Upload
dio-alip
View
36
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
manajemen kala 3
Citation preview
BAB I
Manajemen Aktif Kala III
Kala III merupakan tahap ketiga persalinan yang berlangsung sejak bayi lahir
sampai plasenta lahir. Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.
Tujuan manajeman aktif kala tiga adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus
yang lebih efektif sehingga dapat memperpendek waktu kala tiga persalinan dan
mengurangi kehilangan darah dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis, juga
mengurangi kejadian retensio plasenta.
Manajemen aktif kala tiga terdiri dari tiga langkah utama
• Pemberian suntikan oksitosin
• Melakukan penegangan tali pusat terkendali
• Rangsangan taktil (pemijatan) fundus uteri (masase)
Pemberian Suntikan Oksitosin
Segera berikan bayi yang telah terbungkus kain kepada ibu utk
diberi ASI
Letakkan kain bersih diatas perut ibu
Periksa uterus untuk memastikan tidak ada bayi yg lain
Memberitahukan pada ibu kalau akan disuntik
Selambat-lambatnya dalam waktu dua menit setelah bayi lahir,
segera suntikan oksitosin 10 unit IM pd 1/3 bawah paha kanan bagian luar
Penegangan Tali Pusat Terkendali
Berdiri disamping ibu
Pindahkan klem kedua yang telah dijepit sewaktu kala dua persalinan pada tali
pusat sekitar 5-10 cm dari vulva
Letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu (alas dengan kain) tepat di atas
tulang pubis. Gunakan tangan ini untuk meraba kontraksi uterus dan menahan
1
uterus pada saat melakukan peregangan pada tali pusat, tangan pada dinding
abdomen menekan korpus uteri ke bawah dan atas (dorso-kranial) korpus.
Lakukan secara hati-hati untuk menghindari terjadinya inversio uteri
Pada saat kontraksi mulai (uterus menjadi bulat atau tali pusat memanjang),
tegangkan kembali tali pusat ke arah bawah bersamaan dengan itu, lakukan
penekanan korpus uteri ke arah bawah dan kranial hingga plasenta terlepas dari
tempat implantasinya
Jika plasenta tidak turun setelah 30-40 detik dimulainya peregangan tali pusat dan
tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan lepasnya plasenta, jangan teruskan
penegangan tali pusat
Pegang klem dan tali pusat dengan lembut dan tunggu sampai kontraksi
berikutnya. Jila perlu pindahkan klem lebih dekat ke perineum pada saat tali pusat
memanjang.
Pada saat kontraksi berikutnya terjadi, ulangi penegangan tali pusat terkendali dan
diteruskan pada setiap kontraksi hingga terasa plasenta terlepas dari dinding
uterus.
Setelah plasenta terlepas, anjurkan ibu utk meneran sehingga plasenta akan
terdorong ke introitus vagina. Tetap tegang kearah bawah mengikuti arah jalan
lahir.
Pada saat plasenta terlihat pada introitus vagina, teruskan kelahiran plasenta
dengan menggunakan kedua tangan. Pegang plasenta dgn kedua tangan rata dgn
lembut putar plasenta hingga selaput terpilin karena selaput ketuban mudah robek.
Lakukan penarikan secara lembut dan perlahan-lahan utk melahirkan selaput
ketuban
Jika terjadi selaput robekan pada selaput ketuban saat melahirkan plasenta,
dengan hati-hati periksa vagina dan serviks dengan seksama.
Rangsangan Taktil (Pemijatan) Fundus Uteri
Segera setelah kelahiran plasenta, lakukan rangsangan taktil (pemijatan) fundus uteri:
Letakkan telapak tangan pada fundus uteri
Jelaskan tindakan ini kepada ibu dan mungkin merasa kurang nyaman
2
Dengan lembut, gerakkan tangan secara memutar pada fundus uteri sehingga
uterus berkontraksi. Jika tidak berkontraksi dalam waktu 15 detik, lakukan
penatalaksanaan atonia uteri.
Periksa plasenta dan selaputnya untuk memastikan keduanya lengkap dan utuh.
Periksa uterus setelah satu hingga dua menit memastikan uterus berkontraksi dgn
baik, jika belum ulangi rangsangan taktil fundus uteri
Periksa kontraksi uterus setiap 15 mnt selama satu jam pertama pasca persalinan
dan setiap 30 mnt selama satu jam kedua pasca persalinan.
3