materi sosiolaogi lingkungan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sosiologi lingkungan

Citation preview

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    1/199

    PENGARUH IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

    PENGELOLAAN SAMPAH TERHADAP TINGKAT

    PARTISIPASI MASYARAKAT DI DESAJATIWARINGIN KABUPATEN TANGERANG

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Program Studi Ilmu

    Administrasi Negara

    Oleh:YENI HERNIDYASARI

    NIM. 072819

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

    SERANG-BANTEN

    2012

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    2/199

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    3/199

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    4/199

    Sesungguhnya sesudah kesuli tan ada kemudahan,

    maka kerjakanlah sesuatu urusan dengan sungguh-

    sungguh, dan hanya kepada Allah SWT hendaknya

    kita berharap.

    (Qs. Alam Nasyroh : 6-8)

    Skripsi ini kepersembahkan:

    Ayahanda dan ibunda

    Dan kakakku

    Serta My Koibi

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    5/199

    ABSTRAK

    Yeni Hernidyasari. Nim. 072819. Skripsi. Pengaruh Implementasi Kebijakan

    Pengelolaan Sampah terhadap Tingkat Partisipasi Masyarakat Di Desa JatiwaringinKabupaten Tangerang.

    Kata kunci: Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah, Partisipasi Masyarakat

    Persoalan sampah di Kabupaten Tangerang, hingga saat ini masih merupakan suatu persoalanyang belum tuntas. Sampah dihasilkan oleh manusia setiap harinya, saat ini menjadi

    permasalahan global, karena penanganan sampah dinilai belum tepat sasaran. Dengan

    timbulnya sampah, masyarakat melihat serta menilai dari pelaksanaan pengelolaan sampahyang sudah dilaksanakan dengan baik tetapi belum memuaskan, untuk itu peran utama yang

    harus difokuskan dalam pengelolaan masalah sampah khususnya di Desa Jatiwaringin

    Kabupaten Tangerang adalah masyarakat. Keikutsertaan masyarakat dalam pengelolaansampah akan mengurangi timbunan sampah yang melebihi kapasitas dan mempercepat proses

    pengelolaan sampah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisapengaruh implementasi kebijakan pengelolaan sampah terhadap tingkat partisipasi masyarakat

    mengenai pengelolaan sampah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasiregresi dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah warga DesaJatiwaringin RW 01 sampai dengan RW 03 Kabupaten Tangerang, dengan jumlah penduduk

    7.682 orang, sementara sampel yang diambil secara random sebanyak 99 orang, dengan tekniksampling probability sampling yaitu Cluster Sampling dengan p ilihan Area Kuota Sampling.

    Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran angket dan dokumentasi.Mayoritas jenis kelamin responden adalah laki-laki 53 responden (53,5%), mayoritas usia

    responden adalah berusia 26-34tahun sebanyak 43 responden (43,4%), mayoritas untukpendidikan 86 responden (86,9%) adalah berpendidikan SMA. Hasil uji validitas R tabeladalah menggunakan R tabel kritis yaitu 0,230. Uji reliabilitas variabel X (Implementasi

    kebijakan pengelolaan sampah) adalah 0,837 (83,7%), sedangkan reliabilitas variabel Y(tingkat partisipasi masyarakat) adalah 0,784 (78,4%). Uji koefisien korelasi 0,815 (81,5%)dalam kategori sangat kuat. Uji determinasi (66,4%), sisanya 33,6% dipengaruhi hal-hal lain

    di luar penelitian ini. Uji koefisien regresi nilai koefisien t hitung 13,861,sedangkan t tabel1,663, maka Ho (ditolak) dan Ha (diterima), artinya signifikan. Jadi, implementasi kebijakan

    pengelolaan sampah berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat partisipasimasyarakat. Penelitian ini dapat memberikan umpan balik untuk memperbaiki pelaksanaan

    pengelolaan sampah, sehingga dapat mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam

    pengelolaan sampah di Desa Jatiwaringin Kabupaten Tangerang

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    6/199

    A B S T R A C T

    Yeni Hernidyasari. Nim. 072819. Skripsi. Influence Waste Management PolicyImplementation towards Level Participation Society on Village Jatiwaringin Regency

    Tangerang.

    Keywords: Waste Management Policy Implementation, Participation Society

    Waste problems in Regency Tangerang, up to now still being an unsolved problem not yet

    finished. Waste produced of human everyday, moment this become set of problems overall,because handling waste in value not precise target. With emerge waste, society seeing with in

    value from implementation management waste carried out well but not yet satisfy, for that

    actor principal must focusing in problem management waste especially on VillageJatiwaringin Regency Tangerangis waste. Participation society in waste management will

    midden that exceed capacity and speed up waste management process. This research aim is toknow and analyse influence implementation policy waste management toward level

    participation society hit management waste. Method research that used is method regressioncorrelation with approach kuantitative. Population in this research is citizen village

    Jatiwaringin RW 01up to RW 03 Regency Tangerang, with total citizen 7.682 person, while

    sample that taken randomly as much as 99 person, with technique sampling probabilitysampling that is cluster sampling with choice area quota sampling. Technique data collection

    that used is inquiry distribution and documentation. Respondent sort majority man 53respondents (53,5%), respondent age majority aged 26-34tahun as much as 43 respondents(43,4%), majority for education 86 respondents (86,9%) educated SMA. Validity test result r

    table use r critical table that is 0,230. Test reliability variable X (management waste policyimplementation) 0,837 (83,7%), while reliabilitas variable Y (participation level society)

    0,784 (78,4%). Correlation coefficient test 0,815 (81,5%) in category very strong. TestDetermination (66,4%), residue 33,6% influenced thing at outdoor research. Coefficient valueregression coefficient test t count 13,861, whereast table 1,663, so Ho (averse) and Ha

    (accepted), mean significant. So, positive influential waste management policy implementationand significant towards level participation society. This research can give feedback to repair

    waste management execution, so that can push society to participate in waste management onVillage Jatiwaringin Regency Tangerang

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    7/199

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr.Wb

    Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang penulis panjatkan serta puji

    syukur kehadirat-Nya, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada

    peneliti. Sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir atau skripsi yang berjudul :

    Pengaruh Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah terhadap Tingkat Partisipasi

    Masyarakat di Desa Jatiwaringin Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang.

    Penelitian ini disusun sebagai salah satu prasyarat untuk memperoleh gelar strata-1 di

    Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penyusunan proposal skripsi ini tidak terlepas dari

    bantuan banyak pihak yang se lalu mendukung peneliti hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

    Untuk itu, dalam kesempatan kali ini peneliti ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan AgengTirtayasa.

    2. Bapak Dr. Agus Sjafari.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Sultan Ageng Tirtayasa.

    3. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos.,M.Si selaku pembantu Dekan I Fakultas IlmuSosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

    4. Ibu Mia Dwianna Widyaningtyas,S.Sos.,M.Ikom selaku pembantu Dekan II Fakultas IlmuSosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

    5. Bapak Gandung Ismanto, S.Sos, Mm selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial danIlmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

    6. Ibu Rina Yulianti, S.IP.,M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara danSelaku Dosen Pembimbing Akademik. Terima kasih bu atas bimbingan ibu dari awal

    perkuliahan sampai akhir, ibu telah memberikan, ilmu pengetahuan, pengarahan, dan

    motivasi kepada peneliti.

    i

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    8/199

    7. Ibu Listyaningsih, S.Sos.,M.Si selaku Dosen Pembimbing I penelitian, bagi peneliti yangsenantiasa memberikan pengarahan, pemahaman, serta motivasi yang tiada tara dalam

    setiap bimbingan yang pernah dilakukan dan tidak pernah aku lupakan hingga aku sukses

    nanti.

    8. Bapak Deden, S.Sos.,M.Si selaku Dosen Pembimbing II penelitian yang sangat baikmemberikan ilmu pengetahuan, pengarahan, serta pemahaman dalam memberikan

    bimbingan kepada peneliti.

    9. Ibu Titi Stiawati.,M.Si selaku ketua penguji saya, yang telah memberikan masukan danarahan dalam penyusunan skripsi ini.

    10.Kedua orang tua yang peneliti cintai dan sayangi, mamah dan papah terimakasih atas kasihsayangnya, bimbingannya dan kesabarannya selama ini sehingga peneliti bisa

    menyelesaikan pendidikan S1.

    11.Terimakasih kepada Mba Nila, suami dan anaknya yang memberikan semangat dan selalumendengarkan keluh kesah peneliti di berbagai hal dan membantu peneliti dalam proses

    pendidikan.

    12.Untuk My Kobi terimakasih sampai saat ini selalu memberikan semangat, support, banyakmembantu bito dalam pendidikan, selalu sabar dan pengertian kepada bito. Bito tidak akan

    lupa akan rencana proker kita yang terpenting adalah berjuang bersama-bersama

    membangun dari nol hingga sukses nanti, amin.

    13.Teman-teman seangkatan dengan peneliti khususnya kelas G Non Reguler angkatan 2007,semuanya terimakasih telah memberikan pengalaman seru dalam melewati hari-hari

    perkuliahaan

    ii

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    9/199

    Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti merasakan bahwa hasil dari penelitian masih jauh

    sekali dari kesempurnaan baik dari segi pembahasan atau materi maupun teknik penyajiannya.

    Harapan peneliti semoga penelitian ini dapat berguna, khususnya bagi peneliti sendiri dan

    umumnya bagi pihak-pihak yang berniat memahami ilmu kebijakan publik yang lebih baik di

    masa depan

    Wassalamualaikum Wr.Wb

    Serang, 16 Februari 2012

    Peneliti

    Yeni Hernidyasari

    iii

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    10/199

    DAFTAR ISI

    Halaman

    LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

    LEMBAR PERSETUJUAN

    LEMBAR PENGESAHAN

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    ABSTRAK

    ABSTRACT

    KATA PENGANTAR ..................................................................................................................i

    DAFTAR ISI...............................................................................................................................iv

    DAFTAR TABEL.................................................................................................................... viii

    DAFTAR BAGAN .....................................................................................................................xi

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ xii

    DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................ xiii

    BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................1

    1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................................1

    1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................................9

    1.3 Rumusan Masalah .................................................................................................10

    1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................................11

    1.5 Kegunaan Penelitian .............................................................................................11

    1.6 Sistematika Penelitian ...........................................................................................12

    BAB II DESKIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN ............................................17

    2.1 Deskripsi Teori.........................................................................................................17

    iv

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    11/199

    2.1.1 Pengertian Kebijakan Publik...........................................................................17

    2.1.2 Dimensi Kebijakan Publik ..............................................................................19

    2.1.3 Tahap-tahap Proses Pembuatan Kebijakan Publik .........................................21

    2.14 Kebijakan Pengelolaan Sampah......................................................................24

    2.1.5 Pelaksanaan Pengelolaan Sampah ..................................................................25

    2.2 Pengertian Sampah...................................................................................................26

    2.2.1 Sumber-Sumber Sampah ................................................................................27

    2.2.2 Jenis-Jenis Sampah .........................................................................................28

    2.2.3 Mekanisme Sampah Dalam Undang-undang No.18 Tahun

    2008tentang Pengelolaan Sampah ..................................................................30

    2.3 Dampak Negatif Sampah .........................................................................................31

    2.4 Partisipasi Masyarakat .............................................................................................33

    2.5 Tingkat Partisipasi Masyarakat ................................................................................38

    2.6 Kerangka Pemikiran.................................................................................................41

    2.7 Hipotesis Penelitian .................................................................................................45

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................................................46

    3.1 Metode Penelitian ....................................................................................................46

