Upload
karim-anarqiz
View
1.479
Download
56
Embed Size (px)
DESCRIPTION
yes
Citation preview
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Telaah Kurikulum
Sekolah SMA Kelas XI Semester I dan Semester II” guna memenuhi tugas mata
kuliah Pengembangan Telaah dan Kurikulum Sekolah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami Drs.
Maryani yang telah memberikan masukan yang bermafaat dalam penyusunan tugas
makalah ini, sehingga penyusun memiliki kesempatan untuk menambah wawasan
kami tentang telaah kurikulum.
Seperti kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak“ , kami sangat menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami sangat diharapkan kritik maupun sarannya yang bersifat konstrukktif, sehingga
di kemudian hari kami dapat menyusun lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
terdapat dengan baik dan bermanfaat bagi kita semua.
Jember, 27 November 2013
Penyusun
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. 1
DAFTAR ISI................................................................................................ 2
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................ 4
1.4 Manfaat .......................................................................................... 4
BAB II. KERANGKA TEORI
2.1. Pengertian Kurikulum .................................................................... 5
2.2. Landasan dan Aspek Pengembangan Kurikulum ........................... 6
2.3. Prinsip Pengembangan Kurikulum................................................. 11
2.4. Komponen Kurikulum ................................................................... 17
2.5. Konsep dan Teori Kurikulum ........................................................ 19
2.6. Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum ................................ 20
BAB III. HASIL TELAAH
3.1. Analisis Landasan Kurikulum ........................................................ 23
3.2. Analisis Prinsip Pengembangan Kurikulum.................................... 26
3.3. Analisis Komponen Kurikulum ...................................................... 30
BAB IV. PEMBAHASAN
4.1. Pembahasan .................................................................................. 35
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan ....................................................................................41
5.2. Saran ...............................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................42
LAMPIRAN DAN RENCANA KERJA…………………………………..43
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pentingnya peran dan fungsi kurikulum memang sudah sangat disadari dalam
sistem pendidikan nasional. Ini dikarenakan kurikulum merupakan alat yang
krusial dalam merealisasikan program pendidikan, baik formal maupun non
formal , sehingga gambaran sistem pendidikan dapat terlihat jelas dalam
kurikulum tersebut. Dengan kata lain, sistem kurikulum pada hakikatnya adalah
sistem pendidikan itu sendiri.
Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu
pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai
tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Dalam sejarah pendidikan di
Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang
tujuannya sudah tentu untuk menyesuaikannya dengan perkembangan dan
kemajuan zaman, guna mencapai hasil yang maksimal.
Berdasarkan catatan sejarah dunia pendidikan di Indonesia telah mengalami
perubahan kurikulum sebanyak 9 kali. Kurikulum pertama tahun 1947 dikenal
dengan Leer Plan (Rencana Pelajaran) yang lebih besar nuansa politik Belanda.
Kedua, tahun 1952 yang disebut dengan Rencana Pelajaran Terurai yang lebih
merinci silabus setiap mata pelajaran. Di tahun 1964, kurikulum ketiga bernama
Rentjana Pendidikan yang menitikberatkan pada pengembangan moral,
kecerdasan, emosioinal/ artistik, keprigelan dan jasmani atau Pancawardhana
(Hamalik, 2004). Empat tahun kemudian, tahun 1968 dinamai dengan Kurikulum
1968 yang merupakan penyempurnaan dari Pancawardhana menjadi pembinaan
jiwa Pancasila. Kemudian, berubah lagi di tahun 1975 dengan nama Kurikulum
1975 yang lebih efisien dan efektif dengan konsep bidang manajemen atau
disebut MBO (Management by Objective) dengan Prosedur Pengembangan
Sistem Instruksional (PPSI). Di perubahan keenam terjadi tahun 1984 disebut
Kurikulum 1984 yang lebih mengusung Skill Approach (Pendekatan Keahlian)
dengan model yang disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active
Learning (SAL). Ketujuh, ialah tahun 1994 dan 1999 yang disebut dengan
Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999 yang memadukan kurikulum-
kurikulum sebelumnya dan materi muatan lokal disesuaikan dengan daerah
masing-masing. Di tahun 2004, kurikulum disebut Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) yang setiap pelajaran diurai berdasarkan kompetensi yang
harus dicapai siswa, tapi hasilnya kurang memuaskan. Yang terakhir di tahun
2006 disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
memfokuskan pada isi dan proses pencapaian target kompetensi siswa melalui
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
3
Kerangka Dasar (KD), Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) hingga saat ini.
Kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi
yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi
peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum, yang
dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai
instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas
yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan
(2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara
yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan
pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum?
2. Kurikulum apa yang digunakan di SMAN 1 PAKUSARI?
3. Apa saja landasan-landasan yang terdapat pada kurikulum tersebut?
4. Apa saja prinsip-prinsip yang terdapat pada kurikulum tersebut?
5. Apa saja komponen-komponen yang terdapat pada kurikulum tersebut?
6. Apa saja konsep yang terdapat pada kurikulum tersebut?
1.3 Tujuan
1. Memahami pengertian kurikulum.
2. Mengetahui Kurikulum yang digunakan di SMAN 1 PAKUSARI.
3. Mengetahui landasan-landasan yang terdapat pada kurikulum tersebut.
4. Mengetahui prinsip-prinsip yang terdapat pada kurikulum tersebut.
5. Mengetahui komponen-komponen yang terdapat pada kurikulum tersebut.
6. Mengetahui konsep yang terdapat pada kurikulum tersebut.
1.4 Manfaat
Dari tujuan pembahasan diatas dapat kita ambil manfaat sebagai berikut:
Bagi Mahasiswa
Sebagai Tugas untuk memahami kurikulum secara mendalam dan
mengembangkannya pada saat kita menjadi seorang guru, serta
mempermudah mahasiswa untuk menganalis kurikulum KTSP.
Bagi Guru
Dapat digunakan untuk memperbaiki kurikulum yang ada dengan
memperhatikan hasil talaah yang telah kami lakukan serta sebagai
Bagi Umum
Dapat digunakan sebagai sumber referensi tentang telaah kurikulum sekolah.
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
4
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Pengertian Kurikulum
Sebelum kita jauh membahas mengenai kurikulum, kita akan mengupas terlebih
dauhulu pengertian dari kurikulum itu sediri. Banyak para ahli dalam karya dan
buku mereka mendefinisikan kurikulum. Nasution (1999) menyatakan bahwa kata
kurikulum (curriculum) belum terdapat dalam kamus Webster tahun 1812 dan baru
timbul untuk pertama kalinya dalam kamus tahun 1856. Kurikulum secara
estimologi yang dikutip dari Asas-asas Kuruikulum Nasution (1999) adalah a place
for running, a course in general, dll. Sedangkan secra terminologi kurikulum
memiliki definisi:
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kurikulumn diartikan sebagai
“perangkat mata pelajaran yg diajarkan pd lembaga pendidikan”.
2. Menurut J Galen Saylor dan William M. Alexander dala buku Curriculum
Planning for Better Teaching and Learning (1956) menjelaskan arti kurikulum
sebagai berikut “The Curriculum is the sum total of school’s efforts to influence
learning, wether in the classroom, on the playground, or out of school.” Jadi
segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruang
kelas, di halaman sekolah atau di luar sekolah termasuk kurikulum. Kurikulum
meliputi juga apa yang disebut kegiatan ekstra-kurikuler. (Nasution, 1999: 4-5)
3. Muray Print mendefinisikan dalam bukunya Curriculum Development and
Design (1993) “Curriculum is defined as all the planned learning opportunities
offered to learners by the educational institution and the experiences learners
encounter when the curriculum is implemented.”
4. Menurut Swaminatha Pillai ”Curriculum is a comprehensiveplan for an
educational/ training programme/course to training programme/course to offer
new/improved manpower to fulfil the rising needs of a dynamic
society”(www.unom.ac.in/asc/Pdf/CURRICULUM%20DESIGN%20AND
%20DEVELOPMENT-1.pdf)
5. Nasution sendiri dalam bukunya Asas Asas Kurikulum (1999) mengartikan
kurikulum sebagai sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan guna mencapai
tujuan pendidikan.
Perkembangan definisi atau pengertian mengenai kurikulum semakin
berkembang mulai dari pengertian kurikulum menurut pandangan lama (pandangan
tradisional) hingga pandangan kurikulum seperti saan ini. Hamalik (1990)
menyatakan tentang pengertian kurikulum menurut pandangan tradisional
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
5
“kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk
memperoleh ijazah”. Pandangan lama memandang kurikulum hanya sebatas
pelajaran yang harus di tempuh, sedangkan definisi yang biasa digunakan saat ini
kurikulum dapandang sebagai rencana, kegiatan, dokumen, dll. Di Indonesia sendiri
dalam mengartikan kurikulum lebih merujuk pada Undang undang No. 2 tahun
2003 tentang Sitem Pendidikan Nasional yang mendfinisikan ”Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”. Oleh karna itu, Print (1993)
menyimpulkan dalam pengertian kurikulum itu sediri terdiri atas:
1. Planned learning experimiences;
2. Offered within an educational instruction/program;
3. Represented as document; and
4. Includes experiences resulting from implementing that document.
2.2 Landasan dan Aspek Pengembangan Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum tentunya tidak di dasarkan pada sembarang
hal melainkan di dasarkan pada hal-hal tertentu serta di pandang melalui seudut
pandang tertentu. Karena kurikulum memiliki peran yang sangat penting dalam
pengembangan pendidikan dalam suatu wilayah. Sukmadinata (2002: 38)
menyatakan ”Ada beberapa landasan utama dalam pengembangan suatu kurikulum
yaitu landasan filosofis, landasan landasan psikologis, landasan sosial budaya, serta
pengembangan ilmu dan teknologi.”
