4
POSYANDU LANSIA 1. Definisi Posyandu Lansia Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi social dalam penyelenggaraannya (Subijanto, 2011). 2. Sasaran Posyandu Lansia Sasaran posyandu lansia dibagi menjadi sasaran langsung dan sasaran tidak langsung. Ismawati (2010) menggolongkan sasaran posyandu lansia menjadi dua yaitu: - Sasaran langsung Sasaran langsung posyandu lansia meliputi: a. Pra lansia yaitu usia 45-59 tahun. b. Lansia yaitu usia 60 tahun ke atas. c. Lansia risiko tinggi yaitu usia 70 tahun ke atas. - Sasaran tidak langsung Sasaran tidak langsung posyandu lansia adalah: a. Keluarga dimana lansia tinggal. b. Organisasi yang bergerak dalam pembinaan lansia. c. Masyarakat luas. 3. Tujuan Posyandu Lansia Menurut Subijanto (2011), tujuan posyandu lansia secara garis besar yaitu :

Materi Sap Posyandu Lansia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

MATERI SAP POSYANDU LANSIA

Citation preview

Page 1: Materi Sap Posyandu Lansia

POSYANDU LANSIA

1. Definisi Posyandu Lansia

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di

suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana

mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan

pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang

penyelenggaraannya melalui program puskesmas dengan melibatkan peran serta para

lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi social dalam penyelenggaraannya

(Subijanto, 2011).

2. Sasaran Posyandu Lansia

Sasaran posyandu lansia dibagi menjadi sasaran langsung dan sasaran tidak

langsung. Ismawati (2010) menggolongkan sasaran posyandu lansia menjadi dua yaitu:

- Sasaran langsung

Sasaran langsung posyandu lansia meliputi:

a. Pra lansia yaitu usia 45-59 tahun.

b. Lansia yaitu usia 60 tahun ke atas.

c. Lansia risiko tinggi yaitu usia 70 tahun ke atas.

- Sasaran tidak langsung

Sasaran tidak langsung posyandu lansia adalah:

a. Keluarga dimana lansia tinggal.

b. Organisasi yang bergerak dalam pembinaan lansia.

c. Masyarakat luas.

3. Tujuan Posyandu Lansia

Menurut Subijanto (2011), tujuan posyandu lansia secara garis besar yaitu :

a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia dimasyarakat, sehingga terbentuk

pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.

b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam

pelayanan kesehatan, disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia

lanjut.

4. Upaya Kegiatan Posyandu Lansia

Ismawati (2010) membagi kegiatan yang dilaksanakan di posyandu lansia adalah sebagai

berikut:Promotif yaitu upaya peningkatan kesehatan misalnya penyuluhan perilaku hidup

sehat, gizi lansia, dan senam lansia dalam upaya meningkatkan kesegaran jasmani.

Page 2: Materi Sap Posyandu Lansia

1. Preventif yaitu upaya pencegahan penyakit, mendeteksi dini adanya penyakit dengan

menggunakan KMS lansia.

2. Kuratif yaitu upaya mengobati penyakit yang sedang diderita lansia.

3. Rehabilitatif yaitu upaya mengembalikan kepercayaan diri pada lansia.

Pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan sistem 5 meja yaitu:

Meja 1: Pendaftaran

Pada meja 1, kegiatan yang dilakukan antara lain:

- Pendaftaran lansia,

- Pencatat lansia oleh kader.

Lansia yang sudah terdaftar di buku register langsung menuju meja selanjutnya.

Meja 2:  

Pada meja 2, Kader melakukan:

- Pengukuran tinggi badan

- Berat badan, dan

- Tekanan darah

Meja 3: Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)

Kader melakukan pencatatan di KMS lansia. Hal ini bertujuan untuk memantau

perubahan status kesehatan lansia setiap bulan yang berguna sebagai alat screening

untuk menentukan resiko kesehatan yanng mungkin dialami oleh lansia serta

pencegahannya. Adapun pengisian KMS meliputi :

- Indeks Massa Tubuh

Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara yang

sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan

kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko

terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko

terhadap penyakit degeneratif.

Adapun rumus penghitungan IMT adalah sebagai berikut:

Berat Badan (Kg)

IMT = -------------------------------------------------------

Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)

Adapun batas normal IMT dapat dilihat pada KMS lansia.

Page 3: Materi Sap Posyandu Lansia

- Tekanan darah

- Berat badan

- Tinggi badan.

Meja 4: Penyuluhan

Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan

tambahan.

Meja 5: Pelayanan medis

Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari Puskesmas/kesehatan meliputi

kegiatan pemeriksaan kesehatan dan sreening penyakit serta indikasi dirujuk ke

fasilitas pelayanan kesehatan dan lain-lain.

6. Tingkat Perkembangan Posyandu Lansia

Tingkat perkembangan kegiatan posyandu lansia dapat digolongkan menjadi 4 (empat)

tingkatan yaitu :

- Posyandu lansia pratama adalah posyandu yang belum mantap, kegiatan yang

terbatas dan tidak rutin setiap bulan dengan frekuensi kurang 8 kali. Jumlah kader

aktif terbatas serta masih memerlukan dukungan dana dari pemerintah.

- Posyandu lansia madya adalah posyandu yang telah berkembang dan

melaksanakan kegiatan hampir setiap bulan (paling sedikit 8 kali setahun) jumlah

kader aktif lebih dari 3 dengan cakupan program < 50% serta masih memerlukan

dukungan dana dari pemerintah.

- Posyandu lansia purnama adalah posyandu yang sudah mantap melaksanakan

kegiatan secara lengkap paling sedikit 10 kali setahun, dengan beberapa kegiatan

tambahan di luar kesehatan dan cakupan yang lebih tinggi (>60 %).

- Posyandu lansia mandiri adalah Posyandu purnama dengan kegiatan tambahan

yang beragam dan telah mampu membiayai kegiatannya dengan dana sendiri

(Depkes RI, 2003).