18
ANALISA DATA DAN PENENTUAN MASALAH Diajukan untuk memenuhi syarat mata kuliah Manajemen keperawatan KELOMPOK 3 : Antonius Eko Yunianto Claudia Olivia Eurika Helena Ester Rini Anggiriani Gregoriana Buke Bataona LuciaSuci Ramadani Yohana Ayu Ambarwati PROGRAM STUDI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BOROMEUS 2015

manajemen keperawatan.docx

Embed Size (px)

Citation preview

ANALISA DATA DAN PENENTUAN MASALAHDiajukan untuk memenuhi syarat mata kuliah Manajemen keperawatan

KELOMPOK 3 :Antonius Eko YuniantoClaudia OliviaEurika HelenaEster Rini AnggirianiGregoriana Buke BataonaLuciaSuci RamadaniYohana Ayu Ambarwati

PROGRAM STUDI NERSSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BOROMEUS2015

A. Analisis SWOT Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threath). Ada dua macam pendekatan dalam analisis SWOT, yaitu:1. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOTPendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktor-faktor internal dan eksternal.

Keterangan: Sel A: Comparative AdvantagesSel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat.

Sel B: MobilizationSel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untukmemperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang.

Sel C: Divestment/InvestmentSel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi). Sel D: Damage ControlSel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.

2. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOTData SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya.Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:a. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor setta jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T; Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10 berarti skor yang peling tinggi. Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya. Sehinggaformulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor).b. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y;c. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT.

Kuadran I (positif, positif)Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

Kuadran II (positif, negatif)Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

Kuadran III (negatif, positif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.

Kuadran IV (negatif, negatif)Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambilterus berupaya membenahi diri.

Pada analisis Swot ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :1. Pengisian item internal factor (IFAS) dan eksternal factor (EFAS). Cara pengisian IFAS dan EFAS disesuaikan dnegan komponen yang ada dalam pengumpulan data. Data tersebut dibedakan menjadi dua yaitu IFAS yang meliputi aspek kelemahan (Weakness) dan kekuatan (Strength) dan EFAS yang meliputi aspek peluang (Opportunity) dan ancaman (Threath).2. Bobot. Beri bobot masing-masing faktor mulai 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap strategi perusahaan. 3. Peringkat (rating). Hitung peringkat masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (kurang) berdasarkan pengaruh faktor tersebut. Data peringkat didapatkan berdasarkan hasil pengukuran baik secara observasi, wawancara, pengukuran langsung. Faktor kekuatan dan peluang menggambarkan nilai kerja positif, sebaliknya faktor kelemahan dan ancaman 4. menggambarkan nilai kerja yang negatif. Kemudian, bobot dikali dengan peringkat 5. untuk mendapatkan masing-masing nilai faktor.6. Setelah didapatkan nilai masing-masing faktor, maka untuk mendapatkan nilai IFAS adalah : kekuatan dikurangi kelemahan (S W) dan EFAS adalah peluang dikurangi ancaman (O T). Hasil dari nilai IFAS dan EFAS kemudian dimasukkan didalam diagram layang untuk mengetahui masalah dan strategi perencanaan berdasarkan letak kuadran. a. Pada kuadran WO, strategi perencanaan bersifat progresif atau turn around dengan tujuan meningkatkan kelemahan internal untuk mendapatkan kesempatan atau peluang.b. Pada kuadran SO, strategi perencanaan bersifat agresif dengan tujuan mengembangkan kekuatan internal yang ada untuk mendapatkan peluangyang lebih dalam menghadapi persaingan.c. Pada kuadran ST strategi perencanaan bersifat deverisifikasi dengan tujuan merubah kekuatan internal yang ada untuk mengantisipasi faktor ancaman dari luar.d. Pada kuadran WT, strategi perencanaan bersifat bertahan dengan tujuan mempertahankan eksistensi supaya institusi tetap ada dan dapat menjalankan fungsinya secara minimal.

NoAnalisis SWOTBobotRatingBobot x Rating

1. M1 (Kesenangan)Faktor Internal (PAS)Kekuatan a. Sebanyak 62, 5% perawat menyatakan bahwa struktur organisasi yang ada sesuai dengan kemampuan perawatb. Sebanyak 61,5% perawat menyatakan pembagian tugas sesuai dengan struktur organisasi yang adac. Sebanyak 76,9% perawat menyatakan kepala ruangan sudah optimal dalam melaksanakan tugas-tugasnyad. Jenis ketenagaan di ruanganS1 = 2 orangD3 = 4 orangSPK = 7 orange. Adanya perawat yang mengikuti seminar dan workshopf. Beban kerja perawat di ruangan tidak terlalu tinggi Total

