Upload
lvniee-fcisco
View
92
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan memiliki makna sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan
dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik secara jasmani maupun
rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan
(Ihsan, 2010: 1). Trianto (2010: 3) menyatakan bahwa pendidikan nasional di
Indonesia berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Beberapa definisi tersebut menunjukkan bahwa pendidikan adalah suatu
usaha untuk mengembangkan potensi dan kemampuan peserta didik melalui
proses pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan formal di
sekolah yang di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen
pembelajaran (Sumiati, 2008: 3). Komponen-komponen pembelajaran terdiri dari
guru, materi pembelajaran, dan siswa. Interaksi antar ketiga komponen
pembelajaran melibatkan sarana dan prasarana, seperti metode pembelajaran,
media pembelajaran, dan lingkungan belajar.
Perangkat yang dipergunakan dalam proses pembelajaran disebut dengan
perangkat pembelajaran (Trianto, 2010: 96). Perangkat pembelajaran yang
diperlukan dalam mengelola proses pembelajaran dapat berupa silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran, lembar kegiatan siswa instrumen evaluasi atau tes
1
hasil belajar, media pembelajaran, serta buku siswa (Trianto, 2008: 121).
Perangkat pembelajaran yang paling umum digunakan guru adalah rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar
yang ditetapkan dalam standar isi yang dijabarkan dalam silabus (Trianto, 2010:
108).
Pelaksanaan pengembangan perangkat pembelajaran memerlukan model
pengembangan yang sesuai dengan sistem pendidikan (Trianto, 2008: 83). Model
adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses
melaksanakan pengembangan sistem pembelajaran seperti penentuan kebutuhan,
pemilihan media, dan penilaian (Farcis, 2011: 3). Salah satu model
pengembangan perangkat yang digunakan untuk mengembangkan RPP adalah
model Kemp. Model Kemp dikembangkan oleh Jerrold E. Kemp dan kawan-
kawan dari San Jose State University pada tahun 1994.
Pengembangan perangkat model Kemp dapat dimulai dari titik mana pun di
dalam siklus tersebut (Trianto, 2008: 86). Ada 10 langkah dalam pengembangan
model Kemp, yaitu menganalisis kebutuhan belajar dan tujuan pengajaran,
menentukan pokok bahasan, tugas, dan tujuan umum, menganalisis ciri siswa,
menentukan sasaran pengajaran, merancang kegiatan belajar mengajar,
menentukan sumber pengajaran, mempertimbangkan pelayanan penunjang,
menilai hasil belajar, dan mengadakan uji awal (Kemp, 1994: 14).
Tiap-tiap langkah pengembangan model Kemp berhubungan langsung
dengan aktivitas revisi, sehingga revisi dapat dilakukan dalam setiap langkah
2
model Kemp. Pengembangan perangkat model Kemp memberi kesempatan
kepada pengembang untuk dapat memulai dari komponen mana pun, hal inilah
yang menyebabkan model Kemp bersifat fleksibel.
Berdasarkan paparan di atas, penulis tertarik membuat makalah yang
berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Model Kemp.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah
“bagaimanakah bentuk pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
model Kemp dalam perancangan pengajaran fisika?”
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
tujuan penulisan makalah ini adalah “untuk mengetahui bentuk pengembangan
rencana pelaksanaan pembelajaran dengan model Kemp dalam perancangan
pengajaran fisika.”
1.4 Batasan Masalah
Penulis membatasi perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam
makalah ini, yaitu hanya mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran.
1.5 Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini memiliki manfaat sebagai berikut:
a. Sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah seminar fisika.
b. Sebagai sumber dalam mempelajari pengembangan perangkat pembelajaran
fisika, khususnya dengan model rancangan Kemp.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengembangan
Kamus bahasa Indonesia lengkap menyatakan bahwa pengembangan adalah
proses, cara, perbuatan mengembangkan (Daryanto, 1997: 350). Pengembangan,
dalam pengertian secara umum, berarti pertumbuhan, perubahan secara perlahan
(evolusi), dan perubahan secara bertahap (Setyosari, 2010: 197). Apabila ditinjau
dari bidang teknologi pembelajaran, pengembangan adalah proses
menterjemahkan atau menjabarkan spesifikasi rancangan ke dalam bentuk fisik.
Pengembangan dapat berupa proses, produk, atau rancangan. Tujuan
pengembangan adalah menghasilkan produk berdasarkan temuan-temuan uji
lapangan yang direvisi secara berkelanjutan.
