27
Malaria Falciparum Priscila Ratna Suprapto* NIM : 102010262 11 Juli 2012 Mahasiswa Fakultas kedokteran UKRIDA *Alamat Korespodensi Priscila Ratna Suprapto Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510. No. Telp (021-8476756) email: [email protected] Pendahuluan Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit, dan biasa ditandai dengan demam, mengigil, anemi dan splenomegali. Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sitemik yang disebut malaria berat. Parasit yang dapat menyebabkan malaria bermacam-macam jenisnya, tetapi di Indonesia yang paling

Malaria Falciparum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

blok 12

Citation preview

Malaria FalciparumPriscila Ratna Suprapto*NIM : 10201026211 Juli 2012Mahasiswa Fakultas kedokteran UKRIDA

*Alamat KorespodensiPriscila Ratna SupraptoFakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510.No. Telp (021-8476756) email: [email protected]

PendahuluanMalaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit, dan biasa ditandai dengan demam, mengigil, anemi dan splenomegali. Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sitemik yang disebut malaria berat. Parasit yang dapat menyebabkan malaria bermacam-macam jenisnya, tetapi di Indonesia yang paling sering ditemukan secara merata di berbagai daerah adalah malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum dan sering disebut sebagai malaria falciparum atau malaria tropica.Dengan memahami penyebab,gejala,proses penularan penyakit serta bagaimana cara mencegahnya diharapkan pembaca dapat memahami secara lebih dalam tentang terjadinya penyakit malaria falciparum yang masih sering terjadi di Indonesia.A. Pembahasan1. AnamnesisAnamnesis bisa dilakukan pada pasien itu sendiri maupun dari keluarga terdekat. Dengan dilakukanya anamnesis maka 70% diagnosis dapat ditegakkan. Sedangkan 30%nya lagi didapatkan dari pemeriksaan fisik, lab, dan radiologi (kalau diperlukan).Hal yang perlu ditanyakan dokter pada saat anamnesis antara lain1,2: Keluhan utama yakni gangguan atau keluhan yang terpenting yang dirasakan penderita sehingga mendorong ia untuk datang berobat dan memerlukan pertolongan serta menjelaskan tentang lamanya keluhan tersebut. Riwayat pribadi merupakn segala hal yang menyangkut pribadi pasien seperti data diri pasien seperti nama, tanggal lahir, umur, alamat, suku, agama, dan pendidikan. Riwayat sosial mencakup keterangan mengenai pekerjaan, aktivitas, perkawinan, lingkungan tempat tinggal, dan lain-lain. Riwayat penyakit dahulu merupakan riwayat penyakit yang pernah di derita pasien pada masa lampau yang mungkin berhubungan dengan penyakit yang dialami sekarang. Riwayat keluarga meliputi segala hal yang berhubungan dengan peranan herediter dan kontak antara anggota keluarga mengenai penyakit yang dialami. Pada riwayat penyakit sekarang dokter dapat menanyakan mengenai: sejak kapan muncul gangguan atau gejala-gejala tersebut, frekuensi serangan / kualitas penyakit sifat serangan / kuantitas penyakit lamanya penyakit tersebut diderita perjalanan penyakitnya, riwayat pengobatan sebelumnya lokasi sakitnya akibat yang timbul gejala-gejala yang berhubunganPada penyakit malaria, keluhan utama yang sering kali muncul adalah demam lebih dari dua hari, mengigil, dan berkeringat (sering disebut trias malaria). Demam pada keempat jenis malaria berbeda sesuai dengan proses skizogoninya. Demam karena Plasmodium falciparum dapat terjadi setiap hari, pada Plasmodium vivax atau Plasmodium ovale demamnya berselang satu hari. Sedangkan dengan pada Plasmodium malariae menyerang berselang dua hari.3,4Sumber penyakit harus ditelusuri, apakah pernah berpegian dan bermalam di daerah endemik malaria dalam satu bulan terakhir; apakah pernah tinggal di daerah endemik. Apakah pernah menderita penyakit ini sebelumnya. Apakah pernah meminum obat malaria.3Pada malaria berat dapat dilihat adanya satu gejala atau lebih, yaitu gangguan kesadaran, kelemahan atau kelumpuhan otot, kejang-kejang, kekuningan pada mata atau kulit, adanya perdarahan hidung atau gusi, muntah darah atau berak darah. Selain itu keadaan panas yang sangat tinggi, muntah-muntah yang terjadi terus-menerus, perubahan warna urin menjadi seperti teh, dan volume urin yang berkurang sampai tidak keluar urin sama sekali.3

