21
Seorang Pria dengan mata kanan merah dan sakit Kelompok 4

MATA TMK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

,

Citation preview

Seorang Pria dengan mata kanan merah dan sakit

Kelompok 4

Laporan KasusPak Tarjo 60 tahun adalah seorang buruh bangunan yang datang ke puskesmas tempat anda bertugas karena matanya merah dan sakit sejak dua hari yang lalu. Selain itu penglihatan mata kanannya buram dan selalu berair. Dua hari yang lalu pada saat bekerja, pak Tarjo merasakan mata kanannya seperti kemasukan debu, sehingga langsung matanya dikucek. Sejak itu mata kanannya mulai merah dan sakit yang makin bertambah keesokan harinya.Pada pemeriksaan oftalmologis dengan senter dan loupe didapatkan hasil:Mata kanan: VOD 1/60

Palpebra edema, spasme Konjungtiva bulbi hiperemis dan tampak

injeksi siliarKornea edemaCOA lensa sulit dinilai

Mata kiri          : VOS 6/6, Tampak semuanya normal

Pembahasan kasus (1) Identitas Pasien

Nama : Bapak Tarjo Jenis Kelamin : Laki – laki Umur : 60 tahun Pekerjaan : Buruh bangunan Alamat : -

Keluhan Utama Mata kanan merah sejak dua hari yang lalu

Keluhan Tambahan Dua hari lalu saat bekerja merasa mata kanannya seperti

kemasukan debu Setelah kemasukan debu, langsung mengucek mata Sakit pada mata kanan semakin bertambah Penglihatan mata kanannya buram Mata kanannya selalu berair

Pembahasan kasus (2)

Anamnesis Apakah ada riwayat trauma? Apakah penglihatannya menurun atau

terasa buram? Apakah ada riwayat kelilipan atau

kemasukan debu? Apakah matanya selalu berair? Sejak kapan mulai terasa sakit? Bagaimana sifat sakitnya? Apakah hilang

timbul? Atau menetap? Atau semakin bertambah?

Apakah ada riwayat memakai obat tetes mata setelah matanya merah?

Apakah ada riwayat mengucek mata?

Hipotesis

Uveitis Anterior Ulkus Kornea Keratitis Glaukoma Akut

Hipotesis kami didasarkan dari keluhan utama pasien yaitu mata merah dan visus turun. Untuk lebih memastikan diagnosis, maka harus dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang lebih lanjut.

Pemeriksaan Fisik

Status generalis: Keadaan umum & kesadaran: - Tinggi & berat badan : - Tanda vital:

Suhu : - Tensi : - Pernapasan: - Nadi : -

Status Lokalis: Hasil interpretasi pemeriksaan

oftalmologis OD:

Visus 1/60

Palpebra Edema, spasme, seperti

kemasukan debu

(kelilipan)

Edema dan hiperemis timbul karena terjadi

peradangan pada konjungtiva dan sekitarnya.

Sel radang bersama dengan sel goblet

memproduksi sekret eksudat. Radang ini juga

menyebabkan proliferasi limfosit membentuk

folikel atau tonjolan pada palpebra yang berisi

dari serbukan sel limfoid yang menyebabkan

rasa ganjel atau kelilipan.

Konjungtiva bulbi Hiperemis Hiperemis karena terjadi peradangan pada

konjungtiva tersebut.

Injeksi Injeksi siliar Injeksi siliar dapat terjadi dikarenakan adanya

proses peradangan (seperti keratitis atau

uveitis) dan glaukoma. Dan dengan adanya

injeksi siliar ini menyebabkan timbulnya

kelainan pada kornea.

Kornea Edema Terjadinya edema pada kornea dapat

disebabkan karena adanya proses

peradangan yang dapat menyebabkan

penurunan visus.

COA Sulit dinilai Sulit dinilai karena terjadinya edema pada

kornea.

Lenasa Sulit dinilai Sulit dinilai karena terjadinya edema pada

kornea.

Hasil interpretasi pemeriksaan oftalmologis OS:

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaaan tekanan bola mata Palpasi Tonometer Schiotz non kontak

Pemeriksaan lapang pandang cara konfrontasi Goldmann Perimetry

Fluorescein test

Patofisiologi (1)

Uveitis anterior

Infeksi / alergi

peradangan

Mata merah

Miosis pupil

lakrimasi

Blood aqueous barrier rusak

Peningkatan sel-sel radang

Peningkatan fibrin

Peningkatan protein

fotofobia

Presipitat keratik

Sinekia

posteriorAqueous flare

Seklusio/ oklusio pupil

Iris bombans

Patofisiologi (2)

Glaukoma

Sklerotik trabekula dan canalis schleemm (degenersi)

