22
MAKALAH TUTORIAL DUUUH KOTORNYA GIGI ANAK-ANAK SD Tutor: Tutor: drg. Sherli Diana Sp.KG Disusun Oleh Kelompok 5: Hanna Sari I1D115014 Hilman Muzadi I1D115219 Jandika Febrianto I1D115220 Kamelia Ramdhani S. I1D115057 Kurnia Fatwati I1D115222 Makfiyah Saidah I1D115223 Nadya Islami I1D115027 Rezki Herawati I1D115063 Robiansyah I1D115044 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2015 i

Makalah Skenario duh kotornya gigi anak anak sd

Embed Size (px)

DESCRIPTION

OHI dan OHI-S merupakan metode untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut. Perbedaan keduanya terletak pada proses pemeriksaan saja, pada OHI pemeriksaan dilakukan pada semua gigi kemudian sampel yang diambil adalah gigi yang paling banyak terdapat debris dan kalkulus. Sedangkan pada OHI-S gigi indeks sudah ditetapkan. Debris merupakan endapan lunak yang menempel pada gigi, dapat dibersihkan dengan cara mekanik yaitu menggosok gigi, menggunakan dental floss, dan menggunakan obat kumur. Sedangkan kalkulus merupakan endapan keras dan pada yang menempel pada gigi yang dapat dibersihkan dengan menggunakan alat khusus.

Citation preview

Page 1: Makalah Skenario duh kotornya gigi anak anak sd

MAKALAH TUTORIAL

DUUUH KOTORNYA GIGI ANAK-ANAK SD

Tutor:

Tutor:

drg. Sherli Diana Sp.KG

Disusun Oleh Kelompok 5:

Hanna Sari I1D115014

Hilman Muzadi I1D115219

Jandika Febrianto I1D115220

Kamelia Ramdhani S. I1D115057

Kurnia Fatwati I1D115222

Makfiyah Saidah I1D115223

Nadya Islami I1D115027

Rezki Herawati I1D115063

Robiansyah I1D115044

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2015

i

Page 2: Makalah Skenario duh kotornya gigi anak anak sd

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya lah maka penyusun dapat menyelesaikan makalah tutorial yang berjudul ”Duuuh Kotornya Gigi Anak-Anak Sd” dengan tutor drg. Sherli Diana Sp.KG

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam menyelesaian makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada drg. Sherli Diana Sp.KG selaku tutor yang membimbing kami sehingga tutorial berjalan baik dan lancar.

Pembuatan makalah ini bertujuan memenuhi tugas tutorial. Dengan selesainya makalah ini semoga dapat menjadi referensi baik pada institusi pendidikan dokter gigi guna kelancaran kegiatan belajar mengajar. Penyusun menyadari keterbatasan akan literatur dan sumber informasi terkait kajian dalam makalah, untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat dipergunakan dan bermanfaat bagi kita semua.

Banjarmasin, Oktober 2015

Penyusun

ii

Page 3: Makalah Skenario duh kotornya gigi anak anak sd

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Skenario.................................................................................................................................. 11.2. Identifikasi dan Klaifikasi Istilah Asing................................................................................. 11.3. Identifikasi Masalah................................................................................................................ 11.4. Analisis Masalah..................................................................................................................... 11.5. Pohon Masalah (Problem Tree).............................................................................................. 21.6. Sasaran Belajar....................................................................................................................... 2

BAB II ISI

2.1 Mekanisme Kalkulus ............................................................................................................... 5

2.2 Komposisi dan Klasifikasi dan Kalkulus................................................................................. 5

2.3 Pengertian OHI dan OHI-S...................................................................................................... 6

2.4 Rumus dan Kriteria OHI dan OHI-S........................................................................................ 6

2.5 Gigi Pengganti Jika Gigi Indeks Tidak Ada............................................................................. 7

