28
MANAJEMEN KALA I Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas ASKEB II Disusun Oleh : 1. Laeli Fatkhuriati (P17424111023) 2. Mumfarida (P17424111025) 3. Nani Susilawati (P17424111027) 4. Novelia Rizqiana (P17424111029) 5. Nur Izzati (P17424111031) Reguler A / Semester III PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEMARANG

Manajemen Kala i

Embed Size (px)

DESCRIPTION

manajemen kala I

Citation preview

Page 1: Manajemen Kala i

MANAJEMEN KALA I

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas ASKEB II

Disusun Oleh :

1. Laeli Fatkhuriati (P17424111023)

2. Mumfarida (P17424111025)

3. Nani Susilawati (P17424111027)

4. Novelia Rizqiana (P17424111029)

5. Nur Izzati (P17424111031)

Reguler A / Semester III

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2011/2012

Page 2: Manajemen Kala i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat, hidayah dan

inayah-Nya sehingga kani dapat menyelesaikan tugas makalah Asuhan Kebidanan

‘MANAJEMEN KALA I” tanpa mengalami suatu hambatan yang berarti.

Pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Demi pengembangan kreatifitas kami dan

kesempurnaan makalah ini, kami menunggu saran dari pembaca, baik dari segi isi, istilah serta

pemaparannya. Harapan kami semoga kami dapat memperbaiki kekurangan tersebut.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca, aamiin.

Penyusun

Page 3: Manajemen Kala i

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kala 1 persalinan dimulainya proses persalinan yang ditandai dengan adanya kontraksi yang

teratur, adekuat dan menyebabkan perubahan pada serviks hingga mencapai pembukaan lengkap.

Jika seorang ibu akan bersalin datang kepada keluarga maka, seorang bidan layaknya dapat

menerima ibu dan keluarganya. Seringkali seorang petugas kesehatan terburu-baru dalam

memberikan asuhan kepada wanita yang akan bersalin. Hal ini akan mengakibatkan rasa takut

dan kurang percaya dari pihak pasien dan keluarga terhadap bidan, terlebih bila dihadapkan

dalam kondisi kegawatan. Setelah menerima ibu dan keluarga dengan baik, bidan kemudian

melakukan pengkajian terhadap riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik untuk

menentukan:

Apakah ibu sedang dalam persalinan I 

Ibu dan bayi dalam keadaan baik 

Apakah ada komplikasi/penyulit

Setelah itu layaknya seorang bidan melakukan diagnosis apakah ibu sudah masuk dalam

persalinan yang sesungguhnya atau belum, kemudian menentukan apakah ibu membutuhkan

intervensi darurat segera. Kemudian bidan membuat rencana asuhan. Dari rencana asuhan yang

telah ditetapkan kemudian diaplikasikan dan pada akhirnya dievaluasi untuk dinilai keberhasilan

atau tidak dari asuhan yang diberikan. 

1.2.  Tujuan

1.      Untuk mengetahui perubahan psikologi dan fisiologis persalinan kala I

2.      Untuk mengetahui manajemen kala I

-          Mengidentifikasi masalah

-          Pemeriksaan fisik

Page 4: Manajemen Kala i

-          Pemeriksaan janin

3.      Menilai data membuat diagnose

4.      Menilai kemajuan persalinan

5.      Membuat rencana / intervensi

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengidentifikasi masalah pada kala I?

2. Bagaimana cara menilai data dengan membuat diagnose?

3. Bagaimana kemajuan persalinan?

4. Bagaimana membuat rencana asuhan?

Page 5: Manajemen Kala i

BAB II

MANAJEMEN KALA I

       Persalinan adalah proses di mana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari rahim ibu.

Persalinan dianggap normal bila prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37

minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Atau proses dimana kontraksi uterus mengarah pada

dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi dan plasenta.

Persalinan normal merupakan proses dimana janin cukup bulan, pada presentasi occiput

melalui jalan lahir sesuai kurva partograf normal dan dilahirkan secara spontan.

Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada

serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.

 Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan pada servikas.

