66
MATERI MATA KULIAH AGAMA KATOLIK OLEH : PAULUS ODJA, S.Ag UNTUK KALANGAN SENDIRI POLITEKNIK KESEHATAN MALANG

Materi Mata Kuliah Agama Katolik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nbkbl

Citation preview

Page 1: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

MATERI MATA KULIAH AGAMA KATOLIK

OLEH :PAULUS ODJA, S.Ag

UNTUK KALANGAN SENDIRI

POLITEKNIK KESEHATAN MALANGJURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BLITARJl. Dr. Sutomo No. 46

BLITAR - 66133

Page 2: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

1

Page 3: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

MATERIPERTEMUAN PERTAMA ( I )

I. 1. KONSEP AGAMA, SPIRITUALITAS DAN KEPERCAYAANSERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIMENURUT GEREJA KATOLIK

A. AGAMA 1. Pengertian

a. Agama adalah seperangkat tata nilai yang disampaikan oleh Allah

kepada manusia melalui para nabi kemudian dibukukan untuk dijadikan

pegangan hidup.

Ada tiga unsur dalam pengertian agama yaitu :

- Ada Allah

- Ada Nabi

- Ada Kitab suci

Ketiga unsur tersebut mendapat pengakuan dan perlindungan oleh

Negara yang secara syah ditetapkan dalam UUD’45, pasal 29 ayat 2,

yang berbunyi “Setiap warga Negara berhak memeluk agama dan

menjalankan ibadahnya sesuai dengan kepercayaannya masing-

masing”

b. Agama adalah

Suatu jenis sosial yang dibuat oleh penganut-penganutnya yang

berproses pada kekuatan non empiris yang dipercayainya dan

didayagunakannya untuk mencapai keselamatan bagi diri mereka dan

masyarakat luas pada umumnya.

Ada tiga unsur yang terkandung dalam definisi tersebut yaitu :

- Agama disebut sistem sosial, yaitu suatu fenomena sosial, suatu

peristiwa kemasyarakatan, suatu sistem sosial dapat dianalisis

karena terdiri atas suatu komplek kaidah dan peraturan yang

dibuatnya saling berkaitan dan terarah kepada tujuan tertentu.

- Agama berproses pada kekuatan-kekuatan non empiris

- Manusia mendayagunakan kekuatan-kekuatan atas untuk

kepentingan sendiri dan masyarakat luas.

2. Fungsi agama Fungsi agama bagi manusia dan masyarakat tidak terlepas dari

tantangan/ masalah yang dihadapi manusia dan masyarakat. Untuk

2

Page 4: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

mengatasi semua ini manusia lari kepada agama karena manusia percaya

dengan keyakinannya yang kuat bahwa agama memiliki kesanggupan

yang didefinitik dalam menolong manusia.

a. Fungsi edukatif

Manusia memperdayakan fungsi edukatif kepada agama yang

mencangkup tugas mangajar dan tugas bimbingan. Agama dianggap

sanggup memberikan pengajaran yang otoritatif bahkan dalam hal-hal

yang sakral tidak dapat salah.

b. Fungsi penyelamatan

Agama mengajarkan dan memberikan jaminan dengan cara-cara yang

khas untuk mencapai kebahagiaan yang terakhir, yang pencapaiannya

mengatasi kemampuan manusia secara mutlak karena kebahagiaan

itu berada diluar batas kekuatan manusia.

c. Fungsi eksekutif

- Agama membantu manusia untuk mengenal yang sakral dan

mahkluk tertinggi / Tuhan dan berkomunikasi dengan-Nya

- Agama sanggup mendamaikan kembali manusia yang salah

dengan Tuhan melalui jalan pengampunan dan penyucian.

d. Fungsi pengawasan sosial

- Agama mempunyai fungsi pengawasan sosial.

Agama merasa ikut bertanggungjawab atas adanya norma-norma

susila yang baik yang diberlakukan atas masyarakat manusia

umumnya.

- Agama mempunyai protatis/ kritis.

Adalah bentuk pengawasan sosial agama terhadap masyarakat

dalam dimensi yang tajam, kekhususan fungsi ini terletak pada

sasaran dan caranya.

e. Fungsi memupuk persaudaraan

Agama berfungsi sebagai pembinaan persaudaraan. Dalam sejarah

umat manusia situasi kerukunan masih jauh lebih positif. Konflik tidak

terjadi terus menerus tetapi kadang ada kadang tidak.

f. Fungsi transformatif

Kata transformatif berasal dari bahasa Latin yaitu transformer, artinya

mengubah bentuk. Jadi fungsi transformartif bearti mengubah bentuk

kehidupan baru.

3. Ajaran AgamaSemua agama mengajarkan adanya :

3

Page 5: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

- Allah

- Nabi

- Dan Kitab suci sebagai sumber utama dalam iman dan pengajarannya

a. Tujuan pengajaran agama adalah

Agar seluruh umat manusia menjalani hidupnya sesuai dan selaras

dengan kehendak Allah

Agar seluruh umat manusia mengenal dan mencintai Allah

Agar seluruh umat manusia hidup bahagia bersama Allah dan

sesamanya semasih hidup maupun setelah mati.

b. Sumber pengajaran agama

Kitab Suci

Ajaran gereja

Tradisi

c. Motifasi pengajaran agama

Motivasi pengajaran agama bukan terletak pada gaji, kedudukan/

jabatan tetapi pada panggilan untuk menghadirkan karya keselamatan

Allah kepada dunia agar banyak orang diselamatkan dari kuasa

kejahatan/ maut. Sebab keselamatan yang telah dirasakan / dialami/

diterima dari Allah disalurkan / diteruskan kepada sesama umat

manusia, sehingga keselamatan yang dialaminya akan dialami juga

orang lain. Itulah panggilan.

d. Isi pengajaran agama

Isi pengajaran agama mengandung empat perkara terakhir yang akan

dialami / dihadapi manusia, yaitu :

Kematian

Pengadilan

Surga

Neraka

Dalam isi pengajaran dikatakan bahwa kehidupan yang menciptakan

ada yang memelihara dan ada juga yang menyelamatkan, yaitu :

ALLAH.

4. Pengaruh agama atas bidang kehidupan manusiaJasa terbesar agama adalah mengarahkan perhatian umat manusia kepada masalah “Maha penting” yang selalu menggoda manusia

membutuhkan bukan saja pengatur emosi tetapi juga kepastian kognitif/

pengetahuan tentang perkara-perkara yang tidak dapat dielakkan dari

4

Page 6: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

pikiran manusia itu sendiri. Terhadap persoalan tersebut agama

menunjukkan jalan dan arah kemana manusia harus mencari jawabannya.

5. Tanggapan Iman terhadap Ajaran AgamaMenurut kitab suci Gereja Katolik manusia itu mahkluk ciptaan Allah,

yang paling mulia dari semua ciptaan yang lain. Manusia diberi

kemampuan yang lebih dari semua mahkluk ciptaan, karena manusia

diberi akal budi.

Akal budi disebut sebagai mahkota sebab Allah menghendaki agar

hidup manusia semata-mata untuk memuliakan Allah. Manusia dijadikan

sebagai patner kerja/ rekan kerja Allah atau mitra kerja yang sangat efektif

untuk membangun dunia. Sehingga dunia ini sungguh menjadi tempat

kediaman yang aman, bahagia dan sejahtera.

Kemampuan akal budi yang diberikan itu tentu berbeda setiap

orang. Hal ini dimaksudkan oleh Allah agar dengan perbedaan itu

manusia dapat :

a. Saling membutuhkan

b. Saling melengkapi dan

c. Saling membahagiakan

Di dalam akal budi manusia memiliki martabat yang secitra dengan

Allah, artinya bahwa sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah juga dimiliki oleh

manusia. Sebab dalam diri manusia memiliki tiga unsur, yaitu :

a. Cipta, mampu menciptakan sesuatu

b. Rasa, mampu membedakan

c. Karsa, mampu melakukan kehendak

Gambaran manusia secitra dengan Allah terkandung maksud agar

manusia tidak boleh membunuh sesamanya sendiri. Sebab membunuh

sama halnya manusia tidak mau menerima Allah dalam hidupnya.

Agar ajaran agama yang berdasarkan kitab suci dapat diterima dan

dapat diwujudkan dalam kehidupan manusia secar kongkrit / nyata, maka

ditawarkan beberapa hal penting untuk dijadikan pegangan, sebagai

pegangan berikut :

a. Tiga keutamaan menuju Tuhan, yaitu :

a.1 Iman

a.2 Harapan

a.3 Cinta Kasih

b. Empat keutamaan susila, yaitu :

b.1 Kebijaksanaan

5

Page 7: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

b.2 Keadilan

b.3 Kekuatan

b.4 Pengendalian diri/ mawas diri/ tahu batas

c. Kedua perintah cinta kasih, yaitu :

c.1 Cintailah Tuhan Allahmu

dengan segenap hatimu

dengan segenap jiwamu

dengan segenap akal budimu dan

dengan segenap kekuatanmu

c.2 Dan cintailah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri

d. Tujuh perbuatan cinta kasih jasmani, yaitu :

d.1 Beri makan kepada sesama yang lapar

d.2 Beri minum kepada sesama yang haus

d.3 Beri pakaian kepada yang berkekurangan

d.4 Beri penginapan kepada yang diperjalanan

d.5 Mengunjungi sesama yang sakit

d.6 Menghibur dan mendoakan sesama yang meninggal

e. Tujuh perbuatan cinta kasih rokhani, yaitu :

e.1 Menasehati sesama yang ragu-ragu

e.2 Mengajar sesama yang belum tahu

e.3 Menegur sesama yang berbuat dosa

e.4 Menghibur sesama yang menderita

e.5 Mengampuni sesama yang bersalah

e.6 Bersabar dengan sesama yang mengganggu

e.7 Berdoa untuk sesama yang hidup maupun yang telah meninggal

f. Hindari musuh jiwa-jiwa yang utama, yaitu :

f.1 Tujuh cacat jiwa yang pokok, seperti

f.1.1 Sombong

f.1.2 Rakus

f.1.3 Kikir

f.1.4 Marah

f.1.5 Cabul

f.1.6 Iri hati

f.1.7 Malas

f.2 Enam dosa terhadap Roh Kudus, yaitu :

f.2.1 Rasa putus asa akan keselamatan jiwa

f.2.2 Kesombongan menyelamatkan diri tanpa berusaha

f.2.3 Perlawanan terhadap kebenaran yang sudah dikenal

6

Page 8: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

f.2.4 Rasa iri hati akan kebaikan sesama manusia

f.2.5 Kemauan keras hidup dalam dosa

f.2.6 Penolakan ampun Illahi pada saat terakhir / menjelang

wafat.

g. Kenakan senjata dari 7 Karunia Roh Kudus, yaitu

g.1 Roh kebijaksanaan

g.2 Roh nasehat

g.3 Roh kepatuhan

g.4 Roh pengertian

g.5 Roh kesalehan

g.6 Roh pengetahuan

g.7 Roh keberanian / kekuatan

6. Gereja6.1 Pengertiannya ada 4 yaitu :

6.1.1 Gereja sebagai umat Allah

- Umat jabatan

- Umat inti

- Umat biasa/ awam

6.1.2 Gereja sebagai gedung

6.1.3 Gereja sebagai sakramen

6.1.4 Gereja sebagai tubuh mistik Kristus

6.2 Sifat Gereja, ada 4 sifat gereja, yaitu :

6.2.1 Satu, percaya pada Yesus yang sengsara, wafat dan bangkit

6.2.2 Kudus, dibangun dan didirikan oleh Yesus sendiri

6.2.3 Katolik, terbuka untuk siapa saja, umum

6.2.4 Apostolik, sesuai dan berpegang pada ajaran para rasul

6.3 Tugas Gereja

Ada 3 tugas gereja/ Tri tugas Gereja, yaitu :

6.3.1 Tugas sebagai nabi (mewartakan)

6.3.2 Tugas sebagai Imam (mengkuduskan)

6.3.3 Tugas sebagai raja (menggembalakan)

6.4 Hirarkis Gereja

6.4.1 Paus

6.4.2 Uskup

7

Page 9: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

6.4.3 Imam

6.4.4 Diakun

6.4.5 Umat / jemaat

6.5 Hukum dan Peraturan Gereja

6.5.1 Hukum Allah

Ada 10 perintah / hukum Allah (Dasa Firman) yang bunyinya :

Akuilah Tuhan Allahmu,

1. Jangan menyembah berhala, berbaktilah kepadaKu saja,

dan cintailah Aku lebih dari segala sesuatu

2. Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan tidak

hormat.