Kelemahana. Jumlah perawat belum sebanding dengan pasienb. Sebagian perawat belum memahami peran dan fungsinyac. Kurang disiplinnya pegawaid. Pembagian tugas masih belum jelase. 5,54% perawat masih berlatar pendidikan SPKTotal

Faktor Eksternal (EFAS)Peluanga. Sebanyak 60% perawat mempunyai kemauan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggib. Rumah sakit memberikan kebijakan untuk memberi beasiswa dan pelatihan bagi perawat ruanganc. Sebanyak 60% pasien di Ruang Internal Wanita dengan tingkat ketergantungan minimald. Adanya POS yang membantu pekerjaan perawat ruangane. Adanya kebijakan pemerintah tentang profesinalisme perawatTotal

Ancamana. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih profesionalismeb. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatanc. Persaingan dengan masuknya perawat asingd. Kebijakan pemerintah tentang Askeskine. Rendahnya kesejahteraan perawatf. Adanya pertanggungjawaban legalitas dengan pasienTotal

0,2

0,1

0,1

0,3

0,13

0,17

1

0,25

0,19

0,20,2

0,16

1

0,28

0,2

0,2

0,19

0,13

1

0,17

0,12

0,1

0,15

0,3

0,16

1

2

2

3

3

2

3

2

2

32

2

3

3

2

2

3

2

2

2

2

3

3

0,4

0,2

0,3

0,9

0,26

0,51

2,57

0,5

0,38

0,60,4

0,32

2,2

0,84

0,6

0,4

0,38

0,39

2,61

0,34

0,24

0,2

0,3

0,9

0,48

2,46

S-W =2,57-2,2=0,37

O T =2,61- 2,46 = 0,15

2M2 (Saran dan Prasarana)Faktor Internal (IFAS)Kekuatana. Mempunyai saran dan prasarana untuk pasien dan tenaga kesehatanb. Mempunyai peralatan oksigenasi dan semua perawat ruangan mampu menggunakannyac. Terdapat administrasi penunjangd. Tersedianya nurse stationTotal

Kelemahana. Belum terpakainya sarana dan prasarana secara optimalb. Nurse station belum termanfaatkan secara optimalc. Kurangnya kamar mandi, ember sampah pasien, spuit gliserin, satndar infus,, standar 02 dan termometerTotal

Faktor Eksternal (EFAS)Peluanga. Adanya kesempatan menambah anggaran untuk pembelian set balutanb. Adanya kesempatan untuk penggantian alat-alat yang tidak layak pakaiTotal

Ancamana. Adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat untuk melengkapi sarana dan prasaranab. Adanya kesenjangan antara jumlah pasien dengan peralatan yang diperlukanTotal

0,5

0,3

0,1

0,11

0,4

0,30,3

1

0,5

0,5

1

0,5

0,5

1

3

2

2

2

2

22

3

2

2

2

0,15

0,6

0,2

0,21,5

0,8

0,60,6

2

1,5

1

2,5

0,3

0,4

2,5

S- W = 1,15- 2 = 0,85

O T =2,5 2 = 0,5

1

1

2

3M3-METHOD (MAKP)Penerapan modelFaktor InternalKekuatana. Sudah ada model asuhan keperawatan yang digunakan yaitu metode TIMb. Model yang digunakan sesuai dengan visi dan misi ruanganc. Kebanyakan/ hampir semua perawat mengerti/ memahami model yang digunakan dan menyatakan cocok dengan model yang adad. Model yang digunakan cukup efisien e. Memiliki standar asuhan keperawatan f. Terlaksananya komunikasi yang baik antar profesiTotal

Kelemahana. Kurangnya kemampuan perawat dalam pelaksanaan model yang telah adab. Hanya sedikit perawat yang mengetahui kebutuhan perawatan pasien secara komprehensifc. Job yang kadang-kadang tidak sesuai dengan lulusan akademik yang berbeda tingkatannya (kurang jelas)d. Kurangnya jumlah tenaga yang mebantu optimalisasi penerapan model yang digunakanTotal

Faktor Eksternal (EFAS)Peluanga. Kepercayaan dari pasien dan masyarakat cukup baikb. Adanya kerjasama dengan institusi klinik-klinik independenc. Ada kebijakan pemerintah tentang profesionalismeTotal

Ancamana. Persaingan dengan RS lainb. Tuntutan masyarakat akan pelayanan yang maksimalc. Kebebasan pers mengakibatkan mudahnya penyebaran informasi didalam ruangan ke masyarakatTotal