Tanda dan gejala inpartu termasuk :

1. Penipisan dan pembukaan serviks

2. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2x

dalam 10 menit)

3. Keluarnya lender bercampur darah (show) melalui vagina

Kala I persalinan di mulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks

hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase

laten dan fase aktif.

1. Fase laten persalinan :

Dimulai sejak awal kontraksi yang ,menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks

secara bertahap

Pembukaan serviks kurang dari 4 cm

Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam

2. Fase aktif persalinan :

-       Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat /

memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung 40 detik atau

lebih)

-       Serviks membuka dari 4 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam

hingga pembukaan 10 cm

Page 6: Manajemen Kala i

-       Terjadi penurunan bagian terbawah janin

A. MENGIDENTIFIKASI MASALAH

Asuhan sayang ibu yang baik dan aman selama persalinan memerlukan anamnesa dan

pemeriksaan fisik secara seksama. Pertama sapa ibu dan beritahu apa yang akan anda lakukan.

Jelaskan pada ibu tujuan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Jawab setiap pertanyaan yang

diajukan oleh ibu. Selama anamnesa dan pemeriksaan fisik, perhatikan tanda-tanda penyulit

atau kegawatdaruratan dan segera lakukan tindakan yang sesuai bila diperlukan untuk

memastikan persalinan yang aman. Catat semua temuan anamnesa dan pemeriksaan fisik

secara seksama dan lengkap. Kemudian jelaskan hasil pemeriksaan dan kesimpulan pada ibu

dan keluarga

A. Anamnese

1.     Nama, umur dan alamat

2.    Gravida dan para

3.    HPHT

4.    Kapan bayi akan lahir (menurut taksiran ibu)

5.    Alergi obat-obatan

6.    Riwayat kehamilan sekarang

a.    Apakah ibu pernah melakukan pemeriksaan antenatal? Jika ya, periksa kartu asuhan

antenatalnya (jika mungkin)

b.    Pernahkah ibu mendapat masalah selama kehamilannya (misalnya perdarahan,

hipertensi, dll)

c.    Kapan mulai kontraksi

d.    Apakah kontraksi teratur ? seberapa sering terjadi kontraksi

e.    Apakah ibu masih merasakan gerakan bayi

f.    Apakah selaput ketuban sudah pecah, jika ya apa warna cairan ketuban, apakah

kental atau encer, kapan selaput ketuban pecah (periksa perineum ibu dan lihat air

ketuban di pakaiannya)

g.    Apakah keluar cairan bercampur darah dari vagina ibu, apakah berupa bercak atau

darah segar pervaginam (periksa perineum ibu dan lihat darah di pakaiannya)

h.    Kapankah ibu terakhir makan / minum

i.     Apakah ibu mengalami kesulitan untuk berkemih

Page 7: Manajemen Kala i

7.    Riwayat kehamilan sebelumnya

a.    Apakah ada masalah selama kahamilan atau persalinannya sebelumnya (bedah sesar,

ekstraksi vakum / forsep, induksi oksitosin, hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan,

preeklamsi atau eklamsi, perdarahan pasca persalinan)

b.    Berapa berat badan bayi terbesar yang pernah ibu lahirkan

c.    Apakah ibu pernah punya masalah dengan bayi-bayi sebelumnya

8.    Riwayat medis lainnya (pernafasan. Hipertensi, jantung)

9.    Masalah medis saat ini (sakit kepla, pusing, nyeri epigastrium), jika ada periksa tensi

dan protein jika mungkin

10. Pertanyaan tentang hal-hal lain yang belum jelas atau berbagai bentuk kekhawatiran ibu

B. Pemeriksaan Fisik Ibu dan Janin

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menilai kesehatan dan kenyamanan fisik ibu

dan bayinya. Informasi yang dikumpulkan digunakan bersama dengan informasi dari hasil

anamnese untuk proses membuat keputusan klinik untuk menentukan diagnosa serta

mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang paling sesuai.