2.6 Mengapa Hanya Enam Gigi yang Dijadikan Indeks OHI-S............................................ 7

2.7 Alat, Rumus Perhitungan, Teori Debris Index dan Calculus Index..............................7

2.8 Cara Menyikat Gigi yang Benar..................................................................................10

2.9 Cara Mahasiswa Melakukan Penyuluhan................................................................................ 11

2.10 Cara Membersihkan Debris dan Kalkulus................................................................................11

2.11 Cara Mencegah Karies Serta Terjadinya Debris dan Kalkulus.....................................11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................................................. 123.2 Saran ...................................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 13

iii

Page 4: Makalah Skenario duh kotornya gigi anak anak sd

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 SkenarioMahasiswa Kedokteran Gigi melakukan pemeriksaan kebersiha gigi pada

anak-anak sekolah dasar. Mahasiswa tersebut melakukan penghitungan debris index dan calculus index. Mahasiswa hanya melakukan penghitungan pada gigi molar dan gigi incisivus. Hasil penghitungan menyimpulkan bahwa Oral Hygiene Index pada anak-anak SD tersebut kriteria buruk. Mahasiswa tersebut kemudian memberikan penyuluhan cara menjaga kebersihan gigi dan memberikan contoh cara menyikat gigi yang benar.

1.2 Identifikasi dan Klarifikasi Istilah Asing Debris Index, Satuan atau nilai sisa makanan pada gigi Calculus Index, Satuan atau nilai calculus pada gigi Oral Hygiene Index, Nilai kebersihan gigi dan mulut Kriteria, Tolak ukur atau perbandingan Gigi Incisivus, Gigi seri Gigi Molar, Gigi geraham

1.3 Identifikasi Masalah1. Apa pengertian dari Debris Index?2. Apa pengertian dari Oral Hygiene Index?3. Apa pengertian dari Calculus Index?4. Bagaimana cara mahasiswa dalam memberikan penyuluhan?5. Bagaimana cara melakukan penghitungan Debris Index serta Calculus

Index?6. Bagimana cara menyikat gigi yang benar?7. Bagaimana cara menyimpulkan Oral Hygiene Index?8. Berapa kriteria Oral Hygiene Index ?9. Bagaimana keadaan yang termasuk dalam criteria buruk pada Oral

Hygiene Index?10. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan gigi?11. Mengapa mahasiswa hanya melakukan perhitungan hanya pada gigi molar

dan incisivus?12. Bagaimana cara membersihkan debris dan calculus?

1.4 Analisis Masalah1. Debris index adalah satuan atau nilai dari endapan lunak di permukaan

gigi dan merupakan satuan banyknya sisa makanan di permukaan gigi.2. Oral Hygiene Index merupakan suatu index untuk mengukur kebersihan

gigi dan mulut

1

Page 5: Makalah Skenario duh kotornya gigi anak anak sd

3. Calculus index merupakan satuan untuk menggambarkan banyaknya karang gigi

4. Cara mahasiswa dalam melakukan penyuluhan:a. Melakukan sikat gigi bersama b. Bakti sosial cara menyikat gigi yang benarc. Memberi pengetahuan cara menyikat gigi yang benar d. Screeninge. Perawatan gigi

5. Cara melakukan penghitungan debris index beserta calculus index:a. Debris index = Jumlah nilai debris

Jumlah gigi yang diperiksa

b. Calculus index = Jumlah nilai calculus

Jumlah gigi yang diperiksa

6. Cara menyikat gigi yang benar itu dengan menyikat gigi secara vertikal, memutaratau roll, dan menyikat bagian oklusal secara horizontal

