8
Penyipat Datar 1) Definisi Pengukuran penyipat datar adalah mengukur tinggi elevasi atau perbedaan tinggi antara dua bidang datar pada permukaan bumi. Demikian juga dengan ketinggian suatu tempat yang menunjukan jarak vertikan antara satu titik dengan suatu bidang datar. Contohnya permukaan rata-rata air laut. Ketelitian penentuan ukuran tergantung pada alat-alat yang digunakan serta pada ketelitian pengukuran dan yang dapat dilaksanakan. 2) Jenis-jenis penyipat sederhana a) Penyipat datar dari kayu b) Penyipat datar dari logam c) Penyipat datar yang memakai unting-unting d) Penyipat datar dari tabung plastik 3) Ada tiga macam pekerjaan sipat datar atau waterpassing, yaitu: a) Sipat datar memanjar/waterpassing berantai b) Sipat datar profil c) Sipat datar lapangang 4) Alat yang digunakan untuk pengukuran tersebut disebut penyipat datar. Adapun penyipat datar dapat dibedakan sebagai berikut: a) Dumpy level (tipe kekar) b) Tilting level (tipe jungkit) c) Automatic level (tipe otomatis) d) Reversibel level (tipe)

Materi Ajar Penyipat Datar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

materi ajar penyipat datar

Citation preview

Page 1: Materi Ajar Penyipat Datar

Penyipat Datar

1) Definisi

Pengukuran penyipat datar adalah mengukur tinggi elevasi atau perbedaan tinggi

antara dua bidang datar pada permukaan bumi. Demikian juga dengan ketinggian

suatu tempat yang menunjukan jarak vertikan antara satu titik dengan suatu bidang

datar. Contohnya permukaan rata-rata air laut. Ketelitian penentuan ukuran

tergantung pada alat-alat yang digunakan serta pada ketelitian pengukuran dan

yang dapat dilaksanakan.

2) Jenis-jenis penyipat sederhana

a) Penyipat datar dari kayu

b) Penyipat datar dari logam

c) Penyipat datar yang memakai unting-unting

d) Penyipat datar dari tabung plastik

3) Ada tiga macam pekerjaan sipat datar atau waterpassing, yaitu:

a) Sipat datar memanjar/waterpassing berantai

b) Sipat datar profil

c) Sipat datar lapangang

4) Alat yang digunakan untuk pengukuran tersebut disebut penyipat datar. Adapun

penyipat datar dapat dibedakan sebagai berikut:

a) Dumpy level (tipe kekar)

b) Tilting level (tipe jungkit)

c) Automatic level (tipe otomatis)

d) Reversibel level (tipe)

e) Precision level (tipe teliti)

Jenis rambu

f) Rambu ukur terbuat dari kayu atau campuran logam alumunium yang diberi skala

pembacaan. Ukurannya, tebal 3 cm – 4 cm, lebarnya kurang lebih 10 cm dan

panjang 2 m, 3 m, 4 m, dan 5 m, pembacaan dilengkapi dengan angka dari meter,

desimeter, sentimeter, dan milimeter. Rambu ukur diperlukan untuk

mempermudah/membantu mengukur beda tinggi antara garis bidik dengan

Page 2: Materi Ajar Penyipat Datar

permukaan tanah. Pada bagian bawah diberi sepatu, agar tidak aus karena sering

dipakai.

g) Rambu untuk pengukuran sipat datar (leveling) diklasifikasikan ke dalam 2 tipe,

yaitu:

h) 1. Rambu sipat datar dengan pembacaan sendiri

i) a) Jalon

j) b) Rambu sipat datar sopwith

k) c) Rambu sipat datar bersendi

l) d) Rambu sipat datar invar

m) 2. Rambu sipat datar sasaran

n)

o) Gambar Rambu Ukur

p) Rambu ukur dibagi dalam skala, angka-angka menunjukan ukuran dalam

desimeter. Ukuran desimeter dibagi dalam sentimeter oleh E dan oleh kedua garis.

Oleh karena itu, kadang disebut rambu E. Ukuran meter yang dalam rambu ditulis

dalam angka romawi. Angka pada rambu ukur tertulis tegak atau terbalik. Pada

bidang lebarnya ada lukisan milimeter dan diberi cat merah dan hitam dengan cat

dasar putih agar saat dilihat dari jauh tidak menjadi silau. Meter teratas dan meter

terbawah berwarna hitam, dan meter di tengah dibuat berwarna merah. Fungsi

rambu ukur adalah sebagai alat bantu dalam menentukan beda tinggi dan

mengukur jarak dengan menggunakan pesawat. Rambu ukur biasanya dibaca

langsung oleh pembidik.

