan Kesulitan Keuangan

Pengertian kebangkrutan (pailit) dan Kesulitan KeuanganSalah satu aspek pentingnya analisis terhadap laporan keuangan dari

sebuah perusahaan adalah kegunaannya untuk meramal kontinuitas atau kelangsungan hidup perusahaan. Prediksi kelangsungan hidup perusahaan sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dan mengantisipasi kondisi yang menyebabkan kemungkinan adanya potensi kebangkrutan.

Istilah pailit biasanya digunakan untuk sebuah perusahaan yang sudah tidak mampu membiayai segala aktivitas perusahaan dan macet dalam pembiayaan kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam penentuan sebuah perusahaan dapat dikatakan pailit atau tidak diukur selama periode tertentu dibawah pengawasan lembaga keuangan. Sebuah perusahaan apabila sudah ditetapkan pailit atau bangkrut dapat terbebas dari kewajiban-kewajibannya.

Kebangkrutan suatu perusahaan ditandai dengan financial distress, yaitu keadaan perusahaan yang lemah dalam menghasilkan laba atau perusahaan cenderung mengalami defisit. Dengan kata lain, kebangkrutan juga sering disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan atau insolvensi.

Platt dan Platt (2002) mendefinisikan financial distressmerupakan suatu kondisi keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau sedang krisis. Dengan kata lain financial distress merupakan suatu kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya.

Kesulitan keuangan dapat diartikan dalam beberapa kategori yaitu sebagai berikut:

1. Kegagalan ekonomi (Economic Failure) yaitu keadaan sebuah perusahaan yang kehilangan uangnya dan tidak mampu menutup kewajibannya sendiri. Hal ini dapat dikatakan bahwa tingkat profit lebih rendah dibandingkan dari kewajiban perusahaan

2. Kegagalan bisnis (Business Failure) yaitu kegiatan usaha yang dihentikan aktivitas operasinya yang berakibat pada kerugian bagi kreditur, karena dinilai memberikan kerugian bagi kreditur sehingga dikatakan bisnis gagal

3. Insolvensi Teknik (Technical Insolvency), yaitu sebuah perusahaan yang dianggap tidak mampu memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo. Insolvensi teknik juga terjadi bila arus kas tidak cukup untuk memenuhi pembayaran pokok pada tanggal tertentu.

Page 13: Makalah Seminar

13

4. Insolvensi dalam arti bangkrut (Insolvency in Bankrupt) yaitu sebuah perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan bilamana nilai buku dari total kewajiban melebihi nilai pasar dari aset perusahaan.

Analisis Pendekatan Altman

Z-Score merupakan suatu perusahaan multivariable yang digunakan oleh Altman dalam rangka memprediksi tingkat kebangkrutan. Z-Score pertama kali dirumuskan oleh Altman sebagai berikut: (Toto Prihadi: 2008)

Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 +1,0X5

Dimana: Z: Z-scoreX1: Modal Kerja / Total AsetX2: Laba ditahan/ Total AsetX3: Laba sebelum Bunga dan pajak / Total Aset X4: Nilai pasar ekuitas / Total nilai buku liabilitas X5: Penjualan / total aset

Dari rumus di atas dapat diketahui bahwa analisis diskriminan memuat 5 unsur yaitu X1 sampai X5, dimana:

X1= Menyimpulkan bahwa suatu perusahaan yang berpotensi gagal mulai berkurang investasinya untuk aktiva lancar. Jadi apabila dalam beberapa tahun investasi terhadap aktiva lancarnya mengalami penurunan terus-menerus maka perlu diwaspadai mengenai X1 yang merupakan unsur kebangkrutan

X2= Indikator profitabilitas kumulatif yang relatif terhadap penyusunan waktu, maka ini mengisyaratkannya bahwa semakin muda suatu perusahaan, semakin besar kemungkinannya untuk bangkrut, tetapi tidak menutup kemungkinan perusahaan yang besar pun mengalami kebangkrutan.

X3= Mencerminkan keseluruhan kekuatan perusahaan dalam mendatangkan pendapatan, melemahnya faktor ini merupakan indikator terbaik akan hadirnya kebangkrutan, karena berjalannya suatu perusahaan bergantung juga pada laba yang diperoleh perusahaan.

X4= Mengembangkan solvabilitas/kemampuan keuangan jangka panjang dari suatu perusahaan.

X5= Menunjukkan rasio perputaran modal yang menunjukkan besar kecilnya kemampuan manajemen untuk menjual aset-aset perusahaan atau bisa dikatakan seberapa jauh kemampuan aktiva menciptakan penjualan.

