64
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang Apotek adalah suatu jenis bisnis eceran (retail ) yang komoditasnya (barang yang diperdagangkan) terdiri dari perbekalan farmasi (obat dan bahan obat )serta perbekalan kesehatan (alat kesehatan). Apotek dalam mendistribusikan perbekalan farmasi kepada konsumen memiliki 5 fungsi antara lain : a. Pembelian b. Gudang c. Pelayanan d. Penjualan e. Keuangan f. Pembukuan Sehingga agar dapat dikelola dengan baik, maka seorang apoteker pengelola apotek (APA) disamping, ilmu kefarmasian yang telah dikuasai juga diperlukan ilmu lainnya seperti ilmu pemasaran (marketing) dan ilmu akuntasi (accounting). Dengan demikian APA harus dapat mengelola apotek sesuai dengan prinsip-prinsip bisnis yang dapat memberikan keuntungan kepada pihak- pihak yang memiliki kepentingan (stake holder) tanpa harus menghilangkan fungsi sosialnya di masyarakat. 1

manajmen aapotek

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: manajmen aapotek

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Apotek adalah suatu jenis bisnis eceran (retail ) yang komoditasnya

(barang yang diperdagangkan) terdiri dari perbekalan farmasi (obat dan bahan

obat )serta perbekalan kesehatan (alat kesehatan). Apotek dalam

mendistribusikan perbekalan farmasi kepada konsumen memiliki 5 fungsi

antara lain :

a. Pembelian

b. Gudang

c. Pelayanan

d. Penjualan

e. Keuangan

f. Pembukuan

Sehingga agar dapat dikelola dengan baik, maka seorang apoteker

pengelola apotek (APA) disamping, ilmu kefarmasian yang telah dikuasai juga

diperlukan ilmu lainnya seperti ilmu pemasaran (marketing) dan ilmu akuntasi

(accounting). Dengan demikian APA harus dapat mengelola apotek sesuai

dengan prinsip-prinsip bisnis yang dapat memberikan keuntungan kepada

pihak- pihak yang memiliki kepentingan (stake holder) tanpa harus

menghilangkan fungsi sosialnya di masyarakat.

1.2 Tujuan

a. Untuk mengetahui proses pembelian (purchasing) dilakukan untuk

memperoleh harga beli barang yang efisien dan dapat memenuhi

kebutuhan konsumen

b. Untuk mengetahui proses penyimpanan barang di gudang (ware house)

untuk mencegah resiko kerugian sekecil mungkin dari kehilangan,

kerusakan, dan barang yang tidak laku

1

Page 2: manajmen aapotek

c. Untuk mengetahui pelayanan (servicing) dilakukan untuk dapat

memberikan kepuasan kepada konsumen dan memperoleh keuntungan

yang optimal

d. Untuk mengetahui pengelolaan keuangan (financing) untuk mencegah

resiko kerugian sekecil mungkin dari kehilangan, kerusakan, dan

adanya uang palsu serta menjaga alirn kas (cash flow) tidak defisit

e. Untuk mengetahui pembukuan (accounting) bertujuan untuk dapat

menyajikan laporan khususnya keuangan yang tepat isi dan tepat

waktu.

2

Page 3: manajmen aapotek

BAB II

ISI

2.1 Manajemen Operasional

Manajemen dapat didefinisikan secara sederhana, sebagai suatu usaha atau

kegiatan yang dilaksanakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan dengan menggunakan bantuan orang lain.

Fungsi-fungsi manajemen adalah :

a. Perencanaan

Perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi serta

penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda, sistem,

anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pengawasan.

b. Pengorganisasian

Kemampuan berorganisasi, meliputi :

Pembagian atau pengelompokan aktivitas-aktivitas yang sama dan

seimbang kepada setiap karyawan.

Penentuan tugas masing-masing kelompok.

Pemilihan orang-orangnya, disesuaikan dengan pendidikan, sifat-sifat serta

pengalamannya.

Pemberian wewenang dan tanggung jawab.

c. Pengarahan

Pengarahan adalah kemampuan menggerakkan bawahannya agar mereka

bekerja dengan sukarela, senang hati dan tidak terpaksa. Disinilah diperlukan

bakat kepemimpinan yang berwibawa, yang dilakukan dengan cara

berkomunikasi, memimpin, berkonsultasi, memberi intruksi, pendisiplinan dan

memberi motivasi sehingga semua karyawan bekerja dengan baik.

d. Pengkoordinasian

Koordinasi adalah usaha agar terjadi keselarasan antara tugas yang dilakukan

oleh seorang dengan orang lain dan antara suatu bagian dengan bagian yang lain

sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran, tidak tepat atau duplikasi pekerjaan.

3

Page 4: manajmen aapotek

e. Pengawasan

Pengawasan adalah kemampuan mengawasi, memeriksa semua kegiatan yang

berjalan, sesuai tidaknya dengan tujuan yang akan dicapai, dimana hasil dari suatu

kegiatan dinilai dengan cara membandingkannya dengan suatu srandar tertentu.

Jika tidak sesuai maka diadakan perbaikan selanjutnya.

2.2 Pengelolaan apotek

1) Pengadaan

Setiap hari dilakukan pengecekan barang dengan menghitung stok persediaan

obat-obatan baik narkotika, psikotropika, obat keras dan obat bebas yang terpakai

hari sebelumnya dengan mencatatnya dikartu stok harian. Jika jumlah persediaan

obat tidak mencukupi atau habis maka dilakukan pemesanan yang sesuai dengan

jumlah yang dibutuhkan dan dicatat dibuku pemesanan barang.

a. Pemesanan Barang

Barang dipesan berdasarkan kepada jenis barang yang sudah habis pada hari

sebelumnya atau persediaan barang di ruang peracikan tinggal sedikit. Banyaknya

jumlah barang yang dipesan tergantung pada tingkat pemakaian oleh konsumen.

Pemesanan barang dilakukan dengan memesan semua barang yang diperlukan ke

gudang obat. Selain itu Pemesanan barang ke PBF dibuat dalam satu surat

pemesanan yang ditandatangani oleh Apoteker Penanggung jawab Apotek yang

didalamnya harus terdapat nomor Surat Izin Kerja. Surat pesanan dibuat rangkap

2 yang terdiri dari warna putih (asli) dan warna merah untuk arsip.

Untuk pengadaan obat-obatan golongan narkotika dipesan oleh Apotek dengan

menggunakan Surat Pemesanan khusus narkotika yang dikeluarkan oleh PT.

Kimia Farma sebagai pabrik farmasi yang diberi wewenang memproduksi dan

mengeluarkan obat-obatan narkotik, yang dibuat dan di tandatangani oleh

Apoteker Penanggung jawab Apotek. Sistem pemesanan barang dapat dikatakan

baik jika pembeliannya memenuhi ketentuan sebagai berikut :

a. Komposisi produk sesuai kebutuhan

b. Mampu melayani jenis produk yang diperlukan pasien

c.Jumlah pembelian keperluan rutin sebulan telah menunjukkan keseimbangan

dengan penjualan secara proporsional.

4

Page 5: manajmen aapotek

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih sumber pembelian

barang yaitu :

1. Harga yang kompetitif

2. Pelayanan yang cepat

3. Pemberian kredit yang menguntungkan dengan tingkat harga yang kompetitif

b. Pembelian barang

Pembelian barang harus disesuaikan dengan kondisi apotek, biasanya berdasarkan

analisa kebutuhan, jenis kebutuhan, pola penyakit didaerah lokasi apotek, jumlah

kebutuhan stok, ruang penyimpanan yang tersedia dan tentu saja kondisi

keuangan. Penerimaan barang untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian

maka pengadaan sediaan farmasi harus melalui jalur resmi sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Petugas Apotek menerima barang yang telah

dipesan disertai dengan copy faktur dan tanda terima barang dari PBF yang

bersangkutan. Pada saat penerimaan barang dilakukan pengecekan terhadap nama,

jenis, dan jumlah barang, harga satuan, jumlah total harga, potongan harga (kalau

ada), PPn dan batas kadaluarsa. Jika sesuai dengan persyaratan maka faktur

distempel dan diparaf oleh Asisten Apoteker yang bersangkutan. Setelah barang

diterima kemudian dicatat pada buku penerimaan barang, dicatat dibuku stok

gudang dan harian. Barang-barang disusun pada rak sesuai abjad, disimpan pada

lemari pendingin, dan juga sebagian disimpan di gudang.

2) Penyimpanan Barang

Obat / bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal

pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus

dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah

baru, wadah sekurang-kurangnya memuat nama obat, nomor batch dan tanggal

kadaluarsa. Semua bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai, layak dan

menjamin kestabilan bahan. Barang disimpan secara sistematis sehingga

memudahkan dalam pencarian, pengambilan, pengawasan dan terlindung dari

kerusakan. Barang disimpan pada tempatyang bersih, aman, tidak kena cahaya

matahari langsung, atau tidak lembab. Penyimpanan obat-obatan ditempatkan

pada rak-rak yang disusun sedemikian rupa kemudian obat-obatan tersebut

5

Page 6: manajmen aapotek

dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan, kemudiandisusun menurut abjad.

Dalam hal penyusunan dan penyimpanan obat, karyawan apotek telah melakukan

dengan baik disamping mempertimbangkan syarat-syarat penyimpanan suatu obat

juga untuk memudahkan pengambilan dan pencarian obat demi efesiensi kerja.