2.2.1. Landasan Filosofis
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran
manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat) . Nasution (1999: 27) berpandangan:
”Filsafat ialah sesuatu yang menunjukan suatu sistem yang dapat
menentukan arah hidup dan serta menggambarkan nilai-nilai apa yang paling
dihargai dalam hidup seseorang. Filsafat serupa inilah yang harus dimiliki
setiap guru setiap pendidik, agar dapat membantu anak membentuk
pandangan hidup yang sehat. Dalam filsafat gurulah terkandung gambaran
akan masyarakat yang akan dibangun, manusia apakah yang harus dibentuk,
kurikulum apakah yang akan digunakan. Tujuan, metode, alat pendidikan,
pandangan tentang anak, ditentukan oleh filsafat yang dianutnya...”
Menurut Sukmadinata (2002: 39) ”Filsafat membahas segala
permasalahan yang dihadapi oleh manusia termasuk masalah-masalah
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
6
pendidikan ini yang disebut filsafat pendidikan”. Sedangkan di Indonesia
sendiri filsafat pendidikannya harus berdasarkan pada filsafat pendidikan
pancasila. Yaitu filasafat yang dididasarkan pada sila-sila dan nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila.
Tujuan Pendidikan nasional menurut TAP MPR NO II/MPR/1993 tentang
GBHN ”Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk
meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin,
beretos kerja profesional serta sehat jasmani dan rohani.” Sedangkan menurut
UU 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ayat 3 menyebutkan :
”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.”
Nasution (1999: 28) menyatakan beberapa manfaat dari filsafat
pendidikan, antara lain:
1. Filsafat pendidikan menentukan arah ke mana anak-anak harus
dibimbing.
2. Ada gambaran yang jelas tentang hasil pendidikan yang harus di capai,
manusia yang bagaimana yang harus di bentuk.
3. Filasafat juga menentukan cara dan proses yang harus dijalankan.untuk
mencapai tujuan itu.
4. Filsafat memberi kebulatan pada usaha pendidikan sehingga tidak lepas-
lepas.
5. Tujuan pendidikan memberi petunjuk apa yang harus dinilai dan hingga
mana tujuan itu tercapai.
6. Tujuan pendidikan memberi motivasi dalam proses belajar mengajar, bila
jelas diketahui apa yang ingin dicapai.
2.2.2. Landasan Psikologis
Proses pendidikan tentunya tidak lepas dari interaksi antara pendidik dan
peserta didik, maupun interaksi antar peserta didik. Di lain hal manusia
bersifat unik dimana tiap pribadi berbeda-beda dan memiliki kondisi
psikologis yang berbeda-beda. Menurut Nasution (2002: 45) ”kondisi
psikologis adalah kondisi karakteristik psiko-fisik manusia sebagai individu,
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
7
yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku dalam interaksi dengan
lingkungannya”.
Kemudian, kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan
tentunya tak lepas dari proses perubahan perilaku peserta didik. Peserta didik
merupakan individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. Tugas
utama guru adalah membantu mengoptimalkan perkembangan peserta didik
tersebut. Oleh karena itu, melalui penerapan landasan psikologi dalam
pengembangan kurikulum, tiada lain agar upaya pendidikan yang dilakukan
dapat menyesuaikan dengan hakikat peserta didik. Serta memahami masing
masing peserta didiknya sebagi individu yang unik dan holistik.
Menurut Nasution (2002: 46), terdapat dua bidang psikologi yang
mendasari perkembangan kurikulum, yaitu Psikologi Perkembangan dan
Psikologi Belajar.
1. Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan cenderung membahas tentang perkembangan
individu sejak embrio hingga masa dewasa. Terdapat beberapa teori yang
berkaitan dengan perkembangan psikologis individu, antara lain teori
Gagne dan Piaget, serta teori-teori yang lain. Menurut Susilana (2006: 22)
Implikasi terhadap pengembangan kurikulum antara lain:
1) Setiap anak diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan
bakat, minat dan kebutuhannya.
2) Di samping disediakan pelajaran yang sifatnya umum (Program inti)
yang wajib dipelajari setiap anak di sekolah, disediakan pula
pelajaran pilihan yang sesuai dengan minat anak.
3) Kurikulum di samping menyediakan bahan ajar yang bersifat
kejuruan juga menyediakan bahan ajar yang bersifat akademik. Bagi
anak yang berbakat dibidang akademik diberi kesempatan untuk
melanjutkan studi ke jenjang pendidikan selanjutnya.
4) Kurikulum memuat tujuan–tujuan yang mengandung pengetahuan,
nilai atau sikap, dan keterampilan yang menggambarkan keseluruhan
pribadi yang utuh lahir dan batin.
2. Psikologi Belajar
Teori ini lebih condong kepada bagaimana individu belajar. Sedangkan
yang kita tahu belajar adalah perubahan tingkah laku. Oleh karna itu
perubahan tingkah laku berupa kognitif, afektif, ataupun psikomotor di
kategorikan dalam satu istilah yaitu perilaku belajar. Gagne (dalam
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
8
Nasution, 2002: 52) merumuskan “Learning is a change in human
disposition or capability, which can be retained, and which is not simply
ascribable to the process of growth”.
2.2.3. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi
yang berasal dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan
kurikulum. (Annisa, online.
http://sevannisa.blogspot.com/2012/11/landasan-sosiologis-
pengembangan.html).
Seperti yang kita ketahui bahwa kurikulum sebagai suatu rancangan
pendidikan yang bertujuan untuk membentuk peserta didik pada keadaan
tertentu. Pendidikan membentuk individu, memberikan bekal pengetahuan
untuk bertahan hidup dan terjuan dalam masyarakat. Peserta didik berasal
dari masyarakat di olah untuk kembali pada masyarakat dengan kesiapan
yang matang. Jadi jika dianalogikakan peserta didik adalah bahan, pendidika
sebagai parbrik, kurikulum sebagai alat dan prosedur kerja mesin produksi,
dan menghasilkan produk akhir individu yang terbekali nan matang untuk
kembali pada kehidupan bermasyarakat. Menurut Nasution (2002: 58-59)
dalam bukunya Pengembangan Kurikulum
Ada tiga sifat penting dari pendidikan. Pertama, pendidikan
mengandung nilai dan memberikan pertimbangan nilai. Hal itu dikarenakan
pendidikan diarahkan pada pengembangan pribadi anak agar sesuai dengan
nilai-nilai yang diharapkan masyarakat. Karena tujuan pendidikan
mengandung nilai, maka isi pendidikan harus memuat nilai. Proses
pendidikan juga bersifat membina dan dan mengembangkan nilai. Kedua,
pendidikan diharapkan pada kehidupan masyarakat. Pendidikan bukan hanya
untuk pendidikan, namun untuk menyiapkan peserta didik untuk kehidupan
dalam masyarakat. Ketiga, pelaksanaan pendidikan dipengaruhi oleh
lingkungan masyarakat tempat pendidikan itu berlangsung. Kehidupan
masyarakat berpengaruh terhadap proses pendidikan karena proses
pendidikan sangat erat dan melekat dengan kehidupan masyarakat. Proses
pendidikan merupakan proses kehidupan masyarakat. Pelaksanaan
pendidikan membutuhkan membutuhkan dukungan dari lingkungan
masyarakat penyediaan fasilitas, personalia, sistem sosial budaya, politik,
keamanan, dan lain-lain.
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
9
Ada beberapa faktor yang memberikan pengaruh terhadap
pengembangan kurikulum dalam masyrakat, antara lain ;
1) Kebutuhan masyarakat
Kebutuhan masyarakat tak pernah tak terbatas dan beraneka
ragam. Oleh karena itu lembaga pendidikan berusaha menyiapkan
tenaga-tenaga terdidik yang terampil yang dapat dijadikan sebagai
penggali kebutuhan masyarakat.
1) Perubahan dan perkembangan masyarakat
Masayarakat adalah suatu lembaga yang hidup, selalu berkembang
dan berubah. Perubahan dan perkembangan nilai yang ada dalam
masyarakat sering menimbulkan konflik antar generasi. Dengan
diadakannya pendidikan diharapkan konflik yang terjadi antar generasi
dapat teratasi.
2) Tri pusat pendidikan
Yang dimaksud dengan tri pusat pendidikan adalah bahwa pusat
pendidikan dapat bertempat di rumah, sekolah , dan di masyarakat.
Selain itu mass media, lembaga pendidikan agama, serta lingkungan
fisik juga dapat berperan sebagai pusat pendidikan. (Annisa, online
www.sevannisa.blogspot.com)
2.2.4. Landasan Organisatoris
Menurut Hamalik (1990:103) ‚“Dalam organisasi kurikulum ada
beberapa faktor yang perlu diperhatikan kurikulum yakni :Ruang lingkup
(Scope),urutan bahan (Sequence), dan penempatan bahan (grade placement).
