8
MASALAH PENELITIAN 1. SUMBER – SUMBER MASALAH PENELITIAN 1.1. Bahan referensi Buku-buku teks, majalah, Koran, jurnal dan semacamnya adalah sumber utama dan pertama yang dapat melahirkan suatu masalah penelitian. Orang-orang yang sering membaca dan memanfaatkan bahan-bahan referensi semacam inilah yang akan mudah mendapatkan masalah, sebab dari bahan-bahan referensi semacam itulah banyak mengandung informasi baik secara teoritis maupun hanya sekedar data dan fakta yang tersebar di lapangan. 1.2. Kegiatan-kegiatan ilmiah Mengikuti berbagai kegiatan ilmiah seperti seminar, simposium, diskusi panel dan lain sebagainya dapat memberikan inspirasi untuk menemukan masalah penelitian. Hal ini disebabkan kegiatan semacam itu adalah tempat berkumpulnya orang-orang yang sudah terbiasa dengan masalah dan berpikir ilmiah. 1.3. Mengobservasi fenomena sosial Mengobservasi berbagai fenomena sosial merupakan sumber masalah penelitian yang amat berharga. Di sela- sela kita melaksanakan tugas keprofesionalan, alangkah baiknya kita berhenti sejenak, kemudian kensentrasikan pikiran kita untuk melihat gejala-gejala sosial yang terjadi di sekeliling kita. Dengan cara inilah

MASALAH PENELITIAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vfg

Citation preview

Page 1: MASALAH PENELITIAN

MASALAH PENELITIAN

1. SUMBER – SUMBER MASALAH PENELITIAN

1.1. Bahan referensi

Buku-buku teks, majalah, Koran, jurnal dan semacamnya adalah sumber

utama dan pertama yang dapat melahirkan suatu masalah penelitian. Orang-orang

yang sering membaca dan memanfaatkan bahan-bahan referensi semacam inilah yang

akan mudah mendapatkan masalah, sebab dari bahan-bahan referensi semacam itulah

banyak mengandung informasi baik secara teoritis maupun hanya sekedar data dan

fakta yang tersebar di lapangan.

1.2. Kegiatan-kegiatan ilmiah

Mengikuti berbagai kegiatan ilmiah seperti seminar, simposium, diskusi panel

dan lain sebagainya dapat memberikan inspirasi untuk menemukan masalah

penelitian. Hal ini disebabkan kegiatan semacam itu adalah tempat berkumpulnya

orang-orang yang sudah terbiasa dengan masalah dan berpikir ilmiah.

1.3. Mengobservasi fenomena sosial

Mengobservasi berbagai fenomena sosial merupakan sumber masalah

penelitian yang amat berharga. Di sela-sela kita melaksanakan tugas keprofesionalan,

alangkah baiknya kita berhenti sejenak, kemudian kensentrasikan pikiran kita untuk

melihat gejala-gejala sosial yang terjadi di sekeliling kita. Dengan cara inilah

selanjutnya kita akan dapat menangkap masalah penelitian. Kegiatan semacam ini

memerlukan proses latihan.

1.4. Melakukan diskusi atau berdialog dengan orang yang dianggap ahli

Melakukan diskusi atau meminta pendapat ahli tertentu , merupakan sumber

masalah penelitian ilmiah terakhir yang dapat kita lakukan. Kita dapat berdialog

dengan pakar mengenai tema penelitian tertentu. Berdialog bukan berarti meminta

masalah yang siap untuk diteliti, akan tetapi lebih kepada meminta pendapat tentang

sesuatu yang menjadi keahliannya. Dari hasil dialog itulah kita akan mendapatkan

sesuatu yang berharga yang dapat diangkat menjadi masalah penelitian.

Dari uraian di atas, maka jelas untuk mendapatkan masalah penelitian ilmiah

memerlukan proses yang ilmiah pula. Masalah penelitian ilmiah memerlukan proses

Page 2: MASALAH PENELITIAN

yang ilmiah pula. Masalah penalitian ilmiah, tidak akan dating dengan sendirinya dan

tidak akan pula dating dari proses melamun dan mengkhayal. Masalh penelitian harus

dicari dan ditemukan melalui suatu proses yang terus-menerus.

