67
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Telaah Kurikulum Sekolah SMA Kelas XI Semester I dan Semester II” guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Telaah dan Kurikulum Sekolah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami Drs. Maryani yang telah memberikan masukan yang bermafaat dalam penyusunan tugas makalah ini, sehingga penyusun memiliki kesempatan untuk menambah wawasan kami tentang telaah kurikulum. Seperti kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak“ , kami sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat diharapkan kritik maupun sarannya yang bersifat konstrukktif, sehingga di kemudian hari kami dapat menyusun lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat terdapat dengan baik dan bermanfaat bagi kita semua. Jember, 27 November 2013 Penyusun Pendidikan Fisika Universitas Jember | Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“ 1

MAKALAH Telaah Kurikulum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

yes

Citation preview

Page 1: MAKALAH Telaah Kurikulum

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-

Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Telaah Kurikulum

Sekolah SMA Kelas XI Semester I dan Semester II” guna memenuhi tugas mata

kuliah Pengembangan Telaah dan Kurikulum Sekolah.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami Drs.

Maryani yang telah memberikan masukan yang bermafaat dalam penyusunan tugas

makalah ini, sehingga penyusun memiliki kesempatan untuk menambah wawasan

kami tentang telaah kurikulum.

Seperti kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak“ , kami sangat menyadari

bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,

kami sangat diharapkan kritik maupun sarannya yang bersifat konstrukktif, sehingga

di kemudian hari kami dapat menyusun lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat

terdapat dengan baik dan bermanfaat bagi kita semua.

Jember, 27 November 2013

Penyusun

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

1

Page 2: MAKALAH Telaah Kurikulum

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. 1

DAFTAR ISI................................................................................................ 2

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................ 3

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4

1.3 Tujuan ............................................................................................ 4

1.4 Manfaat .......................................................................................... 4

BAB II. KERANGKA TEORI

2.1. Pengertian Kurikulum .................................................................... 5

2.2. Landasan dan Aspek Pengembangan Kurikulum ........................... 6

2.3. Prinsip Pengembangan Kurikulum................................................. 11

2.4. Komponen Kurikulum ................................................................... 17

2.5. Konsep dan Teori Kurikulum ........................................................ 19

2.6. Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum ................................ 20

BAB III. HASIL TELAAH

3.1. Analisis Landasan Kurikulum ........................................................ 23

3.2. Analisis Prinsip Pengembangan Kurikulum.................................... 26

3.3. Analisis Komponen Kurikulum ...................................................... 30

BAB IV. PEMBAHASAN

4.1. Pembahasan .................................................................................. 35

BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan ....................................................................................41

5.2. Saran ...............................................................................................41

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................42

LAMPIRAN DAN RENCANA KERJA…………………………………..43

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

2

Page 3: MAKALAH Telaah Kurikulum

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pentingnya peran dan fungsi kurikulum memang sudah sangat disadari dalam

sistem pendidikan nasional. Ini dikarenakan kurikulum merupakan alat yang

krusial dalam merealisasikan program pendidikan, baik formal maupun non

formal , sehingga gambaran sistem pendidikan dapat terlihat jelas dalam

kurikulum tersebut. Dengan kata lain, sistem kurikulum pada hakikatnya adalah

sistem pendidikan itu sendiri.

Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu

pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai

tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Dalam sejarah pendidikan di

Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang

tujuannya sudah tentu untuk menyesuaikannya dengan perkembangan dan

kemajuan zaman, guna mencapai hasil yang maksimal.

Berdasarkan catatan sejarah dunia pendidikan di Indonesia telah mengalami

perubahan kurikulum sebanyak 9 kali. Kurikulum pertama tahun 1947 dikenal

dengan Leer Plan (Rencana Pelajaran) yang lebih besar nuansa politik Belanda.

Kedua, tahun 1952 yang disebut dengan Rencana Pelajaran Terurai yang lebih

merinci silabus setiap mata pelajaran. Di tahun 1964, kurikulum ketiga bernama

Rentjana Pendidikan yang menitikberatkan pada pengembangan moral,

kecerdasan, emosioinal/ artistik, keprigelan dan jasmani atau Pancawardhana

(Hamalik, 2004). Empat tahun kemudian, tahun 1968 dinamai dengan Kurikulum

1968 yang merupakan penyempurnaan dari Pancawardhana menjadi pembinaan

jiwa Pancasila. Kemudian, berubah lagi di tahun 1975 dengan nama Kurikulum

1975 yang lebih efisien dan efektif dengan konsep bidang manajemen atau

disebut MBO (Management by Objective) dengan Prosedur Pengembangan

Sistem Instruksional (PPSI). Di perubahan keenam terjadi tahun 1984 disebut

Kurikulum 1984 yang lebih mengusung Skill Approach (Pendekatan Keahlian)

dengan model yang disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active

Learning (SAL). Ketujuh, ialah tahun 1994 dan 1999 yang disebut dengan

Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999 yang memadukan kurikulum-

kurikulum sebelumnya dan materi muatan lokal disesuaikan dengan daerah

masing-masing. Di tahun 2004, kurikulum disebut Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) yang setiap pelajaran diurai berdasarkan kompetensi yang

harus dicapai siswa, tapi hasilnya kurang memuaskan. Yang terakhir di tahun

2006 disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang

memfokuskan pada isi dan proses pencapaian target kompetensi siswa melalui

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

3

Page 4: MAKALAH Telaah Kurikulum

Kerangka Dasar (KD), Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) hingga saat ini.

Kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi

yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi

peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum, yang

dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai

instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas

yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan

(2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara

yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan

pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum?

2. Kurikulum apa yang digunakan di SMAN 1 PAKUSARI?

3. Apa saja landasan-landasan yang terdapat pada kurikulum tersebut?

4. Apa saja prinsip-prinsip yang terdapat pada kurikulum tersebut?

5. Apa saja komponen-komponen yang terdapat pada kurikulum tersebut?

6. Apa saja konsep yang terdapat pada kurikulum tersebut?

1.3 Tujuan

1. Memahami pengertian kurikulum.

2. Mengetahui Kurikulum yang digunakan di SMAN 1 PAKUSARI.

3. Mengetahui landasan-landasan yang terdapat pada kurikulum tersebut.

4. Mengetahui prinsip-prinsip yang terdapat pada kurikulum tersebut.

5. Mengetahui komponen-komponen yang terdapat pada kurikulum tersebut.

6. Mengetahui konsep yang terdapat pada kurikulum tersebut.

1.4 Manfaat

Dari tujuan pembahasan diatas dapat kita ambil manfaat sebagai berikut:

Bagi Mahasiswa

Sebagai Tugas untuk memahami kurikulum secara mendalam dan

mengembangkannya pada saat kita menjadi seorang guru, serta

mempermudah mahasiswa untuk menganalis kurikulum KTSP.

Bagi Guru

Dapat digunakan untuk memperbaiki kurikulum yang ada dengan

memperhatikan hasil talaah yang telah kami lakukan serta sebagai

Bagi Umum

Dapat digunakan sebagai sumber referensi tentang telaah kurikulum sekolah.

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

4

Page 5: MAKALAH Telaah Kurikulum

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Pengertian Kurikulum

Sebelum kita jauh membahas mengenai kurikulum, kita akan mengupas terlebih

dauhulu pengertian dari kurikulum itu sediri. Banyak para ahli dalam karya dan

buku mereka mendefinisikan kurikulum. Nasution (1999) menyatakan bahwa kata

kurikulum (curriculum) belum terdapat dalam kamus Webster tahun 1812 dan baru

timbul untuk pertama kalinya dalam kamus tahun 1856. Kurikulum secara

estimologi yang dikutip dari Asas-asas Kuruikulum Nasution (1999) adalah a place

for running, a course in general, dll. Sedangkan secra terminologi kurikulum

memiliki definisi:

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kurikulumn diartikan sebagai

“perangkat mata pelajaran yg diajarkan pd lembaga pendidikan”.

2. Menurut J Galen Saylor dan William M. Alexander dala buku Curriculum

Planning for Better Teaching and Learning (1956) menjelaskan arti kurikulum

sebagai berikut “The Curriculum is the sum total of school’s efforts to influence

learning, wether in the classroom, on the playground, or out of school.” Jadi

segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruang

kelas, di halaman sekolah atau di luar sekolah termasuk kurikulum. Kurikulum

meliputi juga apa yang disebut kegiatan ekstra-kurikuler. (Nasution, 1999: 4-5)

3. Muray Print mendefinisikan dalam bukunya Curriculum Development and

Design (1993) “Curriculum is defined as all the planned learning opportunities

offered to learners by the educational institution and the experiences learners

encounter when the curriculum is implemented.”

4. Menurut Swaminatha Pillai ”Curriculum is a comprehensiveplan for an

educational/ training programme/course to training programme/course to offer

new/improved manpower to fulfil the rising needs of a dynamic

society”(www.unom.ac.in/asc/Pdf/CURRICULUM%20DESIGN%20AND

%20DEVELOPMENT-1.pdf)

5. Nasution sendiri dalam bukunya Asas Asas Kurikulum (1999) mengartikan

kurikulum sebagai sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan guna mencapai

tujuan pendidikan.

