9
BAB 6 PERHITUNGAN BIAYA PESANAN DAN BIAYA PROSES A. Karakteristik Lingkungan 1. Produksi dan Perhitungan Biaya Pesanan Pada system produksi berdasarkan pesanan, biaya-biaya diakumulasikan berdasarkan pesanan kerja. Pesanan kerja adalah suatu unit yang berbeda atau serangkaian unit. Pendekatan untuk membebankan biaya pesanan dinamakan system perhitungan biaya pesanan (job order costing system). 2. Produksi dan Perhitungan Biaya Proses Perhitungan biaya proses akan berjalan baik jika produk relatif homogen, melewati serangkaian proses dan menerima jumlah biaya produksi yang hamper sama. Perusahaan dengan system proses mengakumulasi biaya produksi berdasarkan proses atau departemen untuk satu periode waktu tertentu. Output proses selama periode tersebut diukur. Biaya per unit dihitung melalui pembagian biaya prosesnya dengan output pada periode terkait. Pendekatan akumulasi biaya proses disebut system perhitungan biaya proses (process costing system). B. Arus Baiaya yang Berkaitan 1. Menghitung Biaya per Unit Dengan Menggunakan Perhitungan Biaya Pesanan Harga pokok produksi terdiri atas bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead. Dalam suatu lingkungan berdasarkan pesanan, tariff overhead yang dianggarkan 1 Maksi – AM – TI3 – g7 Martini

Maksi-AM-TI3-G7

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Resume Akuntansi Manajemen Perhitungan Biaya Proses dan Biaya Pesanan

Citation preview

BAB 6Maksi AM TI3 g7Martini

PERHITUNGAN BIAYA PESANAN DAN BIAYA PROSES

A. Karakteristik Lingkungan1. Produksi dan Perhitungan Biaya PesananPada system produksi berdasarkan pesanan, biaya-biaya diakumulasikan berdasarkan pesanan kerja. Pesanan kerja adalah suatu unit yang berbeda atau serangkaian unit. Pendekatan untuk membebankan biaya pesanan dinamakan system perhitungan biaya pesanan (job order costing system).

2. Produksi dan Perhitungan Biaya ProsesPerhitungan biaya proses akan berjalan baik jika produk relatif homogen, melewati serangkaian proses dan menerima jumlah biaya produksi yang hamper sama. Perusahaan dengan system proses mengakumulasi biaya produksi berdasarkan proses atau departemen untuk satu periode waktu tertentu. Output proses selama periode tersebut diukur. Biaya per unit dihitung melalui pembagian biaya prosesnya dengan output pada periode terkait. Pendekatan akumulasi biaya proses disebut system perhitungan biaya proses (process costing system).

B. Arus Baiaya yang Berkaitan1. Menghitung Biaya per Unit Dengan Menggunakan Perhitungan Biaya PesananHarga pokok produksi terdiri atas bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead. Dalam suatu lingkungan berdasarkan pesanan, tariff overhead yang dianggarkan selalu digunakan karena penyelesaian pekerjaan jarang yang sesuai dengan selesainya tahun fiskal.

2. Lembar Biaya PesananLembar biaya pesanan disiapkan tiap kali pesanan kerja baru dimulai.lembar biaya pesanan disiapkan untuk setiap pesanan dan merupakan bagian dari akun barang dalam proses dan dokumen utama untuk menghitung semua biaya yang terkait dengan pesanan tersebut. Kumpulan dari seluruh lembar biaya pesanan disebut file barang dalam proses (work in process file). Sistem biaya pesanan harus mampu mengidenifikasi jumlah bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead yang dikonsumsi setiap pekerjaan. Dengan kata lain, dokumentasi dan prosedur dibutuhkan untuk mengaitkan input manufaktur yang digunakan suatu pekerjaan dengan pekerjaan itu sendiri.