Pengeluaran obat memakai sistim FIFO (first in first out) dan FEFO (first expire

first out).

3) Pendistribusian Barang di Apotek

1. Penjualan obat dengan resep dokter, Prosedur penerimaan resep dengan

penjualan tunai adalah sebagai berikut :

a. Periksa kelengkapan resep, yaitu : tanggal, nama, alamat pasien, symbol

resep, jumlah, cara pembuatan, cara pakai, informasi ulang dan

tandatangan dokter.

b. Pemberian nomor pada resep dan dihitung harganya. Terkadang

pasienterlebih dahulu menanyakan harga bila disetujui baru diberi nomor.

Resep umumdiberi nomor resep berwarna merah setelah harga disetujui

oleh pasien.

c. Untuk resep racikan dilakukan perhitungan, penimbangan bahan obat dan

pembuatannya.

d. Obat yang telah selesai diracik dikemas dan diberi etiket yang sesuai

kemudian diperiksa oleh asisten apoteker mengenai nama pasien, nomor

resep,nama dan jumlah obat serta aturan pakai sesuai petunjuk dokter.

e. Obat diserahkan pada petugas bagian penyerahan obat dan dilakukan

pemeriksaan ulang. Setelah itu baru obat diserahkan pada pasien dengan

memanggil dan meminta nomor urut yang ada pada pasien. Pasien diminta

membayar sesuai harga obat pada kasir dan kasir dapat memberikan bukti

pembayaran jika diminta oleh pasien. Petugas bagian penyerahan obat juga

menanyakan alamat dan nomor telepon pasien tersebut yang kemudian

ditulis di bagian belakang resepnya.

f. Dalam penyerahan obat kepada pasien diberikan informasi yang

diperlukan mengenai obat.

6

Page 7: manajmen aapotek

g. Obat-obat yang tidak diambil seluruhnya oleh pasien atau resep yang

diulang (iter) dibuat salinan resepnya dan diserahkan bersama obat, salinan

resepdapat juga dibuatkan jika diminta oleh pasien yang bersangkutan.

Setiap hari resep obat yang masuk dikumpulkan dan dibundel kemudian

diberi tanggal. Untuk resep narkotika dibundel secara terpisah dari resep

umum biasa.

2. Penjualan Obat Bebas (OTC)

Penjualan terhadap obat bebas ini lebih sederhana dibandingkan dengan

penjualan terhadap resep dokter. Petugas dapat langsung mengambilkan obat

yang diminta oleh konsumen setelah harga disetujui, kemudian langsung

dibayar pada kasir dan dicatat pada buku penjualan bebas oleh kasir. Pada saat

pergantian shift, kasir akan menghitung jumlah uang yang masuk dan diserah

terimakan dengan petugas berikutnya.

3. Penjualan Obat Wajib Apotek (DOWA)

Penjualan obat wajib apotek adalah obat keras yang boleh diserahkan

tanpa resep dari dokter, diantaranya deksametason oint 1 tube, omeprazol 7

tablet, ibupropen 10 tablet. Prosedur nya sama halnya dengan penjualan obat

bebas.

4. Penjualan kepada Apotek lain

Apotek dapat membeli obat kepada apotek lain secara kredit maupun tunai

dengan menggunakan salinan resep dari Apotek yang bersangkutan.

Penanganan terhadap resep ini tetap sama dengan resep dokter. Konsinyasi

Suatu pabrik atau PBF dapat melaksanakan konsiyasi dengan suatu apotek.

PBF atau pabrik akan menitipkan produk untuk dijual dengan jangka waktu

tertentu dan dengan pesanan keuntungan pada apotek yang sesuai dengan

perjanjian kedua belah pihak. Apabila produk tersisa setelah jangka waktu

habis, maka PBF atau pabrik akan menarik kembali produknya dari apotek.

Biasanya produk konsiyasi adalah produk baru.

7

Page 8: manajmen aapotek

4). Pelayanan kefarmasian

Etika dan Hukum

Kata etika berasal dari bahasa Yunani, “ethos” yang artinya cara berpikir,

kebiasaan, adat, perasaan, sikap, karakter, watak kesusilaan atau adat. Dalam

kamus Bahasa Indonesia kata etika berarti sebagai sistem nilai atau sebagai nilai-

nilai atau norma-norma moral yang menjadi pedoman bagi seseorang atau

kelompok untuk bersikap dan bertindak. Jadi fungsi etika hanya bersifat

menghimbau kepada seseorang untuk berperilaku yang baik.perlanggaran

terhadap etika tidak ada sanksi formalnya, karena etika hanya menuntun orang

berbudi lhur (bermoral) dalam melaksanakan profesinya.

Hukum dapat diartikan sebagai kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan

bersama tentang hak dan kewajiban, yang apabila dilanggar akan memperoleh

suatu sanksi yang tegas dan konkret. Jadi fungsi hukum adalah mengatur tatanan

kehidupan dalam melaksanakan hak dan kewajiban di masyarakat. Maka untuk

melindungi masyarakat perlilaku seseorang dalm melaksanakan profesinya tidak

ckup hanya diatur oleh kaidah etika, tetapi juga perlu adanya kaidah hukum, agar

kepentingan yang diatur dan dilindungi oleh kaidah etika dapat belaku secara

efektif.

1. Kaidah etika dan hukum

Dalam melakukan penyerahan perbekalan farmasi (obat) kepada

konsumen di apotek diatur oleh 2 macam kaidah yaitu kaidah etika dan

kaidah hukum, sehingga seorang apoteker dapat mengetahui wewenang

dan tanggung jawab apa saja yang dapat dilimpahkan kepadanya dalam

pelayanan kefarmasian kepada masyarakat.

A. Kode etik pelayanan kefarmasian

Kode etik (ehis code) adalah tanda “tanggung jawab moralitas” sopan

santun dalam melaksanakan suatu pekerjaan (profesi ), sesuai dengan

keahlian (wewenang) yang dimiliki oleh seseorang. yang menjadi dasar

kode etik pelayanan kefarmasian bagi apoteker dalam melaksanakan

fungsinya di apotek dapat dilihat dari 2 sudut yaitu :

1) Batas keilmuan dan wewenang apoteker yaitu hanya sebatas :

membuat, mengolah, meracik, mengubah bentuk, mencampur,

8

Page 9: manajmen aapotek

menyimpan dan menyerahkan obat, atau bahan obat kepada

konsumen.

2) Tugas dan tanggung jawab moral apoteker

a. Menghormati hak-hak konsumen seperti :

Wajib melayani permintaan obat dari dokter, dokter gigi,

dokter hewan, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Tidak mengurangi jumlah obat artinya bahwa apoteker

dilarang untuk menyerahkan jumlah obat yang tidak sesuai

dengan yang diminta diresep tanpa adanya persetujuan dari

dokter atau konsumennya.

Tidak menyerahkan obat yang sudah rusak atau melampaui

batas kadaluarsa (expired) artinya bahwa apoteker dilarang

untuk menyerahkan obat yang tidak lagi memenuhi syarat

baku dan di tetapkan oleh Farmakope Indonesia.

Tidak mengganti jenis obat artinya ahwa apoteker dilarang

untuk menyerahkan obat yang tidak sesuai dengan yang

diminta diresep atau mengganti dengan obat lain yang

fungsi dan isinya sama tanpa adanya persetujuan dokter

atau konsumennya.

Wajib menyimpan resep minimal selama 3 tahun, dan dapat

memberikan informasi kembali tentang resep tersebut,

apabila konsmen atau dokter penulis resep tersebut

memerlukannya.

Wajib memberikan informasi tentang cara dan waktu pakai,

jumlah pemakaian dalam sehari, cara penyimpanan obat di

rumah, efek samping yang mungkin akan terjadi dan cara

mengatasinya.

b. Menghormati hak-hak profesi lain (dokter) yaitu :

Tidak melakukan diagnosis penyakit, pengobatan dan

perawatan artinya bahwa apoteker dan petugas lainnya

tidak melakukuan suatu diagnosis dan pengobatan terhadap

(gejala) suatu penyakit yang di alami konsumen. Akan

9

Page 10: manajmen aapotek

tetapi apabila apoteker memberikan informasi sesuai

dengan keilmuan tentang fungsi obat dan konsumen

menetapkan untuk membeli obat dan mengobati sendiri

penyakitnya (self medication), maka apoteker dan petugas

apotek dapat menyerahkan obat tersebut sesuai dengan

etika dan peraturan yang berlaku.

Tidak mengganti jenis obat artinya bahwa apoteker dan

petugas apotek lainnya dilarang mengganti obat yang

diminta di resep dengan obat lain yang fungsi dan isinya

sama (lain merek), tanpa adanya persetujuan dari

dokternya.

Bila dokter menulis dosis obat yang melebihi dosis

maksimal, maka apoteker dan petugas apotek lainnya

dilarang mengganti harus meminta “paraf dokter” dan

“tanda seru” dibelakang jumlah obatnya, sebelum obat

tersebut diserahkan kepada konsumen.

Tidak menangani efek samping obat yang dialami oleh

konsumen artinya bahwa apoteker dan petugas apotek

lainnya dilarang mengobati (memeri obat) untuk mengatasi

efek dsamping yang di alami oleh konsumen tanpa

persetujuan dari dokter.