7. OHI-S mempunyai kriteria tersendiri, yaitu:

Baik : 0,0 – 1,2

Sedang: 1,3 - 3,0

Buruk : 3,1 – 6,0

8. Jumlah oral hygiene index yang kriterianya baik, buruk, dan sedang:a. Penilaian debris dan calculus

Baik : jika nilainya antara 0 – 0,6 Sedang: jika nilainya antara 0,7 – 1,8 Buruk : jika nilainya antara 1,9 – 3,0

b. Penilaian OHI-S Baik : 0,0 – 1,2 Sedang: 1,3 - 3,0 Buruk : 3,1 – 6,0

9. Keadaan yang termasuk dalam kriteria buruk pada oral hygiene index adalah

a. Keadaan gigi yang kotor

b. Gigi tertutup oleh debris dan calculus

c. Terdapat plak gigi dan adanya bau mulut

d. Oral hygiene index-nya melebihi kriteria normal

2

Page 6: Makalah Skenario duh kotornya gigi anak anak sd

10. Cara melakukan pemeriksaan gigi adalah dengan memeriksakan gigi ke dokter gigi / perawat gigi setiap 6 bulan sekali. Dokter gigi / perawat gigi tersebut akan menggunakan oral diagnostic set untuk memeriksa kondisi gigi dan mulut

11. Alasan mengapa mahasiswa hanya melakukan penghitungan oral hygiene index pada gigi molar dan incisivus saja, adalah karena penempelan pplak dan sisa makanan banyak terdapat di gigi molar dan gigi incisivus saja

12. Cara membersihkan debris adalah:a. Food debris dibersihkan dengan aliran saliva secara alamiahb. Materi alba dapat dibersihkan dengan semprotan air, namun untuk

penyingkiran yang semurna diperlukan pembersihan secara mekanikc. Plak dapat dibersihkan secara mekanik dengan mukosa gigid. Cara membersihkan calculus dilakukan dengan skeling dan root

planning.

1.5 Problem Tree

1.6 Sasaran Belajar1. Menjelaskan mekanisme terjadinya debris dan kalkulus2. Menjelaskan komposisi dan klasifikasi kalkulus3. Menjelaskan pengertian OHI dan OHI-S4. Menjelaskan rumus dan Kriteria OHI dan OHI-S

3

Problem Tree

OHI & OHI-S Pera

watan

Pencegahan

Kriteria

Definisi

Rumus

Perhitungan

Penyuluhan

Menyikat Gigi

CI

DI

Cara Perhitungan

Cara Perhitungan Debr

isCalculus Perhit

unganOHI & OHI-S

DefinisiKomp

osisiMekanismeKlasifikasi

DefinisiKomp

osisiMekanisme

Page 7: Makalah Skenario duh kotornya gigi anak anak sd

5. Menjelaskan gigi apa yang menggantikan jika gigi penentu indeks pada pemeriksaan OHI dan OHI-S tanggal

6. Menjelaskan mengapa hanya 6 gigi yang dijadikan kriteria pada penilaian OHI-S

7. Menjelaskan mengenai alat, cara penilaian, teori debris index, dan calculus index

8. Menjelaskan cara menyikat gigi yang benar9. Menjelaskan bagaimana cara mahasiswa dalam memberikan penyuluhan

kesehatan gigi10. Menjelaskan bagaimana cara membersihkan debris dan kalkulus11. Menjelaskan bagaimana caranya mencegah gigi berlubang serta terjadinya

debris dan kalkulus

4

Page 8: Makalah Skenario duh kotornya gigi anak anak sd

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Mekanisme terjadinya kalkulusKalkulus adalah dental plak yang telah mengalami mineralisasi. Pembentukan kalkulus terjadi dalam tiga tahap, yaitu:a. Pembentukan Pelikel

Setelah menyikat gigi, pada permukaan gigi akan terbentuk lapisan bening dan tipis yaitu pelikel. Pelikel ini belum ditumbuhi kuman. Pelikel yang sudah ditumbuhi kuman disebut plak.

b. Maturasi PlakPlak kemudian akan mengalami proses pengikatan ion-ion kalsium

bersenyawa karbohidrat protein dari matriks organis dan pengendapan kristal fosfat yang disebut kalsifikasi. Proses ini menyebabkan plak yang lunak menjadi keras.

c. Kalsifikasi Plak Menjadi KalkulusKalsifikasi plak dimulai dalam 24-72 jam dan rata-rata memerlukan

waktu 12 hari untuk matang. Saliva merupakan sumber mineral bagi kalkulus supragingival, sedangkan serum transudat merupakan sumber mineral bagi kalkulus subgingiva. Dalam 24-72 jam, kalsifikasi dari pusat-pusat terpisah akan membesar dan menyatu membentuk deposit padat dari kalkulus. Waktu yang diperlukan untuk pembentukan kalkulus dari tahap plak lunak menjadi termineralisasi sekitar 10-20 hari dengan waktu rata-rata 12 hari. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk jumlah maksimum pembentukan kalkulus adalah 10 minggu hingga 6 bulan.

