Upload
lpm-techno
View
240
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Media 5 Merupakan media pembelajaran staff magang LPM TECHNO
Citation preview
23 M
are
t 2
014
Headline:Sarjana Teknik dari Fakultas
Teknologi Pertanian ?
Berita Khusus:Kenapa Harus Berubah?
Did you know? Nanotechnology
Buletin Mahasiswa Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya
MEDIA 5
PelindungDekan FTP
Penanggung Jawab Ketua Umum LPM Techno
Ketua PelaksanaWestra Dwipa Adiluhung
Pimpinan Redaksi Ahmad Aqillah Prawira
Editor Lala, Mutia
Layouter, Bendy, Dea, Syifa, Westra
ReporterAis, Aqil, Arin, Bita, Eka, Fina, Indra, Inmas, Luluk, Nanad, Rista PenulisLala, Rara, Vina HiburanBita, Erlinda, Fina, Sulva
FotograferAyu, Bagas, Naila, Tsalis
Assalamu'alaikumSa lam Semanga t - j uang Pe rs Mahasiswa!
Alhamdulillah setelah melewati proses panjang dan kerja keras, atas izin Tuhan Yang Maha Esa, media 5 dapat terbit tepat pada waktunya. Terima kasih kepada seluruh tim redaksi atas kerja sama dalam pembuatan media ini. Terima kasih juga kepada seluruh pengurus LPM TECHNO yang telah membimbing dan membagi ilmunya dalam proses pembuatan media 5.
Pada edisi April 2014, tim redaksi menyajikan berbagai informasi tentang Fakultas Teknologi Pertanian (FTP). Berbagai isu terkini berkenaan dengan FTP dikemas ke dalam tiga berita utama dari masing-masing jurusan, yakni isu perubahan gelar sarjana untuk prodi TSAL, perbaikan kurikulum jurusan TIP, serta profil mahasiswi THP yang meraih prestasi internasional. Selain tiga berita utama tersebut, kami juga menyajikan informasi menarik lainnya terkait FTP.
Media 5 sendiri merupakan buletin pertama yang diterbitkan oleh staff magang LPM TECHNO. Merupakan tujuan diterbitkannya media 5 adalah untuk menyampaikan informasi terkini kepada pembaca. Semoga apa yang tim redaksi sajikan mampu menjadi media inspiratif. Terima kasih telah berkenan membaca media sederhana kami ini. Selamat membaca.
MEDIA 5
9
10
14
Sastra16
18
19 Hiburan
4
7
12
MEDIA 5
urusan Keteknikan Pertanian
(TEP, red) yang berada di JFakultas Teknologi Pertanian
(FTP, red) Universitas Brawijaya
memiliki 3 program studi yakni
Keteknikan Pertanian murni, Teknik
B i o p r o s e s , s e r t a Te k n i k
Sumberdaya Alam dan Lingkungan
( T S A L , r e d ) . T S A L p a d a
khususnya, mempelajari bidang
ilmu teknologi pertanian dan
lingkungan secara umum, namun
pembahasan tentang lingkungan
mendapat porsi lebih besar dalam
materi perkuliahan dibandingkan
ilmu teknologi pertaniannya. Hal tersebut memunculkan pertanyaan mengenai kedudukan TSAL dan gelar yang disandang bagi beberapa mahasiswa.
Pertanyaan itu kemudian menimbulkan wacana perubahan nama program studi dan gelar. Isu yang tidak diketahui sumbernya hingga pemberitaan ini dilansir (maret 2014, red), selanjutnya dibahas dalam acara lokakarya mahasiswa TSAL yang tujuannya u n t u k m e m b a h a s r e n c a n a penggantian nama program studi TSAL menjadi Teknik Lingkungan, serta gelar sarjana teknologi pertanian (STP, red) menjadi sarjana teknik (ST, red).
fotografer : bagas
MEDIA 5
Fakultas Teknologi Pertanian
memberikan gelar STP pada mahasiswa-
mahas iswa yang te lah berhas i l
menyelesaikan studi jenjang S1. Begitu
juga dengan Fakultas Teknik yang akan
meluluskan mahasiswa-mahasiswanya
dengan gelar ST. Dekan Fakultas
Teknologi Pertanian, Dr. Ir. Bambang
Susilo, M.Sc.Agr menuturkan bahwa pada
perguruan tinggi di luar Universitas
Brawijaya, Teknik Lingkungan memang
berada di bawah naungan Fakultas Teknik
bukan di Fakultas Teknologi Pertanian.
