92
KAJIAN PENERAPAN SISTEM PENILAIAN PEGAWAI BERBASIS KINERJA DI PEMERINTAH KOTA MEDAN Medan, 2017

MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

  • Upload
    voliem

  • View
    284

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

KAJIAN PENERAPAN SISTEMPENILAIAN PEGAWAI BERBASISKINERJA DI PEMERINTAH KOTA

MEDAN

Name, Job title

Company name

Date

[email protected]

Medan, 2017

Page 2: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

KATA PENGANTAR

Pertama dan utama kita sampaikan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha

Kuasa, atas berkat dan hidayahNya maka penelitian ini dapat diselesaikan dengan

tepat waktu. Penelitian ini Berjudul “Kajian Penerapan Sistem Penilaian Pegawai

Berbasis Kinerja Di Pemerintahan Kota Medan“. Salah satu langkah yang ditempuh

Pemerintah Kota Medan untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai adalah dengan

pemberian tambahan penghasilan berupa tunjangan kinerja daerah. Pegawai

merupakan salah satu tenaga pemerintahan yang mempunyai peran sebagai faktor

penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para pegawai harus selalu

ditingkatkan. Upaya untuk meningkatkan kinerja tersebut biasanya dilakukan dengan

cara memberikan tunjangan kinerja, memberikan motivasi, meningkatkan

kemampuan sehingga terwujud sistem pemerintahan yang baik.

Tujuan dari pemberian tunjangan kinerja daerah ini adalah untuk meningkatkan

prestasi PNS dan kesejahteraaan pegawai yang diharapkan akan ikut meningkatkan

disiplin dan kualitas kinerja pegawai sehingga dapat bekerja lebih giat dan

bermanfaat dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat .

Penelitian ini dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kota

Medan, dibantu staf/tenaga ahli dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah berpartisipasi penuh dalam penelitian ini.

Demikianlah kami sampaikan, semoga penelitian ini dapat memberikan banyak

manfaat bagi Pemerintah Kota Medan, terutama dalam upaya meningkatkan kinerja

pegawai dalam melayani masyarakat Kota Medan.

KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGANKOTA MEDAN

Drs. H. MARASUTAN, M,pd

Page 3: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

KATA SAMBUTAN

Dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan pemerintahan yang telah

ditetapkan bersama, diperlukan kondisi yang kondusif dan keharmonisan antar

instansi pemerintah, pegawai yang satu dengan yang lain, yang masing-masing

mempunyai peran yang cukup besar dalam mencapai tujuan pemerintahan.

Pegawai merupakan salah satu tenaga pemerintahan yang mempunyai peran

sebagai faktor penentu keberhasilan tujuan organisasi, karena pegawai langsung

bersinggungan dengan masyarakat untuk memberikan pelayanan. Untuk itu

kinerja para pegawai harus selalu ditingkatkan. Upaya-upaya untuk meningkatkan

kinerja tersebut biasanya dilakukan dengan cara memberikan

tunjangan kinerja.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)

mengamanatkan bahwa pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak

kepada PNS serta menjamin kesejahteraan. UU ASN mengharuskan penilaian

kinerja PNS dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu dan

tingkat unit atau organisasi, dengan memperhatikan target, capaian, hasil, dan

manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS.

Ketentuan dalam UU ASN tersebut menegaskan bahwa tunjangan kinerja,

tunjangan kemahalan dan fasilitas bagi ASN di daerah dibebankan pada APBD.

Artinya tidak ada konsekuensi bagi pemerintah pusat untuk menganggarkan

pembayaran remunerasi atau tunjangan kinerja PNS. Pemerintah Daerah

memberikan sumber PAD yang besar pemberian tunjangan kineria kepada

pegawai tentu bukan suatu keputusan yang sulit. Namun bagi daerah dengan PAD

minim tentu hanya mampu memberikan tunjangan kinerja sesuai dengan

kemampuan daerah.

Saat ini pemerintah Kota Medan sedang merancang dan merumuskan aturan

soal sistem gaji yang akan diterima oleh pegawai negeri sipil (PNS) dalam suatu

Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Gaji, Tunjangan Kinerja Daerah

(TKD). Diharapkan PP tersebut mampu menghasilkan secara komprehensif aturan

penggajian berbasis pada harga jabatan dengan tetap memperhatikan faktor

Page 4: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

lainnya (seperti masa kerja), dan pelaksanaan pemberian tunjangan kinerja ini

mampu meningkatkan prestasi keria PNS di Kota Medan. Dengan demikian

pemberian Tunjangan Kinerja Daerah berbasis penilaian kerja PNS diharapakan

akan berdampak bagi Pemerintah Kota Medan, karena peningkatan kinerja yang

terwujud dalam laporan capaian kinerja menunjukan tingkat capaian yang cukup

baik. Untuk itu perlunya dilakukan kajian ini agar dapat meningkatkan disiplin,

kenyamanan dalam bekerja yang mendorong meningkatnya prestasi yang

mengarah kepada pemberian pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.

Diharapkan ke depannya penelitian kajian dapat menjadi referensi terbaik dalam

perumusan kebijakan untuk meningkatkan pembangunan Kota Medan,

Medan, Agustus 2017

WALIKOTA MEDAN

Drs. H. T. DZULMI ELDIN S, M.Si

Page 5: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

i

Abstrak

Upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja biasanya dilakukan dengan caramemberikan tunjangan kinerja, memberikan motivasi, meningkatkan kemampuanmelalui diklat serta gaya kepemimpinan yang baik. Sementara kinerja pegawaidapat ditingkatkan apabila tunjangan kinerja diberikan tepat waktu, dan pihakpemerintah bisa mengetahui apa yang diharapkan dan kapan bisa harapan-harapandiakui terhadap hasil kerjanya. Upaya untuk meningkatkan kinerja PegawaiNegeri Sipil pemerintah Kota Medan akan melakukan pemberian tambahanpenghasilan pegawai berdasarkan jabatan, pangkat dan golongan dimanabesarannya juga ditentukan berdasarkan tingkat kehadiran serta beban kerja.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan sistempenilaian pegawai berbasis kinerja di pemerintah di Kota Medan, menyusunfaktor-faktor yang mempengaruhi sistem penilaian pegawai berbasis kinerja dipemerintah Kota Medan sehingga penyerapan anggaran dapat tercapai sesuaitarget dan terakhir untuk merumuskan penerapan sistem penilaian pegawaiberbasis kinerja dipemerintah kota Medan yang akan mempengaruhi pemberianTunjangan Kinerja Daerah (TKD). Serta memberikan sumbangan, pemikiranterkait kebijakan strategi pemberian TKD berbasis penilaian kinerja PNS dipemerintah Kota Medan.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor yang berpengaruh terhadapkinerja pegawai Pemko Medan adalah keadilan dan kewajaran. Keadilan dankewajaran dalam hal ini meliputi pendapatan berdasarkan keahlian, kesejahteraan,keterbukaan informasi dan keterbukaan prosedur kompensasi. Semakin tinggi rasakeadilan dan kewajaran yang dirasakan oleh pegawai maka kinerja yangdihasilkan juga akan semakin meningkat. Dasar hukum pemberlakuan tambahanpenghasilan pegawai pada Pemko Medan untuk saat ini yaitu Perwal No.44 tahun2017, dimana terdapat perbedaan angka yang cukup signifikan antara pendapatanjabatan tertentu dnegan pendapatan jabatan lainnya. Selain itu, terdapat tigakategori tambahan penghasilan yang semua kategori tersebut diberikan kepadakriteria pegawai yang sama. Kategori ini tidak terdapat dalam rujukan peraturanperundangan-undangan yang mengatur tunjangan kinerja.

Page 6: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

ii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK................................................................................................ iDAFTAR ISI............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1

1.1.......................................................................................... Latar

Belakang.......................................................................... 1

1.2.......................................................................................... Perumusa

n Masalah......................................................................... 5

1.3.......................................................................................... Tujuan

Penelitian......................................................................... 5

1.4.......................................................................................... Manfaat

Penelitian......................................................................... 6

BAB II DASAR PENGATURAN TUNJANGAN KINERJA......... 7

2.1.......................................................................................... Hak-hak

Pegawai ASN................................................................... 8

2.2.......................................................................................... Gaji dan

Tunjangan........................................................................ 9

2.3.......................................................................................... Pedoman

Penetapan Tunjangan Kinerja.......................................... 12

2.4.......................................................................................... Tunjanga

n Kinerja Pegawai ASN Daerah di Kota Medan............. 18

2.5.......................................................................................... Kekelirua

n Jenis Peraturan.............................................................. 21

2.6.......................................................................................... Tunjanga

n Kinerja versus Tambahan Penghasilan......................... 22

BAB III TINJAUAN PUSTAKA........................................................ 25

2.1.......................................................................................... Disiplin

Kerja................................................................................ 25

3.1.1 Macam-macam disiplin kerja................................. 28

3.1.2 Prinsip-prinsip Pendisiplinan.................................. 29

3.1.3 Indikator-indikator Kedisiplinan............................ 30

2.2.......................................................................................... Beban

Kerja................................................................................ 31

Page 7: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

iii

3.2.1 Analisis Beban Kerja.............................................. 32

2.3.......................................................................................... Prestasi

Kerja................................................................................ 34

2.4.......................................................................................... Kinerja

......................................................................................... 35

2.5.......................................................................................... Tunjanga

n Kinerja Daerah.............................................................. 36

2.6.......................................................................................... Kompete

nsi..................................................................................... 38

2.7.......................................................................................... Keadilan

dan Kewajaran................................................................. 38

2.8.......................................................................................... Lingkung

an Organisasi................................................................... 39

2.9.......................................................................................... Motivasi

......................................................................................... 39

2.10 Kerangka Konseptual Penelitian................................... 41

BAB IV METODE PENILITIAN...................................................... 42

3.1.......................................................................................... Jenis

Penelitian......................................................................... 42

3.2.......................................................................................... Tempat

dan Waktu Penelitian....................................................... 42

3.3.......................................................................................... Populasi

dan Sampel Penelitian..................................................... 42

3.4.......................................................................................... Metode

Pengumpulan Data........................................................... 42

3.5.......................................................................................... Teknik

Analisis Data.................................................................... 43

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN...................................... 45

4.1.......................................................................................... Operasion

al Variabel........................................................................ 45

4.2.......................................................................................... Analisis

Disiplin Kerja.................................................................. 45

5.2.1 Jenis Kelamin....................................................... 45

5.2.2 Usia...................................................................... 46

5.2.3 Tingkat Pendapatan.............................................. 47

5.2.4 Lama bekerja........................................................ 47

5.2.5 Jabatan terakhir.................................................... 48

5.2.6 Pangkat/ Golongan............................................... 48

Page 8: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

iv

4.3.......................................................................................... Analisis

Deskriptif Penilaian Pegawai Berbasis Kinerja

di Pemerintah Kota Medan.............................................. 49

5.3.1 Kompetensi Responden....................................... 49

5.3.2 Keadilan atau Kewajaran Responden.................. 52

5.3.3 Lingkungan Organisasi........................................ 53

5.3.4 Motivasi............................................................... 54

5.3.5 Penilaian Pegawai Berbasis Kinerja.................... 56

4.4.......................................................................................... Hasil

Regresi Linier dan Uji Signifikansi Parsial (Uji T)......... 57

4.5.......................................................................................... Pengujian

Simultan (Uji F)............................................................... 58

4.6.......................................................................................... Analisis

Koefisien Determinasi..................................................... 59

4.7.......................................................................................... Pembahas

an..................................................................................... 59

4.8.......................................................................................... Penilaian

Berbasis Kinerja Bengkulu dan Surabaya....................... 61

BAB V PERUMUSAN PENERAPAN SISTEM PENILAIANPEGAWAI BERBASIS KINERJA PEMKO MEDAN...... 64

6.1............................................................................................ AnalisisDisiplin Kerja.................................................................... 64

6.2............................................................................................ AnalisisBeban Kerja....................................................................... 68

6.3............................................................................................ AnalisisPrestasi Kerja..................................................................... 75

6.4............................................................................................ CapaianSerapan Anggaran Daerah Sesuai Target........................... 77

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN............................................. 797.1 Kesimpulan...................................................................... 797.2 Saran................................................................................ 79

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 81LAMPIRAN ......................................................................................... 83

Page 9: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

v

Page 10: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan pemerintahan yang telah

ditetapkan bersama, diperlukan kondisi yang kondusif dan keharmonisan antar

instansi pemerintah, pegawai yang satu dengan yang lain, yang masing-masing

mempunyai peran yang cukup besar dalam mencapai tujuan pemerintahan.

Pegawai merupakan salah satu tenaga pemerintahan yang mempunyai peran

sebagai faktor penentu keberhasilan tujuan organisasi, karena pegawai langsung

bersinggungan dengan masyarakat untuk memberikan pelayanan. Untuk itu

kinerja para pegawai harus selalu ditingkatkan. Upaya-upaya untuk meningkatkan

kinerja tersebut biasanya dilakukan dengan cara memberikan

tunjangan kinerja, memberikan motivasi, meningkatkan kemampuan melalui

diklat serta gaya kepemimpinan yang baik. Sementara kinerja pegawai dapat

ditingkatkan apabila tunjangan kinerja diberikan tepat waktu, dan pihak

pemerintah bisa mengetahui apa yang diharapkan dan kapan bisa harapan-harapan

diakui terhadap hasil kerjanya.

Salah satu langkah yang ditempuh pemerintah kota Medan untuk

meningkatkan kesejahteraan pegawai adalah dengan pemberian tambahan

penghasilan berupa tunjangan kinerja daerah. Tujuan dari pemberian tunjangan

kinerja daerah ini adalah untuk meningkatkan prestasi PNS dan kesejahteraaan

pegawai yang diharapkan akan ikut meningkatkan disiplin dan kualitas kinerja

pegawai sehingga dapat bekerja lebih giat dan bermanfaat dalam memberikan

pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Upaya untuk meningkatkan kinerja

Pegawai Negeri Sipil pemerintah Kota Medan akan melakukan pemberian

tambahan penghasilan pegawai berdasarkan jabatan, pangkat dan golongan

dimana besarannya juga ditentukan berdasarkan tingkat kehadiran serta beban

kerja.

Page 11: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

2

Pengaturan pemberian tunjangan kinerja kepada pegawai atau biasa

disebut remunerasi diatur Dalam Peraturan MENPAN & RB Nomor 34 Tahun

2011 dan Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2011. Dalam Peraturan ini

menetapkan besaran dasar (basi quantities) tunjangan serta berapa jumlah yang

dapat diterima pegawai sesuai kinerjanya, maka penelitian ini menggunakan

indikator:

1. Kehadiran

Tingkat kehadiran ini dimaksudkan meningkatkan disiplin kehadiran

pegawai.

2. Pelaksanaan tupoksi

Pelaksanaan tupoksi ini dimaksudkan menilai kinerja pegawai dalam bekerja.

3. Perlaku

Perilaku ini dimaksudkan agar dalam bekerja pegawai juga harus

memperhatikan etika dan perilakunya, mind-set dan culture-set ini

mendapatkan perhatian yang cukup banyak dalam Undang-Undang Nomor 5

Tahun 2014 tentang ASN, Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013

Tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

(ASN) mengamanatkan bahwa pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan

layak kepada PNS serta menjamin kesejahteraan PNS. Komponen gaji yang

diterima PNS hanya terdiri dari 3 macam yaitu gaji, tunjangan kinerja, dan

tunjangan kemahalan. Gaji adalah kompensasi dasar berupa honorarium

sesuai dengan beban kerja, tanggung jawab jabatan dan resiko pekerjaan yang

ditetapkan oleh peraturan perundang undangan. Tunjangan kinerja dibayarkan

sesuai pencapaian kinerja. Sedangkan tunjangan kemahalan dibayarkan sesuai

dengan tingkat kemahalan berdasarkan indeks harga yang berlaku di daerah

masing-masing.

Intinya segala peraturan undang-undangan yang ada tidak boleh

bertentangan dengan UU ASN ini. Dengan mengacu pada UU ASN maka

Page 12: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

3

tunjangan-tunjangan tersebut dihapus, teknisnya apakah akan dilebur bersama gaji

atau tunjangan kinerja masih ditungu implementasinya. Prinsipnya perubahan ini

tidak boleh merugikan PNS baik secara nominal maupun prosedur karena sesuai

pasal 79 UU ASN Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada

PNS serta menjamin kesejahteraan PNS. UU ASN mengharuskan penilaian

kineria PNS dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu dan

tingkat unit atau organisasi, dengan memperhatikan target, capaian, hasil, dan

manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS. Kondisi yang masih berlaku sekarang

ini di Pemerintahan Kota Medan, pemberian tunjangan kinerja atau remunerasi

sebagian besar masih berdasarkan absensi bukan penilaian kinerja yang obyektif

dan terukur.

Ketentuan dalam UU ASN tersebut menegaskan bahwa tunjangan kinerja,

tunjangan kemahalan dan fasilitas bagi ASN di daerah dibebankan pada APBD.

Artinya tidak ada konsekuensi bagi pemerintah pusat untuk menganggarkan

pembayaran remunerasi atau tunjangan kinerja PNS. Pemerintah Daerah

memberikan sumber PAD yang besar pemberian tunjangan kineria kepada

pegawai tentu bukan suatu keputusan yang sulit. Namun bagi daerah dengan PAD

minim tentu hanya mampu memberikan tunjangan kinerja sesuai dengan

kemampuan daerah.

Cara yang paling logis adalah optimalisasi anggaran sehingga bisa

dialokasikan untuk pembayaran tunjangan kinerja. Untuk menghindari disparitas

Jangan kinerja yang semakin melebar antar daerah dan demi terciptanya asas

keadilan sebaiknya pemerintah menetapkan batasan (cluster) maksimal tunjangan

kinerja daerah.

Pemberlakuan UU ASN juga harus disikapi dengan hati hati oleh para

pembuat kebijakan menyangkut pemberian tunjangan kepada PNS baik di pusat

maupun daerah. Jangan sampai pemberian tunjangan bertentangan dengan

peraturan yang sudah ditetapkan di undang-undang. Tidak boleh ada lagi

Page 13: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

4

tunjangan kepada PNS selain tunangan kinerja dan tunjangan kemahalan.

Termasuk diantaranya tunjangan transportasi.

Saat ini pemerintah Kota Medan sedang merancang dan merumuskan

aturan soal sistem gaji yang akan diterima oleh pegawai negeri sipil (PNS) dalam

suatu Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Gaji, Tunjangan Kinerja Daerah

TKD). Diharapkan PP tersebut mampu menghasilkan secara komprehensif aturan

penggajian berbasis pada harga jabatan dengan tetap memperhatikan faktor

lainnya (seperti masa kerja), dan pelaksanaan pemberian tunjangan kineria ini

mampu meningkatkan prestasi keria PNS di kota Medan.