Perkembangan definisi atau pengertian mengenai kurikulum semakin

berkembang mulai dari pengertian kurikulum menurut pandangan lama (pandangan

tradisional) hingga pandangan kurikulum seperti saan ini. Hamalik (1990)

menyatakan tentang pengertian kurikulum menurut pandangan tradisional

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

5

Page 6: MAKALAH Telaah Kurikulum

“kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk

memperoleh ijazah”. Pandangan lama memandang kurikulum hanya sebatas

pelajaran yang harus di tempuh, sedangkan definisi yang biasa digunakan saat ini

kurikulum dapandang sebagai rencana, kegiatan, dokumen, dll. Di Indonesia sendiri

dalam mengartikan kurikulum lebih merujuk pada Undang undang No. 2 tahun

2003 tentang Sitem Pendidikan Nasional yang mendfinisikan ”Kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta

cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”. Oleh karna itu, Print (1993)

menyimpulkan dalam pengertian kurikulum itu sediri terdiri atas:

1. Planned learning experimiences;

2. Offered within an educational instruction/program;

3. Represented as document; and

4. Includes experiences resulting from implementing that document.

2.2 Landasan dan Aspek Pengembangan Kurikulum

Dalam pengembangan kurikulum tentunya tidak di dasarkan pada sembarang

hal melainkan di dasarkan pada hal-hal tertentu serta di pandang melalui seudut

pandang tertentu. Karena kurikulum memiliki peran yang sangat penting dalam

pengembangan pendidikan dalam suatu wilayah. Sukmadinata (2002: 38)

menyatakan ”Ada beberapa landasan utama dalam pengembangan suatu kurikulum

yaitu landasan filosofis, landasan landasan psikologis, landasan sosial budaya, serta

pengembangan ilmu dan teknologi.”

2.2.1. Landasan Filosofis

Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran

manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat) . Nasution (1999: 27) berpandangan:

”Filsafat ialah sesuatu yang menunjukan suatu sistem yang dapat

menentukan arah hidup dan serta menggambarkan nilai-nilai apa yang paling

dihargai dalam hidup seseorang. Filsafat serupa inilah yang harus dimiliki

setiap guru setiap pendidik, agar dapat membantu anak membentuk

pandangan hidup yang sehat. Dalam filsafat gurulah terkandung gambaran

akan masyarakat yang akan dibangun, manusia apakah yang harus dibentuk,

kurikulum apakah yang akan digunakan. Tujuan, metode, alat pendidikan,

pandangan tentang anak, ditentukan oleh filsafat yang dianutnya...”

Menurut Sukmadinata (2002: 39) ”Filsafat membahas segala

permasalahan yang dihadapi oleh manusia termasuk masalah-masalah

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

6

Page 7: MAKALAH Telaah Kurikulum

pendidikan ini yang disebut filsafat pendidikan”. Sedangkan di Indonesia

sendiri filsafat pendidikannya harus berdasarkan pada filsafat pendidikan

pancasila. Yaitu filasafat yang dididasarkan pada sila-sila dan nilai-nilai yang

terkandung dalam pancasila.

Tujuan Pendidikan nasional menurut TAP MPR NO II/MPR/1993 tentang

GBHN ”Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk

meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan

bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,

berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin,

beretos kerja profesional serta sehat jasmani dan rohani.” Sedangkan menurut

UU 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ayat 3 menyebutkan :

”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.”

Nasution (1999: 28) menyatakan beberapa manfaat dari filsafat

pendidikan, antara lain:

1. Filsafat pendidikan menentukan arah ke mana anak-anak harus

dibimbing.

2. Ada gambaran yang jelas tentang hasil pendidikan yang harus di capai,

manusia yang bagaimana yang harus di bentuk.

3. Filasafat juga menentukan cara dan proses yang harus dijalankan.untuk

mencapai tujuan itu.

4. Filsafat memberi kebulatan pada usaha pendidikan sehingga tidak lepas-

lepas.

5. Tujuan pendidikan memberi petunjuk apa yang harus dinilai dan hingga

mana tujuan itu tercapai.

6. Tujuan pendidikan memberi motivasi dalam proses belajar mengajar, bila

jelas diketahui apa yang ingin dicapai.

2.2.2. Landasan Psikologis

Proses pendidikan tentunya tidak lepas dari interaksi antara pendidik dan

peserta didik, maupun interaksi antar peserta didik. Di lain hal manusia

bersifat unik dimana tiap pribadi berbeda-beda dan memiliki kondisi

psikologis yang berbeda-beda. Menurut Nasution (2002: 45) ”kondisi

psikologis adalah kondisi karakteristik psiko-fisik manusia sebagai individu,

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

7

Page 8: MAKALAH Telaah Kurikulum

yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku dalam interaksi dengan

lingkungannya”.

Kemudian, kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan

tentunya tak lepas dari proses perubahan perilaku peserta didik. Peserta didik

merupakan individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. Tugas

utama guru adalah membantu mengoptimalkan perkembangan peserta didik

tersebut. Oleh karena itu, melalui penerapan landasan psikologi dalam

pengembangan kurikulum, tiada lain agar upaya pendidikan yang dilakukan

dapat menyesuaikan dengan hakikat peserta didik. Serta memahami masing

masing peserta didiknya sebagi individu yang unik dan holistik.

Menurut Nasution (2002: 46), terdapat dua bidang psikologi yang

mendasari perkembangan kurikulum, yaitu Psikologi Perkembangan dan

Psikologi Belajar.

1. Psikologi Perkembangan

Psikologi perkembangan cenderung membahas tentang perkembangan

individu sejak embrio hingga masa dewasa. Terdapat beberapa teori yang

berkaitan dengan perkembangan psikologis individu, antara lain teori

Gagne dan Piaget, serta teori-teori yang lain. Menurut Susilana (2006: 22)

Implikasi terhadap pengembangan kurikulum antara lain:

1) Setiap anak diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan

bakat, minat dan kebutuhannya.

2) Di samping disediakan pelajaran yang sifatnya umum (Program inti)

yang wajib dipelajari setiap anak di sekolah, disediakan pula

pelajaran pilihan yang sesuai dengan minat anak.

3) Kurikulum di samping menyediakan bahan ajar yang bersifat

kejuruan juga menyediakan bahan ajar yang bersifat akademik. Bagi

anak yang berbakat dibidang akademik diberi kesempatan untuk

melanjutkan studi ke jenjang pendidikan selanjutnya.

4) Kurikulum memuat tujuan–tujuan yang mengandung pengetahuan,

nilai atau sikap, dan keterampilan yang menggambarkan keseluruhan

pribadi yang utuh lahir dan batin.

2. Psikologi Belajar

Teori ini lebih condong kepada bagaimana individu belajar. Sedangkan

yang kita tahu belajar adalah perubahan tingkah laku. Oleh karna itu

perubahan tingkah laku berupa kognitif, afektif, ataupun psikomotor di

kategorikan dalam satu istilah yaitu perilaku belajar. Gagne (dalam

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

8

Page 9: MAKALAH Telaah Kurikulum

Nasution, 2002: 52) merumuskan “Learning is  a change in human

disposition or capability, which can be retained, and which is not simply

ascribable to the process of growth”.

2.2.3. Landasan Sosiologis

Landasan sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi

yang berasal dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan

kurikulum. (Annisa, online.

http://sevannisa.blogspot.com/2012/11/landasan-sosiologis-

pengembangan.html).

Seperti yang kita ketahui bahwa kurikulum sebagai suatu rancangan

pendidikan yang bertujuan untuk membentuk peserta didik pada keadaan

tertentu. Pendidikan membentuk individu, memberikan bekal pengetahuan

untuk bertahan hidup dan terjuan dalam masyarakat. Peserta didik berasal

dari masyarakat di olah untuk kembali pada masyarakat dengan kesiapan

yang matang. Jadi jika dianalogikakan peserta didik adalah bahan, pendidika

sebagai parbrik, kurikulum sebagai alat dan prosedur kerja mesin produksi,

dan menghasilkan produk akhir individu yang terbekali nan matang untuk

kembali pada kehidupan bermasyarakat. Menurut Nasution (2002: 58-59)

dalam bukunya Pengembangan Kurikulum

Ada tiga sifat penting dari pendidikan. Pertama, pendidikan

mengandung nilai dan memberikan pertimbangan nilai. Hal itu dikarenakan

pendidikan diarahkan pada pengembangan pribadi anak agar sesuai dengan

nilai-nilai yang diharapkan masyarakat. Karena tujuan pendidikan

mengandung nilai, maka isi pendidikan harus memuat nilai. Proses

pendidikan juga bersifat membina dan dan mengembangkan nilai. Kedua,

pendidikan diharapkan pada kehidupan masyarakat. Pendidikan bukan hanya

untuk pendidikan, namun untuk menyiapkan peserta didik untuk kehidupan

dalam masyarakat. Ketiga, pelaksanaan pendidikan dipengaruhi oleh

lingkungan masyarakat tempat pendidikan itu berlangsung. Kehidupan

masyarakat berpengaruh terhadap proses pendidikan karena proses

pendidikan sangat erat dan melekat dengan kehidupan masyarakat. Proses

pendidikan merupakan proses kehidupan masyarakat. Pelaksanaan

pendidikan membutuhkan membutuhkan dukungan dari lingkungan

masyarakat penyediaan fasilitas, personalia, sistem sosial budaya, politik,

keamanan, dan lain-lain.

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

9

Page 10: MAKALAH Telaah Kurikulum

Ada beberapa faktor yang memberikan pengaruh terhadap

pengembangan kurikulum dalam masyrakat, antara lain ;

1) Kebutuhan masyarakat

Kebutuhan masyarakat tak pernah tak terbatas dan beraneka

ragam. Oleh karena itu lembaga pendidikan berusaha menyiapkan

tenaga-tenaga terdidik yang terampil yang dapat dijadikan sebagai

penggali kebutuhan masyarakat.

1) Perubahan dan perkembangan masyarakat

Masayarakat adalah suatu lembaga yang hidup, selalu berkembang

dan berubah. Perubahan dan perkembangan nilai yang ada dalam

masyarakat sering menimbulkan konflik antar generasi. Dengan

diadakannya pendidikan diharapkan konflik yang terjadi antar generasi

dapat teratasi.

2) Tri pusat pendidikan

Yang dimaksud dengan tri pusat pendidikan adalah bahwa pusat

pendidikan dapat bertempat di rumah, sekolah , dan di masyarakat.