B. Kaidah Etika Profesi Apoteker

Dasar kaidah kode etik profesi apoteker dalam melaksanakan

tugasnya di apotek adalah pada isi dari “ lafal sumpah/ janji apoteker”

no 4 yaitu : “Saya akan menjalankan tugas saya dengan sebaik-

baiknya sesuai dengan martabat dan tradisi luhur jabatan

kefarmasian”

Kata martabat disini berarti moral atau budi luhur (akhlak)

sedangakn jabatan kefarmasian berarti wewenang dan tanggung jawab

di bidang ilmu kefarmasian yang dimiliki oleh apoteker dalam

melaksanakan preofesinya di masyarakat. Sesuai dengan peraturan

10

Page 11: manajmen aapotek

yang berlaku (UU No. 7 tahun 1963 tentang farmasi, pasal 2 diktum 4)

Menerangkan bahwa : “profesi apoteker dibidang kefarmasian adalah

membuat, mengolah, meracik, mengubah bentuk, mencampur,

menyimpan dan menyerahkan obat atau bahan obat” Jadi kode etik

kefarmasian dapat di artikan sebagai rambu-rambu etika yang

membatasi wewenang dan tanggung jawab keilmuan seorang apoteker

dibidang farmasi, yang bermoral dan berbudi luhur dalam

menjalankan profesi kefarmasiannya di masyarakat.

C. Kaidah hukum profesi apoteker

Beberapa pertimbangan ketentuan hukum yang menjadi dasar

pedoman bagi seorang apoteker dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawab profesinya sebagai pengelola perbekalan farmasi di

apotek antara lain yaitu :

1. UU No. 7 tahun 1963 tetang farmasi, pasal 2 diktum 4

menerangkan bahwa :

“ Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan, pengolahan,

peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan,

dan penyerahan obat atau bahan obat kepada pasien”

2. PP No. 25 tahun 1980 tentang perubahan PP No. 26 tahun 1965

tentang apotek pasal 4 ayat 1 menerangkan bahwa :

“ Pengelolaan (pekerjaan kefarmasian) aptek menjadi tugas

dan tanggung jawab seorang apoteker dan dilaksanakan sesuai

dengan UU No. 7 tahun 1963 tentang farmasi”

3. Permenkes RI No. 922/Menkes/per/X/1993 tentang Ketentuan

dan Tata cara Pemberian Izin Apotek, pasal 14, ayat 1 dan 2,

menerangkan bahwa :

(1) Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi, dan

dokter hewan

(2) Pelayana resep yang di maksud dalam ayat (1) sepenuhnya

atas tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotek

11

Page 12: manajmen aapotek

4. Permenkes RI No. 922/Menkes/per/X/1993 tentang ketentuan

dan tata cara pemberian izin apotek, pasal 15, ayat 2 dan 3

menerangkan bahwa :

Ayat 2 : apoteker tidak diizinkan untuk mengganti obat

generik yang tertulis didalam resep dengan obat paten.

Ayat 3 : dalam hal pasien tidak mampu membeli obat yang

tertulis didalam resep, apoteker wajib mengkonsultasikan

dengan dokter untuk pemilihan obat yang lebih tepat.

5. UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, pasal 32 ayat 4

6. UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 82 ayat 1

7. UU No. 8 tahun 1999 tentang pelindungan konsumen, pasal 8

tentang perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha ayat 1 dan 2

8. UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen pasal 62

ayat 1 dan 3

2. PELAYANAN (SERVICE)

A. Prinsip-prinsip Kualitas pelayanan

Pelanggan sangat mengutamakan penerimaan kualitas pelayanan yang

tinggi sementara untuk mengevaluasi kualitas pelayanan yang diterima

merupakan hal yang sulit. Hal ini disebabkan pelanggan yang menerima

pelayanan yang sama mengevaluasi kualitas pelayanan secara berbeda.

Seorang pelanggan bisa merasa mendapat pelayanan yang baik sementara

pelanggan lain merasa kinerja pelayanan dilakukan tidak memuaskan.

Menurut David L. Kurtz dan Kennetth E. Clow (1998) dalam

membicarakan kualiltas pelayanan terdapat 3 prinsip yang penting untuk

dipertimbanqkan yaitu :

a. Kualitas pelayanan lebih sulit dievaluasi daripada kualitas barang.

b. Kualitas pelayanan adalah berdasar persepsi pelanggan atas hasil

pelayanan dan evaluasi mereka mengenai proses pelayanan yang

dilakukan.

12

Page 13: manajmen aapotek

c. persepsi kualitas pelayanan dihasilkan dari perbandingan antara yang

diharapkan pelanggan terhadap pelayanan tersebut dan tingkat persepsi

pelayanan yang diterima.

Sebelum membicarakan tentang perbandingan evaluasi pelayanan antara

barang dan jasa, akan dibicarakan mengenai kualitas. Terdapat 3 macam

kualitas (Kurtz., D. L., dan Clow, K.E, 1998) yaitu:

a. Search Qualities, merupakan atribut-atribut yang dievaluasi oleh

pelanggan menjelang pembeliann barang dan jasa meliputi warns, styl,

kecocokan rasa dan harga.

b. Experience qualities, merupakan atribut-atribut yang dievaluasi oleh

pelanggan hanya selama atau sesudah proses konsumsi.

c. Credence quality, merupakan atribut yang sulit untuk dievaluasi oleh

pelanggan bahkan setelah selesai mengkonsumsi.

Kualitas pelayanan untuk barang dan jasa akan terlihat jelas perbedaannya

dengan mempertimbangkan ketiga macam kualitas di atas. Barang-barang

seperti cunsumer good misalnya : sepatu, almari es dan sebagainya, serta

business good, seperti bahan baku, komponen-komponen dan alat-alat kantor

research qualitynya cenderung tinggi, sehingga pelanggan dapat dengan mudah

mengevaluasi kualitas barang sebelum membeli. Selanjutnya pelayanan

yangexperience qualitynya tinggi yaitu consumer services meliputi makanan,

catering, hiburan dan kosmetika serta daiam business services seperti cleaning

services, delivery service dan reparasi. Evaluasi barn dapat dilakukan apabila

pelayanan sudah diterima.

Terdapat beberapa jenis pelayanan yang sulit untuk dievaluasi bahkan saat

pelayanan sudah dipenuhi yaitu cunsumer service seperti pendidikan. Dalam

sektor bisnis, termasuk konsultasi, penasehat keuangan dan promosi. Jelas

bahwa evaluasi pelayanan yang credence qualitynya tinggi sulit untuk

dilakukan (Kurtz, D.L., dan Clow , K.C. 1998).

Dari keterangan di atas dapatlah dikatakan bahwa kualitas barang search

qualitynya tinggi, sehingga dapat dievaluasi bahkan sebelum pembelian.

Sementara kualitas pelayanan, experience qualitynya tinggi, dalam arti

pelayanan harus dipenuhi dahulu baru dapat mengevaluasi bahkan beberapa

13

Page 14: manajmen aapotek

jenis pelayanan sulit dievaluasi sesudah pelayanan terpenuhi atau credence

qualytynya tinggi.

Selain itu dengan mempertimbangkan 3 hal prinsip dalam kualitas

pelayanan yang meliputi : sulitnya mengevaluasi kualitas jasa, persepsi

pelanggan atas basil pelayanan Berta persepsi kualitas pelayanan yang

dihasilkan dari perbandingan antara yang diharapkan pelanggan terhadap

pelayanan tersebut dan tingkat persepsi pelayanan yang diterima, maka

evaluasi kualitas pelayanan bersifat sangat subyektif. Kondisi adanya

perbedaan persepsi antara kualitas pelayanan yang diharapkan dengan yang

diterima selanjutnya Gap atau kesenjangan-kesenjangan.

B. Definisi kualitas pelanggan

Definisi kualitas pelayanan menurut Parasuraman, Zeithaml dan Berry

ialah : tingkat dan arch kesenjangan antara persepsi jasa pelanggan dan

harapannya. Apabila persepsi pelanggan setelah menerima jasa kurang dari

harapan semula berarti jasa tersebut kurang memuaskan. Apabila jasa yang

diharapkan sama dengan persepsi pelanggan berarti kualitas jasa memuaskan

sedangkan apabila persepsi yang diterima pelanggan melebihi jasa yang

diharapkan sebelumnya Berarti kualitas jasa tersebut ideal (A.Parasuraman,

1995).

C. Kualitas Pelayanan Berdasarkan Persepsi dan Ekspektasi

Ekspektasi atau harapan pelanggan dibentuk oleh pengalaman masa

lalunya, pembicaraan dari mulut ke mulut serta promosi yang dilakukan oleh

perusahaan jasa dan kemudian diperbandingkan (Supranto, J.S 1997).

Ekspektasi konsumen menurut Parasuraman et al. di yakini berperan

dalam menentukan kualitas produk dan kepuasan konsumen. Ekspetasi

konsumen merupakan keyakinan konsumen sebelum membeli suatu produk

atau jasa dan menjadi acuan dalam menilai kinerja (membuat persepsi) produk

tersebut (Wiratno, 1998).

