Upload
truonganh
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH
PENGERTIAN, SISTEM DAN PERKEMBANGAN DANA PENSIUN DI INDONESIA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bank Dan Lembaga Keuangan
Dosen Pengampu : Dr. Diah Wahyuningsih, SE., M.Si
Disusun oleh:
M. Ashof Sulaiman 150231100019
Farihah 150231100042
Bahrul Ulum 150231100035
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmatNya Makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan harapan, dalam makalah ini kami
membahas “Dana Pensiun (melalui pengertian, sistem dan perkembangan dana pensiun
di Indonesia)”
Makalah ini dibuat memperdalam pemahaman mahasiswa mengenai bagaimana
mengetahui kegiatan Dana Pensiun melalui pengertian, sistem dan perkembangan dana
pensiun di Indonesia dan cara dalam isi dan tujuan dari Dana Pensiun tersebut dan
bagaimana cara penerapan dari Dana Pensiun yang dilakukan di Indonesia, Dalam proses
pemahaman materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran,
untuk itu rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada:
Dr. Diah Wahyuningsih, SE., M.Si. Selaku dosen mata kuliah “Bank dan Lembaga
Keungan, mengenai Dana Pensiun (melalui pengertian, sistem dan perkembangan
dana pensiun di Indonesia)”
Semoga Makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Trunojoyo
Madura. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami meminta masukan demi perbaikan pembuatan
Makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.
Bangkalan, 27 Oktober 2017
Daftar Isi
MAKALAH.......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................ii
Daftar isi........................................................................................................................................iii
BAB 1.............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3. Tujuan Penelitian...................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................................3
2.1. Pengertian Dana Pensiun............................................................................................................3
2.2. Asas-Asas Didalam Dana Pensiun..............................................................................................4
2.3. Landasan Hukum Operasional Dana Pensiun.............................................................................6
2.4. Fungsi Dan Tujuan Dana Pesiun.................................................................................................7
2.5. Jenis-Jenis Dan Penyelenggaraan Dana Pensiun Di Indonesia...................................................8
2.6. Program Kerja Pensiun.............................................................................................................10
1. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP)..............................................................................10
2. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)....................................................................................12
2.7. Mekanisme (DPLK) Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah.............................................13
2.8. Perkembangan Dana Pensiun Di Indonesia..........................................................................16
BAB III..................................................................................................................................................18
PENUTUP.............................................................................................................................................18
Kesimpulan......................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................19
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pensiun merupakan dambaan memperoleh penghasilan setelah masa kerja, yaitu memen
pada masa tua yang mereka hadapi yang tidak dapat memperoleh penghasilan lagi, yang
dapat dikatakan memasuki masa kerja yang kurang produktif sehigga masa jaminan sangat
diperlukan. Dan sepantasnya dalam setiap pekerja/karyawan untuk mempersiapkan diri untuk
masuk dalam fase pensiun dengan menyiapkan dana pensiun. Dengan adanya program dana
pensiun tersebut maka pekerja/karyawan yang akan memasuki usia pensiun tidak perlu
khawatir. Dan dana pensiun tersebut bisa digunakan sebagai modal usaha, dan dari dana
pensiun terseut mencakup berbagai banyak macam mencakup psikologi, mental-spiritual,
kesehatan dan financial. Dari keuntungan melakukan program dana pensiun yaitu keuntugan
yang diperoleh dari iuran yang diperoleh tanpa bunga yang kemudian diinvestasikan kembali
kedalam bentuk berbagai investasi.
Adanya dana pensiun ini sudah diatur oleh pemerintah melalui UU No. 11 Tahun 1992
tentang Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang
menjanjikan manfaat pensiun. Berdasarkan definisi tersebut dana pensiun merupakan
lembaga atau badan hukum yang mengelola program pensiun yang dimaksudkan untuk
memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan terutama yang telah pensiun.
Dan dana pensiun syariah itu sendiri adalah dana pensiun yang dikelola dan dijalankan
berdasarkan prinsip syariah. Pertumbuhan lembaga keuangan syariah di Indonesia, secara
lambat tetapi pasti juga mendorong perkembangan dana pensiun yang beroperasi sesuai
dengan prinsip syariah. Sampai saat ini dana pensiun syariah berkembang pada Dana Pensiun
Lembaga Keuangan (DPLK) yang dilaksanakan oleh beberapa bank dan asuransi syariah.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan dana pensiun?
