80
MANAJEMEN KEUANGAN PROYEK PENGADAAN Pelatihan MANAJEMEN KEUANGAN PROYEK PENGADAAN Rudy Suryanto, SE.,M.Acc.,Ak

MANAJEMEN KEUANGAN PROYEK PENGADAAN Pelatihan

  • Upload
    tallys

  • View
    55

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

MANAJEMEN KEUANGAN PROYEK PENGADAAN Pelatihan. MANAJEMEN KEUANGAN PROYEK PENGADAAN Rudy Suryanto , SE.,M.Acc.,Ak. Materi Training. Pengadaan dalam perspektif strategis Konsep Biaya dan Manajemen Biaya Bagaimana kaitan penganggaran dan proses pengadaan - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

MANAJEMEN KEUANGAN PROYEK PENGADAANPelatihan

MANAJEMEN KEUANGAN PROYEK PENGADAANRudy Suryanto, SE.,M.Acc.,Ak

Page 2: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

2

Materi Training

Pengadaan dalam perspektif strategis Konsep Biaya dan Manajemen Biaya Bagaimana kaitan penganggaran dan

proses pengadaan Pemanfaatan analisa NPV dalam penilaian

kelayakan pengadaan barang modal Pemanfaatan analisa EOQ dalam

menentukan jumlah yang harus di order Menggunakan Activity Based Costing vs

Traditional

Page 3: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

3

Perubahan Paradigma Procurement

Administrasi (1960) vs Strategis (1980)Effisiensi dan value creation tidak hanya dibagian produksi, tetapi juga dibagian lain salah satunya adalah bagian pengadaanProcurement vs AcquisitionManajemen Pengadaan yang baik mendukung tercapainya competitive advantage

Page 4: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

4

Analisa Rantai Nilai / Value Chain Analysis

Perusahaan perlu melakukan analisa rantai nilai untuk meningkatkan upaya penciptaan nilai(value creation) bagi Customer

Page 5: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

5

Procurement vs Acquisition

Pengadaan adalah proses memperoleh barang ataupun jasa dari pihak di luar organisasi. Manajemen Pengadaan adalah proses –proses yang dilakukan untuk mendapatkan barang dan/atau jasa yang dibutuhkan sebuah proyek dari luar organisasi yang “didukungnya”.Procurement vs Acquisition . the act of acquiring or gaining possession

Page 6: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

6

Manejemen Pengadaan vs Manejemen Keuangan Proyek Pengadaan

Tujuan Bagian Pengadaan yaitu menyediakan barang maupun jasa dengan harga yang murah, berkualitas, dan terkirim tepat waktu, tugas-tugas bagian pengadaan tidak terbatas hanya pada kegiatan rutin pembelianSecara strategis dapat menciptakan keunggulan dari segi ongkos (dengan mendapatkan sumber-sumber bahan baku, komponen, dll dengan harga yang murah). Bagian pengadaan juga berperan mendapatkan sumber-sumber bahan baku dan komponen yang berkualitas dan/atau menjadi jembatan dalam membina supplier-supplier yang ada dengan berbagai program peningkatan kualitas. Untuk mendukung keunggulan dari segi waktu, bagian pengadaan tentunya bisa memilih supplier yang memiliki kemampuan untuk mengirim barang dalam waktu yang lebih pendek tanpa harus mengorbankan kualitas dan meningkatkan harga

Page 7: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

7

Prinsip Dasar

KUALITAS

WAKTU BIAYA

Page 8: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

8

Peran Manajemen Keuangan

Manajemen Keuangan, menurut Prof. Dr. Bambang Riyanto manajemen keuangan adalah “ semua aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan dan usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin”.

Page 9: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

9

Fungsi Manajemen Keuangan

1. Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.

2. Penganggaran Keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.

3. Pengelolaan Keuangan, menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.

4. Pencarian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.

5. Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dan mengamankan dana tersebut.

6. Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada perusahaan .

7. Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.

8. Pelaporan keuangan, penyediaan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan sekaligus sebagai bahan evaluasi

Page 10: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

10

KONSEP BIAYA

Bagian pengadaan sangat relevan terutama di berbagai perusahaan manufaktur dimana persentasi ongkos-ongkos material bisa mencapai antara 40% – 70% dari ongkos sebuah produk akhir.

