Upload
bayu-setyo-nugroho
View
215
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
asasda
Citation preview
Hemodialisis Diabetik
Hemodiolisa atau lebih dikenal dengan cuci darah adalah suatu jenis pengobatan yang
umum diketahui di masyarakat. Hemodialisa atau hemodiolisis adalah jenis pengobatan yang
dilakukan pada penderita gagal ginjal. Sebagai masyarakat awam, yang kita ketahui adalah
bahwa untuk melakukan cuci darah membutuhkan jumlah uang yang cukup banyak.. Prosedur
yang lama dan hal-hal lainnya. Akan tetapi, apakah sebenarnya dan bagaimanakan cuci darah
itu? Pengobatan jenis adalah pengobatan yang hanya dilakukan pada penderita gagal ginjal. Cuci
darah umumnya disediakan di rumahsakit besar yang mempunyai peralatan lengkap. Sampai
sekarang, cuci darah dianggap sebagai metode pengobatan paling umum untuk penderita gagal
ginjal atau kerusakan ginjal. Gagal ginjal sendiri adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak
dapat mengfungsikan kedua ginjalnya dengan baik. Hal ini mengakibatkan ginjal yang berfungsi
sebagai alat ekskresi tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Keadaan inimengakibatkan
kotoran yang seharusnya dikeluarkan bersama urine malah masuk ke dalam darah dan membuat
peredaran darah berjalan tidak lancar. Maka dari itulah dilakukan hermodiolisa/hermodiolisis
untuk membersihkan kotoran atau sisa pencernaan yang masuk ke dalam darah.
Ginjal adalah sepasang organ yang terletak pada daerah pinggang, dilindungi oleh tulang
rusuk bawah belakang. Beratnya hanya 120-150 gram saja (seukuran kacang). Fungsi utama
renal adalah menyaring darah dan membantu tubuh membuang kelebihan air, garam, dan limbah
metabolisme tubuh. Selain itu juga membantu menyeimbangkan kadar elektrolit dalam tubuh,
mengontrol tekanan darah, dan menstimulasi produksi sel darah merah. Penyakit ginjal memang
tidak menular, tetapi menimbulkan kematian dan dibutuhkan biaya mahal untuk pengobatan
yang terus berlangsung seumur hidup pasien. Karenanya peningkatan kesadaran dan deteksi dini
akan mencegah komplikasi penyakit ini menjadi kronis. Gagal ginjal stadium awal sangat sulit
dideteksi karena tidak menimbulkan keluhan atau ciri-ciri yang jelas. Di rumah sakit, kasus gagal
ginjal biasanya terdeteksi dengan pemeriksaan ureum dan kreatinin darah. Gejala yang
berhubungan dengan gagal ginjal biasanya tidak khas, misalnya anoreksia, mual, muntah dan
perubahan status mental yang disebabkan oleh penumpukan zat-zat sisa metabolisme tubuh
khususnya urea serta pembengkakan tungkai atau bagian tubuh lain karena penumpukan cairan.
Beberapa pasien, terutama yang gagal ginjalnya disebabkan oleh kelainan prerenal, akan
mengalami penurunan jumlah urin (jumlah urin normal minimal 0.5 – 1.0 mL/kgBB/jam). Untuk
itu secepat nya atasi penyakit gagal ginjal dengan pengobatan herbal gagal ginjal yang mampu
menyembuhkan secara alami tanpa operasi, dengan ini gagal ginjal dengan mudah secara herbal
dapat di obati tanpa operasi.
PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT Ada 4 penyebab utama gagal ginjal akut, yaitu :
1. Turunnya level aliran darah ke renal secara drastis. Hal ini dapat disebabkan oleh:
kecelakaan berat yang menyebabkan banyaknya darah hilang, atau infeksi berat (disebut
Sepsis) yang mengurangi aliran darah ke renal
2. Kerusakan renal yang disebabkan oleh obat-obatan, racun, ataupun infeksi. Pasien
penyakit kronis biasanya mengkonsumsi obat-obatan tertentu dalam jangka panjang.