2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu panduan langkah-langkah yang
akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam
skenario kegiatan (Trianto, 2008: 138). Sesuai dengan Permendiknas Nomor 42
Tahun 2007 tentang Standar Proses dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus
untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD
(Devi dkk, 2009: 21). Pengembangan RPP harus memenuhi prinsip sebagai
berikut:
a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik.
b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik.
4
c. Mengembangkan budaya membaca dan menulis.
d. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.
e. Keterkaitan dan keterpaduan.
f. Menerapkan teknologi, informasi, dan komunikasi.
Menurut Trianto (2010: 109), langkah-langkah pengembangan RPP adalah:
a. Mengisi kolom identitas.
b. Menentukan alokasi waktu pembelajaran.
c. Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, serta indikator.
d. Merumuskan tujuan sesuai standar kompetensi, kompetensi dasar, serta
indikator.
e. Mengidentifikasi materi standar.
f. Menentukan pendekatan, model, dan metode pembelajaran.
g. Menentukan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal,
inti, dan akhir.
h. Menentukan sumber belajar.
i. Menyusun kriteria penilaian.
2.3 Model Kemp
Model desain yang dikembangkan oleh Jerold E. Kemp dkk berbentuk
lingkaran atau cycle. Model berbentuk lingkaran menunjukkan adanya proses
kontinyu dalam sistem pembelajaran. Tiap-tiap tahap dalam model Kemp
berhubungan langsung dengan aktivitas revisi, sehingga bersifat fleksibel.
5
Ada 10 tahap pengembangan dalam model Kemp, yang dapat digambarkan:
Gambar 2.1 Siklus Model Kemp
a. Kebutuhan belajar dan tujuan pengajaran
Menurut Kaufman kebutuhan belajar siswa dapat diketahui melalui
pengumpulan informasi dengan tata cara penilaian internal dan tata cara penilaian
eksternal (Kemp, 1994: 37). Tata cara penilaian internal dilakukan dengan
menganalisis hasil ujian siswa, prestasi siswa, dan mewawancarai guru tentang
kemampuan dan sikap siswa. Tata cara penilaian eksternal dilakukan dengan
melakukan wawancara dengan orang-orang yang berkecimpung dalam dunia
pendidikan, menganalisis program pengajaran di tempat lain dan membandingkan
hasilnya, serta melalui angket atau kuesioner.
Tujuan adalah pernyataan umum tentang kegiatan belajar yang akan
berlangsung (Kemp, 1994: 39). Tujuan pengajaran mengarahkan guru dalam
menentukan ukuran keberhasilan mata pelajaran.
6
revisi
revisi
eval
uas
i
evaluasi
Pokok bahasan, tugas, dan tujuan umum
Ciri siswa
Isi mata ajar dan analisis tugas
Sasaran pengajaran
Kegiatan belajar mengajar
Sumber pengajaran
Pelayanan penunjang
Menilai hasil belajar
Uji awal
Kebutuhan belajar dan tujuan pengajaran
b. Uji awal
Uji awal menentukan apakah siswa telah memiliki cukup kesiapan untuk
memulai suatu mata ajar atau mempelajari suatu pokok bahasan (Kemp, 1994:
264). Menurut Kemp, uji awal harus dilaksanakan karena:
1. Uji awal menentukan kesiapan siswa.
2. Uji awal menunjukkan dari mana pelajaran akan dimulai atau pelajaran
perbaikan yang harus diselesaikan sebelum memulai pelajaran.
3. Uji awal mendorong siswa mempelajari pokok bahasan karena meningkatkan
minat dan keingintahuan.
4. Uji awal memberitahukan kepada siswa tentang apa yang akan diajarkan
selama mempelajari pokok bahasan.
5. Uji awal menunjukkan gaya dan cara yang akan digunakan oleh pengajar
dalam ujian akhir.
6. Uji awal memungkinkan pengajar menyusun jadwal, sehingga tidak banyak
waktu yang terbuang.
7. Uji awal memberikan data dasar untuk menentukan kemajuan belajar.
8. Uji awal memberikan informasi untuk perbaikan program.
c. Pokok bahasan, tugas, dan tujuan umum
Pokok bahasan adalah nama satuan atau komponen mata pelajaran yang
membahas isi bidang pengetahuan yang akan dipelajari, sedangkan tugas adalah
nama yang berhubungan dengan keterampilan jasmani yang akan dilaksanakan
(Kemp, 1994: 49). Pokok bahasan berkaitan dengan pengetahuan tentang isi
pelajaran. Istilah lain untuk pokok bahasan dan tugas dalam KTSP adalah materi
7
pembelajaran, perbedaannya adalah istilah pokok bahasan digunakan untuk aspek
kognitif dan istilah tugas digunakan untuk aspek psikomotorik.