PROSES PENGADAANBarang/Jasa

AKTIVA TETAP

PERSEDIAAN

BEBAN

BEBAN

BEBAN

BIAYA / COST BEBAN

Page 11: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

11

Project Cost Management

Cost atau Biaya adalah semua sumber daya yang harus dikorbankan untuk mencapai tujuan spesifik atau untuk mendapat sesuatu sebagai gantinya.Biaya pada umumnya diukur dalam satuan keuangan seperti dollar, rupiah, dsbProject Cost Manajemen atau Manajemen Biaya Proyek adalah proses yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa proyek dapat diselesaikan sesuai dengan budget yang telah disepakati.Informasi manajemen biaya merupakan informasi yang dibutuhkan untuk mengelola secara efektif perusahaan atau organisasi non laba. Informasi keuangan saja dapat mengakibatkan misleading karena infomasi tersebut cenderung berfokus pada jangka pendek.

Page 12: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

12

Tahapan Manajemen Biaya Proyek

Perencanaan SumberdayaMenentukan sumberdaya apa dan berapa banyak yang harus digunakanCost estimating Membuat sebuah estimasi dari biaya dan sumberdaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyekCost budgeting Mengalokasikan semua estimasi biaya tersebut pada tiap paket kerja untuk membuat baseline, agar dapat diukur kinerjanyaCost control Mengendalikan perubahan dana proyek

Page 13: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

13

Sumber dana modal Sumber dana pinjaman

Kedua-duanya perlu analisa kelayakan yang memadai

Perencanaan Sumberdaya

Page 14: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

14

Cost BudgetingTahap Direksi Manajer

Pemasaran Manajer Produksi

Manajer Umum

Manajer Keuangan

Keterangan

I Pedoman Anggaran

Rencana Besar Perusahaan

Anggaran Penjualan

Anggaran Produksi

Anggaran Biaya Penjualan dan Adm Umum

II Persiapan Anggaran

Anggaran Neraca dan Laba

Rugi

III Penentuan Anggaran

Realisasi Anggaran Penjualan

Realisasi

Anggaran Produksi

Realisasi Anggaran Penj & Adm Umum

IV Pelaksanaan

Anggaran

Realisasi Anggaran

Neraca & LR

Page 15: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

15

Sistem Anggaran

Ramalan Penjualan Anggaran Penjualan Anggaran Beban Usaha

Akm Dep Akt Tetap

Anggaran Neraca

Anggaran Produksi

AnggaranBiaya Bahan Baku

Anggaran Biaya Bahan Baku

Anggaran Biaya

Overhead Pabrik

Angg Lap L/R

Anggaran Hutang Angg Modal Sendiri

Anggaran Kas

Anggaran Sediaan

Anggaran Piutang

Page 16: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

16

Tipe Anggaran

Anggaran Modal (Capital Budgeting) Anggaran Operasional (Operational Budgeting)

Page 17: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

17

Anggaran Modal (Capital Budgeting)

Penganggaran modal (capital budgeting) adalah anggaran jangka panjang (anggaran strategis) yang biasanya untuk investasi barang modal (aktiva tetap). Aktiva tetap adalah barang modal berupa harta yang dalam operasi normalnya memiliki umur ekonomis lebih dari 1 tahun, sehingga anggaran untuk pembelian aktiva tetap adalah anggaran jangka panjang. Untuk ambil keputusan ditolak atau disetujui, perlu dilakukan penilaian terlebih dahulu apakah rencana investasi barang tersebut layak (favorable) untuk disetujui pelaksanaan nya atau ditolak karena tidak layak (unfavorable).

Page 18: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

18

Penilaian Kelayakan Investasi

Investasi barang modal biasanya meliputi jumlah uang yang relatif besar,Hasil investasi baru diperoleh pada masa yang akan datang,Uang yang keluar akan terikat dalam jangka panjang,Direncanakan pada masa sekarang dalam kondisi yang belum pasti di masa datang, shingga ketepatan dalam penyusunan anggaran sangat diperlukan dalam penilaian rencana investasi,Kesalahan dalam pengambilan keputusan menimbulkan kerugian yang tidak dapat dihindari pada masa yang akan datang.

Page 19: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

19

Time Value of Money

Nilai Sekarang (present value)Menghitung nilai pada waktu sekarang (awal periode) sejumlah uang yang akan kita miliki beberapa waktu kemudian. Misalnya, kita akan menentukan besarnya nilai sekarang dari uang sebesar Rp. 1.262 yang akan diterima 4 tahun mendatang atas bunga 6% setahun.