    3.2 Instrumen Penelitian ................................................................................................47

    3.3 Populas i dan Sampel ................................................................................................49

    3.3.1 Populasi ...........................................................................................................49

    3.3.2 Sampel ............................................................................................................49

    3.4 Teknik Pengumpulan Data.......................................................................................51

    3.5 Teknik Pengolahan Data ..........................................................................................53

    3.6 Analisis Data ............................................................................................................54

    v

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    12/199

    3.6.1 Uji Validitas ....................................................................................................55

    3.6.2 Uji Reliabilitas ................................................................................................55

    3.6.3 Uji Normalitas Data ........................................................................................56

    3.6.4 Analisis Korelasi .............................................................................................57

    3.6.5 KoefisienDeterminasi......................................................................................59

    3.6.6 Uji Regresi Linier Sederhana ..........................................................................59

    3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian ...................................................................................60

    3.7.1 Jadwal penelitian.............................................................................................61

    BAB IV HASIL PENELITIAN...............................................................................................62

    4.1 Gambaran Umum Kabupaten Tangerang....62

    4.1.1 Kondisi Geografis...............62

    4.1.2 Data Jumlah Penduduk Kabupaten Tangerang............63

    4.1.3 Visi, Misi, Tujuan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman

    Kabupaten Tangerang.... 64

    4.1.4 Struktur Organisas i Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman

    Kabupaten Tangerang. 69

    4.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman

    Kabupaten Tangerang. 70

    vi

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    13/199

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    14/199

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    15/199

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    16/199

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    17/199

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    18/199

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    19/199

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    20/199

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    21/199

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Be lakang Masalah

    Sampa h menjad i sa lah satu persoa lan pe nting, yang harus

    me ndapatkan perhatian serius. Permasa lahan sampah tidak lagi b isa

    dia nggap masalah sederhana, tetapi masalah ko mp leks yang dapat

    me njadi bo m wakt u, yang suatu saat bisa me ledak menjad i be ncana.

    Denga n berkembangnya pe mba ngunan, maka semakin besar pula

    perhat ian Pemer intah Daerah ya ng harus d icura hkan untuk mengatasi

    permasalahan sampa h.

    Masalah sampah melip uti jumlah ba haya, estetika lingk ungan,

    pencemaran udara, pe nce maran tanah dan a ir, dar i ba han berbahaya

    merembes keda lam tanah, da n s is tem penge lo laan sa mpah ya ng be lum

    me mada i, sehingga semakin b uruk nya permasa lahan lingk ungan.

    Sampa h atau limba h padat perkotaan maup un pedesaan, d ibanyak

    Negara da n kota-kota, menjad i agenda d iskusi lingkunga n, yang t idak

    pernah hab is d ib icaraka n. Ke giatan pembangunan, yang k ura ng

    me mperhatika n da ya dukung da n daya ta mp ung lingkunga n, pada akhirnya

    terjadi pencemaran dan kerusaka n lingk ungan. Pencemaran da n kerusaka n

    1

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    22/199

    lingkunga n menjad i beba n sos ia l, yang pada akhirnya, masyarakat da n

    pemerintah harus mena nggung b ia ya pemulihannya.

    Awal mula pe ne liti me lak uka n pe nelit ian, pene lit i meninjau lokas i

    Tempat Pemb uanga n Ak hir Sampah (TPAS) Jat iwar ingin, yang menjadi

    pusat pe mb uanga n ak hir sampah, ya ng d it imb ulkan o leh manusia setiap

    har inya. Tempat Pe mb uangan Ak hir Sa mpah (TPAS) Jat iwar ingin ini,

    berdekatan de ngan pe mukiman warga Desa Jatiwaringin, sehingga

    masalah sampa h berdampak la ngsung ba gi warga Desa Jatiwaringin.

    Tempat pembuangan ak hir sa mpa h (TPAS) d i Jatiwar ingin

    Kabupaten Tangerang, memilik i luas lahan 12 hektar, mener ima

    pembuangan sampah dalam sehar i, seba nyak 500 hingga 800 meter k ub ik.

    Meningkatnya vo lume sampa h, menjadi pe nghambat pegawai kebersihan,

    untuk menga ngk ut sa mpah, sehingga mas ih saja ada sampa h yang t idak

    terangk ut dan me nump uk dipe mukiman warga Desa Jat iwaringin.

    Dinas Kebersihan, Perta manan, dan Pemakaman Kab upate n

    Tangerang, be lum menyed iakan Tempat Pemb uangan Sampa h Sementara

    (TPSS) d i Desa Jat iwar ingin, dan armada pe nga ngk ut sampa h terbatas,

    hanya memilik i 102 unit mob il pe ngangk ut sampah dan Desa Jat iwar ingin

    hanya memilik i 1(sat u) gerobak sa mpah ke liling, dengan jumlah kepa la

    keluarga 2.038 orang.

    Sistem penge lo laan sampah yang d iterapka n d i Kab upate n

    Tangerang, mas ih me maka i me tode O p e n d u m p i n g . Metode Open

    d u m p i n g , mer upakan d i tempat d imana t idak ada sarana TPS memada i,

    2

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    23/199

    sehingga masyarakat terb iasa membuang sampa hnya di jalan, tanah

    kosong, d isamping ba ngunan ata u ke sunga i, dan se loka n d imana ha l ini

    akan menyebabkan "polus i t idak terko ntrol" . O p e n d u m p i n g dapat

    me ngancam lingkungan dan merupaka n sumber berbaga i penyakit dan

    masa lah la innya.

    Kebijakan pe nge lo laan sampa h, yang didasarkan pada pendekata n

    dariatas atau t o p d o w n . Pendekatan ini mengand ung arti ba hwa, ko mitmen

    Pemerintah terhadap part is ip as i mas yarakat sa ngat terbatas. Undang-

    unda ng Berdasarka n No. 32 tahun 2004 te ntang Pemer intah Daera h,

    sebaga i regulas i revis i atas Undang-Undang No. 22 tahun 1999, maka

    pelba ga i kewenangan serta pemb iayaan k ini d ilakuka n o leh Pe mer inta h

    Daerah (Pemda), de nga n leb ih nyata dan r ill. Pelaksa naan keb ijakan dan

    strategi pe nge lo laa n sampah d itetapkan berdasarkan keb ijakan nas io na l

    dan keb ijakan provins i, pada Peraturan Pe mer intah menurut Unda ng-

    Unda ng No.18 Tahun 2008 Te ntang Pe nge lo laan sampa h.

    Pemer intah Daera h, memp unya i kewenangan yang besar untuk

    merencanakan, merumuskan, me laksanakan, serta me ngeva luas i keb ijaka n

    program pembangunan, yang sesua i de ngan kebutuhan masyarakat dan

    perlunya paradigma pe nge lo laan sampah secara baru, sesua i dengan

    penga lokas ian tugas, fungs i da n wewenang serta tanggungjawab, se hingga

    penge lo laan sampah yang se lama ini, terko nse ntras i di Pe mer intah P usat

    me njadi urusan Pemerintah Daerah, d imana peran dan keterlibata n

    masyarakat se makin do minan.

    3

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    24/199

    Pemer intahan Kab upaten Tangera ng memp unya i wewenang da lam

    me nye lenggaraka n pe nge lo laan sampa h, untuk pe netapa n lokas i te mpat

    pengo lahan sa mpah terpad u da n tempat pemrosesa n ak hir sampah, yang

    merupaka n ba gia n dari rencana kerja tata ruang wilayah sesua i peratura n

    perundang-unda ngan. Keb ijakan da n strategi pe nge lo laan sampa h yang

    me njadi tugas da n wewenang Pe mer intah Daerah Kabupaten Tangera ng,

    khususnya d i Dinas Kebers ihan, Perta manan, dan Pemakaman.

    Kebijakan p ub lik adala h suatu ko nsep, sistem prosedur da n rencana

    yang bertujuan untuk, d ilaksanakan da n d iterapka n o leh p ihak yang

    berwewenang da n ber lak u untuk semua orang de ngan sat u tujuan ada lah

    kepentinga n bersama. Proses untuk me lak sanakan tujuan dar i keb ijaka n

    pub lik, maka d ilihat dar i ba ga imana proses mengimplementasikan

    kebijakan pe nge lo laan sampa h, untuk me mastikan ter laksananya suatu

    kebijakan dan tecapainya keb ijakan tersebut. Imp lementas i juga

    digambarka n sebaga i wujud dar i pe laksa naan keb ijakan yang telah

    ditentukan.

    Partis ipas i merupakan keterlibata n dan ke ik utsertaan masyarakat

    secara aktif dalam kegiata n masyarakatnya, d iluar pekerjaan da n

    profes inya se nd ir i. Part is ipas i sangat d ib utuhka n da lam upaya mengurangi

    jumlah t imbunan sampah yang ada d i Kabupaten Tangerang. Se la in itu,

    partis ipas i juga sangat d ibutuhka n untuk me nanggulangi permasalahan

    sampa h yang semak in ko mp leks, se hingga diper luka n ada nya kebijaka n

    untuk penge lo laan sampa h. Part is ipas i dan pe mberdayaan masyarakat

    4

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    25/199

    harus diterapkan, se hingga masyarakat mamp u me ngatas i masalah send ir i

    dan sekaligus akan mengurangiketergantungan pada pemerintah.

    Rea litanya saat ini, pelaksa naan dan pe nerapan keb ijaka n

    penge lo laan sampah d i Kabupaten Tangerang suda h d ilaksanakan, tetap i

    belumopt imal, dengan d it imb ulka nnya fe nomena ya ng terjad i

    dilingkungan masyarakat. Apab ila pemerintah tidak mengara hkan ata u

    me ngajarka n kepada mas yarakat, k hususnya Desa Jat iwar ingin tenta ng

    baga imana sehar usnya sampa h itu d i kelo la, setidaknya pemerintah harus

    berupaya, me nsosia lisas i akan per lunya perubahan paradigma tenta ng

    menge lo la sampah, bahwa sampah itu b ukan masa lah, tapi

    sebuah

    anugera h da n berkah dar i sa ng pencipta yang har us diberdayakan.

    Kemud ian, Penetapa n Perat uran Pemerintah tentang penge lo laan sampah

    me njadi acuan atau landasan ba gi pemerintah daerah untuk mengura ngi

    masa lah sa mpa h.

    Pemba ngunan yang berbasis pada pendekatan b o t t o m u p ,

    dipanda ng sebaga i sa la h satu a lat untuk mewujudka n pemba ngunan secara

    me nye luruh, yang ber landaskan pada asp irasi t ingkat bawah. Adapun

    kunci dari keberhasilan pendekatan b o t t o m u p , yaitu keter libatan ata u

    partis ipas i masayarakat da lam tahap- tahap pemba ngunan, dengan

    demik ian peranserta atau partis ipas i masyarakat merupakan proses

    dimana, mas yarakat turut serta menga mb il ba gian da lam pengamb ilan

    keputusan tentang program da n keb ijaka n, karena masyarakat memp unya i

    5

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    26/199

    hak untuk me nik mati has il pe mba ngunan maka masyarakat harus menjad i

    bagian dar i proses pe mba ngunan.

    Berto lak dari ura ian- uraia n d iatas berdasarka n pe nga matan pe ne lit i

    se lama melakuka n pra pene lit ian, dar i pengamata n yang d ilakuka n pada

    tangga l 03 Mei 2011 d i Desa Jatiwar ingin Keca matan Mauk Kabupate n

    Tangerang, apab ila dilihat secara menda la m adanya gejala-gejala yang

    terjadi d i Desa Jat iwaringin, maka ditemukan masa la h sepert i d ibawah

    ini:

    Pertama, Sampah d itemuka n d i samp ing Ka ntor Desa

    Jatiwaringin, ha l ini t idak ada inisiat if Aparatur Desa maup un Warga atau

    bahka n petugas kebersiha n untuk membersihka n sampah d i lokas i

    tersebut, inilah k urangnya part is ipas i masyarakat da n aparat ur pe merinta h

    daerah d i Desa Jat iwaringin da lam membersihkan lingkungan sek itar.