3. Kuduskanlah hari Tuhan

4. Hormatilah ibu-bapamu

5. Jangan membunuh

6. Jangan berzinah

7. Jangan mencuri

8. Jangan bersaksi dusta tentang sesamamu manusia

9. Jangan ingin memiliki istri sesamamu

10.Jangan mengingini milik sesamamu manusia secara tidak

adil

6.5.2 Hukum Kasih (dari Yesus)

Bunyinya :

“Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan

segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan

kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”

6.5.3 Hukum Gereja (lima perintah gereja)

Bunyinya :

1. Rayakanlah hari raya yang disamakan dengan hari Minggu

2. Ikutilah perayaan Ekaristi pada hari Minggu dan hari raya

yang diwajibkan, dan janganlah melakukan pekerjaan yang

dilarang pada hari itu.

3. Berpuasalah dan berpantanglah pada hari yang ditentukan

4. Mengakulah dosamu sekurang-kurangnya setahun sekali.

5. Sambutlah Tubuh Tuhan pada masa Paskah.

6.6 Sakramen Gereja

6.6.1 Pengertian Sakramen

8

Page 10: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

Sakramen adalah suatu tanda rahmat Allah, ungkapan serta

komunikasi iman Gereja.

6.6.2 Macam-macam Sakramen

Ada 7 macam sakramen gereja, yaitu :

1. Sakramen Baptis

2. Sakramen Tobat

3. Sakramen Ekaristi

4. Sakramen Krisma

5. Sakramen Imamat

6. Sakramen Pernikahan

7. Sakramen Perminyakan orang sakit

6.6.3 Sakramen Inisiasi Gereja

Yaitu memasukkan seseorang untuk menjadi anggota gereja

secara penuh/ syah.

Sakramen Inisiasi, meliputi :

1. Sakramen Babtis

2. Sakramen Ekaristi

3. Sakramen Krisma

6.6.4 Sakramental

Adalah upacara pemberkatan benda-benda kudus sehingga

mendatangkan berkat bagi si pemakai.

Contoh : - Upacara pemberkatan rumah

- Upacara pemberkatan patung / rosario

6.7 Sabda bahagia (dari Yesus untuk para pengikut-Nya)

Bunyinya :

6.7.1 Berbahagialah orang miskin dihadapan Allah, karena merekalah

yang empunya kerajaan Surga.

6.7.2 Berbahagialah orang yang berduka cita, karena mereka akan

dihibur.

6.7.3 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan

memiliki bumi

6.7.4 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran,

karena mereka akan dipuaskan

6.7.5 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan

beroleh kemurahan.

6.7.6 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan

melihat Allah.

9

Page 11: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

6.7.7 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka

akan disebut anak-anak Allah.

6.7.8 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran,

dicela, dan difitnahkan segala yang jahat karena Aku,

bersukacitalah dan bergembiralah, karena upahmu besar di

Surga.

7. Agama dan Morala. Agama adalah suatu sistem sosial ciptaan manusia berdasarkan

keyakinan, suatu visi mengenai manusia dan Allah serta hubungan

timbal balik. Agama juga selalu mencangkup suatu “kode”, sejumlah

aturan perilaku para penganut agama itu.

Adapun moral ialah seberkas aturan (perintah dan larangan)

yang mengatur hubungan antara manusia dan antar kelompok

manusia. Moralpun ciptaan manusia. Dan seperti contoh memungut

bunga uang pinjaman dinilai sebagai dosa besar oleh Kekristenan

sudah lama sekali. Tetapi sekarang bank Vatikan dalam hal ini tidak

berbeda dengan bank-bank kapitalis lain.

Agama tidak menciptakan moral, termasuk “kode” perilakunya

sendiri. Dari moral yang berlaku, agama menyaring sejumlah aturan

yang dinilai sesuai dengan keyakinan yang menjiwai agama itu, dan

yang tidak cocok, ditolak. Itulah yang menjadi “kode” perilaku

kelompok yang menganut agama itu.

Tolak ukur dalam proses penyaringan tersebut ialah Visi agama itu tentang Allah dan tentang manusia dalam hubungannya satu sama lain. Itu menghasilkan tata nilai khusus yang disebut Ethos.

Visi tentang Allah dan manusia turut menentukan aturan permainan antar manusia, yang disebut Moral.

b. Agama – Pembina Moral

Dengan uraian tersebut orang kiranya boleh berkata bahwa

keyakinan yang menjiwai salah satu agama turut membina moral para

penganutnya.

Visi tentang Allah dan manusia menambah motivasi untuk

berpegang pada aturan main antar manusia. Karena perilaku,

nyatanya tidak hanya menyangkut relasi antar manusia, tetapi juga

relasi dengan Allah sebagaimana ia diyakini.

10

Page 12: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

Kelakuan moral, pada gilirannya, memberi wujud kongkrit di

dunia ini kepada keyakinan religius tersebut. Sebab keyakinan itu

bertendensi mencangkup seluruh manusia, termsuk segi sosialnya,

yang secara langsung tidak berkenaan dengan relasi antar Allah dan

manusia.

c. Agama meningkatkan moral

Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa agama bukan pertama-

tama untuk meningkatkan moral manusia, meskipun kerapkali dinilai

dan disalahgunakan demikian. Peningkatan semacam itu hanyalah

konsekuensi dari keyakinan yang ditanam agama dalam hati manusia yang menganutnya. Karena itu agama tidak begitu saja

menjamin peningkatan moral.

Sejauh manakah moral orang membaik, ditentukan oleh sejauh manakah derajat keyakinan religius menjadi milik pribadi si penganut agama dan sejauh manakah keyakinan itu meresap kedalam seluruh keberadaannya.

Jarang sekali, bahkan menurut keyakinan Kristen, bahwa tidak

pernah keyakinan itu berhasil sepenuh-penuhnya. Sebab terbentur

pada begitu banyak kendala, didalam dan diluar diri sendiri, sehingga

tidak pernah berhasil menentukan seluruh perilaku manusia.

Moral orang yang tidak beragama, tetapi yang mempunyai

keyakinan human/ humanis yang kuat, tidak usah kalah dengan

moral orang yang beragama. Sebabnya ialah bahwa moral terletak

ditingkat mendatar, ditingkat relasi antar manusia.

Kita sendiri melihat bahwa ada orang tak beragama yang nyata-

nyat lebih baik daripada yang beragama. Tidak sedikit Marksis-

Komunis yang tidak segan mengorbankan hidupnya dalam

perjuangan untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan

human. Orang komunis semcam itu lebih baik dari pada Mafia Italia,

Sisilia, Irlandia yang Katolik itu tetapi tidak segan membunuh sesama

manusia karena duit atau untuk membalas dendam pribadi.

Pokoknya tingkat moralitas orang tidak ditentukan oleh agama

yang ia anut, tetapi oleh bobot kepribadiannya. !

11

Page 13: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

B. IMAN1. Pengertian

a. Iman adalah suatu sikap penyerahan diri secara total / penuh kepada

Allah tanpa syarat.

b. Iman adalah suatu jalan untuk tinggal dalam kebaikan serta kekuatan

Allah

c. Iman adalah suatu sikap bergantung / bersandar dan percaya kepada

Allah

d. Iman adalah dasar hidup yang kokoh / tangguh/ kuat/ tak goyah dalam

diri seorang beragama.

e. Iman adalah kunci dan nabi adalah pintunya

f. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti

dari segala sesuatu yang tidak kita lihat ( Ibr, 11:1 )

2. Dasar Iman a. Wahyu Allah

b. Percaya terhadap :

b.1 Janji-janji Allah yang umum dan mengikat

b.2 Keinginan-keinginan Allah

b.3 Pengertian akan kodrat Allah

(Rahim dan belas kasih)

(Cerita panggilan Abraham dalam Perjanjian Lama)

3. Tingkatan Iman Ada tiga tingkatan iman dalam diri seseorang yaitu :

a. Iman persetujuan, yaitu menerima kebenaran.

b. Iman kepercayaan, yaitu bahwa itu baik

c. Iman penuh pengharapan, yaitu lebih bersifat dinamis/ aktif (Iman yang

terlibat)

4. Proses Iman Bagaimana proses iman itu terjadi ?, yaitu

a. Melalui pendengaran

b. Melalui perjumpaan

c. Melalui pergumulan

d. Melalui Keputusan

e. Melalui kesaksian hidup

12

Page 14: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

Iman yang dimiliki akan menimbulkan dorongan dan semangat yang

menjadi cahaya/ terang bagi seseorang untuk memberi kesaksian melalui

kata-kata, sikap dan perbuatan (lihat Injil Yoh, 9 : 1-41) tentang Yesus

menyembuhkan orang buta sejak lahir.

5. Langkah-langkah positif kepada Iman, yaitu a. Bacaan Kitab Suci

b. Menghayati bacaan Kitab Suci

c. Melakukan doa pribadi

d. Melakukan doa iman (Aku percaya / Credo)

e. Mengikuti pembinaan rohani

6. Hal-hal yang menghalangi tumbuhnya iman, yaitu a. Ketakutan

b. Perasaan

c. Tidak percaya diri

d. Setan / godaan

7. Syarat doa dikabulkan, yaitu a. Kita tinggal dalam Allah dan bersatu dengan-Nya

b. Ada keyakinn penuh pada Allah

c. Iman harus terus bertambah dan berkembang

8. Pokok iman ajaran Agama Katolika. Tanda salib

arti tanda salib mempunyai 3 pokok yaitu :

a.1 Untuk menyatakan atau mengakui Allah yang benar

a.2 Melambangkan Allah Tri Tungggal Maha Kudus

a.3 Mengigatkan kita akan tiga keutamaan terlegal yaitu iman,

harapan dan cinta kasih.

b. Syahadat (Aku percaya / Credo)

b.1 Allah pencipta langit dan bumi

b.2 Yesus Kristus Putra Allah yang hidup

b.3 Dikandung dari Roh Kudus dan dilahirkan oleh perawan Maria

b.4 Menderita sengsara dalam pemerintahan Portius Pilatus,

disalibkan, wafat dan dimakamkan

b.5 Bangkit dari antar orang mati, naik ke surga

b.6 Kembali ke bumi untuk mengadili orang hidup dan mati

13

Page 15: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

b.7 Percaya adanya Roh Kudus

b.8 Percaya pada Gereja yang Kudus

b.9 Percaya pada persekutuan orang Kudus

b.10 Percaya adanya pengampunan

b.11 Percaya adanya kebangkitan badan

b.12 Percaya akan kehidupan kekal

c. Surga

Surga adalah kediaman atau tahta Allah

d. Api penyucian

Suatu penghukuman sementara sebelum masuk surga

e. Yesus Kristus

Adalah Putra Allah yang menjelma menjadi manusia

f. Roh Kudus

Adalah Roh Allah sebagai penolong atau penggerak manusia karena ia

berasal dari Allah

g. Tuhan

Adalah Bapa kita yang ada di Surga

h. Maria

Adalah Bunda Allah, sebab ia sendiri yang melahirkan Yesus Kristus

karena Ilham Roh Kudus

i. Rahmat

adalah hidup Illahi yang ditanam dalam hati orang yang dipermandikan

j. Iman

Adalah penyerahan diri kepada Allah

k. Moral

Adalah ajaran tentang norma-norma bagi tingkah laku manusia yang

benar menurut kehendak Illahi/ Allah yang berdasarkan wahyu Allah

dalam Kristus

l. Malaikat

Adalah mahkluk rohani yang diciptakan Allah untuk menyatakan

kemulian-Nya

m.Katolik

Berarti menyeluruh, umum, yang percaya kepada Kristus supaya

semua orang diselamatkan.

n. Neraka

Adalah suasana siksaan yang tersedia, yang digambarkan sebagai api

abadi

14

Page 16: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

o. Kebangkitan orang mati

Adalah semua orang baik, saleh maupun yang jahat dihadapkan

kepada pengadilan terakhir

p. Dosa

Adalah segala bentuk pelanggaran terhadap perintah / kehendak Allah

q. Agama

Adalah segala bentuk hubungan manusia dengan yang Maha Suci

r. Nabi

Adalah utusan Allah untuk mewartakan injil/ kabar gembira

s. Hidup abadi

adalah tempat untuk memperoleh keselamatan yang kekal bersama

dengan Allah Bapa

t. Manusia

Adalah ciptaan Allah yang paling luhur, dengan demikian ia memiliki

tugas untuk memuliakan Allah dalam melaksanakan seluruh perintah-

Nya.

u. Persekutuan para Kudus

Adalah kelompok orang beriman yangmasih menderita (api penyucian),

kelompok orang yang masih berjuang (Gereja yang masih

mengembara di dunia) dan kelompok orang yang beriman yang sudah

jaya (kelompok orang yang sudah hidup bahagia bersama Allah dalam

kerajaan Surga)

Catatan Dari surat Yakobus, 2:14-26 yang bunyinya “Iman tanpa perbuatan pada

hakekatnya adalah mati”

Ayat 14 Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seseorang mengatakan,

bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan?

Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?

Ayat 15 Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan

kekurangan makanan sehari-hari,

Ayat 16 dan seorang dari antara kamu berkata “Selamat jalan, kenakanlah

kain panas dan makanlah sampai kenyang!”, tetapi ia tidak

memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah

gunanya itu?

Ayat 17 Demikian juga halnya dengan iman, jika iman itu tidak disertai

perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.

15

Page 17: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

Ayat 18 Tetapi mungkin ada orang berkata “Padamu ada iman dan padaku

ada perbuatan”, Aku akan menjawab dia :”Tunjukkanlah kepadaku

imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu

imanku dari perbuatan-perbuatanku”

Ayat 19 Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi

setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.

Ayat 20 Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang,

bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?

Ayat 21 Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-

perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak anaknya, diatas

Mezbah?

Ayat 22 Kamu lihat, bahwa iman bekerja sama dengan perbuatan-perbuatan

dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.

Ayat 23 Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan :”Lalu

percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungan hal

itu kepadanya sebagai kebenaran.” Karena itu Abraham disebut :

“Sahabat Allah”

Ayat 24 Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-

perbuatannya dan bukan hanya karena iman.

Ayat 25 Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena

perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang

yang disuruh itu didalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos

melalui jalan yang lain?

Ayat 26 Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman

tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.

C. SPIRITUALITAS1. Arti Spiritualitas

Spiritualitas berasal dari bahasa latin yang artinya : Spiritus Sanctus, yaitu

Roh Kudus, Roh Allah dan Roh Yesus

- Dalam rangka kepercayaan Kristen, spiritualitas berarti kehidupan

orang percaya sejauh dirasuki dan dibimbing oleh Roh Kudus.

- Spiritualitas adalah wujud hubungan manusia dengan Allah / Yesus

yang tampak dalam kehidupan nyata sehari-hari

- Spiritualitas adalah suatu dorongan jiwa yang terungkap dalam sikap

dan perbuatan nyata sehari-hari yang terarah pada kebenaran yang

diyakininya.

16

Page 18: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

- Spiritualitas adalah keseluruhan hidup yang terdorong oleh semangat

iman yang dimiliki

2. Sifat SpiritualitasSpiritualitas bersifat Universal/ menyeluruh, mengacu pada aspek

internal dan spontanitas, diperuntukkan bagi diri sendiri, berfokus pada

cinta kasih dan bisa membaur dengan semua orang.

Namun apabila dikaitkan dengan berbagai realitas alam pikiran dan

perasaan, maka Spiritualitas bersifat adikodrati.

3. Praktek SpiritualitasSpiritualitas dalam prakteknya mempunyai berbagai varian, rupa

dan bentuk. Tetapi pada pokoknya selalu dan dimana-mana satu dan

sama saja. Pada prinsipnya yang satu tidak lebih bobot dari yang lain.

Contoh : Spiritualitas seorang pribadi Yesus dalam kehidupan-Nya.

D. KEPERCAYAAN1. Pengertian - Kepercayaan adalah suatu bentuk perasaan seseorang terhadap apa

yang diyakini itu benar.

- Kepercayaan diartikan sebagai hasil karya manusia dalam melakukan

ibadah dan tidak didasari petunjuk dari Alkitab.

- Kepercayaan merupakan suatu aliran kebatinan yang berasal dari

pecahan agama-agama yang berorientasi pada Tuhan semata.

- Kepercayaan tidak memiliki tata cara ibadah yang jelas.

2. SifatnyaKepercayaan bersifat otonom dan tidak mengikat serta bebas berbaur

dengan semua orang. Namun lebih berorientasi pada diri sendiri, atau

kesenangan serta menerima hidup/ nasib apa adanya.

3. IbadahnyaBerfokus pada Tuhan, secara pribadi tanpa konteks yang jelas, lebih

mengikuti perasaan dan kata hati. Sarana ibadah yang dipakai berupa

benda-benda buatan manusia yang diyakini sebagai sarana dalam

hubungannya dengan Tuhan, tempat ibadah / doa dimana saja sejauh

memiliki kekuatan mistik bagi diriya.

17

Page 19: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

II. PERSAMAAN AGAMA, SPIRITUALITAS DAN KEPERCAYAAN1. Mengakui adanya Tuhan, Surga dan Neraka

2. Membahas kekuatan Tuhan tetapi tidak mampu dijabarkan dengan akal

pikiran yang rasional tetapi dengan iman dan nalar yang logis.

3. Mempunyai tujuan untuk membentuk hal-hal yang mengandung positif / baik.

III. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KESABARAN DAN KETEKUNAN DALAM MENJALANKAN AGAMA DAN MENGHADAPI PENDERITAAN1. Faktor iman lebih pada hakekatnya pada Tuhan

2. Faktor Psycologis lebih pada dukungan sesama

3. Faktor figur yang menjadi idolanya (Yesus) keteladanan

4. Faktor doa dari diri sendiri maupun keluarga

5. Faktor pelayanan dalam kasih.

Tugas : Diskusi Kelompok

1. Carilah alasan-alasan apa, sehingga agama menjadi penting dalam kehidupan

seseorang.

2. Menurut anda, manakah yang sesungguhnya lebih dahulu, agama atau iman?

Mengapa?

18

Page 20: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

MATERIPERTEMUAN KEDUA ( II )

PANDANGAN AGAMA KATOLIK DAN IMPLEMENTASINYA TERHADAP PRAKTEK KESEHATAN SESUAI SUARA HATI DAN HUKUM KASIH

I. SUARA HATIA. Arti suara hati :

Menurut Gs. Artikel 16, yang berbunyi :

1. Suara hati / hati nurani itu adalah inti manusia yang paling rahasia,

sanggar Suci Allah, disitu ia seorang diri bersama Allah yang sapaan-

Nya menggema dalam hatinya.

2. Berkat suara hati dikenallah secara ajaib hukum yang ditulis Allah

3. Mematuhi hukum itu adalah martabatnya. Dan menurut hukum itu pula

orang akan diadili.

B. Ciri - ciri kemandirian seorang beriman :1. Mampu mengambil keputusan moral dalam menghadapi masalah hidup.

2. Mampu memilih nilai - nilai luhur demi kepentingan bersama.

3. Mampu mengambil keputusan praktis dalam langkah nyata.

4. Mampu mengadakan evaluasi mengenai setiap tindakannya Dan nilai

yang dipakai sebagai tolok ukur dalam mengambil keputusan adalah

nilai - nilai yang ditawarkan oleh Yesus.

C. Cara - cara membentuk suara hati : 1. Membaca buku - buku ilmu yang berguna

2. Bertanya dan berkonsultasi kepada orang - orang yang pandai dan

bijaksana

3. Mengikuti bimbingan rohani, misalnya : ret - ret / rekoleksi.

D. Syarat - syarat untuk membentuk suara hati :1. Berani melihat situasi konkret secara obyektif .

2. Jujur dalam mengikuti suara hati

3. Terbuka terhadap kitab suci, tradisi dan kritikan yang rasional

19

Page 21: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

E. Fungsi dan peranan suara hati :1. Memberi terang aman yang baik dan mana yang jahat

2. Memberi pertimbangan dalam menghadapi situasi konkret untuk

mengambil keputusan

3. Mendorong untuk melaksanakan yang baik dan mengelakan yang jahat

4. Menilai kembali perbuatan yang baru saja dilakukan.

F. Penyebab terjadi suara hati yang sesat / keliru : 1. Pandangan masyarakat, seperti :

Pandangan masyarakat, bahwa setiap orang mesti berkeluarga.

Dengan pandangan seperti itu, maka warga masyarakat dapat saja

dipengaruhi sehingga suara hatinya berkata :”saya harus berkeluarga” ,

meskipun pandangan itu keliru.

2. Keterbatasan manusia, seperti :

Yudas Iskariot mempunyai hati nurani yang sesat. Yudas Iskariot tega

menjual gurunya ( Yesus ) karena dia membutuhkan uang tiga puluh

keping perak. Setelah dia melihat Yesus, Sang Gurunya disiksa dan

dihukum mati, barulah dia sadar dan menyesal. Suara hatinya yang

sesat yang tidak lagi percaya akan cinta Tuhan Yang Maha

Pengampun. Sehingga mengantarnya ketiang gantungan yang

dibuatnya sendiri.

Catatan :

a. Suara hati itu keliru / sesat apabila yang benar dianggap salah dan

salah dianggap benar

b. Suara hati itu keliru / sesat apabila tidak mengerti bahwa yang

dilakukannya itu salah

c. Suara hati itu dapat menjadi tumpul dan keliru apabila seseorang,

mengerti bahwa perbuatannya salah tetapi tetap dilakukannya

G. Cara - cara mengatasi suara hati yang keliru / sesat :1. Kita harus menjauhi dari perbuatan - perbuatan atau kebiasaan -

kebiasaan yang jelas - jelas keliru yang menyesatkan kita

2. Bila kita masih merasa bimbang atau ragu - ragu sebaiknya kita tidak

boleh melakukannya. Dan apabila semuanya sudah jelas dengan

melalui pertimbangan dari orang lain yang pandai dan bijaksana, barulah

kita melakukannya, disamping kita sendiri menilainya benar.

20

Page 22: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

H Tanggung jawab atas keputusan suara hati :1. Tanggung jawab yang bersumber dari tuntunan suara hatinya sendiri.

2. Tanggung jawab yang bersumber dari desakan orang lain.

II. HUKUM KASIH (I Kor, 13 : 1-13)A. Pengertian Kasih

1. Kasih adalah pernyataan diri dalam perbuatan dan menempati segala

perintah Tuhan sehingga kepercayaan menjadi sungguh-sungguh

berbuah dan buahnya melimpah.

2. Kasih adalah merupakan pengikat yang menyempurnakan, menutupi

segala dosa, karena mengandalkan Allah sehingga tidak takut kepada

siapapun, kecuali kepada Allah.

3. Kasih adalah memberi makan kepada kehidupan, yang bertumpu pada

iman, pengharapan dan kasih. Dan yang terbesar diantaranya adalah

kasih.

4. Kasih adalah memberi ahklak yang tepat dan membuka bagi manusia

bagi pengetahuan rohani tentang rahasia Illahi.

5. Kasih adalah perbuatan yang berpegang teguh pada kebenaran.

B. Landasan Kasih 1. Kejujuran

2. Kerendahan hati

3. Ia lupa akan kepentingan sendiri, dan memberikan dirinya kepada yang

lain.

4. Ia suka melayani dan menanggung sesama.

C. Sifat KasihSifat kasih adalah amal yang terinspirasi dalam dirinya.

D. Arah Kasih (dari manusia)1. Kepada Allah dalam diri Yesus

2. Kepada sesama manusia termasuk musuh.

E. Sumber KasihSumber kasih adalah Allah dan Yesus Putra-Nya. Tetapi yang menjadi

sumber utama adalah dari Allah (Iman)

21

Page 23: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

F. Batas KasihKasih itu tidak berkesudahan. Kasih itu akan sampai kepuncaknya bila

orang melihat muka dengan muka, yaitu sampai ia sendiri bertemu dengan

Allah dalam kemuliaan dan kebahagiaan abadi di Surga.

Catatan:

1. Kasih itu berbeda dengan cinta birahi yang berpusat pada diri sendiri/

egois.

2. Kasih menurut bahasa Yunani yaitu Agape, yaitu cinta yang terarah

kepada orang lain dan mengejar kepentingan orang lain itu. Contoh

pribadi Yesus.

3. Kasih itu bersumberkan Allah, yang terlebih dahulu mengasihi manusia

dan manusia membalas Kasih-Nya dalam sikap dan perbuatan sehari-

hari.

G. Wujud Kasih1. Wujud kasih yang tampak dari Allah adalah Yesus Kristus, Sang Juru

Selamat bagi Dunia.

2. Wujud kasih yang tampak antara suami dan istri adalah anak.

3. Wujud kasih yang tampak antara sesama adalah melayani.

H. Ciri-ciri Kasih1. Sabar

2. Murah hati

3. Tidak memegahkan diri

4. Tidak Sombong

5. Tidak melakukan yang tidak sopan

6. Tidak mencari keuntungan sendiri

7. Ia tidak pemarah

8. Ia tidak menyimpan kesalahan orang lain / dendam

9. Ia senang melakukan perbuatan-perbuatan yang adil

10. Ia senang melakukan hal-hal yang benar

11. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan

12. Ia menutup segala sesuatu

13.Percaya segala sesuatu

14.Mengharapkan segala sesuatu

15.Sabar menanggung segala sesuatu.

22

Page 24: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

III. PRAKTEK KESEHATAN MENURUT PANDANGAN AGAMA KATOLIKDalam praktek kesehatan, agama Katolik tidak mempunyai aturan yang

baku, tetapi perlu disesuaikan dengan suara hati dan hukum kasih yang

diajarkan oleh Yesus didalam Gereja-Nya. Disamping berpegang pada hukum

kasih dan suara hati perlu diperhatikan juga hak-hak hidup seseorang menurut

UUD’45 yang harus dilindungi, dijaga dalam praktek kesehatan.

A. Hak-hak Hidup yang dilindungiAdapun hak-hak hidup yang dimiliki sebagai berikut :1. Hak untuk hidup

Setiap orang mempunyai hak untuk dibebaskan dari resiko kematian

karena penyakit.

2. Hak atas kebebasan dan keamanan

Setiap individu berhak untuk menikmati dan mengatur kehidupan dan

tidak seorangpun dapat dipaksa untuk hamil dan menjalani sterilisasi

serta aborsi.

3. Hak atas kesetaraan dan bebas dari segala bentuk diskriminasi.

Termasuk kehidupan berkeluarga dan reproduksi.

4. Hak atas kerahasiaan pribadi

Artinya pelayanan praktek kesehatan dilakukan dengan menghormati

kerahasiaan, dan bagi perempuan diberi hak untuk menentukan sendiri

pilihan reproduksi.

5. Hak kebebasan berfikir

Termasuk kebebasan dari penafsiran ajaran agama yang sempit,

kepercayaan, filosofi dan tradisi yang akan membatasi kebebasan

berrpikir tentang pelayanan praktek kesehatan

6. Hak mendapat informasi dan pendidikan. Hak tersebut berkaitan dengan

masalah kesehatan yang dihadapi termasuk jaminan kesehatan dan

kesejahteraan seseorang maupun keluarga.

7. Hak memilih bentuk keluarga dan untuk membangun dan merencanakan

keluarga

8. Hak untuk menentukan kapankah mengakhiri dan meneruskan hidup.

9. Hak mendapatkan layanan dan perlindungan kesehatan, termasuk hak

membatasi, keterjangkauan, pilihan keamanan, kerahasiaan, harga diri,

kenyamanan, kesinambungan, pelayanan dan hak berpendapat.

10.Hak mendapatkan manfaat dari hasil kemajuan ilmu pengetahuan.

Termasuk pengakuan bahwa setiap orang berhak memperoleh

23

Page 25: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

pelayanan kesehatan hidup dengan teknologi mutakhir yang aman dan

dapat diterima.

11.Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik. Artinya:

setiap orang mempunyai hak untuk mendesak pemerintah agar

menempatkan masalah hak atas kesehatan hidup sebagai prioritas

dalam kebijakan politik negaranya.

12.Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk. Termasuk

hak anak-anak agar dilindungi dari eksploitasi dan penganiayaan

seksual serta hak setiap orang untuk dilindungi dari perkosaan,

kekerasan, penyiksaan dan pelecehan seksual.

B. Praktek Kesehatan dan Norma-Normanya1. Dasar Biblis (Kol, 3 : 23 – 24)

Bunyinya :

Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti

untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang

ditentukan bagimu sebagai upah.

2. Praktek kesehatan dan norma-normanya.

Meliputi :

a. Pembatasan kelahiran

Gereja Katolik mengatakan sangat mendukung terhadap

kelahiran dalam istilah keluarga berencana yang ditetapkan oleh

pemerintah lewat Program KB. Karena lewat program tersebut dapat

mengurangi kepadatan penduduk, meningkatkan kesejahteraan, mengurangi pengangguran dan tingkat kejahatan, terlebih dapat

mengangkat harkat dan martabat manusia itu sendiri.

Namun didalam prakteknya, gereja Katolik menyerahkan

tanggung jawab sepenuhnya kepada suami – istri sesuai dengan hak

yang dimilikinya. Selanjutnya pelaksanaan pengaturan kelahiran

harus selalu memperhatikan harkat dan martabat yang berlaku dalam

masyarakat. Dan metode pelaksanaan Keluarga Berencana (KB)

harus senantiasa bersikap dan berperilaku penuh tanggung jawab

dan mengindahkan kesejahteraan keluarga.

Berkaitan dengan harkat dan martabat yang berlaku dalam

masyarakat serta mengindahkan kesejahteraan keluarga maka

Gereja Katolik menekankan perlu adanya Program Keluarga Berencana secara alamiah (KBA) dengan metode kalender.

24

Page 26: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

b. Inseminasi buatan (bayi tabung)

Gereja Katolik melarang praktek inseminasi karena adanya

penyimpangan perilaku yang tidak sesuai dengan dasar cinta.

Selain itu, kelahiran seorang anak dipandang sebagai Karunia Allah yang terwujud dalam buah cinta suami-istri. Pembentukan

keluarga suami-istri didasari atas cinta yang bersumber dari Allah yang akan diwarisi dan diteruskan kepada anak.

Sementara praktek inseminasi buatan bukan berdasarkan atas cinta namun lebih bersifat naluri manusiawi yang tidak dapat

menjamin kelangsungan hidup seorang anak kelak secara benar

dihaapan Tuhan dan sesamanya.

Praktek inseminasi sangat bertentangan dengan ayat Kitab

Suci yang diambil Surat Paulus yang pertama kepada umat di

Korintus, 7:14, bunyinya :

“Karena suami yang tidak beriman itu dikuduskan oleh istrinya dan

istri yang tidak beriman itu dikuduskan oleh suaminya. Andaikan tidak

demikian, niscaya anak-anakmu adalah anak cemar, tetapi sekarang

mereka adalah anak-anak kudus.”

c. Aborsi (membunuh masih dalam kandungan)

Dalam membangun hidup berkeluarga dan bertanggung jawab,

keluarga harus membangun dirinya sebagai komunitas pribadi-pribadi

yang diikat oleh cinta kasih. Karena cinta merupakan dasar utama

hidup berkeluarga.

Cinta suami istri bersifat tak terceraikan karena melambangkan

dan menghadirkan cinta kasih Allah pada umat-Nya, dan juga demi

kesejahteraan anak-anak, dan perkawinan digambarkan sebagai

suatu lembaga pembinaan keluarga menuju keluarga sejahtera

berdasarkan Cinta Kasih.

Atas dasar pandangan tersebut, maka gereja Katolik melarang

keras adanya praktek Abortus, apalagi tindakan tersebut sangat

bertentangan dengan perintah Allah yang kelima, yang berbunyi :

“Jangan membunuh” (Kel, 20 : 13).

d. Transplantasi organ

Transplantasi organ adalah pemindahan organ tubuh yang

mempunyai daya hidup yang sehat untuk mengganti organ tubuh

25

Page 27: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

yang tidak sehat, tidak berfungsi, yang apabila secara medis,

penderita tidak mendapat harapan lagi untuk bertahan hidup.

Sejauh ini, gereja Katolik membolehkan, asal dengan syarat :

d.1 Melalui pertimbangan kemanusiaan secara tulus

d.2 Adanya kesepakatan kedua belah pihak

d.3 Tidak boleh mengorbankan sepihak

d.4 Harus dari organ tubuhnya sendiri tanpa ada motif komersial

tetapi secara sukarela dan tulus memberikan hidupnya bagi

orang yang dikasihnya. Hal ini sejalan dengan sabda Yesus yang

berbunyi :

“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang

menyerahkan nyawanya bagi sahabat-sahabatnya” (Yoh, 15:13).

e. Transfusi darah

Transfusi darah adalah memindahkan darah dari seseorang

kepada orang lain untuk menyelamatkan jiwanya.

Gereja Katolik menganjurkan umatnya untuk bersedia

menyumbangkan darahnya hanya untuk tujuan kemanusiaan bukan

untuk tujuan komersil.

Hal ini sesuai dengan kata-kata bijak yang tertulis dalam kitab

Amsal, 3 : 27-28 yang berbunyi :

Ayat 27 : “Jangan menahan kebaikan dari pada orang-orang yang

berhak menerimanya, padahal engkau mampu

melakukannya.”

Ayat 28 : “Jangan engkau berkata kepada sesamamu ‘pergilah dan

kembalilah, besok akan kuberi, sedangkan yang diminta

ada padamu.”

Bahkan ditegaskan lagi oleh Yesus didalam hukum kasih, yang

berbunyi “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Mat,

22:39)

f. Euthanasia (mempercepat kematian)

Euthanasia adalah sebuah tindakan untuk memudahkan atau

mengakhiri hidup seseorang dengan sengaja tanpa merasakan sakit,

karena kasihan untuk meringankan penderitaan si sakit maupun

keluarga yang ditinggalkannya. Tindakan ini dilakukan terhadap

penderita penyakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh.

26

Page 28: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

Euthanasia dapat dilakukan dengan cara :

f.1 Memberikan obat-obatan dan

f.2 Menghentikan pengobatan maupun alat Bantu hidup, sehingga

tindakan tersebut dapat mempercepat kematian. Meskipun

tindakan tersebut sesuai dengan hak hidup seseorang secara

otonom, khususnya dari pihak keluarga dan si penderita itu

sendiri, namun gereja Katolik melarang tindakan itu, karena

sangat bertentangan dengan ajaran Kitab Suci yang tertulis

dalam Kitab Kejadian, 2:15, yang berbunyi :

“Lalu Tuhan Allah menempatkan manusia itu di taman Eden

untuk mengusahakan dan memelihara Taman itu “

Artinya:

Sebuah taman saja manusia disuruh memelihara apalagi

manusia itu sendiri yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada

taman itu.

Manusia diberi tugas oleh Allah untuk berusaha dan

memelihara hidup, bukan untuk merusak, apalagi

membunuhnya.

Sebab hidup dan mati sudah merupakan kodrat manusia

yang sudah ditentukan oleh Allah. Dalam hal ini manusia sesungguhnya tidak mempunyai hak untuk mengakhiri hidupnya, apapun alasannya.

Gereja Katolik memandang bahwa penderitaan yang

dialami manusia hanyalah sebagai ujian iman yang harus

diterimanya dengan tabah, penuh iman, harapan dan kasih.

Seperti yang telah diteladankan oleh Yesus.

Yesus sendiri telah bersabda dalam Mat, 16 : 24, bunyinya :

“Jikalau kamu mau menjadi murid-Ku, kamu harus menyangkal

diri, memanggul Salib dan mengikuti Aku.”

Salib adalah simbol penderitaan bagi orang Kristiani tentunya

tidak boleh lari dari penderitaan/ salib itu. Sebab dibalik

penderitaan/ salib itu akan mendatangkan keselamatan bagi

dirinya dan kemuliaan bagi Tuhan.

IV. STANDAR PENILAIAN MORAL KRISTIANIMoral adalah perilaku manusia yang sesuai dengan norma-norma yang

berlaku dalam masyarakat.

27

Page 29: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

Penyimpangan perilaku manusia yang tidak sesuai dengan norma-norma

yang ada dalam masyarakat disebut Amoral.

Untuk itu perlu ada standart penilaian moral agar kita dapat membenarkan

(tidak dosa)/ menyalahkan (dosa) diri kita sendiri bila perilaku dan perbuatan itu

salah, apalagi merugikan sesama/ orang lain.

Perhatikan penilaian moral Kristiani dibawah ini :

No Nilai Tindakan Hasil

1 + + +

2 + - +

3 - + -

4 - - -

Keterangan :

1. Niatnya positif dan tindakan positif, maka hasilnya positif atau tidak dosa

2. Niatnya positif dan tindakan negatif, maka hasilnya positif atau tidak berdosa

3. Niatnya negatif dan tindakannya positif, maka hasilnya negatif atau dosa

4. Niatnya negatif dan tindakannya negatif, maka hasilnya negatif atau dosa

Tugas : Diskusi Kelompok

1. Carilah contoh-contoh kasus yang berkaitan dengan kesehatan ! (sebanyak 4

kasus)

2. Berikan tanggapan penilaian anda tentang kasus – kasus tersebut berdasarkan

standart nilai moral.!

28

Page 30: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

MATERI PERTEMUAN KETIGA (III)

PENANGANAN PASIEN MENURUT TATA CARA KATOLIK

I. DASAR BIBLISInjil Lukas, 10:25-37, tentang “Orang Samaria yang murah hati”

25. Pada suatu kali berdirilah seorang Ahli Taurat untuk mencoba Yesus,

katanya “Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup kekal?”

26. Jawab Yesus kepadanya “Apa yang tertulis dalam Hukum Taurat? Apa

yang kau baca disana?”

27. Jawab orang itu “Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan

dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan segenap

akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

28. Kata Yesus kepadanya “Jawabmu itu benar, perbuatlah demikian, maka

engkau akan hidup.”

29. Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus “Dan

siapakah sesamaku manusia?”

30. Jawab Yesus “ Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho, ia

jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya

habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan sesudah itu pergi

meninggalkannya setengah mati”

31. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu, ia melihat orang itu,

tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.

32. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu, ketika ia melihat orang

itu, ia melewatinya dari seberang jalan.”

33. Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ketempat

itu, dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.

34. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah itu ia

menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang

itu ke atas kedelai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat

penginapan dan merawatnya.

35. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan

itu, katanya “Rawatlah dia dan jika kau belanjakan lebih dari ini, aku akan

menggantinya, waktu aku kembali.”

36. Siapakah diantara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama

manusia dari orang yang jatuh ketangan penyamun itu?”

29

Page 31: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

37. Jawab orang itu “orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya”

Kata Yesus kepadanya “Pergilah dan perbuatlah demikian.”

II. ADA 5 CARA SI SAKIT BERUSAHA AGAR SAKITNYA BISA SEMBUH, yaitu:1. Istirahat dan makanan yang baik, sehingga gangguan-gangguan yang ada

dalam tubuhnya dapat teratasi.

2. penyakit menjadi hilang (sembuh) bukan saja karena daya kekuatan alam

yang mengatasi gangguan-gangguan dalam tubuh, tetapi huga karena obat-

obat yang berguna yang diberikan dokter kepada si sakit.

3. Roh Kudus bisa mengubah sikap batin si sakit demikian kuat dan mendalam,

sehingga perubahan sikap itu tidak dapat diartikan dengan perantaraan

psychologist. Dapat dikatakan bahwa Roh Kudus menghilangkan sikap batin

yang penuh ketegangan dan kegelisahan itu, lalu memberikan kedamaian

yang menyembuhkan.

4. Kesembuhan juga dapat dilancarkan oleh salah satu perubahan dalam sikap

batin di sakit, misalnya:

Kalau ketegangan (stress) diganti dengan kedamaian, ketenangan, maka

sebab yang menimbulkan penyakit itu (tegang, gelisah, stress) menjadi hilang

sehingga tubuh menjadi sembuh dan kuat lagi.

5. Tuhan Allah bisa juga bertindak memberikan kesembuhan secara langsung

(seperti mujizat-mujizat yang terjadi di Louders)

III. ALASAN PASIEN MEMBUTUHKAN PENANGANAN MEDIS1. Supaya dapat cepat sembuh

2. Supaya dapat kembali bekerja

3. Supaya dapat kembali hidup bahagia

IV. SITUASI-SITUASI SI SAKITAda beberapa situasi yang dihadapi pasien, yaitu :

1. Situasi biasa

Keadaan pasien biasa dan tidak mengkuatirkan

2. Situasi sedang

Keadaan pasien sedikit mengkuatirkan

3. Situasi gawat

Keadaan pasien terasa sangat mengkuatirkan

30

Page 32: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

Pada seseorang yang sakit lama dan hebat, kita dapat menyaksikan sifat-sifat

berikut ini secara lebih jelas.

1. Seorang sakit tergantung pada orang lain, tidak bisa berdiri sendiri.

2. Seorang sakit merasa ketakutan yang pada hakekatnya adalah ketakutan

akan kematian.

3. Orang sakit mempunyai banyak waktu yang lowong sehingga ia berpikir-pikir

dan bergumul.

V. MEMBERIKAN PELAYANAN SAKRAMEN GEREJA1. Apa itu sakramen ?

Sakramen adalah suatu tanda rahmat Allah, ungkapan serta komunikasi

iman gereja. Ada 3 unsur yang terdapat dalam pengertian tersebut, yaitu :

a. Rahmat Allah

b. Ungkapan, melalui doa dan sakramen (simbol-simbol)

c. Komunikasi

2. Macam-macam sakramen gereja

Ada 7 macam sakramen gereja Katolik yaitu :

a. Sakramen Baptis

b. Sakramen Tobat

c. Sakramen Ekaristi

d. Sakramen Krisma

e. Sakramen Imamat

f. Sakramen Pernikahan

g. Sakramen Perminyakan orang sakit

3. Sakramen-sakramen yang perlu diberikan kepada pasien, yaitu :

a.1 Pasien Katolik (sudah dibaptis dan sudah menerima Sakramen Ekaristi)

a.1.1 Memberikan pelayanan sakramen perminyakan orang sakit

Maksudnya :

- Agar pasien dapat terhibur dan mendapat kekuatan baru dalam

menghadapi penderitaannya

- Agar pasien menyatukan penderitannya dengan penderitaan

Kristus di kayu salib

- Agar pasien mendapat pengampunan dan belas kasihan dari

Allah sebelum maut menjemputnya

- Agar pasien merasa bersatu dengan Kristus Yesus dalam

menyambut Komuni kudus.

31

Page 33: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

Petugas pelayanan dari gereja Katolik, seperti Imam/ Pastor Paroki

setempat.

a.1.2 Memberikan pelayanan sakramen Ekaristi

Maksudnya :

- Agar pasien dan keluarganya mendapat penghiburan dan

kekuatan dalam menghadapi penderitaan dan cobaan

- Agar pasien sungguh merasa bersatu bersama Kristus dalam

perayaan Ekaristi Kudus.

- Agar segala dosa-dosanya diampuni

Petugas dari gereja Katolik seperti : Romo/ Pastor Paroki

setempat.

a.2 Pasien Simpatisan Katolik (belum dibaptis)

Pasien simpatisan Katolik, maksudnya yang bersangkutan belum

dibaptis secara Katolik tetapi ingin menjadi Katolik, karena hatinya

beriman kepada Kristus, maka yang bersangkutan dapat diberikan

Sakramen Baptis oleh Gereja Katolik melalui siapa saja, asal yang sudah

berusia dewasa dan sehat secara jasmani maupun rokhani, dengan

berpegang pada rumusan babtisan Gereja Katolik secara syah sebagai

berikut :

- Jika pasien laki-laki menyebut nama Yosef atas nama Kristus dan

Gereja-Nya aku membabtis engkau dalam nama : Bapa, Putra dan

Roh Kudus.

- Jika pasien perempuan menyebut nama : Maria, atas nama Kristus

dan Gereja-Nya, aku membabtis engkau dalam nama : Bapa, Putra

dan Roh Kudus.