Hal tersebut dikarenakan sistem
pembela jaran pada Tekn ik
Lingkungan tidak hanya
membahas persoa lan
lingkungan pertanian.
Tetapi sekarang yang
menjadi per tanyaan
adalah apakah ada
k e s a m a a n a n t a r a
Universitas Brawijaya
dengan perguruan tinggi
lain? “Suatu hal yang telah
dibangun serta dibuat sejak awal
tentunya tidak mudah diganti dan diubah-
ubah semudah membalikkan telapak
tangan. Tetapi membutuhkan proses yang
sangat panjang dan rumit. Pergantian
Sarjana Teknologi Pertanian menjadi
Sarjana Teknik adalah masalah yang
serius, apalagi hal ini belum terbukti
adanya kebenaran,” ujar Bapak Dekan
saat dimintai tanggapan mengenai isu
tersebut.
Berdasarkan fakta yang kami
(reporter TECHNO, red) peroleh, wacana
perubahan nama program studi dan gelar
tersebut ternyata timbul dari para
mahasiswa TSAL. Kabar tersebut mulai
beredar luas dan menjadi perbincangan
serius berdasarkan hasil lokakarya
beberapa waktu lalu. Berdasarkan hasil
lokakarya tersebut, terdapat rencana untuk
mengganti nama program studi Teknik
Sumber Daya Alam dan Lingkungan
menjadi Teknik Lingkungan. Hal ini
mengingat bahwa program studi tersebut
awalnya direncanakan bernama Teknik
Lingkungan. Informasi tentang hasil
lokakarya tersebut didapatkan
dari ketua program studi TSAL
Dr. Ir. Tunggul Sutanhaji, MT
saat d ikonf i rmasi o leh
mahasiswa TSAL. Hasil
l o k a k a r y a k e m u d i a n
disampaikan pada sarasehan
T S A L d a n m e n d a p a t
sambutan baik dar i para
mahasiswa TSAL. Hasil voting
dalam sarasehan menunjukkan bahwa
sebagian besar mahasiswa TSAL
menerima rencana perubahan nama
program studi dan gelar itu.
“Saya juga bingung mengapa Teknik
Lingkungan ini malah berada di FTP
bukannya di FT dan kebanyakan
mahasiswa lain juga berpendapat seperti
itu,” menurut salah seorang mahasiswa
TSAL angkatan 2013 yang tidak ingin
disebutkan namanya. “Saya cenderung
MEDIA 5
lebih bangga jika mendapat gelar ST
daripada STP karena teknik sepertinya
lebih keren dan familiar. Pasalnya, saat ini
masyarakat memandang dan menilai
seseorang itu dari gelarnya,” komentar
salah satu mahasiswa TSAL angkatan 2013
lainnya . F a h m i , K e t u a P e l a k s a n a
Sarasehan menguatkan pernyataan mengenai perubahan program studi dan gelar STP menjadi ST. “Memang sebaiknya kita (mahasiswa TSAL, red) bergelar ST ketika lulus nanti, bukan STP. Kalau kita menyandang gelar STP, kita akan mendapat kendala baru ketika masuk dunia kerja, karena semua mata kuliah yang dipelajari selama 4 semester ini, sedikit sekali yang ada sangkut pautnya dengan dunia teknologi pertanian, bahkan bisa dibilang sama sekali tidak ada. Kasus seperti itu terjadi baru-baru ini, dimana kakak tingkat 2011 ketika PKL mendapat tugas untuk mengukur lahan pertanian, tetapi pada faktanya selama kuliah tidak mendapat ilmu tentang hal tersebut”, ujar Fahmi.
Fahmi juga memaparkan bahwa
perubahan nama program studi TSAL
menjadi Teknik Lingkungan hingga saat ini
(Maret 2014, red) sedang dalam proses
yaitu menunggu surat keputusan (SK) dari
Dikti. Beberapa waktu lalu SK dari Dikti
memang sudah turun, namun masih
diperbaiki karena ada kesalahan.