    6

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    27/199

    K e d u a , Belum opt ima lnya k inerja petugas kebers ihan dalam

    me nge lo la sampa h secara ba ik d i Desa Jatiwar ingin, mengak ibatka n

    sampa h ter lihat berserakan d i p inggir ja lan me ngakibatkan pemandangan

    yang k urang ba ik untuk d ilihat, d ita mbah lagi de ngan b isa terjadinya

    drynase menjad i tersumbat da n mengak ibatkan banjir.

    Ha l ini sangat d isayangka n mengingat letak dar i Desa

    Jatiwaringin itu t idak jauh dar i lokas i TPA. Da lam ha l ini maka akan

    timb ul seb uah masalah-masalah baru yang muncul d i daerah terseb ut,

    seperti lingkunga n t idak se hat, air dan udara menjadi tercemar dengan ba u

    yang d it imb ulka n sampah d imana tidak ada nya petugas kebers ihan yang

    tidak rut in mendistr ib us ikan sampa h ke (tempat pemb uangan akhir

    sampa h) TPAS, sehingga terjad ipence mara n lingk ungan Desa

    Jatiwaringin.

    7

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    28/199

    K e t ig a , Di Desa Jat iwar ingin dapat d itemui sebuah a liran sunga i

    kecil, yang merupakan p usat bertemunya dar i air se loka n warga Desa

    Jatiwaringin, yang akan berujung pada aliran sungai terseb ut. Na mun

    pene lit i me lihat banyak d itemuka n sampah-sampa h yang terhenti ak ibat

    terha langi bambu da n ka yu yang d is iapkan untuk mencegah sampa h yang

    berleb ihan ke desa- desa la in. Ter lihat je las ba hwa, ha l ini merupakan suatu

    pemandangan yang me mper ihatinka n d imana kurangnya kesadaran dan

    tanggung jawab masyarakat da la m membua ng sampa h da n t idak adanya

    tempat pe mb uangan sampah sementara d i setiap r umah atau bahkan d i

    pinggir-pinggir jalan.

    K e e m p at , Sarana da n prasara na dalam pe nge lo laan sampa h d i Desa

    Jatiwaringin be lum memada i, sehingga sampa h masing ser ing pe ne liti

    jumpa i tidak ada pengangk utan sampa h secara r ut in, sa mpa h masih sering

    terlihat ditempat-tempat strategis sepert i a liran sunga i d i pe muk iman

    warga, di area ka ntor Desa Jatiwar ingin, kemud ian d i area pe mukiman

    warga Desa Jatiwaringin yang d isebabkan t idak ada nya (te mpat

    8

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    29/199

    pembuangan sampa h sementara) TPSS dan t idak adanya tong sa mpa h d i

    tiap rumah warga.

    Berdasarka n ha l d iatas maka pene lit i tertar ik untuk melakukan

    pene lit ian leb ih lanjut da n d ituangkan da la m skrips i ya ng berj ud ul:

    PENG ARUH IMPLEMENTASI KEBIJ AKAN PENG ELOLAAN

    SAMPAH TERH ADAP TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT

    DI DESA JATIWARINGIN KABUPATEN TANGERANG.

    1.2 Identifikas i Masalah

    Proses ini merupakan suatu ta hap pengenalan da n membangun

    suatu asumsi-asumsi, berdasarka n pene litia n has il observasi da n stud i

    penda huluan yang te la h d ilaksa naka n. Pene lit ian memfok uska n

    perhatiannya pada pengaruh imp lementasi keb ijakan penge lo laan sampah

    terhadap t ingkat part is ipas i masyarakat d i Desa Jat iwaringin Kabupate n

    Tangerang, ke mud ian mengide ntifikas i masalah sebaga i ber ik ut:

    1.2.1 Be lum optima lnya kinerja pengangk ut sampah o leh petugas

    kebersihan da lam menge lo la sampa h d i Desa Jatiwaringin

    Kabupaten Ta ngerang

    1.2.2 Kurangnya kesadaran da n tanggungjawab masyarakat da lam

    pena ngana n masala h sampah, sehingga membua ng sampah d i

    tempat se mbara ngan.

    9

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    30/199

    1.2.3 Be lum memada inya sara na dan prasarana dalam pe nge lo laa n

    sampah d i Desa Jat iwar ingin Kab upaten Tangera ng.

    1.2.4 Pemb iayaan retr ib us i sampah yang d i pungut t iap kepa la ke luarga

    tidak ses ua idengan pe la yanan kebersihan untuk masyarakat.

    1.2.5 Pelaksanaan penyuluha n sos ia lisas i da ur ulang sampa h be lum

    berkelanjutan, kare na k urangnya pengawasan aparatur pe mer inta h

    daerah

    1.3 Rumusan Masalah

    Berdasarka n latar be lakang d i atas, untuk mengeta hui pe ngaruh

    imp lementas i keb ijakan pe ngelo laan sampa h terhadap tingkat part is ipas i

    masyarakat d i Desa Jat iwaringin Kab upaten Tangerang, maka rumusan

    masalah da lam pe ne lit ian ini ada lah:

    1.3.1 Baga imana pe laksanaan keb ijakan penge lo laan sampa h d i Desa

    Jatiwar ingin Kab upaten Tangera ng?

    1.3.2 Baga imana tingkat part is ipas i masyarakat di Desa Jatiwaringin

    Kabupate n Ta ngerang?

    1.3.3 Seberapa besar pe ngaruh pe laksanaan keb ijakan pe nge lo laa n

    sampah ter hadap tingkat partis ipas i masyarakat da lam pe nge lo laa n

    sampah d i Desa Jat iwar ingin Kab upaten Tangera ng?

    10

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    31/199

    1.4 Tujuan Penelitian

    Berdasarka n permasa lahan diatas, maka pene litian memp unya i

    tujuan untuk mengkaji leb ih da lam tentang pe ngaruh imp lementasi

    kebijakan pengelo laan sampa h ter hadap tingkat partis ipas i masyarakat d i

    Desa Jat iwar ingin Kab upaten Tangera ng, maka dala m ha l ini pe ne lit ian

    bertujuan untuk :

    1.4.1 Untuk me ngetahui pe laksanaan keb ijakan penge lo laan sampah

    yang te lah d ilak ukan Pemer intah Daera h Kabupaten Tangerang d iDesa

    Jatiwaringin Kab upaten Tangerang.

    1.4.2 Untuk mengeta huitingkat part is ipas i masyarakat da lam

    penge lo laan sampah d i Desa Jat iwar ingin Kab upaten Tangera ng.

    1.4.3 Untuk mengetahui seberapa besar pe ngaruh pe laksanaan keb ijaka n

    penge lo laan sampah terhadap t ingkat partis ipas i mas yarakat d i

    Desa Jat iwaringin Kab upaten Tangera ng.

    1.5 Kegunaan Penelitian

    Pene lit ian ini, d iharapkan dapat member i masukan ya ng berarti,

    me ngena i pe ngaruh keb ijakan penge lo laan sa mpa h terhadap t ingkat

    partis ipas i masyarakat d i Desa Jatiwar ingin Kabupaten Tangera ng.

    Pene lit ian ini diharapkan dapat member ika n manfaat ba ik secara teor it is

    11

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    32/199

    ma upun praktis.Penulis berharap pene lit ian ini dap at member ikan

    ma nfaat seba ga i ber ikut:

    1.5.1 Secara Teor it is, ma nfaat pene lit ia n dapat mengemba ngkan teor i-teor i

    yang telah ada se hingga memperka ya has il- has il ilmu

    penge tahuan baru khususnya da lamIlmu Ad minis tras iNe gara pada

    kebijakan p ub lik da n partis ipas i masyarakat d i pa nda ng dar i stud i

    lingk ungan ma up un sos ia lke masyarakata n .

    1.5.2Secara Praktis, manfaat pe ne lit ian ini agar menjadi baha n masuka n

    perbaika n Pemerintah Daera h Kabupate n Tangerang terhadap

    Dinas Kebers ihan Kab upate n Tangerang beserta Kepa la Desa

    khususnya d i Desa Jatiwar ingin untuk memperbaik i s istem

    penge lo laan sampa h da n k inerja aparatur pemer intah agar

    mencapa i has il yang optima l sehingga memacu t ingkat part is ipas i

    masyarakat da n kepedulian masyarakat da la m pe nge lo laa n

    kebersihan lingkunga n k hususnya sampa h.

    1.6 Sistematika Penulis an

    Sistematika da lam pene lit ia n ini antara la in:

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Be lakang Masalah

    Latar be lakang masalah merupakan gambaran te ntang rua ng

    lingk up dan ked ud ukan masala lah yang d itelit i

    12

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    33/199

    1.2 Ide ntifikasi Mas alah

    Identifikasi masa la h me nyebutkan per masa laha n yang muncul atau

    yang ada pada objek yang ditelit i. Ident ifikas i masa lah b iasanya

    dilakukan pada studi penda huluan pada objek yang ditelit i,

    observas i dan penyebara n kuesioner keberba ga i sumber sehingga

    semua permasalaha n dapat diide ntifikas ikan.

    1.3 Rumus an Masalah

    Perumusan masala h mendef inisikan permasa la han ya ng telah

    ditetapkan berdasarkan desain pene lit ian. Perumusan masa la h

    dis usun dengan memperhat ikan maksud dan tujua n penelit ian.

    1.4 Tujuan Pe ne litian

    Tujuan penelit ian mengungkapka n tentang sasara n yang ingin

    dicapai dengan dilaksanaka nnya pe nelit ian terhadap masa la h yang

    telah d irumuskan. Isi dan r umusan tujuan penelit ian seja lan dengan

    is idan rumusan masala h penelitian.

    1.5 Manfaat Pe ne litian

    Sub bab ini menje laska n manfaat teor it is ata u kegunaa n terhadap

    dunia akademik dan ma nfaat praktis ( membantu memecahkan dan

    mengantis ipas i masa la h ya ng ada pada objek yang dite liti) has il

    pene litian.

    1.6 Sis te matika Pe nulisan

    Sub bab terakhir pada bab pendahuluan ini ada lah s istemat ika

    penulisa n ya itu me nje laska n bab per bab secara s ingkat dan jelas.

    13

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    34/199

    BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

    II.1 Deskrips i Te ori

    Deskripsi teori memuat has il ka jia n tehada p sejumlah teor i yang

    relevan dengan permasalahan dan variabel penelitian sehingga aka n

    memperole h ko nsep pe nelitian yang je las.

    II.2 Ke rangka berpikir

    Sub bab ini menggambarkan a lur pikiran penelit i seba gai kelanjuta n

    darideskrips i teori.

    II.3 Hipotes is Pe ne litian

    Hipotes is pene lit ia n merupaka n jawaba n sementara terhadap

    permasalaha n ya ng dite liti, dan akan diuji kebenarannya.

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    III.1 Me todologi Pe ne litian

    Dala m bab ini penulis akan me nguraikan metode penelitian yang

    digunakan, instrument pene lit ian, populas i da n sampe l pe nelitia n,

    teknik pengumpula n data, pengola han dan ana lis is data , serta

    dije laskan pula juga tempat dan lokasi pene lit ian serta jadwal

    pene lit ian.