Pengertian ekspektasi konsumen berdasar parasuraman et.al., tersebut

terhadap jasa mempunyai arti prediktif dan ideal (Wiratno, 1998). Dalam arti

14

Page 15: manajmen aapotek

prediktif, ekspektasi konsumen adalah perkiraan konsumen tetang kinerja jasa

yang akan terjadi dari transaksi jasa sedang dalam arti ideal, ekspektasi

konsumen adalah keinginan konsumen tentang kinerja jasa yang seharusnya ia

terima. Persepsi didefinisikan sebagai proses kognitif yang sangat kompleks,

yang menghasilkan gambaran lingkungan yang unik dan sedikit berbeda dari

kenyataan (Luthans, 1999).

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ini menurut Thoha dibedakan

menjadi dua yaitu faktor-faktor dari luar dan faktor dari dalam (Wiratno,

1998). faktor-faktor dari luar terdiri dari atas pengaruh-pengaruh lingkungan

luar, yaitu intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan, dan gerakan.

Faktor-faktor dari dalam yang mempengaruhi persepsi ialah proses belajar,

motivasi dan kepribadian. Sementara faktor-faktor yang mempengaruhi

pengembangan persepsi seseorang adalah faktor psikologi, famili dan

kebudayaan.

Dengan memperbandingkan antara persepsi dan ekpektasi pelanggan

tersebut menimbulkan perbedaan antara tingkat kualitas pelayanan yang

diterima pelanggan dengan persepsi mereka sebelumnya. Pelanggan yang

mengevaluasi kualitas pelayanan menggunakan persepsinya untuk menilai,

bukan menggunakan apa yang dipikirkan penyedia pelayanan. Apabila

persepsi pelanggan menganggap menerima kualitas pelayanan yang buruk,

selanjutnya keputusan yang akan diambil di mass yang akan datang berdasar

pada persepsi tersebut oleh karena itu perusahaan penyedia pelayanan harus

memahami konsep kualitas pelayanan dari audit pada pelanggan bukan dari

sudut pandang organisasinya.

D. Pengukuran Kualitas Pelayanan

Berdasarkan penelitian yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeitham

dan Berry (1998), pelanggan mengevaluasi lima dimensi kualitas pelayanan

yaitu :

a. Tangible (berwujud) : meliputi fasilitas fisik penyedia service,

peralatannya serta penampilan karyawan.

15

Page 16: manajmen aapotek

b. Reliability (kehandalan) meliputi kemampuan perusahaan jasa untuk

memberikan pelayanan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.

c. Responsiveness (ketanggapan) : meliputi kesediaan karyawan perusahaan

untuk membantu pelanggan dan memberikan kepada mereka pelayanan

yang cepat.

d. Assurance (jaminan) : meliputi pengetahuan dan keramahan karyawan

perusahaan dan kemampuan mereka menjamin kinerja yang baik sehingga

menimbulkan kepercayaan dan keyakinan pelanggan.

e. Emphaty (empati) : meliputi perhatian yang bersifat individual kepada

pelanggan dan berupaya memahami keinginan pelanggan.

menurut Parasuraman et al., (1998) di dalam metode servqual ini telah

dibuat sebuah skala)c'aIZL multi item. Alat ini dimaksudkan untuk

mengukur ekspektasi pelangqan dan persepsi pelangqan dan kesenjangan

atau Gap yang ada pada model kualitas pelayanan. Dari kelima dimensi

tersebut kemudian diturunkan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai masing-

masing dimensi, terdiri dari 22 butir pertanyaan. Instrumen servqual ini

berdasarkan pada asumsi bahwa kualitas pelayanan berbeda antara harapan

pelangan dan evaluasi pelayanan yang mereka terima.

Bagian pertama dari kuesioner menanyakan pelanggan untuk

menunjukkan tingkat pelayanan yang mereka harapkan dari suatu

perusahaan. Bagian kedua dari kuesioner, menanyakan pelangan untuk

mengevaluasi pelayanan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Tingkat

kualitas pelayanan ditentukan dengan mengurangkan harapan konsumen

dengan pelayanan yang diterima untuk masing-masing pertanyaan.

E. Model Kualitas Pelayanan

Untuk mengevaluasi kualitas pelayanan, pelanggan akan membandingkan

pelayanan yang mereka terima dengan pelayanan yang mereka harapkan.

Apabila kualitas pelayanan formula secara matematis berupa P=E dimana P

merupakan persepsi purna pelayanan dan E merupakan harapan pelanggan

sebelumnya. Angka negatif akan menunjukkan bahwa harapan pelanggan

16

Page 17: manajmen aapotek

tidak terpenuhi, sedangkan angka positif menunjukkan bahwa harapan

pelanggan terpenuhi.

a. Gap persepsi manajemen, yaitu adanya perbedaan penilaian

pelayananan menurut pengguna jasa dan persepsi manajemen

mengenai harapan pengguna jasa. Penyebab gap ini adalah kegagalan

pihak manajemen untuk mengidentifikasi harapan pelanggan. Gap ini

dapat diatasi dengan komunikasi dengan pelanggan, melakukan riset

penelitian mendorong komunikasi dengan pelanggan serta mengurangi

level manajemen.

b. Gap spesifikasi kualitas, yaitu kesenjangan antara persepsi manajemen

mengenai harapan pengguna jasa dan spesifikasi-spesifikasi kualitas

jasa. Penyebab kesenjangan ini adalah keterbatasan sumber, kondisi

pasar serta tidak memadainya standarisasi tugas manajemen. Hal

tersebut dapat diatasi dengan komitmen top manajemen

mengembangkan tujuan kualitas jasa, standarisasi tugas serta

kecocokan harapan pelanggan.

c. Gap menyampaikan pelayanan yaitu kesenjangan antara spesifikasi

kualitas jasa dan mengarahkan jasa. Penyebab kesenjangan ini adalah

ketidaksadaran karyawan terhadap spesifikasi kualitas, karyawan tidak

memiliki kemampuan untuk melaksanakan spesifikasi tersebut.

Strategi untuk mengatasi kesenjangan ini adalah peningkatan team

work, kesesuaian pengawai dengan tugas, serta teknologi dengan tugas

menyediakan perseived control, yaitu sejauhmana pegawai merasakan

kebebasan untuk menentukan cars pelayanan mengembangkan sistem

pengawasan dari atasan, mengurangi ambiquitas peran serta konflik

peran.

d. Gap komunikasi pemasaran, yaitu kesenjangan antara penyampaian

jasa dan komunikasi eksternal. Penyebab kesenjangan ini adalah

kurangnya komunikasi serta terlalu menjanjikan. Kesenjangan ini

dapat dikurangi dengan meningkatkan komunikasi horisontal serta

menghindari janji yang terlalu berlebihan.

17

Page 18: manajmen aapotek

e. Gap dalam pelayanan yang dirasakan, adalah : perbedaan persepsi

antara jasa yang dirasakan dan jasa yang diharapkan oleh pelanggan.

Kesenjangan ini dapat diketahui atau dirasakan pelanggan dari orang

lain,pengalaman mass lalunya dari ketidaksesuaian dengan

kebutuhannya.Disini pelanggan mempunyai persepsi sendiri dalam

mengukur kinerja atau kualitas jasa yang diberikan.

Dari kelima Gap tersebut, Gap 1-4 berpengaruh terhadap Gap 5.

Apabila Gap 1-4 bernilai positif dan negatif sementara Gap 5 bernilai

negatif maka hal ini berarti harapan konsumen tidak terpenuhi.

3. KELUHAN (COMPLAINT)

Menurut Dr. Asto Subroto, dari 25 pelanggan yang tidak puas terhadap suatu

produk/layanan hanya satu di antara mereka yang melakukan komplain. Menjadi

pertanyaan penting, apa yang dilakukan oleh 24 pelanggan lain yang tidak

melakukan komplain. Ada beberapa alternatif yang tersedia. Diam saja,

menyampaikan keluhan namun bukan kepada produsen/ penyedia layanan tetapi

kepada kolega atau kerabat, dan tidak sedikit pelanggan langsung beralih kepada

produsen/penyedia layanan lain sebagai wujud kekecewaannya.

Komplain merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan oleh

pelanggan kepada produsen/penyedia layanan. Oleh karena itu komplain

merupakan hal yang penting bagi suatu perusahaan karena pada umumnya

disampaikan oleh pelanggan yang loyal. Adapun hambatan yang menyebabkan

tidak adanya komplain meskipun pelanggan mengalami kekecewaan adalah

sebagai berikut:

1. Konsumen tidak mengetahui kemana komplain ditujukan

2. Asumsi konsumen bahwa komplain adalah hal yang sia-sia

3. Prosedur komplain yang rumit dan berbelit-belit

4. Komplain yang dilakukan dapat memperburuk keadaan karena produsen/

penyedia layanan tidak siap menerima komplain.

5. Banyak perusahaan yang tidak memberitahukan kepada konsumen apabila

menghadapi masalah dalam penggunaan produknya, atau penyedia jasa

yang tidak menginformasikan ke mana kalau kalau komplain apabila

18

Page 19: manajmen aapotek

konsumen mengalami masalah. Hal ini dapat menyebabkan konsumen lalu

diam saja atau apabila produk tersebut adalah jenis fast moving atau low

involvement yang siklus pembeliannya pendek, pembelian berikutnya akan

langsung pindah ke merek lain. Oleh karena itu apapun produk atau jasa

yang dijual oleh perusahaan, sebaiknya konsumen diinformasikan dengan

jelas ke mana (telepon/website/alamat) harus komplain apabila menghadapi

masalah tentang produk atau jasa yang dibelinya.