2. Pemeriksaan FisikPada pemeriksaan fisik, dapat dilakukan terlebih dahulu pemeriksaan tanda vital seperti Suhu (oral, rektal, axila atau telinga), nadi, respirasi, tekanan darah, dan tingkat kesadaran.Pada pemeriksaan fisik dapat diketahui bahwa pasien mengalami demam 37,5 40o C, serta anemia yang dapat dibuktikan dengan konjungtiva palpebra atau telapak tangan yang pucat. Penderita sering disertai dengan adanya pembesaran limpa (splenomegali), dan pembesaran hati (hepatomegali). Bila terjadi serangan malaria berat, gejala dapat disertai dengan syok yang ditandai dengan menurunnya tekanan darah, nadi berjalan cepat dan lemah, serta frekuensi napas yang meningkat, tekanan darah sistolik 250 mg/hari selama beberapa tahun menyebabkan retinopati menetap. Kontraindikasi:Penyakit hepar.Pemakaian hati-hati pada gangguan gastrointestinal, gangguan darah, dan gangguan neurologik berat, bila menimbulkan kelainan maka penggunaan harus dihentikan.

2. PirimetaminMerupakan turunan pirimidin yang berbentuk bubuk putih, tidak berasa, tidak larut dalam air, dan hanya sedikit larut dalam asam klorida. Farmakodinamik:Manfaat utama pirimetamin adalah pencegahan dan terapi supresi. Waktu paruh pirimetamin juga panjang.Pirimetamin menghambat enzim dihidrofolat reduktase plasmodia. Enzim ini bekerja dalam rangkaian reaksi sintesis purin, sehingga penghambatannya menyebabkan gagalnya pembelahan inti pada pertumbuhan skizon pada hati. Farmakokinetik:Penyerapan pirimetamin di saluran cerna berlangsung lambat tetapi lengkap. Obat ini ditimbun di ginjal, paru, hati, dan limpa, kemudian diekskresikan lambat dengan waktu paruh kira-kira 4 hari. Metabolitnya diekskresikan melalui urin. Efek nonterapi:Dengan dosis besar dapat terjadi anemia makrositik yang serupa dengan yang terjadi pada defisiensi asam folat.