Menghitung nilai pada waktu sekarang (awal periode) sejumlah uang yang

akan kita miliki beberapa waktu kemudian. Misalnya, kita akan menentukan

besarnya nilai sekarang dari uang sebesar Rp. 1.262 yang akan diterima 4

tahun mendatang atas bunga 6% setahun.

1 1

P = F ------- = Rp. 1.262 X --------------

(i + 1)t (0,06 + 1)4

= Rp. 1.262 x 0,792*

= Rp. 1.000,-

* 0,792 dapat dilihat pada lampiran tabel nilai sekarang dari Rp. 1 pada

tingkat diskonto 6% tahun ke-4

Page 20: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

20

Net Present Value (NPV)

Adalah membandingkan nilai sekarang arus kas masa depan yang diharapkan berasal dari proyek investasi dengan pengeluaran kas awal untuk investasi tersebut. Arus kas bersih adalah selisih antara perkiraan arus kas masuk yang diperoleh karena adanya investasi tersebut dengan perkiraan arus kas keluar investasi tersebut. Faktor diskonto yang dipakai adalah tingkat suku bunga pinjaman, misalnya 12%. Bechmark yang dipakai adalah bahwa apabila nilai sekarang bersih positif (+) maka usul investasi tersebut dapat diterima, dan jika nilai bersih sekarang adalah negatif (-),investasi ditolak.

Page 21: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

21

Page 22: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

22

Anggaran Operasional

Anggaran Penjualan Anggaran Produksi Anggaran Biaya Umum dan Administrasi

Page 23: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

23

Anggaran penjualan merupakan langkah awal dalam menyiapkan anggaran induk, karena volume penjualan yang diestimasi mempengaruhi hampir semua item-item lainnya dalam anggaran induk. Anggaran penjualan harus menunjukkan total penjualan dalam jumlah maupun nilainya. Total penjualan dapat berupa penjualan impas, target, laba atau proyeksi penjualan dan dapat dianalisis lebih jauh lagi berdasarkan produk, wilayah, konsumen, serta pola musiman dari penjualan yang diharapkan. Umumnya, anggaran penjualan meliputi penjualan tunai, penagihan kas yang diharapkan dari penjualan kredit, dan perkiraan kas

Anggaran Penjualan / Pendapatan

Page 24: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

24

Faktor pemasaran, luas pasar apakah lokal, nasional, atau regional; keadaan persaingan, apakah monopoli, oligopoli, dll, dan keadaan konsumen, bagaimana selera konsumen, daya beli, konsumen akhir atau industri,Faktor Keuangan, apakah modal kerja mampu mencapai target penjualan dianggarkan seperti membeli bahan baku, membayar upah, biaya promosi produk, dll,Faktor Ekonomis, apakah kenaikan penjualan meningkatkan laba,Faktor Teknis, apakah kapasitas terpasang seperti mesin dan peralatan mampu memenuhi target penjualan dianggarkan, apakah bahan baku tersedia mudah dan murah,Faktor lainnya, apakah pada musim tertentu anggaran penjualan ditambah, apakah kebijakan pemerintah tdk berubah, dan berapa lama anggaran disusun dapat dipertahankan.

Faktor-Faktor Anggaran Penjualan

Page 25: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

25

Contoh Anggaran Penjualan

Danindy’s Corp Anggaran Penjualan

Kuartal

1 2 3 4 Total Perkiraan penjualan dalam unit 800 700 900 800 3.200 Harga jual per unit x 80 x 80 x 80 x 80 x 80

Total penjualan 64.000 56.000 72.000 64.000 256.000

Danindy’s Corp Jadwal Penagihan Kas Yang Diharapkan

Piutang usaha, 12/ 31/ 19X1 9.500* 9.500

Penjualan kuartal 1 (64.000) 44.800+ 17.920# 62.720 Penjualan kuartal 2 (56.000) 39.200 15.680 54.880 Penjualan kuartal 3 (72.000) 50.400 20.160 70.560 Penjualan kuartal 4 (64.000) 44.800 44.800

Total penagihan kas 54.300 57.120 66.080 64.960 242.460

ASUMSI : * Semua saldo piutang usaha sebesar 9.500 diasumsikan dapat ditagih dalam kuartal pertama. + 70% dari penjualan kuartal ditagih dalam kuartal penjualan. # 28% dari penjualan kuartal ditagih dalam kuartal berikutnya dan sisa 2 persen lagi tidak dapat ditagih.