Dengan demikian pemberian Tunjangan Kinerja Daerah berbasis penilaian

kerjaPNS diharapakan akan berdampak bagi Pemerintah Kota Medan, karena

peningkatan kinerja yang terwujud dalam laporan capaian kinerja menunjukan

tingkat capaian yang cukup baik akan tetapi dalam kenyataanya masih banyak

tugas dan tanggung jawab para pegawai yang belum optimal dan sesuai dengan

apa yang diharapkan.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Irawan dkk (2015) menyebutkan

bahwa faktor individu, faktor psikologi dan faktor organisasi berpengaruh secara

langsung terhadap kinerja PNS. Dan faktor individu merupakan faktor dominan

yang berpengaruh terhadap kinerja PNS. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai.

Penelitian yang dilakukan Harnanda dkk (2013) melakukan sebuah

penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi KPI yang dapat

merepresentasikan kinerja SDM. Hasil identifikasi kinerja SDM menghasilkan 23

KPI, terdapat tiga KPI yang memiliki pencapaian di bawah target.

Ketidaktercapaian tersebut disebabkan karena banyaknya pelamar yang tidak

sesuai dengan kualifikasi perusahaan, dan kurangnya motivasi dari perusahaan.

Dari penelitian terdahulu yang telah dilakukan diketahui bahwa kinerja

pegawai yang baik akan memberikan pengaruh bagi keberhasilan organisasi.

faktor utama terwujudnya penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan

Page 14: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

5

adalah tersedianya PNS yang profesional, bertanggung jawab, jujur dan adil

(Irawan dkk, 2015).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang maslah yang telah dipaparkan diatas,

maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagimana sistem penilaian kinerja PNS Kota Medan sesuai dengan beban

kerja yang dilakukan setiap hari oleh setiap PNS.

2) Bagaimana serapan anggaran daerah Kota Medan dapat tercapai sesuai

target?

3) Bagaimana pemberlakuan penerapan tunjangan kinerja daerah berbasis

penilaian kinerja PNS di Kota Medan sehingga tunjangan kinerja ini nantinya

mampu meningkatkan prestasi kerja PNS di Kota Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Mengidentifikasikan sistem penilaian pegawai berbasis kinerja di pemerintah

di Kota Medan.

b. Menyusun faktor-faktor yang mempengaruhi sistem penilaian pegawai

berbasis kinerja di pemerintah Kota Medan sehingga penyerapan anggaran

dapat tercapai sesuai target.

c. Merumuskan penerapan sistem penilaian pegawai berbasis kinerja

dipemerintah kota Medan yang akan mempengaruhi pemberian Tunjangan

Kinerja Daerah (TKD). Serta memberikan sumbangan, pemikiran terkait

kebijakan strategi pemberian TKD berbasis penilaian kinerja PNS di

pemerintah Kota Medan.

Page 15: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

6

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1) Dengan adanya tunjangan kinerja daerah yang berbasis penilaian kinerja yang

tentunya disesuaikan dengan PAD Pemko Medan, maka diharapkan akan

meningkatkan motivasi bekerja bagi setiap PNS di Pemko Medan.

Peningkatan motivasi ini tentunya akan mendorong peningkatan prestasi yang

mengarah kepada pemberian pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.

2) Metode tunjangan kinerja daerah yang berbasis penilaian kinerja PNS juga

meningkatkan rasa disiplin dan kenyamanan dalam bekerja. Hal ini

disebabkan adanya metode penilaian yang adil dan bersifat objektif diantara

sesama PNS.

Page 16: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

7

1 Pasal 136 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 mencabut dan menyatakan tidak berlaku

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974.

BAB II

DASAR PENGATURAN TUNJANGAN KINERJA

Sebagain besar dasar hukum yang mengatur tunjangan kinerja Pegawai

Aparatur Sipil Negera (Pegawai ASN) dibentuk dengan berinduk kepada Undang-

Undang Pokok-Pokok Kepegawaian yang lama, yaitu Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1974. Namun undang-undang ini sudah dicabut dan digantikan dengan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Undang-

Undang ASN).1 Walaupun Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sudah tidak

berlaku, namun ketentuan dalam Pasal 139 Undang-Undang ASN menentukan:

“Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua peraturan

perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan

Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3041) sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan

atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1999 Nomor

169, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3890)

dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum

diganti berdasarkan Undang Undang ini.”

Dengan demikian, berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur

tunjangan kinerja Pegawai ASN yang telah ada masih tetap berlaku sepanjang

tidak bertentangan dan belum diganti berdasarkan Undang-Undang ASN.

Adapun peraturan perundang-undangan mengatur tunjangan kinerja Pegawai ASN

(baik yang ada sebelum maupun setelah berlakunya Undang-Undang ASN) yang

saat ini berlaku, khususnya dalam lingkup Kota Medan, adalah:

Page 17: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

8

1. Peraturan Kepala BKN Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman

Penghitungan Tunjangan Kinerja PNS.

2. Peraturan MENPAN & RB Nomor 63 Tahun 2011 Pedoman Penataan Sistem

Tunjangan Kinerja Pegawai Negeri.

3. Peraturan Walikota Medan Nomor 44 Tahun 2017 tentang Tambahan

Pengahsilan Pegawai Aparatur Sipil Negara Pemerintah Kota Medan;

4. Keputusan Walikota Medan Nomor 840/595.K/VII/2017 tentang Besaran

Tambahan Penghasilan Berdasarkan Disiplin Kerja, Beban Kerja, Prestasi

Kerja, Dan Pertimbangan Objektif Lainnya.

Disamping beberapa peraturan tersebut di atas yang mengatur tentang

tunjangan kinerja Pegawai ASN, khsuusnya untuk Kota Medan, juga terdapat

beberapa peraturan lainnya yang terkait dengan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai

ASN, yaitu :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja

Pegawai Negeri Sipil.

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pedoman

Analisis Beban Kerja Di Lingkungan Departemen Dalam Negeri Dan

Pemerintah Daerah.

3. Peraturan MENPAN & RB Nomor 34 Tahun 2011 tentang Pedoman Evaluasi

Jabatan

4. Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2011 tentang Road Map Reformasi

Birokrasi Tahun 2010-2014.

5. Peraturan Kepala BKN Nomor 1 Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja

Pegawai Negeri Sipil.

2.1 Hak-Hak Pegawai ASN

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 mengatur tentang adanya tunjungan

yang dapat diberikan kepada Pegawai ASN. Tunjungan yang diatur dalam

Undang-Undang ini merupakan bagian dari hak-hak Pegawai ASN. Namun

Page 18: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

9

2 Lihat Pasal 21 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014.

Undang-Undang ASN menentukan adanya perbedaan antara hak-hak Pegawai

ASN yang merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan Pegawai ASN yang

merupakan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Hak-hak PNS meliputi:2

a. gaji, tunjangan, dan fasilitas;

b. cuti;

c. jaminan pensiun dan jaminan hari tua;

d. perlindungan; dan

e. pengembangan kompetensi.

Sedangkan hak-hak PPK meliputi:

a. gaji dan tunjangan;

b. cuti;

c. perlindungan; dan

d. pengembangan kompetensi.

Jika diperhatikan apa saja yang merupakan hak Pegawai ASN tersebut,

ternyata “gaji dan tunjungan” adalah hak untuk semua Pegawai ASN, baik PNS

maupun PPPK.

2.2 Gaji dan Tunjungan

Gaji dan Tunjangan adalah dua komponen yang berbeda. Penjelasan Pasal

22 Huruf a Undang-Undang ASN menyatakan: “Yang dimaksud dengan “gaji”

adalah kompensasi dasar berupa honorarium sesuai dengan beban kerja, tanggung

jawab jabatan dan resiko pekerjaan yang ditetapkan oleh peraturan perundang-

undangan.” Karenanya, ukuran dalam menetapkan besaran gaji didasarkan kepada

3 (tiga) hal tersebut, yakni: pertama, beban kerja: kedua, tanggung jawab jabatan;

dan ketiga, resiko pekerjaan. Hal ini secara jelas dinyatakan pada Pasal Pasal 79

dan Pasal 101 Undang-Undang ASN:

Pasal 79 Undang-Undang ASN menentukan:

Page 19: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

10

3 Lihat Pasal 80 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014.

(1) Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PNS serta

menjamin kesejahteraan PNS.

(2) Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan sesuai dengan

beban kerja, tanggungjawab, dan resiko pekerjaan.

Pasal 101 Undang-Undang ASN menentukan pula:

(1) Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PPPK.

(2) Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan berdasarkan beban

kerja, tanggung jawab jabatan, dan resiko pekerjaan .

Pengaturan dasar penetapan gaji yang diatur dalam Undang-Undang ASN

ini adalah kebijakan baru yang berbeda dengan dasar penetapan gaji selama ini.

Hal ini dinyatakan dalam Penjelasan Pasal 79 ayat (3) Undang-Undang ASN

bahwa proses perubahan sistem penggajian yang semula berbasis pangkat

golongan dan masa kerja menuju ke sistem berbasis pada harga jabatan sehingga

memerlukan kesiapan menyusun peta jabatan dan analisis harga jabatannya secara

menyeluruh sehingga dibutuhkan waktu yang cukup.

Dari pengaturan tentang gaji yang diatur dalam Undang-Undang ASN

sebagaimana disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa :

1. dasar penetapan besaran gaji adalah beban kerja, tanggung jawab jabatan,

dan resiko pekerjaan; dan

2. beban kerja, tanggung jawab jabatan, dan resiko pekerjaan tersebut akan

memunculkan adanya harga jabatan yang diperoleh melalui penyusunan

peta jabatan dan analisis harga jabatan.

Selanjutnya mengenai tunjangan, Undang-Undang ASN menentukan bahwa

tunjangan terbagi menjadi dua kategori yakni:3

a. Tunjangan Kinerja, dan

b. Tunjangan Kemahalan.

Tunjangan Kinerja adalah tunjangan yang didasarkan atas capaian kinerja.

Sedangkan Tunjangan Kemahalan adalah tunjangan yang didasarkan atas tingkat

kemahalan berdasarkan indeks harga yang berlaku di daerah masing-masing.

Page 20: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

11

Adapun ketentuan tentang siapa yang menetapkan skala penggajian dan

tunjangan untuk Pegawai ASN, hal tersebut ditentukan pada Pasal 26 Undang-

Undang ASN. Pasal 26 menentukan bahwa penetapan kebijakan mengenai skala

penggajian dan tunjangan Pegawai ASN adalah wewenang Menteri

Pendayagunaan Aoaratur Negara. Lebih lanjut penjelasan Pasal 26 ayat (2) Huruf

c Undang-Undang ASN menentukan bahwa skala pengajian dan tunjangan

Pegawai ASN ditetapkan setelah mendapatkan pertimbangan dari menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan.

Walaupun Pasal 26 telah menentukan Menteri Pendayagunaan Aoaratur

Negara sebagai pejabat yang menetapkan kebijakan mengenai skala penggajian

dan tunjangan Pegawai ASN, setelah mendapatkan pertimbangan dari Meteri

Keuangan, Pasal 81 Undang-Undang ASN mengamanahkan adanya Peraturan

Pemerintah yang harus dikeluarkan untuk pengaturan lebih lanjut mengenai hal

ini. Sampai saat ini, pengaturan mengenai gaji Pegawai ASN sebagaimana amanat

Pasal 81 tersebut belum dikeluarkan oleh Presiden. Adapun pengaturan mengenai

gaji yang saat ini berlaku adalah Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015

tentang Perubahan Ketujuh Belas Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977

Tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Pemerintah tersebut

ditetapkan pada tanggal 4 Juni 2015. Walaupun Peraturan Pemerintah tersebut

dikeluarkan setelah berlakunya Undang-Undang ASN, namun materi yang

ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah ini hanyalah teruntuk bagi PNS saja dan

tidak meliputi PPPK. Peraturan Pemerintah tersebut juga tidak menetapkan skala

penggajian berdasarkan ukuran yang ditetapkan oleh Undang-Undang ASN (yakni

berdasarkan beban kerja, tanggungjawab, dan resiko pekerjaan), tetapi didasarkan

kepada Golongan dan Masa Kerja Golongan. Materi yang ditetapkan dalam

Peraturan Pemerintah tersebut hanyalah mengenai Gaji Pokok dari PNS saja. Saat

ini, Menteri Keuangan dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara masih

sedang membahas rumusan tentang skala penggajian dan tunjangan Pegawai ASN

Page 21: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

12

4 Lihat http://bisnis.liputan6.com/read/2949017/alasan-pemerintah-ubah-struktur-gaji-pns, diakses pada 17 Juli 2017.

tersebut sebagaimana amanat Undang-Undang ASN.4

2.3 Pedoman Penetapan Tunjangan Kinerja

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa sampai saat ini Presiden

belum menetapkan Peraturan Pemerintah mengenai gaji dan tunjangan sebagai

ketetuan lebih lanjut dari Undang-Undang ASN. Presiden hanya baru menerbitkan

Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri

Sipil. Peraturan Pemerintah ini ditetapkan pada tanggal 7 April 2017 (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63). Pasal 303 ayat (2) Peratuan

Pemerintah tersebut menentukan bahwa pengaturan tentang gaji dan tunjangan

diatur dalam Peraturan Pemerintah yang lain.

Sementara itu, Undang-Undang Pemerintah Daerah Tahun 2014 (Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014) tidak memuat ketentuan mengenai gaji maupun

tunjangan Pegawai ASN, khususnya PNS Daerah. Ketentuan yang mengatur

tunjangan PNS Daerah terdapat dalam beberapa peraturan pelaksanaan di tingkat

Menteri ataupun Kepala Badan setingkat Menteri. Peraturan-peraturan tersebut

adalah:

1. Peraturan Kepala BKN Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman

Penghitungan Tunjangan Kinerja PNS.

2. Peraturan MENPAN & RB Nomor 63 Tahun 2011 Pedoman Penataan Sistem

Tunjangan Kinerja Pegawai Negeri.

Kedua peraturan tersebut di atas sangat terkait dengan beberapa peraturan

lainnya, yakni :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja

Pegawai Negeri Sipil.

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pedoman

Analisis Beban Kerja Di Lingkungan Departemen Dalam Negeri Dan

Pemerintah Daerah.

Page 22: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

13

5 Lihat Pasal 129 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437).

3. Peraturan MENPAN & RB Nomor 34 Tahun 2011 tentang Pedoman Evaluasi

Jabatan

4. Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2011 tentang Road Map Reformasi

Birokrasi Tahun 2010-2014.

5. Peraturan Kepala BKN Nomor 1 Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja

Pegawai Negeri Sipil.

Beragamnya ketentuan mengenai tunjangan kinerja tersebut merupakan

dampak dari ketentuan yang dirumuskan dalam tataran Undang-Undang. Undang-

Undang Pemerintahan Daerah Tahun 2004 (Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004) yang merupakan kebijakan umum pemerintahan daerah, yang berlaku di

saat peraturan-peraturan pelaksanaan tersebut di atas diberlakukan, hanya

menentukan bahwa penetapan tunjangan PNS Daerah yang merupakan bagian

dari manajemen PNS Daerah merupakan kewenangan Pemerintah Pusat.5

Undang-Undang ini tidak merumuskan pendelegasian kewenangan pengaturan

tunjangan PNS Daerah kepada Pemerintah Daerah.

Peraturan Kepala BKN Nomor 20 Tahun 2011 pada bagian Lampiran,

angka II mengenai Pengaturan Tunjangan Kinerja, huruf A menentukan bahwa

pemberian tunjangan kinerja bagi PNS di lingkungan Kementerian/Lembaga

harus ditetapkan dengan Peraturan Presiden dan pemberian tunjangan kinerja bagi

PNS di lingkungan Pemerintah Daerah harus ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Pemberian tunjangan kinerja (baik di lingkungan Pemerintah Pusat

maupun juga di lingkungan Pemerintah Daerah) didasarkan pada ukuran yang

jelas. Sebagaimana dinyatakan pada bagian konsiderans Peraturan MENPAN &

RB Nomor 63 Tahun 2011 bahwa pemberian tunjangan kinerja kepada Pegawai

Negeri harus adil dan layak sesuai dengan bobot pekerjaan dan tanggung

jawabnya serta tingkat (indeks) kemahalan daerah dimana Pegawai Negeri

tersebut bekerja. Jadi ukuran dalam pemberian Tunjangan adalah :

Page 23: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

14

a. harus adil dan layak;

b. sesuai dengan bobot pekerjaan dan tanggung

jawabnya; dan

c. tingkat (indeks) kemahalan daerah dimana

Pegawai Negeri tersebut bekerja.

Lebih lanjut, ketentuan mengeni dasar pemberian tunjangan kinerja

ditentukan pada Pasal 3 Peraturan MENPAN & RB tersebut. Dasar pemberian

tunjangan kinerja adalah :

a. tingkat capaian pelaksanaan reformasi

birokrasi instansi;

b. nilai dan kelas jabatan;

c. indeks harga nilai jabatan;

d. faktor penyeimbang; dan

e. indeks tunjangan kinerja daerah provinsi

(Locality-Based Comparability Payments/ Locality Payment Rate).

Dalam Peraturan MENPAN & RB tersebut diberikan defenisi atau

pengertian dari beberapa istilah yang terkait dengan dasar pemberian tunjangan

kinerja, diantaranya yakni:

a) Nilai Jabatan adalah akumulasi poin faktor

evaluasi jabatan struktural maupun jabatan fungsional yang digunakan

untuk menentukan kelas jabatan.

b) Kelas Jabatan adalah tingkatan jabatan

struktural maupun jabatan fungsional dalam satuan organisasi negara yang

digunakan sebagai dasar pemberian besaran tunjangan kinerja.

c) Evaluasi jabatan adalah suatu proses untuk

menilai suatu jabatan secara sistematis dengan menggunakan kriteria-

kriteria yang disebut sebagai faktor jabatan terhadap informasi faktor

jabatan untuk menentukan nilal jabatan dan kelas jabatan.

Page 24: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

15

Adapun ukuran dalam penentuan nilai dan kelas jabatan (sebagai salah

satu dasar pemberian tunjangan kinerja) adalah adanya evakuasi jabatan yang

didasarkan pada beberapa faktor. Peraturan Kepala BKN Nomor 20 Tahun 2011

maupun juga Peraturan MENPAN & RB Nomor 63 Tahun 2011 menentukan

bahwa nilai dan kelas suatu jabatan diperoleh melalui proses evaluasi jabatan

dengan menggunakan Factor Evaluation System (FES) atau sistem evaluasi

berdasarkan faktor jabatan dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

a. Untuk Penilaian Jabatan Struktural. Dalarn melakukan penilaian jabatan

struktural digunakan faktor dan kriteria penilaian jabatan, sebagai berikut:

1) ruang lingkup program dan darnpak;

2) pengaturan organisasi;

3) wewenang kepenyeliaan dan rnanajerial;

4) hubungan personal, yang terbagi dalarn 2 (dua) sub faktor yaitu sifat

hubungan dan tujuan hubungan;

5) kesulitan dalarn pengarahan pekerjaan; dan

6) kondisi lain.

b. Untuk Penilaian Jabatan Fungsional. Dalarn melakukan penilaian jabatan

fungsional digunakan faktor jabatan, sebagai berikut:

1) pengetahuan yang dibutuhkan jabatan;

2) pengendalian dan pengawasan penyelia;

3) pedoman kerja;

4) kornpleksitas tugas;

5) ruang lingkup dan dampak;

6) hubungan personal;

7) tujuan hubungan;

8) persyaratan fisik; dan

9) lingkungan pekerjaan.