Langkah-langkah dalam melakukan pemeriksaan fisik

1.    Cuci tangan

2.    Bersikaplah lemah lembut dan sopan, tentramkan hati ibu dan Bantu ibu agar merasa

nyaman. Jika ibu tegang dan gelisah anjurkan untuk menarik nafas perlahan dan dalam

3.    Minta ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya (jika perlu periksa jumlah urin,

protein, dan aseton dalam urine)

4.    Nilai kesehatan dan keadaan umum ibu, suasana hatinya, tingkat kegelisahan atau

nyeri, warna konjungtiva, kebersihan, status gizi dan kecukupan air tubuh, refleks

5.    Nilai tanda-tanda vital ibu (tensi, suhu, nadi, pernafasan), supaya pemeriksaan tensi dan

nadi benar-benar akurat lakukan pemeriksaan diantara 2 kontraksi

6.    Lakukan pemeriksaan abdomen

Sebelum melakukan pemeriksaan pastikan bahwa kandung kemih ibu kosong. Minta ibu

berbaring, tempatkan bantal di bawah kepala dan bahunya kemudian minta ibu untuk

menekuk lututnya. Jika ibu gugup, bantu untuk santai dan tenang dengan cara meminta ibu

menarik nafas dalam.

Page 8: Manajemen Kala i

a.    Luka bekas operasi

b.    Pemeriksaan TFU

Pastikan tidakterjadi kontraksi, ukur TFU dengan menggunakan pita meter mulai dari

tepi atas simpisis pubis rentangkan hingga ke puncak fundus uteri mengikuti aksi atau

linea medialis abdomen. Pita pengukur harus menempel abdomen. Jarak antara tepi

atas simpisis pubis dan puncak uteri disebut tinggi fundus.

c.    Pemeriksaan kontraksi uterus

Gunakan jarum detik, letakkan tangan di atas uterus dan rasakan jumlah kontraksi

dalam 10 menit, tentukan durasi dan lama setiap kontraksi berlangsung. Diantara 2

kontraksi dinding uerus melunak kembali dan mengalami relaksasi.

d.    Pemeriksaan denyut jantung janin

Nilai DJJ selama dan setelah kontraksi berlangsung, mulailah penilaian sebelum atau

selama puncak kontraksi. Dengarkan DJJ selama minimal 60 detik, dengarkan sampai

sedikitnya 30 detik setelah kontraksi berakhir.DJJ melambat sewaktu kontraksi, dan

segera kembali normal setelah relaksasi. DJJ lambat (<100 /menit), saat tidak ada his

menunjukkan adanya gawat janin. DJJ cepat (>180/menit yang disertai takikardi ibu,

bisakarena ibu demam, efek obat, hipertens) jika denyut nadi ibu normal DJJ yang

cepat sebaiknya dianggap sebagai gawat janin.

e.    Menentukan presentasi

Cara menentukan presentasi kepala / bokong

1).   Berdiri disamping ibu menghadap ke kepalanya, pastikan lutut ibu ditekuk

2).    Dengan ibu jari dan jari tengah dari satu tangan, pegang bagian bawah abdomen

ibu, tetap di atas simpisis pubis

3).    Jika bagian terbawah janin belum masuk ke dalam rongga panggul, bagian

tersebut masih bisa digerakkan, jika sudah masuk tidak dapat digerakkan

4).    Pertimbangkan bentuk, kepadatan, dan ukuran bagian tersebut.Jika bulat, keras,

mudah digerakkan mungkin presentasi kepala. Jika tidak beraturan, lebih besar, tidak

keras dan sulit digerakkan mungkin bokong.

f.    Menentukan bagian terbawah janin

Page 9: Manajemen Kala i

Akan lebih nyaman bagi ibu jika penurunan janin ditentukan melalui pemeriksaan

abdomen disbanding dengan pemeriksaan dalam. Nilai penurunan dengan hitungan

perlima bagian kepala janin yang bisa dipalpasi di atas simpisis pubis (ditentukan oleh

5 jari yang bisa ditempatkan di bagian kepala di atas simpisis pubis).