1. Ruang lingkup bahan, adalah keseluruhan materi pelajaran dan
pengalaman yang akan di berikan dari suatu bidan studi mata pelajaran
atau dari suatu bidang studimata pelajaran atau dari suatu pokok
bahasan tertentu.
2. Urutan bahan, adalahpenyusunan bahan pelajaran menurut aturan
tertentu secara berurutan, menunjukkan sistematika dan merupakan
penyampaian serta penangkapan oleh para siswa.
3. Penempatan bahan, adalah penempatan satu atau beberapa bahan
pelajaran untuk kelas tertentu.
Kemudian untuk jenis-jenis kurikulum, Nasution (1991: 107-108)
mengelompokkan beberapa jenis kurikulum, yaitu:
1. Kurikulum berdasarkan mata pelajaran (subject curriculum)
a. Matapelajaran terpisah-pisah (separate subject curriculum)
b. Mata pelajaran gabungan (correlated curriculum)
2. Kurikulum terpadu (integrated curriculum)
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
10
a. Berdasarkan ”social function“ atau ”major areasof living”
b. Berdasarkan masalah-masalah, minat dan kebutuhan pemuda
c. Berdasarkan pengalaman pemuda(experience curriculum, activity
curryculum)
d. Kurikulum inti (cor curriculum)
2.3 Prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum dikembangkan tidak secara semena-mena melainkan
dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu dalam penyusunan dan
pengelolaannya. Beberapa ahli memberikan beberapa prinsip pengembangan
kurikulum, masing-masing tidak keseluruhannya sama tapi berintikan sama.
Serta dikembangkan dan berdasarkan model konsep kurikulum yang
digunakan.
Dalam khazanah literatur kurikulum, setidaknya dikenal ada empat
model konsep kurikulum yaitu model kurikulum subjek akademik, model
kurikulum personal, model kurikulum rekonstruksi sosial, dan model
kurikulum teknologis. Kurikulum subjek akademik berorientasi pada
pembentukan manusia intelek. Materi pelajaran berupa ilmu pengetahuan,
sistem nilai yang dianggap baik dan harus disampaikan secara turun temurun.
Proses pendidikan adalah upaya transfer ilmu pengetahuan masa lampau
yang dianggap baik. Keberhasilan pendidikan dilihat dari sejauh mana siswa
menguasai bahan ajar yang dipalajarinya.
Model kurikulum personal yaitu kurikulum yang berorientasi pada
pengembangan potensi siswa secara maksimal. Dalam kurikulum ini tidak
ada materi standar, karena materi disesuaikan dengan kebutuhan dan minat
anak. Proses pembelajaran lebih banyak upaya pembimbingan anak untuk
menyalurkan minat dan perhatiannya. Evaluasi dilakukan untuk melihat
sejauh mana siswa merasa senang dalam menjalani aktivitas.
Kurikulum rekonstruksi sosial, adalah model kurikulum yang
berorientasi pada kepedulian sekolah untuk memecahkan permasalahan
yang ada dimasyarakat. Isi pendidikan berupa permasalahan yang ada di
masyarakat, untuk selanjutnya dibahas dan dipecahkan dengan menggunakan
khasanah keilmuan yang ada yang dipandang relevan untuk memecahkan
masalah. Metode pembelajaran lebih banyak pada upaya diskusi dan penilaian
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan siswa dalam proses
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
11
pemecahan masalah dan sejauh mana masalah mampu dipecahkan dalam
proses pembelajaran.
Terakhir model kurikulum teknologis, yaitu kurikulum yang
didasarkan pada penggunaan metode ilmiah dalam penyusunan kurikulum dan
isi kurikulum adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang harus
dikuasai untuk menghadapi kehidupan. Isi pendidikan menekankan pada
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, proses pendidikannya berupa
transfer IPTEK, sedang evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh mana IPTEK
mampu dikuasai oleh siswa. Ada dua jenis teknologi yang digunakan dalam
jenis kurikulum ini yaitu teknologi perangkat lunak dan teknologi perangkat
keras.
Model konsep kurikulum yang manakah yang menjadi dasar pijakan
kurikulum KTSP? KTSP, pada dasarnya merupakan penyempurnaan model
dari KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang diujicobakan oleh
Depdiknas secara nasional. KBK itu sendiri adalah kurikulum yang berbasis
kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi adalah salah satu jenis dari
model konsep kurikulum teknologis. Dengan demikian KTSP menggunakan
model konsep kurikulum teknologis.
Meskipun konsep kurikulum teknologis menjadi tulang punggung
pengembangan KTSP, tapi tidak berarti nilai esensial dari model konsep
kurikulum lainnya diabaikan. Karakter yang ada pada model konsep lainnya
tetap ada, hanya tidak dominan. Karena dalam realitas, konsep-konsep
tersebut saling melengkapi. Hal ini bisa dilihat dalam prinsip-prinsip
pengembangan KTSP dan acuan operasional penyususunan KTSP yang
dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194507011
972061-DARMAN_FAQIH_SUDARMAN/unchi1.PDF)
Oemar Hamalik (2001) membagi prinsip pengembangan kurikulum
menjadi delapan macam, antara lain:
Prinsip Berorientasi Pada Tujuan
Pengembngan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu,
yang bertitik tolak dari tujuan pendidikan Nasional. Tujuan kurikulum
merupakan penjabaran dan upaya untuk mencapai tujuan satuan dan jenjang
pendidikan tertentu. Tujuan kurikulum mengadung aspek-aspek pengetahuan,
ketrampilan, sikap dan nilai. Yang selanjutnya menumbuhkan perubahan
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
12
tingkah laku peserta didik yang mencakup tiga aspek tersebut dan bertalian
dengan aspek-aspek yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional.
Prinsip Relevansi (Kesesuaian)
pengembanga kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan system
penyampaian harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan
masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, serta serasi dengan
perkembnagan ilmu pengetahuan dan tegnologi.
Prinsip Efisiensi dan Efektifitas.
Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisien dan
pendayagunaan dana, waktu, tenaga, dan sumber-sumber yang tersedia agar
dapat mencapai hasil yang optimal. Dana yang terbat harus digunakan
sedemikina rupa dalam rangka mendukung pelaksanaan pembelajaran. Waktu
yang tersedia bagi siswa belajar disekolah juga terbatas sehingga harus
dimanfaatkan secara tepat sesuai dengan tata ajaran dan bahan pembelajaran
yang diperlukan. Tenaga disekolah juga sangat terbatas, baik dalam jumlah
maupun dalam mutunya, hendaknya didaya gunakan secara efisien untuk
melaksanakan proses pembelajaran. Demikian juga keterbatasan fasilitas
ruangan, peralatan, dan sumber kerterbacaan, harus digunakan secara tepat
oleh sswa dalam rangka pembelajaran, yang semuanya demi meningkatkan
efektifitas atau keberhasilan siswa.
Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau
dikurangi berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan
setempat, jadi tidak statis atau kaku. Misalnya dalam suatu kurikulum
disediakan program pendidikan ketrampilan industri dan pertanian.
Pelaksanaaan di kota, karena tidak tersedianya lahan pertanian., maka yang
dialaksanakan program ketrampilan pendidikn industri. Sebaliknya,
pelaksanaan di desa ditekankan pada program ketrampilan pertanian. Dalam
hal ini lingkungan sekitar, keadaaan masyarakat, dan ketersediaan tenaga dan
peralatan menjadi faktor pertimbangan dalam rangka pelaksanaan kurikulum.
Prinsip Kontiunitas
Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian,
aspek-spek, materi, dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-
lepas, melainkan satu sama lain memilik hubungan fungsional yang
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
13
bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan
pendidikn, tingkat perkembangan siswa. Dengan prinsip ini, tampak jelas alur
dan keterkaitan didalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah guru dan
siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Prinsip Keseimbangan
Penyusunan kurikulum memerhatikan keseimbangan secara
proposional dan fungsional antara berbagai program dan sub-program, antara
semau mata ajaran, dan antara aspek-aspek perilaku yang ingin
dikembangkan. Keseimbangan juga perlu diadakan antara teori dan praktik,
antara unsur-unsur keilmuan sains, sosial, humaniora, dan keilmuan perilaku.
Dengan keseimbangan tersebut diaharapkan terjalin perpaduan yang lengkap
dan menyeluruh, yang satu sama lainnya saling memberikan sumbangan
terhadap pengembangan pribadi.
Prinsip Keterpaduan
Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip
keterpaduan, perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau topik dan
konsistensi antara unsur-unsusrnya. Pelaksanaan terpadu dengan melibatkan
semua pihak, baik di lingkungan sekolah maupun pada tingkat inter sektoral.
Dengan keterpaduan ini diharapkan terbentuk pribadi yang bulat dan utuh.
Diamping itu juga dilaksanakan keterpaduan dalam proses pembalajaran, baik
dalam interaksi antar siswa dan guru maupun antara teori dan praktek.
Prinsip Mutu
Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu, yang
berarti bahwa pelaksanaan pembelajaran yang bermutu ditentukan oleh derajat
mutu guru, kegiatan belajar mengajar, peralatan,/media yang bermutu. Hasil
pendidikan yang bermutu diukur berdasarkan kriteria tujuan pendidikan
nasional yang diaharapkan.