Faktor-faktor evaluasi tersebut diatas akan menjadi rujukan dalam proses

evaluasi jabatan. Pelaksanaan evaluasi jabatan untuk mendapatkan nilai dan kelas

jabatan mengacu kepada Peraturan MENPAN & RB Nomor 34 Tahun 2011

Page 25: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

16

6 Lihat Lampitan Peraturan MENPAN & RB Nomor 34 Tahun 2011, Bab II Pelaksanaan Evaluasi Jbatan, Angka 2.2 Alur Penetapan Nilai dan Kelas Jabatan Di Lingkungan Instansi.

tentang Pedoman Evaluasi Jabatan. Berdasarkan Peraturan MENPAN & RB ini,

evaluasi jabatan dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun:

1. Paeta Jabatan;

2. Informasi Faktor Jabatan Struktural;

3. Informasi Faktor Jabatan Fungsional

Tertentu/Jabatan Fungsional Umum.

Adapun alur yang dilakukan untuk sampai kepada penetapan mengenai

nilai dan kelas jabatan adalah sebagai mana tergambar pada Gambar-1 Alur

Penetapan Nilai dan Kelas Jabatan.

Peraturan MENPAN & RB Nomor 34 Tahun 2011 telah menentukan

Batasan Nilai (rentang nilai) untuk masing-masing Kelas Jabatan. Peraturan ini

juga menentukan tingkatan kelas jabatan dari 1 (satu) hingga 17 (tujuh belas).

Adapun Nilai untuk masing-masing Kelas Jabatan dapat dilihat pada Tabel-1

Nilai Dan Kelas Jabatan.

Gambar 2.1 Alur Penetapan Nilai dan Kelas Jabatan 6

Page 26: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

17

77 Lihat Lampitan Peraturan MENPAN & RB Nomor 34 Tahun 2011, Bab III Faktor Evaluasi Jabatan, Bagian 3 Tabel Batasan Nilai Dan Kelas Jabatan.

Tabel 2.1Nilai Dan Kelas Jabatan.7

Batasan Nilai Kelas Jabatan

190-240 1

245-300 2

305-370 3

375-450 4

455-650 5

655-850 6

855-1100 7

1105-1350 8

1355-1600 9

1605-1850 10

1855-2100 11

2105-2350 12

2355-2750 13

2355-3150 14

3155-3600 15

3605-4050 16

4055-ke atas 17

Selanjutnya untuk mendapatkan besaran tunjangan fungsional maka

dibutuhkan pula adanya “Indeks Harga Nilai Jabatan” (IHNJ). Berdasarkan

Peraturan MENPAN & RB Nomor 63 Tahun 2011, penentuan IHNJ mengacu

kepada besaran Upah Minimum Regional Propinsi (UMRP) terakhir yang telah

ditetapkan oleh Pejabat Yang Berwenang (Menteri Tenaga Kerja). Penentuan

angka IHNJ didapatkan dengan cara membagi UMRP dengan Nilai Jabatan dari

Kelas Jabatan yang terendah. Angka IHNJ yang didapatkan tersebut akan menjadi

Page 27: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

18

8 Lihat Lampitan Peraturan MENPAN & RB Nomor 63Tahun 2011, Bab II Penataan Sistem Tunjangan Kinerja, Angka II.4 Pemberian, Penambahan, Dan Pengurangan Tunjangan Kinerja Pegawai Negeri.

pengali untuk setiap kelas jabatan sehingga akan diperoleh tunjangan kinerja

(tanpa faktor penyeimbang) untuk setiap kelas jabatan. Guna melandaikan

perbedaan perbedaan penghasilan tunjangan kinerja dari Kelas Jabatan Tertinggi

dengan Kelas Jabatan Terendah maka perlu ditetapkan pula adanya faktor

penyimbang..

Peraturan MENPAN & RB Nomor 63 Tahun 2011 juga menentukan

adanya penambahan atau pengurangan tunjangan kinerja.8 Ketentuan mengenai

hal ini sesungguhnya juga dipertegas lagi dalam Undang-undang ASN Tahun

2014. Undang-Undang ASN pada Pasal Pasal 77 ayat (5) menentukan bahwa

“Hasil penilaian kinerja PNS digunakan untuk menjamin objektivitas dalam

pengembangan PNS, dan dijadikan sebagai persyaratan dalam pengangkatan

jabatan dan kenaikan pangkat, pemberian tunjangan dan sanksi, mutasi, dan

promosi, serta untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.” Lebih lanjut Pasal 80

ayat (3) menetukan pula bahwa “ Tunjangan kinerja dibayarkan sesuai pencapaian

kinerja. Pencapaian kinerja adalah dasar untuk memberikan penambahan atau

pengurangan tunjangan kinerja.

2.4 Tunjangan Kinerja Pegawai ASN Daerah Di Kota Medan

Pemerintah Kota Medan telah menerbitkan (mengundangkan) 2 (dua)

dasar hukum untuk memberikan tambahan penghasilan bagi Pegawai ASN

Pemerintah Kota Medan. Dasar hukum tersebut adalah:

1. Peraturan Walikota Medan Nomor 44 Tahun

2017 tentang Tambahan Pengahsilan Pegawai Aparatur Sipil Negara

Pemerintah Kota Medan;

2. Keputusan Walikota Medan Nomor

840/595.K/VII/2017 tentang Besaran Tambahan Penghasilan Berdasarkan

Disiplin Kerja, Beban Kerja, Prestasi Kerja, Dan Pertimbangan Objektif

Lainnya.

Page 28: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

19

Kedua dasar hukum tersebut tidak menggunakan istilah ‘tunjangan

kinerja’ tetapi yang dipakai adalah istilah ‘tambahan penghasilan’.

Peraturan Walikota Medan Nomor 44 Tahun 2017 secara eksplisit telah

mencabut Peraturan Walikota Medan Nomor 14 Tahun 2017 tentang Tambahan

Pengahsilan Pegawai Aparatur Sipil Negara Pemerintah Kota Medan. Namun

demikian, dua produk hukum lainnya yang diterbitkan berdasarkan Peraturan

Walikota Medan Nomor 14 Tahun 2017 tidak secara eksplisit dicabut. Peraturan

Walikota Medan Nomor 44 Tahun 2017 tidak menentukan status hukum dari

produk-produk hukum yang telah diterbitkan berdasarkan Peraturan Walikota

Medan Nomor 14 Tahun 2017. Produk hukum tersebut adalah:

1. Keputusan Walikota Medan Nomor

840/060.K/II/2017 tentang Perhitungan Pengurangan Besaran Tambahan

Penghasilan Pegawai Aparatur Sipil Negara Pemerintah Kota Medan.

2. Keputusan Walikota Medan Nomor

840/064.K/II/2017 tentang Besaran Pemberian Tambahan Penghasilan

Pegawai Aparatur Sipil Negara Pemerintah Kota Medan.

Jika dicermati dua produk hukum yang berbentuk Keputusan Walikota

tersebut di atas, maka secara substansi sebenarnya Keputusan Walikota Medan

Nomor 840/064.K/II/2017 adalah mengenai hal yang sama dengan substansi

Keputusan Walikota Medan Nomor 840/595.K/VII/2017, yaitu sama-sama

menetapkan besaran tambahan penghasilan pegawai ASN Pemerintah Kota

Medan (walaupun bentuk-bentuk tambahan penghasilan yang diatur dalam kedua

Keputusan Walikota tersebut adalah berbeda). Dengan mempertimbangkan

substansi yang diatur dalam kedua produk hukum tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa Keputusan Walikota Medan Nomor 840/064.K/II/2017 tidak

berlaku lagi karena substnasi yang sama telah diatur kemballi dalam Keputusan

Walikota Medan Nomor 840/595.K/VII/2017. Jika sebuah peraturan perundang-

undangan dengan jenis yang sama dan mengatur hal yang sama serta tidak ada

kekhususuan antara satu dengan lainnya, maka berlaku adagium yang merupakan

meta principle norma, yakni lex posterior derogat legi priori. Maknanya adalah

Page 29: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

20

peraturan atau hukum yang terbaru mengenyampingkan peraturan atau hukum

sebelumnya.

Sementara untuk Keputusan Walikota Medan Nomor 840/060.K/II/2017,

secara substansi keputtusan ini hanya mengatur Perhitungan Pengurangan Besaran

Tambahan Penghasilan Pegawai ASN. Keputusan Walikota Medan Nomor

840/060.K/II/2017 berbeda substansinya dengan Keputusan Walikota Medan

Nomor 840/595.K/VII/2017 sehingga berlaku adagium tersebut di atas. Namun

Keputusan Walikota Medan Nomor 840/060.K/II/2017 berkaitan dengan substansi

yang diatur dalam Peraturan Walikota Medan Nomor 44 Tahun 2017, khususnya

terkait ketentuan yang diatur pada Pasal 9 yang mengatur tentang persentase

aspek perilaku kerja yang dijadikan dasar pemberian tambahan penghasilan.

Aspek perilaku yang diukur diantaranya adalah Datang Tepat Waktu (DTW),

Pulang Tepat Waktu (PTW), dan Hadir Kerja (HK). Aspek-aspek tersebut adalah

hal yang juga diatur dalam Keputusan Walikota Medan Nomor

840/595.K/VII/2017. Jika keputusan walikota ini diberlakukan bersamaan dengan

Peraturan Walikota Medan Nomor 44 Tahun 2017 maka akan terjadi Pengurangan

Ganda terhadap besaran penghasilan yang akan diterima Pegawai ASN

Pemerintah Kota Medan. Oleh karena substansi Keputusan Walikota Medan

Nomor 840/060.K/II/2017 bukanlah pengaturan lebih lanjut dari Peraturan

Walikota Medan Nomor 44 Tahun 2017 tetapi bahkan menimbulkan sanksi ganda

kepada pegawai, maka secara substansi Keputtusan Walikota tersebut

bertentangan dengan Peraturan Walikota. Sesuai dengan dasar hukum

pembentukan Keputusan Walikota yang salah satunya adalah Peraturan Walikota

sehingga dengan demikian Peraturan Walikota lebih tinggi tingkatannya daripada

Keputusan Walikota maka Keputusan Walikota Medan Nomor 840/060.K/II/2017

tidak berlaku lagi. Hal ini berdasarkan adagium lex superior derogat legi inferiori.

Maksudnya adalah peraturan atau hukum yang tingkatannya lebih tinggi

mengenyampingkan peraturan atau hukum yang tingkatannya lebih rendah.

Dari uaian yang telah dijabarkan di atas maka dasar hukum perberlakuan

Tambahan Penghasilan Pegawai ASN Pemerintah Kota Medan untuk saat ini

Page 30: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

21

9 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234.

adalah Keputusan Walikota Medan Nomor 840/595.K/VII/2017 juncto Peraturan

Walikota Medan Nomor 44 Tahun 2017.

2.5 Kekeliruan Jenis Peraturan

Sebelum membahas lebih lanjut substansi dari dasar hukum perberlakuan

Tambahan Penghasilan Pegawai ASN Pemerintah Kota Medan, perlu dibahas

terlebih dahulu penggunaan bentuk produk hukum ‘keputusan’ sebagai dasar

hukum perberlakuan tambahan penghasilan ini. Tepatkah Keputusan Walikota

Medan Nomor 840/595.K/VII/2017 sebagai dasar hukum yang digunakan untuk

menetapkan besaran tambahan penghasilan?

Sesuai dengan arahan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan9 maka jika sebuah norma hukum

bersifat mengikat secara umum maka pilihan nama dari produk hukum tersebut

adalah ‘peraturan’, kecuali produk hukum tersebut memang telah memiliki nama

khusus yang dibenarkan. Produk hukum dimaksud diantaranya adalah Undang-

Undang Dasar, Ketetapan MPR, dan Undang-Undang. Tidak perlu ada kata

‘peraturan’ mendahului kata Undang-Undang Dasar, Ketetapan MPR, dan

Undang-Undang. Namun selain dari jenis produk hukum tersebut maka jika

norma hukum yang ingin dibentuk adalah norma hukum yang mengkikat secara

umum maka pilihan produk hukumnya bernama ‘peraturan’. Dalam ilmu

pengetahuan peraturan perundang-undangan, peraturan ini juga disebut sebagai

regeling.

Adapun keputusan adalah jenis produk hukum yang memuat norma

hukum yang mengikat secara individual. Subjek hukum yang dituju oleh norma

hukum tersebut bersifat individual atau orang per orang (bukan jabatan) yang

memiliki identitas yang jelas dan spesifik dan tidak berganti-ganti. Dalam ilmu

pengetahuan peraturan perundang-undangan, peraturan ini juga disebut sebagai

beschikking.

Page 31: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

22

Konsekuensi hukum atas kedua produk hukum tersebut (peraturan dan

keputusan) adalah juga berbeda. Keberatan atas diberlakukannya sebuah peraturan

dapat dilakukan melalui mekanisme pengujian peraturan perundang-undangan

(judicial review) sedangkan jika keberatan atas diberlakukannya sebuah keputusan

maka mekanisme yang ditempuh adalah Gugatan tata Usaha Negara. Kekeliruan

atas penggunaan jenis produk hukum ini menyebabkan produk hukum tersebut

dapat dibatalkan tanpa menguji materi muatan atau subtansinya.

Adapun substansi atau materi materi muatan yang diatur dalam Keputusan

Walikota Medan Nomor 840/595.K/VII/2017 adalah merupakan norma hukum

yang bersifat umum. Seluruh norma hukum yang dimuat dalam keputusan

tersebut baik npada batang tubuh maupun lampiran tidak ditujukan secara spesifik

kepada subjek hukum tertentu yang memiliki identitas yang jelas dan spesifik

tetapi ditujukan kepada jabatan-jabatan atau fungsi tertentu saja. Norma hukum

yang seperti ini haruslah dimuat dalam produk hukum yang berbentuk peraturan.

Oleh kaena itu, substansi yang diatur dalam Keputusan Walikota Medan

Nomor 840/595.K/VII/2017 harusnya bergabung dalam Peraturan Walikota

Medan Nomor 44 Tahun 2017. Apa yang diatur dalam Keputusan Walikota Medan

Nomor 840/595.K/VII/2017 lebih tepat sebagai bagian lampiran dari Peraturan

Walikota. Sehingga dengan demikian, ketentuan yang terdapat dalam rumusan

Pasal 5 Peraturan Walikota Medan Nomor 44 Tahun 2017 dilakukan pembenahan

sehingga menjadi :

“Besaran TPP-ASN berdasarkan disiplin kerja, beban kerja, prestasi kerja,

dan pertimbangan objektif lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

yang dialokasikan untuk setiap jabatan/penugasan serta Pegawai ASN

yang melakukan tugas-tugas khusus seperti PA, KPA, Bendahara, dan

Pegawai ASN sebagaimana terdapat pada Lampiran dan merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Walikota ini.”

Page 32: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

23

Dengan rumusan seperti tersebut di atas, maka materi muatan yang terdapat pada

Keputusan Walikota digabungkan menjadi satu kesatuan dengan Peraturan

Walikota.

2.6 Tunjangan Kinerja versus Tambahan Penghasilan

Persoalan penting lainnya yang perlu dibahas adalah kessesuaian antara

ketentuan mengenai Tunjangan Kinerja sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang ASN dengan materi yang diatur dalam Peraturan Walikota Medan Nomor

44 Tahun 2017 dan Keputusan Walikota Medan Nomor 840/595.K/VII/2017. Jika

dicermati materi yang diatur dalam Peraturan Walikota dan Keputusan Walikota

tersebut maka beberapa catan yang perlu diberikan adalah :

1. Substansi yang diatur dalam Peraturan

Walikota Medan Nomor 44 Tahun 2017 adalah bersesuaian dengan

pengaturan tunjangan kinerja sebab tunjangan kinerja diberikan dengan

mengacu kepada capaian kinerja. Penggunaan istilah kinerja bersesuaian

maknanya dengan istilah prestasi kerja.

2. Substansi yang diatur dalam Peraturan

Walikota Medan Nomor 44 Tahun 2017 lebih berfokus pada pengukuran

capaian kinerja atau prestasi kerja sehingga rujukan terhadap berbagai

peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan prestasi kerja

adalah hal yang tidak salah.

3. Substansi yang diatur dalam Peraturan

Walikota Medan Nomor 44 Tahun 2017 tidak mengacu kepada rujukan

peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur pedoman dalam

penetapan besaran tunjangan kinerja sehingga dasar penetapan besaran

Tambahan Penghasilan sebagaimana tertuang dalam Lampiran Keputusan

Walikota Medan Nomor 840/595.K/VII/2017 tidak memiliki dasar

penghitungan yang jelas.

Page 33: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

24

4. Dasar penetapan besaran Tambahan

Penghasilan sebagaimana tertuang dalam Lampiran Keputusan Walikota

Medan Nomor 840/595.K/VII/2017 tidak terlihat adanya acuan Nilai dan

Kelas Jabatan yang dirujuk.

5. Oleh karena dasar penetapan besaran

Tambahan Penghasilan sebagaimana tertuang dalam Lampiran Keputusan

Walikota Medan Nomor 840/595.K/VII/2017 tidak ada maka terlihat jelas

perbedaan angka yang cukup signifikan antara besaran pendapatan jabatan

tertentu dengan jabatan lainnya.

6. Dalam Keputusan Walikota Medan Nomor

840/595.K/VII/2017 terdapat tiga kategori tambahan penghasilan yang

semua kategori tersebut diberikan kepada kriteria pegawai yang sama.

Kategori ini tidak terdapat dalam rujukan peraturan perundang-undangan

yang mengatur tunjangan kinerja.

Page 34: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

25

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Disiplin Kerja

Menurut Rivai (2005:444), mengemukakan bahwa disiplin kerja adalah

suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan

agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk

meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan

perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku

Sedangkan menurut Siagian (2002:305): “Disiplin adalah suatu bentuk

pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan

perilaku pegawai sehingga para pegawai tersebut secara sukarela berusaha

bekerja kooperatif dengan para pegawai yang lain serta meningkatkan prestasi

kerja”.

Menurut Hasibuan dalam edisi revisi (2013:193) memberikan definisi

kedisiplinan yang baik yaitu: “Kedisiplinan adalah kesadaran atau kesediaan

seseorang mentaati semua peraturan organisasi atau perusahaan dan norma-

norma sosial yang berlaku”. Disiplin dapat diartikan jika:

a. Pegawai selalu datang dan pulang tepat padawaktunya.

b. Mengerjakan semua pekerjaan denganbaik.

c. Mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial

yangberlaku.

Selain itu pendapat lain mengenai disiplin kerja yaitu dikemukan oleh

Handoko (2009:208) disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan

standar-standar organisasional. Ada dua tipe kegiatan pendisiplinan yaitu

preventif dan korektif. Dalam pelaksanaan disiplin, untuk memperoleh hasil

seperti yang diharapkan, maka pemimpin dalam usahanya perlu menggunakan

pedoman tertentu sebagai landasanpelaksanaan.