    III.2 Ins trume n Pe ne litian

    Sub bab instrumen penelit ian yang menje laskan tenta ng proses

    penyus unan dan jenis alat mengumpulan data yang digunakan.

    14

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    35/199

    III.3 Populas i dan Sampe l Pe ne litian

    Sub ini me nje laska n wilayah genera lisas i atau proposa l pene litia n,

    penetapan besar sampe l dar i teknik pengambila n sampe l serta

    ras iona lisasinya.

    III.4 Teknik Pe ngumpulan Data

    Dala m bab ini penulis akan mengura ikan teknik penelitian ya ng

    digunakan dala m penelitian ya itu:

    III.4.1 Kues ioner (Angket), merupaka n teknik pengumpulan data

    dilakukan untuk member i beberapa pertanyaan atau

    pernyataan tertulis mengena i variabel yang dite lit i kepada

    responden untuk dijawabnya. Angket merupakan data

    primer yang digunakan untuk menja wab masalah

    pene lit ian.

    III.4.2 Dokume ntasi, ya itu berupa pengumpulan data yang

    dipero le h dari buku-buku atau literatur-litera tur ya ng

    berkaita n denga n masalah penelitia n. Dokume ntasi

    merupakan data skunder ya ng bersifat tercetak yang

    bertujua n untuk me lakukan data tamba han pene lit ian.

    III.5 Teknik Pe ngolahan Data

    Pengolaha n Data adalah suatu proses dalam memperoleh data

    ringkasan atau angka ringkasa n dengan menggunaka n cara-cara

    atau rumus tertentu. Teknik Pe ngolaha n Data ini terd ir i dari

    15

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    36/199

    Pengeditan (editing), Pemberian kode (coding), Pemrosesan Data,

    dan Tabulasi.

    III.6 Analis is Data

    Ana lisis data merupaka n kegiatan sete lah data dar i se luruh

    responden atau s umber data lain terkumpul, kegiatan dala m analis is

    data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabe l dari je nis

    responden, mentabulasi data berdasarka n variabel dar i seluruh

    responden, menyajikan data dar i t iap variabe l yang dite lit i,

    melakukan perhitungan untuk me njawab rumusan masala h, dan

    melakukan perhitunga n untuk me nguji hipotes is yang telah

    diajuka n.

    III.7 Lokasi dan Waktu pe ne litian

    Menjelaska n tentang tempat da n waktu penelit ian yang

    dilaksanaka n

    BAB IV HASIL PENELITI AN

    IV.1 Deskrips i Obyek Pe ne litan

    Menjelaska n tentang obyek penelit ia n yang me liputi lokasi

    pene litian sec ara jelas , struktur orga nisas i dari populas i/sa mpe l

    yang telah ditentukan ser ta ha l lain ya ng berhubungan dengan

    obyek penelitia n.

    16

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    37/199

    IV.2 Deskrips i Data

    Menjelaska n has il penelitia n yang me liputi lokasi dar i data menta h

    dengan memper gunaka n teknis analisis data yang re levan, baik

    data kua litatif maupun data kuant itatif.

    IV.3 Pe ngujian Pe rs yaratan Statis tik

    Melakukan pengujian terhadap persyaratan statistik dengan

    menggunakan uji statistik.

    IV.4 Pe ngujian Hipotesis

    Melakukan pengujian terhadap hipotes is de nga n menggunaka n

    teknik analis is statistik yang sudah ditentukan semua seperti

    kore las i dan regresi, ba ik sederhana ma upun ga nda.

    IV.5 Inte rpre tasi Has il Pe ne litian

    Melakukan penafsiran terhadap hasil akhir pengujian hipotesis.

    IV.6 Pe mbahasan

    Melakukan pembahasa n leb ih lanjut terhadap hasil a nalisis data.

    BAB V. PENUTUP

    V.1 Kes impulan

    Menyimpulkan has il penelitia n ya ng diungkapka n seca ra s ingkat,

    jelas da n muda h dipahami.

    V.2 Saran

    Beris i tindak la njut dar i sumbanga n pene litian terhadap bida ng

    yang d itelit i ba ik secara teor itis ma upun prakt is.

    17

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    38/199

    BAB II

    DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

    2.1 Deskripsi Teori

    Dari apa yang telah pene lit i paparkan pada Bab I sebelumnya,

    maka se lanjutnya da lam proses penelitian ini, perlu ada nya deskrips i teor i.

    Teor i adala h seperangkat konsep, asums i dan genera lisas i yang dapat

    digunakan, untuk mengungkapka n dan me njelaska n per ilaku da la m

    berbaga i or ganisasi. Deskripsi teor i ini merupakan acuan dasar, da lam

    menunjang seb uah pene lit ian, seba gaimana ya ng peneliti lakukan,

    Sugiyono (2005:55).

    Pada bab ini, akan diura ikan teori- teori yang berka itan dengan

    permasa laha n yang dite lit i. Beberapa ha l ya ng aka n diuraikan adalah

    menge nai, pengertian kebijakan publik, def inisi impleme ntasi keb ijakan,

    pemahama n imple mentasi keb ijaka n, teor i sampa h, dan teori t ingkat

    partisipasi masyarakat.

    2.1.1Pe ngertian Kebijakan Publik

    Kebijakan Secara efistimologi, istilah kebijakan berasal dari

    bahasa inggris policy Aka n tetapi, kebanyakan ora ng berpandangan

    18

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    39/199

    bahwa istilah kebijakan senant iasa d isamakan dengan istilah

    kebijaksanaan. Pada ha l apabila dicermati berdasarkan tata bahasa,

    ist ilah keb ijaksanaa n berasa l dar i kata wisdom.

    Menurut Suharto (2007 :43), kebijakan publik ada lah sebua h

    instrument pe merintahan, bukan sa ja da lam arti gover nme nt yang

    hanya menyangkut apara tur Negara, me lainkan juga governance

    yang menyentuh penge lolaan s umber daya publik.

    Pengertian keb ijaka n publik menurut Suharto, bahwa kebijaka n

    merupakan hasil dar i ada nya s inergi, kompromi atau kompetisi antara

    berbaga i ga gasan, teori, ideo logy, kepe ntingan-kepent inga n ya ng mewak ili

    sistem politik s uatu Negara, ya ng dida lamnya terdapat instrumen

    pemerintah government da n governance ya ng me nyangkut aparatur negara

    daripelaksanaan, penerapan suatu kebijakan sampai me ncapa i suatu tujuan

    untuk memberdayakan mas yarakat.

    Menurut Suharto mengutip pe ndapat ahli ( Bridgman dan Davis,

    2005:3) , ba hwa kebijakan publik pada umumnya mengandung

    pengertian mengena i W h a t e v e r g ov e r n m e n t c h o o se t o d o o r n ot t o

    do (apa saja yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakuka n da ntidak untuk dilakukan).

    Pengertian kebijaka n publik di atas, menje laskan bahwa keb ijakan

    publik merupakan p ilihan yang d iputuska n pemer intah, untuk berbuat atau

    tidak berbuat. P ilihan yang diputuskan dimaksudkan untuk, menye lesa ika n

    masalah dengan sasa ran dan kepentinga n publik atau masyarakat. Ha l ini

    berarti bahwa kebijakan publik bers ifat kompleks, maka harus terleb ih

    dahulu direncanaka n secara matang sebelum diputuskan sebagai pilihan

    yang tepat untuk menye lesa ikan masala h publik ya ng dihadap i, ke mudian

    19

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    40/199

    diimpleme ntasikan, dan dieva luasi untuk me ngetahui apakah keb ijaka n

    yang telah dilaksa nakan me ncapa i sasar an dan seberapa jauh tujuan

    tercapai.

    Menurut Dunn (1999:2-3), me nga itkan pengertia n keb ijakan

    dengan ana lisis kebijakan yang mer upakan sis i baru dar i

    perkembangan ilmu sos ia l untuk pengamalannya dalam kehidupan

    sehari- hari. Sebab itu dia mendefinisikan a nalis is keb ijaka n sebaga i

    ilmu sos ia l terapan yang me nggunakan berbaga i metode untuk

    menghas ilkan dan mentransformas ikan informasi ya ng relevan

    yang dipaka i da lam memecah persoala n dalam ke hidupan sehari-

    hari.

    Pengertian menurut D unn di atas, ilmu kebijakan sebagai

    perkembangan leb ih la njut dari ilmu- ilmu sos ial yang sudah ada.

    Metodologi ya ng dipaka i bers ifat mult idis iplin, has il ini berhubungan

    dengan kondis i masyarakat yang bers ifat komp leks , dan tidak

    memungkinka n pemisaha n satu aspek dengan aspek la in.

    Banyak definis i me nge nai keb ijaka n publik. Seba gian besar ahli

    member i pengertia n kebijakan publik dala m kaitannya de nga n keputusan

    atau ketetapan pemer intah untuk melakukan suatu t indaka n ya ng dianggap

    akan membawa dampak ba ik ba gi kehidupan warganya. Kebijakan pada

    intinya mer upakan keputusan-keputusa n atau pilihan-pilihan tindakan

    yang secara langsung, mengatur pengelo laan dan pendis tribus ian s umber

    daya a lam, fina ncia l dan manus ia demi kepent inga n publik, yakni

    masyarakat luas yang menjad iWarga Ne gara Indones ia.

    Kebijakan publik adalah segala suat u ya ng dikerjakan atau t idak

    dikerjakan ole h pemerintah, mengapa keb ijaka n har us dilakuka n dan

    20

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    41/199

    apakah manfaat bagi kehidupan bersama, harus menjadi pertimbangan

    yang holistik, a gar kebijaka n tersebut mengandung ma nfaat yang besar,

    bagi war ga dan berdampak kecil, seba iknya t idak menimbulkan persoa lan

    yang merugikan, dis inila h letak Pemerinta h harus bijaksana dala m

    menetapkan suatu kebijakan.

    2.1.2Dime nsi Ke bijakan Publik

    Mencermat i apa yang ditulis o leh Suharto dala m buku keb ijakan

    sosial sebagai kebijakan publik (2007:46), mengenai Dimens i Kebijakan

    Publik me nerangkan bahwasanya kebijaka n publik, sedik itnya me miliki

    tiga dimensi ya ng sa ling bertautan, yakni seba ga i pilihan tindakan yang

    lega l atau sah hukum (a u t h o r i t a t i v e c h o i c e), seba gai hipotes is

    (h y p o t h e s i s), da n sebaga i tujuan (o b j e c t i v e).

    1.K e b i j a k a n p u b l i k s e b a g a i t i n d a k a n y a n g l e g a l

    Pilihan tindaka n dalam kebijakan bers ifat legal atau otoritat if karenadibuat ole h orang- orang ya ng memilik i le git imasi da lam sistem

    pemerintahan. Kep utusan-keputusa n itu mengikat para pegawa i ne geri

    untuk bertindak atau mengarahkan pilihan tindakan atau kegiatan

    seperti menyiapkan rancangan undang- undang atau peraturan

    pemerintah untuk dipert imba ngkan oleh parleme n ataumengalokas ikan anggaran guna me ngimpleme ntasi program tertentu.

    Kebijakan kemudia n bisa d ilihat sebaga i respon atau tanggapa n resmi

    terhadap isu masala h publik. Ha l berarti bahwa kebijakan publik

    adalah:

    a)Intensiona l atau memiliki tujuan. Kebijakan publik berarti

    pencapa ian tujuan pemer intah mela lui penerapan s umber-sumber

    publik.

    b)Menya ngkut pembuatan keputusan-keputusan dan pengujian

    konsekuensi-konsekuens inya.

    c)Terstruktur de ngan para pemain dan la ngkah-langkah yang je las

    dan terukur.