(http://annisaauliya.wordpress.com/2012/05/11/prinsip-prinsip-
pengembangan-kurikulum)
Secara lebih khusus, KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum sebagai berikut.
1. Berpusat pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, dan Kepentingan Siswa
dan Lingkungannya.
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
14
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa siswa memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung
pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi siswa disesuaikan
dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa serta
tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran
berpusat pada siswa.
2. Beragam dan Terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
siswa, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan
tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat,
status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen
muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara
terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna
dan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Karena itu, semangatdan
isi kurikulum memberikan pengalaman belajar siswa untuk mengikuti dan
memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan Kebutuhan Kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja. Karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,
keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan
keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan Berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar Sepanjang Hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan siswa yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal,
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
15
dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling
mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam pelaksanaannya, KTSP menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi
siswa untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam
hal ini siswa harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta
memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secarabebas, dinamis
dan menyenangkan.
b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a)
belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b)
belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu
melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan
berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan
jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan siswa mendapat pelayanan yang
bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi,
tahap perkembangan, dan kondisi siswa dengan tetap memperhatikan
keterpaduan pengembangan pribadi siswa yang berdimensi ke-Tuhanan,
keindividuan, kesosialan, dan moral.
d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan siswa dan pendidik
yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan
prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa
sungtulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah
membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan
teladan).
e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi
dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan
memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip
alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di
masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan
sumber belajar, contoh dan teladan).
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
16
f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial
dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan
muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran,
muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan,
keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan
jenis serta jenjang pendidikan.
(
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194507011
972061-DARMAN_FAQIH_SUDARMAN/unchi1.PDF)
2.4 Komponen Kurikulum
Kurikulum dalam rangka pencapaian utamanya memiliki beberapa komponen
pokok. Nasution (1999: 18) menyebutkan beberapa komponen pokok dalam
kurikulum, atanara lain: tujuan, bahan pelajaran, proses melajar-mengajar, dan
evaluasi atau penilaian.
Sedangkan menurut sumber lain yang intinya adalah sama sebagai berikut:
2.4.1 Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan.
Rumusan tujuan menggambarkan sesuatu yang dicita-citakan. Tujuan
pendidikan diklasifikasikan menjadi 4 yaitu:
a. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
Adalah tujuan yang paling bersifat umum dan merupakan sasaran akhir
yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan. Tujuan
pendidikan ini dirumuskan dalam bentuk prilaku yang ideal sesuai dengan
pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan pemerintah
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
17
Tujuan
Bahan
PBM
Evaluasi
dalam bentuk undang-undang. Di Indonesia tujuan pendidikan nasional
dicantumkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Pasal 3.
b. Tujuan Institusional (TI)
Adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Tujuan
ini didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa
setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu
lembaga pendidikan tertentu.
c. Tujuan Kurikuler (TK)
Adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata
pelajaran. Tujuan ini didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki
siswa setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu di suatu
lembaga pendidikan.
d. Tujuan Pembelajaran (TP)
Adalah bagian dari tujuan kurikuler, dan dapat didefinisikan sebagai
kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka
mempelajari bahasan tertentu dan suatu bidang studi dalam satu kali
pertemuan.
2.4.2 Komponen Isi/ Materi Pelajaran
Isi komponen merupakan komponen yang berhubungan dengan
pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh siswa. Isi kurikulum itu
menyangkut semua aspek baik yang berhubunngan dnegan pengetahuan atau
materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran
yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi ataupun
aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
2.4.3 Komponen Metode/ Strategi
Strategi dan metode merupakan komponen ketiga dalam
pengembangan kurikulum. Komponen ini merupakan komponen yang sangat
penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Bagaimanapun
bagus dan idealnya tujuan yang harus dicapai tanpa strategi yang tepat untuk
mencapainya, maka tujuan itu tidak mungkin dapat di capai. Strategi meliputi
rencana, metode, dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai
tujuan tertentu.
2.4.4 Komponen Evaluasi
Pengembangan kurikulum merupakan proses yang tidak pernah
berakhir (Oliva, 1998). Proses tersebut meliputi perencanaan, implementasi,
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
18
dan Evaluasi. Merujuk pada pendapat tersebut, maka evaluasi merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pengembangan kurikulum. Melalui
evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum, sehingga dapat dijadikan
bahan pertimbangan apakah suatu kurikulum perlu dipertahankan atau tidak,
dan bagian-bagian mana yang perlu disempurnakan. (Apriyani,
2013.http://afinynurapryani.blogspot.com/2013/02/komponen-komponen-
pengembangan-kurikulum_18.html)
2.5 Konsep dan Teori Kurikulum
”Konsep“ atau lebih mudahnya kita sebut ”pemahaman“ tentang kurikulum
telah diu jelaskan oleh beberapa ahli salahsatunya oleh Sukmadinata (2002: 27-28)
dalam bukunya Pengembangan kurikulum. Sebelumnya Sukamadinata mejelaskan
terlebih dahulu mengenai pengertian dari teori kurikulum. Menurutnya
” Teori kurikulum adalah suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna
terhadap kurikulum sekolah, makna tersebut terjadi karena adanya penegasan
hubungan antara unsure-unsur kurikulum, karena adanya petunjuk
perkembangan/penggunaan dan evaluasi kurikulum.“
Kemudian beliau juga menjelaskan tentang konsep kurikulum yang dibagi
menjadi tiga konsep, yaitu:
a. Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi:
Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar
bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin
dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang
berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal,
dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen
tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan
pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga
dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi,
ataupun seluruh negara.
b. Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem:
Yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem
persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem
kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara
menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyem-
purnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah tersusunnya suatu
kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara
kurikulum agar tetap dinamis.
c. Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi:
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
19
Yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli
kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai
bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem
kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-
konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai
kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal barn yang dapat
memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.
2.6 Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum
(Hamalik,2007) tahapan pengembangan kurikulum dibagi menjadi 7 tahapan
yaitu: (1) Studi kelayakan dan kebutuhan, (2) penyusunan konsep awal perencanaan
kurikulum, (3) pengembangan rencana untuk melaksanakan kurikulum, (4)
pelaksanaaan uji coba kurikulum di lapangan, (5) pelaksaan kurikulum, (6) pelaksaan
penilaian dan pemantauan kurikulum, (7) pelaksanaan perbaikan dan penyesuaian.
Dalam sebuah blog yang ditulis oleh Harie, mengemukakan tahapan
pengembangan kurikulum dibagi menjadi 4 tahapan yaitu: (1) merumuskan tujuan
pembelajaran (instructional objective), (2) menyeleksi pengalaman-pengalaman
belajar (selection of learning experiences), (3) mengorganisasi pengalaman-
pegalaman belajar (organization of learning experiences), dan (4) mengevaluasi
(evaluating).
1. Merumuskan tujuan pembelajaran (instructional objective)
Terdapat tiga tahap dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tahap yang
pertama yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah memahami tiga
sumber, yaitu siswa (source of student), masyarakat (source of society), dan
konten (source of content). Tahap kedua adalah merumuskan tentative general
objective atau standar kompetensi (SK) dengan memperhatikan landasan sosiologi
(sociology), kemudian di-screen melalui dua landasan lain dalam pengembangan
kurikulum yaitu landasan filsofi pendidikan (philosophy of learning) dan psikologi
belajar (psychology of learning), dan tahap terakhir adalah merumuskan precise
education atau kompetensi dasar (KD).
2. Merumuskan dan Menyeleksi Pengalaman-Pengalaman Belajar (selection of
learning experiences)
Dalam merumuskan dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar
dalam pengembangan kurikulum harus memahami definisi pengalaman belajar dan
landasan psikologi belajar (psychology of learning). Pengalaman belajar
merupakan bentuk interaksi yang dialami atau dilakukan oleh siswa yang
dirancang oleh guru untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan. Pengalaman
belajar yang harus dialami siswa sebagai learning activity menggambarkan
interaksi siswa dengan objek belajar. Belajar berlangsung melalui perilaku aktif
siswa; apa yang ia kerjakan adalah apa yang ia pelajari, bukan apa yang dilakukan
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
20
oleh guru. Dalam merancang dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar
juga memperhatikan psikologi belajar.
3. Mengorganisasi Pengalaman Pengalaman Belajar (organization of learning
experiences)
Pengorganisasi atau disain kurikulum diperlukan untuk memudahkan anak
didik untuk belajar. Dalam pengorganisasian kurikulum tidak lepas dari beberapa
hal penting yang mendukung, yakni: tentang teori, konsep, pandangan tentang
pendidikan, perkembangan anak didik, dan kebutuhan masyarakat.
Pengorganisasian kurikulum bertalian erat dengan tujuan pendidikan yang ingin
dicapai. Oleh karena itu kurikulum menentukan apa yang akan dipelajari, kapan
waktu yang tepat untuk mempelajari, keseimbangan bahan pelajaran, dan
keseimbangan antara aspek-aspek pendidikan yang akan disampaikan.
4. Mengevaluasi (evaluating) Kurikulum
Langkah terakhir dalam pengembangan kurikulum adalah evaluasi.
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan di mana data yang terkumpul dan
dibuat pertimbangan untuk tujuan memperbaiki sistem. Evaluasi yang seksama
adalah sangat esensial dalam pengembangan kurikulum. Evaluasi dirasa sebagai
suatu proses membuat keputusan, sedangkan riset sebagai proses pengumpulan
data sebagai dasar pengambilan keputusan.
