Upload
agus-brata
View
90
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Tutorial For MPS App Itenas Bandung
Citation preview
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 0
LAMPIRAN G
Manual Book
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 1
Aplikasi Monitoring Performa Server merupakan sebuah sistem
yang berfungsi untuk memberikan informasi penggunaan sumber daya
yang bekerja pada server-server serta memberikan peringatan
apabila terjadi masalah pada salah satu atau beberapa server,
diharapkan dapat memberikan informasi adanya masalah sehingga
solusi dapat ditanggapi dengan cepat oleh administrator. Dimana
aplikasi yang diberi nama MPS ini mampu untuk melakukan pemantauan
terhadap performa keseluruhan yang meliputi informasi penggunaan
perangkat keras dan service pada server berbasis ubuntu 32 bit dan
64 bit. Pemantauan informasi penggunaan perangkat keras meliputi
penggunaan memory, swap memory, hardisk, CPU, ethernet (I/O
network) sedangkan pemantauan terhadap listen service meliputi
HTTP, HTTPS, FTP, SMTP, SSH, DNS, PROXY dan service lainnya. Hal-
hal yang akan dijelaskan pada manual book aplikasi MPS diantaranya
sebagai berikut :
A. Penjelasan Umum
A.1 System Requirement
A.2 Proses Bisnis
B. Tahap Persiapan
B.1 Penyalinan File Aplikasi MPS
B.2 Konfigurasi Awal Sistem
C. Panduan Instalasi
C.1 Instalasi Kebutuhan Sistem Server Monitoring
C.2 Instalasi Kebutuhan Sistem Host Server 32 Bit
C.3 Instalasi Kebutuhan Sistem Host Server 64 Bit
D. Panduan Pengujian Instalasi
D.1 Pengujian Modul Library Python
D.2 Pengujian SMS Gateway
D.3 Konfigurasi Untuk Menjalankan Aplikasi
E. Panduan Penggunaan Aplikasi
E.1 Syarat Penggunaan Aplikasi
E.2 Proses Deploy
E.3 Report
E.4 Action Report
F. Panduan Penanganan Error
F.1 Penanganan Error Pada Tahap Instalasi
F.2 Penanganan Error Pada Tahap Penggunaan Aplikasi
NB : Modem GSM yang digunakan adalah Wavecom Fastrack at112500
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 2
A. Penjelasan Umum
A.1 System Requirement
a) System Requirement Server Monitoring
Spesifikasi minimum perangkat keras (hardware) untuk
menjalankan aplikasi MPS pada server monitoring adalah sebagai
berikut :
1) Prosesor Intel Pentium IV 2.4 GHz.
2) Memori RAM 512 MB.
3) 200 MB hard drive space.
4) Koneksi Internet (30 Kbps/Sec).
Kebutuhan perangkat lunak untuk keperluan konfigurasi
aplikasi MPS pada server monitoring adalah sebagai berikut :
1) Sistem operasi Ubuntu desktop 10.04 LTS 32 bit.
2) Text editor Gedit.
b) System Requirement Host Server
Spesifikasi minimum perangkat keras (hardware) yang
digunakan untuk keperluan host server ditentukan sesuai kebutuhan
instansi/lembaga yang bersangkutan, dengan syarat dibangun
menggunakan sistem operasi Ubuntu server versi 32 bit dan 64 bit.
c) System Requirement PC client
Spesifikasi minimum perangkat keras (hardware) untuk
mengakses aplikasi MPS pada PC Client adalah sebagai berikut :
1) Prosesor Intel Pentium IV 1.6 GHz.
2) Memori RAM 256 MB.
3) 50 MB hard drive space.
4) Koneksi Internet (30 Kbps/Sec).
Kebutuhan perangkat lunak untuk mengakses aplikasi MPS pada
PC client adalah sebagai berikut :
1) Sistem operasi Microsoft windows XP, windows vista, windows
7, dan Ubuntu desktop all version. (Rekomendasi menggunakan
Windows XP SP2)
2) Web Browser yang direkomendasikan untuk menjalankan
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 3
Aplikasi MPS adalah Mozilla Firefox minimal versi 12 atau
Google Chrome minimal versi 20.0.1132.43.
A.2 Proses Bisnis
Berikut gambaran proses bisnis kerja sistem dari aplikasi
MPS yang ditunjukan pada Gambar 1.
Gambar 1 Proses Bisnin Aplikasi MPS
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 4
B. Konfigurasi Awal
B.1 Salin File Aplikasi
Tahap selanjutnya adalah menyalin file aplikasi MPS yang
disediakan dalam lampiran CD. Dimana folder "upt_tik_itenas”
disalin ke dalam direktori /home/(user)/ dalam sistem server
monitoring. Berikut proses menyalin folder yang telah berhasil
dilakukan, dimana letak folder "upt_tik_itenas” terlihat seperti
pada Gambar 2.
Gambar 2 Tampilan Folder ‘upt_tik_itenas’
Untuk melakukan pengecekan apakah folder “upt_tik_itenas”
ini sudah berada dalam direktori /home/(user), maka masukan
perintah berikut ini melalui terminal.
user@ubuntu:-/ $ cd upt_tik_itenas
user@ubuntu:-/upt_tik_itenas$
Apabila perintah diatas dapat dijalankan dengan baik, maka
folder “upt_tik_itenas” yang merupakan aplikasi MPS telah berada
dalam sistem server monitoring.