2. Bagaimana asas-asas didalam dana pensiun?
3. Bagaimana landasan hukum operasional dana pensiun?
4. Bagaimana fungsi dan tujuan dana pesiun?
5. Bagaimana jenis-jenis dan penyelenggaraan dana pensiun di Indonesia?
6. Bagaimana program kerja pensiun?
7. Bagaimana Mekanisme dana pensiun lembaga keuangan syariah?
8. Bagaimana perkembangan Dana Pensiun di Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengertian dana pensiun
2. Mengetahui asas-asas didalam dana pensiun
3. Mengetahui landasan hukum operasional dana pensiun
4. Mengetahui fungsi dan tujuan dana pensiun
5. Mengetahui jenis-jenis dan penyelenggaraan dana pensiun di Indonesia
6. Mengetahui program kerja pensiun
7. Mengetahui mengetahui mekanisme dana pensiun lembaga keuangan syariah
8. Mengetahui perkembangan Dana Pensiun di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Dana Pensiun
Dana pensiun atau pension fund sebenarnya merupakan suatu institusi atau pranata yang
berasal dari sistem hukum Anglo-Amerika yang didalamnya terdapat artian dana pensiun
yaitu sekumpulan aset yang dikelola dan diajalankan oleh suatu lembaga yang menghasilkan
manfaatpensiun yaitu, suatu pembayaran berkala yang dibayarkan peserta pada saat dengan
cara ketentuan yang telah ditetapkan dalam ketentuan menjadi dasar penyelenggaraan
pensiun dengan pencapaian usia tertentu. Banyak pengertian dana pensiun, namun berikut ini
akan dikemukakan beberapa diantaranya, menurut David L. Scott (1988) pension funds is a
financial institution that controls assets and disburses income to people after they have
retired from gainful employment; (Dana pensiun adalah lembaga keuangan yang
mengendalikan aset dan mencairkan pendapatan kepada orang-orang setelah mereka pensiun
dari pekerjaan yang menguntungkan)
Sedangkan menurut FE Perry (1983) pension fund is an investment maintened by
companies and other employers to pay the annual sum required under the business or
organization’s pension scheme. Dalam artian (Dana Pensiun adalah investasi yang dilakukan
oleh perusahaan dan pengusaha lain untuk membayar jumlah tahunan yang dipersyaratkan
dalam skema pensiun bisnis atau organisasi). Sedangkan menurut Abdulkadir Muhammad
dan Rita Muniarti (2000) Dana pensiun adalah yang secara khusus dihimpun dengan tujuan
untuk memberikan manfaat kepada peserta ketika mencapai usia pensiun, mengalami cacat,
atau meninggal dunia.
Dari definisi-definisi tersebut terlihat bahwa dana pensiun merupakan dana yang
sengaja dihimpun secara khusus dengan tujuan untuk memberikan manfaat kepada karyawan
pada saat mencapai usia pensiun, meninggal dunia atau cacat. Dana yang terhimpun ini
dikelola dalam suatu lembaga yang disebut trust sedangkan pengelolanya disebut trustee atau
dapat juga dilakukan oleh perusahaan asuransi atau badan lain yang dibentuk secara khusus
untuk mengelola dana tersebut.
Dalam Undang-undang Dana Pensiun No. 11 Tahun 1992 merupakan kerangka hukum
dasar untuk dana pensiun swasta di Indonesia. Undang-undang ini didasarkan pada prinsip
“kebebasan untuk memberikan janji dan kewajiban untuk menepatinya”yaitu , walaupun
pembentukan program pensiun bersifat sukarela, hak penerima manfaat harus dijamin.
Tujuan utama diajukan Undang-undang pensiun adalah untuk menetapkan hak peserta,
menyediakan standar peraturan, yang dapat menjamin diterimanya manfaat-manfaat pensiun
pada waktunya, untuk memastikan bahwa manfaat pensiun digunakan sebagai sumber
penghasilan yang berkesinambungan bagi para pensiunan, untuk memberikan pengaturan
yang tepat untuk dana pensiun, untuk mendorong mobilisasi tabungan dalam bentuk dana
pensiun jangka panjang, dan untuk memastikan bahwa dana tersebut tidak ditahan dan
digunakan oleh pengusaha untuk investasi-investasi yang mungkin beresiko dan tidak sehat,
tetapi akan mengalir ke pasar-pasar keuangan dan tunduk pada persyaratan tentang
penanggulangan resiko.
menurut UU Nomor 11 Tahun 1992 Dana Pensiun adalah “Badan hukum yang
mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun”.Berdasarkan
definisi diatas dana pensiun merupakan lembaga atau badan hukum yang mngelola program
pensiun yang dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu
perusahaan terutama telah pensiun.
Dana pensiun syariah adalah dana pensiun yang dikelola dan dijalankan berdasarkan
prinsip syariah. Pertumbuhan lembaga keuangan syariah di Indonesia, secara lambat tetapi
pasti juga mendorong perkembangan dana pensiun yang beroperasi sesuai dengan prinsip
syariah. Sampai saat ini dana pensiun syariah berkembang pada Dana Pensiun Lembaga
Keuangan (DPLK) yang dilaksanakan oleh beberapa bank dan asuransi syariah. Akan tetapi
dalam dana pensiun syariah perkembangan masih lambat dikarenakan berbagai faktor yaitu
keterbatasan regulasi; keterbatasan instrumen investasi, belum jelasnya model tata kelola
dana pensiun syariah serta kurangnnya sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya dana
pensiun syariah.
2.2. Asas-Asas Didalam Dana Pensiun
Dalam pengelolaan dana pensiun, pemerintah menganut asas-asas berikut ini.
1. Penyelenggaraan yang dilakukan dengan sistem pendanaan
penyelenggaraan program pensiun, baik bagi karyawan, maupun bagi pekerja mandiri,
harus dilakukan dengan pemupukan dana yang dikelola secara terpisah dari kekayaan pendiri
sehingga cukup untuk memenuhi pembayaran hak peserta. Pemupukan dana tersebut
bersumber dari iuran dan hasil pengembangannya. Oleh karena itu, pembentukan cadangan
pensiun dalam perusahaan untuk membiayai pembayaran manfaat pensiun tidak
diperkenankan.
2. Pemisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan pendiri
Kekayaan dana pensiun harus dipisahkan dari kekayaan pendiri. Dengan demikian,
tidak diperkenankan adanya pembentukan “cadangan pensiun” dalam pembukuan pendiri
atau perusahaan.
3. Kesempatan untuk mendirikan dana pensiun
Setiap pemberi kerja memperoleh kesempatan untuk mendirikan dana pensiun bagi
karyawannya. Keputusan untuk membentuk dana pensiun merupakan tindak lanjut dari
prakarsa pemberi kerja yang menjanjikan manfaat pensiun bagi karyawannya. Janji itu
membawa konsekuensi pendanaan, yaitu timbulnya kewajiban pemberi kerja untuk
membayar iuran.
