18
1 PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KINERJA GURU DI MA MA’RIF NU RIAU PEKANBARU A. Latar belakang UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Kinerja mempunyai pengertian akan adanya suatu tindakan atau kegiatan yang ditampilkan oleh seseorang dalam melaksanakan aktivitas tertentu. 1 Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

MATERI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sinopsis

Citation preview

12

PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KINERJA GURU DI MA MARIF NU RIAU PEKANBARUA. Latar belakangUU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.[footnoteRef:1] [1: Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.]

Kinerja mempunyai pengertian akan adanya suatu tindakan atau kegiatan yang ditampilkan oleh seseorang dalam melaksanakan aktivitas tertentu. Kinerja seseorang akan tampak pada situasi dan kondidi kerja sehari-hari. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya menggambarkan bagaimana ia berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Kinerja guru pada dasarnya merupakan kinerja atau kerja yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualitas kinerja guru akan sangat menentukan kualitas hasil pendidikan, karena guru merupakan pihak yang paling banyak bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses pendidikan/pembelajaran dilembaga pendidikan sekolah. Kinerja (prestasi kerja) ini merupakan sebuah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh sesorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.[footnoteRef:2] [2: Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, Bandung: PT Refika Aditama 2013, h. 167.]

Kinerja menunjukkan suatu penampilan kerja seseorang dalam menjalankan peran dan fungsinya dalam suatu lingkungan tertentu termasuk dalam organisasi. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang termasuk lewat pengawasan. Dalam bidang pendidikan diperlukan adanaya pengawasan agar kinerja seorang guru bisa berkembang dan mencapai tujuan pendidikan yang maksimal.Supervisi adalah pengawasan profesional dalam bidang akademik, dijalankan berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan tentang bidang kerjanya, memahami tentang bidang pembelajaran lebih mendalam dari sekedar pengawas biasa. Posisi dan kedudukannya lebih tinggi dan lebih baik dari orang yang diawasinya. Supervisi pendidikan adalah memberi pelayanan kepada guru untuk mengembangkan mutu pembelajaran, memfasilitasi guru agar dapat mengajar dengan efektif. Melakukan kerja sama sengan guru atau anggota staf lainnya untuk meningkatkan mutu pembelajaran, mengembangkan kurikulum serta meningkatkan pertumbuhan profesionalisasi semua anggotanya.[footnoteRef:3] [3: Suhardan Dadang, Supervisi Profesional, Bandung: Alfabeta 2010, h. 37.]