2.2 Komposisi dan Klasifikasi Kalkulusa. Komposisi Kalkulus

Menurut Wilkins (1964) komposisi Kalkukulus terdiri dari komponen anorganik, organik dan air. Kalkulus yang sudah matang biasa terdiri dari 75-85% anorganik dan sisanya (15-25%) terdiri dari kompinen organik dan air. Komposisi organik terdiri dari 39% Kalsium, Fosfor 19%, Magnesium 0,8%, Karbondioksida 1,9% dan zat-zat lainnya. Komponen anorganik ini akan membentuk 4 kistal utama yaitu Hidroksiapatit, Brushite, Magnesium Whitlockite, dan Octacalcium-phospate. Yang paling umum adalah Hidroksiapatit. Dan komponen organik tediri dari beberapa organisme nonvital, sel epitel berdekuamasi, leukosit dan mucin dari saliva. Substansinya pada matriks yaitu cholesterol esters, fosfolipid, serta asam lemak pada fragmen lipid, campuran karbohidrat protein serta gula pada fragmen karbohidrat dan kreatinin nucleoprotein, serta asam amino pada protein.

b. Klasifikasi Kalkulus

5

Page 9: Makalah Skenario duh kotornya gigi anak anak sd

Kalkulus supragingivaTerdapat di atas gusi, warnanya agak kekuning-kuningan tercemar

faktor lain seperti tembakau, anggur dan pinang. Kondisi tersebut cukup keras tapi mudah rapuh dengan dilepas dengan alat khusus.

Kalkulus SubgingivaTerdapat dibawah gusi, melekat pada permukaan akar ada

inflamasi gingival, pembentukan poket dan warna hijau atau hitam, lebih keras dari supragingiva, melekat erat pada permukaan gigi.

2.3 Pengertian OHI dan OHI-Sa. Pengertian OHI (Oral Hygiene Index)

OHI adalah metode untuk mengklasifikasikan status kebersihan gigi dan mulut dari suatu populasi. Merupakan hasil penjumlahan dari CI dan DI untuk mengukur kebersihat gigi dan mulut. Pada penilaian ini semua gigi diperiksa baik gigi pada rahang atas maupun rahang bawah.

b. Pengertian OHI-S (Oral Hygiene Index-Simplified)Merupakan alat untuk mengukur kebersihan gigi seseorang. Green and

Vermillion memilih 6 permukaan gigi indeks tertentu yang cukup dapat mewakili segmen depan maupun belakang dari seluruh pemeriksaan gigi yang ada dalam rongga mulut.

2.4 Rumus dan Kriteria OHI dan OHI-Sa. Kriteria OHI

OHI = Debris Index + Calculus Index

Debris Index = Total Skor Debris

Jumlah Ruas Gigi

Calculus Index = Total Skor Calculus

Jumlah Ruas Gigi

Score Kriteria

0,0 – 2,4 Baik

2,5 – 6 Sedang

6,1 – 12 Buruk

6

Page 10: Makalah Skenario duh kotornya gigi anak anak sd

b. Kriteria OHI-SOHI-S = Debris Index + Calculus Index

Debris Index = Total Skor Debris

Jumlah Gigi yang diperiksa

Calculus Index = Total Skor Calculus

Jumlah Gigi yang diperiksa

Score Kriteria

0,0 – 1,2 Baik

1,3 - 3 Sedang

3,1 – 6,0 Buruk

2.5 Gigi Pengganti Jika Gigi Indeks Tidak AdaJika gigi indeks pada pada suatu segmen tidak ada, lakukan penggantian gigi tersebut dengan ketentuan sebagai berikut:a. Jika gigi molar pertama tidak ada, penilaian dilakukan pada gigi molar