Page 26: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

26

Anggaran Produksi

Anggaran produksi merupakan pernyataan output berdasarkan produk dan biasanya dinyatakan dalam unit. Anggaran ini harus mempertimbangkan anggaran penjualan, kapasitas pabrik, apakah persediaan harus ditingkatkan atau diturunkan, dan pembelian dari luar. Jumlah unit yang diperkirakan akan diproduksi untuk memenuhi anggaran penjualan dan persyaratan persediaan ditetapkan dalam anggaran tersebut. Volume produksi yang diharapkan ditentukan dengan mengurangi estimasi persediaan pada awal periode dari jumlah unit yang diperkirakan dapat dijual dan persediaan yang diinginkan pada akhir periode.

Page 27: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

27

Contoh Anggaran ProduksiPerhitungan

Danindy’s Corp

Jadwal Penagihan Kas Yang Diharapkan (Contoh 2)

Kuartal

1 2 3 4 Total

Rencana penjualan (contoh 1) 800 700 900 800 3.200

Persediaan akhir yang diinginkan * 70 90 80 100 100

Total kebutuhan 870 790 980 900 3.300

Dikurangi: persediaan awal + 80 70 90 80 80

Unit yang harus diproduksi 790 720 890 820 3.220

ASUMSI:

* 10 persen dari penjualan kuartal berikutnya

# Estimasi

+ sama dengan persediaan akhir kuartal sebelumnya

Page 28: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

28

Anggaran Bahan Langsung

Apabila tingkat produksi telah dihitung, maka anggaran bahan langsung harus dibuat untuk menunjukkan seberapa banyak bahan yang akan diperlukan dalam produksi dan berapa banyak bahan yang harus dibeli untuk memenuhi persyaratan ini. Pembelian akan tergantung pada perkiraan penggunaan bahan dan juga tingkat persediaan. Anggaran bahan langsung biasanya disertai dengan penghitungan perkiraan pembayaran kas atas bahan. Rumus untuk penghitungan pembelian ini ialah sebagai berikut:Pembelian dalam unit = penggunaan + unit persediaan bahan akhir yang

diinginkan – unit persediaan awal

Page 29: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

29

Contoh Anggaran Bahan Langsung

Danindy’s Corp Anggaran Bahan Langsung (contoh 3)

Kuartal 1 2 3 4 Total

Unit yang akan diproduksi (contoh 2)

790 720 890 820 3.220

Kebutuhan bahan per unit x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 Kebutuhan bahan untuk produksi

2370 2.160 2.670 2.460 9.660

Persediaan akhir bahan diinginkan *

216 267 246 250 # 250

Total kebutuhan 2.586 2.427 2.916 2.710 9.910 Dikurangi: persediaan awal bahan +

237 216 267 246 237

Bahan yang harus dibeli 2.349 2.211 2.649 2.464 9.673 Harga per unit x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 Biaya pembelian 4.698 4.422 5.298 4.928 19.346 Jadwal Perkiraan Pengeluaran Kas Hutang usaha 31/ 12/ 19A 2.200 2.200 Pembelian kuartal pertama (4.689) 2.349 2.349** 4.698 Pembelian kuartal kedua (4.422) 2.211 2.211 4.422 Pembelian kuartal ketiga (5.298) 2.649 2.649 5.298 Pembelian kuartal keempat (4.928) 2.464 2.464 Total pengeluaran 4.549 4.560 4.860 5.113 19.082 * 10 persen dari unit yang dibutuhkan untuk produksi kuartal berikutnya. # Estimasi + sama dengan persediaan akhir kuartal sebelumnya ** 50 persen dari pembelian satu kuartal dibayarkan dalam pembelian kuartal tersebut; sisanya dibayarkan di kuartal berikutnya.

Page 30: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

30

EOQ (Economic Order Quantity)

Page 31: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

31

EOQ (Economic Order Quantity)

Page 32: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

32

Page 33: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

33

Anggaran Tenaga Kerja Langsung

Persyaratan produksi seperti yang telah ditetapkan dalam anggaran produksi juga merupakan titik awal untuk menyusun anggaran tenaga kerja langsung. Untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja langsung, volume produksi yang diharapkan setiap periode dikalikan dengan jumlah jam tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk memproduksi satu unit. Jumlah jam tenaga kerja langsung yang digunakan untuk memenuhi persyaratan produksi kemudian dikalikan dengan biaya tenaga kerja langsung per jam untuk mendapatkan total biaya tenaga kerja langsung yang dianggarkan.