7.    Melakukan pemeriksaan dalam

Sebelum melakukan pemeriksaan dalam, cuci tangan, minta ibu untuk cebok dengan

sabun dan air bersih. Jelaskan langkah yang akan dilakukan selama pemeriksaan,

tentramkan dan anjurkan ibu untuk rileks. Pastikan privasi terjaga selama pemeriksaan.

Langkah-langkah pemeriksaan

1. Tutupi badan ibu sebanyak mungkin

2. Minta ibu berbaring terlentang dengan lutut ditekuk

3. Gunakan sarung tangan DTT / Steril

4. Vulva hygiene menggunakan kapas DTT dan air DTT / larutan antiseptic dari depan

ke belakang

5. Memeriksa genetalian eksterna apakah terdapat masa, jaringan parut diperineum, luka,

cairan, lendir darah, perdarahan, cairan ketuban

6. Nilai cairan vagina dan tentukan apakah terdapat bercak darah, perdarahan, mekonium

dan air ketuban

7. Pisahkan labia dan masukkan jari telunjuk dan tengah ke dalam vagina

8. Nilai apakah ada luka parut, pembukaan , penipisan, pastikan tali pusat umbilicus dan

bagiab-bagian terkecil janin tidak teraba.

9. Nilai penurunan dan pastikan apakah kepala sudah masuk PAP atau belum,

bandingkan dengan temuan dari hasil pemeriksaan abdomen

10. Jika kepla dapat dipalpasi, raba fontanel dan sutura sagitalis untuk menilai penyisipan,

dan kepala janin apakah sudah sesuai dengan diameter jalan lahir

11. Jika pemeriksaan semua sudah selesai, keluarkan jari pemeriksa dan celupkan sarung

tangan ke dalam larutan dekontaminasi, lepaskan sarung tangan, cuci tangan

12. Bantu klien ke posisi semula dan jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.

Page 10: Manajemen Kala i

B. MENILAI DATA MEMBUAT DIAGNOSA

Berdasarkan temuan – temuan dalam riwayat kesehatan, bidan dapat mengambil

keputusan ketika ibu dalam persalinan sesungguhnya dan pada kala atau fase berapa ibu

sekarang. Secara keseluruhan proses keputusan klinis terdiri dari : pengmpulan data –

diagnosa- penatalaksanaan – evaluasi. (harus dilakukan berulang-ulang selama kala I

persalinan)

Ketika anamnese dan pemeriksaan fisik telah lengkap :

Catat semua temuan secara teliti dan lengkap

Gunakan informasi yang terkumpul untuk menentukan apakah ibu sudah dalam

persalinan

Tentukan ada tidaknya penyulit atau masalah yang harus ditatatlaksana secara khusus

Tentukan diagnosa  buat rencana berdasarkan informasi tersebut

Jelaskan semua temuan, diagnosa dan rencana penatalaksanaan pada ibu dan keluarganya

sehingga mereka memahami asuhan yang diberikan.

a. Diagnosa untuk persalinan sesungguhnya

Persalinan patut dicurigai jika setelah 22 minggu usia kehamilan, ibu sebentar-sebentar

merasa nyeri abdomen bertalian dengan lendir bercampur darah (show), agar dapat

mendiagnosa persalinan, bidan harus mengkonfirmasikan pembukaan serviks dan kontraksi

yang cukup.

Perubahan serviks, persalianan dapat ditentukan jika serviks secara progresif membuka >

3 cm dan menipis

Kontraksi yang cukup

Kontraksi dianggap cukup bila :

- Kontraksi terjadi teratur, minimal 2 kali dalam 10 menit, setiap kontraksi

berlangsung minimal 40 detik

- Uterus mengeras selama kontraksi, misalnya anda tidak dapat menekuk uterus

dengan menekan bagian tersebut menggunakan jari anda

-  Lendir darah dari vagina (show)

b. Diagnosa kala dan fase persalinan

Gejala dan tanda Kala Fase

Page 11: Manajemen Kala i

Serviks belum berdilatasi Persalinan palsu /

belum inpatu

Serviks berdilatasi kurang dari 4 cm I Laten

Serviks berdilatasi 4-9 cm :