Dengan kriteria penilaian (Munawir, 2001) sebagai berikut:

Page 14: Makalah Seminar

14

Z-Score > 2.99 dikategorikan sebagai perusahaan yang sangat sehat sehingga tidak mengalami kesulitan keuangan.

Nilai 1.81 < Z-Score < 2.99 berada di daerah abu-abu (grey area) dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan, namun kemungkinan terselamatkan dan kemungkinan bangkrut samabesarnya tergantung dari keputusan kebijaksanaan manajemen perusahaan sebagai pengambil keputusan.

Nilai Z-Score < 1.81 dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan yang sangat besar dan berisiko tinggi sehingga kemungkinan bangkrutnya sangat besar.

Variansi Altman yang cocok digunakan di Indonesia menurut Toto Prihaddi di dalam bukunya sebagai berikut:

Z= 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4 Dimana:X1= Working Capital / Total AsetX2= Retained Earning / Total AsetX3= EBIT / Total AsetX4= Book Value of Equity / Book Value of debt

Dengan kriteria penilaian sebagai berikut:Tabel 1 Skor Peniliaian

Skor penilaian Kondisi>2.60 Tidak Bangkrut

1.1-2.60 Daerah abu abu< 1.1 Bangkrut

Varian Altman Z-Score ini menghilangkan rasio sales to total asset dengan harapan industry effect, dalam pengertian ukkuran perusahaan terkait dengan penjualan dapat dihilangkan.

Beberapa kelebihan dan kelemahan metode Altman Z score ini yaitu: (Rozi 2013)

Kelebihan 1. Penggunaan Multiple Data Analysis dalam penghitungan Altman

Z score mengakomodir keterkaitan antar rasio keuangan yang diukur karena mempertimbangkan semua variabel yang diukur termasuk interaksi antar variabel jika dibandingkan dengan pengukuran secara univariate analysis (rasio dihitung secara terpisah).

2. Kemudahan pengumpulan data karena hanya memperhitungkan data yang berasal dari laporan keuangan perusahaan, tidak memperhitungkan data lain di luar itu.

Kelemahan 1. Tidak adanya rentang waktu yang pasti kapan terjadi kebangkrutan

jika nilai Z score berada di bawah standar yang ditetapkan. 2. Pada penggunaan Rasio EBIT dimungkinkan terjadi perbedaan data

EBIT, hal ini dikarenakan pada perusahan tertentu adakalanya besarnya biaya bunga tidak dinyatakan secara eksplisit sehingga

Page 15: Makalah Seminar

15

EBIT sulit diterapkan, oleh karenanya harus menggunakan EBT (Earning Before Tax),

3. Formula Z-Score kurang tepat untuk perusahaan baru yang labanya masih rendah atau bahkan masih merugi. Nilai Z Score biasanya akan rendah

4. Sangat bergantung pada data laporan keuangan, karena rasio yang dipakai berasal dari data laporan keuangan. Kesalahan penyajian dalam laporan keuangan, baik salah tulis atau salah penempatan akun dapat menyebabkan hasil analisa menjadi tidak benar.

Net Working Capital to Total AssetRasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

modal kerja bersih dari keseluruhan total aktiva yang dimilikinya. Rasio ini dihitung dengan membagi modal kerja bersih dengan total aktiva. Modal kerja bersih diperoleh dari aktiva lancar dikurangi dengan kewajiban lancar. Modal kerja bersih yang negatif kemungkinan besar akan menghadapi masalah dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya, karena tidak tersedianya aktiva lancar yang cukup untuk menutupi kewajiban tersebut. Sebaliknya, perusahaan dengan modal kerja bersih yang bernilai positif jarang sekali menghadapi kesulitan dalam melunasi kewajibannya.

Retained Earnings to Total AssetsRasio ini mengukur keuntungan kumulatif terhadap umur perusahaan

yang menunjukkan kekuatan pendapatan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba ditahan dari total aktiva perusahaan. Laba ditahan merupakan laba yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham. Dengan kata lain, laba ditahan menunjukkan seberapa banyak pendapatan perusahaan yang tidak dibayarkan dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham.

Earning Before Interest and Taxes to Total Assets Ratio (EBIT/TA) Rasio ini mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan

dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor. Investor termasuk pemegang saham dan obligasi. Indikator yang dapat digunakan dalam mendeteksi adanya masalah pada kemampuan profitabilitas perusahaan antara lain adalah piutang dagang meningkat, rugi yang terus menerus, persediaan meningkat, penjualan menurun, terlambatnya hasil penagihan piutang, kredibilitas perusahaan berkurang serta kesediaan memberi kredit pada konsumen yang tidak dapat membayar pada waktu yang telah ditetapkan.