B.2 Konfigurasi Awal
a) Konfigurasi Internet
Sebelum melakukan instalasi kebutuhan sistem, pastikan
terlebih dahulu koneksi Internet yang terpasang telah dapat
digunakan. Namun untuk memastikan bahwa koneksi Internet telah
dapat berjalan, sebaiknya lakukan konfigurasi network sesuai
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 5
dengan jaringan yang digunakan dan kemudian melakukan pengujian
koneksi dengan melakukan pingtest. Berikut tahapan yang digunakan
untuk melakukan konfigurasi network pada Ubuntu dalam posisi root.
1) Konfigurasi eth0 (ethernet0)
root@ubuntu:/home/(user)# pico /etc/network/interfaces
auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.xxx.xxx
netmask 255.255.255.xxx
network 192.168. xxx.xxx
broadcast 192.168. xxx.xxx
gateway 192.168.xxx.xxx
Konfigurasi network eth0 diatas disesuaikan dengan
spesifikasi jaringan yang digunakan, dimana simbol xxx
merupakan perumpamaan IP yang seharusnya berisi angka.
Apabila seluruh konfigurasi telah dimasukan kedalam
terminal, selanjutnya simpan konfigurasi dengan menekan
button crtl+O kemudian keluar dari editor terminal dengan
menekan button ctrl+X.
2) Konfigurasi resolv.conf (DNS)
root@ubuntu:/home/(user)# pico /etc/resolv.conf
#Generalitation DNS
dns-nameserver xxx.xxx.xxx.xxx
dns-search xxx.xxx.xxx.xxx
Konfigurasi resolv.conf diatas disesuaikan dengan alamat DNS
yang digunakan, dimana Prefered DNS dimasukan kedalam
konfigurasi dns-nameserver dan alternate DNS dimasukan
kedalam konfigurasi dns-search. Apabila alamat DNS telah
dimasukan kedalam terminal, selanjutnya simpan dan keluar
dari editor konfigurasi dengan menekan ctrl+c. Selanjutnya
set konfigurasi resolv.conf untuk melakukan aktivasi dengan
memasukan perintah berikut ini.
root@ubuntu:/home/(user)# set /etc/resolv.conf
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 6
3) Restart Network
Apabila seluruh konfigurasi telah dilakukan, selanjutnya
lakukan restart network dengan memasukan perintah berikut.
root@ubuntu:/home/(user)# /etc/init.d/networking restart
Tunggu hingga proses restart berhasil dilakukan, biasanya
ditandai dengan informasi [OK].
4) Pengujian Koneksi
Untuk mengetahui apakah konfigurasi yang telah dilakukan
berhasil atau tidak, selanjutnya lakukan pingtest ke DNS
google.com melalui terminal.
user@ubuntu:~$ ping google.com
PING google.com (173.194.38.137) 56(84) bytes of data.
64 bytes from sin04s01-in-f9.1e100.net (173.194.38.137):
icmp_seq=1 ttl=54 time=45.4 ms
64 bytes from sin04s01-in-f9.1e100.net (173.194.38.137):
icmp_seq=2 ttl=54 time=44.3 ms
64 bytes from sin04s01-in-f9.1e100.net (173.194.38.137):
icmp_seq=3 ttl=54 time=45.1 ms
64 bytes from sin04s01-in-f9.1e100.net (173.194.38.137):
icmp_seq=4 ttl=54 time=375 ms
64 bytes from sin04s01-in-f9.1e100.net (173.194.38.137):
icmp_seq=5 ttl=54 time=282 ms
64 bytes from sin04s01-in-f9.1e100.net (173.194.38.137):
icmp_seq=6 ttl=54 time=381 ms
Apabila setelah dilakukan pingtest terhadap google.com
menghasilkan reply time dari server, maka koneksi Internet
telah dapat dilakukan.
b) Konfigurasi Sistem Aplikasi MPS
Sebelum melakukan instalasi kebutuhan sistem, lakukan
konfigurasi terhadap sistem aplikasi MPS. Konfigurasi yang
dilakukan dimaksudkan untuk menetapkan detail yang akan dipantau
dari host server, selain itu akan ditentukan delay time untuk
melakukan update informasi penggunaan sumber daya pada host server
kedalam halaman aplikasi MPS. Berikut screen shoot text editor
yang digunakan untuk melakukan konfigurasi sistem aplikasi MPS.
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 7
Gambar 3 Tampilan Editor Konfigurasi Sistem Aplikasi MPS
Dapat dilihat dari gambar diatas terdapat beberapa rincian
konfigurasi yang dapat diubah sesuai dengan kebutuhan user,
diantaranya sebagai berikut.
1) Konfigurasi Database
Apabila user akan mengganti database yang digunakan
pada aplikasi MPS, user dapat menggantinya melalui file
updater.py pada folder “upt_tik_itenas”.
user@ubuntu:-/upt_tik_itenas$ sudo pico updater.py
# database define
db = pymongo.Connection()
coll_deploy = db.xxx.deploy
coll_log = db.xxx.log
coll_checker = db.xxx.checker
Untuk mengganti database yang digunakan aplikasi MPS,
ganti simbol ‘xxx’ dengan nama database yang diinginkan
seperti ‘db1’,’monitoring’,’db_MPS’ dan lain-lain. Hal
tersebut dapat dilakukan karena database yang digunakan
berbasis object oriented (MongoDb), sehingga tidak perlu
untuk membuat skema database seperti SQL.