Tidak sedikit konsumen yang memiliki kepercayaan bahwa kalaupun mereka

komplain sebenarnya percuma saja. Walaupun ketika komplian ditanggapi secara

serius, tetapi akhirnya akan menguap begitu saja. Kepercayaan konsumen ini tentu

tidak lahir begitu saja, melainkan berdasarkan akumulasi dari pengalamannya

sendiri ataupun pengalaman orang-orang di sekitarnya yang ditularkan kepadanya.

Faktor informasi dari orang lain inilah sebenarnya juga ancaman bagi pemilik

merek yang tidak menanggapi ketidak puasan konsumennya secara baik. Lalu

bagaimana mengatasi kepercayaan yang sudah dimiliki oleh konsumen tersebut ?

sekali lagi adalah faktor informasi dan komunikasi. Ketika seorang konsumen

komplain, 1) konsumen harus diyakinkan bahwa komplainnya ditangani dengan

baik dan 2) konsumen harus mengetahui bagaimana perkembangan penyelesaian

masalah yang dikomplain tersebut. Kasus yang dialami oleh sebuah provider

telekomunikasi di Jakarta menjadi contoh yang baik, yaitu bahwa tingkat

penyelesaian masalah yang dikeluhkan oleh pelanggan sebenarnya sangat tinggi,

akan tetapi karena ketika masalah tersebut selesai konsumen tidak diberitahu

maka dianggap bahwa perusahaan tersebut belum melakukan perbaikan dan

masalah selesai sendiri. Akibatnya adalah ketidak puasan konsumen terhadap

penyelesaian masalah di perusahaan ini tetap tinggi.

Anggapan wajar yang dialami oleh setiap konsumen adalah bahwa ketika

mereka akan komplain ternyata diharuskan mengisi berbagai form dan

menyerahkan form tersebut ke bagian-bagian tertentu dan akhirnya oleh bagian

tersebut diminta lagi mengisi buku komplain atau ditanya berbagai hal. Prosedur

seperti ini jelas saja tidak memudahkan konsumen yang sedang menghadapi

masalah akan tetapi justru memperumit. Oleh karena itu sebaiknya konsumen

dibebaskan menyampaikan keluhan dalam bentuk apapun, yang penting jelas.

19

Page 20: manajmen aapotek

Kadang-kadang perusahaan menganggap konsumen mengada-ada, tetapi lebih

baik perusahaan berasumsi positif saja, karena dengan adanya keluhan seperti ini

sekaligus menguji prosedur operasi standar yang dimiliki oleh perusahaan untuk

menyelesaikan sebuah permasalahan.

Jenis-Jenis Komplain

Menurut Drs. M. Umar, MM, Apt., Berdasarkan phase pelayanan yang

diperoleh konsumen maka keluhan (complaint) terbagi menjadi dua jenis:

1. Keluhan Biasa (common complaint)

Yaitu keluhan terhadap kualitas pelayanan selama konsumen membeli

obat di apotek seperti keramahan, kecepatan, kelengkapan, harga

bahkan kebersihan/ keluhan semacam ini tentu tidak membahayakan

keselamatan jiwa konsumennya, tetapi bila tidak ditanggapi secara

serius maka cepat atau lambat konsumen akan pindah ke apotek lain

yang lebih memperhatikan ekspektasinya.

2. Keluhan Yang Berbahaya (critical complaint)

Yaitu keluhan terhadap kulaitas pelayanan setelah konsumen membeli

obat dari apotek seperti kualitas obat (rusak, tertukar, jumlah yang

berkurang), efek samping yang dialami konsumen, yang dapat

membahayakan konsumen. Bagi sebagian konsumen yang kritis, bila

keluhan semacam ini tidak memperoleh tanggapan dari petugas apotek,

maka apotek dapat mengalami masalah yang tentunya dapat

menyebabkan kerugian yang besar seperti menghadapi tuntutan

pengadilan.

Cara Penanganan Komplain

Untuk menghindari resiko dari komplain,langkah-langkah yang dapat

diambil:

1. Untuk keluhan biasa

Bila petugas kurang ramah dan pelayanannya lambat, maka petugas

dibekali dengan pengetahuan seperti service excellent

Bila perbekalan barang kurang lengkap dan harga terlalu mahal

dibandingkan dengan apotek pesaing maka apotek harus

melengkapi dan mengkaji ulang kebijaksanaan harga.

20

Page 21: manajmen aapotek

Bila ruang tunggu/gedung terkesan kotor maka petugas dibekali

dengan pengetahuan 5 S (Seiri: ringkas, Seiton : rapi, Seiso : resik,

Seiketsu: rawat, Shitsuke: rajin).

2. Untuk keluhan berbahaya

a. Masalah kualitas obat

Menanyakan no resep dan tanggal

Melakukan pemerikasaan dan pencocokan, bila ternyata terjadi

kesalahan maka apotek berkewajiban mengganti/menambah

obat, dan bila terjadi kesalahpahaman maka petugas apotek

harus menjelaskan persoalan tersebut dengan baik.

Mencatat kasus ini dalam buku critical complaint form record

b. Masalah efek samping

Informasikan untuk segera menghentikan obat

Melaporkan ke dokter yang menulis resep

Mendengar rekomendasi dokter tentang alternatif pengganti

Mencatat kasus ini dalam buku critical complaint form record

5). Pelaporan

Laporan dalam manajemen apotek terdiri dari :

Pelaporan Keuangan Apotek

Perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat disegala bidang

memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap bisnis dan ekonomi.

Penyajian informasi perusahaan yang dahulu dibuat secara manual kini

dikerjakan dengan bantuan komputer. Dan ini memberikan dampak positif

maupun negatif terhadap lingkungan perusahaan. Dampak positif yang dapat

dilihat disini bahwa perusahaan tidak lagi harus menghabiskan banyak waktu

hanya sekedar untuk membuat laporan keuangan. Dengan sistem informasi

akuntansi yang sudah berkembang pesat penyajian laporan keuangan dapat

dilakukan dengan sangat cepat ddengan minimnya resiko kesalahan penyajian

yang immaterial. Namun dampak negatif yang terjadi pada perusahaan pun

juga tidak sedikit. Perusahaan harus melakukan pengurangan sumber daya

manusia untuk mengurangi pengeluaran yang sia-sia. Oleh karena itu

21

Page 22: manajmen aapotek

perusahaan yang berkembang sekarang lebih mengutamakan sistem informasi

akuntansi yang baik ketimbang memperbanyak sumber daya manusia.

Sistem informasi akuntansi dimaksudkan disini adalah metode atau

prosedur untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, dan

melaporkan informasi mengenai keuangan dan operasi usaha. Sistem

informasi akuntansi digunakan sebagai pengendalian intenal terhadap aktiva

dan melindungi aktiva dari penyalahgunaan, serta memastikan bahwa

informasi yang dibuat akurat. Dengan demikian disarankan setiap perusahaan

memiliki sistem informasi akuntansi yang baik untuk menjaga aktiva yang

dimilikinya. Bisnis apotek dan Toko Obat dapat dibandingkan dengan skala

ritel umum atau franchise Mart yang marak mengepung masyarakat. Secara

teknis bisnis, apotek dan Toko Obat membutuhkan manajemen khusus karena

diferensiasi serta spesifikasi produk yang kuat pada produknya, produk

kesehatan, khususnya obat dan Perbekes.

Seluruh kegiatan transaksi uang dan barang yang terjadi pada semua

fungsi kegiatan di apotek kemudian disajikan dalam laporan akuntansi

keuangan, sesuai dengan bentuk standar laporan akuntansi Indonesia.

Laporan akuntansi keuangan pada hakekatnya berfungsi sebagai pemberi

informasi kepada pengelola atau pemilik apotek mengenai perubahan yang

terjadi pada unsur-unsur kekayaan (neraca) yang dimiliki apotek dari kondisi

neraca pada awal kegiatan menjadi neraca akhir kegiatan apotek, sebagai

akibat adanya kegiatan transaksi jual beli barang atau jasa selama pada kurun

waktu tertentu.

Tujuan pencatatan dan Pelaporan

1.      Tersedianya data mengenai jenis dan jumlah penerimaan, persediaan,

pengeluaran/ penggunaan dan data mengenai waktu dari seluruh

rangkaian kegiatan mutasi obat.

2.      Sebagian dari kegiatan pencatatan dan pelaporan obat ini telah diuraikan

pada masing-masing aspek pengelolaan obat.

3.      Bukti bahwa suatu kegiatan telah dilakukan.

4.      Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian.

5.      Sumber data untuk pembuatan laporan.

22

Page 23: manajmen aapotek

Tujuan Manajemen Keuangan

Keuangan merupakan factor penentu, perlu adanya system control dan

pembagian tugas. Bendahara mengontrol dan menerima setoran dari kasir di

bagian muka apotek mengenai hasil penjualan tunai dan dari administrasi

piutang hasil tagihan piutang. Kontrol pemasukan uang, bendahara dibantu

administrasi mengontrol tagihan piutang dan dari penjualan tunai harian,

pengontrolan dapat menggunakan alat kas register. Mengadakan evaluasi

hasil penjualan dan pencatatan dilakukan secara efektif dan efisien tetapi

mudah, sederhana dan reliable terhadap masalah keuangan. Bendahara tidak

berhak mengeluarkan uang tanpa ada persetujuan dari atasan, tugasnya adalah

menerima dan mencatat uang yang masuk. Pengeluaran uang dapat berupa :

a) Pembayaran hutang dagang, dilakukan oleh administrasi pembelian dan

control oleh administrasi gudang.

b) Pembayaran biaya disertai oleh pembuktian yang syah dan control serta

fiat oleh pimpinan.