Tujuan umum terdiri atas sebuah kata kerja yang tidak pasti, dan isi pokok
bahasan atau tugas yang bersifat luas (Kemp, 1994: 55). Istilah lain untuk tujuan
umum dalam KTSP adalah standar kompetensi.
d. Ciri siswa
Ciri siswa dapat dilihat dari aspek berikut:
1. Informasi akademik
Kategori informasi mengenai siswa yang paling mudah diperoleh dan
paling sering digunakan adalah catatan akademik (Kemp, 1994: 63). Catatan
akademik mencakup nilai siswa pada mata pelajaran tertentu. Informasi
akademik diperoleh dari guru yang mengajar atau melalui uji awal (pre tes).
2. Ciri pribadi dan ciri sosial
Ciri pribadi dan ciri sosial siswa sangat penting untuk diketahui. Ciri
tersebut berupa umur dan tingkat kedewasaan, motivasi dan sikap terhadap
mata pelajaran, harapan, bakat khusus, dan kemampuan bekerja dalam berbagai
kondisi lingkungan (Kemp, 1994: 64).
3. Ciri siswa non-konvensional
Siswa konvensional adalah siswa siswa yang persiapannya, tingkah
lakunya, dan harapannya tidak konvensional (Kemp, 1994: 64). Siswa
konvensional terdiri dari kelompok siswa minoritas menurut suku, siswa cacat,
dan siswa dewasa. Menurut Kemp siswa cacat adalah orang cacat jasmani dan
cacat indera, seperti tuli dan buta, kesulitan berbicara dan lemah ingatan
8
(Kemp, 1994: 66). Siswa dewasa disini adalah orang dewasa yang menjadi
siswa, baik di perguruan tinggi maupun dalam pelatihan (Kemp, 1994: 67).
4. Gaya belajar
Ada tiga aspek gaya belajar yang dari kenyataannya serta penelitian
dapat merupakan informasi yang bermanfaat untuk menetapkan kondisi belajar
(Kemp, 1994: 68). Ketiga aspek tersebut adalah fungsi belahan otak, kondisi
belajar, dan gaya belajar kognitif. Fungsi belahan otak berhubungan dengan
perbedaan fungsi otak belahan kanan dan belahan kiri, belahan otak disebut
hemisfer. Hemisfer kiri menangani informasi secara nalar, runtut, dan analitis,
sedangkan hemisfer kanan menafsirkan informasi secara menyeluruh (Kemp,
1994: 69). Setiap orang memiliki kapasitas hemisfer yang berbeda, sehingga
perlu adanya kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kapasitas hemisfer.
e. Isi mata ajar dan analisis tugas
Isi mata ajar memberikan informasi yang diperlukan dalam pokok bahasan
(Kemp, 1994: 83). Isi mata ajar disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan,
pada saat ini kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Prinsip utama dalam KTSP adalah pemberian atribusi secara
penuh kepada instansi sekolah untuk merancang sendiri pembelajaran sesuai
dengan kondisi dan tingkat kemampuan sekolah (Pribadi, 2009: 5). Analisis tugas
adalah catatan yang rinci mengenai komponen mengetahui dan melakukan dari
suatu keterampilan (Kemp, 1994: 91).
9
f. Sasaran pengajaran
Sasaran pengajaran adalah sesuatu yang akan diraih siswa sesuai belajar
(Kemp, 1994: 107). Sasaran pengajaran terdiri dari tiga kategori utama (ranah),
yaitu kognitif, psikomotorik, dan afektif. Tujuan pembelajaran khusus memiliki
makna yang sama dengan sasaran pengajaran.
Bloom mengembangkan sebuah taksonomi untuk ranah kognitif. Taksonomi
adalah metode klasifikasi urutan berdasarkan jenjang meningkat. Taksonomi
Bloom untuk ranah kognitif adalah pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, dan evaluasi (Kemp, 1994: 109).