Selain itu mass media, lembaga pendidikan agama, serta lingkungan

fisik juga dapat berperan sebagai pusat pendidikan. (Annisa, online

www.sevannisa.blogspot.com)

2.2.4. Landasan Organisatoris

Menurut Hamalik (1990:103) ‚“Dalam organisasi kurikulum ada

beberapa faktor yang perlu diperhatikan kurikulum yakni :Ruang lingkup

(Scope),urutan bahan (Sequence), dan penempatan bahan (grade placement).

1. Ruang lingkup bahan, adalah keseluruhan materi pelajaran dan

pengalaman yang akan di berikan dari suatu bidan studi mata pelajaran

atau dari suatu bidang studimata pelajaran atau dari suatu pokok

bahasan tertentu.

2. Urutan bahan, adalahpenyusunan bahan pelajaran menurut aturan

tertentu secara berurutan, menunjukkan sistematika dan merupakan

penyampaian serta penangkapan oleh para siswa.

3. Penempatan bahan, adalah penempatan satu atau beberapa bahan

pelajaran untuk kelas tertentu.

Kemudian untuk jenis-jenis kurikulum, Nasution (1991: 107-108)

mengelompokkan beberapa jenis kurikulum, yaitu:

1. Kurikulum berdasarkan mata pelajaran (subject curriculum)

a. Matapelajaran terpisah-pisah (separate subject curriculum)

b. Mata pelajaran gabungan (correlated curriculum)

2. Kurikulum terpadu (integrated curriculum)

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

10

Page 11: MAKALAH Telaah Kurikulum

a. Berdasarkan ”social function“ atau ”major areasof living”

b. Berdasarkan masalah-masalah, minat dan kebutuhan pemuda

c. Berdasarkan pengalaman pemuda(experience curriculum, activity

curryculum)

d. Kurikulum inti (cor curriculum)

2.3 Prinsip Pengembangan Kurikulum

Kurikulum dikembangkan tidak secara semena-mena melainkan

dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu dalam penyusunan dan

pengelolaannya. Beberapa ahli memberikan beberapa prinsip pengembangan

kurikulum, masing-masing tidak keseluruhannya sama tapi berintikan sama.

Serta dikembangkan dan berdasarkan model konsep kurikulum yang

digunakan.

Dalam khazanah literatur kurikulum, setidaknya dikenal ada empat

model konsep kurikulum yaitu model kurikulum subjek akademik, model

kurikulum personal, model kurikulum rekonstruksi sosial, dan model

kurikulum teknologis. Kurikulum subjek akademik berorientasi pada

pembentukan manusia intelek. Materi pelajaran berupa ilmu pengetahuan,

sistem nilai yang dianggap baik dan harus disampaikan secara turun temurun.

Proses pendidikan adalah upaya transfer ilmu pengetahuan masa lampau

yang dianggap baik. Keberhasilan pendidikan dilihat dari sejauh mana siswa

menguasai bahan ajar yang dipalajarinya.

Model kurikulum personal yaitu kurikulum yang berorientasi pada

pengembangan potensi siswa secara maksimal. Dalam kurikulum ini tidak

ada materi standar, karena materi disesuaikan dengan kebutuhan dan minat

anak. Proses pembelajaran lebih banyak upaya pembimbingan anak untuk

menyalurkan minat dan perhatiannya. Evaluasi dilakukan untuk melihat

sejauh mana siswa merasa senang dalam menjalani aktivitas.

Kurikulum rekonstruksi sosial, adalah model kurikulum yang

berorientasi pada kepedulian sekolah untuk memecahkan permasalahan

yang ada dimasyarakat. Isi pendidikan berupa permasalahan yang ada di

masyarakat, untuk selanjutnya dibahas dan dipecahkan dengan menggunakan

khasanah keilmuan yang ada yang dipandang relevan untuk memecahkan

masalah. Metode pembelajaran lebih banyak pada upaya diskusi dan penilaian

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan siswa dalam proses

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

11

Page 12: MAKALAH Telaah Kurikulum

pemecahan masalah dan sejauh mana masalah mampu dipecahkan dalam

proses pembelajaran.

Terakhir model kurikulum teknologis, yaitu kurikulum yang

didasarkan pada penggunaan metode ilmiah dalam penyusunan kurikulum dan

isi kurikulum adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang harus

dikuasai untuk menghadapi kehidupan. Isi pendidikan menekankan pada

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, proses pendidikannya berupa

transfer IPTEK, sedang evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh mana IPTEK

mampu dikuasai oleh siswa. Ada dua jenis teknologi yang digunakan dalam

jenis kurikulum ini yaitu teknologi perangkat lunak dan teknologi perangkat

keras.

Model konsep kurikulum yang manakah yang menjadi dasar pijakan

kurikulum KTSP? KTSP, pada dasarnya merupakan penyempurnaan model

dari KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang diujicobakan oleh

Depdiknas secara nasional. KBK itu sendiri adalah kurikulum yang berbasis

kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi adalah salah satu jenis dari

model konsep kurikulum teknologis. Dengan demikian KTSP menggunakan

model konsep kurikulum teknologis.

Meskipun konsep kurikulum teknologis menjadi tulang punggung

pengembangan KTSP, tapi tidak berarti nilai esensial dari model konsep

kurikulum lainnya diabaikan. Karakter yang ada pada model konsep lainnya

tetap ada, hanya tidak dominan. Karena dalam realitas, konsep-konsep

tersebut saling melengkapi. Hal ini bisa dilihat dalam prinsip-prinsip

pengembangan KTSP dan acuan operasional penyususunan KTSP yang

dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194507011

972061-DARMAN_FAQIH_SUDARMAN/unchi1.PDF)

Oemar Hamalik (2001) membagi prinsip pengembangan kurikulum

menjadi delapan macam, antara lain:

Prinsip Berorientasi Pada Tujuan

Pengembngan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu,

yang bertitik tolak dari tujuan pendidikan Nasional. Tujuan kurikulum

merupakan penjabaran dan upaya untuk mencapai tujuan satuan dan jenjang

pendidikan tertentu. Tujuan kurikulum mengadung aspek-aspek pengetahuan,

ketrampilan, sikap dan nilai. Yang selanjutnya menumbuhkan perubahan

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

12

Page 13: MAKALAH Telaah Kurikulum

tingkah laku peserta didik yang mencakup tiga aspek tersebut dan bertalian

dengan aspek-aspek yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional.

Prinsip Relevansi (Kesesuaian)

pengembanga kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan system

penyampaian harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan

masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, serta serasi dengan

perkembnagan ilmu pengetahuan dan tegnologi.

Prinsip Efisiensi dan Efektifitas.

Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisien dan

pendayagunaan dana, waktu, tenaga, dan sumber-sumber yang tersedia agar

dapat mencapai hasil yang optimal. Dana yang terbat harus digunakan

sedemikina rupa dalam rangka mendukung pelaksanaan pembelajaran. Waktu

yang tersedia bagi siswa belajar disekolah juga terbatas sehingga harus

dimanfaatkan secara tepat sesuai dengan tata ajaran dan bahan pembelajaran

yang diperlukan. Tenaga disekolah juga sangat terbatas, baik dalam jumlah

maupun dalam mutunya, hendaknya didaya gunakan secara efisien untuk

melaksanakan proses pembelajaran. Demikian juga keterbatasan fasilitas

ruangan, peralatan, dan sumber kerterbacaan, harus digunakan secara tepat

oleh sswa dalam rangka pembelajaran, yang semuanya demi meningkatkan

efektifitas atau keberhasilan siswa.

Prinsip Fleksibilitas

Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau

dikurangi berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan

setempat, jadi tidak statis atau kaku. Misalnya dalam suatu kurikulum

disediakan program pendidikan ketrampilan industri dan pertanian.

Pelaksanaaan di kota, karena tidak tersedianya lahan pertanian., maka yang

dialaksanakan program ketrampilan pendidikn industri. Sebaliknya,

pelaksanaan di desa ditekankan pada program ketrampilan pertanian. Dalam

hal ini lingkungan sekitar, keadaaan masyarakat, dan ketersediaan tenaga dan

peralatan menjadi faktor pertimbangan dalam rangka pelaksanaan kurikulum.

Prinsip Kontiunitas

Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian,

aspek-spek, materi, dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-

lepas, melainkan satu sama lain memilik hubungan fungsional yang

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

13

Page 14: MAKALAH Telaah Kurikulum

bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan

pendidikn, tingkat perkembangan siswa. Dengan prinsip ini, tampak jelas alur

dan keterkaitan didalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah guru dan

siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Prinsip Keseimbangan

Penyusunan kurikulum memerhatikan keseimbangan secara

proposional dan fungsional antara berbagai program dan sub-program, antara

semau mata ajaran, dan antara aspek-aspek perilaku yang ingin

dikembangkan. Keseimbangan juga perlu diadakan antara teori dan praktik,

antara unsur-unsur keilmuan sains, sosial, humaniora, dan keilmuan perilaku.

Dengan keseimbangan tersebut diaharapkan terjalin perpaduan yang lengkap

dan menyeluruh, yang satu sama lainnya saling memberikan sumbangan

terhadap pengembangan pribadi.

Prinsip Keterpaduan

Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip

keterpaduan, perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau topik dan

konsistensi antara unsur-unsusrnya. Pelaksanaan terpadu dengan melibatkan

semua pihak, baik di lingkungan sekolah maupun pada tingkat inter sektoral.

Dengan keterpaduan ini diharapkan terbentuk pribadi yang bulat dan utuh.

Diamping itu juga dilaksanakan keterpaduan dalam proses pembalajaran, baik

dalam interaksi antar siswa dan guru maupun antara teori dan praktek.

Prinsip Mutu

Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu, yang

berarti bahwa pelaksanaan pembelajaran yang bermutu ditentukan oleh derajat

mutu guru, kegiatan belajar mengajar, peralatan,/media yang bermutu. Hasil

pendidikan yang bermutu diukur berdasarkan kriteria tujuan pendidikan

nasional yang diaharapkan.

(http://annisaauliya.wordpress.com/2012/05/11/prinsip-prinsip-

pengembangan-kurikulum)

Secara lebih khusus, KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip

pengembangan kurikulum sebagai berikut.