Dokumentasi KeperawatanFaktor internal (IFAS)Kekuatan a. Tersediannya sarana prasarana (administrasi penunjang).b. Sudah ada sistem pendokumentasiaan PORc. Dokumentasi keperawatan yang dilakukan meliputi pengkajian menggunakan sistem Head to Toe dan ROS, serta diagnosis keperawatan sampai dengan evaluasi dengan menggunakan SOAPd. Format pengkajian sudah udahkan ada dan dapat memudahkan perawat dalam pengkajian dan pengisiannya.e. Sebanyak 72,7 % perawat mengatakan mengertian cara pengisian format dokumetasi yang digunakan secara tepat dan benar.f. Sebanyak 54,5% perawat mengatakan melakukan dokumentasi segera setelah melakukan tindakan.g. Sebanyak 72,7% perawat mengatakan format yang digunakan sangat membantu dalam melakukan pengkajian pada pasien.Total

0.3

0,2

0,14

0,10

0,14

0,12

1

0,4

0,3

0,15

0,15

1

0,5

0,25

0,25

1

0,20,5

0,3

1

0,2

0,13

0,25

0,15

0,17

0,05

0,05

1

4

3

2

2

2

2

4

3

2

3

3

1

1

12

1

2

2

3

2

2

2

2

1,2

0,6

0,48

0,20

0,24

0,24

2,96

1,6

0,9

0,3

0,3

3,1

1,5

0,25

0,25

2

0,21,0

0,3

1,5

0,4

0,26

0,75

0,3

0,24

0,1

0,1

2,15

S W =2,96 3,1 = 0,14

O T =2 1,5 = 0,5

S -W = 2,15 2,35 = -0,2

IDENTIFIKASI MASALAH 1. Ketenagaan (M1)a. Jumlah perawat masih belum sebanding dengan jumlah pasienb. Sebagian perawat belum memahami peran dan fungsi nyac. Kurang disiplinnya pegawaid. Pembagian tugas masih belum jelase. 5,54% perawat masih berlatar pendidikan SPK

2. Sarana dan Prasarana (M2)a. Belum terpakainya sarana dan prasarana b. Nurse stasion belum termanfaatkan secara optimalc. Kurangnya kamar mandi, ember sampah pasien, spuit, gliserin, tiang infus, standar 02, dan termometer

3. Metode (M3)a. Penerapan MAKP1) Kurangnya kemampuan perawat dalam pelaksanaan model yang telah ada2) Hanya sedikit perawat yang mengetahui kebutuhna perawatan pasien secara komprehensif3) Job yang kadang-kadang tidak sesuai dengan lulusan akademik yang berbeda tingkatannya (kurang jelas)4) Kurangnya jumlah tenaga yang membantu optimalisasi penerapan model yang digunakanb. Ronde keperawatan1) Ronde keperawatan adalah kegiatan yang belum dapat dilaksanakan secara optimal di ruangan.2) Tim yang dibentuk belum mampu dalam pelaksanaan ronde dan penyelesaian tugas3) Jumlah perawat tidak seimbang dengan jumlah pasienc. Sentralisasiobat1) Pelaksanaan sentralisasi obat belum optimal2) Selama ini format yang ada masih obat oral dan injeksi, dan yang lain tercampur pada salah satu dari keduanya.3) Selama ini belum ada format persetujuan sentralisasi obat untuk pasien4) Alat-alat kesehatan hanya sebagian ada dengan jumlah terbatas5) Teknik sentralisasi obat belum jelas.d. Supervisi1) Belum ada program yang jelas tentang supervisi2) Belum mempunyai format yang baku dalam pelaksanaan supervisi3) Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisie. Dokumentasi keperawatan1) Sistem pendokumentasian masih dilakukan secara manual (belum ada komputerisasi)2) Belum semua tindakan perawat didokumentasikan3) Pendokumentasian tidak segera dilakukan setelah melakukan tindakan tetapi kadang-kadang dilengkapi saat pasien mau pulang atau apabila keadaan ruangan memugkinkan.4) Catatan perkembangan pasien kurang berkesinambungan dan kurang lengkap5) Respon pasien kurang terpantau dalam lembar evaluasi6) Dari 20 rekam medis pasien yang ada, hanya 12 rekam medis yang ditulis dengan lengkap dan tepat waktu7) Enam perawat (54,5%) mengatakan model dokumentasi yang digunakan menambah beban kerja perawat dan lima perawat (45,4%) mengatakan model dokumentasi yang digunakan menyita banyak waktu perawat

4. Mutu (M5)a. Keselamatan pasienb. Kepuasan pasienc. Kecemasan pasiend. Kenyamanan (nyeri)e. Perawatan dirif. Pengetahuan pasien

DAFTAR PUSTAKA

Marimin. 2004. Teknik Dan Aplikasi Pengambilan Keputusam Kriteria Majemuk. Jakarta : GrasindoNursalam. 2013. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Edisi 3. Jakarta : Salemba MedikaHutabarat, Jemsly & Martani Huseini. 2006. Proses, Formasi, Implementasi, Manajemen Startegi Kontemporer : Opresional Strategi. Jakarta : Elex Media Kompeterindo