SK yang harusnya ditujukan untuk
Universitas Brawijaya Malang, ternyata
ditujukan pada Universitas Brawijaya
cabang Kampus Kediri. Jika SK tersebut
telah turun maka program studi TSAL resmi
berganti nama menjadi Teknik Lingkungan
yang diikuti pula dengan pergantian gelar
menjadi Sarjana Teknik untuk lulusannya.
P e r g a n t i a n t e r s e b u t
dikhawatirkan menimbulkan polemik baru
yaitu masalah akreditasi. Akreditasi
program studi TSAL masih begabung
dengan TEP yang saat ini berakreditasi A
dan ketika SK Dikti tersebut sudah turun,
otomatis akreditasi TSAL mengalami
perubahan dari A menjadi C. Akan tetapi
hal tersebut tidak terlalu dipermasalahkan
oleh sebagian besar mahasiswa TSAL.
“Mereka lebih khawatir jika mendapat
gelar STP, sedangkan ilmu yang didapat
se lama d i bangku ku l iah, t idak
menyangkut bidang teknologi pertanian,”
tambah Fahmi.
Menanggapi isu tersebut, Budi,
Ketua Himpunan Mahasiswa Keteknikan
Pertanian (HIMATETA), menerangkan
bahwa permasalahan tersebut sebaiknya
dikembalikan kepada pihak dekanat dan
rek tora t yang leb ih mengetahu i
permasalahan tersebut. “Saya selaku
perwakilan mahasiswa TEP tentunya
mengharapkan keputusan yang terbaik
untuk semua pihak”, ujar Budi.
Setiap isu yang beredar di FTP
hendaknya dikonfirmasi kepada pihak
faku l tas yang berwenang untuk
memastikan kebenarannya. Jika isu terus
berkembang tanpa kejelasan, tentu akan
menimbulkan perbedaan persepsi yang
berdampak pada semua pihak. Oleh
karena itu, klarifikasi dan forum jajak
pendapat antar pihak-pihak yang
berkaitan perlu segera diadakan.
Diharapkan permasalahan TSAL ini
segera mencapai titik terang yang
menguntungkan semua pihak, bukan
hanya mahasiswa tetapi juga seluruh
akademika FTP. By: Ais, Indra
Perbaikan kurikulum terjadi setiap 4 tahun sekali di suatu instansi pendidikan. Menurut Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI, red). Adanya perbaikan kurikulum mengharuskan suatu universitas untuk menyetarakan semua program studi dengan seluruh universitas lainnya di Indonesia. Penyetaraan tersebut juga dilakukan oleh Fakultas Teknologi Pertanian (FTP, red), jurusan Teknologi Industri Pertanian (TIP, red), Universitas Brawijaya (UB, red).
ut yang dihasilkan oleh jurusan TIP di seluruh Indonesia. Selain itu juga mempermudah proses pembelajaran bagi para mahasiswa pindahan dari universitas lain.
Salah satu dampak yang dirasakan akibat perbaikan kurikulum adalah pergeseran waktu pengambilan mata kuliah. Misalnya pada mata kuliah Statistika Industri I (Statind I, red), yang seharusnya diambil pada semester tiga maju ke semester dua pada tahun ajaran 2012-2013. Perubahan tersebut menyebabkan mahasiswa angkatan 2012 yang belum mengambil mata kuliah Statind I baru mengambil di tahun ajaran 2013-2014 bersamaan dengan mahasiswa angkatan 2013. Akibatnya, terjadi kelebihan kuota mahasiswa karena kelas yang seharusnya berjumlah maksimum 60 mahasiswa, kini mengalami penambahan hingga 121 mahasiswa.