    21

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    42/199

    d)Bers ifat po litis ya ng mengekspres ikan pemilihan prioritas-pr ior itas

    program lemba ga eksekutif.

    2.K e b i j a k a n p u b l i k s e ba g a i h i p o t es i s

    Kebijakan dibuat sebagai teor i, mode l atau hipotesis mengena i sebab

    dan akibat. Keb ijaka n-kebijakan senant iasa bersandar pada as ums i-

    asumsi mengena i per ilaku. Kebijakan se lalu mengandung inse ntif yang

    mendorong orang t idak me lakukan sesuatu. Kebijakan harus mampu

    menyatukan perkiraan-perkiraan (proyeksi) me nge nai keberhas ila n

    yang akan dicapa i dan meka nis me mengatasi kega gala n ya ng mungkin

    terjadi.

    3.K eb i j a k a n p u b l i k s eb a g a i t u j u a n

    Kebijakan adalah a means to a ends, alat untuk me ncap i seb uah tujuan.Kebijakan publik pada akhirnya me nya ngkut pencapaia n tujuan publik.

    Artinya, keb ijakan publik adalah seperangkat tindakan pemerinta h

    yang didesain untuk me ncapa i hasil- has il tertentu yang diharapka n

    ole h publik sebaga i ko nstituen pemerintah. Proses kebijakan harus

    mampu memba ntu para pembuat keb ijaka n merumuskan tujuan-

    tujuannya. Sebuah keb ijaka n tanpa tujuan t idak memiliki arti, bahka n

    tidak mustahil akan me nimbulkan masa la h bar u. Misa lnya kebijakan

    yang tidak memilik i t ujua n ya ng jelas, progra m- program aka n

    diterapkan secara berbeda-beda, s trategi pencapainnya menjadi kabur,

    dan akhirnya para analis is menyatakan pemerintah telah kehila nga n

    arah. Penetapan tujuan merupakan langkah utama dalam sebua h proses

    lingkara n pembuatan keb ijakan. Penetapan tujuan juga merupaka n

    kegiatan ya ng pa ling penting kare na ha nya tujuanlah yang dapat

    member ikan arah dan a lasan kepada pilihan-pilihan publik.

    2.1.3Pe ngertian Imple me ntasi Ke bijakan

    Imple mentas i kebijaka n publik, dapat diart ikan sebaga i aktivitas

    penyelesa ia n atau pe laksanaa n, s uatu keb ijakan publik yang telah

    ditetapkan/d isetujui, de nga n penggunaa n sara na (a lat) untuk mencapai

    tujuan kebijaka n.

    Secara episte mologis pengertia n imple mentas i me nur ut kamus

    Webster yang dikut ip oleh Solichin Abdul wa hab ada lah :

    22

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    43/199

    Konsep imple me ntasi berasa l dar i bahasa inggr is yaitu to

    imple ment. Dalam kamus besar webster, to impleme nt

    (mengimplementasikan) berati to pro vide the mea ns forcarrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu);

    dan to give pract ica l effect to (untuk menimbulkan dampak/ak ibat

    terhadap sesuatu)(Webster dalam Wahab, 2004 :64).

    Imple mentas i berasa l dari bahasa Inggris yaitu to implement

    yang berarti mengimplementasikan. Impleme ntasi merupaka n

    penyed iaan sarana untuk melaksanakan sesuatu ya ng menimbulka n

    dampak atau ak ibat terhadap sesuatu. Sesuatu tersebut dilakukan untuk

    menimbulkan dampak atau ak ibat itu berupa undang-undang, peraturan

    pemerintah, kep utusan perad ila n dan kebijakan yang d ibuat ole h lembaga-

    le mbaga pemerintah dala m kehidupan kenegaraan.

    Pengertian imple mentasi menurut Edwards III bahwa imple mentasi

    ada lah :

    I mple mentas i kebijakan adala h akt ivitas yang ter lihat setelah

    dike luarkan pengaraha n ya ng sah dar i suat u kebijakan yang

    meliputi upaya me nge lola input untuk me nghasilka n output atau

    o u t c o m e s bagi mas yarakat.

    Pendekatan yang d igunaka n da lam menga nalis is implementasi

    kebijaka n tentang konservas i e nergy ada lah teor i ya ng dikemukakan oleh

    Edwards III, dima na impleme ntasi dimula i dar ikondis i abstrak dan sebuah

    pertanyaan tentang apa kah s yara t agar impleme ntasi keb ijakan dapat

    berhasil, me nur ut Edwards III ada empat variabel dala m kebijakan public

    ya it u komunikas i (communicat ions), s umber daya (resources), sikap

    (dispos itions atau a ttitudes) dan struktur b irokrasi (bureaucratic structure),

    23

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    44/199

    keempat var iabe l ini memiliki hubungan yang erat, tanpa implementas i

    yang efektif maka keputusan pembuat keb ijakan tidak akan berhasil

    dilaksanaka n.

    Pengertian imp lementasi menurut Va n Meter dan Van Horn bahwa

    implementas ia dala h :

    I mple mentas i ada lah t indakan-tindakan yang dilakukan baik

    ole h individu- individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok

    pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-

    tujuan yang telah digar iskan dalam keputusan keb ijakan. (VanMeter dan Van Horn dalam Wahab, 2001 :65)

    Pandangan Van Meter dan Van Horn ba hwa implementasi

    merupakan t indakan o leh individu, pejabat, ke lompok badan

    pemerintah atau swasta, ya ng diarahkan pada tercapainya tujua n-tujuan

    yang te lah digariskan dalam s uatu keputusan tertentu. Bada n-badan

    tersebut melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pemerintah, yang me mbawa

    dampak pada warga negaranya. Namun da la m prakt inya badan- badan

    pemerintah ser ing menghadap i, pekerjaan- pekerjaan di bawah ma ndat

    dari Undang-Undang, sehingga membuat mereka me njadi tidak jelas

    untuk memutuskan apa ya ng sehar usnya d ilakukan dan apa ya ng

    seharusnya t idak dilakukan.

    Dwidjowijoto (2004:31) mengemukakan t iga kategor i keb ijakan

    publik, yaitu : kebijaka n publik ya ng bers ifat makro atau umum atau

    mendasar, keb ijaka n publik bers ifat meso atau menengah atau penjelasan

    pelaksanaan, da n kebijakan publik yang bers ifat mikro. Kebijakan public

    bersifat makro terdir i dar iUndang-unda ng/Pera turan Pemerinta h

    24

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    45/199

    pengga nti undang- undang, Pera turan Pe merintah, Pera turan Pres iden, dan

    Peraturan Daerah, selanjutnya mengena ikebijakan meso da n mikro, secara

    lengkap Dwidjowijoto me ngataka n:

    2. keb ijakan ya ng bersifat meso atau mene nga h, atau penje lasan

    pelaksanaan. Kebijakan ini dapat berbe ntuk Pe raturan Mentri,

    Surat Edaran Menteri, Peraturan Gubernur, Peraturan Bupati dan

    Peraturan Wali Kota. 3. Kebijakan publik yang bersfat mikro

    adalah keb ijaka n ya ng mengatur pe laksa naa n atau implementasi

    dar i keb ijakan di atasnya. Bentuk kebijaka nnya ada lah peraturan

    yang d ikeluarka n o leh aparat publik dibawah Menteri, Gubernur,

    Bupat i, dan Wa li Kota.

    Organisasi Pe merinta h pada tingkat pemer intahan daerah atau

    tingkat provinsi d isebut sebaga i pe jabat public yang terdir i dar i Dewa n

    Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Guber nur da n peja bat publik yang

    berada dibawa h Gubernur d iseb ut sebaga i pejabat publik kare na mereka

    adalah aparat publik ya ng diba yar o leh uang publik me lalui pa jak dan

    penerimaan Negara lainnya dan karenanya secara hukum forma l

    bertanggungjawab kepada publik (Dwidjowijoto, 2004 :31).

    Menurut Dwidjowijoto, 2004 :158. Mengatakan bahwa da lam

    imple mentas i kebijaka n publik, terdapat dua la ngkah yang me njadi

    pilihan yaitu la ngs ung diimplementasikan da lam program-

    program atau mela lui formulas i de viat atau turunan dar i keb ijaka n

    publik tersebut :, sebaga imana dala m gambar berikut :

    25

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    46/199

    25

    Ga mbar 2.1.3

    Skema Implementas i Keb ijaka n

    Kebijakan Publik

    Kebijakan Publik Program intervensiPenjelas

    Proyek Interve nsi

    Kegiatan Interve nsi

    Publik/ Masyarakat/

    Benefic iaries

    Sumber : Nug roho, 2004: 159, Keb ijakan Pub lik, Fo rmulas i, Imp lemen tasi dan Evaluas i

    Skema implementas i kebijakan tersebut di atas menggambarka n

    bahwa sebelum imple mentas i kebijakan publik yang bers ifat makro,

    seperti undang- undang pada siste m perundang- undangan di Indonesia atau

    peraturan daerah pada tingkat pemer intah daerah, harus terleb ih dahulu

    dibuat kebijaka n ya ng penje las atau lajim diseb ut peraturan pe laksa naan,

    baru ke mudian, program, proyek, kegiatan, dan terak hir dampah terhada p

    masyarakat. Aspek keb ijakan publik bersifa t meso atau mikro, sepert i

    keputusan Presiden (Keppres), I nstruksi Pres iden (Inpres), keput usa n

    Menteri (Kepme n), Keputusan Kepa la Daerah, Keputusa n Kepa la Dinas,

    dan lain- lain, dapat secara langsung operasional.

    26

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    47/199

    Mazma nian dan Sebastiar juga mendefinisika n impleme ntasi

    sebaga iberikut:

    I mple mentas i ada lah pelaksanaan keputusa n kebijakan dasar,

    biasa nya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula

    berbentuk perintah- perintah atau keputusan-keputusan eksekut if

    yang penting atau keputusan badan peradilan. (Mazmania n dan

    Sebastiar da lam Wa hab,2001:68)

    Imple mentas i me nurut Ma zma nia n dan Sebast iar merupakan

    pelaksanaan keb ijakan dasar berbent uk unda ng- undang juga berbentuk

    perintah atau keputusan-kep utusan yang penting atau seperti keput usan

    badan peradila n. Proses implementas i ini berlangs ung setelah me lalui

    sejumla h tahapa n terte ntu sepert i tahapa n pengesahan undang- undang,

    kemudian output keb ijaka n dalam be ntuk pelaksanaan keputusan da n

    seterusnya sa mpai perba ikan kebijakan ya ng bersangkuta n.

    2.1.4Pe mahaman Imple me ntas i Kebijakan

    Menurut Ma zmanian dan Sabatier da lam buku Impleme ntac ion

    and policy, yang mengataka n bahwa imple mentasi kebijakan :

    Pe laksanaan keputusan keb ijaksanaan dasar, biasanya dala m

    bentuk undang- undang,namun dapat pula berbentuk perintah-

    perintah atau keput usan-keputusan ekse kut if ya ng penting atau

    keputusan badan peradilan, lazimnya, keputusan tersebut

    mengidentifikas ika n masa lah yang ingin d iatas i, menyebutka n

    secara tegas tujuan atau sasaran yang akan dicapa i, dan

    berbaga i cara untuk menstrukt urkan atau me ngatur proses

    imple me ntas i. (Mazma nia n dan sebast ier dala m

    Aguatino,2006:139).