3. Primakuin Farmakodinamik:Primakuin merupakan obat yang berharga dinjau dari potensi maupun rendahnya toksisitas. Manfaat kliniknya yang utama ialah dalam penyembuhan radikal malaria vivaks dan ovale, karena late tissue stage form plasmodia ini dapat dihancurkan dengan primakuin. Primakuin phospat merupakan 8-amino-quinoline sintesis. Golongan 8-aminokuinoline ini mempunyai efek gametosidapl terhadap keempat jenis Plasmodium terutama Plasmodium falciparum. Obat ini juga sangat aktif terhadap bentuk preeritrosit primer Plasmodium falciparum. Farmakokinetik:Obat ini diabsorpsi dengan baik bila diberikan peroral, dan mencapai kadar plasma puncak dalam 1-2 jam. Waktu paruh plasma 3-6 jam. Primakuin secara luas didistrtibusikan kejaringan-jaringan, tetapi hanya sejumlah kecil yang terikat disana. Efek nonterapi:Anemia hemolitik akut pada pasien yang mengalami defisiensi enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase.Pada dosis yang lebih tinggi dapat timbul spasme usus dan gangguan lambung. Kontraindikasi:Pasien penyakit sistemik yang berat yang cenderung mengalami granulositopenia.Tidak dianjurkan diberikan bersama obat-obat lain yanh dapat menimbulkan hemolisis.4. Kuinin dan Alkaloid SinkonaKuinin merupakan terapi lini pertama untuk pengobatan malaria falciparum-khususnya penyakit berat-meskipun toksisitasnya dikhawatirkan mempersulit terapi. Kuinin berasal dari kulit kayu pohon kina, merupakan obat tradisional untuk demam yang hilang timbul (intermiten) dari Amerika Selatan. Alkaloida quinine dimurnikan dari kulit kayu pohon kina, dan kemudian digunakan pada pengobatan malaria. Farmakodinamik:quinine bekerja dengan cepat, dan merupakan skizontisida yang sangat efektif terhadap empat spesies parasit malaria pada manusia. Obat tersebut merupakan gametosida terhadap P vivax dan P ovale tetapi tidak pada falciparum. Obat ini tidak efektif terhadap parasit tahap hepatis.kuinin sulfat merupakan terapi lini pertama yang tepat untuk malaria falciparum tanpa komplikasi, kecuali bila infeksi dijangkitkan dalam suatu wilayah tanpa catatan ada tidaknya malaria yang resisten terhadap klorokuin. Kuinin biasanya digunakan dengan obat kedua (seringkali doxycycline) untuk memperpendek durasi penggunaan quinine (biasanya sampai 3 hari) dan membatasi toksisitasnya. Farmakokinetik:Setelah pemberian per oral, quinine dengan cepat diabsorpsi, hingga mencapai kadar plasma puncak dalam waktu 1-3 jam, dan secara luas didistribusikan pada jaringan tubuh. Distribusinya luas di hati.Sebagaian bessar alkaloid sinkona dimetabolisme dalam hati, sehingga hanya kira-kira 5% yang diekskresikan dalam bentuk utuh di urin. Kina harus diberikan setiap hari untuk terapi supresi atau tiap 4 jam untuk terapi serangan klinis akut. Efek samping:Dosis terapi kina sering menyebabkan sinkonisme. Gejala mirip salissilismus, yaitu tinitus, sakit kepala, ganggaun pendengaran, pandangan kabur, diare, dan mual. Gejala yang lebih ringan lebih dahulu tampak di di sistem pendengaran dan penglihatan. Pada keracuanan yang lebih berat terlihat gangguan gastrointestinal, saraf, kardiovaskular, dan kulit. Lebih lanjut lagi terjadi peransangan SSP, seperti binggung, gelisah.Pada orang hiperreaktif, sinkonisme terjadi setelah dosis pertam, tetapi biasanya ringan berupa rona (flushing), gatal-gatal, dan bercak merah, demam, gangguan lambung, sesak nafas, ganggaun pendengaran dan penglihtan.Hemolisis berat, hemoglobinemia, dan hemoglobinuria kadang-kadang terjadi pada malaria dan wanita hamil. Selain itu, juga dapat menyebabkan gangguan ginjal, hipoprotrobinemia, dan agranulositosis. Indikasi:Untuk terapi malaria oleh Plasmodium falciparum yang resisten.Oral: 1 gr kina 3 X sehari 650 mg selama 7-10 hari + 3 tablet fansidar dosis tunggal ; 2gr kina 3X sehari 650 mg selam 7-10 hari + tetrasiklin 4 X sehari 250 mg selama 7 hari atau doksiklin 100mg/hari selam 7 hariAnak: 25 mg/kgBB/hariSuntikan / infus : dewasa: 10-20 mg/kgBB gr kina, dilarutkan dalam 500 ml garam faal / larutan glukosa 5% dan diinfus perlahan-lahan selama 4 jam.