Kelebihan kuota mahasiswa seharusnya dapat dihindari apabila terjalin koordinasi yang lebih baik antar pihak jurusan dan akademik. Pihak jurusan terlambat memberitahukan kepada pihak akademik mengenai perubahan kurikulum di TIP sehingga bagian akademik fakultas yang sudah mengatur semua jadwal mahasiswa FTP merasa keberatan untuk mengatur ulang jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk menangani masalah tersebut pihak akademik terpaksa memasukkan mahasiswa yang meminta penambahan kuota kelas ke enam kelas yang telah terbentuk. Alasan ini yang menyebabkan kelas mengalami overload. Selain kelas F pada Statind I, ada beberapa kelas lain yang mengalami hal serupa yaitu kelas C, N, P, I, dan L. Dalam kelas tersebut terdapat sekitar 80 mahasiswa.
Perbaikan kurikulum dapat dilakukan dengan cara mengurangi dan atau menggabungkan mata kuliah dengan jumlah SKS yang sesuai, ataupun menambahkan mata kuliah yang dianggap perlu. Hal tersebut bertujuan agar tercipta keseragaman outp
MEDIA 5
Perbaikan Kurikulum TIP
www.queensland.ca
Dr. Ir. Nur Hidayat, MP menerangkan bahwa idealnya kurikulum mengalami perbaikan selama rentang waktu 1-4 tahun untuk meningkatkan sistem kompetensi yang ada. Bagian akreditasi pun ikut andil dalam pengawasan penentuan kurikulum setiap tahunnya dengan melakukan evaluasi, selanjutnya pada tahun keempat akan diambil keputusan. Diharapkan 60% mata kuliah wajib TIP setara dengan universitas lain di seluruh Indonesia. Namun untuk menjalankan program perbaikan kurikulum ini diperlukan pertimbangan yang matang, agar tidak merugikan pihak manapun—baik mahasiswa maupun dosen pengajar.
Beliau (Nur Hidayat, red) yang menjabat Ketua Jurusan TIP menyatakan bahwa untuk mata kuliah muatan lokal misalnya materi perkebunan, sistem, teknik, teknologi non-pangan, dan sebagainya tidak mengalami perubahan karena termasuk program-program tambahan yang dicetuskan oleh universitas. “Fakultas telah memberikan pilihan adanya kelas malam untuk mengatasi kelebihan kuota, namun sebagian besar mahasiswa menolaknya”, tutur beliau.
Menurut Luvita—mahasiswa TIP 2013—kuota kelas yang melebihi standar (lebih dari 60) sebenarnya merugikan pihak mahasiswa. Kegiatan belajar mengajar menjadi sangat tidak efektif karena suasana kelas tidak kondusif sehingga materi yang disampaikan pun menjadi lebih sulit untuk dipahami. “Perbaikan kurikulum yang dilakukan TIP sebenarnya tidak masalah, namun jangan hanya sekedar dijalankan begitu saja dengan apa adanya. Alangkah lebih baik dipikirkan terlebih dahulu dampak selanjutnya yang akan terjadi dan berikan solusi terbaik untuk mahasiswa serta dosen pengajar, mungkin dengan penambahan kelas. Tidak masalah dengan kelas malam apabila sejak awal sebelum KRS-an sudah disediakan”, ujar Luvi menambahkan.
Sementara itu, Alynka—mahasiswa TIP 2011—memiliki pendapat senada terkait kondisi kelas yang kurang nyaman. Para mahasiswa terkadang harus mengambil kursi dari luar karena kursi di dalam kelas tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa yang menghadiri kuliah. Ia berharap pihak jurusan maupun akademik memiliki koordinasi yang lebih baik, agar arus informasi berjalan lancar dan tidak menimbulkan permasalahan yang dapat mengganggu kenyamanan kegiatan perkuliahan.
Setiap kebijakan yang diputuskan dalam lingkup fakultas diharapkan dapat memberikan dampak yang lebih baik bagi kemajuan FTP. Apabila penerapan kebijakan menemukan kendala, tindakan yang tepat perlu diambil untuk mengevaluasi dan menemukan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi. Ketidaknyamanan yang dirasakan akibat perbaikan kurikulum di jurusan TIP membutuhkan suatu penyelesaian. Tentunya langkah solutif yang diambil membutuhkan dukungan dan kerjasama mahasiswa sebagai pihak yang merasakan langsung dampak perubahan tersebut.