Page 34: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

34

Contoh Anggaran Tenaga Kerja Langsung

Danindy’s Corp

Anggaran Tenaga Kerja Langsung (Contoh 4)

kuartal

1 2 3 4 Total

Unit yang harus diproduksi

(contoh 2)

790 720 890 820 3.220

J am tenaga kerja langsung per

unit

x5 x5 x5 x5 x5

Total jam 3.950 3.600 4.450 4.100 16.100

Biaya tenaga kerja langsung per

jam

x5 x5 x5 x5 x5

Total biaya tenaga kerja langsung 19.750 18.000 22.250 20.500 80.500

ASUMSI:

1. J ml J am tenaga kerja langsung (J TKL) per unit adalah 5 jam.

2. Biaya tenaga kerja langsung (BTKL) per jam adalah Rp 5 / jam

Page 35: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

35

Anggaran Pabrik Overhead

Anggaran overhead pabrik harus menyediakan jadwal tentang semua biaya manufaktur selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Dengan menggunakan pendekatan kontribusi untuk membuat anggaran, kita memerlukan pengembangan tarif overhead yang telah ditentukan terlebih dulu untuk bagian variabel dari overhead pabrik. Dalam mengembangkan anggaran kas, kita harus ingat bahwa penyusutan tidak termasuk pengeluaran (Outlay) kas dan karenanya harus dikurangi dari total overhead pabrik dalam menghitung pengeluaran kas untuk overhead pabrik.

Page 36: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

36

Contoh Penyusunan Anggaran Overhead

Untuk mengilustrasikan anggaran overhead pabrik, diasumsikan bahwa:Total overhead pabrik yang dianggarkan = 6.000 tetap (per kuartal), ditambah 2 per jam tenaga kerja langsung.Biaya penyusutan sebesar 3.250 per kuartalSemua biaya overhead yang melibatkan pengeluaran (outlay) kas dibayarkan dalam kuartal tersebut.

Danindy’s Corp

Anggaran Overhead Pabrik (Contoh 5)

Kuartal

1 2 3 4 Total

J am TKL (contoh 4) 3.950 3.600 4.450 4.100 16.100

Tarif overhead variabel x2 x2 x2 x2 x2

Overhead variabel yg dianggarkan 7.900 7.200 8.900 8.200 32.200

Overhead tetap yang dianggarkan 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000

Total overhead yang dianggarkan 13.900 13.200 14.900 14.200 56.200

Dikurangi: depresiasi/ penyusutan 3.250 3.250 3.250 3.250 3.250

Pengeluaran kas untuk overhead 10.650 9.950 11.650 10.950 43.200

Page 37: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

37

Alokasi Biaya

PT Urfia memproduksi 3 produk bersama dalam proses produksi secara simultan dengan joint cost Rp80.000.000,- . Ketiga produk ini langsung dijual tanpa diposes lebih lanjut. Data produksi ketiga produk sebagai berikut:

Produk Kuantitas Harga jual per unit (Rp)

A 80.000 600 B 70.000 500 C 50.000 700 200.000

1. Alokasi joint cost dengan metode harga pasar:

Produk Kuantitas Harga pasar % harga pasar

Alokasi joint cost

Harga pokok/u

A 80.000 48.000.000 40,678 32.542.400 406,78 B 70.000 35.000.000 29,661 23.728.800 338,98 C 50.000 35.000.000 29,661 23.728.800 474,58

200.000 118.000.000 100 80.000.000 2. Alokasi joint cost dengan metode unit fisik:

Produk Unit % unit fisik Alokasi joint cost

Harga pokok per unit

A 80.000 40 32.000.000 400 B 70.000 35 28.000.000 400 C 50.000 25 20.000.000 400

200.000 100 80.000.000

Page 38: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

38

Activiy Based Costing/Budgeting

Proses penyusunan anggaran yang mengacu pada continuous improvement atas customer valueBedanya dengan yang tradisional, pada ABB digunakan multi cost driver, level unit dan non unitManfaatnya membantu manajemen dalam activity management (pengelolaan aktivitas)Tujuan activity management (1)meningkatkan efektivitas value added activities (2) mengeliminasi atau mereduksi non value added activities

Page 39: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

39

•Two possible measurement systems are actual costing and normal costing.

Measurement SystemsMeasurement Systems

Actual costing assigns the actual costs of direct materials, direct labor, and overhead to products.

Normal costing assigns the actual costs of direct materials and direct labor to products; however, overhead cots are assigned to products using predetermined rates.