Setelah dibabtis, nama pasien tersebut dicatat secara lengkap dan

diserahkan ke Pastor Paroki setempat untuk dicatat sebagai dokumen

gereja. Dan selanjutnya si pasien tersebut akan diberi pelajaran agama

Katolik setelah ia sembuh dan sehat, menurut tata cara Gereja Katolik.

Catatan :

Semua sakramen tersebut akan dilayani oleh Gereja Katolik kalau

ada permintaan dari keluarga pasien atau lebih-lebih dari si pasien itu

sendiri. Dan apabila si pasien tersebut tidak mempunyai anggota

keluarga yang mendapinginya, maka petugas medis dapat membantunya

32

Page 34: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

dengan menyampaikan kepada pihak keluarganya, atau petugas Gereja

Katolik setempat.

Adapun peralatan upacara sakramen yang disiapkan :

1. Meja dan taplak meja

2. Kursi untuk sipasien

3. Bunga

4. Lilin

5. Patung Yesus dan Maria

6. Salib

VI. PETUGAS MEDIS DALAM MENGHADAPI ORANG-ORANG YANG MENGHADAPI MAUT (II)A. Bagaimana Kita Memandang Kematian dengan Kehidupan

Kematian adalah suatu peristiwa penting dalam kehidupan manusia, walaupun bukan yang terpenting. Manusia pada umumnya

dalam segala hal suka mempertahankan diri, wajib menerima, bahwa ia

pada suatu ketika akan menemui akhirnya. Bahwa dunia dan masyarakat

akan berjalan terus, tanpa dia. Bahwa ingatannya pun lama kelamaan

akan hilang. Maut adalah kenyataan keterbatasan manusia. Hal itu tidak

disukai manusia. Tambahan lagi bahwa manusia tidak tahu dengan pasti,

apa yang akan terjadi dengan jiwanya, sesudah ia mati. Oleh karena

begitu melekat pada kehidupan dan kepada dirinya sendiri, sehingga ia

terus mau mempertahankan diri, maka banyak orang menekankan idenya

bahwa manusia akan hidup terus sesudah kematiannya. Ajaran Katolik

juga menekankan, bahwa manusia akan mati, tetapi dibangkitkan lagi oleh

Tuhan dalam surga-Nya. Dalam kitab suci kita baca, bahwa kematian ada

sangkut pautnya dengan dosa, lihat Rom 5 : 12, yang berbunyi, “Sebab itu,

sama seperti dosa telah masuk kedalam dunia oleh satu orang, dan oleh

dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua

ortang karena semua orang telah berbuat dosa.”

Kehidupan adalah suatu pemberian Tuhan, Tuhan adalah Tuhan kehidupan. Maut, penyakit, penderitaan, air mata dan kelumpuhan adalah merupakan kenyataan-kenyataan dari hal, bahwa dunia ini telah mengatakan kepada Tuhan: “Aku tidak mau …..”. Bahwa manusia menolak untuk hidup dalam kasih dan penyerahan diri kepada Tuhan dan kepada sesamanya, itulah dosa dan bersama dengan itu masuklah

juga rupa-rupa kebinasaan ke dunia. Kebinasaan yang paling hebat adalah maut.

33

Page 35: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

Tetapi Tuhan telah berjanji kepada manusia yang dengan dosa itu,

bahwa ia akan mendirikan dunia yang baru, dimana Dia akan betul-betul

menjadi Manusia yang mempercayakan diri kepada Tuhan melalui Kristus

boleh ambil bagian dalam kerajaan itu.

Perhatikanlah, bahwa yang ditekankan disini bukan manusia yang

mau hidup terus yang tidak mau lenyap. Yang mau dititikberatkan ialah

Tuhan Yang Maha Murah, yang mau menerima manusia dalam kerajaan-

Nya.

Kepercayaan manusia akan menerima hidup kekal tidak boleh

berkisar pada manusia saja, melainkan berkisar pada Tuhan. Kita manusia

tidak tahu dengan pasti, bagaimana kehidupannya nanti dalam kehidupan

kekal. Hal itu tidak terlalu penting, yang penting disini adalah kita merasa terpanggil untuk melayani Tuhan dengan kasih kepada Tuhan dan sesama kita.

Namun demikian seorang beragama, termasuk para medis yang

hidup dengan sadar, kadang-kadang dia merasa ragu-ragu tentang

kematiannya dan nasibya kelak sesudah mati. Manusia suka hidup dengan

kepastian. Menurut Prof. Berkhof, seorang ahli teologi Kristen yang

terkenal menulis: “Sikap dan perasaan seorang beriman terhadap

kematiannya adalah suatu campuran yang ambivalen (yaitu kadang-

kadang menilai sesuatu secara positif, tetapi kemudian secara negatif)

antara ketakutan dan harapan”.

Sikap seorang beriman terhadap kematian adalah penyerahan diri

secara total kepada Tuhan. Hal ini bukan berarti kehidupan sudah tidak

berharga lagi, tetapi oleh karena Tuhan dapat diandalkan. Bagaimana

keadaan nanti dalam kehidupan kekal terserah kepada Tuhan saja. Tetapi

semasa masih hidup di dunia ini biarlah Tuhan yang menjadi Raja atas diri

kita. Sebab bagi kita orang beriman mati adalah pintu kehidupan yang

kekal itu.

B. Hal-hal yang Perlu diketahui oleh Para Medis Disaat Orang Sedang Menghadapi Maut (Dalam Keadaan Sakit Payah)1. Ketakutan akan orang mati

Oleh karena kematian merupakan situasi yang penting sekali,

agama sudah lama memainkan peranan dengan sikap manusia

terhadap kematian. Dalam agama animistis seorang “Dukun” sering

hadir dalam kamar orang sakit yang menghadapi maut. Supaya dengan

34

Page 36: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

perantaraan dukun itu jiwa manusia diantar kepada tempat kediaman

jiwa-jiwa orang mati, dunia nenek moyang dan sebagainya.

Saat meninggal itu sering dianggap sebagai saat yang ada

bahayanya. Manusia yang hidup itu akan berubah menjadi suatu tubuh

yang akan dikuburkan, tetapi menjadi satu jiwa yang akan hidup terus,

bagaimanapun juga. Itulah pikiran kebanyakkan manusia di dunia ini.

“Jiwa itu sering menjadi sesuatu yang menakutkan, yang

membahayakan orang yang masih hidup.

“Jiwa” dapat menjadi hantu atau roh.

“Jiwa” itu tidak kelihatan, siapakah dia?, Dimanakah dia? Demi

keamanan orang yang masih hidup, dukun mengadakan upacara-

upacara, waktu orang akan meninggal dan sesudah meninggalnya,

dengan maksud untuk membujuk-bujuk jiwa-jiwa, roh-roh supaya

mereka tidak mengganggu orang yang hidup.

Orang beragama/ beriman sering masih hidup dalam ketakutan

akan orang mati, akan jiwa-jiwa atau hantu. Banyak orang takut waktu

malam, waktu gelap. Tidak banyak orang yang berani melewati tempat

pemakaman waktu malam. Baiklah, kita menyadari bahwa ketakutan ini

merupakan bukti, bahwa manusia masih terikat kepada kepercayaan

animistis, walaupun ia masih disebut sebagai orang beriman.

Bagi seorang petugas medis harus ingat, bahwa masalah

kepercayaan animisme masih memainkan perannya dalam pikiran dan

perasaan pasien, bahkan dalam diri seorang petugas medis.

Tidak ada manfaatnya untuk melarang pasien berpegang

kepercayaan animisme itu. Ketakutan akan orang mati itulah sering

merupakan alasan, mengapa pasien belum tahu dengan baik.

Siapakah Tuhan sebenarnya dan bagaimana pandangan kitab suci dan

ajaran gereja tentang kematian dan tentang orang yang sudah

meninggal.

Maka untuk mengantisipasi munculnya perasaan-perasaan

tersebut, sebaiknya para petugas medis perlu adanya pendekatan

dengan keluarga pasien untuk mendatangkan petugas-petugas

rohaniawan/ rohaniawati guna mendampingi pasien dengan siraman-

siraman rohani supaya dapat membantu meringankan penderitaan

pasien, khususnya dari segi rohani.

35

Page 37: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

2. Situasi orang yang sakit payah, yang menghadapi maut.Disini akan kita bicarakan situasi orang yang sakit payah, yang

menurut keterangan dokter tidak ada harapan lagi. Petugas medis/

para perawat harus memperhitungkan keterangan dokter itu, tanpa

melupakan dalam hatinya, bahwa bagaimanapun juga selalu ada

kemungkinan, bahwa yang sakit itu akan menjadi sembuh. Tuhan

memang tidak terikat pada keterangan dokter.

Ada dua kemungkinan, yaitu :

- Si sakit tidak sadar lagi

- Si sakit masih sadar dan bisa bercakap-cakap.

a. Si sakit tidak sadar lagi.

Walaupun si sakit tidak sadar lagi, kita tidak tahu, apakah ia

sama sekali tidak mendengar dan merasa kadang-kadang si sakit

berada dalam keadaan yang “samar-samar”. Walaupun si sakit

rupa-rupanya tidak mendengar apa-apa yang dikatakan kepadanya,

atau didekatnya, barangkali si sakit masih dapat mendengarnya,

dan ia akan merasa dipandang sebagai “sasaran“ yang dibicarakan.

Kalau tidak mungkin lagi untuk bercakap-cakap dengan si

sakit, karena ia tidak/ kurang sadar, terlalu “pasif” atau terlalu

diganggu oleh penderitaannya, maka ada baiknya, kalau petugas

medis itu mengunjungi dia, dan duduk di samping tempat tidurnya

sambil memegang tangannya. Perhatian yang dinyatakan oleh

kehadiran petugas medis itu, walaupun hanya berdiam diri saja,

dapat merupakan hiburan yang mendalam kepada seorang yang

sakit payah.

Disamping itu, petugas medis mengarahkan perhatiannya

kepada keluarga si sakit. Mereka sekarang menghadapi kematian

orang yang dikasihi. Petugas medis mencoba menguatkan hati

mereka, supaya mereka boleh tabah menghadapi perawatan, yang

mungkin berat dan sulit, dan mereka cukup percaya kepada Tuhan

untuk nanti melepas orang yang dikasihi itu ke dalam tangan Tuhan.

b. Si sakit masih sadar dan bisa bercakap-cakap

Manusia pada umumnya tidak mau mati. Orang yang sudah

lanjut umur pun masih berpegang pada kehidupan sekuat-kuatnya.

Ada orang yang takut, ada orang yang memberontak, ada orang

36

Page 38: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

yang ingat kepada orang-orang yang ia kasihi yang harus

ditinggalkannya.

Disini terletak godaan bagi si petugas medis untuk

“memberikan penghiburan yang murah”. Dengan kurang

mendengarkan, si petugas medis mengucapkan kalimat-kalimat

yang soleh, yang selalu diucapkannya pada saat yang demikian.

Situasi keadaan keluarga si pasien yang bersangkutan tidak

dihiraukan. “saudara harus percaya, saudara seorang beriman tidak

boleh takut akan kematian” Lebih baik saudara berserah saja!

begitulah ucapan-ucapan petugas medis kepada pasien/

keluargannya.

Penghiburan yang diberikan oleh petugas medis itu pastilah

akan memperdalam, andaikata ia mencoba membayangkan, bahwa

ia sendiri berbaring di tempat tidur itu dan menghadapi maut,

bagaimana perasaannya? bagaimana pengumulannya? bagaimana

sikapnya dalam situasi yang penuh dengan kesusahan ini? Belum

tentu juga begitu gampang halnya untuk “percaya dan berserah

diri”.

