3
Manajemen Stress dan Mekanisme Koping StressMekanisme koping stress adalah suatu usaha untuk mengontrol,mengurangi, atau belajar untuk menoleransi suatu ancaman yangmenyebabkan stress. Mekanisme ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu a. Koping yang berfokus pada emosi, dimana individu akan mencobauntuk mengatur emosinya dalam menghadapi stress, berusahauntuk mengubah perasaan yang dialaminya tentang suatu masalah. b. Koping yang berfokus pada masalah, dimana individu akanberusaha untuk memodifikasi masalah atau sumber yangmenyebabkan stress.Terdapat pula mekanisme koping lainnya yang tidak sesuai untuk menghadapi stress karena mekanisme koping ini cenderung menghindarikenyataan dan masalah, bukannya menghadapi dan menyelesaikanmasalahnya, seperti:. 1. Avidant coping ,dimana individu akan cenderung menghindaristressor. Hal ini bisa dilakukan dengan berharap sesuatu yang cenderung „mustahil‟, atau dengan mengonsumsi obat, meminum minuman beralkohol, atau makan berlebihan. 2. Defense mechanism, dimana individu akan berusaha untuk mengurangi kecemasan dengan menyembunyikan stressor daridirinya sendiri dan orang lain. Mekanisme ini akan memberikesempatan individu tersebut untuk menghindari stress denganberpura-pura bahwa stressor itu tidak ada.

Materi Tutor Jiwa 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

psikiatri 1

Citation preview

Page 1: Materi Tutor Jiwa 1

Manajemen Stress dan Mekanisme Koping StressMekanisme koping stress adalah suatu usaha

untuk mengontrol,mengurangi, atau belajar untuk menoleransi suatu ancaman yangmenyebabkan

stress. Mekanisme ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu

a. Koping yang berfokus pada emosi, dimana individu akan mencobauntuk mengatur

emosinya dalam menghadapi stress, berusahauntuk mengubah perasaan yang dialaminya

tentang suatu masalah.

b. Koping yang berfokus pada masalah, dimana individu akanberusaha untuk memodifikasi

masalah atau sumber yangmenyebabkan stress.Terdapat pula mekanisme koping lainnya yang

tidak sesuai untuk menghadapi stress karena mekanisme koping ini cenderung

menghindarikenyataan dan masalah, bukannya menghadapi dan

menyelesaikanmasalahnya, seperti:.

 

1. Avidant coping ,dimana individu akan cenderung menghindaristressor. Hal ini bisa

dilakukan dengan berharap sesuatu yang cenderung „mustahil‟, atau dengan

mengonsumsi obat, meminum minuman beralkohol, atau makan berlebihan.

2. Defense mechanism, dimana individu akan berusaha untuk mengurangi kecemasan

dengan menyembunyikan stressor daridirinya sendiri dan orang lain. Mekanisme ini akan

memberikesempatan individu tersebut untuk menghindari stress denganberpura-pura

bahwa stressor itu tidak ada.

3. Emotional insulation, dimana individu berhenti merasakan emosiapapun, sehingga

individu tetap tidak akan terpengaruh dantergerak oleh suatu pengalaman positif maupun

negatif

Sekitar tahun 1950-an, McLeland P, ahli neurologi mengemukakan bahwa pusat emosi

terletak pada sistem limbik dengan hipokampus. Namun, pada penelitian Joseph Le

Doux membuktikan bahwa hipokampus kurang terlibat langsung dalam emosi.

Sedangkan prefrontal-amigdala, merupakan bagian penting bagi letak emosi. Ahli

nuerologi berpendapat bahwa hipokampus yang sudah lama dianggap sebagai kunci

struktur sistem limbik, ternyata lebih berkaitan dalam perekaman dan pemaknaan

pola persepsi ketimbang reaksi emosional. Sumbangan utama hipokampus adalah

Page 2: Materi Tutor Jiwa 1

dalam hal penyediaan ingatan terperinci akan korteks, pemahaman emosional,

hipokampuslah yang mengenali perbedaan makna, misalnya, ular di kebun binatang

dan ular di halaman rumah . Dengan kata lain, hipokampus sebagai spesialis

ingatan, dan penyimpanan, sedangkan amigdala spesialis masalah emosional. Berbagai

penelitian membuktikan bahwa pemuda yang amigdalanya dibuang untuk

mengendalikan penyakit epilepsinya, pemuda tersebut menjadi sama sekali tidak

berminat kepada manusia, menarik diri dari hubungan antar manusia. Meskipun ia

mampu mengimbangi percakapan, ia tidak mampu mengenali sahabatnya, kerabat,

bahkan ibunya, tetap pasif meskipun menghadapi kecemasan. Tanpa amigdala, ia telah

kehilangan semua pemahaman tentang perasaan. Amigdalalah yang berfungsi

sebagai semacam gudang ingatan emosional, dan dengan demikian makna

emosional itu sendiri hidup tanpa amigdala merupakan kehidupan tanpa makna

pribadi sama sekali . Korteks prefrontal bertindak sebagai manajer emosi yang

efisien, menimbang-nimbang reaksi sebelum bertindak adalah dengan menghambat

sinyal untuk pengaktifan apa yang telah dikirim amigdala dan pusat limbik lainnya.

Penelitian suasana hati beberapa pasien yang mengalami cedera pada bagian lobus

prefrontal ditemukan bahwa salah satu tugas lobus prefrontal kiri adalah bertindak

sebagai thermostat saraf, mengatur emosi yang tidak menyenangkan menjadi positif

menyenangkan, cinta kasih dan rasa bahagia. Lobus prefrontal kanan merupakan

tempat perasaan negatif seperti rasa takut dan amarah, cemas, agresif. Kelompok pasien

penderita stroke yang cederanya pada korteks prefrontal kiri mudah cemas, takut

yang hebat, sedangkan penderita yang cedera bagian kanan pasien tersebut menjadi

kelewat ceria, santai, berkelakar kelewat batas .