Ranah psikomotorik membahas tentang ketrampilan yang membutuhkan
penggunaan dan koordinasi otot tubuh (Kemp, 1994: 11). Menurut klasifikasi
Harrow ada enam golongan utama mengenai tingkah laku ranah psikomotorik,
yaitu gerakan refleks, gerakan pokok mendasar, kemampuan menghayati,
keseimbangan badan, kemampuan jasmani, gerakan yang menunjukkan
ketrampilan, dan komunikasi berkesinambungan (Kemp, 1994: 112).
Pengelompokan lain ranah psikomotorik adalah menurut Kibler, yaitu menirukan,
memanipulasi, pengalamiahan, dan artikulasi (Devi dkk, 2009: 20).
Ranah afektif mencakup sasaran yang menyangkut sikap, penghargaan,
nilai, dan emosi (Kemp, 1994: 113). Menurut Krathowl ada lima jenjang dalam
ranah afektif, yaitu menerima, menanggapi, menilai, mengelola, dan menghayati
(Devi dkk, 2009: 19).
10
g. Kegiatan belajar mengajar
Tahap ini dilakukan pemilihan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan
tujuan (Trianto, 2010: 86). Kegiatan ini meliputi pemilihan model, pendekatan,
dan metode yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Secara umum kegiatan belajar mengajar meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Menurut Kemp,
kondisi dan asas belajar penting dan bermanfaat kegiatan belajar mengajar (Kemp,
1994: 142). Kondisi dan asas belajar tersebut meliputi: persiapan sebelum
mengajar, sasaran belajar, susunan bahan ajar, perbedaan individu, motivasi,
sumber pengajaran, keikutsertaan, balikan, penguatan, latihan dan pengulangan,
urutan kegiatan belajar, penerapan, dan sikap pengajar.
h. Sumber pengajaran
Sumber belajar adalah rujukan atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran (Trianto, 2010: 102). Pemilihan media dan sumber pembelajaran
berdasarkan hasil analisis tujuan, analisis karakteristik siswa, dan analisis tugas
(Trianto, 2010: 88). Media dan sumber belajar merupakan alat dan cara untuk
memfasilitasi, mempermudah proses belajar siswa, serta membuat proses belajar
menjadi lebih menyenangkan dan menarik bagi siswa (Belawati, 2003: 2.20).
Menurut Kemp, tata cara memilih sumber pembelajaran adalah berdasarkan yang
tersedia, berdasarkan yang dikenali pengajar, serta berdasarkan sasaran pemilihan
yang objektif (Kemp, 1994: 191).
11
i. Pelayanan penunjang
Pelayanan penunjang sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan
pengembangan perangkat, namun sangat menentukan keberhasilan perangkat.
Menurut Kemp, pengajar harus mempertimbangkan semua kebutuhan yang
berkaitan dengan pelayanan penunjang, yaitu anggaran, fasilitas, bahan,
perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, dan jadwal (Kemp, 1994: 205). Selama
proses pengembangan diperlukan layanan pendukung berupa kebijakan kepala
sekolah, guru mitra usaha, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait serta layanan
laboratorium dan perpustakaan (Trianto, 2010: 88).
j. Menilai hasil belajar
Menilai hasil belajar lebih dikenal dengan istilah evaluasi. Ada dua jenis
evaluasi, yaitu evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi sumatif berfungsi
sebagai pemberi informasi kepada pengembang, sedangkan evaluasi formatif
berfungsi mengukur tingkat pencapaian tujuan utama pada akhir pembelajaran
(Trianto, 2010: 89).
Penilaian hasil belajar untuk ranah kognitif terdiri dari ujian tertulis dan
ujian objektif (Kemp, 1994: 225). Bentuk ujian objektif antara lain soal pilihan
ganda, soal benar-salah, dan soal menjodohkan. Ranah afektif dinilai dengan
melakukan pengumpulan data melalui kuesioner terbuka (contohnya skala
penilaian dan wawancara), serta melalui kuesioner tertutup (contohnya
pengamatan).
12
Menurut Toeti Soekamto (dalam Faizah, 2009: 15), kelebihan model Kemp
adalah terletak pada adanya konsep bahwa proses perancangan dan
pengembangan dapat dimulai dari mana saja, adanya penekanan kepada materi,
tujuan dan kegunaan, serta pemilihan sumber belajar yang menyebabkan model
Kemp sangat menarik bagi guru. Kekurangan model Kemp adalah tidak adanya
kejelasan tentang apa yang perlu dilakukan pada langkah-langkah yang
berhubungan dengan penentuan, serta pemilihan dan pemakaian sumber-sumber
belajar (Faizah, 2009: 16).