Baiklah kita menyelidiki situasi seorang menghadapi maut

dengan lebih teliti. Pada umumnya manusia mencoba menangkis

kematian berdasarkan ketakutan.

Ketakutan ini terdiri dari tiga unsur, yaitu :

a.2.1. Ketakutan, karena akan hilang dari dunia, melenyapkan diri.

a.2.2. Ketakutan, karena akan berpisah dari orang-orang yang

dikasihi, famili, sobat.

a.2.3. Ketakutan, karena ia berdosa dan ia tidak akan masuk surga.

Ketakutan-ketakutan tersebut mewujudkan diri dalam sikap

manusia yang sakit payah. Ny. E. Kubler-Ross, seorang dokter

penyakit jiwa (Psikiater) Amerika mengarang suatu buku yang

diterbitkan di negeri Belanda dengan judul “Pengajaran bagi orang

yang hidup”

Dalam buku itu dia memberi tanya jawab dengan beberapa

orang yang sakit payah, dalam hal ini sering sakit Kanker tentang

kematian yang mereka hadapi. Beliau menganalisa percakapan-

percakapan itu dan menarik kesimpulan yang berikut : “Kalau

seorang manusia tahu, bahwa ia akan meninggal dalam waktu yang

agak dekat, yaitu bahwa ia tidak akan sembuh lagi dari

37

Page 39: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

penyakitnya, maka sikapnya pada umumnya adalah sebagai

berikut:”

a.2.3.1. Penolakan

a.2.3.2. Kemarahan

a.2.3.3. Tawar menawar

a.2.3.4. Kesedihan

a.2.3.5. Penyerahan diri/ berserah

a.2.3.1. PenolakanReaksi pertama dari pasien yang mendengar

bahwa ia tidak akan sembuh lagi dari penyakitnya adalah

begini : “Barangkali dokter salah, barangkali ada kehilafan,

Tidak mungkin saya akan meninggal! Mesti ada

kemungkinan lagi untuk menjadi sembuh! Baiklah saya

mencari dokter lain atau pergi ke dukun!” Sering pikiran-

pikiran itu tidak terucap, hanyalah merupakan isi

pergumulan dalam hati si sakit. Kadang-kadang

pergumulan ini diucapkan, terlebih-lebih kalau orang yang

sakit itu masih muda. Sambutan/ reaksi pasien ini lebih

kuat lagi kalau orang-orang disekitarnnya, dokter, family

ataupun petugas medis lainnya memberitahukan terlalu

cepat atau kurang halus kepada si sakit, bahwa ia akan

meninggal.

Reaksi/ sambutan pasien seperti ini merupakan

reaksi normal. Kita telah melihat bahwa seorang manusia

mau hidup. Kematian adalah kerusakan hidup manusia

jadi dapat dimengerti bahwa pada umumnya menolak

tentang kematian.

a.2.3.2. KemarahanIsi kemarahan ini dapat disimpulkan dengan

“kenapa saya?” Kenapa saya mendapat nasib ini?

Apa yang membuat orang sakit itu marah lebih

hebat lagi, yaitu bahwa ia tidak tahu kepada siapa ia akan

menunjukkan kemarahannya. Kepada Tuhan? Ada orang

sakit berteriak kepada Tuhan “ Kenapa Tuhan memberi

kesakitan ini kepada saya? Kenapa saya harus mati?”

Tetapi banyak orang tidak berani mengatakannya atau

memikirkan yang demikian. Mereka sudah sudah belajar

38

Page 40: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

dari dulu bahwa “apa yang diberikan Tuhan, harus

diterima saja”. Tetapi walaupun mereka tidak marah

kepada Tuhan, kemarahannya tetap ada. Dalam hal itu,

kemarahannya sering ditujukan kepada orang-orang di

sekitar lingkungan mereka. Mereka marah-marah kepada

perawat, dokter yang selalu dipersalahkan tanpa dasar

yang dipersalahkannya. Mereka marah-marah kepada

famili yang merawat mereka atau yang mengunjungi

mereka. Sikap yang bersungut-sungut tentang nasibnya :

“Kenapa saya”

a.2.3.3. Tawar MenawarIsi pergumulan ini dapat disimpulkan dengan “Kalau

Tuhan tidak memperhatikan kemarahan kami, barangkali

Ia akan mendengar kalau kami menawarkan apa-apa

kepada-Nya.” Pergumulan ini tidak diucapkan dengan

mulut, malah ini sering terjadi “dengan tidak sadar” itu

orang sakit itu sendiri kurang tahu bahwa ia berpikir

demikian. Namun demikian sering menjadi nyata dari

kelakuan orang sakit bahwa sekarang ia mau tawar

menawar dengan Tuhan dan dengan orang di

sekelilingnya. Ia berfikir “Kalau saya banyak berdoa atau

membayar persembahan kepada Gereja, Masjid atau

sangat manis terhadap sesama manusia, Tuhan tentulah

akan memberikan kesembuhan kepada saya”

Ada orang yang berkata kepada Tuhan “ Tuhan,

kalau Tuhan mau memberi kesembuhan kepada saya,

saya kelak bersedia menjadi hamba-Mu/ saya akan

berusaha lebih baik lagi dengan berusaha menuruti segala

perintah-Mu, Tuhan.” Ini hanyalah contoh yang bisa anda

berikan atau contoh-contoh lain yang lebih konkrit.

a.2.3.4. KesedihanSikap ini menyusul sesudah penolakan, kemarahan

dan tawar menawar, merupakan saat yang paling sulit

bagi seorang manusia yang tahu bahwa akhir

kehidupannya sudah dekat. Ia seolah-olah mencoba

segala jalan keluar, tetapi ia tidak berhasil mengelakkan

nasibnya. Ia merasa diri kecewa terhadap Tuhan dan

sesama manusia. Seolah-olah tidak ada orang yang dapat

39

Page 41: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

menolongnya. Rupanya Tuhan juga tidak mau

mendengarnya walaupun ia berdoa, walaupun ia berjanji

banyak hal kepada Tuhan. Tuhan tidak mau tawar

menawar dengan dia orang yang sakit itu merasa sedih

dan depresif.

Sebenarnya isi pergumulannya berbunyi :

“Tuhan apa sebabnya Tuhan meninggalkan aku ?”

Kesedihan ini merupakan puncak kegelapan bagi

manusia. Keinginan untuk hidup terus, untuk tinggal

bersama dengan kekasih-kekasihnya, memberontak

dengan keinginannya untuk mempercayakan diri kepada

Tuhan.

a.2.3.5 Penyerahan Diri / Berserah.Kalau seorang sakit tetap diiringi dengan perhatian

dan kasih sayang dari familinya, dan juga dari petugas

para medis, mudah-mudahan ia akan mengatasi

kesedihan yang mendalam itu, dan sampai pada

penyerahan diri kepada Tuhan yang mengasihinya.

Sering kelima sikap ini tidak dapat dibedakan

dengan jelas. Kadang-kadang sikap yang satu tinggal

lebih lama dari sikap yang lain. Berapa lama bertahan

suatu sikap, tergantung juga kepada reaksi dari orang-

orang di sekeliling orang sakit itu.

Godaan dari petugas para medis ialah bahwa ia

tidak menghiraukan sikap dan situasi si sakit, tetapi ingin

segera melompat kepada “penyerahan diri.” Apa saja

yang diucapkan oleh si sakit, disambut dengan ucapan:

“Berserahlah kepada Tuhan saja.” Ada orang sakit

yang berserah saja, bukan berdasarkan pergumulannya

sendiri, tetapi berdasarkan anjuran-anjuran petugas

medis. Si sakit berserah saja karena merasa bahwa ia

“harus berserah”, tidak boleh tidak !” Jadi ia memaksa diri

untuk menyerahkan diri.

Tetapi sulit sekali menipu diri. Kalau pergumulan

belum selesai, tetapi hanya dipendam saja, maka

pergumulan itu akan tetap tinggal dalam hatinya.

Penyerahan diri yang terjadi denga “terpaksa”, karena

“harus menyerah”, tidak merupakan penyerahan 100%.

40

Page 42: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

Seorang petugas medis harus memperhatikan keinginan

manusia pada umumnya, juga manusia yang sudah lanjut

umur untuk hidup. Terlebih bagi orang yang masih muda

untuk hidup dan tinggal bersama orang-orang yang

dikasihinya. Ketakutan akan neraka dan hukuman Allah

akan mempersulit situasi si pasien itu sendiri. Siapakah

Allah itu, yang kepada-Nya seorang “harus menyerah

diri?” Bukankah Dia Allah yang Maha suci dan Maha

benar ? Bukankah Dia yang akan menghukum semua

manusia yang berdosa ?

Tentunya si petugas medis menghubungi para

rohaniwan/ rohaniwati melalui keluarga pasien untuk ikut

membantu mendampingi pasien agar si pasien

menghadapi situasinya dengan tenang. Sorang rohaniwan

/ rohaniwati akan membimbing si pasien untuk menelusuri

kegelapan, sampai kepada terang, seperti yang terungkap

dalam kitab Maz, 23:1-4 , yang berbunyi:

Tuhan adalah gembalaku, tak akan kekurangan aku.

Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau.

Ia membimbing aku ke air yang tenang ;

Ia menyegarkan jiwaku.

Ia menuntun aku di jalan yang benar.

Oleh karena nama-Nya.

Sekalipun kau berjalan dalam lembah kekelaman, aku

tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku ; gada-Mu

dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Kidung kepercayaan ini menggambarkan Allah sebagai

gembala dan sebagai tuan umah yang menyediakan

hidangan bagiku di hadapan lawanku.

C. Hal-hal yang Dibutuhkan Oleh Orang yang Menghadapi Maut.Kesedihan yang paling dalam bagi manusia adalah kesunyian, yaitu

bahwa ia sama sekali ditinggalkan oleh orang-orang lain, bahkan oleh

Tuhan sendiri. “Menyertai seseorang” atau “menemani seseorang” adalah

suatu hadiah “yang indah”. Karena itu manusia menerima seorang

“sesama manusia”. Hal ini sesuai dengan Kitab Kejadian Bab 2 ayat 18,

yang mengatakan bahwa “Tidak baik manusia itu seorang diri saja”,

sehingga ia memberikan seorang teman kepadanya.” Manusia

41

Page 43: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

membutuhkan manusia” ini dipertegas oleh Dr. F.O. Van Grennep, tentang

etika Kristen. Judul itu mengandung suatu kebenaran yang dalam. Barulah

dalam pergaulan yangbaik dan mendalam dengan sesama kita, kita dapat

mewujudkan kemanusiaan kita. Tuhan ingin supaya kita menjadi manusia yang hidup bersama dengan manusia lain dalam Kasih, supaya kita menjadi “Sesama manusia”.

Begitupun apa yang paling dibutuhkan oleh seorang yang

menghadapi maut, adalah orang lain, sesamanya manusia yang mau menyertainya dalam saat-saat yang sulit dan gelap. Para rohaniawan/

wati menurut pastor Willem Berger (seorang ahli penggembalaan

mengatakan: ”Pengiringan orang yang sakit payah adalah semua orang sehat, orang yang oleh relasinya dengan si sakit bergaul akrab dengan dia (si sakit), famili si sakit, perawat dan dokter. Peranan para petugas medis dalam hal ini menghubungi para rohaniawan/ wati untuk mempersiapkan pendampingan terhadap pasien yang sedang menghadapi maut.