kedua, jika gigi molar pertama dan kedua tidak ada penilaian dilakukan pada molar ketiga, akan tetapi jika ketiga gigi molar tidak ada maka tidak ada penilaian untuk segmen tersebut

b. Jika gigi Incisivus pertama kanan atas tidak ada, dapat diganti oleh gigi Incisivus kiri, dan jika gigi Incivus kiri bawah tidak ada, maka dapat digantikan dengan gigi Incisicus kanan bawah. Akan tetapi jika gigi Incisivus pertama kiri atau kanan tidak ada, maka tidak ada penilaian untuk segmen tersebut.

2.6 Mengapa Hanya Enam Gigi yang Dijadikan Indeks OHI-SKarena debris yang merupakan endapan lunak sisa makanan melekat pada

gigi penentu tersebut dan calculus yang merupakan hasil pengapuran debris juga banyak yang melekat pada ke-enam gigi penentu tersebut.

2.7 Alat, Rumus Perhitungan, Teori Debris Index dan Calculus Indexa. Alat

Diagnostic set (kaca mulut, pinset, dll), periodontal probe, senter, alkohol, disclosing solution.

7

Page 11: Makalah Skenario duh kotornya gigi anak anak sd

b. Rumus PerhitunganDebris Index = Total Skor Debris

Jumlah Gigi yang diperiksa

Calcculus Index = Total Skor Calculus

Jumlah Gigi yang diperiksa

PROSEDUR PENILAIAN DEBRIS

Score Kriteria

0 tidak ada debris

1Debris lunak atau terdapat ekstrinsik stain tanpa debris menutupi

tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi

2debris lunak menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi tetapi tidak

lebih dari 2/3 permukaan gigi yang diperiksa

3 debris lunak menutupi lebih dari 2/3 permuka an yang diperiksa

PROSEDUR PENILAIAN KALKULUS

Skor Kriteria

0 tidak ada kalkulus

1 kalkulus supragingiva menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi

2

kalkulus supragingiva menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi tetapi

tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi yang diperiksa atau adanya

bercak kalkulus subgingiva sekeliling bagian servikal gigi

3

kalkulus supragingiva menutupi lebih dari 2/3 permukaan yang

diperiksa atau adanya pita tebal yang tidak terputus dari kalkulus

subgingiva sekeliling servikal gigi yang diperiksa

c. Teori Pengukuran Kebersihan Gigi Pengukuran Kebersihan Mulut Menurut Podshadley And Haley

(Patient Hygiene Performance Indeks atau Indeks PHP)

IP PHP = Jumlah total skor plak seluruh permukaan gigi yang diperiksa

Jumlah gigi yang diperiksa

8

Page 12: Makalah Skenario duh kotornya gigi anak anak sd

Score Kriteria

0 Sangat Baik

0,1 – 1,7 Baik

1,8 – 3,4 Sedang

3,5 – 5 Buruk

Penilaian Indeks Plak Menurut Modifikasi Turesky-Gilmore-Glickman Dari Quigley-Hein

Skor plak perorangan = Jumlah total nilai yang diperoleh Jumlah permukaan yang diperiksa

Pengukuran Keb Kebersihan Mulut Menurut Personal Hiygiene Performance

Mocified (PHPM) Oleh Marten dan MeskinIndeks kebersihan mulut PHP-M (Personal Hygiene

Performance-Modified) dari Martin dan Meskin (1972), merupakan indeks yang telah dimodifikasi dari Personal Hygiene Index (PHP) dari Podshadley dan Haley (1968Pemeriksaan PHP-M menggunakan gigi indeks dan menggunakan agen disclosing. Cara perhitungan: Apabila terlihat ada plak di salah satu area, maka diberi skor 1 (atau tanda v), jika tidak ada plak bisa diberi skor 0 atau tanda (-). Jumlah skor perorangan 60 yang diperoleh dengan menjumlah seluruh skor