1. Berpusat pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, dan Kepentingan Siswa

dan Lingkungannya.

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

14

Page 15: MAKALAH Telaah Kurikulum

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa siswa memiliki

posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung

pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi siswa disesuaikan

dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa serta

tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran

berpusat pada siswa.

2. Beragam dan Terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik

siswa, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan

tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat,

status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen

muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara

terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna

dan tepat antarsubstansi.

3. Tanggap terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Karena itu, semangatdan

isi kurikulum memberikan pengalaman belajar siswa untuk mengikuti dan

memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan Kebutuhan Kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku

kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan

kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,

dunia usaha dan dunia kerja. Karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,

keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan

keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5. Menyeluruh dan Berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang

kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara

berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

6. Belajar Sepanjang Hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan

pemberdayaan siswa yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum

mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal,

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

15

Page 16: MAKALAH Telaah Kurikulum

dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang

selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan

kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling

mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika

dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam pelaksanaannya, KTSP menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi

siswa untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam

hal ini siswa harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta

memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secarabebas, dinamis

dan menyenangkan.

b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a)

belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b)

belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu

melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan

berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan

jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan.

c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan siswa mendapat pelayanan yang

bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi,

tahap perkembangan, dan kondisi siswa dengan tetap memperhatikan

keterpaduan pengembangan pribadi siswa yang berdimensi ke-Tuhanan,

keindividuan, kesosialan, dan moral.

d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan siswa dan pendidik

yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan

prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa

sungtulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah

membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan

teladan).

e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi

dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan

memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip

alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di

masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan

sumber belajar, contoh dan teladan).

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

16

Page 17: MAKALAH Telaah Kurikulum

f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial

dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan

muatan seluruh bahan kajian secara optimal.

g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran,

muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan,

keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan

jenis serta jenjang pendidikan.

(

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194507011

972061-DARMAN_FAQIH_SUDARMAN/unchi1.PDF)

2.4 Komponen Kurikulum

Kurikulum dalam rangka pencapaian utamanya memiliki beberapa komponen

pokok. Nasution (1999: 18) menyebutkan beberapa komponen pokok dalam

kurikulum, atanara lain: tujuan, bahan pelajaran, proses melajar-mengajar, dan

evaluasi atau penilaian.

Sedangkan menurut sumber lain yang intinya adalah sama sebagai berikut:

2.4.1 Komponen Tujuan

Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan.

Rumusan tujuan menggambarkan sesuatu yang dicita-citakan. Tujuan

pendidikan diklasifikasikan menjadi 4 yaitu:

a. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)

Adalah tujuan yang paling bersifat umum dan merupakan sasaran akhir

yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan. Tujuan

pendidikan ini dirumuskan dalam bentuk prilaku yang ideal sesuai dengan

pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan pemerintah

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

17

Tujuan

Bahan

PBM

Evaluasi

Page 18: MAKALAH Telaah Kurikulum

dalam bentuk undang-undang. Di Indonesia tujuan pendidikan nasional

dicantumkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Pasal 3.

b. Tujuan Institusional (TI)

Adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Tujuan

ini didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa

setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu

lembaga pendidikan tertentu.

c. Tujuan Kurikuler (TK)

Adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata

pelajaran. Tujuan ini didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki

siswa setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu di suatu

lembaga pendidikan.

d. Tujuan Pembelajaran (TP)

Adalah bagian dari tujuan kurikuler, dan dapat didefinisikan sebagai

kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka

mempelajari bahasan tertentu dan suatu bidang studi dalam satu kali

pertemuan.

2.4.2 Komponen Isi/ Materi Pelajaran

Isi komponen merupakan komponen yang berhubungan dengan

pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh siswa. Isi kurikulum itu

menyangkut semua aspek baik yang berhubunngan dnegan pengetahuan atau

materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran

yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi ataupun

aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.

2.4.3 Komponen Metode/ Strategi

Strategi dan metode merupakan komponen ketiga dalam

pengembangan kurikulum. Komponen ini merupakan komponen yang sangat

penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Bagaimanapun

bagus dan idealnya tujuan yang harus dicapai tanpa strategi yang tepat untuk

mencapainya, maka tujuan itu tidak mungkin dapat di capai. Strategi meliputi

rencana, metode, dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai

tujuan tertentu.

2.4.4 Komponen Evaluasi

Pengembangan kurikulum merupakan proses yang tidak pernah

berakhir (Oliva, 1998). Proses tersebut meliputi perencanaan, implementasi,

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

18

Page 19: MAKALAH Telaah Kurikulum

dan Evaluasi. Merujuk pada pendapat tersebut, maka evaluasi merupakan

bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pengembangan kurikulum. Melalui

evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum, sehingga dapat dijadikan

bahan pertimbangan apakah suatu kurikulum perlu dipertahankan atau tidak,

dan bagian-bagian mana yang perlu disempurnakan. (Apriyani,

2013.http://afinynurapryani.blogspot.com/2013/02/komponen-komponen-

pengembangan-kurikulum_18.html)

2.5 Konsep dan Teori Kurikulum

”Konsep“ atau lebih mudahnya kita sebut ”pemahaman“ tentang kurikulum

telah diu jelaskan oleh beberapa ahli salahsatunya oleh Sukmadinata (2002: 27-28)

dalam bukunya Pengembangan kurikulum. Sebelumnya Sukamadinata mejelaskan

terlebih dahulu mengenai pengertian dari teori kurikulum. Menurutnya

” Teori kurikulum adalah suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna

terhadap kurikulum sekolah, makna tersebut terjadi karena adanya penegasan

hubungan antara unsure-unsur kurikulum, karena adanya petunjuk

perkembangan/penggunaan dan evaluasi kurikulum.“

Kemudian beliau juga menjelaskan tentang konsep kurikulum yang dibagi

menjadi tiga konsep, yaitu:

a. Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi:

Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar

bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin

dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang

berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal,

dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen

tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan

pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga

dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi,

ataupun seluruh negara.

b. Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem:

Yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem

persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem

kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara

menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyem-

purnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah tersusunnya suatu

kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara

kurikulum agar tetap dinamis.

c. Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi:

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

19

Page 20: MAKALAH Telaah Kurikulum

Yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli

kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai

bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem

kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-

konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai

kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal barn yang dapat

memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.

2.6 Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum

(Hamalik,2007) tahapan pengembangan kurikulum dibagi menjadi 7 tahapan

yaitu: (1) Studi kelayakan dan kebutuhan, (2) penyusunan konsep awal perencanaan

kurikulum, (3) pengembangan rencana untuk melaksanakan kurikulum, (4)

pelaksanaaan uji coba kurikulum di lapangan, (5) pelaksaan kurikulum, (6) pelaksaan

penilaian dan pemantauan kurikulum, (7) pelaksanaan perbaikan dan penyesuaian.

Dalam sebuah blog yang ditulis oleh Harie, mengemukakan tahapan

pengembangan kurikulum dibagi menjadi 4 tahapan yaitu: (1) merumuskan tujuan

pembelajaran (instructional objective), (2) menyeleksi pengalaman-pengalaman

belajar (selection of learning experiences), (3) mengorganisasi pengalaman-

pegalaman belajar (organization of learning experiences), dan (4) mengevaluasi

(evaluating).

1.      Merumuskan tujuan pembelajaran (instructional objective)

Terdapat tiga tahap dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tahap yang

pertama yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah memahami tiga

sumber, yaitu siswa (source of student), masyarakat (source of society), dan

konten (source of content). Tahap kedua adalah merumuskan tentative general

objective atau standar kompetensi (SK) dengan memperhatikan landasan sosiologi

(sociology), kemudian di-screen melalui dua landasan lain dalam pengembangan

kurikulum yaitu landasan filsofi pendidikan (philosophy of learning) dan psikologi

belajar (psychology of learning), dan tahap terakhir adalah merumuskan precise

education atau kompetensi dasar (KD).

2.     Merumuskan dan Menyeleksi Pengalaman-Pengalaman Belajar (selection of

learning experiences)

Dalam merumuskan dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar

dalam pengembangan kurikulum harus memahami definisi pengalaman belajar dan

landasan psikologi belajar (psychology of learning). Pengalaman belajar

merupakan bentuk interaksi yang dialami atau dilakukan oleh siswa yang

dirancang oleh guru untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan. Pengalaman

belajar yang harus dialami siswa sebagai learning activity menggambarkan

interaksi siswa dengan objek belajar. Belajar berlangsung melalui perilaku aktif

siswa; apa yang ia kerjakan adalah apa yang ia pelajari, bukan apa yang dilakukan

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

20

Page 21: MAKALAH Telaah Kurikulum

oleh guru. Dalam merancang dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar

juga memperhatikan psikologi belajar.

3.      Mengorganisasi Pengalaman Pengalaman Belajar (organization of learning

experiences)

Pengorganisasi atau disain kurikulum diperlukan untuk memudahkan anak

didik untuk belajar. Dalam pengorganisasian kurikulum tidak lepas dari beberapa

hal penting yang mendukung, yakni: tentang teori, konsep, pandangan tentang

pendidikan, perkembangan anak didik, dan kebutuhan masyarakat.

Pengorganisasian kurikulum bertalian erat dengan tujuan pendidikan yang ingin

dicapai. Oleh karena itu kurikulum menentukan apa yang akan dipelajari, kapan

waktu yang tepat untuk mempelajari, keseimbangan bahan pelajaran, dan

keseimbangan antara aspek-aspek pendidikan yang akan disampaikan.

4.      Mengevaluasi (evaluating) Kurikulum

Langkah terakhir dalam pengembangan kurikulum adalah evaluasi.