4. Penundaan manfaat
Penghimpunan dana dalam penyelenggaraan program pensiun dimaksudkan untuk
memenuhi pembayaran hak peserta yang telah pensiun agar kesinambungan penghasilan
terpelihara. Sejalan dengan itu, berlaku asas penundaan manfaat yang mengharuskan
pembayaran hak peserta hanya dapat dilakukan setelah peserta memasuki masa pensiun dan
dapat diberikan secara berkala.
5. Pembinaan dan pengawasan
Pengelolaan dan penggunaan kekayaan dana pensiun harus dihindarkan dari pengaruh
kepentingan-kepentingan yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya maksud utama dari
pemupukan dana, yaitu memenuhi kewajiban pembayaran hak peserta. Di samping
pengawasan yang dilakukan oleh Direktorat Dana Pensiun Departemen Keuangan dan
pelaksanaan sistem pelaporan, pengawasan dilakukan pula melalui kewajiban para pengelola
dana pensiun untuk memberikan informasi kepada para pesertanya.
6. Kebebasan
Maksud asas ini adalah kebebasan untuk membentuk atau tidak membentuk dana
pensiun. Berdasarkan asas ini, keputusan membentuk dana pensiun merupakan prakarsa
pemberi kerja untuk menjanjikan manfaat pensiun bagi karyawan, yang membawa
konsekuensi pendanaan. Dengan demikian, prakarsa tersebut harus didasarkan pada
kemampuan keuangan pemberi kerja.
2.3. Landasan Hukum Operasional Dana Pensiun
Dalam pelaksanaan Program dana pensiun di Indonesia dilaksanakan oleh lembaga
pemerintah maupun swasta. Pelaksanaan dana pensiun pemerintah di Indonesia antara lain
jamsostek, suatu program kontribusi tetap wajib untuk karyawan swasta dan BUMN di
bawah Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Namun, Departemen Keuangan
memegang peranan dalam pengawasannya (UU No. 3/1992). Taspen, yaitu tabungan pensiun
pegawai negeri sipil dan program pensiun swasta yang ditanggungjawabi oleh Departemen
Keuangan (Keputusan Presiden No. 8/1997), dan ASABRI dana pensiun angkatan bersenjata,
berada di bawah Departemen Pertahanan (Kepres No. 8/1977). Ketiga program ini diatur
melalui ketentuan hukum yang berbeda-beda.
Undang-undang Dana Pensiun No. 11 Tahun 1992 merupakan kerangka hukum dasar
untuk dana pensiun swasta di Indonesia. Undang-undang ini didasarkan pada prinsip
“kebebasan untuk memberikan janji dan kewajiban untuk menapatinya” yaitu, walaupun
pembentukan program pensiun bersifat sukarela, hak penerima manfaat harus dijamin.
Tujuan utama diajukannya Undang-Undang Pensiun adalah untuk menetapkan hak peserta,
menyediakan standar peraturan, yang dapat menjamin diterimanya manfaat-manfaat pensiun
pada waktunya, untuk memastikan bahwa manfaat pensiun digunakan sebagai sumber
penghasilan yang berkesinambungan bagi para pensiunan, untuk memberikan pengaturan
yang tepat untuk dana pensiun, untuk mendorong mobilisasi tabungan dalam bentuk dana
pensiun jangka panjang, dan untuk memastikan bahwa dana tersebut tidak ditahan dan
digunakan oleh pengusaha untuk investasi-investasi yang mungkin berisiko dan tidak sehat,
tetapi akan mengalir ke pasar-pasar keuangan dan tunduk pada persyaratan tentang
penanggulangan resiko.
Sedangkan untuk landasan hukum operasional dana pensiun syariah, dalam konteks
regulasi misalnya. Jika perbankan, asuransi, obligasi dan reksadana syariah sudah banyak
memiliki peraturan dan juga dukungan fatwa DSN-MUI, berbeda halnya dengan dana
pensiun syariah, menurut seorang konsultan Ekonomi Syariah, yang juga seorang praktisi,
Izzuddin Abdul Manaf, Lc. MA Belum ada satupun peraturaan dan fatwa yang mendukung.
Sehingga regulasi sebagai kerangka operasional dana pensiun syariah hanya mengacu pada
peraturan dana pensiun yang umum dan fatwa MUI yang juga umum, tidak bersifat khusus.
Hal ini pula lah yang menjadi salah satu faktor lambatnya pertumbuhan dana pensiun
syari’ah di Indonesia.
2.4. Fungsi Dan Tujuan Dana Pesiun
Tujuan penyelenggaraan program pensiun baik dari kepentingan perusahaan, peserta
dan lembaga pengelola pensiun dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tujuan pemberian dana pensiun ini bagi perusahan sebagai pemberi kerja
a. Kewajiban moral
Perusahan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman kepada karyawan.
Kewajiban moral tersebut diwujudkan dengan memberikan jaminan ketenangan atas masa
depan para karyawannya. Karyawan yang sudah memasuki usia pensiun tidak dapat dilepas
begitu saja. Perusahan masih memiliki tanggung jawab moral terhadap mereka. Oleh karena
itu, sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk mengikutkan atau membentuk sendiri dana
pensiun untuk para kayawannya.
b. Loyalitas
Jaminan yang diberikan untuk karyawan akan memberikan dampak positif pada
perusahaan. Karyawan akan termotivasi untuk bekerja lebih baik dengan loyalitas dan
dedikasi yang tinggi. Loyalitas tersebut akan semakin besar dengan jaminan keamanan yang
diterima oleh karyawan.
c. Kompetisi pasar tenaga kerja
Dengan memasukkan program pensiun sebagai suatu bagian dari total kompensasi yang
diberikan kepada karyawan diharapkan perusahaan akan memiliki daya saing dan nilai lebih
dalam usaha mendapatkan karyawan yang berkualitas dan professional di pasaran tenaga
kerja. Dengan tawaran manfaat yang kompetitif bagi para karyawan, perusahaan akan dapat
mempertahankan karyawan yang berkualitas
d. Memberikan penghargaan kepada para karyawannya yang telah mengabdi perusahaan
e. Meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah.