Dari beberapa definisi di atas disimpulkan bahwa disiplin adalah sikap

Page 35: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

26

kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan mentaati segala peraturan

dan tata tertib yang berlaku disekitarnya. Penempatan disiplin dalam kehidupan

suatu organisasi ditujukan agar semua pegawai yang dalam organisasi bersedia

dengan sukarela mematuhi dan mentaati segala peraturan dan tata tertib yang

berlaku tanpa paksaan. Setiap para pegawai dalam organisasi tersebut dapat

mengendalikan diri dan mematuhi norma yang berlaku dalam organisasi, maka

Hal ini akan menjadi modal utama yang amat penting dalam pencapaian

tujuan yang diinginkan. Disiplin juga akan tercipta apabila pegawai dapat

mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku pada organisasi atau perusahaan,

dan hal tersebut dapat di ukur.

Menurut Saydam (2000:208) tentang bentuk disiplin kerja yang baik akan

tergambar pada suasana:

a. Tingginya rasa kepedulian pegawai terhadap pencapaian tujuan yang

ingin dicapai.

b. Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif kerja pegawai dalam

melakukankerjanya.

c. Besarnya rasa tanggung jawab para pegawai untuk melaksanakan tugas

sebaik-baiknya.

d. Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di

kalangan pegawai.

e. Meningkatkan efisiensi dan produktivitaskerja.

Menurut Dharma (2004:388) perilaku tidak disiplin sering dijumpai

ditempat kerja adalah sebagai berikut:

a. Melanggar peraturan jam istirahat dan peraturan kerjalainnya.

b. Melanggar peraturan keamanan dankesejahteraan.

c. Terlambat masuk kerja, mangkir daripekerjaan.

d. Berkembang rasa tidak puas, saling curiga dan saling melempar rasa

tanggung jawab.

e. Bekerja dengan ceroboh dan merusakperalatan.

f. Terang-terangan menunjukan ketidakpatuhan, seperti menolak

Page 36: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

27

melaksanakan tugas yang seharusnyadilakukan.

g. Sering terjadi konflik antara pegawai danpimpinan.

Dalam usaha menegakkan kedisiplinan, maka perlu dikeluarkan aturan-

aturan berupa sanksi hukuman bagi para pegawai yang melanggar tatatertib dan

tidak melaksanakan kewajiban dengan baik, sehingga pada akhirnya

menimbulkan suasana tertib dalam melaksanakan pekerjaan. Tujuan sanksi dan

hukuman tersebut adalah memperbaiki dan mendidik pegawai untuk melakukan

pelanggaran disiplin, sehingga diharapkan tercipta tata tertib kelancaran tugas

pegawai. Strategi yang perlu diupayakan dalam penegakan disiplin adalah

menciptakan kebiasaan-kebiasaan yang positif seperti kita ketahui bahwa

pemberlakuan suatu disiplin tidak mungkin terwujud dalam waktu mendadak,

tetapi hanya dapat dilakukan secara berangsur-angsur dandibiasakan.

Sebenarnya sangatlah sulit menetapkan tujuan rinci mengapa pembinaan

disiplin kerja perlu dilakukan oleh manajemen. Secara umum dapat disebutkan

bahwa tujuan utama pembinaan disiplin kerja adalah demi kelangsungan

organisasi sesuai dengan motif organisasi. Pada dasarnya, tujuannya semua

disiplin adalah agar seseorang dapat bertingkah laku sesuai dengan apa yang

disetujui oleh organisasi/lembaga. Bagi aparatur pemerintahan disiplin mencakup

unsur-unsur ketaatan, kesetiaan, kesungguhan dalam menjalankan tugas dan

kesanggupan berkorban, dalam arti mengorbankan kepentingan pribadi dan

golongan untuk kepentingan negara dan masyarakat.

Pasal 29 UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian

sebagaimana telah diubah dengan UU No. 43 Tahun 1999 dinyatakan

bahwa “Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan perundang-

undangan pidana, maka untuk menjamin tata tertib dan kelancaran pelaksanaan

tugas, diadakan Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil”. Peraturan Disiplin

Pegawai Negeri Sipil adalah peraturan yang mengatur mengenai kewajiban,

larangan, dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar oleh

Pegawai NegeriSipil.

Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri

Page 37: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

28

Sipil. Dalam Peraturan Disiplin PNS diatur ketentuan-ketentuan mengenai:

1. Kewajiban.

2. Larangan.

3. Hukuman disiplin.

Disiplin kerja yang tinggi merupakan harapan bagi setiap pimpinan kepada

bawahan, karena itu sangatlah perlu bila disiplin mendapat penanganan intensif

dari semua pihak yang terlibat dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan

dari suatu organisasi. Dalam menangani pelanggaran yang dilakukan bawahan

perlu adanya kebijakan yang tegas guna mengoreksi, memperbaiki dan

menghindari terulangnya pelanggaran kembali hal-hal yang negatif di masa-

masa mendatang. Tujuan utama pengadaan sanksi disiplin kerja bagi para tenaga

kerja yang melanggar norma-norma organisasi adalah memperbaiki dan

mendidik para tenaga kerja yang melakukan pelanggaran disiplin.

Dalam penetapan jenis sanksi disiplin yang akan dijatuhkan kepada

pegawai yang melanggar hendaknya dipertimbangkan dengan cermat, teliti, dan

seksama bahwa sanksi disiplin yang akan dijatuhkan tersebut setimpaldengan

tindakan dan perilaku yang diperbuat. Dengan demikian, sanksi disiplin tersebut

dapat diterima dengan rasa keadilan. Kepada pegawai yang pernah diberikan

sanksi disiplin dan mengulangi lagi pada kasus yang sama, perlu dijatuhi sanksi

disiplin yang lebih berat dengan tetap berpedoman pada kebijakan pemerintah

yang berlaku.

3.1.1 Macam-Macam DisiplinKerja

Menurut Mangkunegara (2011:129) ada dua bentuk disiplin kerja, yaitu

disiplin preventif, dan disiplin korektif.

a. Disiplin Preventif, adalah suatu upaya untuk menggerakan pegawai mengikuti

dan mematuhi peraturan kerja, aturan-aturan yang telah digariskan oleh

perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakan pegawai berdisiplin

diri. Dengan cara preventif, pegawai dapat memelihara dirinya terhadap

peraturan-peraturanperusahaan.

b. Disiplin Korektif, adalah suatu upaya menggerakan pegawai dalam penyatuan

Page 38: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

29

suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mengatuhi peraturan sesuai

dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. Pada disiplin korelatif,

pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan

peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah untuk memperbaiki

pegawai pelanggar, memelihara peraturan yang berlaku, dan memberikan

pelajaran kepada pelanggar. Keith Davis berpendapat bahwa disiplin korelatif

memerlukan perhatian proses yang seharusnya, yang berarti bahwa prosedur

harus menunjukan pegawai yang bersangkutan benar-benar terlibat.

Keperluan proses yang seharusnya itu dimaksudkan adalah pertama, suatu

prasangkayang tidak bersalah sampai pembuktian pegawai berperan dalam

pelanggaran. Kedua, hak untuk didengar dalam beberapa kasus terwakilkan

oleh pegawai lain.

Dalam setiap organisasi, yang diinginkan pastilah jenis disiplin yang

pertama,yaitu datang karena kesadaran dan keinsyafan. Akan tetapi kenyataan

selalu menunjukkan bahwa disiplin itu lebih banyak di sebabkan oleh adanya

semacam paksaan dari luar. Disiplin mengacu pada pola tingkah laku dengan

ciri- ciri sebagai berikut:

1. Adanya hasrat yang kuat untuk melaksanakan sepenuhnya apa yang sudah

menjadi norma, etika, kaidah yangberlaku.

2. Adanya perilaku yangterkendali.

3. Adanyaketaatan

Untuk mengetahui ada atau tidaknya disiplin kerja seorang

pegawai/karyawan dapat dilihat dari:

1. Kepatuhan karyawan/pegawai terhadap peraturan yang berlaku, termasuk

tepat waktu dan tanggung jawab terhadappekerjaannya.

2. Bekerja sesuai prosedur yangada.

3. Pemeliharaan sarana dan perlengkapan kantor denganbaik.

3.1.2 Prinsip-PrinsipPendisiplinan

Prinsip-prinsip pendisiplinan yang dikemukakan Ranupandojo dalam

Asmiarsih (2006) adalah:

a. Pendisiplinan dilakukan secarapribadi

Page 39: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

30

Pendisiplinan seharusnya dilakukan dengan memberikan teguran kepada

karyawan. Teguran jangan dilakukan di hadapan orang banyak. Karena dapat

menyebabkan karyawan yang ditegur akan merasa malu dan tidak menutup

kemungkinan menimbulkan rasa dendam yang dapat merugikan organisasi.

b. Pendisiplinan harus bersifatmembangun.

Selain memberikan teguran dan menunjukkan kesalahan yang dilakukan

karyawan, harus disertai dengan saran tentang bagaimana seharusnya

berbuat untuk tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama.

c. Pendisiplinan harus dilakukan sacara langsung dengansegera.

Suatu tindakan dilakukan dengan segera setelah terbukti bahwa karyawan

telah melakukan kesalahan. Jangan membiarkan masalah menjadi

kadaluarsa sehingga terlupakan oleh karyawan yang bersangkutan.

d. Keadilan dalam pendisiplinan sangatdiperlukan.

Dalam tindakan pendisiplinan dilakukan secara adil tanpa pilih kasih.

Siapapun yang telah melakukan kesalahan harus mendapat tindakan

pendisiplinan secara adil tanpamembeda-bedakan.

e. Pimpinan hendaknya tidak melakukan pendisiplinan sewaktu karyawanabsen.

Pendisiplinan hendaknya dilakukan dihadapan karyawan yang bersangkutan

secara pribadi agar ia tahu telah melakukan kesalahan. Karena akan percuma

pendisiplinan yang dilakukan tanpa adanya pihak yang bersangkutan.

f. Sikap wajar hendaknya dilakukan pimpinan terhadap karyawan yang telah

melakukan kesalahan tersebut. Dengan demikian, proses kerja dapat lancar

kembali dan tidak kaku dalam bersikap.

3.1.3 Indikator-IndikatorKedisiplinan

Menurut Rivai (2005:444), disiplin kerja memiliki beberapa indikator

seperti:

1. Kehadiran

Hal ini menjadi indikator yang mendasar untuk mengukur kedisiplinan, dan

biasanya karyawan yang memiliki disiplin kerja rendah terbiasa untuk

terlambat dalam bekerja.

Page 40: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

31

2. Ketaatan kepada peraturankerja.

Karyawan yang taat pada peraturan kerja tidak akan melalaikan prosedur

kerja dan akan selalu mengikuti pedoman kerja yang ditetapkan oleh

perusahaaan.

3. Ketaatan pada standarkerja.

Hal ini dapat dilihat melalui besarnya tanggung jawab karyawan yang

diamanahkankepadanya.

4. Tingkat kewaspadaantinggi.

Karyawan yang memiliki tingkat kewaspadaan tinggi akan selalu berhati-

hati, penuh perhitungan dan ketelitian dalam bekerja, serta selalu

menggunakan sesuatu secara efektif dan efisien.

5. Bekerjaetis.

Beberapa karyawan mungkin melakukan tindakan yang tidak sopan kepada

pelanggan atau terlibat dalam tindakan yang tidak pantas. Hal ini

merupakan salah satu tindakan indisipliner, sehingga bekerja etis sebagai

salah satu wujud dari disiplin kerja karyawan.

3.2 Beban Kerja

Analisis Beban Kerja adalah suatu teknik manajemen yang dilakukan

secara sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efektivitas dan

efisiensi kerja organisasi berdasarkan volumekerja. Berdasarkan peraturan

Menteri dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2008 Pedoman analisis beban kerja

menjadi acuan bagi setiap unit organisasi di lingkungan Departemen Dalam

Negeri dan Pemerintah Daerah dalam melaksanakan analisis beban kerja sesuai

dengan tugas pokok dan fungsimasing-masing. Analisis beban kerja

dilaksanakan untuk mengukur dan menghitung beban kerja setiap jabatan/unit

kerja dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan meningkatkan

kapasitas organisasi yang profesional, transparan, dan rasional. Analisis beban

kerja dilakukan pada setiap jabatan yang ada dalam satuan kerja organisasi.

Page 41: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

32

Analisis beban kerja menghasilkan informasi berupa :

a. efektivitas dan efisiensi jabatan serta efektivitas dan efisiensi unitkerja

b. prestasi kerja jabatan dan prestasi kerjaunit

c. jumlah kebutuhanpegawai/pejabat

d. jumlah beban kerja jabatan dan jumlah beban kerja unit;dan

e. standar bobot tugaskerja.

Analisis beban kerja bermanfaat untuk :

a. penataan/penyempurnaan strukturorganisasi

b. penilaian prestasi kerja jabatan dan prestasi kerjaunit

c. bahan penyempurnaan sistem dan prosedurkerja

d. sarana peningkatan kinerjakelembagaan

e. penyusunan standar beban kerja jabatan/kelembagaan, penyusunan daftar

susunan pegawai atau bahan penetapan eselonisasi jabatanstructural.

3.2.1 Analisis Beban Kerja

Penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif menjadi tuntutan

di era globalisasi yang sarat dengan persaingan dan keterbatasan di segala

bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya aparatur

dalam pelaksanaan urusan pemerintahan. Yang terjadi saat ini profesionalisme

yang diharapkan belum sepenuhnya terwujud.

Salah satu penyebab utamanya karena terjadi ketidaksesuaian antara

kompetensi pegawai dengan jabatan yang didudukinya. Ketidaksesuaian itu

disebabkan oleh komposisi keahlian atau keterampilan pegawai yang belum

proporsional. Demikian pula, pendistribusian pegawai masih belum mengacu

pada kebutuhan nyata organisasi, dalam arti belum didasarkan pada beban kerja

organisasi. Menumpuknya pegawai di satu unit tanpa pekerjaan yang jelas dan

kurangnya pegawai di unit lain merupakan kenyataan dari permasalahan tersebut.

Di sisi lain pembentukan organisasi cenderung tidak berdasarkan kebutuhan

nyata, dalam arti organisasi yang dibentuk terlalu besar sementara beban

Page 42: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

33

kerjanya kecil, sehingga pencapaian tujuan organisasi tidak efisien danefektif.

Dalam rangka mencapai performance Departemen Dalam Negeri dan

Pemerintah Daerah yang diharapkan, dipandang perlu menyusun suatu Peraturan

Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Analisis Beban Kerja di Lingkungan

Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah yang merupakan panduan

tentang uraian langkah-langkah dalam melakukan analisis beban kerja pada

setiap unit organisasi di lingkungan Departemen Dalam Negeri dan

PemerintahDaerah.

Pelaksanaan analisis beban kerja pada hakekatnya diharapkan agar

terpenuhinya tuntutan kebutuhan untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi

serta profesionalisme sumber daya manusia aparatur yang memadai pada setiap

instansi serta mampu melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan dan

pembangunan secara lancar dengan dilandasi semangat pengabdian kepada

masyarakat, bangsa dan negara. Hal dimaksud sesuai dengan Undang-undang

Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian yang menyatakan

bahwa sebagai unsur aparatur negara Pegawai Negeri Sipil harus memberikan

pelayanan kepada masyarakat secara profesional.

Selain itu, pelaksanaan analisis beban kerja dapat menghasilkan suatu tolok

ukur bagi pegawai/unit organisasi dalam melaksanakan kegiatannya, yaitu

berupa bobot tugas penyelesaian pekerjaan, tingkat efisiensi kerja, dan standar

beban kerja dan prestasi kerja, menyusun formasi pegawai, serta penyempurnaan

sistem prosedur kerja dan manajemen lainnya.

Hasil analisis beban kerja juga dapat dijadikan tolok ukur untuk

meningkatkan produktifitas kerja serta langkah-langkah lainnya dalam rangka

meningkatkan pembinaan, penyempurnaan dan pendayagunaan aparatur negara

baik dari segi kelembagaan, ketatalaksanaan maupun kepegawaian. Upaya

tersebut dapat dicapai melalui pelaksanaan analisis beban kerja pada setiap unit

organisasi di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah

secara konsisten dan berkesinambungan.

Page 43: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

34

3.3 Prestasi Kerja

Prestasi kerja adalah suatu proses penilaian secara sistematis yang

dilakukan oleh pejabat penilai terhadap sasaran kerja pegawai (SKP) dan

perilaku kerjaPNS. SKP adalah rencana kerja dant arget yang akan dicapai

olehseorangPNS. Perilaku kerja adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan

yang dilakukan oleh PNS atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya

dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Untuk mewujudkan pembinaan PNS berdasarkan sistem penilaian

prestasi kerja dan sistem karier yang lebihbaik Sistem penilaian pekerjaan

sebagaimana diatur dalam PP No. 10 Tahun 1979 (DP3) memiliki kelemahan,

yaitu mengutamakan penilaianperilaku Untuk mengukur Prestasi Kerja PNS,

maka TMT 1Januari 2014 dilaksanakan Penilaian PrestasiKinerjaPNSsebagai

pengganti DP3 (PP No. 46 Tahun 2011 pasal 31 dan33)

Prestasi kinerja individu pegawai sangat penting dalam mencapai tujuan

organisasi. Oleh karena itu diperlukan sistem penilaian kinerja yang dapat

diandalkan, dan dapat dijadikan dasar untuk penilaian kinerja dan pengembangan

prestasi pegawai sesuai tujuan organisasi. Dengan demikian, setiap pegawai dapat

menilai seberapa jauh kinerjanya telah menghasilkan prestasi yang diharapkan

sesuai tujuan organisasi.

Dalam penilaian kinerja individu Pegawai Negeri Sipil (PNS) selain

memperhatikan tugas pokok dan fungsi, juga melakukan penilaian terhadap tugas

tambahan yang dibebankan kepada individu PNS yang bersangkutan. Instrumen

Penilaian kinerja Individu PNS meliputi: (1) Penilaian kinerja berdasarkan pada

Sasaran Kinerja Individu (SKI) yang dilakukan dengan membandingkan antara

realisasi kerja dengan target dari aspek kuantitas, kualitas, waktu dan/atau biaya,

dikalikan dengan bobot kegiatan; (2) Penilaian perilaku kerja dilakukan dengan cara

pengamatan sesuai kriteria yang telah ditetapkan; (3) Penilaian prestasi kerja

dilakukan dengan cara menggabungkan penilaian SKI dengan penilaian perilaku

kerja.

Page 44: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

35

Prinsip Dasar Penilaian Prestasi Kerja :

1. Objektif, Sesuai dengan keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi oleh

penilaian subjektif pribadi dari pejabatpenilai

2. Terukur, Dapat diukur secara kualitatif dan kuantitati

3. Akuntabel, Seluruh hasil penilaian kinerja harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada pejabat yang berwenang

4. Partisipasi, Seluruh proses penilaian prestasi kerja dengan

melibatkansecara aktif antara pejabat penilai dengan PNS yangdinilai

5. Transparan, Seluruh proses dan hasil penilaian prestasi kerja

bersifatterbuka dan tidak bersifat rahasia

3.4 Kinerja

Kinerja merupakan prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan seseorang

(Adoe, 2001). Kinerja (Performance) adalahhasil kerja yang dapat dicapai

olehseseorang atau sekelompok orang dalamsuatu organisasi, sesuai

denganwewenang dan tanggung jawab masingmasing,dalam rangka upaya

mencapaitujuan organisasi bersangkutan secaralegal, tidak melanggar hukum dan

sesuai dengan moral maupun etika (Prawirosentono, 1999).

Kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan

sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning

suatu organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau

tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu. Kinerja bisa diketahui

hanya jika individu atau kelompok individu tersebut mempunyai kriteria

keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan

atau target-target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target,

kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada

tolok ukurnya. (Mohamad Mahsun, 2009).

Page 45: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

36

3.5 Tunjangan Kinerja Daerah

Tunjangan kinerja daerah yang diberikan oleh pemerintah daerah DKI

Jakarta kepada para PNS dan CPNS daerah DKI Jakarta merupakan salah satu

bentuk kompensasi yang diterima oleh para PNS dan CPNS tersebut. Teguh

Sulistiyani dan Rosidah (2009:256) mengatakan bahwa kompensasi adalah segala

sesuatu yang diterima oleh pegawai sebagai balas jasa (kontra prestasi) atas kerja

mereka. Pada dasarnya kompensasi merupakan kontribusi yang diterima oleh

pegawai atas pekerjaan yang telah dikerjakannya. Bagaimanapun sumber daya

manusia telah bekerja dalam organisasi telah pengorbanan waktu, tenaga,

pikiran, bahkan,konsentrasi yang bersifat material juga dilakukan. Atas usaha-

usaha yang dilakukan secara langsung dan tidak langsung perlu dihargai secara

memadai. Untuk itulah kompensasi perlu mendapat perhatian. Sejalan dengan

pendapat diatas, menurut Sedarmayanti (2009:23) kompensasi adalah segala

sesuatu yang diterima oleh pegawai sebagai balas jasa untuk mereka. Teguh

Sulistiyani dan Rosidah (2009:256) juga mengemukakan bahwa program

kompensasi penting bagi organisasi karena mencerminkan upaya organisasi untuk

mempertahankan sumber daya manusia sebagai komponen utama, dan merupakan

komponen biaya yang paling penting.

Di samping pertimbangan tersebut, kompensasi juga merupakan salah satu

aspek yang berarti bagi pegawai, karena bagi individu/pegawai besarnya

kompensasi mencerminkan ukuran nilai karya mereka diantara para pegawai itu

sendiri, keluarga dan masyarakat. Bila kompensasi diberikan secara benar,

pegawai akan termotivasi dan lebih terpusatkan untuk mencapai sasaran-sasaran

organisasi. Suatu kompensasi harus memiliki dasar yang logis, kuat dan tidak

mudah goyah serta adil. Kompensasi ada dua macam: langsung (financial) dan

tidak langsung (non financial). Secara definitif kompensasi langsung adalah upah

dasar/sistem gaji ditambah bayaran yang berdasarkan penampilan (prestasi).

Kompensasi tidak langsun adalah kategori umum tunjangan karyawan/pegawai,

program proteksi yang diamanatkan, asuransi kesehatan, upah waktu tidak bekerja

dan bermacam-macam tunjangan lainnya. Sedarmayanti (2009:24-25) menyatakan

tujuan sistem kompensasi, antara lain :

Page 46: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

37

1. Menghargai prestasi kerja. Pemberian kompensasi yang memadai adalah

suatu penghargaan organisasi terhadap prestasi kerja parapegawainya. Hal

tersebut selanjutnya akan mendorong kinerja pegawai sesuai dengan yang

diinginkan organisasi.

2. Menjamin keadilan. Dengan adanya sistem kompensasi yang baik,akan

menjamin ada nya keadilan diantara pegawai dalam organisasi. Masing-

masing pegawai akan memperoleh imbalan yang sesuai dengan tugas, fungsi,

jabatan, dan prestasi kerjanya.

3. Mempertahankan pegawai. Dengan sistem kompensasi yang baik, para

pegawai akan lebih betah atau bertahan bekerja pada organisasi itu. Hal ini

berarti mencegah keluarnya pegawai dari organisasi untuk mencari pekerjaan

yang lebih menguntungkan.

4. Memperoleh pegawai yang bermutu. Dengan sistem kompensasi yang baik

akan menarik lebih banyakcalon pegawai. Dengan banyaknya pelamar atau

calon pegawai, makapeluang untuk memilih pegawai yang bermutu akan

lebih banyak.

5. Pengendalian biaya.Dengan sistem pemberian kompensasi yang baik akan

mengurangiseringnya pelaksanaan rekruitmen sebagai akibat dari

makinseringnya pegawai yang keluar mencari pekerjaan yang

lebihmenguntungkan. Hal ini berarti penghematan biaya untuk rekruitmendan

seleksi calon pegawai baru.

6. Memenuhi peraturanSistem administrasi kompensasi yang baik merupakan

suatu tuntutan.Suatu organisasi yang baik dituntut untuk memiliki

sistemadministrasi kompensasi yang baik.

Tunjangan kinerja daerah adalah tunjangan yang diberikan kepadaPNS dan

CPNS yang dikaitkan dengan kehadiran dan kinerja. Tunjangankinerja daerah

merupakan salah satu bentuk kompensasi yang diterima olehpegawai negeri sipil

dan calon pegawai negeri sipil di Provinsi DKI Jakarta.Dengan adanya kebijakan

pemberian tunjangan kinerja daerah, tidak ada lagitunjangan peningkatan

penghasilan, tunjangan kesejahteraan pegawai, danhonor kegiatan.

Page 47: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

38

3.6 Kompetensi

Kompetensi merupakan aspek kemampuan seseorang yang meliputi

pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai, atau karakteristik pribadi yang

memungkinkan pekerja mencapai keberhasilan dalam menyelesaikan pekerjaan

mereka melalui pencapaian hasil atau keberhasilan dalam menyelesaikan tugas-

tugas (Noe, 2002: 94).

Penempatan pegawai pada posisi yang sesuai dengan kompetensinya juga

merupakan salah satu faktor penentu dalam peningkatan kepuasan kerja.

Kompetensi adalah karakteristik dasar seseorang (individu) yang mempengaruhi

cara berpikir dan bertindak, membuat generalisasi terhadap segala situasi yang

dihadapi serta bertahan cukup lama dalam diri manusia (Ruky, 2006).

Kompetensi dalam kaitannya dengan kinerja dapat digolongkan dalam dua

kelompok (Ruky, 2006) yaitu kompetensi ambang (thresholdcompetencies) yaitu

kriteria minimal yang harus bisa dipenuhi pemegang jabatan agar dapat bekerja

dengan efektif dan kompetensi pembeda (differentiatingcompetencies) yaitu

kriteria yang membedakan orang yang mencapai kinerja superior dan orang yang

kinerjanya rata-rata.

3.7 Keadilan dan Kewajaran

Keadilan yang dibahas dalam penelitina ini adalah keadilan distributif dan

keadilan prosedural. Teori ini diambil dari teori equity yang menyatakan bahwa

keadilan distributif berhubungan dengan persepsi karyawan dan keseimbangan

antara masukan-masukan (misalnya usaha yang dilakukan dan skill) yang mereka

berikan dalam hasil-hasil (misalnya gaji) yang mereka terima. Pada saat individu

dalam organsasi mempersepsikan bahwa rasio masukan-masukan yang mereka

berikan terhadap imbalan-imbalan yang mereka terima seimbang, mereka

merasakan adanya kewajaran (equity). Disisi lain, ketidakseimbangan rasio antara

masukan dan imbalan menggiring mereka pada persepsi akan adanya

ketidakwajaran (Cowherd dan Levine, 1992 dalam Pareke, 2000).

Keadilan distributif berkaitan dengan pandangan fairshare yaitu

pembagian yang adil yang merupakan harapan yang dimiliki oleh unit kerja

(Magner and Johnson, 1995). Walaupun disadari bahwa perusahaan dengan

Page 48: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

39

sumber daya yang terbatas tidak dapat memenuhi semua permintaan. Artinya

masalah-masalah tentang keadilan akan muncul ketika dinas menghadapi sumber

daya yang terbatas (Libby, 1999). Keadilan merupakan sisi keadilan dalam

penganggaran yang memperhatikan aspek prosedur yang digunakan dalam

melakukan distribusi anggaran. Berdasarkan penelitian oleh Libbe (1999)

menyatakan bahwa keadilan prosedural berpengaruh terhadap kinerja.

3.8 Lingkungan Organisasi

Lingkungan organisasi dapat dikatakan sebagai ‘semua hal’ diluar

organisasi yang dapat mempengaruhi perilaku pekerja. Teori dari lingkungan

organisasi menekankan bahwa sumber daya yang tersedia dalam organisasai,

keberagaman tuntutan dari stakeholders yang harus dipenuhi, tingkat perubahan

dalam tiap hal tersebut memberikan implikasi bagi kinerja (Quinn dan

Rohrbaugh, 1981).

Menurut Mangkunegara (2006) lingkungan kerja meliputi uraian jabatan

yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola

komunikasi, hubungan kerja yang harmonis, iklim kerja yang dinamis, peluang

karir, dan fasilitas kerja yang memadai. Lingkungan kerja yang tidak memuaskan

dapat menurunkan semangat kerja dan akhirnya menurunkan produktifitas kerja

pegawai (Ahyari, 1986).

3.9 Motivasi

Menurut teori pengharapan yang dikemukakan oleh Vroom dalam

Handoko (1999) yaitu “Motivasi merupakan akibat dari suatu hasil yang ingin

dicapai oleh seseorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan

mengarah kepada hasil yang diinginkannya. Motivasi manusia yang telah

dikembangkan oleh Maslow melalui penjelasan bahwa motivasi dipicu oleh

usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan (Mathis dan Jackson, 2001).

Gambaran teori Hierarkhi Kebutuhan Maslow, atas dasar sebagai berikut :

(Hasibuan,2001 : 156).

a. Manusia adalah mahluk sosial yang berkeinginan. Ia selalu menginginkan

lebih banyak.Keinginan ini terus-menerus dan hanya akan berhenti bila akhir

hayatnya tiba.

Page 49: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

40

b. Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivator bagi

pelakunya, hanyakebutuhan yang belum terpenuhi yang akan menjadi

motivator.

c. Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu jenjang/hierarkhi, yakni dimulai

dari tingkatkebutuhan yang terendah physiological, safety and security,

affiliation or acceptance, esteemor status dan terakhir self actualization.

1. Self Actualization

2. Esteem or Status

3. Affiliation or Acceptance

4. Safety and Security

5. Physicological

Pada teori ini, Maslow mengklasifikasikan kebutuhan manusia yang

diurutkan menjadi lima kategori. Hierarki kebutuhan Maslow terdiri atas:

a. Fisiologis, antara lain kebutuhan akan sandang, pangan, papan dan kebutuhan

jasmani lain.

b. Keamanan, antara lain kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan

terhadap kerugian fisik dan emosional.

c. Sosial, antara lain kasih sayang, rasa saling memiliki, diterima-baik,

persahabatan.

d. Penghargaan, antara lain mencakup faktor penghormatan diri seperti harga

diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor penghormatan diri luar seperti

misalnya status, pengakuan dan perhatian.

e. Aktualisasi Diri, merupakan dorongan untuk menjadi seseorang atau sesuai

ambisinya yang mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan

kebutuhan diri.

Selain teori kebutuhan Maslow, teori ini kemudian dikembangkan oleh

FrederickHerzberg yang terkenal dengan “Teori Motivasi Kerja Dua Faktor”

yang membicarakan 2(dua) golongan utama kebutuhan menutup kekurangan dan

kebutuhan pengembangan.

Menurut teori ini ada 2 faktor yang dapat mempengaruhi kondisi pekerjaan

seseorang, yaitu :

Page 50: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

41

1. Faktor-faktor yang akan mencegah ketidakpuasan (faktor higine), yang terdiri

dari gaji,kondisi kerja, kebijakan perusahaan, penyeliaan kelompok kerja.

2. Faktor-faktor yang memberikan kepuasan (motivator factor) yang terdiri dari

kemajuan,perkembangan, tanggung jawab, penghargaan, prestasi, pekerjaan

itu sendiri

Hasibuan dalam Prabu (2005) yang menyatakan bahwa manusia adalah

makhluk sosial yang berkeinginan. Keinginan dan kebutuhan terjadi secara terus-

menerus dan hanya akan berhenti bila akhir hayatnya tiba. Suatu kebutuhan yang

telah dipuaskan tidak menjadi alat motivator bagi pelakunya, hanya kebutuhan

yang belum terpenuhi yang akan menjadi motivator.

3.10 Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat diringkas dalam gambar

sebagai berikut ini:

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Page 51: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

42

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptive analysis. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hal-hal yang ditanyakan dalam

penelitian, seperti: siapa yang mana, kapan dan dimana. Studi dengan deskriptive

analysis dapat dilakukan secara sederhana ataupun rumit. Peneliti dituntut untuk

melakukan penelitian dengan standar yang layak, baik dalam perencanaan

maupun pelaksanaannya.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Pemerintah Kota Medan

Sumatera Utara. Waktu penelitian adalah berkisar April sampai dengan Juli 2017.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang

bekerja di kantor Pemerintah Kota Medan. Berdasarkan analisis pendahulu yang

dilakukan diperoleh sampel berjumlah 97 orang dari seluruh jabatan di Pemko

Medan.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini, penulis akan mengumpulkan data dari

dua sumber, yaitu:

1. Sumber primer

Yaitu data yang berasal dari sumber informasi. Sumber data ini diperoleh

dengan teknik wawancara (interview) untuk mendapatkan informasi

yanglebih objektif terhadap permasalahan dan observasi lapangan oleh

peneliti.

Page 52: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

43

Data yang dihasilkan dari data primer, yaitu:

- Jumlah pegawai Pemko Medan

- Data kinerja Pemko Medan

- Penetapan indikator kinerja Pemko Medan

- Statistik kinerja pegawai

2. Sumber sekunder

Sumber data yang tidak langusng memberikan data kepada penulis, sumber

ini diperoleh dari studi buku-buku, dokumen dan literatur yang berkaitan

dengan fokus penelitian.

- Data permasalahan kinerja Pemko Medan

- Data pertumbuhan pegawai Pemko Medan

- Besaran gaji di Pemko Medan

4.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan teknik kuantitatif dan kualitatif. Teknik

kuantitatif yang digunakan untuk menganalsisi ‘faktor-faktor yang

mempengaruhi penilaian pegawai berbasis kinerja’ dengan menggunakan teknik

analisis regresi linear berganda, dengan persamaan:

Y = a + B1X1+ B2X2 + B3X3 + B4X4 + e

Dimana:

Y : Kinerja

a : Konstanta

B1 : Kompetensi

B2 : Keadilan dan Kewajaran

B3 : Lingkungan Organisasi

B4 : Motivasi

Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengetahui bagaimana sistem

penilaian pegawai berbasis kinerja di kantor Pemerintah Kota Medan sesuai

dengan butir-butir rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Karena

Page 53: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

44

dengan pendekatan kualitatif data yang didapat akan lebih lengkap, lebih

mendalam, kredibel dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat tercapai.

Pendekatan kualitatif juga dipilih karena pendekatan kualitatif dapat memberikan

rincian yang kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh kuantitatif.

Analisis data kualitatif adalah analisis yang dilakukan terhadap data-data

non-angka seperti hasil wawancara atau catatan laporan bacaan dari buku-buku,

artikel dan termasuk non tulisan seperti foto, gambar atau film, dengan tujuan

mencari suatu pola umum dalam bentuk diskripsi kata-kata (Irawan, 2004: 99).

Page 54: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

45

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Operasional Variabel

Sistem penilaian kinerja PNS Kota Medan sesuai dengan beban kerja

dapat diketahui dengan menggunakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

kinerja. Seperti yang telah dipaparkan pada beberapa bab sebelumnya, faktor

yang dianggap paling tepat dalam mempengaruhi sistem penilaian kinerja adalah:

1. Kompetensi, yang meliputi pengetahuan, keahlian, keterampilan dan

tanggung jawab.

2. Keadilan atau kewajaran, yang meliputi pendapatan berdasarkan keahlian,

kesejahteraan, keterbukaan informasi dan keterbukaan prosedur kompensasi.

3. Lingkungan organisasi, yang meliputi hubungan dengan

kolega/atasan/bawahan, suasana kerja dan fasilitas kerja.

4. Motivasi, yang meliputi self achievement, penghargaan dan kepuasan.

5. Kinerja, yang meliputi ketepatan waktu, kuantitas pekerjaan, kualitas

pekerjaan dan loyalitas.

Selanjutnya keseluruhan variabel ini ditransformasikan kedalam kuesioner

yang bertujuan untuk pengambilan data. Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh:

1. Data deskriptif yang berupa karakteristik responden dan distribusi frekuensi

tanggapan responden.

2. Hasil analisis data statistik yang menggunakan teknik analisis data regresi

linier berganda, untuk mengetahui faktor mana yang berpengaruh terhadap

kinerja pada pegawai Pemko Kota Medan.

5.2 Karakteristik Responden

5.3.1 Jenis Kelamin

Page 55: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

46

Berdasarkan hasil pengelompokan data didapat distribusi frekuensi

responden berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut:

Tabel 5.1Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)1 Laki-laki 62 63,92 Perempuan 35 36,1

Total 97 100,0Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Dari Tabel 5.1 dapat disimpulkan bahwa frekuensi responden berdasarkan

jenis kelamin paling banyak adalah laki-laki sebanyak 62 orang (63,9%).

Kemudian perempuan sebanyak 35 (36,1%).

5.3.2 Usia

Dari hasil pengumpulan dan pengelompokan data didapat distribusi

frekuensi responden berdasarkan usia responden sebagai berikut:

Tabel 5.2Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia

No. Umur (Thn) Jumlah Persentase (%)1. 18-27 tahun 4 4,12. 28-37 tahun 24 24,73. 38-47 tahun 46 47,44. > 48 tahun 23 23,7

Total 97 100,0Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Dari Tabel 5.2 dapat disimpulkan bahwa frekuensi responden berdasarkan

usia yang paling banyak adalah usia sekitar antara 38-47 tahun yaitu sebanyak 46

orang (47,4%). Kemudian 28-37 tahun sebanyak 24 orang (24,7%), lebih dari 48

tahun sebanyak 23 orang (23,7%) dan yang terakhir antara 18-27 tahun sebanyak

4 orang (4,1%).

Page 56: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

47

5.3.3 Tingkat Pendidikan

Dari hasi pengumpulan dan pengelompokan data didapat distribusi

frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan sebagai berikut:

Tabel 5.3Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase1. SMA 26 26,82. D3 2 2,13. S1 63 64,94. S2 6 6,2

Total 97 100,0Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Dari Tabel 5.3 dapat disimpulkan bahwa frekuensi responden berdasarkan

tingkat pendidikan yang paling banyak adalah S1yaitu sebanyak 63 orang

(64,9%). Kemudian SMA sebanyak 26 orang (26,8%), S2 sebanyak 6 orang

(6,2%) dan yang paling sedikit adalah D3 sebanyak 2 orang (2,1%).