Perencanaan kurikulum menggunakan berbagai tipe evaluasi dan riset.
Tipe-tipe evaluasi adalah konteks, input, proses, dan produk. Sedagkan tipe-tipe
riset adalah aksi, deskripsi, historikal, dan eksperimental. Di sisi lain perencana
kurikulum menggunakan evaluasi formatif (proses atau progres) dan evaluasi
sumatif (outcome atau produk).
Model Pengembangan Kurikulum
PENDEKATAN
SISTEMATI
MODEL TYLERMenurut Tyler, pengembangan kurikulum mencakup: a. tujuan,b. pengalaman belajar,b. pengelolaaan pengalaman
belajar, dan c. penilaian tujuan belajar.
MODEL TABAMenurut Taba, pengembangan kurikulum mencakup: a. diagnosis kebutuhan,b. rumusan tujuan,c. seleksi dan organisasi
konten,d. manifestasi pengalaman
belajar, sertae. penilaian.
PENDEKATAN
KONTEKSTU
PENDIDIKAN BERBASIS HASIL BELAJAR (PBHB)(OUTCOMES BASED-EDUCATION/OBE)Pengembangan kurikulumnya mencakup:a. menentukan hasil belajar;b. menentukan pengetahuan, kompetensi, dan kinerja; sertac. menentukan cara mendesain, menyampaikan, dan
mendokumentasikan pembelajaran.MODEL PENDEKATANTEKNIK-SAINTIFIKPengembangan kurikulumnya mencakup:
MODEL NONTEKNIK-NONSAINTIFIKPengembangan kurikulumnya mencakup:
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
21
K a. menyusun perencanaan/blue print;
b. menyusun struktur lingkungan belajar;
c. mengordinasikan sumber daya manusia, bahan, dan peralatan;
d. mempunyai derajat objektifitas, universalitas, dan logika yang tinggi;
e. dapat menjelaskan kenyataan secara simbolis;
f. percaya pada efisiensi dan efektifitas dari sistem; serta
g. dunia dilihat sebagai mesin yang dapat digambar, dibuat, dan diamati.
a. berorientasi pada hal-hal yang subjektif, pribadi, keindahan, penalaran, dan transaksi;
b. berorientasi pada peserta didik melalui cara-cara aktif dalam belajar mengajar;
c. kurikulum berkembang daripada direncanakan; serta
d. dunia merupakan suatu benda hidup.
AL
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
22
BAB III
HASIL TELAAH
3.4. Analisis landasan kurikulum
Beberapa landasan yang digunakan SMAN 1 PAKUSARI dalam penyusunan
kurikulum sekolah sebagai berikut :
1. Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2. Peraturan Pemerintah RI No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
3. Peraturan Pemerintah RI No 38 Tahun 2005 tentang pembagian wewenang
antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah
kabupaten/kota;
4. Peraturan Pemerintah RI No 22 Tahun 2005 tentang pembiayaan
pendidikan
5. Permendiknas Bo 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
6. Permendiknas No 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
7. Permendiknas No 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006
8. Permendiknas No 6 Tahun 2007 tentang perubahan peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No 24 Tahun 2006
9. Permendiknas No 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah
10. Permendiknas No 16 Tahun 2007 tentang kualifikasi akademik dan
kompetensi guru
11. Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
12. Permendiknas No 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan
13. Permendiknas No 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
14. Permendiknas No 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana
15. Permendiknas No 27 Tahun 2007 tentang kualifikasi dan kompetensi
konselor
16. Permendiknas No 39 Tahun 2007 tentang pembinaan kesiswaan.
17. Panduan penyusunan KTSP yang dikembangkan oleh BSNP tahun 2006
3.4.1. Analisa Terhadap Landasan Pengembangan Kurikulum
NO
LANDASAN
PENGEMBANGAN
KURIKULUM
HASIL ANALISA KETERANGAN
1 Landasan Filosofis Pada saat ini kurikulum Landasan filosofis
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
23
yang dipakai oleh SMA
Negeri 1 PAKUSARI
adalah kurikulum
KTSP .Dalam
penyusunan
kurikulumnya
dilandaskan pada tujuan
nasional pendidikan yakni
mencerdaskan kehidupan
bangsa dan
mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya,
yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur memiliki
pengetahuan dan
ketrampilan, kesehatan
jasmani dan
rohani,berkepribadian
yang mantap dan mandiri
serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan
kebangsaan serta
memiliki tujuan
pendidikan Sekolah
Menengah Atas (tujuan
institusional) yakni
meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak
mulia, serta ketrampilan
untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan
lebih lanjut.
ini mendasari sumber
dari segala sumber
hukum (pancasila),
memperhatikan
falsaffah negara.
Landasan ini
menentukan tujuan
umum pendidikan
yang akan dijadikan
konsep implementasi
kurikulum yang
dikembangkan.
2 Landasan Sosiologis Pada kurikulum SMA
Negeri 1 PAKUSARI
Memeberikan dasar
untuk menetukan apa
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
24
selain terdapat komponen
materi mata pelajaran
yang akan disampaikan
juga terdapat muatan
lokal. Kebujakan
Nasional yang berkaitan
dengan dmasukkannya
muatan lokal dalam
Standar Isi dilatar
belakangi oleh kenyataan
bahwa NKRI terdiri atas
berbagai daerah yang
beragam, kondisi
geografis, sumber daya
alam, dan masyarakatnya
(sumber daya
manusianya) dengan latar
belakang sejarah dan
budaya yang berbeda.
Adanya muatan lokal
bertujuan agar peserta
didik dapat bersaing dan
mempunyai jiwa,
semangat, dan
ketrampilan.. Untuk tahun
pelajaran 2013 – 2014
muatan lokal yang
digunakan pada kelas XI
IPA yaitu Baca Tulis Al-
quran dan kelas lomba
(OSN), sedangkan pada
kelas XI IPS yakni
kewirausahaan, Baca
Tulis Al-quran dan kelas
lomba (OSN).
yang akan dipelajari
sesuai dengan
kebutuhan
masyarakat,
kebudayaan dan
perkembangan
IPTEK sehingga
peserta didik dapat
mengaplikasikan
pengetahuan yang
diperolehnya dalam
kehidupan nyata
yang bermanfaat bagi
masyarakat.
3 Landasan
Organisatoris
Fisika merupakan salah
satu cabang IPA yang
mendasari perkembangan
teknologi maju dan
Dalam hal ini buku
bahan ajar yang
digunakan dalam
pembelajaran dengan
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
25
konsep hidup harmonis
dengan alam. Bahan ajar
kelas XI semester satu dan
semester dua sudah runtut
jika dilihat dari SK dan
KD serta keruntutan dari
buku yang digunakan
sebagai bahan ajar.
SK/KD telah sesuai.
Sehingga tidak
terjadi kerancuan
dalam pembelajaran.
4 Landasan Psikologis
Kurikulum yang
digunakan oleh SMAN 1
PAKUSARI
memperhatikan
keragaman karakteristik
peserta didik (humanistik)
tanpa membedakan
agama, suku, adat budaya
serta status sosial ekonomi
dan gender. Untuk
mengatasi perbedaan itu
terdapat pelayanan
konseling yang berkenaan
dengan masalah diri
pribadi individu dan
kehidupan sosial, belajar
dan pembentukan karakter
peserta didik.
Dalam pembelajaran,
diperhatikan tingkat
peserta didik dalam
berbagai aspek serta
cara peserta didik
belajar agar bahan
ajar yang disediakan
dapt dicerna dan
dikuasai sesuai
dengan taraf
perkembangannya
3.2. Analisis Prinsip Pengembangan Kurikulum
N
o.Prinsip
Pengembangan
Prinsip Pengembangan
Kurikulim di SMAN 1
Pakusari
Analisis
1 Berpusat pada
Potensi,
Perkembangan,
Kebutuhan, dan
Kurikulum dikembangkan
berdasarkan prinsip bahwa
siswa memiliki posisi sentral
untuk mengembangkan
Dalam hal ini peserta
didik menjadi pemeran
utama dalam
pengembangan dirinya.
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
26
Kepentingan
Siswa dan
Lingkungannya
kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian
tujuan tersebut
pengembangan kompetensi
siswa disesuaikan dengan
potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan
siswa serta tuntutan
lingkungan. Memiliki posisi
sentral berarti kegiatan
pembelajaran berpusat pada
siswa.
Akan tetapi guru juga tak
lepas dari upaya
membimbing siswanya
serta memilih strategi
mengajar yang sesuai
dengan keadaan, kondisi,
dan kebutuhan siswanya.
Prinsip yang digunakan
sama persis dengan
prinsip yang tercantum
dalam dokumen panduan
KTSP yang dikeluarkan
BSNP. Jika dianaolgikan
dengan prinsip yang
diberikan oleh beberapa
ahli, prinsip ini mirip
dengan ”berorientasi
pada tujuan“.
2 Beragam dan
Terpadu
Kurikulum dikembangkan
dengan memperhatikan
keragaman karakteristik
siswa, kondisi daerah, jenjang
dan jenis pendidikan, serta
menghargai dan tidak
diskriminatif terhadap
perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status
sosial ekonomi, dan jender.