ACTIVITY BASED COSTING

Page 40: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

Measurement SystemsMeasurement Systems

A predetermined overhead rate is a rate based on estimated data.

A predetermined overhead rate is a rate based on estimated data.

Budgeted (estimated) costEstimated activity usage

ACTIVITY BASED COSTING

Page 41: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

Examples of Unit-Level DriversExamples of Unit-Level Drivers

Units produced

Direct labor hours

Direct labor dollars

Machine-hours

Direct material dollars

ACTIVITY BASED COSTING

Page 42: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

42

Units (of driver)

Time

Theoretical

Practical

Normal

Expected actual

ACTIVITY BASED COSTING

Page 43: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

Functional-Based Costing: Plantwide RateFunctional-Based Costing: Plantwide Rate

Overhead Costs

Assign Costs

Plantwide Pool

Assign Costs

Products

Direct Tracing

Stage One: Pool Formation

Unit-Level Driver

Stage Two: Costs Assigned

Page 44: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

44

Belring, Inc.• Belring, Inc. produces two telephones: a

cordless and a regular model. The company has the following actual and budgeted data:

• .

Budgeted overhead $360,000Expected activity (DLH) 100,000Actual activity (DLH) 100,000Actual overhead $380,000

Page 45: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

45

•Predetermined Overhead Rate =•

Belring, Inc.

Budgeted (estimated) costEstimated activity usage

Predetermined Overhead Rate =

$360,000

100,000 DLHPredetermined Overhead Rate = $3.60 per DLH

ACTIVITY BASED COSTING

Page 46: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

The total overhead assigned to actual production is called applied overhead.

The total overhead assigned to actual production is called applied overhead.

Applied overhead =

Overhead rate x Actual activity output

ACTIVITY BASED COSTING

Page 47: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

Belring, Inc.Applied overhead = Overhead rate x Actual activity output

= $3.60 x 100,000 DLH

= $360,000

ACTIVITY BASED COSTING

Page 48: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

48

• Cordless Regular

• Prime costs $ 78,000 $ 738,000

• Overhead costs:

• $3.60 x 10,000 36,000 ---

• $3.60 x 90,000 --- 324,000

• Total manufacturing costs $114,000 $1,062,000

• Units produced 10,000 100,000

• Unit cost $ 11.40 $ 10.62

Belring, Inc.Per-Unit Cost

ACTIVITY BASED COSTING

Page 49: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

49

Overhead Costs

Assign Costs

Assign Costs Assign Costs

Products Products

Stage One: Pool Formation

Unit-Level Drivers

Stage Two: CostsAssigned

Functional-Based Costing Department RatesFunctional-Based Costing Department Rates

Department A Pool Department B Pool

AllocationDirect Tracing

Driver Tracing

Page 50: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

50

• Budgeted overhead $252,000$108,000

Departmental DataDepartmental Data

Belring, Inc.Fabrication Assembly

Expected and actual usage (dlh):Cordless 7,000 3,000Regular 13,000 77,000

20,000 80,000

Expected and actual usage (mh.):Cordless 4,000 1,000Regular 36,000 9,000

40,000 10,000

ACTIVITY BASED COSTING

Page 51: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

Belring, Inc.Applied overhead = ($6.30 x actual mh) + ($1.35 x actual dlh)

= ($6.30 x 40,000) + ($1.35 x 80,000)

= $360,000

= $252,000 + $108,000

ACTIVITY BASED COSTING

Page 52: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

Belring, Inc.Per-Unit Cost: Departmental RatesPer-Unit Cost: Departmental Rates

Cordless Regular Prime costs $ 78,000 $ 738,000

Overhead costs: ($6.30 x 4,000) + ($1.35 x 3,000) 29,250---

($6.30 x 36,000) + (1.35 x 77,000) --- 330,750

Total manufacturing costs $107,250 $1,068,750

Units produced 10,000 100,000

Unit cost $ 10.73 $ 10.69

ACTIVITY BASED COSTING

Page 53: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

Symptoms of an Outdated Functional Cost SystemSymptoms of an Outdated Functional Cost System

1. The outcome of bids is difficult to explain.

2. Competitors’ prices appear unrealistically low.

3. Products that are difficult to produce show high profits.

4. Operational managers want to drop products that appear profitable.

5. Profit margins are difficult to explain.

ContinuedContinued

ACTIVITY BASED COSTING

Page 54: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

Symptoms of an Outdated Functional Cost SystemSymptoms of an Outdated Functional Cost System

6. The company has a highly profitable niche all to itself.

7. Customers do not complain about price increases.8. The accounting department spends a lot of time

supplying cost data for special projects.9. Some departments are using their own

accounting system.10. Product costs change because of changes in

financial reporting regulations.

