32
Oleh: Suharto, SPd., MN Disampaikan pada kuliah kelas DIV Cepu

Manajemen Klien Dengan Tumor Saluran Cerna

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tumor saluran cerna

Citation preview

Oleh:Suharto, SPd., MN

Disampaikan pada kuliah kelas DIV Cepu

Tumor pada:

Oral cavityEsophagusGasterHeparPankreasKolon/rektum

Kanker merupakan salah satu penyakit yang paling mengancam dalam dunia kesehatan. WHO dalam siaran persnya 3 April 2003 menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia adalah kanker paru, kanker payudara, kanker usus besar (colorectal), kanker lambung dan kanker hepar. Pada bulan Nopember 2004 dilaporkan bahwa kanker hepar merupakan kanker dengan pertumbuhan tercepat diantara jenis kanker yang lain di Amerika Serikat (Kerr, 2004). Insidensi kanker hepar di Asia Selatan, Asia Tenggara, China, dan daerah Sub Sahara sendiri lebih tinggi dibandingkan kasus kanker hepar negara industri seperti Amerika

Penyebab kanker hepar secara umum adalah infeksi virus hepatitis B dan C, cemaran aflatoksin B1, sirosis hati, infeksi parasit, alkohol serta faktor keturunan (Fong, 2002).

Infeksi virus hepatitis B dan C merupakan penyebab kanker hepar yang utama didunia, terutama pasien dengan antigenemia dan juga mempunyai penyakit kronik hepatitis.

Pasien laki-laki dengan umur lebih dari 50 tahun yang menderita penyakit hepatitis B dan C mempunyai kemungkinan besar terkena kanker hepar (Tsukuma dkk., 1993; Mor dkk., 1998).

Gejala kanker hepar pada awalnya tanpa keluhan atau hanya sedikit keluhan seperti lesu, nafsu makan berkurang dan penurunan berat badan. Kanker hepar dapat diketahui dengan diagnosa menggunakan radiologi, biopsi hepar, dan serologi (Bruix dan Sherman, 2005).

a.    Hepatitis kronis dapat menyebabkan perubahan sel kanker yang berhubungan dengan tipe kanker hati yang paling umum yaitu hematoma. Biasanya disebabkan oleh hepatitis B dan karsinogen (zat kimia yang menginduksi kanker) seperti aflatoksin.

b.    Sirosis hati, yang biasa disebabkan oleh alkohol, hemochromatosis, defisiensi Alpha 1-antitrypsin.

c.Miscellaneous irritant seperti polivinil klorida, thorotrast, dan radiasi.

StadiumStadium(a) stadium 1, kanker berukuran tidak lebih dari 2

cm dan belum menyebar. Stadium ini pasien kanker hepar dapat beraktivitas dan hidup secara normal,

(b) stadium 2, kanker mempengaruhi pembuluh darah di hepar atau terdapat lebih dari satu tumor di hepar,

(c) stadium 3A, kanker berukuran lebih dari 5 cm dan telah menyebar ke pembuluh darah di dekat hepar,

(d) stadium 3B, kanker telah menyebar ke organ terdekat seperti lambung namun belum mencapai limfonodus,

(e) stadium 3C, kanker berada dalam berbagai ukuran dan telah mencapai limfonodus,

(f) stadium 4, kanker telah menyebar ke organ yang jauh dari hepar misal paru-paru. Saat stadium ini pasien kanker hepar sudah tidak dapat beraktivitas lagi

Pengobatan yang telah dilakukan sampai saat ini adalah dengan kemoterapi dengan obat sitostatik seperti 5-Fluorourasil secara intra arterial, embolisasi, radioimunoterapi dan pembedahan.

Pasien yang tidak menjalani terapi biasanya meninggal dalam jangka 3-4 bulan, sedangkan pasien yang diterapi mungkin dapat hidup 6-18 bulan jika terapi berjalan dengan baik.

Salah satu cara yang efektif untuk menurunkan kekerapan kanker hepar adalah dengan imunisasi Hepatitis B. Negara yang program imunisasi Hepatitis B berjalan baik terbukti kekerapan kanker hepar menurun dengan nyata

Asuhan Keperawatan

PENGKAJIAN Gejala klinika.    Fase dini : Asimtomatik b.    Fase lanjut : Tidak dikenal simtom yang

patognomonik.Keluhan berupa nyeri abdomen, kelemahan dan penurunan berat badan, anoreksia, rasa penuh setelah makan terkadang disertai muntah dan mual. Bila ada metastasis ke tulang penderita mengeluh nyeri tulang.

a.    Ascitesb.    Ikterusc.     Hipoalbuminemiad.    Splenomegali, Spider nevi, Eritoma

palmaris, Edema.

a.    Gangguan metabolism b.    Perdarahan c.     Asites d.    Edema e.    Hipoproteinemia f.     Jaundice/icterus g.    Komplikasi endokrin h.    Aktivitas terganggu akibat

pengobatan

1. Tidak seimbangan nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual, gangguan absorbsi, metabolisme vitamin di hati.

Tujuan a. Mendemontrasikan BB stabil, penambahan

BB progresif kearah tujuan dgn normalisasi nilai laboratorium dan batas tanda-tanda malnutrisi

b. Penanggulangan pemahaman pengaruh individual pd masukan adekuat .

a. Pantau masukan makanan setiap hari, beri pasein buku harian tentang makanan sesuai indikasi

b. Dorong pasien utk makan deit tinggi kalori kaya protein dg masukan cairan adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makanan sering / lebih sedikit yg dibagi bagi selama sehari.

c. Berikan antiemetic pada jadwal regular sebelum/ selama dan setelah pemberian agen antineoplastik yang sesuai

Tujuan a. Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan sesuai indikasi nyeri.

b. Melaporkan penghilangan nyeri maksimal / kontrol dengan pengaruh minimal pada AKS

a. Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi , frekwensi, durasi dan intensitas ( 0-10 ) dan tindakan penghilang rasa nyeri misalkan berikan posisi yang duduk tengkurap dengan dialas bantal pada daerah antara perut dan dada.

b. Berikan tindakan kenyamanan dasar misalnya reposisi, gosok punggung.

c. Kaji tingkat nyeri / kontrol nilai

 Tujuan Dapat melakukan aktivitas sesuai

kemampuan tubuh.

a. dorong pasein untuk melakukan apa saja bila mungkin, misalnya mandi, bangun dari kursi/ tempat tidur, berjalan. Tingkatkan aktivitas sesuai kemampuan.

b. pantau respon fisiologi terhadap aktivitas misalnya; perubahan pada TD/ frekuensi jantung / pernapasan.

c. beri oksigen sesuai indikasi

DP 4. DP 4. Resiko terjadinya gangguan Resiko terjadinya gangguan integritas integritas kulit berhubungan dengan kulit berhubungan dengan pruritus,pruritus, e edema dan asitesdema dan asitesTujuana.  Mengedentifikasi fiksi intervensi yang tepat untuk kondisi kusus.

b.  Berpartisipasi dalam tehnik untuk mencegah komplikasi / meningkatkan penyembuhan

a. Kaji kulit terhadap efek samping terapi kanker. Perhatikan kerusakan atau perlambatan penyembuhan .

b. Mandikan dengan air hangat dan sabun c. Dorong pasien untuk menghindari

menggaruk dan menepuk kulit yang kering dari pada menggaruk.

d. Balikkan / ubah posisi dengan sering e. Anjurkan pasien untuk menghindari

krim kulit apapun ,salep dan bedak kecuali seijin dokter