Kurikulum meliputi substansi
komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal,
dan pengembangan diri
secara terpadu, serta disusun
dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang
bermakna dan tepat
antarsubstansi
Prinsip ini selain
memperhatikan nilai
akademik siswa,
melainkan juga
memperhatikan faktor-
faktor perbedaan antar
siswa, lingkungan, dan
ras. Menjadikan
keterpaduan dari hal-hal
yang beragam. Serta
menciptakan
keterpaduan dari
komponen kurikulum,
seperti muatan wajib,
muatan lokal, dan
pengembangan diri.
Keseluruhan komponen
tersebut disusun dengan
keterkaitan dan
keterpaduan. Ini juga
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
27
sama dengan prinsip di
KTSP. Prinsip ini juga
bisa disebut dengan
prinsip keterpaduan.
3
Tanggap
terhadap
Perkembangan
Ilmu
Pengetahuan,
Teknologi dan
Seni
Kurikulum dikembangkan
atas dasar kesadaran bahwa
ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni yang berkembang
secara dinamis. Karena itu,
semangatdan isi kurikulum
memberikan pengalaman
belajar siswa untuk mengikuti
dan memanfaatkan
perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan
seni.
Prinsip ini menjelaskan
dan menegaskan
pentingnya IPTEKS
(ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni)
dalam dunia saat ini.
Minimal mampu sebagai
user dari IPTEKS
tersebut. Prinsip ini juga
sama persis dengan yang
terdapat dalam KTSP
oleh BSNP.
4
Relevan dengan
Kebutuhan
Kehidupan
Pengembangan kurikulum
dilakukan dengan melibatkan
pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk
menjamin relevansi
pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan,
termasuk di dalamnya
kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja.
Karena itu, pengembangan
keterampilan pribadi,
keterampilan berpikir,
keterampilan sosial,
keterampilan akademik, dan
keterampilan vokasional.
Prinsip ini mirip dengan
yangdikeluarkan oleh
BSNP, akan tetapi pada
kalimat terakhir terdapat
kata-kata yang hilang
atau memang
dihilangkan, yaitu
”...merupakan
keniscayaan.“ Artinya
pengembangan
kurikulum disesuaikan
dengan keadaan agar
relevan. Misalnya
ditujukan untuk
pekerjaan tertentu,
profesi tertentu, atau
untuk memasuki
perguruan tinggi yang
diinginkan. Prinsip ini
sama dengan prinsip
relevansi.
5 Menyeluruh dan
Berkesinambun-
Substansi kurikulum
mencakup keseluruhan
Dalam hal ini
kompetensi dan mata
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
28
gan
dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata
pelajaran yang direncanakan
dan disajikan secara
berkesinambungan
antarsemua jenjang
pendidikan
pelajaran disajikan
secara
berkesinambungan,
maksudnya antar
kompetensi dan
matapelajaran saling
berkaitan dan
berkelanjutan. Ini dapat
pula disebut dengan
prinsip kontinuitas.
6
Belajar
Sepanjang
Hayat
Kurikulum diarahkan kepada
proses pengembangan,
pembudayaan, dan
pemberdayaan siswa yang
berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan
keterkaitan antara unsur-
unsur pendidikan formal,
nonformal, dan informal
dengan memperhatikan
kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu
berkembang serta arah
pengembangan manusia
seutuhnya
Prinsip ini juga
mengajarkan prinsip
belajar sepanjang hayat.
Siswa tidak hanya
dipacu untuk beajar
disekolah, melainkan
belajar dimanapun dan
kapanpun. Dan melatih
siswa untuk belajar
mandiri hingga akhir
hayatnya.
7 Seimbang antara
Kepentingan
Nasional dan
Kepentingan
Daerah
Kurikulum dikembangkan
dengan memperhatikan
kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk
membangun kehidupan
bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Kepentingan
nasional dan kepentingan
daerah harus saling mengisi
dan memberdayakan sejalan
dengan motto Bhineka
Tunggal Ika dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik
Pengembangan
kurikulum di SMA N 1
Pakusari juga
memperhatikan
keseimbangan antara
kebutuhan atau
kepentinagan nasional
dengan kepentingan
daerah sekitar SMA N 1
Pakusari.
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
29
Indonesia (NKRI)
3.3. Analisis Komponen Kurikulum
3.3.1. Tujuan Kurikulum
No Kriteria Tujuan Hasil Telaah
1 Kriteria Subtantif
Pada kurikulum SMAN 1 PAKUSARI, tujuan yang
tercantum sudah mengandung kriteria subtantif. Yaitu
telah memperhatikan kebutuhan mendasar kebutuhan
peserta didik untuk mampu bersaing dalam kehidupan
bermasyarakat dengan dibekali ketrampilan.
2 Kriteria prosedur
Tujuan pada kurikulum SMAN 1 PAKUSARI juga
sudah memperhatikan kriteria prosedur yaitu
representative, jelas, tidak rancu, dan tidak
menimbulkan intrepretasi yang berbeda dan
kontradiktif, berdasarkan argumen dan kerangka
berpikir yang logis, kelayakan, keterwakilan dan
konsisten, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
3.3.2. Analisi Kontent Kurikulum
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
30
Kelas XI Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik
1.1 Menganalisis gerak lurus, gerak melingkar dan gerak parabola dengan menggunakan vektor
1.2 Menganalisis keteraturan gerak planet dalam tatasurya berdasarkan hukum-hukum Newton
1.3 Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan
1.4 Menganalisis hubungan antara gaya dengan gerak getaran
1.5 Menganalisis hubungan antara usaha, perubahan energi dengan hukum kekekalan energi mekanik
1.6 Menerapkan hukum kekekalan energi mekanik untuk menganalisis gerak dalam kehidupan sehari-hari
1.7 Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan
Kelas XI Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah
2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep torsi, momentum sudut, dan momen inersia, berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah benda tegar
2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
3. Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin kalor
3.1 Mendeskripsikan sifat-sifat gas ideal monoatomik
3.2 Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan hukum termodinamika
1. Materi Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas XI
Materi yang mencakup dalam mata pelajaran Fisika SMA/MA kelas XI
yaitu sebagai berikut :
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
31
SEMESTER I
Bab I : Kinematika dengan Analisis Vektor
Bab II : Hukum-Hukum Newton tentang Gerak dan Gravitasi
Bab III : Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana
Bab IV : Usaha dan Energi
Bab V : Impuls dan Momentum
SEMESTER II
Bab VI : Dinamika Rotasi dan Keseimbangan Benda Tegar
Bab VII : Mekanika Fluida
Bab VIII : Teori Kinetik Gas
Bab IX : Termodinamika
2. Alokasi Waktu
Alokasi waktu yang digunakan adalah 34 minggu efektif. Untuk
semester I digunakan 17 minggu efektif dan pada semester II juga digunakan 17
minggu efektif.
3.3.3. Analisis Organisasi Kurikulum
No
.
Kriteria Organisasi
KurikulumHasil telaah
1. Ruang Lingkup
Mata pelajaran Fisika di SMA/MA merupakan
pengkhususan IPA di SMP/MTs. Untuk kelas
XI IPA semester 1 dan semester 2 ruang
lingkup materi terdiri atas gerak dengan analisis
vektor, hukum Newton tentang gerak dan
gravitasi, gerak getaran, energi, usaha, dan
daya, impuls dan momentum, momentum
sudut dan rotasi benda tegar, fluida,
termodinamika
2. Integrasi/ keterpaduan Mencakup dari ruang lingkup yang ada, materi
yang disampaikan pada setiap pertemuan
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
32
haruslah terintegrasi. Seperti pada SK dan KD
yang telah disusun. Misalnya saja pada bab
pertama yaitu Menganalisis gejala alam dan
keteraturannya dalam cakupan mekanika benda
titik (gerak dalam analisis vektor) yang
didalamnya menganalisis mengenai gerak lurus,
gerak melingkar dan gerak parabola dengan
menggunakan vektor , Menganalisis keteraturan
gerak planet dalam tatasurya berdasarkan
hukum-hukum Newton, Menganalisis pengaruh
gaya pada sifat elastisitas bahan, Menganalisis
hubungan antara gaya dengan gerak getaran,
Menganalisis hubungan antara usaha,
perubahan energi dengan hukum kekekalan
energi mekanik , Menerapkan hukum
kekekalan energi mekanik untuk menganalisis
gerak dalam kehidupan sehari-hari,
Menunjukkan hubungan antara konsep impuls
dan momentum untuk menyelesaikan masalah
tumbukan
3. Urutan
Materi yang disampaikan sudah berurutan yaitu
mulai dari materi pengenalan . inti sampai pada
penerapan pada kehidupan sehari – hari.
Terlihat pada Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang dimulai dari
menganalisis berbagai macam gerak hingga
materi yang lebih kompleks yaitu tumbukan.
Pembelajaran Fisika dilaksanakan secara
pendekatan ilmiah untuk menumbuhkan
kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap
ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu
aspek penting dalam proses pembelajaran.
4 Kontinuitas Dilihat dari SK dan KD secara umum materi
yang disampaikan tampak selalu
berkesinambumgan dengan penyampaian materi
yang selanjutnya. Oleh karena itu kriteria dari
kontinuitas selalu mengacu pada
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
33
kesinambungan antara materi awal dengan
materi selanjutnya.