Page 55: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

Non-unit activity drivers are factors that measure the consumption of non-unit activities by products and other cost objects.

Non-unit activity drivers are factors that measure the consumption of non-unit activities by products and other cost objects.

ACTIVITY BASED COSTING

Page 56: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

Product diversity means that the products consume overhead activities in systematically different proportions.

Product diversity means that the products consume overhead activities in systematically different proportions.

ACTIVITY BASED COSTING

Page 57: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

57

• Units produced per year 10,000 100,000 110,000• Prime costs $78,000 $738,000 $816,000• Direct labor hours 10,000 90,000 100,000• Machine hours 5,000 45,000 50,000• Production runs 20 10 30• Number of moves 60 30 90

Belring, Inc.

Activity Usage MeasuresActivity Usage Measures

Product-Costing DataProduct-Costing DataCordless Regular Total

ACTIVITY BASED COSTING

Page 58: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

58

• Activity Activity Cost•

Belring, Inc.

Setups $120,000

Material handling 60,000

Machining 100,000

Testing 80,000

Total $360,000

Overhead Activities

Product-Costing DataProduct-Costing Data

ACTIVITY BASED COSTING

Page 59: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

Belring, Inc.Product Diversity: Consumption RatiosProduct Diversity: Consumption Ratios

Setups 0.67 0.33 Production runsMaterial handling 0.67 0.33 Number of movesMachining 0.10 0.90 Machine hoursTesting 0.10 0.90 Direct labor hours

Overhead Cordless Regular Activity

Activity Phone Phone Driver

a a

b b

c c

d d

20/30 (cordless) and 10/30 (regular)a

ACTIVITY BASED COSTING

Page 60: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

Belring, Inc.Product Diversity: Consumption RatiosProduct Diversity: Consumption Ratios

Setups 0.67 0.33 Production runsMaterial handling 0.67 0.33 Number of movesMachining 0.10 0.90 Machine hoursTesting 0.10 0.90 Direct labor hours

Overhead Cordless Regular Activity

Activity Phone Phone Driver

a a

b b

c c

d d

60/90 (cordless) and 30/90 (regular)b

ACTIVITY BASED COSTING

Page 61: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

Belring, Inc.Product Diversity: Consumption RatiosProduct Diversity: Consumption Ratios

Setups 0.67 0.33 Production runsMaterial handling 0.67 0.33 Number of movesMachining 0.10 0.90 Machine hoursTesting 0.10 0.90 Direct labor hours

Overhead Cordless Regular Activity

Activity Phone Phone Driver

a a

b b

c c

d d

5,000/50,000 (cordless) and 45,000/50,000 (regular)c

ACTIVITY BASED COSTING

Page 62: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

Belring, Inc.Product Diversity: Consumption RatiosProduct Diversity: Consumption Ratios

Setups 0.67 0.33 Production runsMaterial handling 0.67 0.33 Number of movesMachining 0.10 0.90 Machine hoursTesting 0.10 0.90 Direct labor hours

Overhead Cordless Regular Activity

Activity Phone Phone Driver

a a

b b

c c

d d

10,000/100,000 (cordless) and 90,000/100,000 (regular)d

ACTIVITY BASED COSTING

Page 63: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

63

• Setup rate: $120,000/30 =$4,000 per run• Material-handling

rate: $60,000/90 = $666.67 per move• Machining rate: $100,000/50,000 = $2 per MH

• Testing rate: $80,000/100,000 = $0.80 per DLH

Belring, Inc.Activity RatesActivity Rates

ACTIVITY BASED COSTING

Page 64: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

64

• CordlessRegular

• Prime costs $ 78,000 $ 738,000• Overhead costs:• Setups 80,000 40,000• Material handling 40,000 20,000• Machining 10,000 90,000• Testing 8,000 72,000• Total manufacturing costs $216,000 $ 960,000• Units produced 10,000 100,000• Unit cost (total costs/units) $ 21.60 $ 9.60

Belring, Inc.Activity RatesActivity Rates

$4,000x20

$4,000x10

$667x60

$667x30

$2x5,000

$2x45,000

$0.80x10,000

$0.80x90,000

ACTIVITY BASED COSTING

Page 65: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

65

• Plantwide rate $11.40 $10.62• Departmental rate 10.73 10.69• Activity rate 21.60 9.60

Comparison of Unit CostsComparison of Unit Costs

Cordless Regular

Belring, Inc.

