Upload
tara-wandhita
View
9
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
,
Citation preview
Laporan KasusPak Tarjo 60 tahun adalah seorang buruh bangunan yang datang ke puskesmas tempat anda bertugas karena matanya merah dan sakit sejak dua hari yang lalu. Selain itu penglihatan mata kanannya buram dan selalu berair. Dua hari yang lalu pada saat bekerja, pak Tarjo merasakan mata kanannya seperti kemasukan debu, sehingga langsung matanya dikucek. Sejak itu mata kanannya mulai merah dan sakit yang makin bertambah keesokan harinya.Pada pemeriksaan oftalmologis dengan senter dan loupe didapatkan hasil:Mata kanan: VOD 1/60
Palpebra edema, spasme Konjungtiva bulbi hiperemis dan tampak
injeksi siliarKornea edemaCOA lensa sulit dinilai
Mata kiri : VOS 6/6, Tampak semuanya normal
Pembahasan kasus (1) Identitas Pasien
Nama : Bapak Tarjo Jenis Kelamin : Laki – laki Umur : 60 tahun Pekerjaan : Buruh bangunan Alamat : -
Keluhan Utama Mata kanan merah sejak dua hari yang lalu
Keluhan Tambahan Dua hari lalu saat bekerja merasa mata kanannya seperti
kemasukan debu Setelah kemasukan debu, langsung mengucek mata Sakit pada mata kanan semakin bertambah Penglihatan mata kanannya buram Mata kanannya selalu berair
Pembahasan kasus (2)
Anamnesis Apakah ada riwayat trauma? Apakah penglihatannya menurun atau
terasa buram? Apakah ada riwayat kelilipan atau
kemasukan debu? Apakah matanya selalu berair? Sejak kapan mulai terasa sakit? Bagaimana sifat sakitnya? Apakah hilang
timbul? Atau menetap? Atau semakin bertambah?
Apakah ada riwayat memakai obat tetes mata setelah matanya merah?
Apakah ada riwayat mengucek mata?
Hipotesis
Uveitis Anterior Ulkus Kornea Keratitis Glaukoma Akut
Hipotesis kami didasarkan dari keluhan utama pasien yaitu mata merah dan visus turun. Untuk lebih memastikan diagnosis, maka harus dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang lebih lanjut.
Pemeriksaan Fisik
Status generalis: Keadaan umum & kesadaran: - Tinggi & berat badan : - Tanda vital:
Suhu : - Tensi : - Pernapasan: - Nadi : -
Status Lokalis: Hasil interpretasi pemeriksaan
oftalmologis OD:
Visus 1/60
Palpebra Edema, spasme, seperti
kemasukan debu
(kelilipan)
Edema dan hiperemis timbul karena terjadi
peradangan pada konjungtiva dan sekitarnya.
Sel radang bersama dengan sel goblet
memproduksi sekret eksudat. Radang ini juga
menyebabkan proliferasi limfosit membentuk
folikel atau tonjolan pada palpebra yang berisi
dari serbukan sel limfoid yang menyebabkan
rasa ganjel atau kelilipan.
Konjungtiva bulbi Hiperemis Hiperemis karena terjadi peradangan pada
konjungtiva tersebut.
Injeksi Injeksi siliar Injeksi siliar dapat terjadi dikarenakan adanya
proses peradangan (seperti keratitis atau
uveitis) dan glaukoma. Dan dengan adanya
injeksi siliar ini menyebabkan timbulnya
kelainan pada kornea.
Kornea Edema Terjadinya edema pada kornea dapat
disebabkan karena adanya proses
peradangan yang dapat menyebabkan
penurunan visus.
COA Sulit dinilai Sulit dinilai karena terjadinya edema pada
kornea.
Lenasa Sulit dinilai Sulit dinilai karena terjadinya edema pada
kornea.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaaan tekanan bola mata Palpasi Tonometer Schiotz non kontak
Pemeriksaan lapang pandang cara konfrontasi Goldmann Perimetry
Fluorescein test
Patofisiologi (1)
Uveitis anterior
Infeksi / alergi
peradangan
Mata merah
Miosis pupil
lakrimasi
Blood aqueous barrier rusak
Peningkatan sel-sel radang
Peningkatan fibrin
Peningkatan protein
fotofobia
Presipitat keratik
Sinekia
posteriorAqueous flare
Seklusio/ oklusio pupil
Iris bombans
Patofisiologi (2)
Glaukoma
Sklerotik trabekula dan canalis schleemm (degenersi)
Sklerosis pleksus vena intraskera
Kortikosteroid jangka panjang
Trauma
DM
Overproduksi aqueous humor
Akumulasi aqueous humor
Peningkatan TIOPeningkatan TIO
Defek campus visi
Edem okrnea
Lensa keruh
Injeksi siliar
Nyeri mata dan sekitarnya
Mual dan muntah
COA dangkal
Pupil lebar dan insensitive
Gangguan saraf opticus
Patofisiologi (3) Keratitis
Bakteri
Virus
Alergi
Def. vit.A
Kerusakan nervus v
Gangguan air mata
trauma
Infeksi lapisan kornea
peradangan
Injeksi siliar
Nyeri
Fotofobia
Rasa kelilipan
Gangguan visus
Patofisiologi (4) Ulkus Kornea
Infeksi
Trauma
Jamur
Reaksi hipersensitifitas
Menyerang kornea
Merusak epitel hingga endotel
Fotofobia
Rasa berpasir
Nyeri berat
Hiperlakrimasi
Visus menurun
Blefarospasme
Mata merah
Terbentuk jaringan fibrosa
Kornea keruh
perforasi
Panoftalmitis atau keluarnya isi bola mata
Penatalaksanaan (1)
Uveitis anterior atropin sulfat 1% kortikosteroid dengan/tanpa campuran
antibiotik Sebaiknya dikirimkan ke pusat mata
karena dapat menimbulkan komplikasi yang menetap.