2.4 Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan Model
Kemp
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan mengacu
pada model Kemp. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengembangkan RPP
adalah:
1. Menentukan kebutuhan belajar dengan menganalisis hasil ujian siswa serta
melakukan wawancara dengan guru yang mengajar mata pelajaran fisika.
2. Melakukan uji awal dengan memberikan tes tertulis kepada siswa.
3. Menentukan pokok bahasan yang akan dipelajari, dalam pengembangan ini
pokok bahasan yang dipilih adalah termodinamika.
4. Melihat ciri siswa berdasarkan jenis kelamin dan hasil ujian siswa yang
diperoleh dari wawancara dengan guru.
5. Menentukan isi mata ajar yang akan dipelajari, dalam pengembangan ini
dipilih mata ajar tentang usaha dan proses termodinamika.
13
6. Menentukan sasaran pengajaran berdasarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
7. Menyusun kegiatan belajar mengajar dan memilih model dan metode yang
sesuai dengan isi mata ajar.
8. Memilih sumber belajar yang sesuai dengan kegiatan belajar mengajar.
9. Memperhatikan ketersediaan perangkat pembelajaran lain, seperti silabus,
LKPD, dan bahan ajar guna menunjang kegiatan belajar mengajar.
10. Menilai hasil belajar siswa, di awal maupun akhir pembelajaran.
Berikut ini contoh rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
dikembangkan dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan model Kemp:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : FisikaKelas/Semester : XI/2Materi Pokok : TermodinamikaSub Materi Pokok : Usaha dan Proses TermodinamikaAlokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Standar KompetensiMenerapkan konsep termodinamika dalam mesin kalor
B. Kompetensi DasarMenganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan hukum termodinamika
C. Indikator1. Menganalisis keadaan gas karena perubahan suhu, tekanan, dan volume2. Menggambarkan perubahan keadaan gas dalam diagram P-V
D. Tujuan Pembelajaran Khusus1. Mendeskripsikan pengertian termodinamika2. Mendeskripsikan pengertian sistem3. Mendeskripsikan pengertian lingkungan4. Menghitung usaha yang dilakukan gas5. Mendeskripsikan pengertian proses isothermal6. Mendeskripsikan pengertian proses isokhorik
14
7. Mendeskripsikan pengertian proses isobarik8. Mendeskripsikan pengertian proses adiabatik 9. Menghitung usaha pada proses termodinamika gas10. Menghitung suhu pada proses termodinamika gas11. Menghitung tekanan pada proses termodinamika gas12. Menghitung volume pada proses termodinamika gas
E. Strategi PembelajaranModel : KooperatifMetode : Diskusi, Presentasi
F. Sumber Belajar1. Kanginan, Marthen. 2007. Fisika 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga.2. Purwoko dan Fendi. 2009. Physics for senior High School Year XI.
Bogor: Yudhistira.3. Supiyanto, 2007. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Phiβeta.
G. Kegiatan Belajar MengajarFase Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Fase I Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Kegiatan Pendahuluan (± 10 menit)1. Mengucapkan salam
pembuka dan menanyakan apakah ada siswa yang tidak hadir.
2. MotivasiMenanyakan kepada siswa “apakah siswa tau cara pembuatan popcorn?”Memperlihatkan kepada siswa video pembuatan popcorn.
3. Menanyakan kepada siswa “Mengapa tutup panci bisa terangkat ke atas?”
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
1. Menjawab salam guru dan memberitahukan apabila ada temannya yang tidak hadir.
2. Memperhatikan video pembuatan popcorn.
3. Menjawab pertanyaan guru.
4. Memperhatikan guru.
Fase IIMenyajikan informasi
Kegiatan Inti(± 70 menit)1. Menjelaskan penyebab
terangkatnya tutup panci ke atas:
1. Memperhatikan penjelasan guru.
15
Fase IIIMengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Fase IVMembimbing kelompok bekerja dan belajar
“Saat panci diletakkan di atas kompor, energi ditambahkan ke dalam biji jagung melalui konduksi panas. Ketika biji jagung pecah dan berekspansi akan dihasilkan kerja yang mengangkat tutup panci dan terbentuklah popcorn.”