Pembayaran gaji dilakukan oleh administrasi kepegawaian. Pembayaran

biaya yang lain berupa biaya rutin, seperti telepon, listrik dan lain-lain.

Pembayaran selain dapat berupa uang kontan dapat pua melalui bank dengan

mengeluarkan cheque. Sebaiknya bendahara tidak terlalu banyak menyimpan

uang di brankas, tetapi lebih baik disimpan di bank.

Data keuangan  tersebut diperlukan oleh pimpinan apotek untuk :

1.      Merencanakan manajemen dan pengembangan apotek.

2.      Mengetahui posisi keuangan.

3.      Mengevaluasi perkembanan apotek.

Analisis laporan keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil proses akuntansi yang

digunakan sebagai alat komunikasi data keuangan atau aktivitas perusahaan

yang berhubungan dengan keuangan guna memberikan informasi bagi pihak-

pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan sebuah perusahaan

menunjukkan kondisi kesehatan perusahaan dan kinerja perusahaan tersebut.

23

Page 24: manajmen aapotek

Menurut Penjelasan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), tujuan laporan

keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,

kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan.

1.      Unsur-unsur laporan keuangan

Unsur laporan keuangan dikelompokkan dalam 3 unsur yaitu

a.       Aktiva

Unsur aktiva menggambarkan jumlah sumber daya yang dimiliki

perusahaan.

b.      Kewajiban

Kewajiban menggambarkan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mempengaruhi kinerja perusahaan dalan satu periode waktu tertentu

c.       Ekuitas

Ekuitas menggambarkan jumlah modal perusahaan.

Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan

Bentuk laporan keuangan yang disajikan secara keseluran terdiri dari laporan

laba rugi, laporan perubahan modal, neraca dan laporan arus kas.

a. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi (Income Statement) merupakan laporan akuntansi keuangan

yang menggambarkan tentang jumlah penjualan, biaya variabel, biaya tetap

dan laba yang diperoleh dalam satu periode waktu tertentu.

Unsur yang dilaporkan di dalam laporan rugi laba adalah :

a. Penjualan (sales)

b. Biaya Pembelian Barang = biaya variabel (variable cost)

c. Biaya Operasioanal = Biaya Tetap (fix cost)

d. Laba Rugi Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT)

24

Page 25: manajmen aapotek

Contoh Laporan Laba Rugi Apotek “X”

(dalam juta rupiah)

No Uraian

Rupiah % tage

1 Jumlah penjualan (sales) 35.000 100,002 Biaya Variabel (Variabel cost) 26.000 74,293 Biaya Tetap (fix cost) 7.900 22,574 Laba sebelum bunga dan pajak 1.100 3,14  Bunga (interest) 220    Pajak (tax) 326    Laba Sesudah Pajak 554 1,58

Catatan: Variable cost = HPP (harga pokok penjualan)

= COGS (Cost of Goods Sol)

Fix Cost = Biaya Usaha

Harga pokok penjualan ( Cost of good sold ) = HPP

Cara Menghitung HPP ada 2 cara yaitu:

- Cara pertama: dengan faktor harga jual

Contoh: faktor harga jual resep tunai = 1.25 sedangkan faktor harga beli =

netto. Berapakah HPP nya?

HPP = (100%)- [ 100% x (1.25-1/1.25) ]= 100%-20% = 80%

- Cara kedua : dengan perhitungan nilai stok barang

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai HPP adalah:

- Faktor Harga Jual

Semakin besar faktor harga jual yang digunakan, maka semakin kecil nilai

HPP nya, dan semakin besar gross margin yang diperoleh apotek, dengan

asumsi faktor harga belinya = netto. Dan sebaliknya semakin kecil faktor

harga jual yang digunakan, maka semakin besar nilai HPP nya.

25

HPP = (100 %)- [100% x(faktor harga jual-1/Harga jual)]

HPP = (stok awal+pembelian)-(stok akhir)

Page 26: manajmen aapotek

- Faktor Harga Beli

Semakin besar faktor harga beli (semakin kecil diskon), maka semakin

besar HPP nya dan semakin kecil gross margin yang diperoleh apotek.

Laba kotor ( gross profit ) = LK

Adalah perbedaan antara penjualan dengan harga pokok.

Laba kotor = Penjualan bersih - harga pokok penjualan

    

LK = Penjualan bersih – HPP

Beban operasi (operational expense) = BO

Beban operasi adalah semua beban yang dikeluarkan yang berhubungan

langsung dengan kegiatan utama perusahaan.  Secara garis besar terdiri

dari :

Beban Penjualan (selving expences) contohnya gaji bagian

penjualan , beban iklan, beban penyusutan peralatan gudang, beban

asuransi penjualan, beban perlengkapan gudang dan beban

penjualan rupa – rupa.

Beban umum (general expences atau administration expences),

contohnya beban bagian kantor, beban penerangan dan pemasaran,

beban pajak, beban penyusutan gedung, beban penyusutan

peralatan kantor, beban asuransi umum, beban perlengkapan kantor

dan beban umum rupa – rupa

Laba dari operasi  (income from operation)

Laba operasi adalah selisih antara Harga Pokok Penjualan dengan beban

operasi.

Jadi :

Laba operasi = HPP - Beban Operasi  

26

Page 27: manajmen aapotek

e. Pendapatan lain - lain (other income) :

Adalah pendapatan yang diperoleh dari sumber lain diluar kegiatan utama

perusahaan contohnya pendapatan bunga , pendapatan sewa, deviden dan 

laba dari penjualan aktiva tetap.

f. Beban lain - lain ( Other Expence )

Adalah beban yang tidak dapat dikaitkan dengan beban operasi atau beban

yang bukan berasal dari kegiatan utama persahaan contohnya beban bunga,

beban sewa dan beban kerugian atas penjualan aktiva tetap.

g. Laba bersih

Adalah hasil yang terakhir yang diperoleh dari penjumlahan antara laba

operasi dengan laba diluar operasi. Laba operasi diperoleh dari Harga

Pokok dikurangi biaya operasi dan laba diluar operasi (hasil pengurangan

antara pendapatan lain - lain dengan biaya lain – lain).

Bentuk Laporan Laba-Rugi

Laporan Laba-Rugi dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu:

1. Bentuk Single Step atau Langsung

Semua pendapatan dikelompokkan tersendiri di bagian atas dan

dijumlahkan, kemudian semua beban dikelompokkan tersendiri di

bagian bawah dan dijumlahkan. Jumlah pendapatan dikurangi jumlah

beban, selisihnya merupakan laba bersih atau rugi bersih.

2. Bentuk Multiple Step atau Tidak Langsung

Pendapatan dibedakan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan di

luar usaha, demikian juga beban dibedakan menjadi beban usaha

usaha dan beban di luar usaha. Pendapatan dan beban usaha disajikan

pertama, pendapatan dan beban di luar usaha disajikan kemudian.

Langkah-langkah Penyusunan Laporan Laba-Rugi

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun Laporan Laba-

Rugi:

Bentuk single step:

Menuliskan semua pendapatan

Menuliskan semua beban

27

Page 28: manajmen aapotek

Menghitung selisih pandapatan dan beban, jika pendapatan lebih

besar dari pada beban maka selisihnya disebut laba bersih dan jika

sebaliknya maka selisihnya disebut rugi bersih.

Bentuk multiple step:

Menuliskan pendapatan usaha

Menuliskan beban usaha

Menghitung selisih pandapatan dan beban usaha, jika pendapatan

usaha lebih besar dari pada beban usaha maka selisihnya disebut

laba usaha dan jika sebaliknya maka selisihnya disebut rugi usaha.

Menuliskan pendapatan usaha

Menuliskan beban usaha

Menghitung selisih pandapatan dan beban usaha, jika pendapatan

usaha lebih besar dari pada beban usaha maka selisihnya disebut

laba usaha dan jika sebaliknya maka selisihnya disebut rugi usaha.

Menuliskan pendapatan di luar usaha

Menuliskan beban di luar usaha

Menghitung selisih pendapatan dan beban di luar usaha, jika

pendapatan di luar usaha lebih besar dari pada beban di luar usaha

maka selisihnya disebut laba di luar usaha dan jika sebaliknya

maka selisihnya disebut rugi di luar usaha.

Menghitung laba (rugi) usaha dengan laba (rugi) di luar usaha,

hasilnya disebut laba (rugi) bersih sebelum pajak.

Laba bersih sebelum pajak dikurangi dengan pajak penghasilan

yang dikenakan dan hasilnya disebut laba bersih setelah pajak.