MEDIA 5
www.jamaljivanjee.com
MEDIA 5
Mimuha, TIP 2013“Kurang...... Kamar mandi kurang, mushola kurang besar dan banyak. Kalau bisa setiap lantai dikasih mushola. “
Laras, THP 2011“Fasilitas cukup baik dari segi ruang kelas dan ruang lab. Tapi kuota mahasiswa perkelas masih tidak merata. Fasilitas kamar mandi dan mushola juga perlu ditingkatkan. Perpustakaan yang disediakan fakultas sudah cukup baik hanya saja kurang besar dikarenakan perpustakaan tersebut merupakan perpustakaan fakultas dan bukan perpustakaan jurusan.”
Maya, THP 2013“Fasilitas kurang terawat. Padahal gedungnya megah tetapi fasilitas pendukungnya tidak sesuai dugaan saya. ”
Putri , THP 2013“AC di kelas yang tidak stabil, kadang-kadang mati.”
Afidha, TIP 2013“ Fasilitas sudah cukup baik dilihat dari ketersediaan,
pelayanan maupun perawatan fasilitas.”
Dosen FTP “Ruang dosen tidak sesuai dengan jumlah dosen yang
ada. LCD di beberapa kelas ada yang rusak dan terkadang error.”
FASILITAS FTP...
MEDIA 5
alah satu mahasiswa Fakultas Teknologi
Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya kembali
mengukir prestasi. Asusti, mahasiswa jurusan STeknologi Hasil Pertanian angkatan 2011 berhasil menjuarai
ASEAN Enterprenuer Youth Leader Exchange 2014 di Singapura.
Perempuan yang kerap disapa Ara tersebut memperoleh juara pertama
melalui gagasan kreatifnya “BIC (Build Innovative Communicate) with
Smartphone Projector”. Ide tersebut berupa konsep rancangan
smartphone dilengkapi dengan proyektor, bertujuan memudahkan
seseorang untuk melakukan presentasi hanya dengan memanfaatkan
gadget.
MEDIA 5
“Dalam memudahkan seseorang mengemukakan suatu pendapat
biasanya dilakukan dengan cara presentasi. Namun presentasi itu harus
didukung dengan berbagai peralatan seperti proyektor dan LCD. Nah
dengan BIC ini kita tidak lagi membutuhkan proyektor dan LCD karena
display bisa ditampilkan pada dinding, langit-langit, atau bidang apa saja
yang datar,” ujarnya.
Selain menjabat sebagai Vice President of Exchange Program IAAS
World periode 2013-2014, Ara juga aktif di organisasi Internasional seperti
IAAS (International Association of Students In Agricultural and Related
Sciences), AIESEC (Association Internationale des Etudiants en Sciences
Economiques et Commerciales),dan AYLE (ASEAN Youth Leader
Exchange)
kemampuan lain seperti berpidato, menulis, berdebat,
menguasai alat musik (drum, bass, gitar) dan masih banyak lagi.
Banyaknya prestasi non akademik tersebut, tidak membuat
mahasiswa kelahiran Banjarmasin ini mengabaikan kegiatan akademiknya.
Hal itu terbukti dengan IP cumlaude yang diraihnya semester 5 kemarin
(2013,red), yaitu 3,7. Ada 3C dalam prinsip hidup seorang Ara (CHOICE,
CHANCE, CHANGE) “Never afraid of making choice to take chance or my
life will never change”. Motto tersebut sangat mencerminkan pribadi yang
profesional dan bertanggungjawab. Kepribadian seperti itulah yang sudah
sepantasnya menjadi panutan bagi mahasiswa lain dalam meraih
kesuksesan. Diharapkan mahasiswa-mahasiswa berprestasi FTP dapat
menjadi motivator bagi calon penerus bangsa lainnya.
. Semangat untuk terus belajar, membuatnya mahir berbahasa
Inggris serta
By: Bita, Nanad
anoteknologi dalam bidang pangan adalah manipulasi dan pengubahan warna, rasa serta tekstur makanan pada ukuran Nnano. Sehingga perkembangan nanoteknologi, umumnya
diterapkan untuk pangan fungsional dan inovasi olahan pertanian terbaru. Adapun teknik-teknik pengolahan pangan yang telah menerapkan nanoteknologi antara lain:
Nano FiltrasiNano filtrasi adalah proses yang berkaitan dengan tekanan,
dimana terjadi pemisahan berdasarkan ukuran molekul. Teknik ini terutama diterapkan untuk menghilangkan zat-zat organik, seperti polutan mikro dan ion multivalen. Saat ini, penerapan utama dari nano filtrasi terdapat pada proses pemurnian air, seperti water softening, decolouring dan penghapusan polutan mikro. Pada proses industri, nano filtrasi diterapkan untuk menghilangkan komponen-komponen tertentu, seperti zat pewarna.