2. Tujuan pemberian dana pensiun bagi peserta/karyawan
a. Rasa aman para peserta terhadapa masa yang akan datang karena tetap memiliki
penghasilan pada saat mereka mencapai usia pensiun.
b. Mendapatkan kompensasi yang lebih baik, yaitu peserta mempunyai tambahan
kompensasi meskipun baru bisa dinikmati pada saat mencapai usia pensiun.
3. Tujuan pemberian dana pensiun bagi lembaga pengelola dana pensiun
a. Mengelola dana pensiun untuk memperoleh keuntungan dengan melakukan berbagai
kegiatan investasi
b. Turut membantu dan mendukung program pemerintah
c. Sebagai bakti sosial terhadap para peserta.
Adapun fungsi program dana pensiun bagi para peserta antara lain:
1. Asuransi, yaitu peserta yang meninggal dunia atau cacat sebelum mencapai usia
pensiun dapat diberikan uang pertanggungan atas beban bersama dari dana pensiun.
2. Tabungan, yaitu himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja merupakan tabungan
untuk dan atas nama pesertanya sendiri. Iuran yang dibayarkan oleh karyawan dapat
dilihat setiap bulan sebagai tabungan dari para pesertanya.
3. Pensiun, yaitu seluruh himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja serta hasil
pengelolaannya akan dibayarkan dalam bentuk manfaat pensiun sejak bulan pertama
sejak mencapai usia pensiun selama seumur hidup peserta, dan janda/duda peserta.
2.5. Jenis-Jenis Dan Penyelenggaraan Dana Pensiun Di Indonesia
Dalam Undang-undang dana pensiun, lembaga pengelola dana pensiun dibedakan
dalam dua jenis, yaitu Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan Dana Pensiun Lembaga
Keuangan (DPLK). Pembedaan kedua jenis lembaga pengelola dana pensiun ini didasarkan
pada penyelenggaraannya atau pihak yang mendirikan.
1. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
DPPK dibentuk oleh orang atau badan yang mempekerjakan karyawan, untuk
menyelenggarakan program pensiun.
Dari pengertian di atas, jelas bahwa DPPK merupakan dana pensiun yang didirikan
oleh perusahaan maupun perorangan yang memiliki karyawan. Perlu dijelaskan bahwa
pendirian dan penyelenggaraan program pensiun melalui dana pensiun oleh pemberi kerja
sifatnya tidak wajib. Akan tetapi, mengingat dampak dan peranan yang positif dari program
dana pensiun kepada para karyawan, pemerintah sangat menganjurkan kepada setiap pemberi
kerja untuk mendirikan dana pensiun.
Dana pensiun pemberi kerja dapat menyelenggarakan, baik program pensiun manfaat
pasti, maupun program pensiun iuran pasti. Pemilihan jenis program pensiun didasarkan pada
kemampuan pemberi kerja terhadap dana pensiun. Dengan mendirikan dana pensiun, timbul
kewajiban dari perusahaan untuk menggiur sejumlah uang kepada dana pensiun. Mengingat
adanya perbedaan mendasar diantara kedua jenis program pensiun ini yang tentunya
menimbulkan konsekuensi yang berbeda pula, sebelumnya pemberi kerja harus
mempertimbangkan semuanya ini dengan seksama. Begitu mendirikan dana pensiun, pemberi
kerja terikat dan tidak dapat menarik kembali keinginan tersebut.
Dana pensiun pemberi kerja dibentuk oleh oleh orang atau badan yang
mempekerjakan karyawan, selaku pendiri dan untuk menyelenggarakan sebagian atau seluruh
karyawan sebagai peserta, dan yang menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja.
2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
Pasal 1 butir 4 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 menyatakan bahwa dana
pensiun lembaga keuangan adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan
asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi perorangan, baik
karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari dana pensiun pemberi pekerja bagi
karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan. Pihak yang diperkenankan
untuk mendirikan dana pensiun hanyalah bank umum dan perusahaan asuransi jiwa. Oleh
karena itu, bank umum dan perusahaan asuransi jiwa dapat menyelenggarakan dua jenis dana
pensiun, yaitu Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan.
DPLK dibentuk secara terpisah dari bank atau perusahaan asuransi jiwa yang
bersangkutan dan terpisah pula dari dana pensiun pemberi kerja yang mungkin didirikan oleh
bank atau perusahaan asuransi jiwa tersebut. Sebagaimana diketahui, bank atau perusahaan
asuransi jiwa dalam kapasitasnya sebagai pemberi kerja karyawannya, juga dapat
memberikan dana pensiun pemberi kerja. Dana pensiun lembaga keuangan hanya dapat
menjalankan program pensiun iuran pasti. Program ini terutama diperuntukkan bagi para
pekerja mandiri atau perorangan mislanya dokter, pengacara, pengusaha yang bukan
merupakan karyawan dari lembaga atau orang lain.
proses pelaksanaan pensiun dapat dilaksanakan sesuai dengan kebijaksanaan
perusahaan. Para penerima pensiun dapat memilih salah satu dari berbagai alternatif jenis
pensiun yang ada sesuai dengan tujuan masing-masing. Jenis-jenis pensiun yang ditawarkan
dapat dilihat dari berbagai kondisi atau dapat pula disesuaikan dengan kondisi yang ada.