Obat-obatan ini, dapat bersifat toksik:
3. Antibiotik, seperti gentamisin dan streptomisin - Obat pereda nyeri, seperti aspirin dan
ibuprofen - Beberapa obat tekanan darah, seperti tipe ACE inhibitor - Pewarna yang
digunakan dalam beberapa pemeriksaan X-Ray
4. Sumbatan mendadak yang memblokir urine keluar dari renal. Batu ginjal, tumor, cedera,
atau pembengkakan kelenjar prostat dapat mengakibatkan sumbatan.
TANDA GEJALA GAGAL GINJAL Gejala penyakit ginjal pada awalnya memang tidak begitu terlihat dan akan terlihat jelas
ketika penyakit ginjal telah masuk ke stadium kronis. Penyakit ginjal jika tidak segera ditangani
akan berakibat pada gagal ginjal dimana organ ini tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai
organ ekskresi.
Seperti kita ketahui bahwa pengobatan untuk penyakit ginjal memang dapat
dikategorikan mahal. Perawatan medis yang umumnya dilakukan oleh penderita ginjal adalah
cuci darah, dimana proses ini ditujukan untuk membersihkan darah dari kontaminasi sisa
metabolisme yang tidak dikeluarkan. Jika ginjal sudah tidak berfungsi lagi maka akan dilakukan
langkah pencakokan ginjal dan tentunya dengan biaya yang tidak murah. Oleh karena itu, kenali
sejak awa gejala penyakit ginjal agar segera dapat teratasi. Berikut beberapa gejala penyakit
ginjal yang umumnya terjadi.
1. Perubahan dalam buang air kecil dan warna urin Gejala penyakit ginjal yang umum terjadi dan
mudah untuk dikenali adalah dilihat dari urin yang merupakan salah satu produk hasil ekskresi.
Biasanya pada penderita ginjal, ketika buang air kecil akan terasa sakit dan jumlahnya lebih
sedikit. Selain itu, warna urin biasanya juga lebih pekat. Hal ini dikarenakan ginjal tidak
berfungsi dengan baik. Untuk kasus tertentu, bahkan ada yang buang air kecil disertai darah.
2. Bau mulut Gejala penyakit ginjal yang kedua ini mungkin susah untuk dibedakan dengan
gejala penyakit lain, karena penyakit seperti kanker mulut pun juga disertai dengan bau mulut
yang tidak sedap. Bau mulut pada penderita ginjal ini dikarenakan limbah yang begitu banyak
dalam tubuh sehingga akan berakibat pada bau mulut yang tidak sedap.
3. Pembengkakan tubuh Gejala penyakit ginjal ini dikarenakan dalam cairan yang seharusnya
dikeluarkan tertimbun dalam tubuh karena terganggunya fungsi organ ekskresi. Oleh karena itu,
hal ini akan mengakibatkan pembengkakan pada bagian tubuh tertentu seperti di kaki,
pergelangan kaki, kaki, wajah, dan / atau tangan. Beberapa gejala yang lainnya diantaranya
sakit/nyeri punggung, tubuh terasa lemas tidak bertenaga dan tidak mampu bekerja berat,
mengalami gatal-gatal pada tubuh, perut terasa nyeri dan mual bahkan bisa muntah-muntah,
nafsu untuk makan berkurang sehingga berakibat turunnya berat badan, biasanya
penderita sakit ginjal disertai pula dengan naiknya tekanan darah, mengalami gangguan tidur
atau susah tidur, dan jika sakitnya sudah sangat parah penderita sakit ginjal bisa sangat pucat dan
mengalami sesak napas.
PENGOBATAN GAGAL GINJAL AKUT
Pada kasus akut, biasanya pasien perlu melakukan transplantasi ginjal ataupun proses cuci darah
(dialisis).
TRANSPLANTASI GINJAL
Transplantasi ginjal adalah metode penggantian ginjal dengan cara pencangkokan ginjal
dari orang hidup atau mati kepada pasien. Selain mahal biayanya, proses transplantasi juga
biasanya mengalami beberapa kendala, seperti: penolakan, infeksi, sepsis, gangguan pada limpa
pasca operasi, ketidakseimbangan elektrolit, dll.