2) Konfigurasi Email Sender
Apabila user akan mengganti alamat email yang bertugas
untuk memberi pemberitahuan (peringatan), dapat dilakukan
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 8
dengan mengkonfigurasi alamat email yang tersedia pada
editor updater.py.
# data gmail sender untuk email alert
ADMIN_GMAIL_USER = '[email protected]'
ADMIN_GMAIL_PASS = 'xxxxxx'
Masukan alamat email dengan domain gmail.com beserta
dengan password yang dikehendaki dengan mengganti simbol
‘xxx’ seperti pada tampilan dialog diatas.
3) Konfigurasi Port List
Apabila user ingin mengganti port-port tertentu yang
ingin dipantau dan disimpan pada tampilan global report
aplikasi MPS, user dapat menggantinya melalui editor seperti
pada konfigurasi berikut.
port_list = [80, 443, 23, 25, 3306, 21]
Dimana port yang dapat dikonfigurasi berjumlah 6 buah,
sehingga port tersebut harus benar-benar yang memiliki peran
sentral pada layanan setiap host server.
4) Konfigurasi Sistem Warning dan Waktu Periode Pemantauan
Untuk menentukan sistem warning pada CPU usage, memory
usage dan menentukan waktu periode untuk melakukan update
informasi monitoring, dapat dilakukan dengan mengganti
beberapa konfigurasi berikut ini.
MAX_CPU = xx
MAX_MEMORY = xx
DELAY_TIME = xx
User dapat menentukan batasan maksimal penggunaan CPU
dan memory pada host server dengan mengganti simbol ‘xx’
sesuai dengan keinginan pengguna, namun disarankan interval
untuk menentukan batasan maksimal berada pada range 70-85.
Hal tersebut merupakan hasil observasi penelitian yang telah
dilakukan, selanjutnya untuk menentukan waktu periode
pemantauan terhadap host server dapat dilakukan dengan
mengganti simbol ‘xx’ dengan menambahkan waktu delay ±5
detik agar engine dapat berfungsi secara maksimal.
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 9
C. Panduan Instalasi
C.1 Instalasi Kebutuhan Sistem Server Monitoring
Untuk mengembangkan aplikasi MPS dibutuhkan library python
dan beberapa modul library python yang berguna untuk membantu
proses development program. Tahap instalasi kebutuhan sistem pada
server monitoring secara keseluruhan dibangun menggunakan
terminal, ketentuan tersebut digunakan pada server monitoring dan
seluruh host server. Selain itu, setiap server harus dapat
melakukan koneksi internet agar proses download dan instalasi
dapat dilakukan dengan optimal. Berikut tahapan instalasi
kebutuhan pada server monitoring.
a) Update Repository Ubuntu
Tahapan pertama adalah lakukan update repository operating
sistem ubuntu desktop pada PC server monitoring. Tujuan dari
melakukan update repository adalah untuk memperbahrui file sistem
dan perangkat lunak yang ada dalam operating sistem. Berikut
perintah untuk melakukan update repository.
Pastikan proses download dan instalasi update repository
telah berhasil, proses ini dilakukan secara otomatis oleh sistem
yang berjalan pada ubuntu.
b) Instalasi Library Python, Gcc dan Openssh-server
Tahap selanjutnya adalah lakukan instalasi kebutuhan library
python yang berguna untuk development aplikasi beserta pip-nya.
Serta melakukan instalasi GNU Compiler Collection atau gcc
berfungsi sebagai compiller untuk mengeksekusi program. Sedangkan
fungsi dari openssh-server adalah untuk melakukan akses jalur data
melalui konektifitas SSH (secure shell). instalasi openssh-server
pada umumnya telah dilakukan pada saat instalasi operating sistem.
Berikut perintah untuk melakukan instalasi library python, gcc dan
openssh-server pada server monitoring.
Perintah diatas menunjukan bahwa instalasi kebutuhan library
python terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsionalitas
$ apt-get update
$ apt-get install python-dev python-setuptools python-pip
mongodb gcc openssh-server
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 10
berbeda. Fungsi yang dijalankan pada saat melakukan tahapan
instalasi library python diantaranya,
a. Python-dev, melakukan instalasi python development sebagai
paket tambahan yang berfungsi untuk mengintegrasi semua modul
eksternal python,
b. Python-setuptools, utilitas tambahan yang dapat membantu
instalasi paket dan manajemen dari pypi.python.org,
c. Python-pip, pip adalah paket library tambahan pengganti untuk
easy_install dan dimaksudkan untuk menjadi sebuah installer
python,
d. Mongodb, database yang akan digunakan untuk keperluan sistem,
dimana setiap data deploy, data log dan data hasil tangkapan
monitoring disimpan kedalam database.
e. Gcc, GNU Compiler Collection berfungsi sebagai kompiler C yang
digunakan untuk melakukan kompilasi program.
f. Openssh-server, berfungsi sebagai protokol jaringan yang
memungkinkan pertukaran data melalui saluran aman antara dua
perangkat jaringan
c) Instalasi Modul Library Python
Setelah melakukan penyalinan folder program, tahapan
selanjutnya adalah melakukan instalasi modul-modul pendukung
melalui file requirements.txt yang berada pada folder
“upt_tik_itenas”. Dalam file requirements.txt sudah disiapkan list
modul library python dan tools yang dibutuhkan untuk keperluan
konfigurasi aplikasi MPS. Tujuan dibuatnya file requirements.txt
agar proses instalasi yang dibutuhkan oleh sistem dapat diakses
dengan satu kali perintah, untuk mengetahui rincian modul tersebut
akan dilakukan dengan memasukan perintah berikut.