3. Arus Biaya Pada AkunKepentingan utama dalam system perhitungan biaya pesanan adalah arus biaya produksi. Ada 3 unsur biay produksi yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead. Ketiganya mengalir melalui barang dalam proses ke barang jadi hingga harga pokok penjualan. Dalam akuntansi, bahan baku merupakan akunpersediaan yang muncul dalam laporan laba rugi di bawah aktiva lancar. Dalam akuntansi, overhead dibebankan dengan menggunakan tarif overhead pabrik secara keseluruhan, tarif departemen atau tariff aktivitas. Biaya overhead aktual yang terjadi juga harus diperhitungkan, tetapi atas dasar keseluruhan. Akuntansi untuk barang jadi dilakukan apabila biaya pesanan yang telah diselesaikan, ditransfer ke akun barang dalam proses kea kun barang jadi. Persediaan barang dalam proses dan barang jadi akan dicatat dalam biaya normal, bukan biaya aktual.Dalam akuntansi, harga pokok penjualan sebelum penyesuaian dengan variansi overhead disebut harga pokok penjualan yang normal. Setelah penyesuaian dengan variansi overhead dilakukan, hasilnya disebut harga pokok penjualan yang disesuaikan. Inilah angka yang akan muncul sebagai beban pada laporan laba rugi.akuntansi untuk biaya non-produksi berkaitan dengan aktivitas penjualan dan administrasi. Dalam laporan laba rugi menjadi akun beban penjualan dan beban administrasi yang terpisah dari biaya manufaktur.

C. Lingkungan Proses dan Arus BiayaProses berurutan adalah proses dimana unit-unit harus melalui satu proses sebelum dapat dikerjakan dalam proses berikutnya.proses parallel adalah dua atau lebih proses yang berurutan untuk memproduksi suatu barang jadi. Biaya yang dipindahkan dari proses sebelumnya keproses berikutnya disebut biaya perpindahan masuk atau sama dengan bahan baku. Laporan produksi adalah dokumen yang meringkas aktivitas manufaktur yang terjadi disuatu departemen dalam periode tertentu, yang berisi informasi biaya0biaya yang ditransfer masuk dari departemen sebelumnya, serta biaya-biaya yang ditambah pada departemen itu sendiri.

D. Dampak Pesediaan Barang dalam Proses Perhitungan Biaya ProsesDua metode untuk mengitung biaya per unit pada suatu departemen dimana dua pendekatan ini telah berkembang guna menagani output periode terdahulu, yaitu: Metode rerata tertimbang Metode ini menggabungkan biaya persediaan awal dengan biaya periode saat ini untuk menghitung biaya per unit. Intinya biaya disatukan dan hanya satu biaya unit rata-rata yang dihitung dan dibebankan, baik pada unit yang dtransfer keluar maupun unit yang tetap dalam persediaan akhir. Metode FIFO (First in First Out).Metode ini memisahkan unit dalam persediaan awal dari unit yang diproduksi dalam periode saat ini.

E. Perhitungan Biaya Rerata TertimbangMetode rerata tertimbang menjelaskan pada output unit setara dihitung dengan menambahkan unit-unti yang telah selesai pada unit setara akhir barang dalam proses. Keuntungan metode ini karena kesederhanaannya. Dan kelemahan metode rerata tertimbang adalah metode ini adalah mengurangi keakuratan perhitungan biaya per unit untuk output periode berjalan dan unit pada persediaan awal barang dalam proses.Lima langkah dalam menyiapkan laporan produksi yaitu: Analisis aliran unit secara fisik Perhitungan unit-unit setara Perhitungan biaya per unit Penilaian persediaan (barang ditransfer keluar dan akhir barang dalam proses) Rekonsiliasi biaya

F. Perhitungan Biaya FIFOFIFO menghasilkan biaya per unit yang lebih akurat daripada metode rerata tertimbang. Biaya per unit yang lebih akurat daripada metode rerata tertimbang. Biaya per unit yang lebih akurat berarti pengendalian biaya yang lebih baik, keputusan penentuan biaya yang lebih baik, keputusan penentuaan harga lebih baik dan lain-lain. Namun jika suatu periode sangat pendek (1 minggu atau 1 bulan) biaya per unit dengan mtode ini tidak jauh berbeda. Jadi metode FIFO kurang menguntungkan daripada metode rerata tertimbang.BAB 7ALOKASI BIAYA DEPARTEMEN PENDUKUNG

A. Gambaran Umum Alokasi BiayaAlokasi biaya merupakan pembiayaan yang memberikan manfaat bersama dan yang terjadi ketika sumber daya yang sama digunakan untuk menghasilkan lebih dari satu produk atau jasa. Hal ini dapat dicontohkan seperti biaya mesin foto kopi pada kantor konsultan yang mendukung aktivitas pelayanan lebih dari satu jenis jasa. Oleh karena itu, biaya mesin fotokopi akan dibebankan ke pada masing-masing jenis jasa dengan proposional.

1. Jenis-Jenis DepartemenDalam model fungsi di perusahaan, obyek biaya adalah departemen. Terdapat dua kategori departemen yaitu: Departemen produksiDepartemen produksi adalah departemen secara langsung mengerjakan produksi yang diproduksi. Contoh, departemen pengesahan dan perakitan. Departemen pendukungDepartemen pendukung menyediakan pelayanan pendukung yang diperlukan oleh departemen produksi. Departemen ini berhubungan secara tidak langsung dengan suatu jasa atau produk organisasi tersebut, misalnya: pemeliharaan, permesinan.