Market of Equity to Book Value of Total Debt Ratio (MVE/BVD) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan

jaminan kepada setiap utangnya melalui modalnya sendiri. Modal yang dimaksud adalah gabungan nilai pasar dari modal biasa dan saham preferen, sedangkan hutang mencakup hutang lancar dan hutang jangka panjang. Nilai pasar ini diperoleh dari perkalian antara jumlah saham perusahaan

Page 16: Makalah Seminar

16

dengan harga pasar per lembar sahamnya. Rasio ini diukur dalam ukuran persentase.

Sales to Total Assets Ratio (S/TA) Rasio ini mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan oleh

perusahaan untuk menghasilkan pendapatan. Indikator yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya masalah pada aktivitas perusahaan serta berpengaruh pada rasio ini antara lain pangsa pasar produk kunci menurun, berpindahnya penguasaan pangsa pasar pada pesaing, modal kerja menurun dratis, perputaran persediaan menurun dratis, kepercayaan konsumen berkurang, dan beberapa indikator lainnya.

Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai prediksi kesehatan keuangan perusahaan telah ada sebelumnya, seperti penelitian yang dilakukan oleh Rozi Fahlevi (2013) tentang tingkat kesehatan keuangan perusahaan telekomunikasi dengan metode Altman. Hasil penelitian yaitu tingkat kesehatan keuangan perusahaan telekomunikasi go public dengan menggunakan pendekatan analisis Altman Z score diketahui PT Telkom Indonesia Tbk dikategorikan berkinerja keuangan sehat, sedangkan PT Bakrie Telecom Tbk, PT XL Axiata Tbk, PT Indosat Tbk, dan PT Mobile 8 Telecom Tbk masuk dalam kategori berkinerja keuangan tidak sehat. Kesimpulan penelitian ini yaitu berdasarkan hasil perhitungan yaitu tidak semua perusahaan telekomunikasi go public kinerja keuangan perusahaannya dalam kategori kesehatan keuangan dengan metode Altman Z-Score sehingga hipotesis yang diajukan ditolak. Penelitian ini dilakukan di perusahaan sector berbeda dari penelitian terdahulu, yaitu perusahaan sector pertanian, dengan adanya berbagai variansi rumus Altman, penelitian ini menggunakan variansi berbeda dengan penelitian terdahulu.

METODE PENELITIAN

Kerangka Pemikiran

Kinerja keuangan merupakan salah satu indikator dasar dalam keputusan investasi, dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan mempunya andil yang besar dalam menarik investor baru. Penilaian kinerja keuangan dilakukan dengan melihat laporan keuangan dari sebuah perusahaan yang terdiri dari neraca, dan laba rugi, serta laporan keuangan lainnya. Analisis terhadap neraca nantinya dapatmemberikan gambaran tentang posisi keuangan dari perusahaan tersebut, sedangkan analisis terhadap laba rugi

Page 17: Makalah Seminar

17

MODEL ALTMAN ZSCORE

Z-Score < 1.81 (Tidak Sehat)

1,81<Z-Score<2.99(Grey Area)

2,92 < Z-Score (Sehat)

PREDIKSI TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN MODEL ALTMAN PERUSAHAAN SEKTOR PERTANAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BEI

LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS KEUANGAN

Working Capital to

Total Asset Ratio

Retained Earning to

Total Assets Ratio

Earning Before Interest and Tax to Total Assets

Ratio

Sales to Total

Assets Ratio

Market Value of Equity to

BookValue of Total Debt

Ratio

nantinya dapat memberikan gambaran tentang perkembangan dari usaha yang dilakukan perusahaan yang bersangkutan.

Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan atau

Dalam menganalisa kondisi keuangan, kemajuan suatu perusahaan, ada beberapa faktor utama yang diperhatikan untuk penganalisa adalah:

1. Likuiditas, menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi.

2. Solvabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang

3. Rentabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

4. Aktivitas, mengukur efektifitas perusahaan dalam mempergunakan sumber-sumber.

Gambar 1 Kerangka Peneilitian

Page 18: Makalah Seminar

18

Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Menurut Ulber Silalahi dalam skripsi Mustafa Variabel merupakan abstraksi dari gejala, peristiwa atau masalah yang memerlukan penyelidikan. Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah variabel (X), dalam penelitian ini terdiri dari lima variabel, meliputi : (X1) Working Capital to Total Assets, (X2) Retained Earning to Total Assets, (X3) Earning Before Interest and Taxes (EBIT) to Total Assets,(X4) Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities, (Sofyan Syafri Harahap, 2009). Adapun variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah (Z) Z-Score = 6,56X1+3,26 X2+6,72 X3+1,05X4 +1,0X5 (Toto Prihadi,2008) dengan penelitian yang akan dilakukan pada perusahaan sektor pertanian yang terdaftar di indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia

Populasi dan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah porposive sampling. Pengambilan sampel secara porposive didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Pelaksanaan pengambilan sampel secara porposive ini antara lain sebagai berikut: Peneliti mengidentifikasi semua karakteristik populasi misalnya dengan mengadakan studi pendahuluan/dengan mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan populasi. Kemudian peneliti menetapkan berdasarkan pertimbangannya sebagian dari anggota populasi menjadi sampel penelitian, sehingga teknik pengambilan sampel secara porposive ini didasarkan pada pertimbangan pribadi peneliti sendiri. (Prof.Dr.Sugiyono, 2011:218-219).

Adapun kriteria dalam pengambilan sampel penelitian sebagai berikut:

1. Perusahaan sektor pertanian go public yang terdaftar di BEI2. Memiliki laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit

periode 2010-2014Perusahaan sektor pertanian yang memiliki kriteria diatas sebagai

berikut:Tabel 2 Daftar Perusahaan Sektor Pertanian Go PublicNo Kode BEI Nama Perusahaan1 BISI Bisi International Tbk2 AALI Astra Agro Lestari3 ANJT Austindo Nusantara Jaya Tbk4 BWPT BW Plantation Tbk5 DNSG Dharma Satya Nusantara Tbk

Page 19: Makalah Seminar

19

6 GOLL Golden Plantation Tbk7 GZCO Gozco Plantation8 JAWA Jaya Agra Wattie Tbk9 LSIP PP London Sumatera Indonesia Tbk10 MAGP Multi Agro Gumilang Plantation Tbk11 PALM Provident Agro Tbk12 SGRO Sampoerna Agro Tbk13 SIMP WSalim Ivomas Pratama Tbk14 SMAR Sinar Mas Agro Resources and Technology Tnk15 SSMS Sawit Sumber Mas Sarana Tbk16 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk17 UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk18 CPRO PT. Central Proteinprima Tbk19 DSFI PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk20 IIKP PT Inti Agro Resources Tbk21 BTEK PT Bumi Teknokultura Unggul TbkSumber: www.sahamok.com (diakses tanggal 1 juni 2015)

Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan (Ulber Silalahi, 2009:291). Sumber data dalam penulisan skripsi ini adalah dari berbagai sumber buku, jurnal dan penelitian terdahulu yang mendukung penelitian. Sedangkan untuk sumber data yang ingin diolah dalam analisis penelitian adalah www.idx.co.id situs web resmi BEI.

Metode Pengumpulan Data

Data ini diperoleh dari data historis perusahaan Pertanian, studi literatur, laporan penelitian, dan laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan maupun internet yang telah diaudit selama lima tahun 2010-2014. Metode yang dilakukan untuk mendapatkan data yang diinginkan dengan membuka Website dari objek yang diteliti, sehingga dapat diperoleh laporan keuangan, gambaran umum perusahaan serta perkembangannya yang kemudian digunakan penelitian.

Situs yang digunakan adalah www.idx.co.id. Selain itu, dilakukan juga studi pustaka yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari dan memahami buku-buku yang mempunyai hubungan dengan analisis prediksi kebangkrutan metode Altman Z-score seperti dari literatur, jurnal-jurnal, media massa dan hasil penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber, baik dari perpustakaan maupun sumber lain.

Page 20: Makalah Seminar

20

Teknik Anaisis Data

Altman (2002) menemukan lima jenis rasio keuangan yang dapat dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang bangkrut dan yang tidak bangkrut. Variansi Altman yang cocok digunakan di Indonesia menurut Toto Prihaddi di dalam bukunya adalah:

Z = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4

Dimana:X1= Working Capital / Total AsetX2= Retained Earning / Total AsetX3= EBIT / Total AsetX4= Book Value of Equity / Book Value of debt

Dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

Tabel 3 Skor Daerah Peniliaian

Skor penilaian Kondisi>2.60 Tidak Bangkrut

1.1-2.60 Daerah abu abu< 1.1 Bangkrut

Page 21: Makalah Seminar

21

DAFTAR PUSTAKA

S.Munawir. 2002. Analisis Informasi Keuangan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Prihadi, Toto. 2008. Deteksi Cepat Kondisi Keuangan: 7 Analisis Rasio Keuangan. Jakarta. PPM.

Rozi Fahlevi. 2013. Kajian Tingkat Kesehatan Keuangan Model Altman pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Bogor (ID): Institut Perrtanian Bogor

.www.idx.go.id (diakses 1 juni 2015)