Berikut rincian dari file requirements.txt, hasil melakukan
eksekusi perintah diatas melalui terminal.
$ cat requirements.txt
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 11
Tahap selanjutnya adalah melakukan instalasi modul-modul
pendukung yang ada didalam file requirements.txt melalui perintah
berikut.
Apabila proses download dan instalasi telah berhasil,
selanjutnya akan dilakukan pengujian terhadap modul library python
yang telah diinstal apakah berhasil dilakukan atau tidak. Untuk
mengetahuinya, dimulai dengan melakukan import modul secara satu-
persatu melalui python shell seperti pada sub bab D.1.
d) Instalasi Gammu
Pada tahap ini akan dijelaskan bagaimana melakukan instalasi
modul python-gammu dan gammu yang akan digunakan untuk
mengkonfigurasi sms gateway. Untuk melakukan instalasi masukan
perintah berikut kedalam terminal.
Tunggu hingga proses download dan instalasi selesai,
selanjutnya kembali melakukan pengujian terhadap modul python-
gammu dan gammu yang telah diinstal apakah berhasil dilakukan atau
tidak. Untuk mengtahui proses pengujian modul python-gammu dan
gammu dapat dilihat pada dialog B.11 Lampiran B.
e) Konfigurasi Modem dan Gammu
Setelah proses instalasi modul gammu berhasil, selanjutnya
akan dilakukan konfigurasi modem GSM terhadap PC server
monitoring. Modem GSM yang digunakan pada penelitian ini berjenis
Wavecom Fastrack dengan jenis model “at” dan jenis connection
$ pip install –r requirements.txt
Django==1.3.1 #django web framework
pymongo==2.1.1 #mongodb API client
fabric==1.4.0 #deployment client library
pexpect==2.4 #shell handler
simplejson #file .json
psutil==0.4.1 #Engine monitoring
orbited==0.7.10 #High connection
twisted==12.0.0 #Configuration Networking
stompy==0.2.9 #Protokol STOMP
pycrypto==2.6 #Enkripsi dan dekripsi
$ apt-get install python-gammu gammu
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 12
“at115200”. Berikut tahapan untuk melakukan konfigurasi modem yang
akan digunakan sebagai device sms gateway.
1. Identifikasi Usb Port
Langkah pertama adalah melakukan identifikasi usb port yang
dipakai oleh modem GSM dengan memasukan perintah berikut
melalui terminal.
Setelah perintah diatas dimasukan, klik button ‘tab’.
Selanjutnya akan muncul informasi penggunaan usb port yang
terpasang pada PC server monitoring, dalam penelitian ini modem
GSM berada pada usb port /dev/TTYUSB0.
2. Konfigurasi gammu-config
Selanjutnya melakukan konfigurasi modul gammu terhadap
device modem GSM yang telah terhubung menggunakan sebagai
perintah berikut.
Selanjutnya akan muncul kotak dialog seperti Gambar 4,
kemudian melakukan konfigurasi terhadap letak port, jenis
connection, jenis model dan status use locking device.
Konfigurasi yang dimasukan kedalam gammu-config harus sesuai
dengan spesifikasi modem GSM yang digunakan, berikut gambaran
informasi dari konfigurasi gammu-config yang telah berhasil
dilakukan.
Gambar 4 Konfigurasi Gammu
$ ls /dev/TTY
$ gammu-config
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 13
Tampilan konfigurasi dialog atas, disesuaikan dengan hasil
penelitian yang telah dilakukan untuk melakukan konfigurasi
device terhadap modul gammu. Setelah proses konfigurasi
dilakukan, selanjutnya simpan konfigurasi dengan memilih menu S
Save.
3. Identifikasi Koneksi
Pada tahap ini akan dilakukan identifikasi koneksi antara
gammu dengan modem Wavecom Fastrack. Dengan memasukan perintah
berikut, akan diketahui status koneksi antara modem GSM dengan
modul gammu yang berada dalam sistem server monitoring.
Apabila proses konfigurasi yang telah dilakukan berhasil,
maka selanjutnya sistem akan memberikan informasi device modem
Wavecom Fastrack yang terpasang dalam usb port server
monitoring. Berikut ini informasi yang ditampilkan sistem
melalui terminal.
\
Gambar 5 Informasi Spesifikasi Modem GSM
Gammu akan memberikan informasi mengenai spesifikasi modem
yang digunakan, diantaranya informasi manufacturer, model,
firmware, IMEI dan SIM IMSI.
Dengan melakukan seluruh proses instalasi kebutuhan sistem
server monitoring sampai dengan identifikasi koneksi modem GSM,
maka aplikasi MPS berhasil diimplementasi dan sudah dapat
dijalankan.