Teknik EnkapsulasiEnkapsulasi merupakan sebuah proses, dimana partikel kecil
pada material inti dikemas dalam sebuah dinding untuk membentuk kapsul. Aplikasi teknik ini berpotensi pada bidang industri farmasi dan makanan. Metode enkapsulasi dikembangkan untuk melindungi komponen bioaktif (polifenol, mikronutrien, enzim, dan antioksidan), untuk melindungi dari lingkungan yang merugikan dan juga untuk mengontrol rilis pada target yang dituju.
MEDIA 5
?
Kemasan PanganKemasan pangan menjadi salah satu target komersialisasi dari
nanoteknologi. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Helmut Consultancy dilaporkan bahwa, pengaruh nanoteknologi meningkat pesat pada industri kemasan makanan dan minuman dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2002, kurang dari 40 produk kemasan di pasaran yang melibatkan zat yang menggunakan nanoteknologi (nanopackaging), dan pada tahun 2005 angka ini meningkat menjadi lebih dari 250 produk. Penjualan produk tersebut sekitar 860 juta US$ pada tahun 2004, dan diprediksi selama satu dekade, pangsa pasar nanopackaging akan menjadi sekitar 30 milyar US$. Nanoteknologi memungkinkan perancang untuk merubah struktur material pada skala molekuler, untuk mendapatkan material dengan sifat yang diinginkan. Tren nanoteknologi pada kemasan pangan di pasaran saat ini antara lain dirancang untuk dapat meningkatkan tampilan dari material kemasan, memperpanjang masa simpan (shelf life), kemasan antimikroba dan kemasan interaktif.
Sumber :Ÿ http://www.lenntech.com/nanofiltration-and-rosmosis.htm#ixzz2xIdUBHvH
Ÿ http://masterfoodscience.blogspot.com/2013/07/nanoenkapsulasi.html
Ÿ http://www.pipimm.or.id/last_update.php?view=1&id=9
MEDIA 5
Struktur pada nanosphere dan nanokapsul
MEDIA 5
Pimba FTP 2014
sumber: ub.ac.id
ekan I lm iah
M a h a s i s w a
Baru (Pimba, Pred) adalah sebuah
perlombaan Program
Kreativitas Mahasiswa
( P K M , r e d ) y a n g
dikhususkan untuk
mahasiswa baru UB.
Pimba ini bertujuan
untuk mengasah kemampuan mahasiswa baru dalam berkreasi dan
menciptakan ide yang bermanfaat untuk masyarakat. Awalnya, pimba
dilakukan di tingkat jurusan, kemudian di fakultas dan puncaknya di tingkat
universitas. Di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP, red) sendiri, pimba diadakan
dengan dua tahap. Pertama yaitu melalui lomba yang dilakukan saat Orientasi
Pengenalan Jurusan dan Himpunan (OPJH, red) dimana anggota kelompok
mahasiswa baru (maba, red) dan jenis PKM yang akan diikuti diorganisir oleh
panitia OPJH. Kedua adalah maba bebas memilih sendiri kelompok dan jenis
PKMnya. PKM yang lolos dari kedua seleksi selanjutnya diperlombakan pada
tingkat fakultas dan tingkat universitas. Tahun ini (2014, red) FTP mengirim 14
perwakilan ke pimba tingkat universitas. PKM-M (pengabdian masyarakat),
PKM-T (teknologi), PKM-P (penelitian), PKM-KC (karya cipta), PKM-K
(kewirausahaan) masing masing mengirim dua perwakilan sedangkan PKM-GT
(gagasan tertulis) mengirim empat perwakilan.