Sklerosis pleksus vena intraskera

Kortikosteroid jangka panjang

Trauma

DM

Overproduksi aqueous humor

Akumulasi aqueous humor

Peningkatan TIOPeningkatan TIO

Defek campus visi

Edem okrnea

Lensa keruh

Injeksi siliar

Nyeri mata dan sekitarnya

Mual dan muntah

COA dangkal

Pupil lebar dan insensitive

Gangguan saraf opticus

Patofisiologi (3) Keratitis

Bakteri

Virus

Alergi

Def. vit.A

Kerusakan nervus v

Gangguan air mata

trauma

Infeksi lapisan kornea

peradangan

Injeksi siliar

Nyeri

Fotofobia

Rasa kelilipan

Gangguan visus

Patofisiologi (4) Ulkus Kornea

Infeksi

Trauma

Jamur

Reaksi hipersensitifitas

Menyerang kornea

Merusak epitel hingga endotel

Fotofobia

Rasa berpasir

Nyeri berat

Hiperlakrimasi

Visus menurun

Blefarospasme

Mata merah

Terbentuk jaringan fibrosa

Kornea keruh

perforasi

Panoftalmitis atau keluarnya isi bola mata

Penatalaksanaan (1)

Uveitis anterior atropin sulfat 1% kortikosteroid dengan/tanpa campuran

antibiotik Sebaiknya dikirimkan ke pusat mata

karena dapat menimbulkan komplikasi yang menetap.

Penatalaksanaan (2) Glaukoma akut

Segera berikan : Asetazolamid (Diamox, Glaupax) 500 mg oral, kemudian

250 mg/4 jam. Pilokarpin HCL 2-6% morfin 10 mg im (bila tidak ada kontraindikasi) dan

deksametason (Oradexon) 0.5 mg im.  

24 jam kemudian : Bila tekanan intraokuler telah normal, segera lakukan

iridektomi perifer. Bila tekanan intraokuler tetap tinggi, berikan infus :

larutan manitol 20% 60 tetes/ menit selama 3 jam, atau larutan ureum 30% 30 tetes/menit selama 3 jam, atau larutan gliserin dalam air 50% 150 – 200 ml oral

Selama operasi belum mungkin, pengobatan diteruskan dengan cara yang sama setiap harinya.

Penatalaksanaan (3) Ulkus kornea

atropin sulfat 1% 3-4 kali/hari untuk menekan radang pada iris dan mengurangi rasa sakit..

Antibiotik Vitamin A, sekurang kurangnya 100.000 U.

 Bila keadaan tak membaik atau memberat, mungkin penyebabnya jamur (keratomikosis) dilakukan : Kerokan mekanik (debridemant) hati hati

sampai bersih, lalu bilas dengan larutan garam fisiologis steril.

Setelah itu diberi salep antijamur tiap jam misalnya preparat amfoterisin B atau preparat nistatin.

Usahakan kirim ke pusat mata agar dapat segera diambil tindakan bila terjadi perforasi.

Penatalaksanaan (4)

Keratitis Pengobatan umumnya ditujukan pada

penyebabnya disertai dengan pemberian atropin atau midriatika untuk mengistirahatkan mata selain mengurangi rasa sakit dan gejala peradangan. Mata dibebat untuk mencegah infeksi sekunder. Bila setelah 3 hari pengobatan tidak terjadi perbaikan sebaiknya pasien dirujuk ke ahli mata.

Pada keratitis yang disebabkan virus bisa diberi IDU trifluorotimidin dan acyclovir. Pemberian steroid pada penderita herpes tidak dilakukan karena gejala akan sangat berkurang tetapi proses berjalan terus akibat daya tahan tubuh yang berkurang.

Komplikasi

Uveitis Anterior Pada uveitis anterior dapat terjadi

komplikasi berupa katarak, retinitis proliferans, ablasi retina, glukoma sekunder yang dapat terjadi pada stadium dini dan stadium lanjut, pada uveitis anterior dengan visus yang sangat turun, sangat mungkin disertai penyulit edema macula kistoid.

Keratitis : Uveitis Ulkus Kornea : Perforasi kornea

Kesimpulan

Berdasarkan kasus kemungkinan Tn Tarjo menderita penyakit ulkus kornea, keratitis, atau uveitis anterior. Penyakit-penyakit tersebut mengenai media refraksi sehingga akan timbul gejala seperti penglihatan menurun, seperti yang dialami pasien.Kemungkinan penyakit tersebut didahului oleh trauma.

Daftar Pustaka

Ilyas Sidarta, 2002. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum danMahasiswa Kedokteran Edisi ke-2. Sagung Seto. Jakarta

Amra, AA. Penatalaksanaan Glaukoma Akut. Availabel at : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3506/1/09E01372.pdf. Accessed November 11th, 2011.

Suharjo, Fatah widido. Tingkat keparahan Ulkus Kornea di RS Sarjito Sebagai Tempat Pelayanan Mata Tertier. Available at : http://www.tempo.co.id/medika/online/tmp.online.old/art-1.htm. . Accessed November 11th, 2011

http://www.akper-insada.ac.id/penginderaan/askep-glaukoma

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/ophthalmology/2051940-etiologi-ulkus-kornea/#ixzz1dPfBkDFI