2. KRITERIA PEMILIHAN MASALAH PENELITIAN

2.1. Masalah penelitian harus original

Orisinalitas masalah merupakan kriteria pertama yang harus dipertimbangkan.

Kriteria ini berkaitan dengan plagiatisme dalam menentukan permasalahan penelitian.

Artinya, masalah peneliti harus benar-benar asli, hasil proses berpikir, bukan hasil

mencontoh yang sudah ada.

2.2. Useful (Bermanfaat)

Masalah yang diteliti harus memiliki nilai guna (useful). Bagaimanapun

menariknya suatu masalah, tanpa memiliki nilai guna, maka hasil penelitian tidak

memiliki nilai. Sering persoalan mengenai nilai guna dari suatu masalah penelitian

terlupakan, sehingga ketika penelitian berlangsung peneliti dibayanngi oleh

pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan manfaat hasil penelitian, yang pada

akhirnya menimbulkan keragu-raguan.

Persoalan manfaat penelitian ini menyangkut dua hal yakni manfaat teoritis

dan manfaat praktis: Manfaat teoritis berkenaan dengan;

a. Apakah masalah penelitian yang kita rumuskan itu berupaya menguji suatu teori

pendidikan tertentu?

b. Apakah masalah penelitian yang kita rumuskan itu ingin memperkukuh atau

memperkuat suatu teori pendidikan?

c. Apakah masalah penelitian yang kita rumuskan itu bermanfaat untuk menemukan

prinsip-prinsip baru baik dalam perencanaan, implementasi maupun evaluasi

dalam bidang pendidikan?

d. Apakah masalah penelitian yang kita rumuskan itu berkenaan untuk menghasilkan

suatu produk tertentu yang dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dalam

bidang pendidikan?

3. PEDOMAN MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN

Page 3: MASALAH PENELITIAN

Penelitian yang baik adalah penelitian yang memenuhi lima ciri utama yaitu

menarik minat peneliti, bisa dikerjakan (feasible), jelas (clear), berkontribusi terhadap

ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia (significant), dan tidak menimbulkan kerusakan

bagi alam, lingkungan, dan manusia (ethical).

3.1. Fraenkel dan Wallen (1990, dalam Sugiyono, 2000) mengemukakan bahwa

masalah penelitian yang baik memenuhi hal-hal barikut:

3.1.1. Masalah penelitian harus feasible karena berkaitan dengan mungkin tidaknya

penelitian itu dilakukan. Aspek efesiensi merupakan dasar kriteria ini.

Suharsimi Arikunto (1996) memberikan pertimbangan mungkin tidaknya

sebuah masalah diteliti dari sisi peneliti dan dari sisi faktor pendukung sebagai

berikut :

Ditinjau dari diri peneliti :

a. Peneliti harus mempunyai kemampuan untuk meneliti masalah itu, artinya

menguasai materi yang melatarbelakangi masalah dan menguasai metode

untuk memecahkannya.

b. mempunyai waktu yang cukup sehingga tidak melakukannya asal selesai.

c. Peneliti mempunyai tenaga untuk melaksanakannya.

d. Peneliti mempunyai dana yang mencukupi.

3.1.2. Sebuah masalah penelitian juga harus jelas (clear) karena masalah penelitian

tidak hanya harus dipahami oleh si peneliti, tetapi juga oleh masyarakat

banyak. Nawawi (1993) menambahkan agar sebelum melaksanakan penelitian,

seorang peneliti melakukan studi literatur. Apabila dari studi literatur ternyata

masalah yang akan diteliti sudah dilakukan orang lain dengan gamblang, maka

sebaiknya dipertimbangkan lagi agar penelitiannya tidak sia-sia. Hal lain yang

harus dilakukan adalah berusaha mendiskusikan masalah yang akan ditelitinya

dengan teman sejawat atau berkonsultasi/meminta pendapat seseorang atau

beberapa orang yang dianggap ahli di dalam bidang yang akan ditelitinya. Hal

ini untuk menghindari pengulangan penelitian yang telah dilakukan peneliti

lain. Dari sisi kejelasan masalah, pendefinisian inti masalah perlu dilakukan

dari berbagai sisi, antara lain memperhatikan definisi dari kamus, kesepakatan

umum, jika perlu disertai dengan contoh yang konkret. Penjelasan inti masalah

dalam suatu penelitian yang baik pada umumnya diungkapkan dengan definisi

operasional.