9

Skor PI Kondisi

0 Tidak ada plak

1Terdapat bercak-bercak plak yang terpisah pada bagian

margin servikal dari gigi

2Terdapat lapisan tipis plak sampai setebal 1 mm pada

bagian margin servikal dari gigi

3Terdapat lapisan plak lebih dari 1 mm tetapi mencapai

1/3 bagian mahkota

4Terdapat lapisan plak. Lebih dari 1/3, akan tetapi tidak

lebih dari 2/3 bagian mahkota

5 Terdapat lapisan plak, menutupi seluruh permukaan gigi

Page 13: Makalah Skenario duh kotornya gigi anak anak sd

Pengukuran Kenersihan Menurut Hygiene Indeks (HI)Merupakan Pemeriksaan yang paling akurat karena penilaian

akumulasi plak dlakukan pada semua gigi dan mencakup keempat permukaan yaitu mesial, facial, distal, dan lingual. Apabila terlihat ada plak di salah satu area, maka diberi skor 1 (atau tanda v), jika tidak ada plak bisa diberi skor 0 atau tanda (-)

HI = Jumlah nilai permukaan yang bebas plak x 100%

Jumlah permukaan gigi yang diperiksa

2.8 Cara Menyikat Gigi yang Benara. Metode scrub / horizontal

Dilakukan dengan kedua rahang tertutup, kemudian permukaan bukal gigi disikat dengan gerakan keatas dan kebawah.untuk permukaan lingual dan palatinal dilakukan dengan gerakan sama dengan mulut terbuka.

b. Metode HorizontalPermukaan bukal dan lingual disikat dengan gerakan kedepan dan

kebelakang.c. Teknik Roll

Bulu-bulu sikat ditempatkan pada gusi sejauh mungkin dari permukaan oklusal dengan ujung-ujung bulu sikat mengarah ke apeks dan sisi bulu sikat digerakkan perlahan-lahan melalui permukaan gigi sehingga bagian belakang dari kepala sikat bergerak dengan lengkungan. Pada waktu bulu-bulu sikat melalui mahkota klinis kedudukannya hamper teggak lurus permukaan email.

d. Teknik CharterPada permukaan bukal dan labial sikat dipegang dengan tangkai

dalam kedudukan horizontal. Ujung-ujung bulu diletakkan pada permukaan gigi membentuk sudut 45O terhadap sumbu panjang gigi mengarah ke oklusal. Dalam posisi ini sisi dari bulu sikat berkontak dengan tepi gusi, sedangkan ujung dari bulu-bulu sikat berada pada permukaan gigi. Kemudian sikat ditekan sedemikian rupa sehingga ujung-ujung bulu sikat masuk ke interproksimaldan sisi bulu sikat menekan tepi gusi.

e. Teknik StillmanPosisi bulu sikat berlawanan dengan charter. Sikat ditempatkan

sebagian pada gigi dan sebagian ada gusi membentuk sudut 45O terhadap sumbu panjang gigi mengarah ke apical. Kemudian sikat gigi ditekankan sehingga gusi memucat dan dilakukan gerakan rotasi kecil tanpa mengubah kedudukan ujung bulu sikat.

10

Page 14: Makalah Skenario duh kotornya gigi anak anak sd

f. Teknik bassSikat ditempatkan dengan sudut 45O terhadap sumbu panjang gigi

mengarah keapikal dengan ujung-ujung bulu sikat pada tepi gusi. Sikat digerakkan dengan gerakan getaran-getaran kecil kedepan dan kebelakang selama kurang lebih 10-15 detik ketiap daerah yang meliputi 2/3 gigi. Untuk menyikat permukaan bukal dan labial, tangkai dipegang dalam kedudukan horizontal dan sejajar dengan lengkung gigi. Untuk permukaan lingual dan palatinal gigi belakang agak menyudut dan pada gigi depan sikat dipegang vertical.Syarat sikat gigi yang ideal : Tangkai harus enak dipegang dan stabil, pegangan sikat harus cukup

lebar dan cukup tebal Kepala sikat jangan terlalu besar, untuk orang dewasa maksimal 25-

29 mm x 10 mm, untuk anak-anak 15-24 mm x 8 mm, untuk balita 18 mm x 7 mm

Tekstur harus memungkinkan sikat digunakan dengan efektif tanpa merusak jaringan lunak maupun jaringan keras.