5.3.4 Lama Bekerja

Dari hasil pengumpulan dan pengelompokan data didapat distribusi

frekuensi responden berdasarkan lama bekerja sebagai berikut:

Tabel 5.4Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Bekerja

No. Lama Bekerja Jumlah Persentase (%)1. < 10 tahun 21 21,62. 10-19 tahun 40 41,23. 20-29 tahun 23 23,74. > 30 tahun 13 13,4

Total 97 100,0Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Dari Tabel 5.4 dapat disimpulkan bahwa frekuensi responden berdasarkan

lama bekerja di Pemko Kota Medan yang paling lama adalah responden yang

telah bekerja selama 10-19 tahun yaitu sebanyak 40 orang (41,2%). Kemudian 20-

Page 57: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

48

29 tahun sebnayak 23 orang (23,7%), kurang dari 10 tahun sebanyak 21 orang

(21,6%) dan yang paling sedikit yang bekerja lebih dari 30 tahun yaitu sebanyak

13 orang (13,4%).

5.3.5 Jabatan Terakhir

Dari hasil pengumpulan dan pengelompokan data didapat distribusi

frekuensi responden berdasarkan jabatan terakhir sebagai berikut:

Tabel 5.5Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jabatan Terakhir

No. Jabatan Terakhir Jumlah Persentase (%)1. Tidak ada 79 81,42. Kasub 2 2,13. Kasub Penyusunan Program 1 1,04.5.6.

SekretarisStaf

Wali Kelas

1131

1,013,41,0

Total 97 100,0Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Dari Tabel 5.5 dapat disimpulkan bahwa frekuensi responden berdasarkan

jabatan terakhir yang diembannya kebanyakan responden tidak memiliki jabatan

sebelumnya yaitu sebanyak 79 orang (81,4%). Kemudian staf sebanyak 13 orang

(13,4%), Kasub sebanyak 2 orang (2,1%), Kasub Penyusunan Program sebanyak

1 orang (1,0%), Sekretaris sebanyak 1 orang (1,0%) dan wali kelas sebanyak 1

0rang (1,0%).

5.3.6 Pangkat/ Golongan

Dari hasil pengumpulan dan pengelompokan data didapat distribusi

frekuensi responden berdasarkan pangkat/ golongan sebagai berikut:

Tabel 5.6Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jabatan Terakhir

No. Jabatan Terakhir Jumlah Persentase (%)1. Ahli Madya 2 2,12. Ahli Muda 11 11,33. Ahli Pertama 6 6,24. Ahli Utama 1 1,05. Eselon II/a 2 2,16. Eselon III/b 2 2,1

Page 58: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

49

7. Eselon IV/a 7 7,28. Eselon IV/b 5 5,29. Guru 10 10,3

10. Guru/IIIa 1 1,011. I 1 1,012. II 26 26,813. III 17 17,514. IV 1 1,015. Mahir 1 1,016. Penata/IIIc 1 1,017. Penyelia 3 3,1

Total 97 100,0Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Dari Tabel 5.5 dapat disimpulkan frekuensi responden berdasarkan

pangkat/ golongan yang paling banyak adalah II sebanyak 26 orang (26,8%).

Kemudian III sebanyak 17 orang (17,5%), Ahli Muda sebanyak 11 orang

(11,3%), Eselon IV/a sebanyak 7 orang (7,2%), Ahli Pertama sebanyak 6 orang

(6,2%), Eselon IV/b sebanyak 5 orang (5,2%), Penyelia sebanyak 3 orang

(3,1%). Ahli Madya, Eselon II/a dan Eselon III/b masing-masing sebanyak 2

orang (2,1%). Ahli Utama, Guru/IIIa, I, IV, Mahir dan Penata/IIIc masing-

masing sebanyak 1 orang (1,0%).

5.3 Analisis Deskriptif Penilaian Pegawai Berbasis Kinerja di Pemerintah

Kota Medan

Berikut ini hasil penyajian berupa penjelasan responden terhadap variabel-

variabel tersebut yang nantinya diukur dengan standar nilai pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7Pengukuran Jawaban Responden

No. Nilai Pengukuran1 1,00-1,79 Sangat tidak baik2 1,80-2,59 Tidak baik3 2,60-3,39 Kurang baik4 3,40-4,19 Baik5 4,20-5,00 Sangat baik

5.3.1 Kompetensi Responden

Page 59: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

50

Dari hasil pengumpulan sampai dengan analisis data di dapat distribusi

frekuensi uraian jawaban pengetahuan responden tentang kompetensi responden

dalam bekerja untuk mencapai penilaian kinerja pegawai.

Tabel 5.8Distribusi Frekuensi Uraian Jawaban Kompetensi Responden

No. Pernyataan 1 2 3 4 5 Total Rerata1. Saya memahami tugas dan fungsi

pekerjaan saya0 0 2 62 33 97 4.32

2. Saya menguasai pengetahuan yang mendukung penerapan tugas dan fungsi pekerjaan saya

0 0 4 78 15 97 4.03

3. Saya mengetahui batasan tanggung jawab yang saya emban.

0 0 4 77 16 97 4.12

4. Saya mengetahui konsekuensi hukumdalam pekerjaan saya

0 0 7 73 17 97 4,10

5. Saya memiliki pengetahuan mengelola sumber daya manusia

0 0 7 77 13 97 4,06

6. Saya memiliki pengetahuan mengenai peraturan wali kota Medan yang sesuai dengan jabatan yang sayaemban

0 0 8 62 27 97 4,19

7. Saya menguasai keahlian administrasi sesuai dengan tugas dan fungsi

0 0 10 76 11 97 4,01

8. Saya mampu membina komunikasi dengan atasan

0 0 6 64 27 97 4,21

9. Saya mampu membina komunikasi dengan bawahan

0 0 5 79 13 97 4,08

10. Saya mampu membina komunikasi dengan kolega

0 0 8 70 19 97 4,11

11. Saya mampu membina hubungan kerja yang baik dengan atasan

0 0 5 76 16 97 4,11

12. Saya mampu membina hubungan kerja yang baik dengan bawahan

0 0 6 70 21 97 4,15

13. Saya mampu membina hubungan kerja yang baik dengan kolega

0 0 5 76 16 97 4,13

14. Saya mampu membuat perencanaan kerja sesuai dengan tanggung jawab saya

0 1 13 70 13 97 3,95

15. Saya mampu mengorganisir sumber daya yang ada untuk mengaplikasikan rencana kerja

0 0 9 78 10 97 4,01

Page 60: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

51

16. Saya memiliki keterampilan yang cukup dalam mengarahkan sumber daya manusia untuk pencapaian tujuan organisasi

0 0 15 70 12 97 3,96

17. Saya selalu mengawasi pekerjaan bawahan saya

0 0 14 70 13 97 3,98

18. Saya mampu mengevaluasi pekerjaanbawahan

0 0 18 71 8 97 3,89

19. Saya mampu menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepada saya.

0 0 6 81 10 97 4,04

20. Saya selalu berkomitmen untuk hadirtepat waktu

0 0 8 55 34 97 4,26

21. Saya menjunjung tinggi kejujuran dalam bekerja

0 0 2 57 38 97 4,37

22. Saya selalu bekerja secara transparan 0 0 2 64 31 97 4,3923. Saya menerima konsekuensi dari

pekerjaan yang saya lakukan0 0 4 69 24 97 4,20

24. Saya bersedia bertanggung jawab terhadap pekerjaan saya

0 0 4 58 35 97 4,31

25. Saya adalah orang yang berkomitmenuntuk menjadi yang terbaik di pekerjaan saya

0 0 4 57 36 97 4,32

26. Saya yakin dengan disiplin, maka saya mampu mencapai tujuan organisasi

0 0 5 64 28 97 4,23

Rerata Total 4.13Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.8 diperoleh distribusi frekuensi jawaban responden

terhadap kompetensi dalam bekerja. Dari data diatas didapat beberapa kesimpulan

terkait dengan kompetensi pegawai dalam bekerja. Pernyataan paling negatif

terdapat pada Saya mampu mengevaluasi pekerjaan bawahan (3.89) namun masih

dalam kategori baik, hal ini menjelaskana bahwa setiap atasan mampu

mengevaluasi hasil kerja bawahannya sehingga hasil pekerjaan tersebut

terselesaikan dengan baik. Sedangkan pernyataan yang paling positif terdapat

pada Saya selalu bekerja secara transparan masuk kedalam kategori sangat baik

(4.39) yangtermasuk kedalam kategori baik, hal ini menjelaskan bahwa pegawai

kantor Pemko Medan bekerja dengan transparan. Satu pegawai mengetahui

Page 61: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

52

pekerjaan pegawai lainnya, atasan mengetahui pekejaan bawahannya dan

bawahan mengetahui pekerjaan atasannya.

Dari hasil pengolahan data didapat juga rerata pengetahuan total

kompetensi pegawai dalam bekerja yaitu sebesar 4.13 yang terletak pada kategori

sangat baik. Hal ini mengindikasikan bahwa pegawai pada kantor Pemko Medan

sudah memiliki kompetensi diatas rata-rata (baik).

5.3.2 Keadilan atau Kewajaran Responden

Dari hasil pengumpulan sampai dengan analisis data didapat distribusi

frekuensi uraian jawaban keadilan dan kewajaran responden dalam bekerja

sebagai berikut ini.

Tabel 5.9Distribusi Frekuensi Uraian Jawaban Keadilan atau Kewajaran Responden

dalam BekerjaNo. Pernyataan 1 2 3 4 5 Total Rerata1. Saya menganggap beban kerja saya

cukup adil0 3 28 60 6 97 3,71

2. Pendapatan saya cukup berdasarkan keahlian yang saya miliki

0 7 21 60 9 97 3,73

3. Saya telah diberikan kesejahteraan yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari

0 3 18 71 5 97 3,80

4. Untuk membuat keputusan pekerjaan, pimpinan saya mengumpulkan informasi yang akurat dan lengkap

0 2 15 73 7 97 3,87

5. Pimpinan saya menjelaskan keputusan dan memberikan informasitambahan ketika diminta oleh karyawan dan pegawai

0 1 17 74 5 97 3,85

6. Semua keputusan pekerjaan diterapkan secara konsisten kepada seluruh karyawan dan pegawai yang bertugas

0 1 14 75 7 97 3,90

7. Prosedur-prosedur kompensasi di tempat saya bekerja tidak lagi mengandung bias (kepentingan pihaktertentu)

0 2 13 75 7 97 3,89

8. Prosedur-prosedur kompensasi di tempat saya bekerja telah didasarkan pada informasi yang akurat

0 3 7 80 7 97 3,85

Page 62: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

53

9. Prosedur-prosedur kompensasi di tempat saya bekerja sesuai dengan etika dan standar moral

0 2 9 78 8 97 3,94

10. Pimpinan telah menjelaskan prosedur-prosedur dengan jelas di dalam prosedur Peraturan Wali Kota Medan

0 1 16 74 6 97 3,71

11. Pekerjaan yang diberikan sesuai dengan latar belakang pendidikan saya.

0 2 5 79 11 97 4,02

12. Saya menerima gaji sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawab.

0 3 12 75 7 97 3,76

Rerata Total 3.84Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.9 diperoleh distribusi frekuensi jawaban responden

terhadap keadilan atau kewajaran dalam bekerja. Dari data diatas didapat beberapa

kesimpulan terkait dengan keadilan atau kewajaran bagi responden dalam bekerja.

Pernyataan paling negatif terhadap keadilan atau kewajaran adalah Pimpinan

telah menjelaskan prosedur-prosedur dengan jelas di dalam prosedur Peraturan

Wali Kota Medan (3.71) namun hasil ini masih termasuk kedalam kategori baik

(3.40-4.19). sedangkan penyataan yang paling positif terdapat pada penyataan

Pekerjaan yang diberikan sesuai dengan latar belakang pendidikan saya (4.02)

yang juga termasuk kedalam kategori baik.

Dari hasil pengolahan data juga didapat rerata total hasil penelitian sebesar

3.84 yang termasuk kedalam kategori baik. Hal ini mengindikasikan bahwa

keadilan atau kewajaran didalam pekerjaan yang dirasakan pegawai dalam bekerja

sudah berjalan dengan baik.

5.3.3 Lingkungan Organisasi

Dari hasil pengumpulan sampai dengan analisis data di dapat distribusi

frekuensi uraian jawaban tindakan responden terhadap lingkungan organisasi

dalam bekerja sebagai berikut ini.

Tabel 5.10Disribusi Frekuensi Uraian Jawaban Tindakan Responden terhadap

Lingkungan Organisasi dalam Bekerja

Page 63: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

54

No. Pernyataan 1 2 3 4 5 Total Rerata1. Terdapat hubungan keharmonisan

antara saya dan kolega0 0 7 66 24 97 4,17

2. Terdapat hubungan keharmonisan antara saya dan atasan

0 1 9 66 21 97 4,10

3. Terdapat hubungan keharmonisan antara saya dan bawahan

0 0 5 77 15 97 4,10

4. Terdapat peralatan kerja yang memadai sehingga memudahkan pelaksanaan tugas dan fungsi pekerjaan

0 1 13 66 17 97 4,02

5. Saya merasakan suasana yang nyaman dalam bekerja

0 1 8 74 14 97 4,04

6. Terdapat perlengkapan kerja yang memadai sehingga memudahkan pelaksanaan tugas dan fungsi pekerjaan

0 1 13 70 13 97 3,87

Rerata Total 4.05Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.10 diperoleh distribusi frekuensi jawaban tindakan

responden terhadap lingkungan organisasi dalam bekerja. Dari data diatas didapat

beberapa kesimpulan terkait dengan tindakan responden terhadpa lingkungan

organisasi. pernyataan yang paling negatif terhadap lingkungan organisasi adalah

Terdapat perlengkapan kerja yang memadai sehingga memudahkan pelaksanaan

tugas dan fungsi pekerjaan (3.87) namun masih termasuk kedalam kategori baik.

Hal ini menjelaskan bahwa perlengkapan dalam bekerja sudah tersedia dan

memadai untuk digunakan karyawan dalam bekerja. Sedangkan pernyataan yang

paling positif terdapat pada Terdapat hubungan keharmonisan antara saya dan

kolega (4.17) yang termasuk kedalam kategori baik. Hal ini menjelaskan bahwa

hubungan antara rekan kerja di dalam kantor Pemko Medan terjalin dengan baik

sehingga dapat menunjang aktivitas dalam bekerja.

Dari hasil pengolahan data diatas didapat juga hasil rerata total variabel

lingkungan organisasi yaitu sebesar 4.05 yang termasuk kedalam kategori baik

dan mengindikasikan bahwa lingkungan organisasi di kantor Pemko Medan sudah

berjalan dengan baik.

Page 64: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

55

5.3.4 Motivasi

Dari hasil pengumpulan sampai dengan analisis data didapat distribusi

frekuensi uraian jawaban sikap responden terhadap motivasi pegawai dalam

bekerja sebagai berikut ini.

Tabel 5.11Distibusi Frekuensi Uraian Jawaban Responden terhadap Motivasi Pegawai

dalam BekerjaNo. Pernyataan 1 2 3 4 5 Total Rerata1. Saya bekerja untuk membuktikan

kemampuan saya0 2 17 70 8 97 3,86

2. Pekerjaan ini memberi kesempatan kepada saya untuk menunjukkan prestasi saya kepada orang lain

0 1 10 77 9 97 3,96

3. Menyelesaikan pekerjaan memberikan kepuasan pada diri saya

0 1 8 70 18 97 4,08

4. Saya memegang kendali atas kesuksesan saya

0 1 14 69 13 97 3,96

5. Pekerjaan ini memberikan peluang bagi saya untuk memperoleh penghasilan yang memuaskan

0 2 15 70 10 97 3,90

6. Saya mendapatkan penghargaan dari masyarakat karena adanya pekerjaan ini

0 2 25 63 7 97 3,77

Rerata Total 3.92Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.11 diperoleh distribusi frekuensi jawaban responden

terhadap pengetahuan tentang motivasi pegawai dalam bekerja. Dari data diatas

didapat beberapa kesimpulan yang terkait dengan motivasi pegawai dalam

bekerja. Pernyataan yang paling negatif terhadap motivasi pegawai dalam bekerja

adalah Saya mendapatkan penghargaan dari masyarakat karena adanya pekerjaan

ini (3.77) yang masih termasuk kedalam kategori baik, hal ini menjelaskan bahwa

masyarakat memiliki peran terhadap motivasi pegawai dalam bekerja. Apresiasi

dari masyarakat memiliki pengaruh yang baik bagi pegawai dalam bekerja.

Sedangkan pernyataan yang paling positif terdapat pada Menyelesaikan

pekerjaan memberikan kepuasan pada diri saya (4.08) yang termasuk kedalam

kategori baik, hal ini menjelaskan bahwa pegawai merasa senang ketika bisa

Page 65: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

56

menyelesaikan pekerjaannya dan kemudian menjadi lebih bersemangat untuk

mengejakan pekerjaan berikutnya.

Dari pengolahn data juga didapat hasil rerata total dari motivasi bagi

pegawai dalam bekerja yaitu sebesar 3.92 yang termasuk kedalam kategori baik.

Hal ini menjelaskan bahwa para pegawai merasa bahwa motivasi-motivasi

memiliki nilai yang baik bagi mereka dalam bekerja.

5.3.5 Penilaian Pegawai Berbasis Kinerja

Dari hasil pengumpulan sampai dengan analisis data didapat distibusi

frekuensi uraian jawaban responden terhadap motivasi dalam bekerja sebagai

berikut ini.

Tabel 5.12Distribusi Frekuensi Uraian Jawaban Responden terhadap Kinerja Pegawai

dalam BekerjaNo. Pernyataan 1 2 3 4 5 Total Rerata1. Saya hadir tepat waktu 0 3 28 60 6 97 3,71

2.Saya pulang kerja sesuai waktu yang ditetapkan

0 7 21 60 9 97 3,73

3.Saya menyelesaikan tugas sesuai Tupoksi saya

0 3 18 71 5 97 3,80

4.Saya tidak pernah menunda pekerjaan

0 2 15 73 7 97 3,88

5. Atasan puas dengan hasil kerja saya 0 1 17 74 5 97 3,86

6.Saya mampu menyelesaikan sesuai target yang telah ditetapkan

0 1 14 75 7 97 3,91

7. Saya loyal terhadap pekerjaan saya 0 2 13 75 7 97 3,908. Hal yang merupakan rahasia

pekerjaan tidak saya diskusikan dengan keluarga

0 3 7 80 7 97 3,94

Total Rerata 3,84Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.12 diperoleh distribusi frekuensi jawaban responden

terhadap kinerja karyawan dalam bekerja. Pernyataan yang paling negatif

terhadap kinerja pegawai adalah Saya hadir tepat waktu (3.71) yang masih

termasuk kedalam kategori baik. Hal ini menjelaskan bahwa para pegawai kantor

Pemko Medan mayoritas dapat hadir tepat pada waktunya. Sedangkan pernyataan

Page 66: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

57

yang paling positif terdapat pada Saya mampu menyelesaikan sesuai target yang

telah ditetapkan (3.91) yang masuk kedalam kategori baik. Hal ini menjelaskan

bahwa pegawai kantor Pemko Medan dapat menyelesaikan tugas-tugas yang

diberikan padanya tepat pada waktunya.