5. Mefolokuin Meflokuin merupakan terapi yang efektif untuk banyak strain P falciparum yang resisten klorokuin dan terhadap spesies lainnya. Walaupun toksisitasnya tetap menjadi perhatian, meflokuin adalah obat kemoprofilaksis yang dianjurkan untuk digunakan dalam wilayah endemic malaria dengan strain-strain yang resisten klorokuin.Obat ini hanya dapat diberika per oral karena pemberiam parenteral dapat terjadi iritasi lokal berat. Obat ini diabsorpsi dengan baik, dan konsentrasi plasma puncak dicapai dalam sekitar 18 jam. Mefloquine sangat terikat protein, didistribusikan secara luas dalam jaringan-jaringan, dan dieliminasi perlahan-lahan, memungkinkan regimen pengobatan dosis tunggal.Kerja Antimalaria : meflokuin mempunyai aktivitas skizontisid darah yang kuat terhadap P falciparum dan P vivax, tetapi tidak efektif menghadapi tahap-tahap hepatis atau gametosid.

6. HalofantrinObat baru yang diindikasikan pada malaria oleh P falciparum yang sudah reisten terhadap obat lain termasuk skizontosid darah kerja cepat. Farmakokinetik : pemberian oral absorpsinya bervariasi. Metabolitnya, desbutil halofantrin, bersifat aktif dan potensinya setara denga halofantrin. Efek samping : keluhan saluran cerna merupakan efek samping yang umum. Kontraindikasi: wanita hamil Indikasi: serangan akut Plasmodium falciparum yang sudah resisten obat.

7. TetrasiklinTetrasiklin dan oksitetrasiklin berguna untuk mengobati penyakit malaria oleh plasmodium falciparum yang sudah resisten terhadap klorokuin maupun pirimetamin sulfadoksin.Dosis dewasa: 250 mg 4 X sehari selama 7-10 hariDosis untuk kemofilaksis: 100 mg/hari (dewasa); 2mg/hari (anak)8. KlindamisinKlindamisin adalah agen yang lambat aktif terhadap skizon eritoristik dan dapat digunakan bersamaan dengan kuinidin atau kuinin pada pasien yang tidak dianjurkan menggunakan doxycycline, seperti pada anak-anak dan wanita hamil.

11. Pencegahan41. KemoprofilaksisBertujuan untuk mengurangi resiko terinfeksi malaria sehingga bile terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat.Ditujukan kepada orang yang berpergian ke daerah endemis malaria dalam waktu yang tidak terlalu lama.i) Komprofilaksis untuk P. Falciparum, Doksisiklin:2mg,kgBB/hari( 50 % Mortalitas dengan kegagalan 4 atau lebih fungsi organ, adalah > 75 % e. Adanya korelasi antara kepadatan parasit dengan klinis malaria berat yaitu: Kepadatan parasit < 100.000, maka mortalitas < 1 % Kepadatan parasit > 100.000, maka mortalitas > 1 % Kepadatan parasit > 500.000, maka mortalitas > 50 %

B. KesimpulanPasien dengan demam tinggi, menggigil, sakit kepala dan mengalami penurunan kesadaran tersebut menderita Malaria Falciparum.C. Daftar Pustaka1. Sudoyo Aru W, Setiyohadi Bambang, Alwi Idrus, Simadibrata K Marcellus, setiati Siti. Ilmu penyakit dalam. Edisi V. Jakarta: Internal Publishing; 2009.p.2826.2. Mardi Santoso. Pemeriksaan Fisik Diagnostik. Anamesa. Jakarta: Bidang Penerbitan Yayasan Diabetes Indonesia; 2004.p.2-33. Widoyono. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasannya. Malaria. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2008.p.111-25.4. Staf Pengajar Departemen Parasitologi FKUI Jakarta. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. In: Susanto I, Ismid IS, Sjarifuddin PK, Sungkar S, editor. Protozoologi. 4th ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2008.p.171-206.5. Sudiono H, Iskandar I, Edward H, Halim SL, Santoso R. Penuntun Patologi Klinik Hematologi. Pemeriksaan Labolatorium Hematologi Dasar. Jakarta: Biro Publikasi Fakultas Kedokteran Ukrida; 2008.p.55-61.6. Bakta MI. Hematologi Klinik Ringkas. Sistem Eritroid. Jakarta: EGC; 2008.p.12-37. Departemen Farmakologi UI. Farmakologi dan terapi. Jakarta : Gaya Baru;2007.h.556-70