Kehadiran supervisi digunakan untuk memajukan pembelajaran melalui pertumbuhan kemampuan guru-gurunya. Supervisi mendorong guru menjadi lebih berdaya, dan situasi mengajar belajar menjadi lebih baik, pengajaran menjadi efektif, guru menjadi lebih puas dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan demikian sistem pendidikan dapat berfungsi sebagaimana mestinya dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Ini berarti bahwa kedudukan supervisi merupakan komponen yang sangat strategis dalam admnistrasi pendidikan.Kepala sekolah sebagai seorang supervisor yang menjalankan supervisi tersebut haruslah mengerti dan memahami makna dari supervisi pendidikan tersebut. Dalam menjalankan supervisinya kepala sekolah berupaya menyediakan kondisi kerja yang terbuka supaya masalah yang akan dipecahkan diketahui telebih dahulu. Pemahamannya tentang supervisi bukan saja harus menyediakan waktu untuk melakukan kunjungan kedalam kelas untuk melakukan observasi dan mengikuti berbagai pertemuan profesional, melainkan juga meliputi penyediaan kondisi kerja yang menguntungkan dan memberi kemudahan pada guru-guru melaksanakan pekerjaannya.Kepala sekolah memahami dengan baik tindakan yang perlu dilakukannya agar berhasil dalam memberikan pengawasan profesional kepada guru juga diungkap dari kegiatannya melalui observasi, kepala sekolah tidak menempatkan guru sebagai bawahannya, melainkan sebagai mitra kerja sesama anggota profesi yang sederajat. Pengawasan profesional adalah kegiatan yang ditujukan untuk melayani guru mencapai tingkat prestasi mengajar yang paling tinggi yang dapat dilakukannya. Pengawasan profesional merupakan pelayanan terhadap guru yang diberikan oleh kepala sekolah sebagai supervisor untuk memperbaiki cara kerjanya.Di MA MARIF NU RIAU kota pekanbaru adalah salah satu lembaga pendidikan yang juga menerapkan sistem pembelajaran aktif sama seperti sekolah-sekolah lainnya. Dalam pelaksanannya banyak sekali terdapat kekurangan-kerungan yang mendasarinya. Salah satunya adalah mengenai perkembangan yang tidak ditunjukkan oleh kinerja guru yang meningkat disekolat tersebut.Pemahaman kepala sekolah tentang supervisi sebagai peningkatan mutu pembelajaran dimulai dengan menyadarkan guru-gurunya untuk bekerja lebih serius.peningkatan mutu pembelajaran hanya dapat dicapai bila guru-guru menyadarinya. Tugas dan kewajibannya sebagai pemimpin pembelajaran harus dapat menyediiakan berbagai kemudahan agar guru memperoleh keterampilan baru, menyediakan sumber belajar dan fasilitas mengajar. Tugas kepemimpinannya adalah menyediakan kondisi yang merangsang agar terjadi peningkatan belajar pada murid melalui kegiatan mengajar guru-gurunya baik langsung maupun tidak langsung.Fakta yang terjadi dilapangan banyak sekali terdapat penyimpangan-penyimpangan tindakan ataupun tugas serta hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaannya. Baik itu dari segi interaksi antar kepala sekolah terhadap guru-gurnya maupun dengan staf tata usahanya, dari segi komunikasinya hingga pelaksanaan sistem pendidikan disekolah itu sendiri sehingga hal tersebut berdampak kepada tidak efektifnya pelaksanaan supervisi dan kurangnya mutu pendidikan yang ada disekolah tersebut.Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dilapangan, bahwa pelaksanaan dari supervisi oleh kepala sekolah dalam mengembangkan kinerja guru di MA MARIF NU RIAU kota pekanbaru ini masih sangat jauh dari yang seharusnya terlaksana. Hal ini dapat dilihat dari gejala-gejala yang ditemukan disekolah tersebut, diantaranya:1. pelaksanaan supervisi yang belum memenuhi prinsip-prinsip yang telah ditentukan 2. pemahaman-pemahaman terhadap tugas dan kewajiban yang harus dilakukan dengan baik oleh guru belum terlaksana dengan baik. 3. tidak efektifnya pelaksanaan supervisi dan kurangnya mutu pendidikan yang ada disekolah tersebut.4. Kepala sekolah kurang memberikan fasilitas terhadap guru dalam mendukung pelaksanaan tugasnya.Berdasarkan gejala-gejala yang dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ilmiah dengan judul: PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KINERJA GURU DI MA MARIF NU RIAU PEKANBARU.B. Penegasan IstilahUntuk menghindari kesalah pahaman terhadap judul penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah yang digunakan supaya tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda.1. KinerjaKinerja merupakan terjemahan dari kata performance (job performance). Secara etimologis performance berasal dari kata to perform yang berarti menampilkan atau melaksanakan, sedang kata performance berarti the act of performing; axecution (Webster Super New School and Office Dictionary). Dapat disimpulkan bahwa kinerja atau performance berarti tindakan menampilkan atau melaksanakan suatu kegiatan.oleh karena itu, performance sering diartikan penampilan kerja atau perilaku kerja.[footnoteRef:4] [4: Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, Bandung: PT Refika Aditama 2013, h. 166.]

2. SupervisiSupervisi berasal dari dua kata, yaitu super dan vision. Supervisi adalah pengawasan profesional dalam bidang akademik, dijalankan berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan tentang bidang kerjanya, memahami tentang pembelajaran lebih mendalam dari sekedar pengawas biasa.[footnoteRef:5] Menurut Willes, supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik.[footnoteRef:6] [5: Dadang Suhardan, Supervisi Profesional, Bandung: Alfabeta 2010, h.35.] [6: Sri Banun Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru, Bandung: Alfabeta 2013. H. 38.]

3. Kepala SekolahSecara etimologi, kepala sekolah merupakan padanan dari school principal yang tugas kesehariannya menjalankan principalship atau kekepalasekolahan. Istilah kekepalasekolahan mengandung makna sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi sebagai kepala sekolah. Kepala sekolah adalah pemimpin yang menjalankan perannya dalam memimpin sekolah sebagai lembaga pendidikan yang berperan sebagai pemimpin pendidikan.[footnoteRef:7] [7: Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, Bandung: PT Refika Aditama 2013, h. 147.]