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan di mana data yang terkumpul dan

dibuat pertimbangan untuk tujuan memperbaiki sistem. Evaluasi yang seksama

adalah sangat esensial dalam pengembangan kurikulum. Evaluasi dirasa sebagai

suatu proses membuat keputusan, sedangkan riset sebagai proses pengumpulan

data sebagai dasar pengambilan keputusan.

Perencanaan kurikulum menggunakan berbagai tipe evaluasi dan riset.

Tipe-tipe evaluasi adalah konteks, input, proses, dan produk. Sedagkan tipe-tipe

riset adalah aksi, deskripsi, historikal, dan eksperimental. Di sisi lain perencana

kurikulum menggunakan evaluasi formatif (proses atau progres) dan evaluasi

sumatif (outcome atau produk).

Model Pengembangan Kurikulum

PENDEKATAN

SISTEMATI

MODEL TYLERMenurut Tyler, pengembangan kurikulum mencakup: a. tujuan,b. pengalaman belajar,b. pengelolaaan pengalaman

belajar, dan c. penilaian tujuan belajar.

MODEL TABAMenurut Taba, pengembangan kurikulum mencakup: a. diagnosis kebutuhan,b. rumusan tujuan,c. seleksi dan organisasi

konten,d. manifestasi pengalaman

belajar, sertae. penilaian.

PENDEKATAN

KONTEKSTU

PENDIDIKAN BERBASIS HASIL BELAJAR (PBHB)(OUTCOMES BASED-EDUCATION/OBE)Pengembangan kurikulumnya mencakup:a. menentukan hasil belajar;b. menentukan pengetahuan, kompetensi, dan kinerja; sertac. menentukan cara mendesain, menyampaikan, dan

mendokumentasikan pembelajaran.MODEL PENDEKATANTEKNIK-SAINTIFIKPengembangan kurikulumnya mencakup:

MODEL NONTEKNIK-NONSAINTIFIKPengembangan kurikulumnya mencakup:

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

21

Page 22: MAKALAH Telaah Kurikulum

K a. menyusun perencanaan/blue print;

b. menyusun struktur lingkungan belajar;

c. mengordinasikan sumber daya manusia, bahan, dan peralatan;

d. mempunyai derajat objektifitas, universalitas, dan logika yang tinggi;

e. dapat menjelaskan kenyataan secara simbolis;

f. percaya pada efisiensi dan efektifitas dari sistem; serta

g. dunia dilihat sebagai mesin yang dapat digambar, dibuat, dan diamati.

a. berorientasi pada hal-hal yang subjektif, pribadi, keindahan, penalaran, dan transaksi;

b. berorientasi pada peserta didik melalui cara-cara aktif dalam belajar mengajar;

c. kurikulum berkembang daripada direncanakan; serta

d. dunia merupakan suatu benda hidup.

AL

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

22

Page 23: MAKALAH Telaah Kurikulum

BAB III

HASIL TELAAH

3.4. Analisis landasan kurikulum

Beberapa landasan yang digunakan SMAN 1 PAKUSARI dalam penyusunan

kurikulum sekolah sebagai berikut :

1. Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional

2. Peraturan Pemerintah RI No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan

3. Peraturan Pemerintah RI No 38 Tahun 2005 tentang pembagian wewenang

antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah

kabupaten/kota;

4. Peraturan Pemerintah RI No 22 Tahun 2005 tentang pembiayaan

pendidikan

5. Permendiknas Bo 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

6. Permendiknas No 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

7. Permendiknas No 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan peraturan Menteri

Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006

8. Permendiknas No 6 Tahun 2007 tentang perubahan peraturan Menteri

Pendidikan Nasional No 24 Tahun 2006

9. Permendiknas No 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala

Sekolah/Madrasah

10. Permendiknas No 16 Tahun 2007 tentang kualifikasi akademik dan

kompetensi guru

11. Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses

12. Permendiknas No 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan

13. Permendiknas No 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan

14. Permendiknas No 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana

15. Permendiknas No 27 Tahun 2007 tentang kualifikasi dan kompetensi

konselor

16. Permendiknas No 39 Tahun 2007 tentang pembinaan kesiswaan.

17. Panduan penyusunan KTSP yang dikembangkan oleh BSNP tahun 2006

3.4.1. Analisa Terhadap Landasan Pengembangan Kurikulum

NO

LANDASAN

PENGEMBANGAN

KURIKULUM

HASIL ANALISA KETERANGAN

1 Landasan Filosofis Pada saat ini kurikulum Landasan filosofis

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

23

Page 24: MAKALAH Telaah Kurikulum

yang dipakai oleh SMA

Negeri 1 PAKUSARI

adalah kurikulum

KTSP .Dalam

penyusunan

kurikulumnya

dilandaskan pada tujuan

nasional pendidikan yakni

mencerdaskan kehidupan

bangsa dan

mengembangkan manusia

Indonesia seutuhnya,

yaitu manusia yang

beriman dan bertaqwa

terhadap Tuhan Yang

Maha Esa dan berbudi

pekerti luhur memiliki

pengetahuan dan

ketrampilan, kesehatan

jasmani dan

rohani,berkepribadian

yang mantap dan mandiri

serta rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan

kebangsaan serta

memiliki tujuan

pendidikan Sekolah

Menengah Atas (tujuan

institusional) yakni

meningkatkan

kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak

mulia, serta ketrampilan

untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan

lebih lanjut.

ini mendasari sumber

dari segala sumber

hukum (pancasila),

memperhatikan

falsaffah negara.

Landasan ini

menentukan tujuan

umum pendidikan

yang akan dijadikan

konsep implementasi

kurikulum yang

dikembangkan.

2 Landasan Sosiologis Pada kurikulum SMA

Negeri 1 PAKUSARI

Memeberikan dasar

untuk menetukan apa

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

24

Page 25: MAKALAH Telaah Kurikulum

selain terdapat komponen

materi mata pelajaran

yang akan disampaikan

juga terdapat muatan

lokal. Kebujakan

Nasional yang berkaitan

dengan dmasukkannya

muatan lokal dalam

Standar Isi dilatar

belakangi oleh kenyataan

bahwa NKRI terdiri atas

berbagai daerah yang

beragam, kondisi

geografis, sumber daya

alam, dan masyarakatnya

(sumber daya

manusianya) dengan latar

belakang sejarah dan

budaya yang berbeda.

Adanya muatan lokal

bertujuan agar peserta

didik dapat bersaing dan

mempunyai jiwa,

semangat, dan

ketrampilan.. Untuk tahun

pelajaran 2013 – 2014

muatan lokal yang

digunakan pada kelas XI

IPA yaitu Baca Tulis Al-

quran dan kelas lomba

(OSN), sedangkan pada

kelas XI IPS yakni

kewirausahaan, Baca

Tulis Al-quran dan kelas

lomba (OSN).

yang akan dipelajari

sesuai dengan

kebutuhan

masyarakat,

kebudayaan dan

perkembangan

IPTEK sehingga

peserta didik dapat

mengaplikasikan

pengetahuan yang

diperolehnya dalam

kehidupan nyata

yang bermanfaat bagi

masyarakat.

3 Landasan

Organisatoris

Fisika merupakan salah

satu cabang IPA yang

mendasari perkembangan

teknologi maju dan

Dalam hal ini buku

bahan ajar yang

digunakan dalam

pembelajaran dengan

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

25

Page 26: MAKALAH Telaah Kurikulum

konsep hidup harmonis

dengan alam. Bahan ajar

kelas XI semester satu dan

semester dua sudah runtut

jika dilihat dari SK dan

KD serta keruntutan dari

buku yang digunakan

sebagai bahan ajar.

SK/KD telah sesuai.

Sehingga tidak

terjadi kerancuan

dalam pembelajaran.

4 Landasan Psikologis

Kurikulum yang

digunakan oleh SMAN 1

PAKUSARI

memperhatikan

keragaman karakteristik

peserta didik (humanistik)

tanpa membedakan

agama, suku, adat budaya

serta status sosial ekonomi

dan gender. Untuk

mengatasi perbedaan itu

terdapat pelayanan

konseling yang berkenaan

dengan masalah diri

pribadi individu dan

kehidupan sosial, belajar

dan pembentukan karakter

peserta didik.

Dalam pembelajaran,

diperhatikan tingkat

peserta didik dalam

berbagai aspek serta

cara peserta didik

belajar agar bahan

ajar yang disediakan

dapt dicerna dan

dikuasai sesuai

dengan taraf

perkembangannya

3.2. Analisis Prinsip Pengembangan Kurikulum

N

o.Prinsip

Pengembangan

Prinsip Pengembangan

Kurikulim di SMAN 1

Pakusari

Analisis

1 Berpusat pada

Potensi,

Perkembangan,

Kebutuhan, dan

Kurikulum dikembangkan

berdasarkan prinsip bahwa

siswa memiliki posisi sentral

untuk mengembangkan

Dalam hal ini peserta

didik menjadi pemeran

utama dalam

pengembangan dirinya.

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

26

Page 27: MAKALAH Telaah Kurikulum

Kepentingan

Siswa dan

Lingkungannya

kompetensinya agar menjadi

manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga

negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Untuk

mendukung pencapaian

tujuan tersebut

pengembangan kompetensi

siswa disesuaikan dengan

potensi, perkembangan,

kebutuhan, dan kepentingan

siswa serta tuntutan

lingkungan. Memiliki posisi

sentral berarti kegiatan

pembelajaran berpusat pada

siswa.

Akan tetapi guru juga tak

lepas dari upaya

membimbing siswanya

serta memilih strategi

mengajar yang sesuai

dengan keadaan, kondisi,

dan kebutuhan siswanya.

Prinsip yang digunakan

sama persis dengan

prinsip yang tercantum

dalam dokumen panduan

KTSP yang dikeluarkan

BSNP. Jika dianaolgikan

dengan prinsip yang

diberikan oleh beberapa

ahli, prinsip ini mirip

dengan ”berorientasi

pada tujuan“.