Page 3: Materi Ajar Penyipat Datar

q)

r) Rambu di lapangan dapat dibagi menjadi 2 bentuk yaitu :

s) 1. Rambu negatif (-): adalah rambu yang angka-angkanya terbalik(tetapi nolnya

tetap dibawah). Rambu ini digunakan dengan pesawat penyipat yang belum

mempunyai lensa pembalik. Misalnya pada pesawat datar tipe lama. Contoh :

wild, cern.

t) 2. Rambu positif (+) : rambu positif adalah rambu yang angka-angkanya tidak

terbalik (n0rmal) digunakan pada pesawat penyipat datar yang sudah mempunyai

lensa pembalik. Contoh Topcon, TL 20 F, NICON, dan theodolite TL dan

sebagainya.

u)

Page 4: Materi Ajar Penyipat Datar

Cara membaca rambu

Untuk mendapatkan jarak maupun beda tinggi sebuah titik maka kita harus

melakukan pengukuran dengan menggunakan penyipat datar yang dilengkapi dengan

rambu ukur. Data yang di dapat dari pembacaan rambu ukur yaitu Ba (Benang atas), Bt

(Benang tengah) dan Bb (Benang bawah).

Gambar Pembacaan Benang Oleh Teropong

Contoh :

. Pembacaannya Ba = 0,875, Bt = 0,975 dan Bb = 0,715

Pengukuran untuk mendapatakan angka di depan koma (0,000) harus berpatokan

pada keberadaan benang atas, benang tengah dan benang bawah, pada tiap-tiap kolom 10

cm. Angka yang menjadi patokan adalah satu angka dibelakang koma misalnya untuk

pembacaan benang atas 0,875 maka pembacaannya adalah 0,8. Pembacaan rambu

kebenarannya sangat diperlukan untuk mendapatkan beda tinggi dan jarak yang sesuai di

lapangan. Kebenaran pembacaan rambu tersebut dapat di tentukan dengan koreksi

pembacaan apakah pembacaan ketiga benangnya benar atau salah. Koreksi tersebut

rumusnya adalah :

Dengan: Ba=Benang atas

Page 5: Materi Ajar Penyipat Datar

Bt=Benang tengah

Bb=Benang Bawah

Penentuan Beda Tinggi Antara Dua Titik

Beda tinggi antara dua titik dapat diartikan sebagai :

(1) Jarak vertikal antara dua garis mendatar yang melalui ke dua titik yang dimaksud

(Lihat Gambar a)

(2) Perbedaan jarak dari masing-masing titik yang dimaksud ke suatu garis mendatar

tertentu yang dijadikan sebagai acuan (Lihat Gambar b)

Pada ukur tanah alat ukur waterpas merupakan alat yang paling umum digunakan

dalam penentuan beda tinggi antara dua titik atau lebih. Ketinggian bacaan benang

diafragma mendatar atau yang sering dikenal sebagai bacaan benang tengah yang

menunjukkan ketinggian garis bidik digunakan sebagai garis mendatar acuan. Oleh karena

itu penentuan beda tinggi dengan alat ini mengikuti prinsip dasar 2. Ketinggian garis bidik

tersebut di setiap titik yang diukur diketahui dari bacaan rambu atau tinggi alat, tergantung

dari cara menempatkan alat. Ada 3 cara menempatkan alat pada penentuan beda tinggi

dengan waterpas, yaitu :

(a) Alat didirikan diantara dua titik yang akan diukur beda tingginya dalam satu garis

lurus. Dengan cara ini setelah alat diatur memenuhi syarat untuk dibidikan bidikan ke

titik 1 sebagai titik awal atau patokan yang biasa disebut sebagai bidikan belakang

(BK), kemudian bidikan dilakukan ke titik 2 atau titik berikutnya, sebagai bidikan

muka (BM) Beda tinggi dihitung dengan persamaan : Beda tinggi = | BM - BK |

(b) Alat didirikan di salah satu titik yang akan diukur beda tingginya. Dengan cara ini

setelah alat didirikan di salah satu titik yang akan diukur dan diatur sampai memenuhi

syarat untuk dibidikan, diukur tingginya (Hi), kemudian dibidikan ke titik pengukuran

Page 6: Materi Ajar Penyipat Datar

lainnya sebagai bidikan muka (BM). Beda tinggi dihitung dengan persamaan : Beda

tinggi = | BM - Hi |

(c) Alat didirikan diantara dua titik yang akan diukur beda tingginya tapi tidak dalam satu

garis lurus. Pelaksanaan dan perhitungan beda tinggi dengan cara ini sama dengan cara

(a) Perlu diingat lagi bahwa pada setiap melakukan pembidikan, alat harus tetap

memenuhi syarat : Sumbu kesatu dalam keadaan tegak dan Garis bidik sejajar garis

nivo.

Dari tiga cara menempatkan alat pada penentuan beda tinggi dengan waterpas,

cara yang meletakkan alat ukur penyipat datar diantara dua mistar adalah yang

memberikan hasil paling teliti, karena kesalahan yang mungkin masih ada pada pengaturan

dapat saling diperkecil, apalagi bila jarak antara alat ukur penyipat datar ke dua mistar

dibuat sama, akan hilanglah pengaruh tidak sejajarnya garis bidik dan garis arah nivo.

Pengukuran ini disebut menyipat datar dari tengah-tengah.