Hemodiolisa/Hemodiolisis Hemodialisa adalah salah satu terapi pengganti ginjal yang paling banyak dipilih oleh
para penderita GGT. Pada prinsipnya terapi hemodialisa adalah untuk menggantikan kerja dari
ginjal yaitu menyaring dan membuang sisa–sisa metabolisme dan kelebihan cairan, membantu
menyeimbangkan unsur kimiawi dalam tubuh serta membantu menjaga tekanan darah.
Apa itu hemodialisa? Hemodialisa adalah metode pencucian darah dengan membuang cairan berlebih dan zat-
zat yang berbahaya bagi tubuh melalui alat dialysis untuk menggantikan fungsi ginjal yang
rusak.
Kapan seseorang harus menjalani terapi hemodialisa ?Terapi dibutuhkan apabila fungsi ginjal seseorang telah mencapai tingkatan terakhir
(stage 5) dari gagal ginjal kronik. Dokter akan menentukan tingkatan fungsi ginjal seseorang
berdasarkan perhitungan GFR atau Glomerular Filtration Rate, dimana pada tingkatan GFR
dibawah 15, ginjal seseorang dinyatakan masuk dalam kategori gagal ginjal terminal (End Stage
Renal Disease). Hemodialisa dilakukan bila ginjal anda sudah tidak mampu melaksanakan
fungsinya atau biasa disebut dengan gagal ginjal. Gagal ginjal dapat dibagi dua yaitu gagal ginjal
akut dimana fungsi ginjal terganggu untuk sementara waktu sehingga hemodialisa dilakukan
hanya hingga fungsi ginjal membaik dan gagal ginjal kronis dimana fungsi ginjal rusak secara
permanen akibatnya hemodialisa harus dilakukan seumur hidupnya. Cuci darah dilakukan jika
gagal ginjal menyebabkan:
Kelainan fungsi otak (ensefalopati uremik)
Perikarditis (Peradangan kantong jantung)
Asidosis (peningkatan keasaman darah) yang tidak memberikan respon terhadap
pengobata lainnya.
Gagal Jantung
Hiperkalemia (kadar kalium yang sangat tinggi dalam darah)
Bagaimana Hemodialisis dilakukan?
Pada proses hemodialisa, darah dialirkan ke luar tubuh dan disaring di dalam ginjal
buatan (dialyzer). Darah yang telah disaring kemudian dialirkan kembali ke dalam tubuh. Rata-
rata manusia mempunyai sekitar 5,6 s/d 6,8 liter darah, dan selama proses hemodialisa hanya
sekitar 0,5 liter yang berada di luar tubuh. Untuk proses hemodialisa dibutuhkan pintu masuk
atau akses agar darah dari tubuh dapat keluar dan disaring oleh dialyzer kemudian kembali ke
dalam tubuh. Terdapat 3 jenis akses yaitu arteriovenous (AV) fistula, AV graft dan central
venous catheter. AV fistula adalah akses vaskular yang paling direkomendasikan karena
cenderung lebih aman dan juga nyaman untuk pasien. Sebelum melakukan proses hemodialisa
(HD), perawat akan memeriksa tanda–tanda vital pasien untuk memastikan apakah pasien layak
untuk menjalani Hemodialysis. Selain itu pasien melakukan timbang badan untuk menentukan
jumlah cairan didalam tubuh yang harus dibuang pada saat terapi. Langkah berikutnya adalah
menghubungkan pasien ke mesin cuci darah dengan memasang blod line (selang darah) dan
jarum ke akses vaskular pasien, yaitu akses untuk jalan keluar darah ke dialyzer dan akses untuk
jalan masuk darah ke dalam tubuh. Setelah semua terpasang maka proses terapi hemodialisa
dapat dimulai. Pada proses hemodialisa, darah sebenernya tidak mengalir melalui mesin HD,
melainkan hanya melalui selang darah dan dialyzer. Mesin HD sendiri merupakan perpaduan
dari komputer dan pompa, dimana mesin HD mempunyai fungsi untuk mengatur dan memonitor
aliran darah, tekanan darah, dan memberikan informasi jumlah cairan yang dikeluarkan serta
informasi vital lainnya. Mesin HD juga mengatur cairan dialisat yang masuk ke dialyzer, dimana
cairan tersebut membantu mengumpulkan racun–racun dari darah. Pompa yang ada dalam mesin
Hd berfungsi untuk mengalirkan darah dari tubuh ke dialyzer dan mengembalikan kembali ke
dalam tubuh.