2 Beragam dan

Terpadu

Kurikulum dikembangkan

dengan memperhatikan

keragaman karakteristik

siswa, kondisi daerah, jenjang

dan jenis pendidikan, serta

menghargai dan tidak

diskriminatif terhadap

perbedaan agama, suku,

budaya, adat istiadat, status

sosial ekonomi, dan jender.

Kurikulum meliputi substansi

komponen muatan wajib

kurikulum, muatan lokal,

dan pengembangan diri

secara terpadu, serta disusun

dalam keterkaitan dan

kesinambungan yang

bermakna dan tepat

antarsubstansi

Prinsip ini selain

memperhatikan nilai

akademik siswa,

melainkan juga

memperhatikan faktor-

faktor perbedaan antar

siswa, lingkungan, dan

ras. Menjadikan

keterpaduan dari hal-hal

yang beragam. Serta

menciptakan

keterpaduan dari

komponen kurikulum,

seperti muatan wajib,

muatan lokal, dan

pengembangan diri.

Keseluruhan komponen

tersebut disusun dengan

keterkaitan dan

keterpaduan. Ini juga

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

27

Page 28: MAKALAH Telaah Kurikulum

sama dengan prinsip di

KTSP. Prinsip ini juga

bisa disebut dengan

prinsip keterpaduan.

3

Tanggap

terhadap

Perkembangan

Ilmu

Pengetahuan,

Teknologi dan

Seni

Kurikulum dikembangkan

atas dasar kesadaran bahwa

ilmu pengetahuan, teknologi

dan seni yang berkembang

secara dinamis. Karena itu,

semangatdan isi kurikulum

memberikan pengalaman

belajar siswa untuk mengikuti

dan memanfaatkan

perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan

seni.

Prinsip ini menjelaskan

dan menegaskan

pentingnya IPTEKS

(ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni)

dalam dunia saat ini.

Minimal mampu sebagai

user dari IPTEKS

tersebut. Prinsip ini juga

sama persis dengan yang

terdapat dalam KTSP

oleh BSNP.

4

Relevan dengan

Kebutuhan

Kehidupan

Pengembangan kurikulum

dilakukan dengan melibatkan

pemangku kepentingan

(stakeholders) untuk

menjamin relevansi

pendidikan dengan

kebutuhan kehidupan,

termasuk di dalamnya

kehidupan kemasyarakatan,

dunia usaha dan dunia kerja.

Karena itu, pengembangan

keterampilan pribadi,

keterampilan berpikir,

keterampilan sosial,

keterampilan akademik, dan

keterampilan vokasional.

Prinsip ini mirip dengan

yangdikeluarkan oleh

BSNP, akan tetapi pada

kalimat terakhir terdapat

kata-kata yang hilang

atau memang

dihilangkan, yaitu

”...merupakan

keniscayaan.“ Artinya

pengembangan

kurikulum disesuaikan

dengan keadaan agar

relevan. Misalnya

ditujukan untuk

pekerjaan tertentu,

profesi tertentu, atau

untuk memasuki

perguruan tinggi yang

diinginkan. Prinsip ini

sama dengan prinsip

relevansi.

5 Menyeluruh dan

Berkesinambun-

Substansi kurikulum

mencakup keseluruhan

Dalam hal ini

kompetensi dan mata

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

28

Page 29: MAKALAH Telaah Kurikulum

gan

dimensi kompetensi, bidang

kajian keilmuan dan mata

pelajaran yang direncanakan

dan disajikan secara

berkesinambungan

antarsemua jenjang

pendidikan

pelajaran disajikan

secara

berkesinambungan,

maksudnya antar

kompetensi dan

matapelajaran saling

berkaitan dan

berkelanjutan. Ini dapat

pula disebut dengan

prinsip kontinuitas.

6

Belajar

Sepanjang

Hayat

Kurikulum diarahkan kepada

proses pengembangan,

pembudayaan, dan

pemberdayaan siswa yang

berlangsung sepanjang hayat.

Kurikulum mencerminkan

keterkaitan antara unsur-

unsur pendidikan formal,

nonformal, dan informal

dengan memperhatikan

kondisi dan tuntutan

lingkungan yang selalu

berkembang serta arah

pengembangan manusia

seutuhnya

Prinsip ini juga

mengajarkan prinsip

belajar sepanjang hayat.

Siswa tidak hanya

dipacu untuk beajar

disekolah, melainkan

belajar dimanapun dan

kapanpun. Dan melatih

siswa untuk belajar

mandiri hingga akhir

hayatnya.

7 Seimbang antara

Kepentingan

Nasional dan

Kepentingan

Daerah

Kurikulum dikembangkan

dengan memperhatikan

kepentingan nasional dan

kepentingan daerah untuk

membangun kehidupan

bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara. Kepentingan

nasional dan kepentingan

daerah harus saling mengisi

dan memberdayakan sejalan

dengan motto Bhineka

Tunggal Ika dalam kerangka

Negara Kesatuan Republik

Pengembangan

kurikulum di SMA N 1

Pakusari juga

memperhatikan

keseimbangan antara

kebutuhan atau

kepentinagan nasional

dengan kepentingan

daerah sekitar SMA N 1

Pakusari.

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

29

Page 30: MAKALAH Telaah Kurikulum

Indonesia (NKRI)

3.3. Analisis Komponen Kurikulum

3.3.1. Tujuan Kurikulum

No Kriteria Tujuan Hasil Telaah

1 Kriteria Subtantif

Pada kurikulum SMAN 1 PAKUSARI, tujuan yang

tercantum sudah mengandung kriteria subtantif. Yaitu

telah memperhatikan kebutuhan mendasar kebutuhan

peserta didik untuk mampu bersaing dalam kehidupan

bermasyarakat dengan dibekali ketrampilan.

2 Kriteria prosedur

Tujuan pada kurikulum SMAN 1 PAKUSARI juga

sudah memperhatikan kriteria prosedur yaitu

representative, jelas, tidak rancu, dan tidak

menimbulkan intrepretasi yang berbeda dan

kontradiktif, berdasarkan argumen dan kerangka

berpikir yang logis, kelayakan, keterwakilan dan

konsisten, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

3.3.2. Analisi Kontent Kurikulum

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

30

Page 31: MAKALAH Telaah Kurikulum

Kelas XI Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik

1.1 Menganalisis gerak lurus, gerak melingkar dan gerak parabola dengan menggunakan vektor

1.2 Menganalisis keteraturan gerak planet dalam tatasurya berdasarkan hukum-hukum Newton

1.3 Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan

1.4 Menganalisis hubungan antara gaya dengan gerak getaran

1.5 Menganalisis hubungan antara usaha, perubahan energi dengan hukum kekekalan energi mekanik

1.6 Menerapkan hukum kekekalan energi mekanik untuk menganalisis gerak dalam kehidupan sehari-hari

1.7 Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan

Kelas XI Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah

2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep torsi, momentum sudut, dan momen inersia, berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah benda tegar

2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

3. Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin kalor

3.1 Mendeskripsikan sifat-sifat gas ideal monoatomik

3.2 Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan hukum termodinamika

1. Materi Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas XI

Materi yang mencakup dalam mata pelajaran Fisika SMA/MA kelas XI

yaitu sebagai berikut :

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

31

Page 32: MAKALAH Telaah Kurikulum

SEMESTER I

Bab I : Kinematika dengan Analisis Vektor

Bab II : Hukum-Hukum Newton tentang Gerak dan Gravitasi

Bab III : Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana

Bab IV : Usaha dan Energi

Bab V : Impuls dan Momentum

SEMESTER II

Bab VI : Dinamika Rotasi dan Keseimbangan Benda Tegar

Bab VII : Mekanika Fluida

Bab VIII : Teori Kinetik Gas

Bab IX : Termodinamika

2. Alokasi Waktu

Alokasi waktu yang digunakan adalah 34 minggu efektif. Untuk

semester I digunakan 17 minggu efektif dan pada semester II juga digunakan 17

minggu efektif.

3.3.3. Analisis Organisasi Kurikulum

No

.

Kriteria Organisasi

KurikulumHasil telaah

1. Ruang Lingkup

Mata pelajaran Fisika di SMA/MA merupakan

pengkhususan IPA di SMP/MTs. Untuk kelas

XI IPA semester 1 dan semester 2 ruang

lingkup materi terdiri atas gerak dengan analisis

vektor, hukum Newton tentang gerak dan

gravitasi, gerak getaran, energi, usaha, dan

daya, impuls dan momentum, momentum

sudut dan rotasi benda tegar, fluida,

termodinamika

2. Integrasi/ keterpaduan Mencakup dari ruang lingkup yang ada, materi

yang disampaikan pada setiap pertemuan

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

32

Page 33: MAKALAH Telaah Kurikulum

haruslah terintegrasi. Seperti pada SK dan KD

yang telah disusun. Misalnya saja pada bab

pertama yaitu Menganalisis gejala alam dan

keteraturannya dalam cakupan mekanika benda

titik (gerak dalam analisis vektor) yang

didalamnya menganalisis mengenai gerak lurus,

gerak melingkar dan gerak parabola dengan

menggunakan vektor , Menganalisis keteraturan

gerak planet dalam tatasurya berdasarkan

hukum-hukum Newton, Menganalisis pengaruh

gaya pada sifat elastisitas bahan, Menganalisis

hubungan antara gaya dengan gerak getaran,

Menganalisis hubungan antara usaha,

perubahan energi dengan hukum kekekalan

energi mekanik , Menerapkan hukum

kekekalan energi mekanik untuk menganalisis

gerak dalam kehidupan sehari-hari,

Menunjukkan hubungan antara konsep impuls

dan momentum untuk menyelesaikan masalah

tumbukan

3. Urutan

Materi yang disampaikan sudah berurutan yaitu

mulai dari materi pengenalan . inti sampai pada

penerapan pada kehidupan sehari – hari.

Terlihat pada Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar yang dimulai dari

menganalisis berbagai macam gerak hingga

materi yang lebih kompleks yaitu tumbukan.