-      Kecepatan pembukaan 1 cm / lebih perjam

I Aktif

Serviks membuka lengkap (10 cm)

Penurunan kepala berlanjut

Belum ada keinginan untuk meneran

II Awal (non

ekspulsi

Serviks membuka lengkap (10 cm)

-      Bagian terbawah telah mencapai dasar

panggul

II Akhir

(Ekspulsif)

c. Kemajuan persalinan normal 

Persalinan normal terjadi bila kemajuan persalinan sesuai dengan partograf

d. Persalinan bermasalah          

Persalinan bermasalah bila kemajuan persalinan tidak sesuai dengan partograf, melewati

garis waspada

e. Kegawatdaruratan saat pesalinan 

Kegawatdaruratan saat persalinan dapat ditandai dengan gejala seperti eklamsi,

perdarahan, dan gawat janin

C. MENILAI KEMAJUAN PERSALINAN

Untuk menilai kemajuan persalinan, kita dapat menggunakan partograf pada kolom

dan lajur kedua, yang berisikan pembukaan serviks, penurunan bagian terbawah janin dan

kontraksi uterus pada kolom di bawahnya. Temuan-temuan pada kolom tersebut dapat

menunjukkan bahwa kala I mengalami :

Page 12: Manajemen Kala i

a. Kemajuan persalinan, jika :

1.     Kontraksi uterus teratur yang progresif dengan peningkatan frekuensi dan durasi

2.     Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama persalinan, fase

aktif (dilatasi berlangsung atau ada di sebelah kiri garis waspada)

3.     Serviks tampak dipenuhi bagian bawah janin

b. Kemajuan yang kurang baik, jika :

1.      Kontraksi uterus yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten

2.     Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama persalinan,

fase aktif (dilatasi serviks berada disebelah kanan garis waspada)

3.     Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin

Kemajuan yang kurang dapat menyebabkan persalinan lama.

Selain menilai kemajuan persalinan partograf juga dapat digunakan untuk menilai :

a. Kemajuan pada kondisi janin

- Jika DJJ tidak normal (< 100 atau > 180/menit, curiga adanya gawat janin)

- Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan vertek fleksi sempurna

digolongkan ke dalam malposisi dan malpresentasi

- Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama, tangani

penyebab tersebut

b.   Kemajuan pada kondisi Ibu, lakukan penilaian tanda-tanda kegawatan pada ibu

- Jika denyut nadi ibu meningkat, mungkin ia sedang dalam keadaan dehidrasi

atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atai IV

- Jika tekanan darah menurun curigai adanya perdarahan

- Jika terdapat acetone di dalam urine, curigai masukan nutrisi yang kurang,

segera berikan dekstrose IV.

D. MEMBUAT RENCANA ASUHAN

Selama persalinan dan kelahiran, rencana seorang bidan harus meliputi asesmen dan

intervensi agar dapat :

a. Memantau perubahan tubuh ibu untuk menentukan jika persalinan dalam proses yang

normal

b. Memeriksa perasaan ibu dan respon fisik terhadap persalinan

c. Memeriksa bagaimana bayi merespon persalinan dan kelahiran

Page 13: Manajemen Kala i

d. Membantu ibu memahami apa yang sedang terjadi sehingga ia berperan serta dalam

menentukan asuhan 

e. Membantu keluarga dalam merawat ibu selama persalinan, kelahiran, dan asuhan pasca

persalinan dini

f. Mengenali masalah secepatnya dan mengambil tindakan yang sepatutnya dengan tepat

waktu

g. Pemantauan terus-menerus kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf

h. Pemantauan terus-menerus tanda-tanda vital pada ibu

i. Pemantauan terus-menerus keadaan bayi

j. Menganjurkan hidrasi

k. Menganjurkan perubahan posisi dan ambulasi

l. Menganjurkan tindakan yang menyamankan

m. Menganjurkan dukungan keluarga

Pada saat memberikan asuhan penolong harus waspada terhadap masalah atau penyulit yang

mungkin timbul. Ingat bahwa menunda memberikan asuhan kegawatdaruratan akan

meningkatkan resiko kematian dan kesakitan ibu dan BBL. Lakukan langkah dan tindakan yang

sesuai untuk memastikan proses persalinan yang aman bagi ibu dan kesalamatan bagi bayi yang

dilahirkan

Indikasi-indikasi untuk melakukan tindakan dan atau rujukan segera selama persalinan