    27

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    48/199

    Imple mentas i mer upakan t indaka n-tindakan untuk mencapa i

    tujuan yang te lah d igariskan da la m keputusa n kebijakan. Tindakan

    tersebut dilakukan ba ik ole h individu, pejabat pe merinta h ataupun

    swasta. Dunn mengistilahkannya implementas i secara leb ih khus us,

    menyebutnya dengan istilah impleme ntasi kebijakan dalam bukunya

    yang ber judul Ana lisis Kebijakan Publik.

    Menurut (Dunn, 2003 :132), impleme ntasi kebijakan (Po lic y

    Imple mentation) adala h pe laksanaan pengenda lia n aksi-aksikebijaka n di da lam kur un waktu terte ntu.

    Berkaitan dengan faktor yang me mpe ngar uhi imp lementasi

    kebijaka n suatu progra m, Subarso no dala m bukunya yang berjudul

    Ana lis is Kebijakan Publik (Konsep, Teori dan Aplikas i), mengut ip

    pendapat G. Shabbir Cheema da n Dennis A. Rondine lli mengemukakan

    bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi impleme ntasi

    kebijaka n program- program pe mer intah yang bers ifat desentralistis.

    Faktor- faktor tersebut dia ntaranya :

    1. Kond is i lingkunga n

    Lingkunga n sangat me mpengaruhi imple mentasi kebijakan,

    yang d imaks ud lingkunga n ini mencakup lingkunga n sosio

    kultural ser ta keterlibatan penerima program.2. Hubungan antar organisasi

    Dala m banyak program, impleme ntas i seb uah program perlu

    dukungan dan koordinas i dengan instans i la in. Untuk itu

    diper lukan koord inasi dan kerjasama antar instans i bagi

    keberhas ilan sua tu program.

    3. Sumberdaya organisasi untuk impleme ntasi program

    Imple mentas i kebijaka n perlu didukung s umberdaya ba ik

    sumberdaya ma nus ia (huma n resources) maupun sumberdaya

    non- ma nus ia (non human reso urces).

    28

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    49/199

    4. Karakterist ik dan kemampuan agen pelaksana

    Yang dimaksud karakteristik dan kemampuan agen pe laksana

    adalah mencak up struktur b irokrasi, norma-norma, da n pola-pola hubungan yang terjad i da lam birokrasi, ya ng semuanya

    itu akan mempengaruhi impleme ntasi suat u pro gram. (Subarsono,

    2005:101).

    2.1.5Ke bijakan Pe nge lolaan Sa mpah

    Kebijakan penge lolaan sa mpah ditetapkan o leh pemerintah pusatkarena mempunyai cak upan nas iona l. Kebijakan penge lolaan sampah ini

    meliputi:

    1.Penetapan instrument kebijakan:

    a.Instrument Regulas i : penetapa n atura n kebijakan (beleidregels)

    unt uk melaksanakan keb ijakan pengelolaan sampa h.

    b.Instrume nt Ekonomi: penetapan instrumen ekonomi untuk

    mengurangi beban penanganan akhir sampah (siste m inse nt if da n

    dis insentif);

    2.Penerapan pengelolaan sampa h denga n sistem 4R: me maka i kemba li

    (re-use), Mendorong pengembanga n upaya mengurangi (reduce),

    mendaur ulang (r e c y c l e ), dan mengga nti (replace );3.Pengembangan produk dan kemasan ramah lingkungan;

    4.Pengembangan teknologi, standard dan prosed ur penangana n sampa h;

    a.Penetapan kriteria dan standar minimal pene ntuan lokas i

    penanga nan akhir sampah;

    b.Penetapan lokas ipengola han akhir sampah;c.luas minimal laha n untuk lokasi pengola han akhir sa mpah;

    d.Penetapan lahan penyangga (b u f f e r z o n e);

    e.Penetapan kriteria dan standar prasarana pena nga nan sementara

    sampah bagi pe nge mbanga n kawasan pemukiman;

    5.Pengembangan progra m pengelolaa n sampah yang me liput i, a ntara

    lain:a. W a s t e t o e n e r g y , yaitu pemanfaa tan sampah orga nik seba gai

    sumber e nergy (biogas);

    b.Pengembangan produk dan kemasan ramah lingkungan;

    c.Pengemba nga n teknik dan metoda penanganan sampah ramah

    lingkungan (teknologi tepat guna)

    d.Program penerapan teknik da n metoda o p e n d u m p i n g , c o n t r o l l e d

    l a n d f i ll ,d a n s a n i t a r y l a n d f i l l .

    a)Metode O p e n D u m p i n g , Merupaka n siste m pengolahan

    sampah dengan hanya membua ng/ me nimbunsampah dis uatu

    tempat tanpa ada per lakukan khusus/ pengolaha n sehingga

    29

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    50/199

    sistem ini sering menimbulkan gangguan pence maran

    lingkungan.

    b)Metode C o n t r o l l e d L a n d f i l l (Pe nimbunan te rkendali),Controlled La ndfill ada lah siste m ope n dumping yang

    diperba iki yang merupakan siste m pengalihan ope n dumping

    dan sanitary landfill ya itu dengan penutupan sampah dengan

    lap isan ta na h dilakukan setelah TPA penuh yang dipadatkan

    atau setelah mencapa iper iode ter tentu.

    c)Metode S a n i t a r y l a n d f i l l (Lahan Urug Sanite r), s istem

    pembua nga n akhir sampah yang dilakukan denga n cara

    sampah dit imbun dan dipadatkan, kemudian ditutup dengan

    tana h sebaga i lapisa n penutup. Peker jaan pelap isan tanah

    penutup dilakukan setiap har i pada akhir ja moperasi.

    2.2 Pe ngertian Sampah

    Sampa h ada lah suatu yang tidak d ikehendak i lagi ole h ya ng punya

    dan bers ifat padat. Sementara dida lam UU No. 18 Tahun 2008 tenta ng

    Pengelolaan Sampah, diseb utkan sampah ada lah s isa kegiatan sehar i- hari

    manus ia atau proses alam, yang berbentuk padat ata u semi padat berupa

    zat orga nik ma upun anorganik, bers ifat dapat terura i yang dia nggap suda h

    tidak berguna la gi dan dibuang ke lingkungan.

    Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dipahami sampa h

    adalah :

    1.Sampah yang dapat membus uk (garbage), menghendaki penge lolaa n

    yang cepat. Gas- gas yang dihasilkan dar i pembusukan sampah berupa

    gas metan dan H2S yang bers ifat racun bagi t ubuh.

    2.Sampah yang tidak dapat me mbusuk (r e f u s e), terd ir i dari sampah

    plast ik, logam, gelas kare t dan lain- lain.

    30

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    51/199

    3.Sampah berupa debu/a bu s isa hasil pembakaran bahan bakar atau

    sampah.

    4.Sampah yang berbahaya terhadap kesehatan, yakni sampa h B3 adala h

    sampah karena sifatnya, jumlahnya, konsentrasinya atau karena s ifat

    kimia, f is ika dan mikrobiologinya dapat meningkatkan morta litas dan

    mob ilitas secara bermakna atau menyebabka n timbulnya penyakit.

    5.Menimbulkan bahaya sekarang maupun yang aka n datang terhadap

    kesehatan atau lingkungan apabila tidak diolah dengan baik.

    2.2.1Sumbe r-Sumbe r Sampah

    Menurut Gilbert dkk (1996:19), sumber-sumber timbulan sampa h

    adalah seba gai berikut :

    a.S a m p a h d a r i p e m u k i m a n p e n d u d u k

    Pada suatu pemukima n biasanya sampa h dihasilka n ole h suatu

    keluarga ya ng t inggal disuatu banguna n atau asrama. Je nis sampa h

    yang dihasilkan biasa nya cendrung organik, sepert i s isa makanan atausampah yang bers ifat basah, ker ing, abu p lastik dan la innya.

    b .S a m p a h d a r i t e m p a t t e m p a t u m u m d a n p e r d a g a n g a n

    tempat- tempat umum adalah tempat yang dimungkinka n banyaknya

    orang berkumpul dan melakukan kegiatan. Tempat te mpat tersebut

    mempunya i potens i ya ng c ukup besar dalam memproduksi sampa htermasuk tempat perda gangan sepert i pertokoa n dan pasar. Je nis

    sampah yang dihasilka n umumnya berupa s isa sisa makanan, sampah

    kering, abu, p lastik, kertas, dan kale ng- kale ng ser ta sampah la innya.

    c.S am p a h d a r i s a r a n a p e l a y a n a n m a s y a r a k a t m i l i k p e m er i n t a h

    Yang dimaksud di s ini misalnya tempat hiburan umum, panta i, masjid,

    rumah sak it, bioskop, perkantoran, dan sarana pemerintah lainnya

    yang menghasilkan sampa h ker ing dan sa mpah basah.d .S a m p a h d a r i i n d u s t r i

    Dalam pengertian ini termasuk pabr ik pabrik s umber alam

    perusahaan kayu da n lain lain, kegiatan industri, ba ik ya ng ter masuk

    distr ibus i ataupun proses suatu bahan mentah. Sampa h ya ng dihas ilkan

    31

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    52/199

    daritempat ini biasanya sampah basah, sampah kering abu, sisa sisa

    makana n, sisa ba han bangunan

    e.S a m p a h P e r t a n i a nSampa h dihasilkan dar i tana man atau binatang daerah perta nia n,

    misa lnya sampah dar i kebun, kandang, ladang atau sawah yang

    dihas ilkan berupa baha n makanan pupuk maupun bahan pembasmi

    sera ngga tanama n. Berbaga i macam sa mpah yang tela h diseb utka n

    diatas hanya lah seba gia n kec il saja dari s umber- sumber sampah yang

    dapat ditemukan da lam kehidupan sehar i - hari. Ha l ini menunjukka n

    bahwa kehidupan manus ia t idak aka n perna h lepas dar i sampah.

    2.2.2Je nis - Je nis Sampah

    Menurut Gilbert dkk (1996:20) Jenis sampa h ya ng ada di

    sekitar kita cukup beraneka ragam, ada ya ng berupa sampa h

    rumah tangga, sa mpah industri, sampah pasar, sa mpah rumah sak it,

    sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah peternakan,

    sampah inst itusi/kantor/sekola h, dan sebagainya.

    Berdasarkan asa lnya, sampa h dapat d igolongka n menjadi 3 (tiga)

    jenis, yaitu:

    1.S a m p a h O r g a n i k

    Sampa h or ganik adala h sampa h yang dihasilkan dari bahan -

    baha n hayat i ya ng dapat didegradas i oleh mikroba atau bers ifat

    biode gradable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan me lalui

    proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupaka n bahan

    orga nik, misalnya sampah dar i sisa makanan, daun tanaman, rumput,

    sisa sayuran, sampa h dapur dan sisa bua h.

    2.S a m p a h A n o g a n i k

    Sampa h anorga nik ada lah sampah yang dihasilkan dar i bahan- bahan

    non- ha yati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi

    32

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    53/199

    pengola han bahan tambang.Sa mpah a norganik ya itu kerta s, plast ik,

    boto l, kare t, kardus, bes i, logam, ka leng, dan sampah pecah be lah.

    3.S a m p a h B 3

    Sampa h B3 merupakan sampah ya ng berasa l dar i bahan yang

    berkategori mudah terbakar, menyebabka n karat, beracun dan bisa

    berbahaya bagi kesehatan. Sa mpah B3 berjenis, batera i, oil, botol

    bekas obat, botol bekas obat nyamuk cair, lampu, t inta, jarum, refill

    tinta pr inter, boto l t inta, ka leng dll.