Fungsi dari ginjal buatan (dialyzer)Dialyzer merupakan kunci utama dalam proses hemodialisa. Disebut sebagai ginjal
buatan (artificial kidney) karena yang dilakukan oleh dialyzer sebagian besar dikerjakan oleh
ginjal kita yang normal. Dialyzer berbentuk silinder dengan panjang rata–rata 30 cm dan
diameter 7 cm dan didalamnya terdapat ribuan
filter yang sangat kecil. Dialyzer terdiri dari 2 kompartemen masing–masing untuk cairan
dialysate dan darah. Kedua kompartemen tersebut dipisahkan oleh membran semipermiabel yang
mencegah cairan dialysate dan darah bercampur jadi satu. Membran semipermiabel mempunyai
lubang-lubang sangat kecil yang hanya dapat dilihat melalui mikroskop sehingga hanya substansi
tertentu seperti racun dan kelebihan cairan dalam yang dapat lewat. Sedangkan sel-sel darah
tetap berada dalam darah.
Apa itu cairan dialysate dan bicarbonate ?Pada saat proses hemodialisa penderita akan selalu melihat 2 jerigen yang berada di
depan mesin HD. Jerigen tersebut berisi cairan dialysate dan bicarbonate. Cairan dialysate berisi
elektrolit dan mineral yang selain membantu proses pembuangan racun dalam tubuh juga
membantu menjaga kadar elektrolit dan mineral dalam tubuh. Bersama dengan cairan bicarbonat
cairan dialysate tersebut dicampur di dalam mesin dengan bantuan air murni olahan yang
menggunakan teknologi reverse osmosis. Baik cairan dialysate yang telah dicampur dan darah
bersama sama (tapi tidak bercampur satu dengan lainnya) menuju ke dialyzer dimana proses
penyaring racun-racun dilakukan. Racun tersebut kemudian dibawa keluar bersama cairan
dialysate untuk dibuang lewat salurang pembuangan.
Mengapa hemodialisa ini penting?Ginjal merupakan organ vital yang berfungsi membersihkan darah kita dari cairan
berlebih, zat-zat sisa yang berbahaya dan elektrolit berlebih. Ginjal juga berfungsi menghasilkan
hormone yang penting dalam proses metabolism tubuh dan merangsang pembentuk sel darah
merah. Jika ginjal ini rusak maka bisa dibayangkan bahayanya bagi tubuh kita bahkan bisa
menyebabkan kematian akibat menumpuknya cairan dan zat berbahaya dalam tubuh, karena
itulah hemodialisa harus dilakukan untuk menggantikan fungsi ginjal tersebut.
Bagaimana hemodialisa bekerja? Pertama kita harus mempersiapkan pembuluh darah sebagai akses masuknya selang dari
alat dialysis. Pembuluh darah yang digunakan ada dua yaitu arteri sebagai akses keluarnya darah
kotor ke dalam mesin dan vena sebagai jalan masuknya darah bersih dari mesin ke dalam tubuh.
Melalui jarum maka selang dimasukkan ke dalam pembuluh darah. Biasanya anda akan
diberikan bius local untuk mengurangi nyerinya. Pembuluh darah yang digunakan biasanya yang
berukuran besar misalnya di daerah pangkal paha, daerah lengan dll. Pembuluh darah ini akan
digunakan secara bergantian untuk mencegah mengerasnya pembuluh darah yang akhirnya nanti
tidak bisa digunakan kembali. Tentu anda akan bertanya bagaimana dengan orang yang harus
melakukan hemodialisa seumur hidupnya, apakah tidak ada cara yang lebih praktis? Anda tidak
perlu khawatir, karena ada cara baru untuk membuat akses yang permanen bagi pembuluh darah
yaitu dengan membuat anatomosis antara arteri dan vena yang biasa disebut dengan Cimino-
Breschia fistula atau dengan menghubungkan arteri dengan vena lewat pembuluh darah
tambahan (graft). Daerah yang dipilih biasanya pembuluh darah di lengan bawah. Dengan
cimino, anda hanya perlu menggunakan satu akses setiap kali melakukan hemodialisa hanya saja
anda perlu menunggu 2-6 minggu hingga luka operasi sembuh dan cimino bisa digunakan.