1. Laporan perubahan Modal

Untuk tahun yang berakhir 31 des

Modal (awal)                                                                     Rp  XXX

Laba bersih                                                                        Rp  XXX

Pengambilan pribadi                                                         Rp  XXX

                                                                                                      Rp  XXX

(+/-)

Modal (akhir)                                                                    Rp  XX

28

Page 29: manajmen aapotek

2. Neraca

Di dalam akuntansi keuangan, Neraca atau laporan posisi keuangan

(bahasa Inggris: balance sheet atau statement of financial position) adalah

bagian dari laporan keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada suatu

periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada

akhir periode tersebut. Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, liabilitas,

dan ekuitas yang dihubungkan dengan persamaan akuntansi berikut:

aset = liabilitas + ekuitas

Informasi yang dapat disajikan di neraca antara lain posisi sumber

kekayaan entitas dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan

entitas tersebut dalam suatu periode akuntansi (triwulanan, caturwulanan,

atau tahunan).

Laporan neraca adalah laporan keuangan utama yang diterbitkan pada

akhir periode akuntansi yaitu per tanggal 31 Desember. Tanggal tersebut

adalah syarat minimal dan sifatnya formal berdasarkan suatu kewajiban

perusahaan melaporkan transaksi keuangan bukan berdasarkan kebutuhan.

Neraca (Balance Sheet) adalah sebuah laporan yang sistematis tentang

posisi aktiva, kewajiban dan modal perusahaan dalam periode waktu

tertentu. Tujuan pembuatan neraca ini adalah untuk menggambarkan posisi

keuangan perusahaan. Neraca dapat disajikan dalam:

a.      Bentuk berbanjar atau horizontal (bentuk scontro)

b.      Bentuk vertikal ke bawah (bentuk staffel)

3. Laporan arus kas dapat disusun dengan menggunakan dua cara:

a.       Metode langsung (direct method)

Berdasarkan perubahan yang terjadi pada kas dari kativitas operasi ,

aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaaan.

b.      Metode tidak langsung (indirect method)

dimulai dari laba bersih dan dilanjutkan dengan melihat faktor-faktor

penyesuaian terhadap kas :

1.      Elemen bukan kas :depresiasi/penghapusan

2.      Kenaikan atau penurunan aktiva lain-lain

29

Page 30: manajmen aapotek

3.      Konversi aktiva usaha dari bisnis akrual terhadap basis kas

Cash flow (aliran kas) merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan

yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain

adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan

aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.

Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur

arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki,

kita simpan atau investasikan.

Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu

Pertama, fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan

memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu

singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal

Kedua, fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari

resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat

dicairkan dengan relatif cepat.

Ketiga, capital growth, dana yang diperuntukkan untuk

penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif

panjang..

Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi

tiga kelompok yaitu:

a) Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang

berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya;

pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal

dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow)

b) Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran

kas yang berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan,

biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas

operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran

kas keluar (cash out flow).

c) Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang

berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal

kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.

30

Page 31: manajmen aapotek

KETERBATASAN

Cash flow mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan antara lain;

a) Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukan dalam

cash flow hanya yang bersifat tunai.

b) Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang

fleksibel

c) Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal

dari perusahaan yang dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk

dan keluar yang seharusnya diperhatikan, maka akan terhambat

karena manager hanya akan terfokus pada budget kas misalnya;

kondisi ekonomi yang kurang stabil, terlambatnya customer dalam

memenuhi kewajibanya.

MANFAAT

Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam

perusahaan sangat berguna bagi beberapa pihak terutama manajement.

Diantaranya:

a) Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan

dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi yang

menyebabkan perubahan kas.

b) Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa yang

akan datang dan memperkirakan jangka waktu pengembalian

kredit.

c) Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan

financial.

d) Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk

membayar kredit yang diberikan kepadanya

Laporan perpajakan

Pemerintahan dalam suatu Negara mutlak akan membutuhkan dana yang

besar untuk menjalankan program pembangunannya. Salah satu sumber dana

untuk membiayai penyelenggaraan Negara adalah pajak. Dimana beberapa

ahli memberikan pengertian pajak diantaranya :

31

Page 32: manajmen aapotek

a. Menurut Prof. Dr. P. J.A. Adriani yang diterjemahkan oleh R. Santoso

Brotodiharjo, SH dalam bukunya : P engantar Ilmu Hukum Pajak (1992)

“Pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) oleh yang

wajib membayarnya menurut peraturan, dan gunanya untuk membiayai

tugas-tugas dalam menyelenggarakan pemerintahan”

b. Menurut Prof. Dr. Rachmat Soemitro, SH dalam bukunya : Dasar-dasar

Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan (1995), menyatakan bahwa:

“Pajak adalah iuran kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang

dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatjasa timbale (kontra prestasi),

yang langsung dapat ditujukan dan digunakan untuk membayar

pengeluaran umum”

Beberapa jenis pajak yang berlaku di Indonesia, dikelompokkan menjadi:

1. Menurut golongannya pajak terdiri dari :

Pajak langsung, yaitu pajak yang pembebanannya tidak dapat

dilimpahkan kepada pihak lain dan menjadi beban wajib pajak yang

bersangkutan,misalnya PPh.

Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pembebanannya dapat

dilimpahkan kepada pihak lain, seperti PPn.

2. Menurut jenis pungutan pajak dibagi menjadi:

Pajak pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, misalnya PPh, PPn,

PBBdan bea materai.

Pajak daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, seperti pajak

reklame dan pajak hiburan.

c. Menurut sifatnya pajak dapat dibagi menjadi:

Pajak subjektif yaitu pajak yang dikenakan berdasarkan subjeknya

(wajib pajaknya), misalnya PPh.

Pajak objektif yaitu pajak yang dikenakan berdasarkan objeknya

( produk/ jasanya), seperti PPn.

32

Page 33: manajmen aapotek

Jenis-jenis tarif pajak antara lain yaitu :

1. Tarif sebanding ( proporsional) yaitu tarif pajak yang berupa prosentasi

tetap, seperti PPn 10%

2. Tarif tetap yaitu tarif pajak yang berupa jumlah yang tetap, seperti materai

Rp 3.000,00 dan Rp 6.000,00

3. Tarif progresif yaitu tarif pajak yang berupa prosentasi yang semakin

besar, berbanding lurus dengan besarnya jumlah yang dikenai pajaknya,

misalnya PPh badan (laba perusahaan)

Tata Cara Perpajakan

Setiap orang atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha

pekerjaannya menghasilkan barang, mengekspor barang, melakukan usaha

perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean,

melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daerah fabean wajib

melaporkan dan menyetorkan pajak kepada kas Negara, kecuali pengusaha

kecil. Criteria pengusaha kecil sesuai denganKepMenKeu No.

552/KMK.04/2000 tentang batasan pengusaha kecil, menerangkan bahwa

pengusaha kecil adalah pengusaha selama 1 tahun buku melakukan

penyerahan :

1. Barang kena pajak dengan jumlah peredaran bruto tidak lebih dari Rp

360.000.000,00; atau

2. Jasa kena pajak dengan jumlah peredaran bruto tidak lebih dari Rp

180.000.000,00

Hak dan kewajiban wajib pajak.

Berikut adalah hak wajib pajak yaitu:

Dapat mengajukan surat keberatan dan surat banding

Dapat menerima tanda bukti pemasukan SPT

Dapat membetulkan SPT yang telah disampaikan

Dapat mengajukan permohonan penundaan penyampaian SPT

Dapat mengajukan perhitungan pajak yang ditetapkan

Dapat meminta pengembalian kelebihan pembayaran pajak

Dapat mengajukan permohonan penghapusan, pengurangan sanksi dan

pembetulan surat ketetapan pajak yang salah

33

Page 34: manajmen aapotek

Dapat menguasakan kepada orang untuk mengurus pajaknya

Berikut adalah kewajiban wajib pajak yaitu:

Mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP

Menghitung dan membayar sendiri pajaknya dengan benar

Mengambil SPT, mengisi dan mengembalikan k KPP sesuai dengan batas

waktu yang telah ditentukan

Menyelenggarakan pembukuan hasil kegiatan

Memberikan fasilitas (data-data) dan keterangan yang benar saat asda

pemeriksaan oleh petugas pajak

Berikut langkah-langkah menjadi PKP

1. Membuat NPWP dengan syarat-syarat:

Foto kopi akte pendirian perusahaan

Foto kopi KTP pengurus

Foto kopi surat keterangan domisili

Mengisi formulir permohonan pendaftaran (disediakan oleh KPP)

2. Mengajukan permohonan menjadi PKP

Foto kopi akte pendirian perusahaan

Foto kopi KTP pengurus

Foto kopi surat keterangan domisili

Foto kopi bukti pembayaran PBB

Mengisi formulir permohonan pendaftaran dan perubahan data wajib

pajak (diserahkan ke KPP)

Sanksi

Bagi mereka yang dengansengaja tidak mendaftarkan diri, atau

menyalahgunakan tanpa hak NPWP sehingga menimbulkan kerugian Negara

diancam dengan pidana penjara paling lama 6 tahun dan denda maksimal 4

kali jumlah pajak yang terutang (UU RI No. 16 tahun 2000 tentang perubahan

kedua atas UU No. 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara

perpajakan pasal 39)

Sanksi dalam perpajakan terdiri dari 2 macam yaitu:

Sanksi administrasi: @ sanksi bunga ( 2% perbulan) @sanksi denda

@sanksi kenaikan 50 % dan 100 %

34

Page 35: manajmen aapotek

Sanksi pidana :@denda pidana , untuk yang bersifat pelanggaran dan

kejahatan @denda kurungan untukyang bersifat pekanggaran @denda

penjara untuk yang bersifat kejahatan.