C.2 Instalasi Kebutuhan Sistem Host Server 32 Bit
Tahap instalasi kebutuhan sistem host server ini secara
keseluruhan dibangun hampir sama dengan server monitoring, yaitu
menggunakan terminal. Pada implementasi host server 32 bit di UPT-
$ gammu --identify
Manufacturer : Wavecom
Model : unknown (MULTIBAND 900E 1800)
Firmware : 641b09gg.Q2403A 1320676 061804 14:38
IMEI : 352129002455386
SIM IMSI : 510012260308419
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 14
TIK, akan dilakukan pada server Hosting yang telah diinstal
operating sistem Ubuntu server 32 bit.
a) Update Repository Ubuntu
Tahap pertama adalah melakukan update repository operating
sistem Ubuntu server pada PC host server. Tujuan dari update
repository ini adalah untuk memperbahrui file sistem dan software
yang ada dalam operating sistem. Berikut perintah untuk melakukan
update repository pada operating sistem Ubuntu server 32 bit.
1.
b) Instalasi Gcc dan Openssh-server
Setelah proses update repository telah berhasil, selanjutnya
lakukan instalasi gcc dan openssh-server. GNU Compiler Collection
atau gcc berfungsi sebagai kompiler yang digunakan untuk
melakukan eksekusi program berbasis Python. Sedangkan fungsi dari
openssh-server adalah untuk melakukan akses transfer data melalui
jalur konektifitas SSH (secure shell). instalasi openssh-server
pada umumnya telah dilakukan pada saat instalasi operating sistem.
Namun untuk memastikan proses tersebut dapat diketahui dengan
memasukan perintah berikut kedalam terminal.
Setelah berhasil melakukan kedua tahap instalasi diatas,
maka host server 32 bit telah siap untuk di deploy oleh aplikasi
MPS yang akan dijalankan melalui server monitoring.
C.3 Instalasi Kebutuhan Sistem Host Server 64 Bit
Instalasi kebutuhan sistem pada host server 64 bit dilakukan
pada Web server yang telah diinstal operating sistem Ubuntu server
64 bit. Pada tahapan instalasinya hampir sama dengan instalasi
yang dilakukan host server 32 bit, namun pada host server 64 bit
akan dilakukan instalasi khusus terhadap modul psutil Python
library. Karena untuk dapat bekerja pada environment server 64
bit, modul psutil harus menyesuaikan versi dengan menggunakan
versi 64 bit. Setelah melakukan perintah $ apt-get update dan $
apt-get install gcc openssh-server seperti yang ditunjukan pada
instalasi kebutuhan host server 32 bit, akan diteruskan dengan
$ apt-get install gcc openssh-server
$ apt-get update
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 15
melakukan instalasi kebutuhan sistem seperti yang ditunjukan pada
tahap berikut ini.
a) Instalasi Library Python
Tahap selanjutnya adalah melakukan instalasi kebutuhan
library Python yang berguna untuk development aplikasi beserta
pip-nya. Berikut perintah yang dimasukan untuk melakukan instalasi
library Python.
b) Instalasi Modul Psutil
Setelah instalasi library Python berhasil dilakukan,
selanjutnya adalah melakukan instalasi modul psutil melalui
repository pip online. Berikut perintah yang dimasukan untuk
melakukan instalasi modul psutil.
Selanjutnya tunggu hingga proses download dan instalasi
berhasil dilakukan. Apabila sistem menyatakan proses instalasi
modul telah berhasil, selanjutnya akan dilakukan proses pengecekan
terhadap modul tersebut apakah berhasil diinstal atau tidak. Untuk
mengetahuinya, dapat dilihat pada sub bab D.1.
Setelah berhasil melakukan kedua tahap instalasi diatas,
maka host server 64 bit telah siap untuk di deploy oleh aplikasi
MPS yang akan dijalankan melalui server monitoring.
$ apt-get install Python-dev Python-setuptools Python-pip
$ pip install psutil
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 16
D. Panduan Pengujian Instalasi
D.1 Pengujian Modul Library Python
Untuk mengetahui keberhasilan instalasi modul-modul library
python pada server monitoring, masukan perintah yang berada pada
uraian berikut melalui Python shell. Proses dimulai dengan
memanggil Python shell dengan memasukan ‘python’ pada editor.