Pembelajaran Fisika dilaksanakan secara

pendekatan ilmiah untuk menumbuhkan

kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap

ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu

aspek penting dalam proses pembelajaran.

4 Kontinuitas Dilihat dari SK dan KD secara umum materi

yang disampaikan tampak selalu

berkesinambumgan dengan penyampaian materi

yang selanjutnya. Oleh karena itu kriteria dari

kontinuitas selalu mengacu pada

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

33

Page 34: MAKALAH Telaah Kurikulum

kesinambungan antara materi awal dengan

materi selanjutnya.

5Artikulasi dan

keseimbangan

Pada materi kelas XI IPA semester 1 dan 2

sudah bisa dikatan seimbang bobotnya antara

materi satu dengan materi yang lain. Misalnya

pada waktu kelas XI IPA semester 1, siswa

mampu menganalisis konsep mekanika,

selanjutnya pada semester 2 siswa mampu

menerapkan konsep mekanika dalam kehidupan

sehari-hari.

3.3.4. Hasil Analisis Evaluasi

Untuk mengetahui ketercapaian tujuan kurikulum dapat dilihat dari kriteria

ketuntasan minimal yang digunakan SMA N 1 PAKUSARI dengan

mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas

kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan

pembelajaran. Standar ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh Kepala Sekolah

mencakup ketuntasan belajar dan penilaian yang diharapkan dan kriteria ketuntasan

Minimal (KKM). SMA N 1 PAKUSARI pada tahun pelajaran 2013/2014

menggunakan Standar Isi (SI) dan KTSP. Penilaian dapat dilakukan bersamaan

dengan pelaksanaan pembelajaran dan dapat pula dilakukan setelah selesai satu

kompetensi dasar (KD) atau lebih. Penilaian meliputi aspek kognitif (pemahaman

konsep), afektif (sikap) dan psikomotorik (praktik). Setiap mata pelajaran harus

memenuhi ketuntasan nilai kognitif dan psikomotorik minimal sesuai dengan KKM

tiap mata pelajaran dan nilai afektif adalah B. Dan jika siswa belum mencapai batas

ketuntasan batas ketuntasan minimal, peserta didik harus mengikuti remidial sesuai

KD yang belum tuntas.

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

34

Page 35: MAKALAH Telaah Kurikulum

BAB IV

PEMBAHASAN

Kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana yang digunakan untuk

mencapai suatu tujuan pendidikan, baik tujuan pendidikan nasional maupun tujuan

pembelajaran.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menggunakan model

kurikulum teknologi. Artinya kurikulum ini lebih menekan kan pada penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Kurikulkulum ini juga merupakan perkembangan dari

KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Jika dibandingkan dengan Kurikulum

dengan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013, kurikulum ini sudah menyangkut

pengembangan pribadi atau dikenal dengan pengembangan karakter. Namun, karena

penekanan kurikulum KTSP pada kompetensi, jadi pengembangkan karakter sedikit

terabaikan.

KTSP pada dasarnya memberikan hak kepada masing-masing tingkat satuan

pendidikan untuk mengembangkan sendiri kurikulum yang digunakan agar sesuai

dengankeadaan dan kebutuhan instansi masing-masing. Namun, kebebasan itu tidak

mutlak seluruhnya, melainkan memiliki batas-batas tertentu seperti yang telah

diputuskan pemerintah.

Landasan kurikulum adalah pondasi yang digunakan sebagai tolak ukur kokoh

atau tidaknya kurikulum yang dihasilkan. Beberapa landasan yang terdapat pada

kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 1 Pakusari antara lain sebagai berikut:

Landasan Filosofis mendasari sumber dari segala sumber hukum (Pancasila).

Dengan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Landasan

ini mendasari sumber dari segala sumber hukum (pancasila), memperhatikan

falsaffah negara. Landasan ini menentukan tujuan umum pendidikan yang akan

dijadikan konsep implementasi kurikulum yang dikembangkan.

Landasan Sosiologis memberikan dasar untuk menentukan apa yang akan

dipelajari sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kebudayaan, dan perkembanan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Di kurikulum SMA Negeri 1 PAKUSARI terdapat

komponen muatan lokal, hal tersebut dilatar belakangi keadaan indonesia yang

memiliki sejarah dan budaya yang berbeda-beda dengan tujuan agar peserta didik

dapat bersaing dan mempunyai jiwa, semangat, dan ketrampilan serta dapat

mengaplikasikan pengetahuan yang diperolehnya dalam kehidupan nyata yang

bermanfaat bagi masyarakat.

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

35

Page 36: MAKALAH Telaah Kurikulum

Landasan Organisatoris memberikan dasar-dasar pengembangan kurikulum

dalam bentuk bagaimana bahan pelajaran itu disusun, bagaimana luas dan urutannya.

Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi

maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Bahan ajar kelas XI yang digunakan

sudah runtut dan tidak terdapat kerancuan berdasarkan SK dan KD serta keruntutan

dari buku yang digunakan sebagai bahan ajar.

Landasan Psikologis memberikan dasar bahwa dalam pengembangan

kurikulum harus diperhatikan tingkat perkembangan anak dalam berbagai aspek serta

cara anak belajar agar bahan ajar yang disediakan dapat dicerna dan dikuasai oleh

anak sesuai dengan taraf perkembangannya. Terdapat pelayanan konseling yang

berkenaan dengan masalah diri pribadi individu dan kehidupan sosial, belajar dan

pembentukan karakter peserta didik sebagai bentuk pelayanan sekolah terhadap

seluruh siswa tanpa membeda-bedakan keragaman karakteristiknya.

Kurikulum dalam proses pendidikan digunakan sebagai alat untuk mencapai

tujuan pendidikan yang memiliki bagian-bagian penting untuk menunjang serta dapat

mendukung operasi kurikulum dengan baik. Bagian-bagian penting ini disebut

komponen. Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan memiliki

komponen pokok dan komponen penunjang yang saling berkaitan,berinteraksi dalam

rangka dukungannya untuk mencapai tujuan itu. Diantaranya adalah tujuan,

konten/materi/isi, organisasi, dan evaluasi.

Dalam pengembangan kurikulum layaknya memeliki patokan-patokan atau

prinsip dalam upaya pengembnagannya. Dalam penngembangan kurikulum di

Indonesia memilikibeberapa prinsip yang dianngak sesuai dan perlu untuk dijadikan

patokan. Prinsip yang digunakan oleh SMAN 1 Pakusari sejalan atau sama dengan

prinsip pengembangan kurikulum KTSP yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hanya

saja pada point keempat ada beberapa kata yang hilang. Kemungkina hal itu hanya

kesalahan pengetikan.

Tujuan merupakan hal yang ingin dicapai oleh sekolah secara keseluruhan

meliputi tujuan domain, doman afektif dan domain psikomotor. Hal ini dicapai dalam

rangka mewujudkan lulusan dalam satuan pendidikan sekolah yang sesuai dengan

tujuan pendidikan nasional. Mengenai tujuan kurikulum yang terdapat di SMAN 1

Pakusari sudah lengkap, baik dan sudah memperhatikan kebutuhan mendasar anak-

anak dan masyarakat. Sedangkan kriteria prosedurnya sudah jelas, tidak rancu, dan

tidak menimbulkan intrepretasi yang berbeda.Struktur kurikulum yang digunakan

telah sesuai dengan pengertian struktur sebenarnya yakni merupakan pola dan

susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik pada satuan

pendidikan dalam kegiatan pembelajaran.

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

36

Page 37: MAKALAH Telaah Kurikulum

Materi kurikulum pada hakikatnya adalah isi kurikulum. Komponen isi

berupa materi yang diprogramkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan dimana isi atau materi ini biasnya berupa bidang-bidnag studi seperti

matematika, ipa, ips dan lain-lain.

Dalam melakukan telaah materi kami mengacu pada Buku SMA Kelas XI ,

kami mengambil keputusan bahwa materi yang disediakan dalam buku ini sudah

sesuai jadi kami sudah setuju dengan isi materi dari buku ini. Adapun penjelasannya

adalah sebagai berikut :

SEMESTER I

Setelah menelaah materi-materi yang terangkum dalam pembahasan Semester

I, kami mengambil kesimpulan bahwa pada materi yang disajikan dalam buku ini

sudah runtut dan sesuai jadi tidak ada perubahan dalam susunan maupun isi dari

materi dari setiap Bab itu sendiri.

Adapun pembahasan materi pada setiap Bab-nya yaitu , dimana Bab I

membahas tentang Kinematika dan Analisa Vektor yang didalamnya membahas

tentang posisi, kecepatan dan percepatan pada gerak dalam bidang serta posisi

kecepatan dan percepatan sudut pada gerak melingkar. Pembahasan materi pada Bab

II yaitu Hukum-Hukum Newton tentang gerak dan gravitasi yang didalamnya

membahas tentang Dinamika Partikel dengan gaya gesekan.

Untuk pembahasan pada Bab III membahas tentang Elastisitas dan Gerak

Harmonik Sederhana yang didalamnya melingkupi konsep gaya pegas dan elastisitas

bahan serta gerak harmonik sederhana. Pembahasan materi pada Bab IV membahas

tentang Usaha dan Energi yang didalamnya melingkupi Konsep Gaya dan Konsep

Energi yang digunakan untuk memecahkan masalal gerak yang melibatkan gaya

konservatif dan tak konservatif. Dan untuk pembahsan materi Bab V membahas

tentang Impuls dan Momentum yang didalamnya membahas tentang konsep impuls

dan momentum serta Hukum kekekalan momentum.

SEMESTER II

Sama seperti pada semester I, kami juga menelaah materi yang ada di

Semester II dan menurut kami materi yang ada sudah runtut, dan tidak ada perubahan

baik untuk materi setiap Bab-nya maupun untuk materi sub-babnya.