Penatalaksanaan (2) Glaukoma akut
Segera berikan : Asetazolamid (Diamox, Glaupax) 500 mg oral, kemudian
250 mg/4 jam. Pilokarpin HCL 2-6% morfin 10 mg im (bila tidak ada kontraindikasi) dan
deksametason (Oradexon) 0.5 mg im.
24 jam kemudian : Bila tekanan intraokuler telah normal, segera lakukan
iridektomi perifer. Bila tekanan intraokuler tetap tinggi, berikan infus :
larutan manitol 20% 60 tetes/ menit selama 3 jam, atau larutan ureum 30% 30 tetes/menit selama 3 jam, atau larutan gliserin dalam air 50% 150 – 200 ml oral
Selama operasi belum mungkin, pengobatan diteruskan dengan cara yang sama setiap harinya.
Penatalaksanaan (3) Ulkus kornea
atropin sulfat 1% 3-4 kali/hari untuk menekan radang pada iris dan mengurangi rasa sakit..
Antibiotik Vitamin A, sekurang kurangnya 100.000 U.
Bila keadaan tak membaik atau memberat, mungkin penyebabnya jamur (keratomikosis) dilakukan : Kerokan mekanik (debridemant) hati hati
sampai bersih, lalu bilas dengan larutan garam fisiologis steril.
Setelah itu diberi salep antijamur tiap jam misalnya preparat amfoterisin B atau preparat nistatin.
Usahakan kirim ke pusat mata agar dapat segera diambil tindakan bila terjadi perforasi.
Penatalaksanaan (4)
Keratitis Pengobatan umumnya ditujukan pada
penyebabnya disertai dengan pemberian atropin atau midriatika untuk mengistirahatkan mata selain mengurangi rasa sakit dan gejala peradangan. Mata dibebat untuk mencegah infeksi sekunder. Bila setelah 3 hari pengobatan tidak terjadi perbaikan sebaiknya pasien dirujuk ke ahli mata.
Pada keratitis yang disebabkan virus bisa diberi IDU trifluorotimidin dan acyclovir. Pemberian steroid pada penderita herpes tidak dilakukan karena gejala akan sangat berkurang tetapi proses berjalan terus akibat daya tahan tubuh yang berkurang.
Komplikasi
Uveitis Anterior Pada uveitis anterior dapat terjadi
komplikasi berupa katarak, retinitis proliferans, ablasi retina, glukoma sekunder yang dapat terjadi pada stadium dini dan stadium lanjut, pada uveitis anterior dengan visus yang sangat turun, sangat mungkin disertai penyulit edema macula kistoid.
Keratitis : Uveitis Ulkus Kornea : Perforasi kornea
Kesimpulan
Berdasarkan kasus kemungkinan Tn Tarjo menderita penyakit ulkus kornea, keratitis, atau uveitis anterior. Penyakit-penyakit tersebut mengenai media refraksi sehingga akan timbul gejala seperti penglihatan menurun, seperti yang dialami pasien.Kemungkinan penyakit tersebut didahului oleh trauma.
Daftar Pustaka
Ilyas Sidarta, 2002. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum danMahasiswa Kedokteran Edisi ke-2. Sagung Seto. Jakarta
Amra, AA. Penatalaksanaan Glaukoma Akut. Availabel at : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3506/1/09E01372.pdf. Accessed November 11th, 2011.
Suharjo, Fatah widido. Tingkat keparahan Ulkus Kornea di RS Sarjito Sebagai Tempat Pelayanan Mata Tertier. Available at : http://www.tempo.co.id/medika/online/tmp.online.old/art-1.htm. . Accessed November 11th, 2011
http://www.akper-insada.ac.id/penginderaan/askep-glaukoma
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/ophthalmology/2051940-etiologi-ulkus-kornea/#ixzz1dPfBkDFI