Dari hasil pengolahan data juga didapat hasil rerata total yaitu sebesar 3.84

yang artinya bahwa kinerja pegawai kantor Pemko Medan termasuk kedalam

kategori yang baik. Pegawai kantor Pemko Medan memiliki sikap disiplin yang

baik, mampu menyelsaikan tugas dengan baik dan memiliki sikap loyal terhadap

tempatnya bekerja.

5.4 Hasil Regresi Linier dan Uji Signifikansi Parsial (Uji T)

Dimana prestasi kerja merupakan unsur yang sangat penting dalam

kinerja. Dalam hal ini peneliti mengunakan teknik analisis regresi linier berganda.

Regresi linier berganda, yang bertujuan untuk menganalisis faktor yang

berpengaruh terhadap kinerja PNS. Uji secara statistik ini dilakukan untuk

menghasilkan hasil yang valid. Hasil regresi penelitian yang telah dilakukan

mendapatkan hasil.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil penelitian regresi

linier berganda sebagai berikut ini.

Tabel 5.13Hasil Analisis Regresi

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.BStd. Error Beta

1 (Constant) -1.828 1.268 -1.442 .153

Kompetensi .006 .010 .016 .597 .552

keadilan_atau_kewajaran

.671 .019 .96035.25

7.000

lingkungan_organisasi .004 .035 .003 .114 .910

Motivasi .027 .034 .021 .788 .433

a. Dependent Variable: kinerjaSumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Page 67: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

58

Dari hasil regresi linier berganda pada Tabel 5.13 didapat nilai konstanta

sebesar (-1.828) yang artinya bahwa tanpa melihat variabel independen, nilai

kinerja karyawan sebesar -1.828. Dari Tabel 5.13 didapat hasil variabel

kompetensi sebesar 0.006 yang berarti kompetensi bernilai positif dan nilai

signifikan sebesar 0.552 lebih besar dari 0.05 yang artinya berpengaruh tidak

signifikan. Hal ini menjelaskan bahwa kompetensi memiliki pengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap kinerja pegawai Pemko Medan.

Variabel keadilan atau kewajaran memiliki nilai 0.671 yang berarti

memiliki nilai positif dan nilai signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05

yang berarti memiliki pengaruh yang signifikan. Hal ini berarti bahwa keadilan

atau kewajaran memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerj pegawai

Pemko Medan.

Variabel lingkungan organisasi memiliki nilai 0.004 yang memilki arti

positif dan nilai signifikansi sebesar 0.910 yang berarti memilki pengaruh yang

tidak signifikan. Hal ini menjelaskan bahwa lingkungan organisasi memiliki

pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja pegawai Pemko Medan.

Variabel motivasi memilki nilai 0.027 yang memiliki arti positif dengan

tingkat signifikansi sebesar 0.433 yang berarti memiliki pengaruh yang tidak

signifikan. Hal ini menjelaskan bahwa motivasi memiliki pengaruh positif dan

tidak signifikan.

5.5 Pengujian Simultan (Uji F)

Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil uji signifikansi

simultan (Uji F) sebagi berikut ini.

Tabel 5.14Uji Signifikansi Simultan

ANOVAa

ModelSum of Squares Df

Mean Square F Sig.

1 Regression 922.312 4 230.578 384.490 .000b

Page 68: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

59

Residual 55.172 92 .600

Total 977.485 96

a. Dependent Variable: kinerjab. Predictors: (Constant), motivasi, lingkungan_organisasi, kompetensi, keadilan_atau_kewajaran

Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Dari Tabel 5.14 diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi pengaruh

seluruh variabel independen terhadap variabel dependen kinerja yaitu sebesar

0.000 yang artinya bahwa seluruh variabel independen memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kinerja secara bersama-sama.

5.6 Analisis Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi adalah analisis yang digunakan untuk

melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari

pengolahan data yang telah dilakukan diperoleh hasil analisis koefisien

determinasi sebagai berikut:

Tabel 5.15Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .971a .944 .941 .77440

a. Predictors: (Constant), motivasi, lingkungan_organisasi,

kompetensi, keadilan_atau_kewajaranSumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Dari Tabel 5.15 diperoleh hasil koefisien determinasi sebesar 0.944 atau

94.4% yang berarti variabel independen dalam penelitian ini yaitu motivasi,

keadilan atau kewajaran, lingkungan organisasi dan motivasi dapat mempengaruhi

kinerja pegawai sebesar 94.4% sedangkan sisanya 5.6% dipengaruhi oleh variabel

lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini.

5.7 Pembahasan

Page 69: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

60

Dalam penelitian ini faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap

kinerja pegawai Pemko Medan adalah keadilan atau kewajaran. Menurut

Rumokoy (2010) asas keadilan menuntut tindakan secara proporsional, sesuai,

seimbang dan selaras dengan hak setiap orang. Sedangkan asas kewajaran

menekan agar aktifitas pemerintah memperhatikan nilai-nilai yang berlaku di

masyarakat, baik itu berkaitan dengan agama, moral, adat-istiadat maupun nilai-

nilai lainnya.

Keadilan dapat dibagi menjadi dua dimensi yaitu keadilan distributif dan

keadilan prosedural. Kedua keadilan ini merujuk kepada persepsi karyawan

terhadap kewajaran dan keseimbangan antara masukan-masukan yang mereka

berikan dengan hasil-hasil organisasional yang mereka terima, serta persepsi

karyawan tentang wajar atau tidaknya proses-proses yang digunakan untuk

mendistribusikan hasil-hasil organisasional tersebut.

Teori keadilan distributif menyatakan bahwa individu-individu organisasi

akan mengevaluasi distribusi hasil-hasil organisasional dengan memperhatikan

beberapa aturan distribusi, yang paling sering digunakan adalah hak menurut

kewajaran atau keadilan (Gilliland,). Teori kewajaran (equity theory) menyatakan

bahwa manusia dalam hubungan-hubungan sosialnya berkeyakinan bahwa imbalan

organisasional harus didistribusikan sesuai dengan tingkat kontribusi individual

(Adam dalam Cowherd dan Levine, 1992).

Berdasarakan Tabel 6.9 yang berisikan tanggapan responden terhadap

butri-butir indikator keadilan atau kewajaran, dapat dilihat bahwa pegawai Pemko

Medan rata

Keadilan beban kerja merupakan hal yang sangat penting bagi pegawai

Pemko Medan. Ketika suatu beban kerja dianggap tidak adil, maka akan

menciptakan ketidakpuasan yang mengakibatkan rendahnya kinerja. Terdapat

banyak persepsi tentang keadilan salah satunya adalah dianggap adil ketika

pendapatan saya cukup berdasarkan keahlian yang saya miliki.

Page 70: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

61

Pembagian imbalan hasil kerja keras (kompensasi) hendaknya di

distribusikan sesuai dengan tingkat kontribusi individu serta sesuai dengan

etika dan standar moral yang berlaku.

Keterbukaan merupakan hal yang sangat penting bagi pegawai Pemko Medan

khususnya dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pimpinan.

Pimpinan hendaknya mengumpulkan informasi yang akurat dan lengkap

untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum mengambil keputusan. Pimpinan

juga harus mampu menjelaskan tentang keputusan yang diambil dan mampu

menjelaskan apabila ketidakjelasan yang muncul dari para pegawai.

Keputusan yang sudah diambil hendaknya diberlakukan tanpa pilih kasih

dengan maksud khusus.

Penempatan pegawai hendaknya dilakukan sesuai dengan keahliannya

masing-masing. Theright man on the right place merupakan istilah penting

yang harus diterapkan dalam setiap pekerjaan agar pekerjaan tersebut dapat

berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Dari penjelasan tersebut diketahui bahwa keadilan atau kewajaran

merupakan salah satu faktor penting bagi pegawai. Diberlakukan secara adil

merupakan keinginan bagi setiap karyawan. Tidak adanya pembedaan atau pilih

kasih terhadap karyawan akan memberikan rasa nyaman bagi karyawan dalam

bekerja. Karyawan diberikan penghargaan sesuai dengan hasil kerja yang

dilakukannya. Ketika rasa adil tersebut telah dirasakan oleh karyawan tentunya

akan memberikan rasa kepuasan bagi mereka, kepuasan inilah yang akhirnya akan

berdampak pada peningkatan kinerja mereka. Hal inilah yang terjadi pada

pegawai di Pemko Medan. Hasil penelitian telah membuktikan bahwa kenaikan

keadilan atau kewajaran akan meningkatkan kinerja pegawai.

Begitu pula sebaliknya apabila keadilan tidak dapat terpenuhi maka akan

menimbulkan rasa curiga antar pegawai. Rasa curiga yang timbul antar pegawai

tentunya akan memberikan rasa yang tidak nyaman dalam bekerja dan

bersosialisasi sehingga kinerja yang akan dihasilkan akan menurun. Hal ini

dikarenakan mereka merasa reward yang mereka dapat tidak sebanding dengan

Page 71: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

62

kerja keras yang mereka lakukan. Oleh karena itu, keadilan atau kewajaran

merupakan aspek yang sangat penting yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai.

5.8 Penilaian Berbasis Kinerja Bengkulu dan Surabaya

Berdasarkan Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 73 Tahun 2016 tentang

Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan

Pemerintah Provinsi Bengkulu dapat dilihat bahwa pada Pasal 18 ayat 1 yang

menyatakan bahwa setiap pegawai wajib membuat laporan kerja harian.

Kemudian pada ayat 2 dikatakan bahwa laporan yang dibuat tersebut

disampaikan setiap hari kepada atasan langsung untuk dilakukan penilaian dan

bersifat final.

Berdasarkan pasal 19 ayat 1 dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan

verifikasi terhadap hasil pengukuran kinerja, dan menangani pengaduan dari

pegawai yang dinilai maupun pejabat yang menilai dibentuklah Tim Monitoring

dan Evaluasi.

Berdasarkan Pasal 2 tentang sanksi atas penilaian kinerja yang tidak

sesuai, diuraikan dua jenis sanksi yaitu:

1. pejabat penilai yang berdasarkan hasil verifikasi Tim Monitoring dan

Evaluasi terbukti memberikan penilaian kinerja yang tidak sesuai dengan buti

kinerja pegawai diberikan sanksi berupa pemotongan tambahan penghasilan

sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari total tambahan penghasilan pada

bulan berikutnya.

2. Pejabat penilai yang terbukti tidak melakukan penilaian kinerja pegawai

kepada bawahannya, diberikan sanksi berupa pemotongan tambahan

penghasilan sebesar 50% (lima puluh persen) dari total tambahan penghasilan

pada bulan berikutnya.

Dari peraturan tersebut bisa diambil masukan bahwa penilaian pegawai

berbasis kinerja Kota Medan juga membutuhkan monitoring, evaluasi dan sanksi.

Sehingga pelaksanaannya akan lebih baik.

Page 72: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

63

Berdasarkan penilaian pegawai berbasis kinerja yang dilakukan di

Surabaya, Damayanti (2014) melakukan penelitian mengenai penggajian berbasis

kinerja di Sekretariat Pemerintah Kota Surabaya melalui Program e-Performance

dan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP). Hasil penelitiannya menyebutkan

bahwa Dampak adanya program e-Performance dan TPP dalam Sekretariat

pemkot Surabaya adalah perubahan kinerja pegawai yang dulunya bekerja tidak

memakai ukuran penilaian yang jelas dan target acuan kegiatan, sekarang

pegawai memakainya. Ukuran penilaian kinerja digunakan untuk menilai

seberapa persen kinerja yang telah dikerjakan pegawai. Penilaian tersebut

digunakan pada program e-Performance, disini pegawai dinilai kinerja yang telah

mereka lakukan serta capaian target yang mereka peroleh. Ditambah lagi tes

kompetensi untuk mengukur pegawai diluar kinerja yang lebih berhubungan pada

hubungan antar pegawai, bawahan dengan atasan, dan atasan dengan bawahan.

Penilaian yang dihasilkan dari e-Performance yang nantinya akan menghasilkan

uang kinerja yang berhak dibawa pegawai.

Setelah program ini dilaksanakan pegawai selalu berupaya optimal untuk

mendapatkan poin yang maksimal dengan cara rajin mengerjakan kegiatan dan

berupaya mengejar target capaian agar pendapatan mereka bisa meningkat. Hal

ini ditambah dengan meningkatnya kedisiplinan pegawai dalam kehadiran, tepat

waktu masuk dan pulang kantor. Hal ini mereka lakukan untuk mendapatkan

tambahan penghasilan dari TPP.

Dari dampak tersebut juga disimpulkan bahwa telah tercipta suatu budaya

kinerja baru yang ada pada birokrasi di Pemerintah Surabaya yang tiap

pegawai mempunyai kedisiplinan, semangat kerja, penyelesaian tugas, kinerja

pegawai, Produktivitas Pegawai dan kesejahteraan pegawai pada program e-

Performance dan TPP. Dalam kaitannya disini kesejahteraan pegawai dijamin

dengan adanya penggajian berbasis kinerja. Pegawai lebih fokus dan optimal

dalam menjalankan tugasnya karena tingkat kesejahteraan mereka telah dipenuhi

oleh Pemerintah Kota Surabaya (Damayanti, 2014).

Page 73: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

64

Page 74: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

65

BAB VI

PERUMUSAN PENERAPAN SISTEM PENILAIAN PEGAWAI BERBASIS

KINERJA DI PEMKO MEDAN

Berdasarkan pemaparan pada beberapa bab sebelumnya dimana diperoleh

bahwa keadilan atau kewajaran merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja

pegawai di Pemko Kota Medan. Oleh karena itu, perumusan yang paling tepat

adalah dengan berfokus pada penilaian kinerja yang berasaskan keadailan dan

kewajaran. Keadilan dan kewajaran dapat tercapai dengan adanya keterbukaan

informasi, kesesuaian antara kompensasi dengan beban kerja dan keahlian yang

dimiliki. Sehingga penilaian sangat penting diutamakan pada penentuan beban

kerja yang merupakan hasil dari uraian tugas dan jabatan yang sesuai dengan

Tupoksi.

Aspek penilaian yang dirumuskan terdiri dari:

1. Disiplin, yang meliputi hadir terlambat, pulang lebih cepat, tidak masuk kerja

dan tidak mendapat hukuman.

2. Beban kerja, yang meliputi rincian tugas yang telah diberi pembobotan

berdasarkan lama waktu penyelesaian.

3. Prestasi kerja, yang meliputi disiplin, beban kerja dan penyerapan anggaran.

6.1 Analisis Disiplin Kerja

Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk

berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu

perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan

seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang

berlaku (Rivai, 2005:444). Sedangkan menurut Siagian (2002:305) disiplin adalah

suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan,

sikap dan perilaku pegawai sehingga para pegawai yang lain serta meningkatkan

prestasi kerja.

Page 75: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

66

Peraturan Disiplin Pegawai Negari Sipil diatur dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Dalam

Peraturan Disiplin PNS diatur ketentuan-ketentuan mengenai:

1. Kewajiban

2. Larangan

3. Hukuman disiplin

Menurut Mangkunegara (2011:129) ada dua bentuk disiplin kerja, yaitu: (1)

disiplin preventif dan (2) disiplin korektif.

1. Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan pegawai

mengikuti dan mematuhi peraturan kerja, aturan-aturan dasar yan telah

digariskan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakkan

pegawai berdisiplin diri.

2. Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam penyatuan

suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai

dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan.

Menurut Rivai (2005:444) disiplin kerja memiliki beberapa indikator seperti:

1. Kehadiran

Hal ini menjadi indikator yang mendasar untuk mengukur kedisiplinan,

dan biasanya karyawan yang memiliki disiplin kerja rendah terbiasa untuk

terlambat dalam bekerja.

2. Ketaatan kepada peraturan kerja

Karyawan yang taat pada peraturan kerja tidak akan melalaikan prosedur

kerja dan akan selalu mengikuti pedoman kerja yang ditetapkan oleh

perusahaan.

3. Ketaatan pada standar kerja

Hal ini dapat dilihat melalui besarnya tanggung jawab karyawan yang

diamanahkan kepadanya.

4. Tingkat kewaspadaan tinggi

Karyawan yang memiliki tingkat kewaspadaan tinggi akan selalu berhati-

hati penuh perhitungan dan ketelitian dalam bekerja, serta selalu

menggunakan sesuatu secara efektif dan efisien.

Page 76: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

67

5. Bekerja etis

Beberapa karyawan mungkin melakukan tindakan yang tidak sopan

kepada pelanggan atau terlibat dalam tindakan yang tidak pantas. Hal ini

merupakan salah satu tindakan indisipliner, sehingga bekerja etis sebagai

salah satu wujud dari disiplin kerja karyawan.

Tabel 6.1Indikator Kedisiplinan

Variabel Indikator UraianKedisiplinan 1. Kehadiran a. Setiap jam kerja selalu berada ditempat

kerja sampai pada waktu pulang kerja.b. Datang ditempat kerja berusaha tepat

waktu untuk menjalankan pekerjaan.c. Menggunakan waktu sebaik-baiknya

dalam melaksanakan pekerjaan.2. Ketaatan

kepadaperaturan kerja

a. Dalam menyelesaikan pekerjaan/ tugassesuai dengan waktu yang ditetapkanoleh pemerintah.

b. Bekerja sesuai dengan yang telahdiamanahkan oleh atasan atau sesuaidengan bidang masing-masing.

c. Mmapu menyelesaikan tugas yangdiberikan

3. Ketaatan padastandar kerja

a. Setiap hasil kerja yang telah dilakukansesuai dengan standar prosedur ditempatkerja.

b. Menyelesaikan pekerjaan tepat denganstandar waktu sesuai dengan prosedurpemerintah yang telah ditetapkan.

c. Menjadikan prosedur pemerintha sebagaidasar dalam bertindak dilingkungankerja.

4. Tingkatkewaspadaantinggi

a. Ketelitian dalam bekerja.b. Penggunaan fasilitas kantor secara efektif

dan efisien.c. Selalu berhati-hati dalam bertindak.

5. Bekerja etis a. Bersikap ramah terhadap sesama.b. Saling menghargai dan menghormati

dalam bekerja.c. Bersikap jujur dalam pelaksanaan

pekerjaan.Sumber: Rivai (2005:444)

Page 77: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

68

Dari analisis yang telah dilakukan peneliti mendapatkan analisis aspek

perilaku disiplin sebagai berikut.