Sarana untuk menghitung dan menyetor pajak.

Jenis formulir yang disediakan oleh KPP yaitu :

SPT (surat pemberitahuan)

SPT adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melakukan

perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang.

Fungsinya bagi PKP untuk melaporkan dan mempertanggung

jawabkan: @ perhitungan jumlah PPn , @ melaporkan pengkreditan

pajak masukan terhadap pajak keluaran @ melaporkan pajak yang

telah disetorkan

Proses penyelesaian SPT:

1. WP harus mengambil sendiri blanko SPT ke KPP setempat

2. SPT harus diisi dengan benar, jelas dan lengkap

3. SPT diserahkan kembali k KPP dalam waktu yang telah

ditentukan, dan diberikan tanggal tanda terima

Untuk PPn harus dilampirkan minimal, antara lain:

1. Jumlah dasar pengenaan pajak

2. Jumlah pajak masukan yang dapat dikreditkan

3. Jumlah pajak keluaran

4. Jumlah kekurangan atau kelebihan pajak

Untuk peghasilan kena pajak (laba), minimal dilampirkan:

1. Laporan neraca

2. Laporan laba-rugi

SSP (surat setoran pajak)

SSP adalah surat yang digunakan olehwajib pajak untuk melakukan

pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas negaramelalui

kantor pos, bank-bank BUMN/BUMD.

Fungsinya

sebagai alat ( dokumen yang sah) untuk membayar pajak dan

sebagai alat bukti dan laporan pembayaran pajak

35

Page 36: manajmen aapotek

Tabel 5.1 : batas waktu untuk pembayaran SPT-Masa

No. Jenis Pajak Batas Waktu Pembayaran

1 PPh pasal 21 Tanggal 10 bulan berikutnya

2 PPh pasal 22 ( utk PPn, PPn

Bm impor)

Bersamaan dengan

pembayaran bea

masuk/penyeleseian dokumen

impor

3 PPh pasal 22 (pemungutan

oleh bendaharawan)

Pada hari yang sama saat

pembayaran oleh

bendaharawan

4 PPh pasal 22 (pemungutan

oleh badan tertentu-BUMN,

BUMD)

Tanggal 10 bulan berikutnya

5 PPN-Bm (pemungutan oleh

PKP atas jual beli barang)

Setiap tanggal 15 bulan

berikutnya

6 PPn-Bm (pemungutan oleh

bendaharawan)

Tanggal 7 bulan berikutnya

SKP (surat ketetapan pajak)

Yaitu surat keterangan Dirjen Pajak yang berupa:

- Surat ketetapan kurang bayar (SKPKB)

- Surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan (SKPKBT)

- Surat ketetapan pajaklebih bayar (SKPLB)

- Surat ketetapan pajak nihil (SKPN)

Jenis-jenis Pajak di Apotek

Apotek merupakan suatu jenis bisnis ritel yang melakukan transaksi jual-

beli perbekalan farmasi (obat dan alat kesehatan) secara langsung kepada

konsumen atau pengguna akhir. Maka di apotek terdapat beberapa jenis pajak

yang harus disetorkan ke kas negaraantara lain:

Pajak yang dipungut oleh pusat seperti PPn,PPh dan PBB

Pajak yang dipungut oleh daerah seperti pajak kendaraan, pajak reklame

36

Page 37: manajmen aapotek

Peraturan perundang-undangan yang mengatur PPh dan PPn yaitu UU RI No.

17 tahun 2000 dan UU RI No. 18 tahun 2000.

Dari sekian banyak jenis-jenis pajak penghasilan, yang penting diketahui oleh

apotek diantaranya adalah PPh pasal 21 tentang pembayaran pajak atas

penghasilan yang diterima oleh orang pribadi ( pegawai ) atau badan (laba

usaha perusahaan ) yang berdomisili di dalam negeri ; PPh pasal 22 tentang

pembayaran pajak penghasilan yang dipungut oleh bendaharawan pemerintah

(pusat atau daerah), instansi atau lembaga pemerintah, BUMN atau BUMD

atas penyerahan barang kepada instansi tersebut, karena bukti pemotongan

pajak ini dapat dikreditkan ( dapat mengurangi jumlah setoran pajak) apotek

ke kas Negara.

Objek pajak penghasilan PPh pasal 21 (menurut UU RI No. 17 thn 2000

tentang perubahan ketiga UU No.7 thn 1983 tentang pajak penghasilan, pasal

2 ayat 1, yaitu: penghasilan sebagai objek pajak, antara lain :

Imbalan atas pekerjaan atau jasa

Hadiah dari undian/imbalan pekerjaan/ penghargaan

Laba usaha (yang dihasilkan perusahaan)

Bunga bank/deposito/royalty

Dividen, sisa hasil usaha koperasi

Keuntungan karena selisih kurs mata uang

Tarip pajak penghasilan pasal 21 ( dalam negeri)

Menurut UU RI No. 17 th 2000 tentang peubahan ketiga UU No.7 th

1983 tentang pajak penghasilan pasal 17 tentang tarif :

Tabel 5.2 : tarif penghasilan kena pajak

No. Lapisan penghasilan kena pajak Tarif pajak

1 Sampai dengan Rp 25.000.000,00 5 %

2 >Rp 25.000.000,00sampai dengan Rp

50.000.000,00

10 %

3 >Rp 50.000.000,00sampai dengan Rp

100.000.000,00

15 %

4 >Rp 100.000.000,00sampai dengan Rp

200.000.000,00

25 %

37

Page 38: manajmen aapotek

5 >Rp 200.000.000,00 35 %

Tabel 5.3. : tariff penghasilan kena pajak untuk badan

No

.

Lapisan penghasilan kena pajak Tarif pajak

1 Sampai dengan Rp 50.000.000,00 10 %

2 >Rp 50.000.000,00 sampai dengan Rp

100.000.000,00

15 %

3 >Rp 100.000.000,00 30 %

Rumus menghitung PPh pasal 21 orang pribadi (pegawai)

=>Pajak penghasilan orang = penghasilan kena pajak X tarif

Rumus menghitung PPh pasal 21 badan (laba perusahaan)

=>pajak penghasilan badan = penghasilan kena pajak X tarif

Pajak pertambahan nilai ( PPn)

Adapun objek PPn menurut UU RI No.18 th 2000 tentang perubahan

kedua UU No.8 th a983 tentang PPn barang/jasa dan PPn BM :

Penyerahan barang kena pajak di dalam daerah pabean oleh pengusaha

Impor barang kena pajak

Penyerahan jasa kena pajak di dalam daerah pabean

Pemanfaatan barang kena pajak yang tidakberwujud dari luar daerah

pabean ke dalam daerah pabean

Pemanfaatan jasa kena pajak dari luar daerah ke dalam daerah pabean

Ekspor barang kena pajak oleh pengusaha kena pajak

Tarif PPn

Sesuai dengan UU RI No.18 th 2000 tentang perubahan kedua UU No.8 th

1983 tentang PPn barang/jasa dan PPn BM bahwa besarnya tarif PPn adalah

10 % atau 0 % untuk ekspor barang.

Rumus menghitung PPn

Cara menghitung PPn yang terutang adalah dengan mengalikan tarif PPn

dengan dasar pengenaan pajaknya.

=>PPn yang terutang = tarif PPn X dasar pengenaan pajak

38

Page 39: manajmen aapotek

Perhitungan – pelaporan pajak

Cara menghitung, menyetorkan dan ,melaporkan pajak (PPh dan PPn)

dapat dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut :

a. Tahap I : menghitung PPh pasal 21 orang, badan atau PPn

b. Tahap II : memindahkan hasil perhitungan ke dalam formulir pajak

c. Tahap III : membayar ( menyetorkan ) nya ke bank yang ditunjuk

d. Tahap IV : melaporkan bukti pembayaran ke kantor pelayanan pajak

(KPP)

e. Mengarsipkan .

39

Page 40: manajmen aapotek

BAB III

KESIMPULAN

Managemen apotek meliputi pengadaan, penyimpanan, pendistribusian,

pelayanan dan pelaporan. Dengan adanya managemen apotek ini kita dapat

mengetahu tujuan adanya pengadaan yaitu untuk memperoleh harga beli

barang yang efisien dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen, penyimpanan

barang di gudang (ware house) untuk mencegah resiko kerugian sekecil

mungkin dari kehilangan, kerusakan, dan barang yang tidak laku pelayanan

(servicing) dilakukan untuk dapat memberikan kepuasan kepada konsumen dan

memperoleh keuntungan yang optimal dan pengelolaan keuangan (financing)

untuk mencegah resiko kerugian sekecil mungkin dari kehilangan, kerusakan,

dan adanya uang palsu serta menjaga aliran kas (cash flow) tidak defisit lalu

pembukuan (accounting) bertujuan untuk dapat menyajikan laporan khususnya

keuangan yang tepat isi dan tepat waktu.

40

Page 41: manajmen aapotek

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan R.I. 2004. Jilid III. Administrasi Farmasi.

Jakarta : Depkes

Umar, M .2009.M anajemen Apotek Praktis cetakan ke 3. Wira putra

kencana : Jakarta

Arsip-arsip dan pembukuan di Apotek , 2009

leukimia.blogspot.com. laporan pkl apotek kimia farama 72.

41