Temuan-temuan anamnese

dan atau pemeriksaan

Rencana untuk asuhan atau perawatan

Riwayat bedah sesar 1.  Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai

kemampuan untuk bedah bedah sesar

2. Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan

semangat

Perdarahan pervaginam selain dari

lender bercampur darah (show)

Jangan melakukan pemeriksaan dalam

1.  Baringkan ibu ke sisi kiri

2. Pasang jarum ibfus ukuran 16 / 18 dan berikan RL atau

NS

3. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai

Page 14: Manajemen Kala i

kemampuan untuk bedah bedah sesar

4. Dampingi ibu ke tempat rujukan

Persalinan kurang bulan (<37 mg) 1.  Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai

penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric dan BBL

2. Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan

semangat

ketuban pecah dengan mekonium yang

kental

1.  Baringkan ibu ke sisi kiri

2. Dengarkan DJJ

3. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai

kemampuan untuk bedah bedah sesar

4. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan bawa partus set,

kateter penghisap lender de lee dan handuk/kain untuk

mengeringkan dan menyelimuti bayi kalau ibu

melahirkan di jalan

ketuban pecah pada persalinan kurang

bulan atau

ketuban telah pecah (>24 jam)

1.  Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai

penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric

2. Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan

semangat

Ketuban pecah bercampur dengan

sedikit mekonium disertai tanda-tanda

gawat janin

Dengarkan DJJ, jika ada tanda-tanda  gawat janin

laksanakan asuhan yang sesuai (lihat di bawah)

Tanda dan gejala belum inpartu

-    Tidak ada Pembukaan serviks dalam

waktu 1-2 jam

-    Kontraksi < 2 dalam 10 menit

berlangsung kurang dari 20 menit

1.  Anjurkan ibu untuk makan dan minum

2. Anjurkan ibu untuk bergerak bebas dan leluasa

3. Jika kontraksi berhenti dan / tidak ada pembukaan

serviks evaluasi DJJ, jika tidak ada tanda-tanda

kegawatan pada ibu dan janin, persilakan ibu untuk

pulang dengan nasehat :

          Menjaga cukup makan dan minum

          Datang untuk mendapatkan asuhan jika peningkatan

frekuensi dan lama kontraksi

tanda dan gejala infeksi 1.  Baringkan ibu ke sisi kiri

Page 15: Manajemen Kala i

-      Suhu > 38 Oc

-      Menggigil

-      Nyeri abdomen

-      Cairan keatuban yang berbau

2. Pasang jarum ibfus ukuran 16 / 18 dan berikan RL atau

NS dengan tetesan 125 ml/jam

3. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai

penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric

4. Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan

semangat

presentasi majemuk (ganda) adanyan

bagian janin seperti lengan atau tangan,

bersamaan dengan presentasi belakang

kepala

1.  Baringkan ibu dengan lutut menempel ke dada atau

miring ke kiri

2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai

penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric dan BBL

3. Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan

semangat

Tanda dan gejala persalinan dengan

fase laten memanjang

-    Pembukaan serviks < 4 cm setelah 8

jam

-    Kontraksi teratur (lbh dari 2 dlm 10

mnt)

1.  Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai

penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric dan BBL

2. Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan

semangat

Tanda dan gejala partus lama

-    Pembukaan serviks mengarah

kesebelah kanan garis waspada

(partograf)

-    Kontraksi < dari 2 dalam 10 menit,

berlangsung < 40 detik

-    Pembukaan < dari 1 cm perjam

1.  Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai

penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric dan BBL

2. Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan

semangat

talipusat menumbung 1.     Gunakan sarung tangan DTT, letakkan 1 tangan di

vagina dan jauhkan kepala janin dari talipusat janin,

gunakan tangan yang lain pada abdomen untuk

membantu menggeser bayi dan menolong bagian

terbawa janin untuk tidak menekan tali pusatnya

(keluarga mungkin dapat membantu)