    2.2.3Mekanisme pe nge lolaan s ampah dalam UU N0.18 Tahun 2008

    te ntang Pe nge lolaan Sampah me liputi, kegiatan kegiatan be rikut:

    1. P e n g u r a n g a n S a m p a h , yaitu kegiatan untuk mengatasi timbulnya

    sampah sejak dar i produsen sampah (rumah tangga, pasar, da n

    lainnya), mengguna ula ng sa mpah dari sumbernya dan/atau d i te mpat

    pengola han, dan daur ulang sampah di s umbernya dan atau di

    tempat pengola han. Pengurangan sa mpah akan diat ur da lam

    Peraturan Menteri tersendiri, kegiatan yang termasuk da lampengura nga n sampa h ini adala h:

    a)Menetapka n sasara n pengurangan sampah

    b)Menge mba ngkan Teknologi bersih dan labe lprod uk

    c)Menggunaka n baha n produks i yang dapat di daur ula ng atau

    diguna ulangd)Fasilitas ke giatan guna atau daur ulang

    e)Mengembangkan kesadara n program guna ulang atau daur ula ng

    2. P e n a n g a n a n S a m p a h , yaitu rangka ian kegiatan penaganan sampah

    yang mencakup pe mila han (pengelompoka n da n pemisaha n sampa h

    menurut jenis dan s ifatnya), pengumpulan (memindahkan sampah

    dari sumber sampah ke TPS atau tempat pengolahan sampa h

    terpadu), penga ngkutan (ke giatan meminda hkan sampah dar i s umber,

    TPS atau tempat pe ngolaha n sampa h terpadu, pengolahan hasil

    akhir (menguba h bentuk, komposis i, karater istik dan jumlah sampah

    agar diproses leb ih lanjut, dima nfaatkan atau dikembalikan ala m

    33

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    54/199

    dan pemprosesan akt if kegiatan pengolahan sa mpa h atau res idu

    hasil pengolaha n sebelumnya agar dapat dikemba likan ke media

    lingkungan.

    2.2.4Dampak Ne gatif Sampah

    Sampa h padat yang tertumpuk banyak tidak dapat teruraikan dala m

    waktu yang lama akan me ncemarkan tanah. Ya ng dikategor ikan sampah

    dis ini adala h bahan ya ng t idak dipaka i lagi (r e f u s e ) karena telah dia mbil

    bagian- bagian utamanya denga n penge lolaan menjad i bagian yang tidak

    dis uka idan secara ekonomi t idak ada har ganya.

    Menurut Ge lbert dkk (1996 :24), ada tiga dampak sampah terhada p

    manus ia dan lingkunga n ya itu:

    1.D a m p a k T e r h a d a p K es e h a t a n

    Lokasi dan pengelolaan sampah ya ng kurang memada i (pembuangan

    sampah) ya ng t idak terkontro l) merupaka n tempat ya ng cocok bagi

    beberapa organisme dan me nar ik bagi berba ga i b inatang sepert i, la lat

    dan anjing yang dapat menjangkit penyakit. Potensi baha ya kese hatan

    yang dapat ditimbulkan ada lah sebaga i ber ikut :

    a.Penyakit diare, kolera, t ifus menyebar de ngan cepat karena vir usyang berasal dar i sampah denga n penge lolaan tidak tepat dapat

    bercampur air minum. Pe nyak it dema m berdara h (haemorhagic

    fe v e r) dapat juga me ningkat denga n cepat d i aderah yang

    penge lolaan sampahnya kurang me madai.

    b.Penyakit jamur dapat juga ( misalnya ja mur k ulit)c.Penyakit yang dapat menyebar me lalui ratai maka nan. Salah satu

    contohnya adala h suatu penyak it ya ng dija ngkitkan ole h cac ing

    pita (tae nia). Cac ing ini sebe lumnya masuk kedala m pencernaan

    binatang ternak mela lui makana nnya ya ng berupa sisa

    makana n/sa mpah.

    2.D a m p a k T e r h a d a p L i n g k u n g a n

    Cairan re mbesan sa mpah sampah yang mas uk keda lam dra inase ata u

    sungai akan me nce mari air. Berbagai orga nism termas uk ikan dapat

    mati beberapa spesie n akan lenyap, hal ini mengak ibatkan berubahnya

    ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibua ng

    34

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    55/199

    kedalam air aka n menghasilka n asam orga nic dan gas ca ir organik,

    seperti metan. Sela in berbau kurang sedap, gas ini pada konsentrasi

    tinggidapat meledak.

    3.D a m p a k T e r h a d a p K e a d a a n S o si a l d a n E k o n o m i

    Pengelolaan sampa h ya ng t idak memada i menyebabkan rendahnya

    tingkat kesehatan masyarakat. Ha l pent ing disini adalah meningkatnya

    pembia yaan (untuk diobati keruma h sak it). Infrastruktur lain dapat

    juga dipengaruhi o leh pengelolaan sampah ya ng t idak me madai,

    seperti tingginya biaya yang diper lukan untuk pengelolaan air. J ika

    sara na penampunga n sampa h kurang atau tidak efis ien, orang aka n

    cenderung membua ng sampahnya dija lan. Hal ini mengak ibatkan jala n

    perlu lebih sering dibers ihkan dan d iperba iki.

    2.3 Partis ipasi Masyarakat

    Part isipas i berasa l dar i bahasa inggr is yaitu Participation yang

    berarti pengambila n bagia n atau melakukan kegiatan bersa ma-sama

    dengan orang la in. Par tisipasi apabila dihubungkan denga n masa la h soc ia l

    mempunya i arti, suatu keadaan seseorang yang ikut merasakan sesuatu

    bersama-sama denga n orang lain sebaga i ak ibat adanya interaksi soc ial.

    Keikutsertaan atau keter libatan yang dimaksud dis ini bukanla h bersifat

    pasif tetapi secara akt if d itujuka n oleh yang bersangkutan. Ole h karena itu,

    partisipasi akan lebih tepat d iartikan sebaga iketer libatan dan ke ikutsertaan

    masyarakat secara aktif dalam kegiatan masyarakatnya, d iluar pekerjaan

    atau profesinya sendiri.

    Tjokroamidjojo (1985 :21), mengatakan bahwa part is ipas i

    masyarakat adala h keter libatan masyarakat da lam mene ntuka n

    arah, strategi da lam keb ijakan kegiatan, me mikul beban da n

    pelaksanaan kegiatan, memet ik hasil serta manfaat kegiatan secara

    adil.

    35

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    56/199

    Part isipas i berarti member i sumba nga n dan turut serta menentuka n

    arah atau tujua n pemba ngunan, ya ng diteka nkan adalah hak da n kewajiban

    setiap orang. Koentjara ningrat 1984 berpendapat ba hwa part is ipasi

    mempunya i arti member i sumba nga n dan turut menentukan arah tujuan

    pembangunan, ditekankan bahwa partis ipas i it u adala h hak dan kewaj iban

    bagi setiap masyarakat.

    Tjokroamidjojo (1985:22) me ngemukaka n empat aspek mengena i

    partisipasi ya itu:

    1.Terlibatnya dan ikut serta nya rakyat sesuai denga n meka nisme

    proses politik da lam suatu Negara turut mene ntukan arah,

    strategi dan keb ijaksa naan pembangunan yang d ilakukan

    pemerintah.

    2.Meningkatkan art ikulasi (kemampua n) untuk merumuskan

    tujuan-tujuan dan terutama cara-cara dalam merenca naka n

    tujuan itu yang seba iknya

    3.Part isipas i masyarakat da la m kegiatan-kegiata n nyata yang

    kons isten dengan arah, strategi dan rencana ya ng te lah

    dite ntuka n dalam proses polit ik.

    4.Adanya perumusa n dan pe laksanaa n program- program

    partisipasi da la m pembanguna n ya ng berencana.

    Menurut Oakle y dalam Jur nalP r o j e c t w i t h p e o p le t h e p r a c t ic e of

    p a r t ic ip a t io n in p u r a l d e v e lo p m e n t (1991:6), participation is considered

    a v o l u n t a r y c o n t r i b u t i o n b y t h e p e o p l e i n o n e o r a n o t h e r o f t h e p u b l i c

    p r o g r a m m e r s s u p p o s e d t o c o n t r ib u t e t o n a t io n a l d e v e lo p m e n t , , b ut t h e

    p e o p le a r e n o t e x pe c te d t o t ak e p a r t in s h a p in g t h e pr o g r a m m e o rcriticizing its contents. (Artinya, part is ipasi dapat diartikan sebagai

    sumbangan sukarela, keterlibatan, keiukutsertaan, warga masyarakat

    dala m berba ga ikegiatan pe mbangunan).

    Part isipas i merupakan ha l yang sangat pent ing da la m pelaksa naan

    pembangunan. Ta npa adanya partis ipas i akt if dari mas yarakat pelaksanaan

    pembangunan yang berorie ntasi pada perw ujudan kesejahteraan rakyat

    tidak akan terwujud, karena masyarakatlah yang lebih ta hu aka n

    36

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    57/199

    kebutuhannya dan cara mengatasi permasa la han pembangunan yang

    terjadi dala m masyarakat.

    Abidin (2003:79) mengemukakan beberapa faktor yang me ndoro ng

    masyarakat berpartisipas i ya itu:

    1.Masyarakat akan berpartis ipasi ket ika mereka merasa masalah

    atau kegiatan penting bagi mereka

    2.Masyarakat akan berpart is ipas i jika aka n menimbulkan suatuperubahan dana ada nya nila i tamba h bagi dirinya

    3.Adanya perbedaan bentuk dari part is ipas i masyarakat diakui

    sesuaidenga n nilai- nila i ya ng mereka milik i.

    4.Masyarakat mungk in berpartis ipas i jika d iciptaka n suatu

    struktur dan proses yang memungk inkan terjadinya partis ipas i.

    5.Masyarakat akan berpart is ipasi jika d ic iptakan suat u struktur

    dan proses yang memungkinkan terjad i part is ipasi.

    Faktor yang me mpengaruhi part is ipasi Menurut Darjono dalam

    Hamidjojo (1988:19):

    1.Pendidika n, kemampuan membaca dan menulis, kemiskinan,

    kedudukan sos ia l dan percaya terhadap d iri sendiri.

    2.Penginterpreta sian ya ng dangkal terhadap aga ma.

    3.Kecendrungan untuk menyala h artikan motivasi, tujuan, dan

    kepentingan organisas i penduduk yang biasanya mengarah

    kepada timbulnya perseps i yang salah terhadap keinginan dan

    mot ivas iserta orga nisas ipenduduk.4.Tidak terdapat nya kesempatan untuk berpartis ipas i da lam

    berbaga ipro grampembanguna n.

    Faktor pengha mbat part isipasi masyarakat Menurut Ha midjojo

    (1988:29) adalah:

    1.Renda hnya tingkat pe ndidika n masyarakat

    2.Kurang tahu-t idaknya adanya komunikasiyang dapat

    menyebarluaska n informas i tentang pemba ngunan kepada

    masyarakat

    3.Kemiskinan dan rendahnya penghasilan masyarakat.

    4.Sikap budaya paternalist ic da n feoda lisme.

    37

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    58/199

    5.Frustas i warga masyarakat ak ibat adanya perbedaan antara

    harapan dan aspiras i masyarakat dan pembangunan pada masa

    la lu.6.Be lum je lasnya tujua n dan manfaat dari kegiatan pembangunan

    tersebut

    2.3.1Tingkat Partis ipas i Masyarakat

    Menurut Arnste in (1969) pada Jurna lo f t h e A m e r i c a n I n s t i t u t e o fPlanners denga n judul A Ladder of Citizen Participat ion, bahwa

    terdapat 8 tangga tingkat partis ipas i berdasarkan kadar kekuata nmasyarakat dala m memberikan pengaruh pe laksanaan.

    GAMBAR 2.3.1.1

    DELAPAN TANGGA TIN GKAT PARTISIPASI MASYARAKAT

    8

    6

    5

    3

    2

    1 Non Part icipat ion

    S u m b e r : A r n s te i n ( 1 96 9 )

    1. M a n i p u l a t i o n (ma nipulas i)

    Tingkat partis ipasi ini ada lah ya ng paling rendah, yang

    mempos isikan masyarakat hanya dipaka i sebagai pihak yang

    memberikan persetujua n dala m berbaga i badan pe nasehat. Dalam

    ha l ini tidak ada part isipas i mas yarakat yang sebenarnya da n tulus,

    tetapi disele wengkan dan dipaka i sebaga i a lat publikasi dar i pihak

    penguasa.

    38

    7 Citizen Po wer

    4 Tokenis m

    Cit izen control

    Delega ted Powder

    Partnership

    Placation

    Consultation

    Informing

    Therapy

    Manipulation

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    59/199

    2. T h e r a p h y (terapi/penyembuhan)

    Dengan berkedok melibatka n part is ipas i masyarakat da lam

    perencanaan, para ahli memperlakukan a nggota masyarakat sepertiproses penyembuha n pas ien da la m terapi. Meskipun masyarakat

    terlibat da lam kegiatan, pada ke nyataannya kegia tan tersebut lebih

    banyak untuk mendapatkan masukan dar i masyarakat demi

    kepentinga n pemerintah.

    3. I n f o r m i n g ( informasi)

    Member ikan infor masi kepada masyarakat tentang hak-hak

    mereka, tanggungja wab dan berbaga i pilihan, dapat me njadi

    langkah perta ma yang sangat pent ing dala m pe laksa naan part is ipas i

    masyarakat. Meskipun yang sering terjadi adalah pember ia n

    informas i sa tu arah dari pihak pe megang kekuasaan kepada

    masyarakat, tanpa ada nya kemungkinan untuk member ikan umpa nbalik atau kekuatan untuk negos ias i dar i masyarakat. Dalam situasi

    saat itu terutama informas i diberikan pada akhir perencanaa n,

    masyarakat hanya memiliki sed ikit kesempata n untuk

    mempengaruhirencana.

    4. C o n s u l t a t i o n (konsultasi)

    Mengundang op ini mas yarakat, sete lah me mber ikan infor masi

    kepada mereka, dapat merupakan langkah penting da lam menuju

    partisipasi penuh dar i masyarakat. Meskipun telah terjadi d ialog

    dua ara h, aka n tetapi ca ra ini tingkat keberhas ila nnya rendah

    karena tidak ada nya jaminan bahwa kepedulian dan ide masyarakat

    akan diperhatikan. Metode yang sering digunakan adalah surve i,

    pertemuan lingkungan masyarakat, dan dengar pendapat denga n

    masyarakat.

    5. P l a c a t i o n (penentrama n/perujuka n)

    Pada tingkat ini masyarakat mulai me mpunya i beberapa pengaruh

    meskipun beberapa ha l masih tetap ditentukan o leh pihak yangmempunya i kekuasaa n. Da lam pelaksa naannya beberapa anggota

    masyarakat d ianggap mampu dimasukkan seba gai anggota da lam

    badan-badan ker jasa ma pengembangan kelompok masyarakat yang

    anggota-anggota nya wak il dar i berbaga i instans i pemer inta h.

    Walaupun usulan dari masyarakat diperhatikan sesuai dengankebutuhannya, namun s uara masyarakat seringka li t idak didengar

    karena kedudukannya re lat if rendah atau jumlah mereka ter lalu

    sedikit d ibanding a nggota dar i instans ipemerintah.

    6. P a r t n e r s h i p (kerjasama)

    Pada tingkat ini, atas kesepakatan bersama, kekuasaa n da lam

    berbaga i ha l d ibagi antara pihak masyarakat denga n pihak

    pemega ng kekuasaa n. Da lam ha l ini disepakat i bersama untuk

    saling membagi tanggung jawab dala m perencanaa n dan

    pembuatan keputusan serta pemeca han berbaga i masala h. Tela h

    ada kesa maan kepent ingan a ntara pemerintah dan masyarakat.

    39

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    60/199

    7. D e l e g a t e d P o w e r ( pelimpahan kekuasaa n)

    Pada tingkat ini masyarakat d iber i limpahan kewe nangan untuk

    member ikan keputusan dominan pada renca na atau pro gramtertentu. Untuk memecahkan perbedaan ya ng muncul, pemilik

    kekuasaan harus me ngadakan tawar me nawar denga n masyarakat

    dan tidak dapat me mber ikan tekanan-tekanan dar i atas. Jadi

    masyarakat diber i wewe nang untuk me mbuat keputusan rencana

    ole h pemerinta h.

    8. C i t i z e n C o n t r o l (control masyarakat).

    Pada tingkat ini masyarakat memiliki kekuatan untuk mengat ur

    program atau kele mba gaan ya ng berkaitan denga n kepentinga n

    mereka. Mereka mempunya i kewenangan dan dapat me ngadaka n

    negos ias i denga n pihak- pihak luar yang he ndak me lakuka n

    perubahan. Dalam ha l ini usaha bersama warga dapat langsungberhubungan denga n sumber-sumber dana untuk me ndapat bantua n

    atau pinjaman tanpa me lalui pihak ketiga. Jadi mas yarakat

    memiliki kekuasaan untuk merenca nakan, melaksa naka n dan

    mengawas iprogram ya ng d ibuatnya.

    Pada t ingkat 1 dan 2 d is impulkan seba ga i t ingkat yang bukan

    partisipasi atau non part icipat ion. Tingkat 3, 4, dan 5 disebut tingkatan

    penghar gaan/tokenisme atau Degree of Tokenism. Dan tingkat 6, 7, 8

    disebut t ingkatan kekuatan mas yarakat atau D e gr e e o f C i t iz e n P o w e r.

    2.4 Kerangka Pe mikiran

    Setiap tahun Pemerinta h Kab upaten Ta ngerang, me netapka n

    kebijaka n publik berupa Pera turan Daera h, tentang Keb ijaka n pengelolaan

    sampah, ya ng di da lamnya terkandung program pelaksanaan penge lolaan

    sampah dan anggaran retribusi sampa h. Permasalahan utama yang

    diajuka n da lam Skr ipsi ini, ada lah pelaksa naan pengelo laan sampa h yang

    diterapkan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pe makama n Kabupaten

    40

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    61/199

    Tangerang yang mempengaruhi, t ingkat part is ipas i masyarakat d i Desa

    Jatiwaringin Kabupaten Ta ngerang.

    Pesatnya pemba ngunan di berba ga i bidang mempengaruhi la ju

    pertumbuha n penduduk Kabupaten Ta ngerang, sehingga dengan

    bertambahnya penduduk, maupun pembangunan yang berada di

    Kabupaten Tangerang, menimbulkan sampah yang me ningkat setiap

    harinya, karena manusia sebaga i sumber penghas il sampah.

    Pemerintah Kabupaten Tangerang tela h menerapka n sistem

    pengeloaan sampah secara O p e n D u m p i n g yaitu sis te m penge lo laan

    sampah dengan ha nya membua ng/me nimbun disuatu tempat tanpa ada

    perlakua n khus us atau sistem pengelolaan yang besar, se hingga mas ih ada

    timbula n sampah yang tidak terangkut ke TPA Jatiwar ingin Kabupaten

    Tangerang. Timbulnya permasala han tersebut karena masih banyak

    masyarakat d i Desa Jatiwaringin Kabupate n Ta ngerang yang be lum peduli

    dan menyadar i aka n kesadaran kebers ihan lingkungan yang di akibat dari

    timbunan sampah yang dihasilkan mas yarakat.

    Saat ini sudah ada keb ijaka n-keb ijakan yang me ngat ur tenta ng

    pengelolaan sampah, diantaranya Undang- Undang Republik Indonesia

    Nomor 18 Tahun 2008 Te ntang Penge lolaan Sampa h dan UU No.32

    Tahun 2004 tentang Pemer intaha n Daera h. Kebijakan penataan terhada p

    berbaga i ele me n ya ng berkaita n denga n Pe merintah Daera h sangat

    diper lukan. kebijaka n tersebut di antaranya ada lah dengan melakukan

    peningkatan manajeme n pe laya nan umum agar dapat berja lan secara

    41

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    62/199

    efis ien, efektif, eko nomis dan akuntabe l. Namun pada kenyataannya,

    sistem penge lolaan be lum bers ifat holistik dan operas iona l. Oleh karena

    itu, perlu dibuat kebijakan yang baru atau me nge mba ngkan kebijakan yang

    telah ada, sehingga dapat me nja wab permasa lahan- permasalaha n yang

    sedang dihadapi.

    Kebijaka n publik memiliki tiga d imens i yang sa ling bertauta n,

    yakni sebagai pilihan t indakan yang le gal atau sah hukum (author itat ive

    choice), seba gai hipotesis (hypothesis), dan sebaga i tujua n (objec tive).

    Kebijakan yang sudah ditetapka n harus dapat dilaksanakan dan perlu

    adanya pemanta uan yang ketat agar kua litas lingkunga n tetap terjaga ,

    sehingga me ndatangkan ma nfaat ekonomi bagi mas yarakat di Desa

    Jatiwaringin, Kabupaten Ta ngerang.

    Kebijakan publik di atas, kemudian dilihat dar i pe laksanaa n

    kebijaka n penge lolaan sampahnya untuk mempengaruhi t ingkat part is ipas i

    masyarakat, untuk menunjang permasalaha n penge lo laan sampah

    digunakan teor i imp lementasi atau pe laksanaa n kebijakan menurut

    Dwidjowijoto (2004:31) mengemukakan t iga kategori keb ijakan publik,

    ya it u : keb ijaka n publik ya ng bers ifat makro atau umum atau mendasar,

    kebijaka n publik bersifat meso atau me nengah atau penjelasan

    pelaksanaan, da n kebijakan publik yang bers ifat mikro ada nya keputusan

    kebijaka n.

    Menurut Ar nste in (1969) pada J ur na lo f t h e A m e r i c a n I n s t i t u t e o f

    Planners dengan judul A Ladder of Citizen Participat ion, bahwa

    42

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    63/199

    terdapat 8 tangga t ingkat part is ipas i berdasa rkan kadar kekuatan

    masyarakat dala m memberikan pengaruh pe laksa naan.

    Part isipas i masyarakat sangat dibutuhkan dala m upaya me ngurangi

    jumla h timbunan sampah yang ada di Kabupaten Tangerang. Sela in it u,

    partisipas i juga sangat dibutuhkan untuk menanggula ngi permasa lahan

    sampah perkotaan yang semakin kompleks, sehingga diper lukan adanya

    kebijaka n untuk pe nge lolaa n sampah

    43

  • 5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan

    64/199

    Bagan 2.4.1

    Kerangka Be rfikir

    Variabel ( X)

    Pelaksanaan Kebijakan

    Pengelolaan Sampa h

    Teori : Dimens iKebijakan

    (Menur ut Edi S uharto 2007:46)

    dan Imp lementas ikebijakan

    (Menur ut Dwidjowijoto

    (2004:31)

    Variabe l (Y)

    Tingkat Par tisipasi

    Masyarakat

    Teor i :Me nurut Ar nstein

    (1969), pada Jur nalo f t h e

    A m e r ic a n I n st it u