4. GuruGuru merupakan tenaga pendidik yang mentransfer ilmunya kepada peserta didiknya. Berbagai macam pengertian guru yang sering didefinisikan langsung oleh pakar dibidang pendidikan, diantaranya adalah definisi guru menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 1. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, guru adalah pendidik profesional yang mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.[footnoteRef:8] [8: Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 1 Tentang Guru dan Dosen.]

C. PermasalahanDari latar belakang masalah gejala-gejala yang ada, penulis menemukan beberapa masalah sebagai berikut :a. Apa bentuk pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah dalam mengembangkan kinerja guru di MA MARIF NU RIAU kota Pekanbaru?b. Faktor-faktor apa yang menyebabkan pentingnya pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah dalam mengembangkan kinerja guru di MA MARIF NU RIAU kota Pekanbaru?D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian1. Tujuan Penelitiana. Untuk mengetahui apa bentuk pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah dalam mengembangkan kinerja guru di MA MARIF NU RIAU di kota Pekanbaru?b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pentingnya pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah dalam mengembangkan kinerja guru di MA MARIF NU RIAU di kota Pekanbaru?2. Kegunaan Penelitiana. Untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan dengan fakta yang ada dilapangan, sehingga bertambahlah ilmu pengetahuan dan wawasan penulis.b. Sebagai bahan masukan terhadap sekolah, khususnya dalam pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah dalam mengembangkan kinerja guru di MA MARIF NU RIAU kota Pekanbaru.c. Untuk memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan serta pengembangan ilmu program studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Syarif Kasim Riau.E. Metode Penelitian1. Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian ini dilakukan di MA MARIF NU RIAU kota Pekanbaru. Pemilihan lokasi ini telah melalui beberapa pertimbangan bahwa hal-hal yang diteliti ada dilokasi ini, serta pertimbangan waktu dan biaya yang dirasa perlu oleh peneliti.Sesuai dengan judul pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah dalam mengembangkan kinerja guru di MA MARIF NU RIAU kota Pekanbaru, dan penelitian ini dilakukan kurang lebih selama 30 hari.2. Subjek dan Objek PenelitianAdapun subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan tenaga pendidik di MA MARIF NU RIAU kota Pekanbaru dan objeknya dari penelitian ini adalah pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah dalam mengembangkan kinerja guru disekolah.

3. Informan PenelitianInforman dalam penelitian ini adalah seorang kepala sekolah serta 2 orang tenaga pendidik (guru) di MA MARIF NU RIAU kota Pekanbaru.4. Teknik Pengumpulan DataUntuk mengambil data yang diperlukan dalam peneletian, maka penulis mengambil dari beberapa teknik, diantaranya :a. Wawancara, adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada informan atau autoritas (seorang ahli atau yang berwenang dalam suatu masalah). Pertanyaan yang diajukan biasanya disiapkan terlebih dahulu dan diarahkan pada informasi-informasi yang akan digarap atau ditulis.[footnoteRef:9] [9: Nursalim, Pengantar Kemampuan Berbahasa Indonesi Berbasis Kompetensi, (Pekanbaru: Zanafa Publishing, 2011), h.94]

b. Obsevasi, adalah pengamatan lansgung kepada suatu objek yang akan diteliti. Observasi dapat dilakukan dalam suatu waktu yang singkat. Dalam melakukan observasi ini tidak hanya terbatas pada orang, tetapi juga pada objek-objek alam yang lain. Observasi ini digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.[footnoteRef:10] [10: Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.203]

c. Dokumentasi, merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi dan lain-lain. Dokumentasi yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumentasi yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain.[footnoteRef:11] [11: Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.329]

hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul.[footnoteRef:12] [12: Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 334]

5. Analisis DataAnalisis data merupakan proses mencari dan menyusun data secara sistematis yang diperoleh ari berbagai sumber data dan teknik pengumpulan data serta bahan-bahan lain. Analisis data bertujuan agar sebuah temuan dapat dipahami dan diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya, melakukan sistesa, membuat dan menyusun pola, filterisasi data yang dianggap penting, dan membuat kesimpulan.Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu pengembangan atau membuat hipotesis berdasarkan data yang diperoleh. Kemudian dilakukan pencarian data lagi berdasarkan hipotesis tersebut. Sehingga nantinya dapat disimpulkan apakah hipotesa diterima atau ditolak berdasarkan data yang ada.[footnoteRef:13] [13: Sugiono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif Dan R & D, (Bandung, Alfabeta, 2012), h.203]