Cimino ini bisa bertahan selama 3 tahun untuk kemudian harus dicari pembuluh darah yang lain.
Setelah akses didapatkan, maka proses hemodialisa akan dilakukan. Hemodialisa dilakukan
dengan alat yang disebut dialyzer. Mesin akan memompa darah kita keluar dari tubuh secara
sedikit demi sedikit untuk kemudian dicuci dalam dialyzer ini. Dialyzer merupakan alat seperti
filter dengan ribuan serat halus yang akan menyaring semua zat berbahaya, cairan dan elektrolit
berlebih. Di dalam dialyzer terdapat cairan khusus yang disebut dialysate yang mengandung
cairan dan formula khusus yang berfungsi menyerap zat yang tidak perlu dan menambahkan zat
atau mineral atau elektrolit yang kurang. Komposisi dialysate dapat berubah-ubah sesuai dengan
keadaan cairan dan darah anda saat melakukan hemodialisa. Karena itulah setiap kali akan
melakukan hemodialisa anda akan melalui pemeriksaan darah terlebih dahulu dulu untuk melihat
komposisi elektrolit dan berbagai komponen kimia darah dalam tubuh saat itu. Setelah selesai
disaring, maka darah yang sudah bersih akan dipompa kembali ke dalam tubuh. Proses ini akan
diulang berkali-kali hingga seluruh darah berhasil disaring.
Waktu proses hemodialisa berlangsung Rata-rata tiap orang memerlukan waktu 9-12 jam dalam seminggu untuk mencuci seluruh
darah yang ada, tetapi karena ini waktu yang cukup panjang, maka biasanya akan dibagi menjadi
tiga kali pertemuan dalam seminggu selama 3-5 jam setiap kali hemodialisa. Tentu saja ini tidak
sama untuk tiap orang, lamanya waktu yang dibutuhkan dan berapa kali dalam seminggu harus
dilakukan hemodialisa sangat tergantung pada derajat kerusakan ginjal, diet sehari-hari, penyakit
lain yang menyertai, ukuran tubuh dll. Karena itu penting untuk konsultasi secara teratur pada
dokter yang menangani anda mengenai jadwal hemodialisa anda.
Komplikasi yang dapat muncul selama hemodialisa:
1) Kram otot Kram otot pada umumnya terjadi pada separuh waktu berjalannya hemodialisa
sampai mendekati waktu berakhirnya hemodialisa. Kram otot seringkali terjadi pada ultrafiltrasi
(penarikan cairan) yang cepat dengan volume yang tinggi.
2) Hipotensi Terjadinya hipotensi dimungkinkan karena pemakaian dialisat asetat, rendahnya
dialisat natrium, penyakit jantung aterosklerotik, neuropati otonomik, dan kelebihan tambahan
berat cairan.
3) Aritmia Hipoksia, hipotensi, penghentian obat antiaritmia selama dialisa, penurunan kalsium,
magnesium, kalium, dan bikarbonat serum yang cepat berpengaruh terhadap aritmia pada pasien
hemodialisa.
4) Sindrom ketidakseimbangan dialisa Sindrom ketidakseimbangan dialisa dipercaya secara
primer dapat diakibatkan dari osmol-osmol lain dari otak dan bersihan urea yang kurang cepat
dibandingkan dari darah, yang mengakibatkan suatu gradien osmotik diantara kompartemen-
kompartemen ini. Gradien osmotik ini menyebabkan perpindahan air ke dalam otak yang
menyebabkan oedem serebri. Sindrom ini tidak lazim dan biasanya terjadi pada pasien yang
menjalani hemodialisa pertama dengan azotemia berat.