5Artikulasi dan
keseimbangan
Pada materi kelas XI IPA semester 1 dan 2
sudah bisa dikatan seimbang bobotnya antara
materi satu dengan materi yang lain. Misalnya
pada waktu kelas XI IPA semester 1, siswa
mampu menganalisis konsep mekanika,
selanjutnya pada semester 2 siswa mampu
menerapkan konsep mekanika dalam kehidupan
sehari-hari.
3.3.4. Hasil Analisis Evaluasi
Untuk mengetahui ketercapaian tujuan kurikulum dapat dilihat dari kriteria
ketuntasan minimal yang digunakan SMA N 1 PAKUSARI dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas
kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran. Standar ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh Kepala Sekolah
mencakup ketuntasan belajar dan penilaian yang diharapkan dan kriteria ketuntasan
Minimal (KKM). SMA N 1 PAKUSARI pada tahun pelajaran 2013/2014
menggunakan Standar Isi (SI) dan KTSP. Penilaian dapat dilakukan bersamaan
dengan pelaksanaan pembelajaran dan dapat pula dilakukan setelah selesai satu
kompetensi dasar (KD) atau lebih. Penilaian meliputi aspek kognitif (pemahaman
konsep), afektif (sikap) dan psikomotorik (praktik). Setiap mata pelajaran harus
memenuhi ketuntasan nilai kognitif dan psikomotorik minimal sesuai dengan KKM
tiap mata pelajaran dan nilai afektif adalah B. Dan jika siswa belum mencapai batas
ketuntasan batas ketuntasan minimal, peserta didik harus mengikuti remidial sesuai
KD yang belum tuntas.
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
34
BAB IV
PEMBAHASAN
Kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana yang digunakan untuk
mencapai suatu tujuan pendidikan, baik tujuan pendidikan nasional maupun tujuan
pembelajaran.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menggunakan model
kurikulum teknologi. Artinya kurikulum ini lebih menekan kan pada penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kurikulkulum ini juga merupakan perkembangan dari
KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Jika dibandingkan dengan Kurikulum
dengan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013, kurikulum ini sudah menyangkut
pengembangan pribadi atau dikenal dengan pengembangan karakter. Namun, karena
penekanan kurikulum KTSP pada kompetensi, jadi pengembangkan karakter sedikit
terabaikan.
KTSP pada dasarnya memberikan hak kepada masing-masing tingkat satuan
pendidikan untuk mengembangkan sendiri kurikulum yang digunakan agar sesuai
dengankeadaan dan kebutuhan instansi masing-masing. Namun, kebebasan itu tidak
mutlak seluruhnya, melainkan memiliki batas-batas tertentu seperti yang telah
diputuskan pemerintah.
Landasan kurikulum adalah pondasi yang digunakan sebagai tolak ukur kokoh
atau tidaknya kurikulum yang dihasilkan. Beberapa landasan yang terdapat pada
kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 1 Pakusari antara lain sebagai berikut:
Landasan Filosofis mendasari sumber dari segala sumber hukum (Pancasila).
Dengan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Landasan
ini mendasari sumber dari segala sumber hukum (pancasila), memperhatikan
falsaffah negara. Landasan ini menentukan tujuan umum pendidikan yang akan
dijadikan konsep implementasi kurikulum yang dikembangkan.
Landasan Sosiologis memberikan dasar untuk menentukan apa yang akan
dipelajari sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kebudayaan, dan perkembanan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Di kurikulum SMA Negeri 1 PAKUSARI terdapat
komponen muatan lokal, hal tersebut dilatar belakangi keadaan indonesia yang
memiliki sejarah dan budaya yang berbeda-beda dengan tujuan agar peserta didik
dapat bersaing dan mempunyai jiwa, semangat, dan ketrampilan serta dapat
mengaplikasikan pengetahuan yang diperolehnya dalam kehidupan nyata yang
bermanfaat bagi masyarakat.
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
35
Landasan Organisatoris memberikan dasar-dasar pengembangan kurikulum
dalam bentuk bagaimana bahan pelajaran itu disusun, bagaimana luas dan urutannya.
Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi
maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Bahan ajar kelas XI yang digunakan
sudah runtut dan tidak terdapat kerancuan berdasarkan SK dan KD serta keruntutan
dari buku yang digunakan sebagai bahan ajar.
Landasan Psikologis memberikan dasar bahwa dalam pengembangan
kurikulum harus diperhatikan tingkat perkembangan anak dalam berbagai aspek serta
cara anak belajar agar bahan ajar yang disediakan dapat dicerna dan dikuasai oleh
anak sesuai dengan taraf perkembangannya. Terdapat pelayanan konseling yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi individu dan kehidupan sosial, belajar dan
pembentukan karakter peserta didik sebagai bentuk pelayanan sekolah terhadap
seluruh siswa tanpa membeda-bedakan keragaman karakteristiknya.
Kurikulum dalam proses pendidikan digunakan sebagai alat untuk mencapai
tujuan pendidikan yang memiliki bagian-bagian penting untuk menunjang serta dapat
mendukung operasi kurikulum dengan baik. Bagian-bagian penting ini disebut
komponen. Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan memiliki
komponen pokok dan komponen penunjang yang saling berkaitan,berinteraksi dalam
rangka dukungannya untuk mencapai tujuan itu. Diantaranya adalah tujuan,
konten/materi/isi, organisasi, dan evaluasi.
Dalam pengembangan kurikulum layaknya memeliki patokan-patokan atau
prinsip dalam upaya pengembnagannya. Dalam penngembangan kurikulum di
Indonesia memilikibeberapa prinsip yang dianngak sesuai dan perlu untuk dijadikan
patokan. Prinsip yang digunakan oleh SMAN 1 Pakusari sejalan atau sama dengan
prinsip pengembangan kurikulum KTSP yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hanya
saja pada point keempat ada beberapa kata yang hilang. Kemungkina hal itu hanya
kesalahan pengetikan.
Tujuan merupakan hal yang ingin dicapai oleh sekolah secara keseluruhan
meliputi tujuan domain, doman afektif dan domain psikomotor. Hal ini dicapai dalam
rangka mewujudkan lulusan dalam satuan pendidikan sekolah yang sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional. Mengenai tujuan kurikulum yang terdapat di SMAN 1
Pakusari sudah lengkap, baik dan sudah memperhatikan kebutuhan mendasar anak-
anak dan masyarakat. Sedangkan kriteria prosedurnya sudah jelas, tidak rancu, dan
tidak menimbulkan intrepretasi yang berbeda.Struktur kurikulum yang digunakan
telah sesuai dengan pengertian struktur sebenarnya yakni merupakan pola dan
susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik pada satuan
pendidikan dalam kegiatan pembelajaran.
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
36
Materi kurikulum pada hakikatnya adalah isi kurikulum. Komponen isi
berupa materi yang diprogramkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan dimana isi atau materi ini biasnya berupa bidang-bidnag studi seperti
matematika, ipa, ips dan lain-lain.
Dalam melakukan telaah materi kami mengacu pada Buku SMA Kelas XI ,
kami mengambil keputusan bahwa materi yang disediakan dalam buku ini sudah
sesuai jadi kami sudah setuju dengan isi materi dari buku ini. Adapun penjelasannya
adalah sebagai berikut :
SEMESTER I
Setelah menelaah materi-materi yang terangkum dalam pembahasan Semester
I, kami mengambil kesimpulan bahwa pada materi yang disajikan dalam buku ini
sudah runtut dan sesuai jadi tidak ada perubahan dalam susunan maupun isi dari
materi dari setiap Bab itu sendiri.
Adapun pembahasan materi pada setiap Bab-nya yaitu , dimana Bab I
membahas tentang Kinematika dan Analisa Vektor yang didalamnya membahas
tentang posisi, kecepatan dan percepatan pada gerak dalam bidang serta posisi
kecepatan dan percepatan sudut pada gerak melingkar. Pembahasan materi pada Bab
II yaitu Hukum-Hukum Newton tentang gerak dan gravitasi yang didalamnya
membahas tentang Dinamika Partikel dengan gaya gesekan.
Untuk pembahasan pada Bab III membahas tentang Elastisitas dan Gerak
Harmonik Sederhana yang didalamnya melingkupi konsep gaya pegas dan elastisitas
bahan serta gerak harmonik sederhana. Pembahasan materi pada Bab IV membahas
tentang Usaha dan Energi yang didalamnya melingkupi Konsep Gaya dan Konsep
Energi yang digunakan untuk memecahkan masalal gerak yang melibatkan gaya
konservatif dan tak konservatif. Dan untuk pembahsan materi Bab V membahas
tentang Impuls dan Momentum yang didalamnya membahas tentang konsep impuls
dan momentum serta Hukum kekekalan momentum.
SEMESTER II
Sama seperti pada semester I, kami juga menelaah materi yang ada di
Semester II dan menurut kami materi yang ada sudah runtut, dan tidak ada perubahan
baik untuk materi setiap Bab-nya maupun untuk materi sub-babnya.
Pembahasan setiap Bab-nya yaitu, bab VI membahas tentang Dinamika Rotasi
dan Keseimbangan Benda Tegar dimana didalamnya membahas tentang Hubungan
antara konsep torsi, momentum sudut, dan momen inersia berdasarkan Hukum kedua
Newton. Untuk pembahasan materi Bab VII membahas tentang Mekanika Fluida
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
37
yang didalamnya membahas tentang fluida statis dan dinamis serta tegangan
permukaan zat cair.