Tabel 6.2Form A

Panduan DisiplinNo. Keterangan Bobot Keterangan1. Aspek Perilaku Kerja (100%)

- Hadir Terlambat/ bulan(max=20%)

20% 0 jam

15% < 2 jam

10% 2– 4 jam

5% 4-7jam 30 menit

0% >7 jam 30 menit

- Pulang lebih cepat/ bulan(max=20%)

20% 0 jam

15% < 2 jam

10% 2-4 jam

5% 4- 7 jam 30 menit

0% >7 jam 30 menit

- Tidak masuk kerja/ bulan(max=30%)

30% 0 hari

23% 1 hari (7 jam 30 menit)

16% 2 hari (15 jam)

9% >2 hari (>15 jam)

- Tidak mendapat hukumandisiplin sesuai dengan ketentuanperaturan UU yang berlaku/bulan (max=30%)

30% Tidak pernah

24% Teguran lisan

18% Teguran tertulis

12% Pernyataan tidak puastertulis

6% Hukuman disiplin sedang

Contoh perhitungan untuk total disiplin.

Tabel 6.3Disiplin PNS per Bulan

Uraian Keterangan Bobot (%)Hadir terlambat 1 jam 15Pulang terlambat 3 jam 10Tidak masuk kerja 1 hari 23Hukuman Tidak pernah 30

Total Skor Disiplin 78

Page 78: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

69

6.2 Analisis Beban Kerja

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2008

Analisis Beban Kerja adalah suatu teknik manajemen yang dilakukan secara

sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efektivitas dan efisiensi

kerja organisasi berdasarkan volume kerja.

Indikator untuk mengukur beban kerja dapat menggunakan volume kerja,

efektifitas dan beban kerja, bobot tugas, jam kerja efektif dan standar prestasi

kerja.

1. Volume Kerja adalah sekumpulan tugas/pekerjaan yang harus diselesaikan

dalam waktu 1 tahun.

2. Beban Kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu

jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan

bobot tugas.

3. Bobot adalah variabel tetap, harap ditentukan ketetapan bobot untuk masing-

masing kegiatan yang berbeda-beda sesuai dengan form isian bobot.

4. Jam Kerja Efektif adalah jam kerja yang harus dipergunakan untuk

berproduksi/menjalankan tugas.

5. Standar Prestasi Kerja adalah nilai baku kemampuan hasil kerja pejabat/unit

kerja secara normal.

Analisis beban kerja dilakukan terhadap aspek-aspek, yaitu :

a. Bobot tugas

b. volume kerja (variabel tidak tetap); dan

c. jam kerja efektif.

Volume kerja (variabel tidak tetap) diperoleh dari target pelaksanaan tugas

untuk memperoleh hasil kerja. Jam kerja efektif merupakan alat ukur dalam

melakukan analisis beban kerja. Analisis beban kerja menggunakan metoda

membandingkan beban kerja dengan jam kerja efektif per tahun. Beban kerja

diperoleh dari hasil perkalian antara volume kerja dengan bobot tugas

Analisis beban kerja dilaksanakan secara sistematis dengan tahapan sebagai

berikut:

Page 79: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

70

a. pengumpulan data;

b. pengolahan data;

c. pengelolahan hasil olahan data; dan

d. penetapan hasil analisis beban kerja.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan:

a. Formulir Isian, berupa pengumpulan data dan inventarisasi jumlah pemangku

jabatan.

b. wawancara;

c. pengamatan langsung; dan

d. referensi.

Pengolahan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b dilakukan

dengan menggunakan :

a. rekapitulasi jumlah beban kerja jabatan;

b. perhitungan kebutuhan pejabat/pegawai, tingkat efisiensi jabatan dan prestasi

kerja jabatan; dan

c. rekapitulasi kebutuhan pejabat/pegawai, tingkat efisiensi unit dan prestasi

kerja unit.

Berdasarkan peraturan menteri dalam negeri nomor 12 tahun 2008 analisis

aspek-aspek dalam analisis bebankerja

1. Bobot Tugas

2. Volume Kerja (Variabel TidakTetap).

Volume kerja diperoleh dari target pelaksanaan tugas untuk memperoleh hasil

kerja/produk. Setiap volume kerja yang berbeda-beda antar unit/jabatan

merupakan variabel tidak tetap dalam pelaksanaan analisis beban kerja.

Contoh :

a. Salah satu tugas Kepala Seksi Inventarisasi Jabatan adalah membuat

laporan kegiatan Seksi Inventarisasi Jabatan. Tugas ini adanya seminggu

sekali. Misal Hari Kerja Efektif dalam 1 tahun untuk 5 hari kerja = 235

hari. Maka jumlah volume kerja untuk tugas membuat laporan kegiatan

Page 80: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

71

dalam 1 tahun adalah 235 : 5 = 47, satuannyafrekuensi.

b. Tugas membuat laporan bulanan, tugas ini adanya 1 bulan sekali.

Maka jumlah volume kerja untuk tugas membuat laporan bulanan dalam

1 tahun adalah 235 : 20 = 11,75 dibulatkan menjadi 12,

satuannyafrekuensi.

3. Jam KerjaEfektif

Untuk dapat melakukan analisis beban kerja secara baik dan benar, terlebih

dahulu perlu ditetapkan alat ukurnya, sehingga pelaksanaannya dapat

dilakukan secara transparan.

Keterbukaan/transparansi ini sebagai suatu syarat agar pelaksanaan analisis

beban kerja dapat dilaksanakan secara obyektif, sehingga laporan hasil

analisis beban kerja benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Kriteria suatu alat ukur yaitu :

a. Valid, artinya alat ukur yang akan dipergunakan mengukur beban kerja

sesuai dengan material yang akandiukur;

b. Konsisten, artinya dalam melakukan analisis beban kerja harus konsisten

dari waktu kewaktu;

c. Universal, artinya alat ukur harus dapat dipergunakan untuk mengukur

berbagai unit kerja maupun hasil kerja, sehingga tidak ada alat ukur

yang lain atau khusus untuk suatu unit kerja atau hasilkerja.

Sesuai dengan kriteria alat ukur, maka dalam pelaksanaan analisis beban

kerja yang dipergunakan sebagai alat ukur adalah jam kerja efektif yang harus

diisi dengan tindak kerja untuk menghasilkan berbagai produk baik yang bersifat

konkrit (benda) atau abstrak (jasa).

Dalam Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 telah ditentukan jam

kerja instansi pemerintah 37 jam 30 menit per minggu, baik untuk yang 5 (lima)

hari kerja ataupun yang 6 (enam) hari kerja sesuai dengan yang ditetapkan

Kepala Daerah masing-masing.

Berdasarkan ketentuan tersebut, dapat dihitung jam kerja efektif yang akan

Page 81: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

72

digunakan sebagai alat ukur dalam melakukan analisis beban kerja.

Contoh penghitungan 1 :

Untuk 5 hari kerja:

a. Jam Kerja PNS Per Minggu = 37,5 Jam (37 Jam 30Menit)

b. Jam Kerja PNS Per Hari = 37,5 Jam : 5 = 7,5 Jam (7 Jam

30Menit)

c. Jam Kerja Efektif Per Hari = 75% x 7,5 Jam = 5 Jam 37 Menit =

337 Menit dibulatkan 330 Menit (5 Jam 30Menit)

d. Jam Kerja Efektif Per Minggu = 5 Hari x 330 Menit =

1.650Menit

e. Jam Kerja Efektif Per Bulan = 20 Hari x 330 Menit = 6.600Menit

f. JamKerjaEfektifPerTahun=12Bulanx6.600Menit=79.200Menit=

1.320 Jam = 1.300 Jam

Page 82: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

73

Tabel 6.4FORM B

ISIAN BOBOT TUGAS/KEGIATAN

No. Tugas/KegiatanSkala

1 2 3 4 5

1.2.3.4.5.6.7.8.9.

10.

Catatan Penting:

1. Bobot diberikan skala lama waktu penyelesaian sebagai berikut:

1 = sangat cepat (0-60 menit)

2 = cepat (61-120 menit)

3 = cukup lama (121-180 menit)

4 = lama (181-240 menit)

5 = sangat lama (>240 menit)

2. Setiap PNS yang bersangkutan harus mengisi tugas/ kegiatan sesuai dengan

job description masing-masing.

Page 83: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

74

Tabel 6.5FORM C

TOTAL SKOR BEBAN KERJA PER BULANNama Jabatan :

Unit Organisasi :

No. Rincian Tugas/ KegiatanSatuan

(A)

Volume Kerja

(B)

Bobot Tugas

(C)

Beban Kerja

(D=B xC)

1.2.3.4.5.6.7.

Total

Rumus perhitungan beban kerja

100%

Page 84: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

75

Contoh perhitungan beban kerja dan total beban kerja.

Isilah Tabel 5.6, yaitu beban kerja berdasarkan panduan Form B untuk isian bobot

tugas/ kegiatan, dengan menggunakan form C sebagai Tabel 6.6. Dalam hal ini,

form B harus diisi terlebih dahulu oleh PNS yang bersangkutan. Setelah mengisi

form B barulah bisa mengisi Tabel 6.6.

Tabel 6.6Total Skor Beban Kerja per Bulan

No. Rincian Tugas/ KegiatanSatuan

(A)

Volume Kerja

Bobot Tugas

Beban Kerja

(B) (C)(D=B xC)

1. Laporan harian Unit 24 300 7200

2. Laporan mingguan Unit 4 150 600

3. laporan bulanan Unit 1 240 240

4.pembuatan rancangan anggaran tahunan

Unit 1 1200 1200

5. pelaksanaan program bulanan Kegiatan 2 240 480

6. pembuatan rencana kerja Set 1 240 2407. pembuatan laporan tahunan Unit 0,08 240 20

8. pengawasan Kegiatan 1 240 240

Total Skor Beban Kerja 10220

Catatan:

Bobot kerja diberikan oleh atasan sesuai dengan beban kerja PNS.

Total beban kerja per bulan dapat dihitung dengan rumus:

Catatan: 6600 menit adalah jam kerja efektiv per bulan dalam menit

Page 85: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

76

6.3 Analisis Prestasi Kerja

Kinerja adalah hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik bersifat material

maupun non-material (Nawawi, 2001). Mondy (1995) berpendapat bahwa

penilaian kinerja (performance appraisal) adalah sistem formal untuk meninjau

dan mengevaluasi kinerja para individu atau tim dalam menjalankan tugasnya.

Menurut Sudarmayanti (2007) instrumen pengukuran kinerja merupakan

alat yang dipakai dalam mengukur kinerja individu seorang pegawai yang

jmeliputi antara lain:

1. Prestasi kerja: hasil kerja pegawai dalam menjalankan tugas baik secara

kualitas maupun kuantitas.

2. Keahlian: tingkat kemampuan teknis yang dimiliki oleh pegawai dalam

menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya. Keahlian ini dapat dalam

bentuk kerjasama, komunikasi, insentif dan lain-lain.

3. Perilaku: sikap dan tingkah laku pegawai yang melekat pada dirinya dan

dibawa dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Pengertian perilaku disini juga

mencakup kejujuran, tanggung jawab dan disiplin.

4. Kepemimpinan: aspek kemampuan manajerial dan seni dalam memberikan

pengaruh kepada orang lain untuk mengkoordinasikan pekerjaan secara tepat

dan cepat, termasuk pengambilan keputusan dan penentuan prioritas.

Page 86: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

77

Prestasi kerja

Tabel 6.7FORM D

PRESTASTI KERJAUraian Persentase Skor Prestasi

KerjaDisiplin (40%) >90% 40%

>80% - 90% 36%>70% - 80% 32%>60% - 70% 28%>50% - 60% 24%>40% - 50% 20%>30% - 40% 16%>20% - 30% 14%

0% - 20% 10%

Beban Kerja (40%) >90% 40%>80% - 90% 36%>70% - 80% 32%>60% - 70% 28%>50% - 60% 24%>40% - 50% 20%>30% - 40% 16%>20% - 30% 14%

0% - 20% 10%

Penyerapan Anggaran (20%)

>90% 20%>80% - 90% 18%>70% - 80% 16%>60% - 70% 14%>50% - 60% 12%>40% - 50% 10%>30% - 40% 8%>20% - 30% 6%

0% - 20% 4%

Page 87: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

78

Contoh perhitungan total skor prestasi kerja.

Hitunglah total skor beban kerja menggunakan rumusan perhitungan prestasikerja.

Tabel 6.8Total Skor Prestasi Kerja

No. UraianPersentase

(%)Skor Prestasi Kerja

(%)

1 Disiplin 78 32

2 Beban Kerja 154,85 40

3 Penyerapan Anggaran 80 18

Total Skor Prestasi Kerja 72

Contoh Perhitungan Total Penghasilan per Bulan.

Tabel 6.9Total Penghasilan per Bulan

No. Uraian Total Skor Harga Satuan Jabatan Penghasilan

1 Disiplin 78 10.000.000 7.800.000

2 Beban Kerja 100 10.000.000 10.000.000

3 Prestasi Kerja 72 20.000.000 14.400.000

Total Penghasilan/ bulan 32.200.000

6.4Capaian Serapan Anggaran Daerah Sesuai Target

Serapan anggaran Kota Medan dapat dicapai apabila seluruh kepala SKPD

(Satuan Kerja Perangkat Daerah) bekerja dengan segera melaksanakan program

kegiatan agar setidaknya pada triwulan pertama pada satu tahun target sudah bisa

tercapai minimal 20%.

Anggaran daerah dapat tercapai adalah dengan sebagai berikut:

1) Setiap tugas direncana dengan baik dengan metode Bottom Up, dimana tugas

dari bagian bawah di laporkan kepada bagian atas. Sehingga bagian atas

mengetahui tugas apa saja yang akan dilakukan dan kapasitas pengerjaannya.

Page 88: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

79

2) Setiap rencana kegiatan yang sudah dilaporkan kepada atasan dinilai bagian

manakan yang lebih prioritas.

3) Setiap rencana kerja harus ditetapkan targetnya secara berkala.

4) Setelah melakukan perencanaan kerja, setiap divisi harus menyiapkan sumber

daya mansia (SDM) berdasarkan kuantitas dan kualitas yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan tugas tersebut.

5) Setelah tersedianya SDM yang memadai, penerapan kompensasi harus sudah

dipersiapkan pula sesuai dnegan sistem penilaian pegawai berbasis kinerja.

6) Pengerjaan tugas yang memiliki beban paling ringan, terutama tugas yang

bersifat penunjukan langsung.

7) Tugas berbentuk kontrak dilakukan di triwulan berikutnya. Hal ini

dikarenakan tugas yang berbentuk kontrak membutuhkan waktu yang lebih

panjang dalam pengerjaannya karena adanya tahapan dan proses administrasi

yang harus dilakukan.

8) Pejabat pelaksana teknis kegiatan harus mampu memanfaatkan waktu dengan

cermat dalam melaksanakan tugas.

9) Setiap pelaksanaan tugas dilakukan controling, dimana tetap dilaksanakan

monitoring dan evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan.

10) Kepala daerah hendaknya bersikap tegas kepada setiap pejabat pelaksana

teknik kegiatan di setiap dinas agar tugas dapat dikerjakan dengan baik.

Page 89: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

80

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

1. Faktor yang berpengaruh terhadap kinerja pegawai Pemko Medan adalah

keadilan dan kewajaran. Keadilan dan kewajaran dalam hal ini meliputi

pendapatan berdasarkan keahlian, kesejahteraan, keterbukaan informasi dan

keterbukaan prosedur kompensasi. Semakin tinggi rasa keadilan dan

kewajaran yang dirasakan oleh pegawai maka kinerja yang dihasilkan juga

akan semakin meningkat.

2. Dasar hukum pemberlakuan tambahan penghasilan pegawai pada Pemko

Medan untuk saat ini yaitu Perwal No.44 tahun 2017, dimana terdapat

perbedaan angka yang cukup signifikan antara pendapatan jabatan tertentu

dnegan pendapatan jabatan lainnya. Selain itu, terdapat tiga kategori

tambahan penghasilan yang semua kategori tersebut diberikan kepada kriteria

pegawai yang sama. Kategori ini tidak terdapat dalam rujukan peraturan

perundangan-undangan yang mengatur tunjangan kinerja.

7.2 Rekomendasi

Berikut beberapa rekomendasi yang dapat diberikan oleh peneliti kepada

Pemko Medan:

1. Sebaiknya ditentukan pembagian kelas atau jabatan yang jelas, yang terkait

pendapatan antara jabatan tertentu dengan pendapatan jabatan lainnya.

Sehingga tidak terdapat perbedaan angka yang cukup signifikan antara

jabatan tertentu dengan jabatan lainnya.

2. Sebaiknya dibuat rujukan peraturan perundang-undangan terhadap besaran

tambahan penghasilan untuk tiap kategori.

Page 90: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

81

3. Sebaiknya tiap SKPD harus membuat uraian tugas dan jabatan sesuai dengan

Tupoksi masing-masing mengikut resiko, tingkat kesulitan dan besar

tanggung jawab. Sehingga dapat menentukan beban kerja yang sesuai dengan

prinsip keadilan dan kewajaran

4. Jika pelaksaan penilaian dilakukan sebaiknya pengawasan dan evaluasi

dilakukan dan diberlakukan sanksi bagi pihak-pihak yang tidak melakukan

prosedurnya.

Page 91: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

82

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Agus. 1986. Manajemen Produksi. Edisi Keempat. Cetakan Pertama.Yogyakarta: BPFE.

Damayanti, Sellaganjis. 2014. Pengagajian Berbasis Kinerja di SekretariatPemerintah Kota Surabaya melalui Program e-Performance dan TambahanPenghasilan Pegawai (TPP). Kebijakan dan Manajemen Publik Vol. 2,No.1, pp 1-10.

Dharma, Agus. 2004. Manajemen Supervisi, ed ke-6. Jakarta: Raja GrafindoPersada.

Harnanda, Silma Luthfika, Arif Hidayat dan Shyntia Atica Putri. AnalisisPengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia Menggunakan Metode HumanResources Scorecard (Studi Kasus di PT. Erindo Mandiri, Pasuruan).

Hasibuan, Malayu SP. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: GunungAgung.

Hasibuan, Melayu S.P, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, ed revisi.Jakarta: Bumi Aksara.

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2006. Evaluasi Kinerja Sumber Daya ManusiaPerusahaan. Bandung: PT. Refika Aditama.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2011. Manajemen Sumber Daya ManusiaPerusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Noe, Raymond A. 2002. Employee Training and Development. Second Edition.McGraw-Hill Irwin.

Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 12 Tahun 2012. PedomanPegelolaan Informasi Publik dan Dokumentasi di Lingkungan BadanKepegawaian Negara.

Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 Peraturan Disiplin Pegawai NegeriSipil.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2011. PenilaianPrestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008. SistemPengendalian Intern Pemerintah.

Rivai, Viethzal. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: DariTeori ke Praktek. Edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Page 92: MEDAN KINERJA DI PEMERINTAH KOTA PENILAIAN …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Kajian TKD 2018... · penentu keberhasilan tujuan organisasi, untuk itu kinerja para

83

Ruky, A. 2006. Sumber Daya Manusia Berkualitas Mengubah Visi MenjadiRealitas. Cetakan Kedua. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Siagian, Sondang P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, ed 9. Jakarta:Bumi Aksara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1993. Perubahan atasUndang-Undang Nomor 8 Tahun 11974 tentang Pokok-PokokKepegawaian.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974. Pokok-pokokKepegawaian.