5) Hipoksemia selama hemodialisa merupakan hal penting yang perlu dimonitor pada pasien
yang mengalami gangguan fungsi kardiopulmonar.
6) Perdarahan Uremia menyebabkan ganguan fungsi trombosit. Fungsi trombosit dapat dinilai
dengan mengukur waktu perdarahan. Penggunaan heparin selama hemodialisa juga merupakan
factor risiko terjadinya perdarahan.
7) Ganguan pencernaan Gangguan pencernaan yang sering terjadi adalah mual dan muntah yang
disebabkan karena hipoglikemia. Gangguan pencernaan sering disertai dengan sakit kepala.
Infeksi atau peradangan bisa terjadi pada akses vaskuler.
8 ) Pembekuan darah Pembekuan darah bisa disebabkan karena dosis pemberian heparin yang
tidak sesuai ataupun kecepatan putaran darah yang lambat.
- Hipotensi : ini paling sering pada pasien gagal ginjal dengan diabetes mellitus atau kencing
manis tapi seiring dengan kemajuan teknologi, resiko ini semakin berkurang.
- Kram otot. Dulu hal ini sering terjadi tetapi dengan mesin dialysis sekarang angka kejadiannya
berkurang.
- Reaksi anafilaktik atau alergi terhadap cairan dialysate. Biasanya ini terjadi pada hemodialisa
pertama kalinya tapi akan berkurang seirirng seringnya hemodialisa dilakukan.
- Selain itu anda dapat merasa mual, mengantuk, lelah, pusing, dan dingin selama proses
hemodialisa dilakukan. Beritahukanlah pada staf yang bertugas agar mereka dapat membantu
anda merasa lebih baik.
Apa saja yang harus Dilakukan selama menjalani proses hemodialisa?1.Anda tentu saja harus melakukan hemodialisa secara teratur dan sesuai jadwal agar tercapai
hasil yang maksimal.
2. Lakukanlah check up secara teratur dengan dokter yang menangani anda.
3. Diet dan cairan yang tepat (dibahas pada artikel lainnya).
4. Melakukan pengontrolan yang ketat terhadap penyakit lain yang menyertai keadaan gagal
ginjal misalnya kontrol gula darah pada diabetes, kontrol tekanan darah pada hipertensi dan
kontrol lainnya.
5. Melakukan transfusi darah atau
Recombinant human erythropoietin (EPO) untuk mengatasi anemia yang terjadi karena
hemodialisa tidak bisa menggantikan fungsi ginjal dalam menghasilkan hormone yang
merangsang pembentukkan sel darah merah.
Cara Kerja Mesin HemodiolisisHemodialisis adalah sebuah terapi medis. Kata ini berasal dari kata haemo yang berarti
darah dan dilisis sendiri merupakan proses pemurnian suatu sistem koloid dari partikel-partikel
bermuatan yang menempel pada permukaan Pada proses digunakan selaput Semipermeabel.
Proses pemisahan ini didasarkan pada perbedaan laju transport partikel. Prinsip dialisis
digunakan dalam alat cuci darah bagi penderita gagal ginjal, di mana fungsi ginjal digantikan
oleh dialisator. Hemodialisis merupakan salah satu dari Terapi Pengganti Ginjal, yang digunakan
pada penderita dengan penurunan fungsi ginjal, baik akut maupun kronik. Hemodialisis dapat
dikerjakan untuk sementara waktu (misalnya pada Gagal Ginjal Akut) atau dapat pula untuk
seumur hidup (misalnya pada Gagal Ginjal Kronik).