2. Jenis-Jenis Dasar AlokasiDepartemen produksi membutuhkan jasa pendukung: oleh sebab itu, biaya departemen pendukung ditimbulkan oleh aktivitas departemen produksi. Faktor-faktor penyebabnya adalah variabel atau aktivitas dalam departemen produksi, yang menyebabkan munculnya biaya jasa pendukung. Dalam memilih dasar pengalokasian biaya departemen pendukung, berbagai usaha harus dilakukan untuk mengidentifikasi faktor penyebab yang sesuai (penggerak biaya). Menggunakan faktor penyebab akan menghasilkan biaya produk yang lebih akurat. Selanjutnya, jika faktor penyebab diketahui, para manajer dapat mengontrol konsumsi jasa pendukung dengan lebih baik.

3. Tujuan Alokasi BiayaBeberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya departemen pendukung ke departemen produksi, dan akhirnya ke produk tertentu: Untuk menghasilkan satu kesepakatan harga yang menguntungkan Untuk menghitung profibilitas lini produk Untuk memprediksi pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian Untuk meniai persedian Untuk memotivasi para manajer

B. Mengalokasikan Biaya Suatu Departemen ke Departemen LainnyaBiaya departemen pendukung sering dialokasikan ke departemen lain melalui penggunaan tarif pembebanan.1. Tarif Pembebanan TunggalBeberapa perusahaan lebih suka mengembangkan tarif pembebanan tunggal. Tetapi tarif pembebanan tunggal terkadang menyamarkan berbagai factor penyebab yang menimbulkan biaya total departemen pendukung.2. Tarif Pembebanan GandaDengan adanya dua atau lebih tarif pembebanan, setiap tariff pembebanan didasarkan pada factor penyebab yang kuat, alokasi biaya pada departemen yang menggunakan tarif pembebanan didasarkan pada jumlah biaya sebenarnya yang ditimbulkan departemen pendukung.

C. Memilih Metode Alokasi Biaya Departemen Pendukung1. Metode Alokasi LangsungMerupakan metode yang paling sederhana dan paling langsung untuk mengalokasikan biaya departemen pendukung. Biaya jasa variable dialokasikan secara langsung ke departemen produksi, tetapi sesuai proporsi kapasitas normal atau praktis departemen produksi.2. Metode Alokasi BerurutanMetode ini mengetahui bahwa interaksi diantara departemen pendukung telah terjadi. Akan tetapi, metode berurutan tidak secara penuh mengakui interaksi departemen pendukung. Alokasi biaya dilakukan secara tahap demi setahap mengikuti prosedur penetapan peringkat yang ditentukan terlebih dahulu. Biasanya uruta nya ditentukan dengan menyusun peringkat departemen pendukung dalam suatu tatanan jumlah jasa yang diberikan, dari yang terbesar ke yang terkecil.3. Metode Alokasi Timbal BalikMetode ini mengakui semua interaksi di antara departemen pendukung. Menurut metode ini salah satu departemen pendukung menggunakan angka departemen lain dalam menentukan total biaya setiap departemen pendukung dimana total biaya mencerminkan interaksi antara departemen pendukung. Jadi, total biaya yang baru dari departemen pendukung dialokasikan ke departemen produksi.

D. Tarif Overhead Departemen dan Perhitungan Harga Pokok ProdukTarif biaya overhead dihitung dengan menembahkan biaya pendukung yang dialokasikan ke biaya overhead yang secara langsung dapat ditelusuri pada departemen produksi dan membaginya dengan beberapa ukuran aktivitas, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam mesin. Akurasi pembebanan biaya overhead bergantung pada tingkat korelasi antara faktor yang digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead departemen ke produk.

E. Lampiran Alokasi Biaya PatunganProses produksi patungan menghasilkan output yang terdiri atas dua atau lebih produk yang diproduksi secara simultan. Produk utama atau patungan memiliki nilai penjualan yang relative signifikan. Produk sampingannya memiliki nilai penjualan yang relatif lebih sedikit. Beberapa metode dalam alokasi biaya patungan, yaitu: Metode unit fisik (ukuran biaya dinyatakan dalam unit) Metode nilai penjualan saat pemisahan (mengalokasikan biaya patungan berdasarkan proporsi setiap produk pada nilai penjualan pada titik pemisahan) Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan1