29
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa, karena berkat limpahan ranmat dan hidayah- Nya kepada kami semua. Makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya yang diharapkan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Strategy Cost Management Dalam penulisan makalah ini pembuat menyadari masih banyak kesalahan yang perlu di perbaiki besama, untuk itu kritik dan sarannya perlu untuk disampaikan kepada kami. Agar penulisan makalah selanjutnya akan lebih baik dan sekaligus sebagai upaya perbaikan dan penyempurnaan dimasa yang akan datang. akhirnya kurang dan lebihnya kami ucapkan banyak terima kasih, penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri lebih-lebih kepada seluruh pembaca pada umumnya. Bandung, Mei 2015 Penulis

Manajemen Operasi

  • Upload
    silvia

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Akuntansi Manajemen

Citation preview

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa, karena berkat limpahan ranmat dan hidayah-Nya kepada kami semua. Makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya yang diharapkan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Strategy Cost ManagementDalam penulisan makalah ini pembuat menyadari masih banyak kesalahan yang perlu di perbaiki besama, untuk itu kritik dan sarannya perlu untuk disampaikan kepada kami. Agar penulisan makalah selanjutnya akan lebih baik dan sekaligus sebagai upaya perbaikan dan penyempurnaan dimasa yang akan datang. akhirnya kurang dan lebihnya kami ucapkan banyak terima kasih, penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri lebih-lebih kepada seluruh pembaca pada umumnya.

Bandung, Mei 2015

Penulis

DAFTAR ISIKata pengantar.......................................................................................................... I

Daftar isi.................................................................................................................... IIBAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.2 Rumusan masalah.....................................................................................1

1.3 Tujuan.......................................................................................................1BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Produksi Atau operasi...........................2

2.2 Sistem Produksi/Operasi...2

2.3 Penentuan Lokasi Perusahaan ..............................3

2.4 Pengaturan Proses Produksi Atau Operasi4

2.5 Pengelolaan Dalam Kegiatan Operasi..8

2.6 Pengawasan Kegiatan Produksi...92.7 Pengendalian Manajemen atas Kegiatan Operasi....10BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan..............................................................................................12

3.2. Saran.........................................................................................................12DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Seperti di ketahui manajemen pada dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu maka manajemen produksi atau operasi merupakan proses pengambilan keputusan didalam usaha untuk menghasilkan barang atau jasa sehingga tepat sasaran yang berupa tepat waktu, tepat mutu, tepat jumlah dengan biaya yang efisien, oleh karena itu manajemen produksi atau operasi mengkaji pengambilan keputusan dalam fungsi produksi, atau operasi.Melalui kegiatan produksi atau operasi segala sumber daya masukkan perusahaan diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah. Produk yang dihasilkan dapat berupa barang jadi, barang setengah jadi dan jasa. Oleh karena itu, kegiatan produksi atau operasi menjadi salah satu fungsi utama perusahaan.Dalam penyusunan makalah ini penulis memiliiki maksud dan tujuan. Adapun maksud penulis adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bisnis. Sedangkan tujuannya, penulis berharap agar makalah ini bisa memberikan sedikit ilmu pengetahuan mengenai Manajemen Produksi atau Operasi kepada para pembaca.1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengertian Manajemen Operasi?

2. Bagaimana Sistem Produksi/Operasi?

3. Bagaimana penentuan lokasi perusahaan/produksi?

4. Bagaimana pengaturan proses produksi/operasi?

5. Bagaimana rancangan pabrik dan sistem produksi?

6. Bagaimana perencanaan produksi dan penentuan standar?

7. Bagaimana pengelolaan dalam kegiatan operasi?

8. Bagaimana pengawasan kegiatan produksi?1.3 TUJUAN

1. Mengetahui pengertian Manajemen Operasi

2. Mengetahui Sistem Produksi/Operasi

3. Mengetahui penentuan lokasi perusahaan/produksi

4. Mengetahui pengaturan proses produksi/operasi

5. Mengetahui perencanaan produksi dan penentuan standar

6. Mengetahui pengelolaan dalam kegiatan operasi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MANAJEMEN PRODUKSI ATAU OPERASI

Manajemen Produksi adalah salah satu cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.Manajemen operasi adalah suatu proses yang berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi manajemen dan untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan.Unsur Manajemen terdiri dari ;

1. Tahap Perencanaan, meliputi ; Penentuan strategi operasi; penentuan lokasi pabrik; Riset dan pengembangan produk; penentuan jumlah produk; penentuan luas dan pola produksi;penyusunan layout & job design; serta penentuan standar kerja.

2. Tahap Pelaksanaan, meliputi ; pengaturan bahan baku; pengturan proses produksi; pemeliharaan dan penggantian fasilitas; perbaikan lingkungan kerja; dan perbaikan kesejahteraan pekerja.

3. Tahap Pengawasan, meliputi ; pengawasan kuantitas ; pengawasan kualitas; dan pengawasan biaya produksi dan operasi.

Dalam perencanaan, manajer operasi menentukan tujuan subsistem operasi dari organisasi dan mengembangkan program, kebijakan dan prosedur penentuan peranan dan focus dari operasi termasuk perencanaan produk, perencanaan fasilitas dan perencanaan penggunaan sumber daya produksi.Dengan demikian, Manajemen Produksi atau Operasi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.2.2 SISTEM PRODUKSI/OPERASI

Sistem operasi merupakan sistem yang mengacu pada sistem transformasi yang menghasilkan barang dan jasa. Gambaran sistem ini tidak hanya menjadi pijakan untuk definisi jasa dan manufaktur sebagai sistem transformasi, tetapi juga dasar yang kuat untuk rancangan dan analisis operasi.Dalam sistem operasi, yang menjadi masukan adalah energi, material, tenaga kerja, modal dan informasi. Sedangkan sistem operasi yang disandarkan pada kendali syariat akan memastikan berjalannya proses transformasi yang amanah, disamping jaminan halal atas segala masukan yang digunakan serta semua keluaran yang dihasilkan.Lingkungan eksternal mempengaruhi ketiga subsistem manajemen operasi. Sebagai contoh, lingkungan eksternal menyediakan tenaga kerja, bahan mentah yang menjadi input. Perubahan teknologi dapat mengubah proses transformasi. Produk yang dihasilkan oleh organisasi dilempar kelingkungan eksternal, tetapi lingkungan eksternal juga mempengaruhi output yang dihasilkan. Sebagai contoh, perubahan preferensi konsumen akan mengubah produk yang dihasilkan organisasi menjadi produk yang lebih sesuai dengan preferensi konsumen tersebut. Alat dan metode dapat mempengaruhi dan membantu proses transformasi.2.3 PENENTUAN LOKASI PERUSAHAAN

Terdapat 2 kriteria dalam menentukan lokasi produksi:

1. Kriteria subyektif, keputusan lokasi produksi berdasarkan pertimbangan subyektif pemilik perusahaan dimana keputusan subyektif ini akan sangat membantu tercapainya keberhasilan dalam bisnis sekiranya keputusan subyektif ini didukung oleh berbagai faktor yang memperkuat keputusan subjektif.2. Kriteria obyektif, mempertimbangkan berbagai faktor yang akan mendukung tercapainya keberhasilan. Seperti regulasi pemerintah seputar bisnis yang dijalankan, budaya masyarakat, akses terhadap pasar dan pemasok, tingkat persaingan, akses transportasi dan lain-lain.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Lokasi Kerja:

1) Biaya ruang kerja

Biaya untuk membeli ruang kerja dapat berbeda dari satu lokasi ke lokasi lain tergantung dari letak tanah.

2) Ketersediaan dan biaya tenaga kerja

Perusahaa dapat memilih lokasi dimana terdapat banyak tenaga kerja dengan keahlian khusus yang diperlukan. Biaya tenaga kerja sangat bervariasi tergantung dari lokasi perusahaan.

3) Insentif pajak

Insentif pajak diberikan untuk menambah lapangan kerja dan memperbaiki kondisi ekonomi di daerah-daerah yang menawarkan kridit pajak.

4) Sumber permintaan

Biaya trasportasi dan jasa produk dapat dikurangi dengan memproduksi di lokasi yang dekat sumber permintaan dari konsumen.

5) Akses trasportasi

Perusahaan lebih memilih lokasi dekat sumber utama transportasi agar para konsumen lebih mudah mengakses perusahaan.

Dalam menentukan lokasi bisnis manufaktur dan jasa ada beberapa cara antara lain :a. Lokasi bisnis Manufaktur (penghasil barang)Model-model penghitungannya :

Dengan penghitungan biaya angkut dan jarak yang paling rendah

Contoh: perusahaan konveksi, lebih memilih lokasi didaerah kudus yang dekat dengan pasar kliwon, untuk memasarkan produknya, bahan bakunya pun didaerah kudus banyak tersedia.

Metode perbandingan biaya operasi

Memilih beberapa alternatif lokasi, kemudian diperbandingkan dan dipilih alternatif lokasi dengan biaya operasi paling rendah.

Dengan pendekatan kualitatif

Contoh: pabrik semen dan minyak, memilih lokasi yang dekat dengan bahan baku.b. Lokasi bisnis jasa

Bisnis jasa lebih diprioritaskan yang lokasinya setrategis, karena tidak ada biaya angkut. Namun bisnis jasa yang mendatangi konsumen seperti jasa sedot WC, tidak perlu strategis yang terpenting adalah sarana komunikasinya kepada konsumen, cukup dengan menempel nomor telepon.2.4 PENGATURAN PROSES PRODUKSI ATAU OPERASI

Keputusan mengenai proses produksi menjadi keputusan yang penting dalam melakukan desain sistem produksi. Proses produksi diatur sesuai dengan keinginan dan keadaan prusahaan,dengan memilih dari berbagai alternatif proses produksi sebagai berikut:

A. Secara umum,terdapat dua jenis proses produksi :

Pertama,sistem Produksi Intermiten

Sistem prosuksi dimana pengelolaan kegiatan produksi bersifat tidak terus menerus, berkelanjutan dan menggunakan pola mulai selesai. Artinya,kepastian mengenai kapan memulai proses produksi dan kapan menyelesaikan proses produksi jelas.Terdapaat dua jenis pola produksi yang menggunakan sistem intermiten :

a. Produksi massal ( mass production)

Umumnya berlaku pada prusahaan manufaktur. Dilakukan melalui standar produksi tertentu, prosedur tertentu dan jumlah unit produk tertentu yang secara rutin diproduksi.

b. Pilihan masal (mass customization)

Bahwa produk yang dihasilkan oleh prusshaan memberikasn keleluasaan kepada konsumen untuk memilih sesuai selera dan daya beli masing-masing. Perusahaan memproduksi variasi produk yang lebih banyak,seperti HP,Komputer.

Kedua,sistem proses produksi yang terus menerus (continous production system)

Sistem produksi dimana pengelolaan kegiatan produksi bersifat terus menerus dan untuk jangka waktu yang relatif panjang kemudian disimpan dalam gudang, disalurkan ke penyalur dan dijual kepada konsumen. Contoh perusahaan manufaktur seperti perusahaan kimia, minyak bumi dan tambang, sedangkan perusahaan jasa seperti ttransportasi transportasi yang terus menerus memberatkan penumpang dari terminal.B. Proses produksi Pelayanan

1. Produksi yang standar

Proses produksi yang didasarkan pada standar perusahaan. Standar tersebut di desain dari informasi konsumen. Konsemen membeli sebagaimana barang yang distandardisasikan tersebut.

2. Produksi menurut pesananProses produksi dilakukan untuk membuat barang sebagaimana yang dipesan oleh konsemen. Jadi bentuknya tidak distandardisasikan tetapi sangat bervariasi.

C. Sifat dan Teknis Produksi

Teknik produksi pada perusahaan manufaktur ada beberapa jenis yaitu

a) Proses Ekstraktif merupakan proses produksi yang haanya mengambil dari alam dan sudah terjadi produksi akhir, misalnya emas, batu bara, dan sebagainya.

b) Proses Analitis merupakan kegiatan produksi yang memisah misahkan bahan alam menjadi produk akhir, misalnya minyak, semen dan sebagainya.c) Proses sintetis merupakan kegiatan produksi dengan mencampur bahan-bahan kemudian diolah menjadi produk akhir, misalnya makanan, minuman, dan obat-obatan.d) Proses Pengubahan yaitu kegiatan produksi dengan mengubah bahan baku menjadi produk akhir, misalnya elektronik.2.5 PENGELOLAAN DALAM KEGIATAN OPERASI

a. Pengaturan Bahan BakuPengatuaran bahan baku dilakaukan dalam mengefesienkan biaya pemasaran dan penyimpanan yang akan dikeluarkan dalam satu periode dengan penerapan metode EOQ (Economic Order Quantity) jika asumsinya dapat dipenuhi. Sedangkan untuk efesiensi biaya penyimpanan ekstra (Ekstra Carrying Cost) dan penganti bahan baku (Stoc Out Cost) dipergunakan metode ROP (Re Order Point).Metode EOQ dan ROP memiliki asumsi yang sama yaitu : bahan baku selalau tersedia pada leveransir; pola produksi yang stabil dalam perusahaan; tarif biaya pesan dan simpan selalu tepat dalam satu periode; bahan baku yang dibeli tidak rusak akibat disimpan; perusahaan memiliki gedang.

Juga bisa menggunakan metode JIT (just in time) yaitu metode pengelolaan bahan baku tanpa harus memiliki gudang penyimpanan,karena bahan baku yang dibeli dari pemasok langsung diproduksi.jika bahan baku akan habis,levelansir selalu menyediakan dan menghantarkan sampai lokasi tempat produksi.dalam metode ini,levalinsir tidak boleh terlambat,sebab akan mengganggu proses produksi.

b. Keputusan Operasi

Pengambilan keputusan merupakan tema pokok dalam operasi perusahaan.

1. Keputusan berkaitan dengan proses, Keputusan mengenai proses fisik berkenaan dengan fasilitas yang akan dipakai untuk memproduksi brang dan jasa.2. Keputusan berkaitan dengan kapasitas, Keputusan mengenai kapasitas diperlukan untuk menghasilkan jumlah produk yang tepat, ditempat dan dalam waktu yang tepat pula.3. Keputusan berkaitan dengan kesediaan, Keputusan berkaitan kesediaan ini mencangkup apa yang akan dipesan, berapa banyak, dan kapan dipesan.4. Keputusan berkaitan dengan tenaga kerja, Keputusan berkaitan dengan tenaga kerja mencangkup bagaimana rekrutmen, proses seleksi diselesaikan, pelatihan dan pengembangan, supervisi, kompensasi dan PHK.5. Keputusan berkaitan dengan mutu, Keputusan yang menyangkut penentuan mutu produk harus menjadi orientasi bersama dalam setiap proses operasi penetapan standar, desain peralatan, pemilihan orang-orang terlatih dan pengawasan terhadap produk yang dihasilkan.2.6 PENGAWASAN KEGIATAN PRODUKSI

Pengawasan dalam kegiatan produksi perlu dilakukan yaitu: pada kegiatan perencanaan atau desainnya, proses produksinya, monitoringnya maupun tindak lanjut dari monitoring itu. Pengawasan dilakukan pada seluruh aspek kegiatan yang berkaitan dengan produksi, meliputi: pada kegiatan proses produksi; pada kualitas produksi atau jasa yang dihasilkan; pada biaya produksi/operasi yang dikeluarkan; pada tenaga keerja yang melakukan kegiatan produksi.

a. Pembelian Bahan BakuPara menejer melakukan tugas-tugas berikut ketika persediaan barang. Pertama memilih pemasok bahan baku dengan memperhatikan karekteristik seperti harga, kecepatan, kualitas, layanan dan ketersediaan kredit. Kedua mencoba mendapatkan potongan/diskon menurut volume. Ketiga menyerahkan produksi kepada pemasok.b. Pengawasan Persediaan Bahan BakuPengawasan persediaan adalah proses pengelola persediaan pada tingkat yang meminimkan biaya. Perencanaan kebutuhan bahan baku adalah proses untuk menjamin bahawa bahan baku tersedia bila mana diperlukan.c. RoutingRoting ialah urutan (rute) tugas yang perlu nuntuk menghasilkan sebuah produk. Bahan baku biasanya dikirimkan ke masing-masing pos krja (work station) agar dapat dipakai sesuai spesifikasi proses produksi. Bagian tertentu dari proses produksi diselesaikan disetiap pos kerja. Proses routing biasanya dievaluasi secara periodik untuk menentukan apakah bias ditingkatkan sehingga mendapat proses produksi yang lebih cepat dan murah.d. PenjadwalanPenjadwalan adalah tindakan menentukan periode waktu untuk setiap tugas dalam proses produksi. Jadwal produksi adalah rancangan untuk timing dan volume tugas produksi. Penjadwalan dapat menunjukkan kapan setiap tugas harus diselesaikan. Cara untuk menjadwalkan proyek khusus adalah teknik evaluasi dan peninjauan program (program evaluation and review technique-PERT), menjadwalkan tugas dengan cara meminimkan hambatan proses produksi.e. Pengawasan KualitasKualitas adalah dimana derajat dimana barang atau jasa memuaskan persyaratan atau harapan pelanggan. Pengawasan kualitas merupakan proses untuk menentukan apakah kualitas barang atau jasa memenuhi tingkat kualitas yang diharapkan dan mengidentifikasi perbaikan yang perlu dilakukan pada proses produksi. Kualiatas dapat diukur dengan menilai beberapa karakteristik yang meningkatkan kepuasan pelanggan.

Pengawasan dilakukan pada berbagai waktu dari aktivitas produksi meliputi: pada saat menentukan desain atau rancangan produk; pada saat perencanaan proses produksi; pada aktivitas monitoring; pada akhir proses produksi.Cara Pengawasan

A. Pengawasan Terhadap Produk1. Dengan Sertivikasi, Sertivikasi terhadap produk dapat dilakukan dengan mengupayakan sertifikat berdasar standart industri, asosiasi dan sebagainya.2. Pemeriksaan Laboratorium, Pemerikasaan laboratorium dilakukan untuk mengendalikan kualitas produk terhadap unsur kimiawinya yang dikandung.3. Penilaian Dari Pendapat Konsumen, Pendapat konsumen didapat dari survei kepada konsumen dengan mengedarkan daftar pertanyaan untuk dijawab mengenai kualitas produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.

B. Pengawasan Terhadap Proses Produksia. Dengan Penerapan Gugus Kembali Mutu (GKM), Proses produksi dengan membentuk gugus yang terdiri dari tiga sampai delapan orang yang pekerjanya sejenis.

b. Perolehan Sertifikasi ISO, Sertifikat ISO diberikan kepada perusahaan yang memenuhi standart organisasi ISO pada perencanaannya atau proses produksinya atau pengawasannya atau pada tindak lanjutnya.

C. Pengawasan Terhadap Tenaga Kerja Dengan Standart ProduktifitasPengawasan ini dilakukan dengan membandingkan antara kinerja para tenaga kerja dengan standart yang ditetapkan sebelumnya.

D. Pengawasan Terhadap Standart ProduksiDengan menegement control systems atau system pengendalian manejemen. Caranya dengan selalu membandingkan antara anggaran atau standart yang lain dengan realita pembelanjaan di bagian produksi.2.7 PENGENDALIAN MANAJEMEN ATAS KEGIATAN OPERASIPengendalian manajemen atas kegiatan operasi diperlukan karena pandangan pengendalian tugas sempit, yaitu menjamin bahwa sebuah pekerjaan dilakukan dengan cara yang efektif dan efisien. Kegiatan operasi yang efektif dan efisien belum menjamin tercapainya tujuan perusahaan karena untuk sampai ke kegiatan operasional, tujuan perusahaan harus dijabarkan menjadi strategi, program, dan anggaran. Kalau dalam satu atau lebih penjabaran tersebut terdapat kesalahan, maka keberhasilan dalam kegiatan operasional dengan sendirinya belum tentu menjamin tercapainya tujuan perusahaan.

Dalam pengendalian tugas, manajemen mempunyai kewajiban untuk menjamin agar setiap pekerjaan dikerjakan secara efektif dan efisien oleh orang lain. Agar setiap pekerjaan dapat dikerjakan dengan efektif dan efisien, manajemen berkewajiban untuk mengusahakan timbulnya lingkungan kerja yang mendukung. Tugas lain manajemen adalah melakukan seleksi pada penerimaan tenaga kerja dan mengatur penempatan tenaga kerja yang diterima. Kewajiban lain manajemen adalah menyelesaikan pertikaian dalam pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya dan kalau diperlukan, mengusahakan kerja sama dengan pimpinan pusat pertanggungjawaban lain, misalnya dalam hal pengendalian mutu menyeluruh atautotal quality control(TQC).

LAPORAN UNTUK PENGENDALIANInformasi yang diperlukan oleh penyelia bagian produksi adalah informasi non keuangan. Sebagai contoh, untuk mengukur efisiensi, penyelia bagian produksi lebih memfokuskan perhatiannya pada jumlah (fisik) masukan untuk menghasilkan keluaran tertentu. Misalnya, berapa buah kompor yang dapat dihasilkan dari satu lembar seng SII (Standar Industri Indonesia) dan berapa buah kompor yang dapat dibuat oleh seorang pekerja. Harga seng maupun upah pekerja tidak menjadi minat bagian produksi, karena bagian produksi tidak bertanggungjawab atas harga-harga tersebut.

LAPORAN REALISASI ANGGARANUntuk memudahkan manajer produksi mengawasi berbagai pekerjaan penyelianya, kepadanya dapat disajikan laporan yang sebagian besar terdiri dari informasi keuangan, yaitu laporan anggaran dan realisasinya. Laporan yang dibuat untuk setiap pusat pertanggungjawaban tersebut secara rinci menyajikan anggaran untuk berbagai biaya, realisasinya, penyimpangannya baik dalam rupiah maupun dalam presentase untuk periode tertentu maupun kumulatif.

Untuk keperluan pengendalian manajemen, perlu dibuatkan ikhtisar laporan anggaran biaya dan realisasinya. Dalam ikhtisar tersebut, berbagai jenis biaya tidak lagi dicantumkan dan diganti dengan berbagai pusat pertanggungjawaban. Agar lebih bermakna, laporan perbandingan anggaran dan biaya atau pendapatan dan realisasi harus disertai dengan analisis tentang sebab-sebab penyimpangannya (analisis varian). Varian yang besar akan menarik manajemen untuk meneliti penyebabya. Akan tetapi, varian yang kecil jumlahnya, tidak selalu bermakna baik karena yang menjadi dasar perhitungan adalah anggaran yang belum tentu akurat. Selain itu, varian yang kecil jumlahnya mungkin merupakan hasil sebuah rekayasa. Analisis varian juga mempunyai kelemahan lain yaitu :

1. Varian menunjukkan tempat terjadinya penyimpangan, tetapi tidak menunjukkan alasannya.2. Sulit untuk menentukan apakah suatu varian signifikan secara statistik, karena diperlukan jumlah frekuensi yang cukup.3. Tidak menunjukkan dampak masa depan dari tindakan manajemen sekarang.

LAPORAN VARIABEL STRATEGIKVariabel strategik adalah variabel yang mempunyai peran penting dalam menentukan kegiatan operasi. Variabel strategik untuk sebuah pusat pendapatan sebuah perusahaan industri adalah penjualan, pesanan yang terlambat dilayani, dan retur penjualan, pangsa pasar, perputaran sediaan.

Dengan mengetahui variabel strategik, perhatian manajemen dapat dipusatkan hanya kepada beberapa variabel saja. Variabel strategik dapat juga didefinisikan sebagai presentase kecil dari kegiatan, kejadian, peristiwa, orang, atau obyek lain dalam suatu kegiatan operasional, tetapi merupakan bagian yang besar dari biaya atau masalah yang harus dihadapi oleh manajemen.

PENGENDALIAN MUTUMutu penting bagi manajemen karena jumlah biaya untuk menjaga mutu cukup besar dan kesuksesan dalam menjaga mutu dapat menghemat biaya dan meningkatkan penjualan

PENGENDALIAN MUTU MENYELURUHTQC adalah sebuah konsep yang meletakkan tanggung jawab terhadap mutu produk tidak hanya pada bagian produksi, tetapi pada seluruh organisasi. Teknik TQC memfokuskan pada peningkatan mutu. TQC menyumbangkan perannya dengan jalan menghasilkan produk dan jasa dengan mutu yang dirancang, dibangun, dipasarkan dan dipertahankan dengan biaya yang paling ekonomis dan memberikan kepuasan total kepada seluruh konsumen.

Dalam pengendalian mutu konvensional (PMK), pengendalian mutu dilakukan bukan terhadap proses produksi tetapi terhadap keluaran proses produksi. Pengendalian mutu berdasarkan TQC berlainan sama sekali dengan konsep PMK. Pada teknik TQC, yang merupakan fokus pengendalian mutu adalah proses produksi. Dengan perkataan lain, yang hendak dicapai TQC bukan hanya produk yang terkendalikan. PMK hanya bertujuan untuk mencegah agar produk yang berada di bawah AQL tidak sampai ke tangan konsumen, sedangkan pengendalian proses produksi bertujuan untuk mencegah timbulnya produk cacat.

Pada TQC, pengukuran mutu pada produk akhir telah berubah fungsinya yaitu sebagai umpan balik untuk mengendalikan proses manufaktur. Selain umpan balik yang diperoleh dari pengukuran mutu produk akhir, pengendalian proses juga memerlukan informasi yang bersifat langsung (real time) untuk menjamin bahwa proses produksi benar-benar 100% bebas cacat.

Informasi yang bersifatreal timetersebut dilayani olehstatistical process control(SPC). SPC merupakan suatu pengumpulan informasi yang berkaitan dengan tingkat mutu yang dihasilkan oleh suatu proses produksi. Bedasarkan data yang dihasilkan oleh SPC, apabila ternyata ditemukan jumlah cacat telah melampaui batas yang ditetapkan, maka proses produksi secara keseluruhan dihentikan. Hal ini lebih menguntungkan daripada mencoba mengidentifikasi penyebab timbulnya cacat pada pemrosesan tahap yang lebih lanjut. Apabila produk akhir telah mencapai mutu yang 100%, berarti masing-masing proses produksi telah 100% bebas cacat.

Produksi dengan tingkat cacat nol akan menguntungkan perusahaan dari tiga segi, yaitu :1. TQC akan meningkatkan kepuasaan pelanggan dan dengan sendirinya akan membantu dalam persaingan.

2. TQC akan memperbaiki hubungan dengan pemasok, karena hanya akan dipilih pemasok yang dapat diandalkan untuk memasok bahan baku.3. TQC akan mempunyai dampak yang baik terhadap proses produksi serta biaya yang disebabkan oleh timbulnyascrap, pengulangan, pekerjaan, keterlambatan dalam penjadwalan produksi, keperluan akan sediaan cadangan serta mengurangi biaya garansi.

TOTAL QUALITY MANAGEMENTTotal quality managementberbeda dengan TQC. TQC berusaha untuk mencapai itngkat cacat 0%, sedangkan TQM menggunakan mutu sebagai alat untuk bersaing. Dalam TQC, mutu menjadi salah satu pusat manajemen, sebab kalau tidak, perusahaan akan memikul biaya lebih besar karena harus melakukan pengerjaan kembali terhadap produk. Sebaliknya dalam TQM, mutu merupakan strategi perusahaan untuk memenangkan persaingan. Konsep-konsep yang menjadi landasan TQM adalah memahami kebutuhan konsumen, merumuskan strategi untuk memberikan manfaat kepada konsumen dan terus-menerus memperbaiki sistem organisasi agar dapat memberikan manfaat kepada konsumen.

ELEMEN PENDUKUNG KERJA EFEKTIF DAN EFISIENa. Kompensasi Tenaga Kerja

Ada tiga strategi pemberian kompensasi tenaga kerja yaitu strategi kompensasi tinggi, strategi kompensasi rendah, dan strategi kompensasi pasar.b. Pemberian Hukuman

Tujuan pemberian hukuman adalah untuk mendorong tenaga kerja agar mematuhi ketentuan kerja. Pemberian hukuman harus dilakukan dengan hati-hati, karena kalau tidak, dapat mudah menimbulkan rasa tidak senang pada tenaga kerja yang mendapat hukuman.c. Fasilitas Produksi

Agar tugas dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien, kepada tenaga kerja harus disediakan fasilitas kerja/produksi yang memadai.d. Rekrutmen

Rekrutmen adalah salah satu bagian perencanaan tenaga kerja (manpower planning). Langkah-langkah dalam perencanaan tenaga kerja adalah :1) Menganalisis rencana perusahaan jangka pendek dan jangka panjang.2) Menentukan seumber tenaga kerja sekarang.3) Memperkirakan jumlah oengurangan tenaga kerja.4) Membuat perkiraan kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang akan tenaga kerja.5) Melakukan kegiatan untuk menghadapi perkiraan kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang akan tenaga kerja.

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Manajemen Produksi adalah salah satu cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.

Unsur Manajemen terdiri dari ; perencanaan, pelaksanaan, pengawasan.

Tahap Perencanaan, meliputi ; Penentuan strategi operasi; penentuan lokasi pabrik; Riset dan pengembangan produk; penentuan jumlah produk; penentuan luas dan pola produksi;penyusunan layout & job design; serta penentuan standar kerja.

Tahap Pelaksanaan, meliputi ; pengaturan bahan baku; pengturan proses produksi; pemeliharaan dan penggantian fasilitas; perbaikan lingkungan kerja; dan perbaikan kesejahteraan pekerja.

Tahap Pengawasan, meliputi ; pengawasan kuantitas ; pengawasan kualitas; dan pengawasan biaya produksi dan operasi.Mutu penting bagi manajemen karena jumlah biaya untuk menjaga mutu cukup besar dan kesuksesan dalam menjaga mutu dapat menghemat biaya dan meningkatkan penjualanDalam pengendalian tugas, manajemen mempunyai kewajiban untuk menjamin agar setiap pekerjaan dikerjakan secara efektif dan efisien oleh orang lain. Agar setiap pekerjaan dapat dikerjakan dengan efektif dan efisien, manajemen berkewajiban untuk mengusahakan timbulnya lingkungan kerja yang mendukung. Tugas lain manajemen adalah melakukan seleksi pada penerimaan tenaga kerja dan mengatur penempatan tenaga kerja yang diterima. Kewajiban lain manajemen adalah menyelesaikan pertikaian dalam pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya dan kalau diperlukan, mengusahakan kerja sama dengan pimpinan pusat3.2 SARAN

Setelah mengetahui kegiatan produksi dalam suatu perusahaan, maka penulis menyarankan dan mengajak kepada pembaca agar dalam menjalankan suatu produksi harus tahu terlebih dahulu terhadap penentuan standart suatu produksi sehingga barang yang di produksi bisa di awasi dalam kegiatannya.

.DAFTAR PUSTAKAMuhammad Husni Mubarok, M.M.Pengantar Bisnis.Kudus:Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri(STAIN). 2010

http://id.shvoong.com/social-sciences/1995194-manajemen-produksi/#ixzz1Xtb5kyHNhttp://nurrahmanarif.wordpress.com/2008/11/12/manajemen-operasihttp://id.shvoong.com/social-sciences/1995194-manajemen-produksi/#ixzz1Xtb5kyHNhttp://nurrahmanarif.wordpress.com/2008/11/12/manajemen-operasi