Beberapa saat sebelum Pimba universitas digelar (5 maret 2014, red),
tim Techno sempat mewancarai Hana, ketua LKM ARSC untuk menanyakan
persiapan FTP dalam menghadapi perlombaan. Menurut Hana, persiapan
Pimba telah dilakukan sejak liburan semester ganjil kemarin (2013, red).
Pertama mereka mengadakan upgrading dan sharing tentang kendala-kendala
yang peserta hadapi, seperti masalah anggota yang kurang aktif atau masalah
proposal yang belum lengkap. Selain itu juga dibentuk SPV (pendamping) dan
dosen pembimbing untuk membantu peserta menyiapkan proposal dan
presentasi. Beberapa hari menjelang acara Pimba juga diadakan monitoring
dan evaluasi (monev, red) untuk mengkaji kekurangan yang masih dimiliki
peserta.
MEDIA 5
Pimba kemudian diadakan pada 8-9 maret 2014, namun ternyata hasil
Pimba yang didapat FTP belum sesuai dengan target yang diharapkan. FTP hanya
mampu kembali menempati posisi ketiga secara umum, tepat di bawah Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK, red) dan Fakultas Pertanian (FP, red). FTP
hanya mengumpulkan satu emas lewat PKM-P dan dua perunggu dari PKM-KC
dan PKM-T. Kegagalan ini mungkin disebabkan karena kurang intensifnya
pembimbingan dari supervisor (SPV, red). Pembimbingan tidak dilakukan secara
terstruktur dengan jadwal yang jelas, sehingga komunikasi antara peserta dan
SPV kurang terjalin dengan baik. Selain itu, acara monev yang hanya diadakan 3
kali selama persiapan, masih kurang membantu peserta dalam menghadapi
perlombaan. Kedua hal tersebut menyebabkan persiapan peserta menjadi kurang
maksimal.
Demi kesuksesan di perlombaan Pimba tahun selanjutnya, sebaiknya
persiapan lebih dimatangkan dan diintensifkan lagi untuk peserta. Ada baiknya
pembimbingan ke SPV dibuat rutin dan terjadwal, sehingga komunikasi antara
peserta dan SPV terjalin dengan baik. Acara monev pun harus lebih sering
diadakan, setidaknya lima atau enam kali selama persiapan. Dengan demikian,
diharapkan persiapan peserta lebih matang dan kekompakan juga semakin erat
sehingga target FTP untuk menjadi juara umum Pimba universitas dapat
terpenuhi.
By : Rista, Luluk, Tzalist
sumber : m.okezone.com
MEDIA 5
MEDIA 5
Bahan Kulit :
250 gram tepung terigu protein sedang50 gram tepung maizena3 kuning telur1 sdm gula½ sdt garam500 ml susu UHT plain1 sdm margarin, cairkan1 sdm parutan kulit jeruk, opsional
Bahan Isi :
500 ml whipped cream non dairy, kocok kaku1 buah durian montong atau durian medan matang, daging buah, haluskan
CARA MEMBUAT :
1. Ayak terigu, maizena, garam dan gula. 2. Tuangkan susu sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga kekentalan adonan tidak
terlalu encer dan juga tidak terlalu kental.3 . Masukkan kuning telur dan margarin cair, aduk dengan whisk hingga rata.4. Buat dadar tipis-tipis di atas wajan dengan api sedang.5. Ambil selembar dadar tipis lalu beri isi dengan whipped cream secukupnya6. Tambahkan daging durian kemudian lipat berbentuk amplop. 7. Dinginkan sebentar dalam lemari es dan sajikan. Tips :
1. Adonan kulit akan lebih mudah didadar jika menggunakan wajan kwalik. Ketebalannya akan lebih rata. Namun jika tidak ada, wajan dadar teflon biasa juga bisa digunakan.
2. Pilih durian yang benar-benar sudah matang sehingga rasanya lebih manis. Biasanya, durian yang sudah matang berwarna kuning keemasan alias tidak pucat.
3. Bagi yang tidak terlalu suka rasa durian yang kuat, langsung aduk/campurkan adonan durian yang sudah dihaluskan dengan whipped cream.
Sumber: http://resepmasakankreatif.blogspot.com/
MEDIA 5
sumber:bunbriels-kitchen.blogspot.com
MEDIA 5
MEDIA 5