Hemodialisis berfungsi membuang produk-produk sisa metabolisme seperti potassium
dan urea dari darah dengan menggunakan mesin dialiser. Mesin ini mampu berfungsi sebagai
ginjal menggantikan ginjal penderita yang sudah rusak kerena penyakitnya, dengan
menggunakan mesin itu selama 24 jam perminggu, penderita dapat memperpanjang hidupnya
sampai batas waktu yang tidak tertentu. Prinsip dari Hemodialisis adalah dengan menerapkan
proses osmotis dan ultrafiltrasi pada ginjal buatan, dalam membuang sisa-sisa metabolisme
tubuh. Pada hemodialisis, darah dipompa keluar dari tubuh lalu masuk kedalam mesin dialiser
( yang berfungsi sebagai ginjal buatan ) untuk dibersihkan dari zat-zat racun melalui proses
difusi dan ultrafiltrasi oleh cairan khusus untuk dialisis (dialisat). Tekanan di dalam ruang
dialisat lebih rendah dibandingkan dengan tekanan di dalam darah, sehingga cairan, limbah
metabolik dan zat-zat racun di dalam darah disaring melalui selaput dan masuk ke dalam dialisat.
Proses hemodialisis melibatkan difusi solute (zat terlarut) melalui suatu membrane
semipermeable. Molekul zat terlarut (sisa metabolisme) dari kompartemen darah akan berpindah
kedalam kompartemen dialisat setiap saat bila molekul zat terlarut dapat melewati membran
semipermiabel demikian juga sebaliknya. Setelah dibersihkan, darah dialirkan kembali ke dalam
tubuh.
Mesin hemodialisis (HD) terdiri dari pompa darah, sistem pengaturan larutan dialisat, dan
sistem monitor. Pompa darah berfungsi untuk mengalirkan darah dari tempat tusukan vaskuler ke
alat dializer. Dializer adalah tempat dimana proses HD berlangsung sehingga terjadi pertukaran
zat-zat dan cairan dalam darah dan dialisat. Sedangkan tusukan vaskuler merupakan tempat
keluarnya darah dari tubuh penderita menuju dializer dan selanjutnya kembali lagi ketubuh
penderita. Kecepatan dapat di atur biasanya diantara 300-400 ml/menit. Lokasi pompa darah
biasanya terletak antara monitor tekanan arteri dan monitor larutan dialisat. Larutan dialisat
harus dipanaskan antara 34-39 C sebelum dialirkan kepada dializer. Suhu larutan dialisat yang
terlalu rendah ataupun melebihi suhu tubuh dapat menimbulkan komplikasi. Sistem monitoring
setiap mesin HD sangat penting untuk menjamin efektifitas proses dialisis dan keselamatan. Pada
saat proses Hemodialisa, darah kita akan dialirkan melalui sebuah saringan khusus (Dialiser)
yang berfungsi menyaring sampah metabolisme dan air yang berlebih. Kemudian darah yang
bersih akan dikembalikan kedalam tubuh. Pengeluaran sampah dan air serta garam berlebih akan
membantu tubuh mengontrol tekanan darah dan kandungan kimia tubuh jadi lebih seimbang.
Dialisator tersedia dalam berbagai jenis ukuran. Dialisator yang ukurannya lebih besar
mengalami peningkatan dalam membran area, dan biasanya akan memindahkan lebih banyak
padatan daripada dialisator yang ukurannya lebih kecil, khususnya dalam tingkat aliran darah
yang tinggi. Kebanyakan jenis dialisator memiliki permukaan membran area sekitar 0,8 sampai
2,2 meter persegi dan nilai KoA memiliki urutan dari mulai 500-1500 ml/min. KoA yang
dinyatakan dalam satuan ml/min dapat diperkirakan melalui pembersihan maksimum dari
dialisator dalm tekanan darah yang sangat tinggi dari grafik tingkat alirannya. Secara singkat
konsep fisika yang digunakan dalam hemodialisis adalah konsep fluida bergerak. Syarat fluida
yang ideal yaitu cairan tidak viskous (tidak ada geseran dalam), keadaan tunak (steady state) atau
melalui lintasan tertentu, mengalir secara stasioner, dan tidak termampatkan (incompressible)
serta mengalir dalam jumlah cairan yang sama besarnya (kontinuitas).
Referensi:
B. Purnomo, Basuki. 2011. Dasar-Dasar Urologi edisi ketiga. Jakarta : Sagung Seto
Sudoyo, Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi V jilid I dan III. Jakarta: Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.
Walsh,T.D. 1997. Kapita Selekta Penyakit dan Terapi. Jakarta: EGC Buku Kedokteran