Page 4: MASALAH PENELITIAN

3.1.3. Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban atas masalah tersebut harus

memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah

dalam kehidupan praktis. Penelitian idealnya menjawab pertanyaan yang

memajukan pengetahuan dalam bidang yang diteliti, juga secara praktis

penelitian itu meningkatkan kualitas kehidupan manusia.

3.1.4. Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika,

moral, nilai-nilai keyakinan, dan agama. Masalah penelitian harus pantas,

layak, dan beradab untuk diteliti. Intinya, penelitian itu tidak menyebabkan

kerusakan bagi manusia, alam, dan sosial.

3.2. Tidak ada aturan umum dalam perumusan masalah. Sumadi (1989) senada

dengan Tuckman (dalam Sugiono, 2000) menyarankan perumusan masalah sebagai

berikut:

3.2.1. Masalah hendaknya dirumuskan dalam kalimat Tanya

3.2.2. Rumusan masalah hendaknya padat dan jelas

3.2.3. Menautkan hubungan antara dua atau lebih variable

3.2.4. Rumusan masalah hendaknya memberikan petunjuk tentang kemungkinan

pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan penelitian.

4. PERTANYAAN PENELITIAN, PERTANYAAN MANAJEMEN, PERTANYAAN

INVESTIGASI DAN PERTANYAAN PENGUKURAN

Secara hirarkis suatu permasalahan atau pertanyaan penelitian dimulai dari

pertanyaan yang lebih umum kemudian menukik ke pertanyaan yang sifatnya lebih

khusus. Cooper dan Emory (1996) membedakan hirarkis pertanyaan menjadi 4 tingkatan

yaitu pertanyaan manajemen, pertanyaan penelitian, pertanyaan penyelidikan, dan

pertanyaan pengukuran

4.1. Pertanyaan Penelitian

Begitu seorang peneliti mempunyai pernyataan yang jelas mengenai suatu

permasalahan, dia harus menterjemahkannya dalam masalah penelitian, yakni

permasalahan pengumpulan informasi. Suatu permasalahan penelitian merupakan

pertanyaan tunggal atau hipotesis yang secara terbaik menyatakan tujuan dar studi

riset. Kadang – kadang , mungkin juga lebih dari satu pertanyaan, namun seringkali

hanya satu.

Page 5: MASALAH PENELITIAN

4.2. Pertanyaan Manjemen

Pertanyaan manajemen adalah pertanyaan yang mencerminkan suatu keputusan yang

harus dibuat seorang manajer dan merupakan masalah yang menyebabkan penelitian

dilakukan. Suatu pertanyaan yang menunjukkan pertanyaan manajemen seperti

misalnya bagaimana meningkatkan keuntungan? Dalam hal ini tidak terlihat jenis

penelitian yang akan dilakukan. Pertanyaan manajemen terkait dengan masalah

manajerial.

4.3. Pertanyaan Investigasi

Begitu pertanyaan umum telah dipilih, pikiran bergerak ke tingkat yang lebih khusus,

yakni pertanyaan investigative. Pertanyaan investigative adalah pertanyaan dimana

peneliti harus menjawab untuk menjawab secara memuaskan pertanyaan penelitian

secara umum. Tujuan kita adalah untuk menangani pertanyaan yang lebih umum dan

memecahnya menjadi pertanyaan yang lebih khusus mengenai hal mana kita perlu

mengumpulkan data. Proses pemecahan ini bisa berlangsung melalui berbagai

tingkatan pertanyaan yang lebih spesifik secara progresif. Semuanya ini adalah

pertanyaan yang harus ditanyakan dan dijawab seorang peniliti untuk dirinya sendiri

4.4. Pertanyaan Pengukuran

Pertanyaan pengukuran merupakan tingkat pembagian yang terakhir. Dalam survey,

pertanyaan pengukuran adalah pertanyaan yang benar – benar kita tanyakan kepada

responden. Pertanyaan tersebut muncul pada kuesioner. Dalam studi observasi,

pertanyaan pengukuran adalah pertanyaan yang harus dijawab oleh para peneliti

mengenai setiap subyek yang diteliti.