Secara umum jenis dana pensiun yang dapat dipilih oleh karyawan yang akan
menghadapi pensiun antara lain:
1. Pensiun normal (normal retirement)
yaitu usia paling rendah saat karyawan berhak untuk pensiun tanpa perlu persetujuan
dari pemberi kerja dengan memperoleh manfaat pensiun penuh. karyawan umumnya
berkisar 55 tahun.
2. Pensiun dipercepat (early retirement)
ketentuan pensiun yang mengizinkan peserta pensiun untuk mempercepat pensiun
karena suatu hal. misalnya karena adanya pengurangan pegawai di perusahaan
tersebut.
3. Pensiun ditunda (deffered retirement)
ketentuan ini memperkenankan karyawannya yang secara mental dan fisik masih
sehat untuk tetap bekerja melampaui usia pensiun normal.
4. Pensiun cacat (disable retirement)
Merupakan pensiun yang diberikan disebabkan peserta mengalami kecelakaan
sehingga dianggap tidak mampu lagi untuk melaksanakan pekerjaannya.
Keputusan menteri keuangan RI No. 230/KMK. 017/1993 mengatur batasan Iuran
Maksimal.
Iuran Peserta 7,5% x Gaji Dasar Pensiun
Iuran Pemberi Kerja 12,5% x Gaji Dasar Pensiun
Jumlah Iuran = 20% x Gaji Dasar Pensiun
Prosedur Peserta Dana Pensiun Lembaga Keuangan:
1. Peserta menyetorkan uang kepada DPLK yang besar sesuai dengen kehendak dan
kemampuan.
2. DPLK menginvestasikan ke institusi/lembaga investasi, sesuai dengan permintaan
peserta.
3. Iuran dan beserta hasil pengembangannya dibukukan dan diadministrasikan dimasing-
masing buku peserta dengan waktu yang telah ditetapkan.
4. Saat jatuh tempo pensiun, maka bagi peserta yang akumulasi dananya lebih besar dan
sam engan 36 juta rupiah, DPLK wajib membelikan anuitas seumur hidup peserta.
Pada saat janda 2 anak sampai 25 tahun kepada asuransi jiwa. Sedangkan kurang dari
36 juta rupiah bisa diberikan langsung tunai.
5. Perusahaan asuransi jiwa akan membayar anuitas berupa manfaat pensiun peserta
DPLK.
6. DPLK memantau pelaksanaan pembayaran pensiun yang dilakukan perusaaan
asuransi jiwa.
2.6. Program Kerja Pensiun
Dalam program kerja dana pensiun terdapat 2 lembaga pengelolaan dana pensiun
yaitu Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) dan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP). Di
samping kedua jenis dana pensiun (lembaga pengelola pensiun) di atas, ada juga jenis dari
program pensiun itu sendiri. Program pensiun tersebut yang umumnya digunakan di
perusahaan swasta dan perusahaan milik negara maupun bagi karyawan pemerintah terdiri
atas dua jenis, yaitu sebagai berikut.
1. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP)
Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) adalah program pensiun yang
memberikan formula tertentu atas manfaat yang akan diterima peserta pada saat mencapai
usia pensiun. Program pensiun manfaat pasti memiliki perbedaan yang mendasar dengan
program iuran pasti. Program manfaat pasti merupakan program pensiun yang besar
manfaatnya yang akan diterima oleh peserta pada saat pensiun telah dapat ditetapkan terlebih
dahulu. Penetapan ini didasarkan pada formula tertentu yang ditetapkan pada peraturan dana
pensiun. Contoh: dalam peraturan dana pensiun ditetapkan bahwa seorang peserta program
pensiun manfaat pasti pada saat pensiun ia akan mendapatkan manfaat sebesar 2,5 % x masa
kerja x dasar pensiun. Ini berarti bahwa manfaat pensiun telah dapat ditetapkan pada saat
seseorang memasuki kepesertaan dana pensiun.
Dari sisi karyawan atau peserta, program pensiun manfat pasti akan lebih menarik
sebab manfaat pensiun yang diterimanya akan mendekati jumlah penerimaan (gaji) terakhir
yang ia peroleh. Dengan demikian, manfaat yang diperoleh pada saat pensiun diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dari sudut pandang pemberi kerja yang terjadi adalah sebaliknya. Pada program
pensiun iuran pasti biaya permulaan relatif akan lebih rendah (sebab tidak ada kewajiban
masa lalu yang diakuinya) daripada penyelenggaraan program pensiun manfaat pasti.
Pada program pensiun manfaat pasti terdapat beberapa keuntungan, dan kerugian,
yaitu sebagai berikut:
a. Keuntungan
1. Dari sisi pemberi kerja, keuntungan program pensiun manfaat pasti adalah sebagai
berikut:
a). Kinerja investasi yang baik memungkinkan terjadinya surplus yang dapat
mengurangi iuran.
b). Jadwal iuran tambahan (bila ada) lebih fleksibel.
2. Dari sisi peserta, keuntungan program pensiun manfaat pasti adalah sebagai
berikut:
a). Jumlah manfaat yang akan diterima sudah pasti
b). Memberikan keamanan bagi karyawan yang bekerja lama
b. Kekurangan
1. Dari sisi pemberi kerja, kekurangan program pensiun manfat pasti adalah sebagai
berikut:
a). Iuran berfluktuasi dan pendanaan tidak stabil
b). Pemberi kerja menanggung risiko investasi.
2. Dari sisi peserta, kekurangan program pensiun manfaat pasti adalah sebagai
berikut:
a). Manfaat yang berhenti di usia muda relatif lebih kecil
b). Manfaat kurang fleksibel.
2. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)
Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) yaitu program pensiun yang menetapkan
besarnya iuran karyawan dan perusahaan (pemberi kerja). Sementara itu, benefit yang akan
diterima karyawan dihitung berdasarkan akumulasi iuran ditambah dengan hasil
pengembangan atau investasinya.
Dalam Undang-Undang, Program Pensiun Iuran Pasti didefinisikan sebagai program
pensiun yang iurannya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun dan seluruh iuran serta hasil
pengembangannya dibukukan pada rekening masing-masing peserta sebagai manfaat
pensiun.
Dari definisi ini terlihat bahwa PPIP pada dasarnya dilakukan dengan cara seseorang
peserta menggiur sejumlah uang ke dalam dana pensiun dan iuran beserta hasil
pengembangannya (akumulasi dana), yang dibukukan dalam rekening peserta yang
bersangkutan, dan akan digunakan sebagai manfaat pensiun apabila peserta tersebut telah
mencapai usia tertentu. Dalam program ini besarnya iuran peserta dapat ditetapkan terlebih
dahulu, tetapi hasilnya atau manfaat pensiun yang akan diperolehnya belum dapat diketahui
sebab hal tersebut akan sangat bergantung kepada lamanya seseorang menggiur dari hasil
pengembangan iuran tersebut.
Program pensiun iuran pasti juga memiliki kelebihan dan kekurangannya, diantaranya
sebagai berikut:
a. Keuntungan
1. Dari sisi pemberi kerja, keuntungan PPIP adalah sebagi berikut:
a). Pembiayaan dapat dikendalikan dan memudahkan dalam penyusunan
anggaran
b). Tidak ada risiko investasi dan pendanaan stabil
2. Dari sisi peserta, keuntungan PPIP adalah sebagai berikut:
a). Manfaat bagi yang berhenti di usia muda relatif lebih besar
b). Terlibat dalam memutuskan strategi investasi
b. Kekurangan
1. Dari sisi pemberi kerja, kekurangan PPIP adalah sebagai berikut:
a). Berpotensi menimbulkan keresahan bila manfaat yang dihasilkan kecil
b). Iuran tidak fleksibel karena sudah ditetapkan
2. Dari sisi peserta, kekurangan PPIP adalah sebagai berikut:
a). Besar manfaat tidak dapat diketahui
b). Besar manfaat tergantung kinerja investasi.
Dalam mekanisme alur Iuran Dana Pensiun
Melalui lembaga dana pensiun
2.7. Mekanisme (DPLK) Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah
Sejauh ini, program pensiun syariah di Indonesia masih dilaksanakan secara terbatas
oleh DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) di beberapa bank dan asuransi syariah.
Umumya, produk DPLK syariah merupakan salah satu poduk penghimpunan dana yang
Dana Pensiun DPPKPPMPDPLKPPIP
ditawarkan oleh bank atau asuransi syariah untuk memberikan jaminan kesejahteraan di hari
tua atau di akhir masa jabatan karyawan ataupun nasabahnya.
Prosedur yang harus dilalui oleh peserta program DPLK syariah, umumnya adalah:
1. Peserta merupakan perorangan atau badan usaha
2. Usia minimal 18 tahun atau telah menikah
3. Mengisi formulir pendaftaran kepesertaan DPLK Syariah
4. Iuran bulanan dengan minimum jumlah tertentu, misalnya Rp 100.000
5. Menyerahkan copian kartu identitas diri dan kartu keluarga
6. Membayar biaya pendaftaran
7. Membayar iuran tambahan berupa premi bagi peserta program dana pensiun plus
asuransi jiwa
8. Memenuhi semua akad yang ditetapkan oleh DPLK Syariah.
Umumnya, produk dana pensiun yang ditawarkan oleh DPLK Syariah menawarkan
produk pensiun dengan konsep tabungan dan produk pensiun plus asuransi jiwa. Karakteristik
produk dana pensiun dengan konsep tabungan antara lain:
1. Berbentuk setoran tabungan dengan jadwal penarikan diatur dalam ketentuan
2. Selama masa kepesertaan tidak dilindungi oleh asuransi jiwa
3. Manfaat pensiun sebesar total iuran dan hasil investasinya.
Sedangkan karakteristik produk dana pensiun plus asuransi jiwa antara lain:
1. Berbentuk setoran tabungan dengan jadwal penarikan diatur dalam ketentuan
2. Selama masa kepesertaan tidak dilindungi oleh asuransi jiwa
3. Manfaat pensiun yang akan diterima adalah sebesar:
a. Manfaat asuransi apabila peserta meninggal dunia sebelum memasuki usia
pensiun.
b. Total iuran ditambah hasil investasinya apabila telah memasuki usia pensiun.
Para peserta DPLK Syariah memiliki beberapa hak, antara lain:
1. Menetapkan sendiri usia pensiun, umumnya antara usia 45 s/d 65 tahun
2. Batas menentukan pilihan atau perubahan jenis investasi
3. Melakukan penarikan sejumlah iuran tertentu selama masa kepesertaan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
4. Mendapatkan informasi saldo dana pensiun/statement setiap periode tertentu,
misalnya 6 bulan atau melalui telepon setiap saat diinginkan
5. Menunjuk dan mengganti pihak yang ditunjuk sebagai ahli warisnya
6. Memilih perusahaan asuransi jiwa guna memperoleh pembayaran dana
pensiun bulanan
7. Mengalihkan kepesertaan ke DPLK lain
8. Memperoleh manfaat pensiun.
Harus diakui bahwa perkembangan dana pensiun syariah relatif tertinggal bila
dibandingkan dengan industri keuangan syariah yang lain. Hal ini terjadi diantaranya
disebabkan minimnya dukungan strategi dan regulasi. Hal ini dapat terlihat dalam beberapa
hal:
a. Dalam konteks strategi pengembangan industri. Ketika perbankan, asuransi, dan
pasar modal syariah sudah memiliki dan masuk dalam road map strategi
pengembangan masing-masing industri, dana pensiun syariah belum disentuh
sedikit pun dalam kebijakan dan strategi pengembangan Industri Dana Pensiun
Tahun 2007-2011.
b. Dalam konteks regulasi. Jika perbankan, asuransi, obligasi, dan reksa dana syariah
sudah banyak memiliki peraturan dan juga dukungan fatwa DSN-MUI, maka dana
pensiun syariah belum ada satu pun peraturan dan fatwa yang mendukung.