a) Modul Django
Pengujian Framework Django
b) Modul Fabric
Pengujian Modul Fabric
c) Modul Pymongo
Pengujian Modul Pymongo
d) Modul Simplejson
Pengujian Modul Simplejson
e) Modul Psutil
>>> import django
>>> dir (django)
['VERSION', '__builtins__', '__doc__', '__file__', '__name__',
'__package__', '__path__', 'get_version']
>>> import pymongo
>>> dir (pymongo)
['ALL', 'ASCENDING', 'Connection', 'DESCENDING', 'GEO2D',
'GEOHAYSTACK', 'OFF', 'ReadPreference', 'ReplicaSetConnection',
'SLOW_ONLY', '__builtins__', '__doc__', '__file__', '__name__',
'connection', 'cursor', 'cursor_manager', 'database', 'errors',
'get_version_string', 'has_c', 'helpers', 'message', 'pool',
'replica_set_connection', 'version_tuple']
>>> import fabric
>>> dir (fabric)
['__builtins__', '__doc__', '__file__', '__name__', '__package__',
'__path__']
>>> import simplejson
>>> dir (simplejson)
['Decimal', 'JSONDecodeError', 'JSONDecoder', 'JSONEncoder',
'OrderedDict', '__all__', '__author__', '__builtins__', '__doc__',
'ordered_dict', 'scanner', 'simple_first']
>>> import psutil
>>> dir (psutil)
['AccessDenied', 'BOOT_TIME', 'Error', 'IOPRIO_CLASS_BE',
'virtmem_usage', 'warnings']
Pengujian Modul Psutil
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 17
f) Modul Orbited
Pengujian Modul Orbited
g) Modul Twisted
Pengujian Modul Twisted
h) Modul Stompy
i)
Pengujian Modul Stompy
j) Modul PyCrypto (Crypto)
Pengujian Modul Pycrypto (Crypto)
k) Modul SMTPLib
Pengujian Modul SMTPLib
>>> import orbited
>>> dir (orbited)
['__builtins__', '__doc__', '__file__', '__name__', '__package__',
'__path__', '__version__']
>>> import twisted
>>> dir (twisted)
['__builtins__', '__doc__', '__file__', '__name__', '__package__',
'__path__', '__version__', '_version', 'python', 'version']
>>> import stompy
>>> dir (stompy)
['Client', 'Empty', 'NotConnectedError', 'Stomp',
'TransactionError', '__author__', '__builtins__', '__contact__',
'__doc__', '__file__', '__homepage__', '__name__', '__package__',
'__path__', '__version__', 'distmeta', 'frame', 'simple', 'stomp']
>>> import Crypto
>>> dir (Crypto)
['Cipher', 'Hash', 'PublicKey', 'Random', 'Util', '__all__',
'__builtins__', '__doc__', '__file__', '__name__', '__package__',
'__path__', '__revision__', '__version__', 'pct_warnings',
'version_info']
>>> import smtplib
>>> dir (smtplib)
['CRLF', 'LMTP', 'LMTP_PORT', 'OLDSTYLE_AUTH', 'SMTP',
'SMTPAuthenticationError', 'SMTPConnectError', 'SMTPDataError',
'SMTPException', 'SMTPHeloError', 'SMTPRecipientsRefused',
'SMTPResponseException', 'SMTPSenderRefused',
'SMTPServerDisconnected', 'SMTP_PORT', 'SMTP_SSL',
'SMTP_SSL_PORT', 'SSLFakeFile', '__all__', '__builtins__',
'__doc__', '__file__', '__name__', '__package__', '_have_ssl',
'base64', 'email', 'encode_base64', 'hmac', 'quoteaddr',
'quotedata', 're', 'socket', 'ssl', 'stderr']
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 18
l) Modul Gammu
Pengujian Modul Gammu
D.2 Pengujian SMS Gateway
Untuk melakukan pengujian SMS gateway dapat dilakukan dengan
melakukan SMS secara manual melalui sebuah terminal (ubuntu
shell), diantaranya dengan melakukan eksekusi terhadap file
sms_sender.py yang berada pada folder “upt_tik_itenas”. Berikut
bentuk pengujian yang dilakukan secara manual untuk mengetahui
apakah konfigurasi device modem GSM telah sesuai.
user@ubuntu:/upt_tik_itenas# python sms_sender.py (pesan)
(No.tujuan)
Berikut ini merupakan beberapa contoh untuk memastikan bahwa
modem GSM yang telah terpasang pada port server monitoring telah
berhasil dikonfigurasi.
1) #python sms_sender.py TEST +6285722113214
2) #python sms_sender.py halo-halo +6285722113214
3) #python sms_sender.py halo-halo 085722113214
Penulisan tersebut berdasarkan format yang telah ditentukan
oleh konfigurasi sistem menggunakan gammu-python, sehingga user
tidak memerlukan adanya konfigurasi lain untuk melakukan
implementasi sms gateway pada aplikasi MPS.
>>> import gammu
>>> dir (gammu)
['DecodeICS', 'DecodeSMS', 'DecodeVCARD', 'DecodeVCS',
'ERR_BADFEATURE', 'ERR_BUG', 'ERR_BUSY', 'ERR_CANCELED',
'ERR_CANTOPENFILE', 'ERR_CORRUPTED', 'ERR_DATACONVERTED',
'ERR_DEVICEBUSY', 'ERR_DEVICECHANGESPEEDERROR',
'ERR_DEVICEDTRRTSERROR', 'ERR_DEVICELOCKED', 'ERR_DEVICENODRIVER',
'ERR_DEVICENOPERMISSION', 'ERR_DEVICENOTEXIST',
'ERR_DEVICENOTWORK', 'ERR_DEVICEOPENERROR', 'ERR_SPECIFYCHANNEL',
'ERR_TIMEOUT', 'ERR_UNCONFIGURED', 'ERR_UNKNOWN',
'ERR_UNKNOWNCONNECTIONTYPESTRING', 'ERR_UNKNOWNFRAME',
'ERR_UNKNOWNMODELSTRING', 'ERR_UNKNOWNRESPONSE',
'ERR_USING_DEFAULTS', 'ERR_WORKINPROGRESS', 'ERR_WRITING_FILE',
'ERR_WRONGCRC', 'ERR_WRONGFOLDER', 'EncodeICALENDAR',
'EncodeITODO', 'EncodeSMS', 'EncodeVCALENDAR', 'EncodeVCARD',
'EncodeVTODO', 'ErrorNumbers', 'Errors', 'GSMError', 'LinkSMS',
'ReadBackup', 'ReadSMSBackup', 'SMSD', 'SaveBackup',
'SaveRingtone', 'SaveSMSBackup', 'SetDebugFile', 'SetDebugLevel',
'StateMachine', 'Version', '__all__', '__builtins__', '__doc__',
'__email__', '__file__', '__license__', '__name__', '__package__',
'__path__', '__version__', '_gammu', 'gammu']
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 19
E. Panduan Penggunaan Aplikasi
E.1 Syarat Awal Penggunaan Aplikasi
Sebelum melakukan proses deploy, ada baiknya pengguna dapat
mengetahui password sudoers server monitoring. Untuk mengetahui
password sudoers dari server monitoring, dapat dilakukan dengan
melakukan pengecekan menggunakan perintah ‘sudo’ melalui terminal
dan selanjutnya memasukan password yang dikehendaki. Namun apabila
pengguna lupa akan password sudoers tersebut dapat dilakukan
dengan mengganti password melalui perintah sebagai berikut.