Page 16: Manajemen Kala i

Atau

Minta ibu untuk mengambil posisi cersujud dimana

posisi bokong tinggi melebihi kepala ibu, hingga tiba

ketempat rujukan

2.    Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai

penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric dan BBL

3.    Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan

semangat

presentasi bukan belakang kepala

(sungsang, lintang, dll)

1.     Baringkan ibu ke sisi kiri

2.    Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai

kemampuan untuk bedah bedah sesar

3.    Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan

semangat

pimpinan dalam fase aktif dengan

palpasi kepala janin masih 5/5

1.   Baringkan ibu ke sisi kiri

2.  Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai

kemampuan untuk bedah bedah sesar

3.  Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan

semangat

gawat janin (DJJ  < 100 atau > 180

x/mnit pada 2 kali penilaian dengan

jarak 5 menit)

1.  Baringkan ibu ke sisi kiri dan anjurkan untuk bernafas

secara teratur

2. Pasang jarum ibfus ukuran 16 / 18 dan berikan RL atau

NS dengan tetesan 125 ml/jam

3. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai

kemampuan untuk bedah bedah sesar

4. Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan

semangat

TFU 40 cm atau lebih (makrosomia,

kehamilan ganda, hidramnion)

1.  Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai

kemampuan untuk bedah bedah sesar

2. Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan

Page 17: Manajemen Kala i

semangat

preeklamsi berat (tensi > 160/110

mmhg, dan atau terdapat protein dalam

urin)

1.  Baringkan ibu ke sisi kiri

2. Pasang jarum infus ukuran 16 / 18 dan berikan RL atau

NS

3. Jika mungkin berikan dosis awal 4 g MgSO4 20% IV

selama 20 menit

4. Suntikkan 1 g MgSO4 50 % (5 gr IM pada bokong kiri

dan kanan)

5. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai

penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric dan BBL

6. Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan

semangat

Tanda dan gejala syock

-      nadi cepat, lemah (>110 x/menit)

-      Tensi rendah < 90 mmhg

-      Pucat

-      Berkeringat atau kulit lembab, dingin

-      Nafas cepat > 30x/menit

-      Cemas, bingung, tidak sadar

-      Produksi urin sedikit (<30 ml/jam)

1.  Baringkan ibu ke sisi kiri

2. Jika mungkin naikkan ke dua kaki ibu untuk

meningkatkan aliran darah ke jantung

3. Pasang jarum infus ukuran 16 / 18 dan berikan RL atau

NS infuskan 1 liter dalam waktu 15-20 menit, jka

mungkin infuskan 2 liter dalam waktu 1 jam pertama,

kemudian turunkan tetesan menjadi 125 ml/jam

4. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai

kemampuan untuk bedah bedah sesar

5. Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan

semangat

Anemia berat, ikterus, gemeli Rujuk

Page 18: Manajemen Kala i

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Manajemen kala I persalinan di mulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan

pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Pada masa pembukaan

dibagi dalam 2 fase yaitu fase laten (dari pembukaan 1-3) dan fase aktif (darp pembukaan

4-10). Dalam manajemen kala I meliputi identifikasi masalah,menilai data dan membuat

diagnose,menilai kemajuan persalinan, dan membuat rencana asuhan.

B. SARAN

Perlunya dilakukan pemeriksaan dan pemantauan oleh bidan selama masa

pembukaan untuk memberikan ketentuan apakah ibu hamil tersebut membutuhkan

intervensi kegawatan atau tidak. Dan untuk memantau keberhasilan dari asuhan yang

diberikan oleh bidan.

Page 19: Manajemen Kala i

LITERATUR

Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, YBP-SP, Jakarta 2002

Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, YBP-SP, Jakarta 2001

Buku 3 Asuhan intranatal, Pusdiknakes-WHO- JHPIEGO, 2001

Asuhan persalinan Normal, tahun 2007