Sehingga regulasi sebagai kerangka operasional dana pensiun syariah hanya
mengacu pada peraturan dana pensiun yang umum dan fatwa MUI yang juga
umum, tidak bersifat khusus dan mendetail.
c. Ketentuan Investasi langsung dalam UU No. 11/1992 tentang Dana Pensiun.
Selama ini Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Syariah mengeluhkan
tentang produk investasi terikat (Mudharabah muqayadah/restricted investment)
yang berpotensi besar, tidak dapat dimasuki oleh DPLK Syariah. Produk
mudharabah muqayadah merupakan produk bank syariah berupa investasi di
bidang properti atau infrastruktur dengan nilai proyek sangat besar, tidak dapat
dimasuki oleh DPLK Syariah. Selama ini bank syariah kesulitan membiayai proyek
tersebut karena terbentur dengan batas maksimum pemberian kredit.
Instrumen investasi dana pensiun syariah perlu dimasukkan ke dalam revisi UU Dana
Pensiun. DPLK Syariah memerlukan regulasi itu untuk memperluas instrumen investasi yang
sesuai dengan karakternya. Keterbatasan instrumen investasi ini kemudian berakibat dana
kelolaan dana pensiun syariah justru kebanyakan ditanam dalam bentuk obligasi, saham, dan
reksa dana syariah saja. Padahal dengan potensi besar masyarakat muslim dan dengan pasar
yang sangat terbuka lebar tentunya dana pensiun syariah memiliki harapan masa depan yang
cerah.
2.8. Perkembangan Dana Pensiun Di Indonesia
Dalam perkembangan pensiun di indonesia masih mengalami pasang surut dan tidak
selalu mengalami penigkatan dari tahun ketahun, akan tetapi kebanyakan meningkat dan
tidak selalu mengalami peningkatan yang tinggi. Dilihat dari Perkembangan Sepanjang tahun
2010 tidak ada pengesahan pembentukan Dana Pensiun baru. Meski demikian, ada beberapa
permohonan pembentukan dana pensiun yang masuk di tahun 2010. Kondisi sebaliknya,
sepanjang tahun yang sama terdapat 4 pengesahan pembubaran dana pensiun, yang terdiri
dari 3 Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan 1 Dana Pensiun Lembaga Keuangan
(DPLK). Dari ke 3 DPPK tersebut 2 diantaranya menyelenggarakan Program Pensiun
Manfaat Pasti (PPMP) dan 1 menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP). Dengan
bubarnya ke-4 dana pensiun tersebut, maka jumlah dana pensiun yang masih beroperasi saat
ini menjadi 272 dana pensiun, terdiri dari 208 DPPK PPMP, 40 DPPK PPIP dan 24 DPLK
Berdasarkan laporan keuangan Dana Pensiun Semester I 2010 (posisi per tanggal 30
Juni 2010), jumlah kekayaan (aktiva bersih) dana pensiun adalah sebanyak Rp120,15 trilyun
atau meningkat 6,79% dibandingkan dengan kekayaan (aktiva bersih) dana pensiun per
tanggal 31 Desember 2009. Untuk DPPK, pada posisi tersebut jumlah kekayaannya adalah
sebesar Rp103,95 trilyun atau meningkat 6,59% dibandingkan dengan kekayaan DPPK per
tanggal 31 Desember 2009. Sedangkan untuk DPLK jumlah kekayaan per tanggal 30 Juni
2010 adalah sebesar Rp16,19trilyun atau meningkat sebesar 8,01% dari jumlah kekayaan
DPLK per tanggal 31 Desember 2009
Dan apabila dikaitkan dengan Pasar Modal, nilai penempatan investasi dana pensiun
per tanggal 30 Juni 2010 di Pasar Modal (termasuk surat berharga negara) besarnya mencapai
Rp79,73 triliun (68,99% dari total investasi dana pensiun). Sedangkan di Pasar Uang, nilai
penempatan investasi dana pensiun adalah sebesar Rp28,44 trilyun (24,61% dari total
investasi dana pensiun).
Sedangkan berdasarkan berjalanya waktu menurut OJK aset industri dan dana pesiun
tumbuh dari 7,06 % ditahun 2015 tumbuh menjadi 15,5% pada tahun 2016. Dengan
pertumbuhan tersebut masih belum terlalu berpengaruh sangat tinggi pada dana pensiun yang
berdiri selama 25 tahun. Salah satunya faktor terjadinya tumpang tindih mengenai
kesejahtraan. Dengan adanya ha tersebut perlu adanya upaya pembaruan terhadap pemangku
kepentingan terhadap perkembangan dana pensiun di indonesia.
Menurut data OJK, aset Industri Keuangan Non Bank (IKNB) sebesar Rp1.909,26
triliun per 31 Desember 2016 dan naik 13,64 persen dari tahun 2015. Industri dana pensiun
berkontribusi sebesar 12,5 persen atau sekitar Rp238,3 triliun. Dan di ikuti oleh Jumlah
peserta dana pensiun di Indonesia sebesar 4,47 juta orang atau 6,37 persen dari total tenaga
kerja di Indonesia. Sementara total aset hingga Februari 2017 mencapai Rp244,26 triliun.