user@ubuntu:/home/(user)#passwd (user)
Selanjutnya masukan password yang dikehendaki sesuai dengan
parameter yang dibutuhkan.
E.2 Proses Deploy
Untuk melakukan deploy, dibutuhkan beberapa parameter yang
dibutuhkan. Parameter tersebut merupakan informasi yang berkaitan
dengan spesifikasi host server yang akan di deploy. Untuk
mengetahui parameter apa saja yang diperlukan, Gambar 6 berikut
dapat mewakili form deploy yang terdapat dalam aplikasi MPS.
Gambar 6 Tampilan Form Deploy
Berikut penduan untuk mengisi seluruh paramter yang
dibutuhkan untuk melakukan deploy.
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 20
1) Password Sudoers Server Monitoring
Penjelasan tahap ini telah diuraikan pada point E.1
2) IP address Server
Selanjutnya user diharuskan untuk mengetahui IP address host
server yang akan di pantau/deploy. Untuk mengetahuinya dapat
diketahui melalui perintah sebagai berikut (dengan catatan
perintah berikut dimasukan pada host server yang akan dipantau)
user@ubuntu:~/upt_tik_itenas$ ifconfig eth0
eth0 Link encap:Ethernet HWaddr c8:0a:a9:dd:41:1d
inet addr:192.168.xxx.xxx Bcast:192.168.0.255
Mask:255.255.255.0
UP BROADCAST MULTICAST MTU:1500 Metric:1
RX packets:0 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:0 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:1000
RX bytes:0 (0.0 B) TX bytes:0 (0.0 B)
Interrupt:27 Base address:0x4000
Untuk mengetahui alamat IP dari server monitoring yang akan
di deploy, perhatikan simbol xxx.xxx pada sistem host server
sesungguhnya. Kemudian lakukan pingtest menuju host server,
berikut cara yang dilakukan untuk mengetahui tahapan berikut.
(user)@server:~$ ping 192.168.xxx.xxx
PING 192.168.255.2 (192.168.255.2) 56(84) bytes of data.
64 bytes from 192.168.255.2: icmp_seq=1 ttl=64 time=0.273 ms
64 bytes from 192.168.255.2: icmp_seq=2 ttl=64 time=0.283 ms
64 bytes from 192.168.255.2: icmp_seq=3 ttl=64 time=0.263 ms
Simbol xxx.xxx pada petunjuk diatas merupakan alamat IP
address dari host server.
3) Username SSH
Untuk mengetahui username dari sudoers dari host server
dapat dilakukan dengan memasukan perintah sebagai berikut.
server@ubuntu:~$ whoami
server-xxx
Server-xxx merupakan username sudoers dari sistem host
server yang harus dimasukan pada form deploy.
4) Password SSH
Untuk mengetahui password sudoers dari host server, kurang
lebih dapat dilakukan seperti pada langkah pada point E.1.
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 21
5) Port Ssh
Untuk mengeratahui port SSH yang digunakan dalam sistem
host server yang akan dipantau, dapat diketahui melalui
perintah sebagai berikut.
root@ubuntu:~# pico /etc/ssh/sshd_config
# Package generated configuration file
# See the sshd_config(5) manpage for details
# What ports, IPs and protocols we listen for
Port 22 -------------------> Port SSH
# Use these options to restrict which interfaces/protocols sshd
will bind to
#ListenAddress ::
#ListenAddress 0.0.0.0
Protocol 2
# Lifetime and size of ephemeral version 1 server key
KeyRegenerationInterval 3600
ServerKeyBits 768
Port 22 merupakan port SSH yang digunakan oleh sistem host
server.
6) Email Alert
Untuk mengisi form alamat email diupayakan memakai akun
gmail, yang diperoleh dari hasil registrasi www.gmail.com
7) Nomor Handphone
Tahapan selanjutnya adalah memasukan nomor handphone yang
akan digunakan sebagai penerima pesan peringatan dari sistem
Aplikasi MPS. Untuk format penulisan diupayakan memakai ‘+62’
sebagai contoh +6285722113214. (+62 pengganti ‘0’)
8) Nama Server (Untuk tampilan pada report aplikasi MPS)
Untuk mengisi form ini, dapat di isi sesuai dengan kehendak
user. Sebagai contoh ‘MAIL’, ‘WEB’, ‘XXXX’ dan lain-lain.