Untuk pembahasan materi pada Bab VIII membahas tentang Teori Kinetik
Gas yang didalamnya membahas tentang persamaan gas ideal, dan teori kinetik gas.
Pembahasan materi pada Bab IX membahas tentang Termodinamika yang
didalamnya membahas tentang Hukum I Termodinamika dan Hukum II
Termodinamika.
Organisasi Kurikulum berkaitan dengan bagaimana bahan disusun untuk
memudahkan siswa mempelajari dengan mempertimbangkan tujuan, perkembangan
anak, dan kebutuhan masyarakat. Kriteria organisasi kurikulum terdiri dari ruang
lingkup, integrasi, urutan., kontinuitas, dan artikulasi.
Ruang lingkup yang terdapat pada kurikulum menekankan pada fenomena
alam dan pengukurannya dengan perluasan konsep abstrak. Mata pelajaran Fisika di
SMA/MA merupakan pengkhususan IPA di SMP/MTs. Untuk kelas XI IPA semester
1 dan semester 2 ruang lingkup materi terdiri atas gerak dengan analisis vektor,
hukum Newton tentang gerak dan gravitasi, gerak getaran, energi, usaha, dan daya,
impuls dan momentum, momentum sudut dan rotasi benda tegar, fluida,
termodinamika.
Integrasi kurikulum terkait dengan keterpaduan antara ruang lingkup dengan
SK dan KD. Berdasarkan hasil telaah antara ruang lingkup dengan SK dan KD sudah
terintegasi dengan baik, misalnya saja pada bab pertama yaitu Menganalisis gejala
alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik (gerak dalam analisis
vektor) yang didalamnya menganalisis mengenai gerak lurus, gerak melingkar dan
gerak parabola dengan menggunakan vektor, Menganalisis keteraturan gerak planet
dalam tatasurya berdasarkan hukum-hukum Newton, Menganalisis pengaruh gaya
pada sifat elastisitas bahan, Menganalisis hubungan antara gaya dengan gerak
getaran, Menganalisis hubungan antara usaha, perubahan energi dengan hukum
kekekalan energi mekanik , Menerapkan hukum kekekalan energi mekanik untuk
menganalisis gerak dalam kehidupan sehari-hari, Menunjukkan hubungan antara
konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan.
Urutan materi pada kurikulum berdasarkan analisis telaah Materi yang
disampaikan sudah berurutan yaitu mulai dari materi pengenalan. Inti sampai pada
penerapan pada kehidupan sehari – hari. Terlihat pada Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang dimulai dari menganalisis berbagai macam gerak hingga
materi yang lebih kompleks yaitu tumbukan. Pembelajaran Fisika dilaksanakan
secara pendekatan ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
38
bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting dalam proses
pembelajaran
Kontinuitas/berkesinambungan kurikulum dapat dilihat dari SK dan KD,
secara umum materi yang disampaikan tampak selalu berkesinambumgan dengan
penyampaian materi yang selanjutnya. Oleh karena itu kriteria dari kontinuitas selalu
mengacu pada kesinambungan antara materi awal dengan materi selanjutnya.
Artikulasi dan keseimbangan pada materi kelas XI IPA semester 1 dan 2
sudah bisa dikatan seimbang bobotnya antara materi satu dengan materi yang lain.
Misalnya pada waktu kelas XI IPA semester 1, siswa mampu menganalisis konsep
mekanika, selanjutnya pada semester 2 siswa mampu menerapkan konsep mekanika
dalam kehidupan sehari-hari.
Evaluasi digunakan untuk mengetahui ketercapaian tujuan kurikulum. Pada
kurikulum yang digunakan SMA N 1 Pakusari ketuntasan minimal dipertimbangkan
dengan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta
kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Standar
ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh Kepala Sekolah mencakup ketuntasan
belajar dan penilaian yang diharapkan dan kriteria ketuntasan Minimal (KKM). SMA
N 1 PAKUSARI pada tahun pelajaran 2013/2014 menggunakan Standar Isi (SI) dan
KTSP. Penilaian dapat dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran dan
dapat pula dilakukan setelah selesai satu kompetensi dasar (KD) atau lebih. Penilaian
meliputi aspek kognitif (pemahaman konsep), afektif (sikap) dan psikomotorik
(praktik). Setiap mata pelajaran harus memenuhi ketuntasan nilai kognitif dan
psikomotorik minimal sesuai dengan KKM tiap mata pelajaran dan nilai afektif
adalah B. Dan jika siswa belum mencapai batas ketuntasan batas ketuntasan minimal,
peserta didik harus mengikuti remidial sesuai KD yang belum tuntas.
Selain itu yang perlu kita perhatikan adalah alat dan metode dalam evaluasi.
Karena evaluasi merupakan komponen vital untuk menentukan keberhasilan suatu
kurikulum. Sebagai contoh, tingkat kesulitan yang diberikan saat ujian, beban tugas
atau beban pelajaran yang diterima siswa juga harus disesuaikan. Metode yang
digunakan test atau nontest juga harus disesuaikan. Jika alat atau metode evaluasi saja
tidak berjalan dengan baik, atautidak mampu megukur kemampuan siswa maka untuk
mengevaluasi kurikulumpun akan saangat sulit bahkan tidak sesuai dengan keadaan
yang sesungguhnya. Permasalahan yang bisa diangkat contohnya ketika beban tugas
atau beban pelajaran terlalu tinggi bagi sabagian atau seluruh siswa maka akan ada
kemungkinan penurunan soprtifitas siswa dalam mengerjakan tugas atau
ulangan.Misalnya, mencontek, menjiplak, dan lain-lain yang dianggap alternatif
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
39
terakhir. Oleh karena itu, selain kurikulum dan pengajaran yang baik, evaluasi tak
kalah pentingnya dalam pengembangan siswa apalagi pengembangan kurikulum.
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
40
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentuMengetahui Kurikulum yang digunakan di SMAN 1 PAKUSARI.
2. Tahun pelajaran 2013/2014 SMA N 1 Pakusari menggunakan kurikulum
KTSP.
3. Mengetahui landasan-landasan yang terdapat pada kurikulum tersebut.
4. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang digunakan di SMA N 1
Pakusari sama dengan prinsip yang tertera pada orinsip pengembnagan
kurikulum KTSP yang dikeluarkan oleh pemerintah.
5. Mengetahui komponen-komponen yang terdapat pada kurikulum tersebut.
6. Mengetahui konsep yang terdapat pada kurikulum tersebut?
5.2. Saran
Saran kami mengenai telaah kurikulum ini adalah agar sekolah lebih
mengefektifkan lagi alokasi jam pelajaran untuk fisika.
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
41
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, 2012. http://sevannisa.blogspot.com/2012/11/landasan-sosiologis-pengembangan.html
Apriyani, Nur Afiny. 2013. http://afinynurapryani.blogspot.com/2013/02/komponen-komponen-pengembangan-kurikulum_18.html
Aulya, Anisa. 2013. (http://annisaauliya.wordpress.com/2012/05/11/prinsip-prinsip-
pengembangan-kurikulum)
Cahyani. 2013. http://cahyani22.blogspot.com/2013/03/langkah-langkah-pengembangan-kurikulum.html
Hamalik, Oemar. 1990. Pengambangan Kurikulum. Bandung: Mandar Maju
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN/196610191991021-RUDI_SUSILANA/KP4-KOMPONEN_KURIKULUM.pdf
Nasution, 1991. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Citra Aditya Bakti
Nasution, 1999. Asas-asa Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara
Nurhidayati. 2013. http://edukasi.kompasiana.com/2013/09/15/sekilas-tentang-kurikulum-2013-589935.html
Provita. 2011. http://biarpadatahu.blogspot.com/2011/04/secara-umum-langkah-langkah.html
Sudarman, Faqih. 2013.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194507011972061-DARMAN_FAQIH_SUDARMAN/unchi1.PDF
Sukmadinata, Nana Syaodih . (2002), Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Susilana, Rudi. (2006), Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
42
LAMPIRAN
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
43
RENCANA KERJA
TANGGAL KEGIATANKEHADIRAN
ANGGOTAKETERANGAN
12 November
2013
Permohonan ijin
melakukan
penelitian telaah
kurikulum di
sekolah SMA N 1
PAKUSARI
Anggota
lengkapTerlaksana
13 November
2013
1. Permohonan ijin
melakukan penelitian
telaah kurikulum di
SMA N 5 JEMBER
Anggota
lengkapTerlaksana
2. Penerimaan
kurikulum SMA N 1
PAKUSARI
Anggota
lengkap
Terlaksana namun
data yang
diinginkan tidak
diperoleh
15 November
2013
Pembagian telaah
kurikulum
Anggota
lengkapTerlaksana
19 November
2013
Meminta data
silabus dan RPP di
SMA N 1
PAKUSARI
Anggota
lengkap
Terlaksana namun
data yang
diinginkan tidak
diperoleh
27 November
2013
Membahas
kurikulum
Anggota
lengkapTerlaksana
28 November
2013
Melanjutkan
pembahasan
kurikulum
Anggota
lengkapTerlaksana
| Makalah Telaah Kurikulum “SMAN 1 Pakusari“
44