Dan jumlah peserta jaminan pensiun BPJS Ketenagakerjaan per 31 Desember 2016 sebesar
9,13 juta orag dengan total aset Rp13,8 triliun per 28 Februari 2017.
Dari perkembangan dana pensiun dan aset dana pensiun melalui OJK (Otoritas Jasa
Keuangan) indonesia pada tahun 2017. Yang terdapat Pada aset DPPK-PPMK, DPPK-DPLK,
DPLK yang tiap tahun mengalami kenaikan aset dana pensiun yang bisa dilihat pada agustus
2016 dengan agustus 2017 dan otoritas paling tinggi yang pada jenis dana pensiun DPPK-
PPMP yang banyak diminati oleh masyarakat di indonesia.
Return On Asset (ROA) Dana Pensiun
Sumber: OJK Otoritas Jasa Keuangan Indonesia
Perkembangan Jumlah Dana Pensiun
Sumber: OJK Otoritas Jasa Keuangan Indonesia
Dari perkembangan dana pensiun dari data OJK (Otoritas Jasa Keungan) Indonesia.
Pada september 2016 sebesar 252 dan pada september 2017 mengalami penurunan menjadi
238 dilihat dari ketiga jenis dana pensiun PPMP, PPIP dan DPLK. Dengan adanya hal
tersebut minat masyarakat tentang dana pensiun mengalami penuruan. Dan masyarakat
indonesia masih berminat pada PPMP program pensiun manfaat pasti sebagai program
pensiun. Dan dapat dikatakan masyarat di indonesia masih belum bisa memanfaatkan dana
pensiun terhadap kegiatan jaminan masa tua. Dan perlunya adanya kebijakan bagaimana
peran pemangku dalam menjalankan dana pensiun beserta pemerintah dalam meningkat
kesadaran masyarakat bahwa pentingnya dana pensiun terhadap tabungan hari tua.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam program memperhatikan hari tua yaitu program yang paling bagus, sebab hari
tua dimana seseorang tidak bisa bekerja secara maksimal atau secara kerja yang efektif, oleh
karena itu pekerja harus mempersiapkan tabungan untuk dinikmati pada hari tua, salah
satunya dengan mendaftarkan dirinya sebagai program jaminan hari tua “Dana pensiun” yang
paling baik untuk menentukan jaminan merupakan hak seseorang untuk memperoleh
penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-
sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Dari definisi yang ada dapat ditarik
kesimpulan bahwa dana pensiun merupakan lembaga atau badan hukum yang mengelola
program pensiun, yang dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan
suatu perusahaan terutama yang telah pensiun. Hakikat dana pensiun yaitu mengajak
masyarakat dan karyawan untuk selalu siap menghadapi masa depan terutama di hari tua
(masa pensiun). Mengajak masyarakat dan karyawan untuk menyisihkan sebagian dari
pendapatan yang diperoleh selama masih aktif bekerja ke program pensiun. Membantu
mempersiapkan peserta untuk dapat tetap menikmati hidup layak (dimasa pensiun) dengan
memperoleh pembayaran manfaat pensiun
Penyelenggaraan suatu program pensiun, terutama dari sisi pemberi kerja, dapat
dilihat dari dua aspek yaitu aspek ekonomis dan aspek sosial yang didalamnya terdapat
penjaminan masa hari tua. Yang dimaksud dengan aspek ekonomis adalah usaha pemberi
kerja untuk menarik atau mempertahankan karyawan perusahaan yang memiliki potensi,
cerdas, terampil dan produktif, yang dapat diharapkan untuk mengembangkan perusahaan
yang memberikan penghasilan terhadap pekerja. Sedangkan, aspek sosial berkaitan dengan
tanggung jawab sosial pemberi kerja; bukan saja kepada karyawannya pada saat karyawan
yang bersangkutan tidak lagi mampu bekerja, tetapi juga kepada keluarganya pada saat
karyawan tersebut meninggal dunia. Adapun usia pensiun, meliputi: Pensiun normal, pensiun
di percepat , pensiun ditunda , dan pensiun cacat. Dan dalam sistem pensiun dikelola oleh
suatu lembaga dan memungut dana dari pendapatan para karyawan suatu perusahaan,
kemudian membayarkan kembali dana tersebut dalam bentuk pensiun setelah jangka waktu
tertentu sesuai perjanjian antara kedua belah pihak. Pengertian sesuai perjanjian artinya
pensiun dapat diberikan pada saat karyawan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-
sebab lain sehingga memperoleh hak untuk mendapatkan dana pensiun.
DAFTAR PUSTAKA
Gus Bandi, maret 2011 “ perkembangan dana pensiun 2010”
http://onesnite.blogspot.com/2011/04/dana-pensiun.html
Julius R. Latumaerissa, 2011. “ Bank dan Lembaga Keuangan Lain” Salemba Empat ,
Jagakarsa Jakarta Selatan 12610
Kasmir, 2012,Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002
Otoritas Jasa Keungan (OJK) 2017 “Statistik Dana Pensiun Agustus 2017”
Otoritas Jasa Keungan (OJK) 2017 “Statistik Dana Pensiun September 2017”
Siaran Pers Akhir Tahun 2010 Bapepam-LK (Kementrian Keuangan RI)
Salmianna. S., Qadriawan Firdaus, Nurhasanah. 2015 “Dana Pensiun” Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.
Soemitra, Andi, 2009, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta : Kencana
Y. Sri Susilo dkk. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba empat