ACTIVITY BASED COSTING

Page 66: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

ABC: Two-Stage Assignment

Cost of Resources

Assign Costs

Activities

Assign Costs

Products

Driver Tracing

Driver Tracing

Driver Tracing

ACTIVITY BASED COSTING

Page 67: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

A primary activity is one that is consumed by a product or customer.

A primary activity is one that is consumed by a product or customer.

A secondary activity is one that is consumed by other primary and secondary activities.

A secondary activity is one that is consumed by other primary and secondary activities.

ACTIVITY BASED COSTING

Page 68: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

Resource drivers are factors that measure the consumption of resources by activities.

Resource drivers are factors that measure the consumption of resources by activities.

ACTIVITY BASED COSTING

Page 69: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

69

•Unit-level activities are those that are performed each time a unit is produced.

– Examples: Power and machine hours are used each time a unit is produced. Direct materials and direct labor activities are also unit-level activities, even though they are not overhead costs.

Classification of ActivitiesClassification of Activities

ACTIVITY BASED COSTING

Page 70: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

70

•Batch-level activities are those that are performed each time a batch of products is produced.

– Examples: Setups, inspections, production scheduling, and material handling.

Classification of ActivitiesClassification of Activities

ACTIVITY BASED COSTING

Page 71: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

71

•Product-level (sustaining) activities are those that are performed as needed to support the various products produced by a company. These activities consume inputs that develop products or allow products to be produced and sold.

–Examples: Engineering changes, process engineering, and expediting.

Classification of ActivitiesClassification of Activities

ACTIVITY BASED COSTING

Page 72: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

72

•Facility-level activities are those that sustain a factory's general manufacturing processes. • Examples: Plant management, landscaping, maintenance, security, property taxes, and plant depreciation.

Classification of ActivitiesClassification of Activities

ACTIVITY BASED COSTING

Page 73: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

DriverFilter

DriverFilter

DriverFilter

Unit Level Batch Level Product Level Facility Level

A 1 A A A A2 3 4 5

Set 1 Set 2 Set 3 Set 4 Set 5 Set 6 Set 7

Activity Level Filter

ACTIVITY BASED COSTING

Page 74: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

Customer Costing versus Product Costing

ACTIVITY BASED COSTING

Page 75: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

Large Customer Ten Smaller Customers (50% of sales) (50% of sales)

Units purchased 500,000 500,000Orders placed 2 200Number of sales calls 10 210Manufacturing cost $3,000,000 $3,000,000Order-filling costs

allocated $202,000 $202,000Sales-force costs

allocated $110,000 $110,000

ExampleExampleACTIVITY BASED COSTING

Page 76: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

The purchasing manager uses two suppliers, Murray Inc. and Plata Associates, as the source of two machine parts: Part A1 and Part B2.

ExampleExample

Activity Costs

Repairing products $800,000

Expending products 200,000

ACTIVITY BASED COSTING

Page 77: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

ExampleExampleMurray Inc. Plata Associates

Part A 1 Part B2 Part A 1 Part B2

Unit purchase price $20 $52 $24 $56Units purchased 80,000 40,000 10,000 10,000Failed units 1,600 380 10 10Late shipments 60 40 0 0

Repair rate = $800,000 ÷ 2,000 = $400 per failed partExpediting rate = $200,000 ÷ 100 = $2,000 per late

delivery60 + 40

(1,600 + 380 + 10 + 10)

ACTIVITY BASED COSTING

Page 78: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

ExampleExampleMurray Inc. Plata Associates

Part A 1 Part B2 Part A 1 Part B2

Purchase cost $1,600,000 $2,080,000 $240,000 $560,000Repairing products 640,000 152,000 4,000 4,000Expediting products 120,000 80,000Total costs $2,360,000 $2,312,000 $244,000 $564,000

Units ÷ 80,000 ÷ 40,000 ÷ 10,000 ÷ 10,000

Total unit cost $ 29.50 $ 57.80 $ 24.40 $ 56.40

ACTIVITY BASED COSTING

Page 79: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

79

ADA PERTANYAAN?

Page 80: MANAJEMEN KEUANGAN  PROYEK PENGADAAN Pelatihan

80

TERIMAKASIH !