2. Guru membimbing siswa dalam pembentukan kelompok heterogen berdasarkan tipe kecerdasan siswa yang telah dianalisis sebelumnya
3. Membagikan LKPD dan bahan ajar kepada setiap kelompok.
4. Mengamati dan memfasilitasi siswa mengerjakan LKPD.
5. Meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil pengerjaan LKPDnya.
6. Memeriksa pemahaman siswa dan memberikan umpan balik dengan memastikan bahwa setiap kelompok mengetahui jawaban yang benar tentang apa yang telah mereka kerjakan.
7. Membimbing siswa merangkum hasil pembelajaran sesuai TPK.
2. Membentuk kelompok.
3. Mengambil LKPD dan bahan ajar.
4. Mengerjakan LKPD.
5. Mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
6. Memperhatikan penjelasan guru.
7. Memperhatikan dan mencatat rangkuman pelajaran.
16
Fase VEvaluasi
Fase VIMemberikan penghargaan
Kegiatan Penutup(± 10 menit)1. Mengevaluasi siswa
per individu sesuai dengan TPK yang ingin dicapai.
2. Memberikan penghargaan pada kelompok yang kinerjanya bagus.
3. Memberitahukan siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya akan membahas tentang hukum I Termodinamika.
4. Mengucapkan salam penutup.
1. Mengerjakan sola evaluasi secara individu.
2. Memberikan aplaus kepada kelompok yang diberi penghargaan.
3. Mencatat materi pembelajaran selanjutnya.
4. Menjawab salam guru.
H. Penilaian Hasil Belajara. Teknik Penilaian : Tes tertulisb. Bentuk Instrumen : Essayc. Soal Evaluasi
1. Carilah pasangan istilah untuk kata-kata di bawah ini!1. Cabang dari ilmu fisika yang
mempelajari tentang proses perpindahan energi sebagai kalor dan usaha .
2. Benda atau sekumpulan benda yang akan diteliti.
3. Semua yang ada di sekitar benda.4. Proses perubahan keadaan sistem pada
suhu tetap.5. Proses perubahan keadaan sistem pada
volume tetap.6. Proses perubahan keadaan sistem pada
tekanan tetap.7. Proses perubahan keadaan sistem tanpa
adanya pertukaran kalor dengan lingkungannya.
8. Nama ilmuwan yang teorinya sesuai dengan proses isothermal.
9. Nama ilmuwan yang teorinya sesuai dengan proses isokhorik.
10. Nama ilmuwan yang teorinya sesuai dengan proses isobarik.
a. Adiabatikb. Boylec. Charlesd. Gay Lussace. Isobarikf. Isokhorikg. Isothermalh. Lingkungani. Sistemj. Termodinamika
17
2. Suatu gas mengalami ekspansi pada tekanan konstan 5 atm (1 atm = 105 N/m2). Volume awal gas adalah 300 liter dan setelah mengalami ekspansi, volumenya menjadi dua kalinya. Tentukan usaha yang dilakukan oleh gas!
3. Suatu gas bervolume 0,5 m3 perlahan-lahan dipanaskan pada tekanan tetap sehingga volumenya menjadi 2m3. Jika usaha pada sistem adalah 3 x 105 J, tentukan tekanan gas!
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan dengan model
Kemp memiliki bagian berupa standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
tujuan pembelajaran khusus, strategi pembelajaran, sumber pelajaran, kegiatan
belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar.
3.2 Saran
Meningkatkan kreativitas pengajar dalam mengembangkan rencana
pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan model Kemp, supaya kegiatan belajar
mengajar lebih menarik dan bermakna bagi siswa. Hal ini pada akhirnya akan
meningkatkan hasil belajar siswa.
19
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 1997. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya: Apollo.
Devi, Poppy Kamalia dkk. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran untuk Guru SMP. Diambil pada tanggal 14 September 2011 dari www.p4tkipa.org.
Faizah, Umi. 2009. Pengembangan Program Pembelajaran Menggunakan Model Kemp pada Materi Gerak pada Siswa Kelas VII Semester 2 SMP Negeri 8 Palangka Raya tahun Pelajaran 2008/2009. Proposal, tidak diterbitkan. Palangka Raya: Universitas Palangka Raya.
Farcis, Fenno. 2011. Pengembangan Program Pengajaran Fisika. Bahan ajar, tidak diterbitkan. Palangkaraya: Universitas Palangkaraya.
Ihsan, Fuad. 2010. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Kemp, Jerrold E. 1994. Proses Perancangan Pengajaran (terjemahan Asril Marjohan). Bandung: penerbit ITB.
Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sumiati dan Asara. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher.
______. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
20