E.3 Report
Untuk mengakses halaman report, user diharuskan untuk
melakukan login terlebih dahulu kedalam aplikasi MPS. Selanjutnya
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 22
sistem akan langsung dihadapkan pada tampilan global report
seperti yang tertera pada Gambar 7 sebagai berikut.
Gambar 7 Tampilan Report Global
Selain tampilan report secara global, user dapat melihat
informasi secara detail dari host server yang di pantau. Untuk
melihatnya dapat dengan mengakses menu ‘info detail’ yang berada
pada report global. Selanjutnya apabila menu ‘info detail’
berhasil diakses, berikut bentuk tampilan yang akan ditampilkan.
Gambar 7 Tampilan Report Global
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 23
E.4 Action Report
Action report yang dapat dilakukan melalui tampilan global
report adalah melakukan rebooting dan menghapus informasi
monitoring host server. Berikut tampilan yang dilakukan pada saat
melakukan rebooting terhadap host server.
Gambar 8 Rebooting Host Server
Selanjutnya akan ditampilkan menu untuk menghapus informasi
monitoring terhadap host server yang sudah tidak dipantau. Berikut
tampilan dari menu tersebut.
Gambar 9 Tampilan Menu Hapus Informasi Monitoring
Simbol berwarna merah merupakan menu action untuk menghapus
informasi monitoring dari host server, cara yang dilakukan user
adalah dengan mengakses simbol ‘X’ menggunakan pointer.
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 24
Selanjutnya apabila menu tersebut dapat dijalankan, maka tampilan
report mengenai host server menjadi seperti yang dilihat pada
Gambar 10 sebagai berikut.
Gambar 10 Menu Hapus Informasi Monitoring Berhasil
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 25
F. Panduan Penanganan Error
F.1 Penanganan Error Pada Tahap Instalasi
Berikut error yang terjadi pada saat melakukan instalasi
berikut dengan penanganan yang dilakukan.
a) Gagal Instalasi Modul
Apabila pada saat instalasi modul koneksi Internet yang
digunakan terputus, atau apabila setelah dilakukan pengujian modul
seperti yang telah dijelaskan pada point D.1. Berikut bentuk
penanganan manual yang dapat dilakukan oleh user.
user@ubuntu:~/upt_tik_itenas$
cd /usr/lib/python2.6/dist-packages/xxx/ ....Langkah 1
sudo rm -rf xxx/ ....Langkah 2
pip install xxx –U ....Langkah 3
Sebagai contoh apabila modul ‘Crypto’ mengalami error pada
saat instalasi melalui file requirements.txt, maka langkah 1 dapat
dilakukan dengan melakukan pengecekan terhadap direktori modul
yang telah terinstal secara tidak sempurna, selanjutnya lakukan
penghapusan terhadap modul tersebut dengan memasukan langkah 2
melalui terminal. Selanjutnya instalasi modul secara manual
melalui repository Python dengan menggunakan perintah ‘pip install
xxx -U’.
F.2 Penanganan Error Pada Tahap Penggunaan Aplikasi
a) Gagal Menampilkan Web Server
Berikut ini merupakan gambaran yang terjadi pada saat
terjadi error pada web server.
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 26
Gambar 11 Error Web Server
Untuk menangani apabila terjadi error pada web server
seperti yang terdapat pada Gambar 11 dapat dilakukan dengan
melakukan pengecekan dan melakukan re-config terhadap django web
server.
user@ubuntu:~/upt_tik_itenas$ python manage.py runserver
08/29/12 02:57:15:915 INFO orbited.start using select reactor
08/29/12 02:57:16:149 INFO orbited.start proxy protocol active
08/29/12 02:57:16:159 INFO orbited.start Listening http@9000
Couldn't listen on any:8000: [Errno 98] Address already in use
Validating models...
0 errors found
Django version 1.3, using settings 'upt_tik_itenas.settings'
Development server is running at http://127.0.0.1:8000/
Quit the server with CONTROL-C.
twisted.internet.error.CannotListenError:.
Untuk menangani error tersebut, dapat dilakukan dengan
melakukan Ctrl+C, selanjutnya jalankan kembali perintah “python
manage.py runserver”, namun apabila setelah dijalankan kembali
masih terdapat error seperti yang tertera pada keterangan diatas
selanjutnya lakukan kill PID melalui terminal seperti perintah
berikut ini.
user@ubuntu:~/upt_tik_itenas# sudo kill -9 manage.py ....1
user@ubuntu:~/upt_tik_itenas# python manage.py runserver ....2
Selanjutnya lakukan langkah diatas melalui terminal, namun
apabila setelah langkah diatas dimasukan web server masih
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 27
mengalami error ada baiknya lakukan rebooting terhadap server
monitoring agar kondisi sistem menjadi refresh kembali.
b) Error Input Deploy
Berikut beberapa error yang ditampilan sistem pada saat
gagal melakukan deploy terhadap host server.
Gambar 12 Error Deploy (1)
Error tersebut terjadi apabila user tidak memasukan
paramater apapun kedalam form deploy pada aplikasi MPS.
Gambar 13 Error Deploy (2)
Error tersebut terjadi apabila user salah memasukan
parameter IP address host server yang akan di pantau.
Agus Brata – Teknik Informatika Itenas MPS 28
Gambar 14 Error Deploy (3)
Error tersebut terjadi apabila user salah memasukan
parameter port SSH yang digunakan untuk mengkonfigurasi dengan
host server.