2.9 Cara Mahasiswa Melakukan Penyuluhana. Metode simulasi : terjadi interaksi dua arah yaitu antara pendidik dan

anak didik agar aktif dalam mengamati, memperhatikan, dan mempraktikkan secara langsung

b. Metode demonstrasi : memperlihatkan cara melakukan tindakan atau prosedur dengan diberikan penerangan secara lisan, gambar, dan ilustrasi

2.10 Cara Membersihkan Debris dan Calculusa. Skeling

Merupakan suatu proses membuang plak dan kalkulus dari permukaan gigi baik supragingiva maupun subgingiva.

b. Root PlanningMerupakan proses untuk membuang sisa-sisa kalkulus yang terpendam dan jaringan nekrotik pada sementum untuk mernghasilkan permukaan akar gigi yang licin dan keras.

2.11 Cara Mencegah Karies Serta Terjadinya Debris dan KalkulusCara mencegah karies yakni dengan melakukan penutupan fisure, diet

makanan, penggunaan sediaan flourserta pengendalian plak. Sedangkan cara mencegah debris dan kalkulus yakni dengan konsumsi buah dan minum air putih karena serat pada buah dan air dapat melancarkan pembersihan sendiri pada gigi membersihkan gigi secara mekanik, yaitu: menggosok gigi, menggunakan dental floss, dan tusuk gigi.

11

Page 15: Makalah Skenario duh kotornya gigi anak anak sd

BAB III

PENUTUP

3.1 KesimpulanOHI dan OHI-S merupakan metode untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut. Perbedaan keduanya terletak pada proses pemeriksaan saja, pada OHI pemeriksaan dilakukan pada semua gigi kemudian sampel yang diambil adalah gigi yang paling banyak terdapat debris dan kalkulus. Sedangkan pada OHI-S gigi indeks sudah ditetapkan. Debris merupakan endapan lunak yang menempel pada gigi, dapat dibersihkan dengan cara mekanik yaitu menggosok gigi, menggunakan dental floss, dan menggunakan obat kumur. Sedangkan kalkulus merupakan endapan keras dan pada yang menempel pada gigi yang dapat dibersihkan dengan menggunakan alat khusus.

3.2 SaranMengingat nilai OHI-S yang masuk kriteria buruk, untuk mengurangi angka yang menunjukkan kriteria buruk tersebut dapat dilakukan pemeliharaan kesehatan gigi secara sederhana yaitu dengan menggosok gigi secara teratur, dan makan buah-buahan serta banyak minum air putih

12

Page 16: Makalah Skenario duh kotornya gigi anak anak sd

DAFTAR PUSTAKAJurnal e-Gigi “Pengaruh Konsumsi Pepaya dalam Menurunkan Indeks Debris

Pada Anak Usia 10-12 Tahun di SDN 103 Manado. Vol 2, No 2, Juli-Desember 2014

Putri, Megananda Hiranya, dkk. 2012. “Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi”. Jakarta: ECG

Jurnal Berita Kedokteran Masyarakat “Status Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Status Karies Gigi. Vol 27, No 2, Juni 2011

Jurnal Dentino “Efektivitas Menyikat Gigi Metode Horizontal, Vertikal, dan Roll terhadap penurunan plak pada ank usia 9-11 tahun” Vol 2, No 2, September 2014

Jurnal Ekologi Kesehatan “Faktor Yang Mempengaruhi Kebersihan Gigi dan Mulut Masyarakat DKI Jakarta” Vol 8, No 1, Maret 2008

Dumit, Rescu Al. 2010. “Ethiology and Patogenesis of Periodontal Disease”. New York: Spinger

13