Orang yang bergaul dengan si sakit itu mewujudkan bagi si sakit

suatu persekutuan yang selalu akan memberikan kepadanya penghiburan,

kekuatan, kepercayaan untuk menyerahkan diri kepada Tuhan.

Persekutuan itu tidak memaksakan “Penyerahan langsung”, melainkan menyertai si sakit melalui pergumulannya yang akan berisi kemarahan, tawar menawar dan kesedihan kepada suatu penyerahan diri kepada Tuhan.

Isi percakapan antara seorang petugas medis dengan pasien yang sakit parah.

Menurut pastor Willem Beger isi percakapan itu meliputi

a. Riwayat hidup yang diceritakan oleh pasien mengenai suka dukanya.

Sikap petugas mendengarnya tanpa banyak komentar.

b. Kesulitan-kesulitan yang belum diselesaikan dan perasaan-perasaan

bersalah. Barangkali hubungan suami istri, orang tua dan anak atau

lain-lainnya yang menimbulkan rasa sedih/ menyesal dalam diri pasien.

Sikap si petugas hanya mengangguk-anggukkan kepala.

c. Mengungkapkan penderitaan badani.

Si pasien mengeluh sakit pada bagian-bagian tubuhnya yang sakit. Si

petugas memperhatikan dengan memegang tangannya sambil

berusaha memberi pengertian dengan kata-kata yang halus.

d. Perpisahan dengan orang-orang yang dikasihi. Perasaan sedih mulai

muncul pada diri pasien yang disertai dengan air mata. Si petugas

42

Page 44: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

berusaha menenangkan dengan mengungkapkan kata-kata

penghiburan.

e. Haruskah disampaikan kepada seseorang bahwa ia tidak akan

sembuh.

Dalam hal ini petugas perlu melihat kondisi si pasien dan keluarganya.

Bila terpaksa memberitahu tentunya ada kesepakatan terlebih dahulu

sebelumnya. Namun pada umumnya sebaiknya diberitahu agar si

pasien dan keluarganya mendapat kesempatan mempersiapkan diri

menghadapi maut.

VII MENGURUS JENAZAH MENURUT TATA CARA KATOLIK (III)A. Sesaat Sesudah Orang Meninggal

Mayatnya harus segera ditata:

1. Matanya dipejamkan.

2. Mulutnya dikatupkan dengan menggunakan sapu tangan atau

selendang kecil yang diikat dari dagu ke kepala.

3. Tangan dilipatkan ke dada.

4. Telapak tangan kanan ditumpangkan pada telapak tangan kiri.

5. Kaki diluruskan jangan sampai tertekuk.

6. Jika jasadnya sudah tertata dengan baik, lalu diadakan doa singkat,

yang isinya menyerahkan orang yang meninggal itu kehadirat Allah

agar dia diampuni dan diterima dipangkuan Allah.

7. Sambil menunggu perwatan lebih lanjut, jenazah dibaringkan pada

tempat yang layak, ditutup dengan kain.

8. Didekat jenazah dinyalakan lilin secukupnya.

9. Kaki pembaringan jenazah sebaiknya diberi bubuk kapur barus untuk

menjaga agar semut-semut tidak merayap ke mayat.

B. Urusan-Urusan Praktis1. Mayat berada di rumah sakit.

- Menyelesaikan administrasi antara keluarga dan rumah sakit.

- Menyiapkan mobil jenazah.

- Menghantar jenazah ke tempat keluarganya.

2. Mayat berada di rumah sendiri

- Keluarga melapor ke pengurus lingkungan.

- Keluarga menyiapkan peti jenazah.

- Melapor dan minta surat keterangan kematian kepada RT / RW,

kelurahan, Kecamatan setempat.

43

Page 45: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

- Lalu ke makam untuk minta kapling tempat pemakaman kepada

“juru kunci” (penjaga makam).

Jika semuanya sudah siap, air diberkati oleh pemimpin upacara,

misalnya dengan doa:

P. Ya Allah yang mengkuduskan, sucikanlah air ini, agar jasat yang

kami mandikan dengan air suci ini menjadi bersih di dalam

perjalananya menghadap ke hadiran – Mu. Demi nama bapa, dan

putra dan roh kudus.

U. Amin

Air itu lalu direcikan dengan air susu. Dapat juga di taburi bunga-

bunga. Pemimpin lalu melanjutkan doa, misal.

P. Semoga air suci ini menjadi peringatan akan pemandian yang telah

menyucikan saudara/ I …………..ini. demi Kristus pengantara kami.

U. Amin.

Jenazah telah dimandikan

Caranya :

Dengan gayung air, disiramkan tidak henti dari kepala ke bawah,

sebaiknya ada satu orang yang menutup wajah mayat itu dengan kedua

telapak tangan, agar lubang hidung dan mulut tidak terisi air. Beberapa

orang menggosokannya dengan sabun, mencuci rambutnya dengan air

“landha” (air beningnya abu merang), ada yang membersihkan kotoran

di bawah kuku-kukunya dengan merang.

Jika sudah dibersikan mayat itu di keringkan dengan handuk, lalu

dikenakan padanya pakaian yang layak, diberikan rosario pada telapak

tangannya, lalu dilipatkan didada. Jika peti mati sudah disiapkan /dihias,

jenazah lalu dimasukan ke dalam peti-mati, tapi belum ditutup. Peti

cukup ditutup dengan kain kafan tipis, atau kain dari dada ke bawah.

Jika jenazah akan dimakamkan dipemakaman khusus katolik,

diperlukan juga surat keterangan dari ketua kring/lingkungan.

Menghadap pastor paroki untuk membicarakan persiapan

pemberangkatan jenazah atau upacara pemakaman.

Berita duka.

Membuat dan menyiapkan berita duka.

Memberitahukan kesemua familinya

Memberitahukan kepada semua warga katolik

44

Page 46: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

Sebaiknya ditunjuk pemuda-pemuda Katolik yang bertanggung

jawab atau pengurus peti jenazah

Jika diperlukan dapat dicarikan kereta jenazah, mobil jenazah, bus,

dll.

Jika mayat sudah terlanjur kaku, maka mayat diurapi dengan arak

putih/ cuka agar dapat dirapikan.

C. Perawatan jenazah. 1. Memandikan jenazah.

a. Disiapkan tempat untuk memandikan jenazah. Tempat itu biasanya

dikelilingi dengan kain tirai, untuk memisahkan tempat khusus itu

dari keramaian pelayat.

b. Memandikan jenazah

Disediakan tujuh tempayan yang terus menerus diisi air.

Angkah tujuh melambangkan tujuh sakramen gereja. (babtis, tobat,

ekaristi, krisma, imamat, pernikahan dan pengurapan orang sakit).

Jika sudah tersedia air yang dimaksud, maka jenazah diangkat ke

tempat pemandian. Lalu mayat dipangku oleh anak/cucu/orang lain

yang ditugasi, sebanyak tiga orang. Dapat juga mayat ditidurkan

diatas meja, tenggah dan bawah. Mayat biasanya dibaringkan

membujur ke timur. Timur adalah tempat terbitnya matahari,

lambang dari Kristus, sang surya keadilan, juga sang surya sejati.

Artinya, orang yang meninggal dunia itu kembali dengan Kristus.

Sedangkan bagian yang tidak ditutup kain, diberi penutup dengan

kaca bening. Jika peti mati belum selesai dihias jenazah dibaringkan

dulu ditempat yang layak, ditutup dengan kain, didekatnya

dinyalakan lilin secukupnya.

2. Menghias peti mati Caranya :

Terlebih dahulu bersihkan peti itu dari debu- debu yang menempel

dengan sulak. Kemudian pada bagian dalamnya dilapisi dengan plastik

(untuk menjaga kemungkinan agar mayat itu tidak berair atau berdarah,

maka air atau darahnya tidak menembus ke luar). Kemudian diberi alas

dengan daun beringin atau daun teh-tehan, baru dilapisi kain kafan

putih. (harap disesuaikan dengan kebiasaan yang berlaku di setiap

tempat, karena ada kalaunya daun-daun tersebut tidak dipakai).

45

Page 47: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

Di atas kain kafan itu sebaiknya ditaburi teh (jika perlu) untuk

menghilangkan bau tak sedap dari si mayat. Selanjutnya peti itu dapat

dihias sebaik-baiknya dengan rangkaian bunga melati dan sebagainya.

Jangan lupa menghias bunga berbentuk salib. Jika pekerjaan menghias

peti ini sudah selesai, mayat itu dimasukan kedalam peti. Sebelah kiri

dan kanan mayat bisa ditaburi tepung kopi, untuk menghindari bau tak

sedap. Peti ditutup dengan kain penutup dari dada ke bawah,

sedangkan bagian dada ke atas di tutup dengan kaca bening.

D. Tuguran Jika mayat tidak langsung dimakamkan pada hari itu juga sebaiknya

sore atau malam harinya diadakan tuguran. Tata cara tuguran (misalnya

dapat memakai buku “melepas jenazah dan memperingati arwah” oleh

A.Wahjasudibja, Pr, Penerbit Kanisius, Jogyakarta, 1978, hal 7-28).

Petugas-petugas perluh ditentukan, agar ibadat tuguran dapat berjalan

lancar penuh hikmat.

E. Pemberangkatan Jenazah Jika pastor sudah datang maka dipersiapkan upacara

pemberangkatan jenazah. Upacara pemberangkatan jenazah, baik

dilakukan di gereja maupun di rumah, juga memakai antara lain buku:

melepas jenazah dan memperingati arwah”, hal 29-38 atau 53-58 untuk itu

harus ditentukan para petugasnya agar jalanya upacara lancar.

F. Perjalanan Ke Makam Setelah selesai upacara pemberangkatan jenazah, biasanya ada

sambutan–sambutan. Sebaiknya dibicarakan siapa-siapa yang diminta

untuk memberikan kata sambutan petugas pembawa acara

mempersilahkan orang-orang yang diharapkan memberikan kata

sambutan itu.

Sesudah segala sambutan selesai, pembawa acara sendiri, atau

sesepuh umat diminta untuk mengatur perarakan ke pemakaman. Iring-

iringan biasanya sebagai terikut:

Paling depan adalah pembawa salip dan bendera kematian serta

bunga. Kemudian disusul para ibu/peti mati/jenazah, keluarga duka,

bapak-bapak dan para pelayat lainya. Mulai berangkat dari rumah duka

sampai kepemakaman sebaiknya didoakan. Doa rosario yang dipimpin

oleh petugas yang sudah ditentukan sebelumnya.

46

Page 48: Materi Mata Kuliah Agama Katolik

G. Upacara Pemakaman Jenazah Doa-doa yang dipakai dalam ibadat pemakaman misalnya dapat

diambil dari buku melepaskan jenazah dan memperingati arwah hal. 39-44

atau 59-62. setelah selesai doa umat, menjelang penimbunan liang lahat,

kepada sanak kerabat diberi kesempatan untuk menaburkan bunga ke

liang lahat. Juga kepada pelayat yang memberi kesempatan untuk ikut

menaburkan tanah ke liang lahat. Selama penutupan liang lahat, didoakan

lagi doa rosario, yang dipimpin oleh petugas yang ditunjuk sebelumnya.

Tugas Kelompok

1. Jelaskan secara singkat tentang sikap-sikap positif manakah yang dapat kita

tunjukkan kepada pasien?

2. Apa alas an anda memilih tugas panggilan sebagai perawat ?

3. Apa yang sesungguhnya anda peroleh dari tugas keperawatan itu ?

47