Pembahasan setiap Bab-nya yaitu, bab VI membahas tentang Dinamika Rotasi

dan Keseimbangan Benda Tegar dimana didalamnya membahas tentang Hubungan

antara konsep torsi, momentum sudut, dan momen inersia berdasarkan Hukum kedua

Newton. Untuk pembahasan materi Bab VII membahas tentang Mekanika Fluida

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

37

Page 38: MAKALAH Telaah Kurikulum

yang didalamnya membahas tentang fluida statis dan dinamis serta tegangan

permukaan zat cair.

Untuk pembahasan materi pada Bab VIII membahas tentang Teori Kinetik

Gas yang didalamnya membahas tentang persamaan gas ideal, dan teori kinetik gas.

Pembahasan materi pada Bab IX membahas tentang Termodinamika yang

didalamnya membahas tentang Hukum I Termodinamika dan Hukum II

Termodinamika.

Organisasi Kurikulum berkaitan dengan bagaimana bahan disusun untuk

memudahkan siswa mempelajari dengan mempertimbangkan tujuan, perkembangan

anak, dan kebutuhan masyarakat. Kriteria organisasi kurikulum terdiri dari ruang

lingkup, integrasi, urutan., kontinuitas, dan artikulasi.

Ruang lingkup yang terdapat pada kurikulum menekankan pada fenomena

alam dan pengukurannya dengan perluasan konsep abstrak. Mata pelajaran Fisika di

SMA/MA merupakan pengkhususan IPA di SMP/MTs. Untuk kelas XI IPA semester

1 dan semester 2 ruang lingkup materi terdiri atas gerak dengan analisis vektor,

hukum Newton tentang gerak dan gravitasi, gerak getaran, energi, usaha, dan daya,

impuls dan momentum, momentum sudut dan rotasi benda tegar, fluida,

termodinamika.

Integrasi kurikulum terkait dengan keterpaduan antara ruang lingkup dengan

SK dan KD. Berdasarkan hasil telaah antara ruang lingkup dengan SK dan KD sudah

terintegasi dengan baik, misalnya saja pada bab pertama yaitu Menganalisis gejala

alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik (gerak dalam analisis

vektor) yang didalamnya menganalisis mengenai gerak lurus, gerak melingkar dan

gerak parabola dengan menggunakan vektor, Menganalisis keteraturan gerak planet

dalam tatasurya berdasarkan hukum-hukum Newton, Menganalisis pengaruh gaya

pada sifat elastisitas bahan, Menganalisis hubungan antara gaya dengan gerak

getaran, Menganalisis hubungan antara usaha, perubahan energi dengan hukum

kekekalan energi mekanik , Menerapkan hukum kekekalan energi mekanik untuk

menganalisis gerak dalam kehidupan sehari-hari, Menunjukkan hubungan antara

konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan.

Urutan materi pada kurikulum berdasarkan analisis telaah Materi yang

disampaikan sudah berurutan yaitu mulai dari materi pengenalan. Inti sampai pada

penerapan pada kehidupan sehari – hari. Terlihat pada Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar yang dimulai dari menganalisis berbagai macam gerak hingga

materi yang lebih kompleks yaitu tumbukan. Pembelajaran Fisika dilaksanakan

secara pendekatan ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

38

Page 39: MAKALAH Telaah Kurikulum

bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting dalam proses

pembelajaran

Kontinuitas/berkesinambungan kurikulum dapat dilihat dari SK dan KD,

secara umum materi yang disampaikan tampak selalu berkesinambumgan dengan

penyampaian materi yang selanjutnya. Oleh karena itu kriteria dari kontinuitas selalu

mengacu pada kesinambungan antara materi awal dengan materi selanjutnya.

Artikulasi dan keseimbangan pada materi kelas XI IPA semester 1 dan 2

sudah bisa dikatan seimbang bobotnya antara materi satu dengan materi yang lain.

Misalnya pada waktu kelas XI IPA semester 1, siswa mampu menganalisis konsep

mekanika, selanjutnya pada semester 2 siswa mampu menerapkan konsep mekanika

dalam kehidupan sehari-hari.

Evaluasi digunakan untuk mengetahui ketercapaian tujuan kurikulum. Pada

kurikulum yang digunakan SMA N 1 Pakusari ketuntasan minimal dipertimbangkan

dengan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta

kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Standar

ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh Kepala Sekolah mencakup ketuntasan

belajar dan penilaian yang diharapkan dan kriteria ketuntasan Minimal (KKM). SMA

N 1 PAKUSARI pada tahun pelajaran 2013/2014 menggunakan Standar Isi (SI) dan

KTSP. Penilaian dapat dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran dan

dapat pula dilakukan setelah selesai satu kompetensi dasar (KD) atau lebih. Penilaian

meliputi aspek kognitif (pemahaman konsep), afektif (sikap) dan psikomotorik

(praktik). Setiap mata pelajaran harus memenuhi ketuntasan nilai kognitif dan

psikomotorik minimal sesuai dengan KKM tiap mata pelajaran dan nilai afektif

adalah B. Dan jika siswa belum mencapai batas ketuntasan batas ketuntasan minimal,

peserta didik harus mengikuti remidial sesuai KD yang belum tuntas.

Selain itu yang perlu kita perhatikan adalah alat dan metode dalam evaluasi.

Karena evaluasi merupakan komponen vital untuk menentukan keberhasilan suatu

kurikulum. Sebagai contoh, tingkat kesulitan yang diberikan saat ujian, beban tugas

atau beban pelajaran yang diterima siswa juga harus disesuaikan. Metode yang

digunakan test atau nontest juga harus disesuaikan. Jika alat atau metode evaluasi saja

tidak berjalan dengan baik, atautidak mampu megukur kemampuan siswa maka untuk

mengevaluasi kurikulumpun akan saangat sulit bahkan tidak sesuai dengan keadaan

yang sesungguhnya. Permasalahan yang bisa diangkat contohnya ketika beban tugas

atau beban pelajaran terlalu tinggi bagi sabagian atau seluruh siswa maka akan ada

kemungkinan penurunan soprtifitas siswa dalam mengerjakan tugas atau

ulangan.Misalnya, mencontek, menjiplak, dan lain-lain yang dianggap alternatif

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

39

Page 40: MAKALAH Telaah Kurikulum

terakhir. Oleh karena itu, selain kurikulum dan pengajaran yang baik, evaluasi tak

kalah pentingnya dalam pengembangan siswa apalagi pengembangan kurikulum.

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

40

Page 41: MAKALAH Telaah Kurikulum

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentuMengetahui Kurikulum yang digunakan di SMAN 1 PAKUSARI.

2. Tahun pelajaran 2013/2014 SMA N 1 Pakusari menggunakan kurikulum

KTSP.

3. Mengetahui landasan-landasan yang terdapat pada kurikulum tersebut.

4. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang digunakan di SMA N 1

Pakusari sama dengan prinsip yang tertera pada orinsip pengembnagan

kurikulum KTSP yang dikeluarkan oleh pemerintah.

5. Mengetahui komponen-komponen yang terdapat pada kurikulum tersebut.

6. Mengetahui konsep yang terdapat pada kurikulum tersebut?

5.2. Saran

Saran kami mengenai telaah kurikulum ini adalah agar sekolah lebih

mengefektifkan lagi alokasi jam pelajaran untuk fisika.

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

41

Page 42: MAKALAH Telaah Kurikulum

DAFTAR PUSTAKA

Annisa, 2012. http://sevannisa.blogspot.com/2012/11/landasan-sosiologis-pengembangan.html

Apriyani, Nur Afiny. 2013. http://afinynurapryani.blogspot.com/2013/02/komponen-komponen-pengembangan-kurikulum_18.html

Aulya, Anisa. 2013. (http://annisaauliya.wordpress.com/2012/05/11/prinsip-prinsip-

pengembangan-kurikulum)

Cahyani. 2013. http://cahyani22.blogspot.com/2013/03/langkah-langkah-pengembangan-kurikulum.html

Hamalik, Oemar. 1990. Pengambangan Kurikulum. Bandung: Mandar Maju

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN/196610191991021-RUDI_SUSILANA/KP4-KOMPONEN_KURIKULUM.pdf

Nasution, 1991. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Citra Aditya Bakti

Nasution, 1999. Asas-asa Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara

Nurhidayati. 2013. http://edukasi.kompasiana.com/2013/09/15/sekilas-tentang-kurikulum-2013-589935.html

Provita. 2011. http://biarpadatahu.blogspot.com/2011/04/secara-umum-langkah-langkah.html

Sudarman, Faqih. 2013.

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194507011972061-DARMAN_FAQIH_SUDARMAN/unchi1.PDF

Sukmadinata, Nana Syaodih . (2002), Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Susilana, Rudi. (2006), Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

42

Page 43: MAKALAH Telaah Kurikulum

LAMPIRAN

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

43

Page 44: MAKALAH Telaah Kurikulum

RENCANA KERJA

TANGGAL KEGIATANKEHADIRAN

ANGGOTAKETERANGAN

12 November

2013

Permohonan ijin

melakukan

penelitian telaah

kurikulum di

sekolah SMA N 1

PAKUSARI

Anggota

lengkapTerlaksana

13 November

2013

1. Permohonan ijin

melakukan penelitian

telaah kurikulum di

SMA N 5 JEMBER

Anggota

lengkapTerlaksana

2. Penerimaan

kurikulum SMA N 1

PAKUSARI

Anggota

lengkap

Terlaksana namun

data yang

diinginkan tidak

diperoleh

15 November

2013

Pembagian telaah

kurikulum

Anggota

lengkapTerlaksana

19 November

2013

Meminta data

silabus dan RPP di

SMA N 1

PAKUSARI

Anggota

lengkap

Terlaksana namun

data yang

diinginkan tidak

diperoleh

27 November

2013

Membahas

kurikulum

Anggota

lengkapTerlaksana

28 November

2013

Melanjutkan

pembahasan

kurikulum

Anggota

lengkapTerlaksana

| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“

44