Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
PALCOMTECH PALEMBANG
SKRIPSI
MEDIA PENYIMPANAN TERDISTRIBUSI
Diajukan oleh:
1. HENDRI FIRMANSYAH / 012070041
2. HAMDANI / 012070048
3. PERI SAPUTRA / 012090286
Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat - Syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Komputer
PALEMBANG
2014
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
PALCOMTECH PALEMBANG
SKRIPSI
MEDIA PENYIMPANAN TERDISTRIBUSI
Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat
Guna Menyelesaikan Program Strata Satu
Diajukan oleh:
1. HENDRI FIRMANSYAH / 012070041
2. HAMDANI / 012070048
3. PERI SAPUTRA / 012090286
PALEMBANG
2014
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
PALCOMTECH PALEMBANG
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
NAMA/NPM :1. HENDRI FIRMANSYAH / 012070041
2. HAMDANI / 012070048
3.PERI SAPUTRA / 012090286
PROGRAM STUDI : TEKNIK INFORMATIKA
JENJANG PENDIDIKAN : STRATA 1
KONSENTRASI : JARINGAN
JUDUL SKRIPSI : MEDIA PENYIMPANAN TERDISTRIBUSI
Tanggal : Mengetahui,
Dosen Pembimbing, Ketua,
D. Tri Octafian, S.Kom., M.Kom. Benedictus Effendi, S.T., M.T.
NIDN: 0213108002 NIP: 09.PCT.13
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
PALCOMTECH PALEMBANG
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
NAMA/NPM :1. HENDRI FIRMANSYAH / 012070041
2. HAMDANI / 012070048
3. PERI SAPUTRA / 012090286
PROGRAM STUDI : TEKNIK INFORMATIKA
JENJANG PENDIDIKAN : STRATA 1
KONSENTRASI : JARINGAN
JUDUL SKRIPSI : MEDIA PENYIMPANAN TERDISTRIBUSI
Tanggal : ................... Tanggal : ...................
Penguji 1 : Penguji 2 :
Febrianty,SE, M.Si D Yanti Efendy, S.Kom., M.Kom.
NIDN: 0013028001 NUDN: 9902006047
Menyetujui,
Ketua,
Benedictus Effendi, S.T., M.T.
NIP: 09.PCT.13
xiii
ABSTRACT
Hendri Firmansyah, Hamdani, Peri Saputra: Distributed Storage Media
The need for information that is getting bigger and the perceived increase is not
sufficient to mention if only stored in a computer or server only. Moreover, that
computer will be accessed by many users to store and retrieve data, coupled with
a less good computer specifications especially its storage media. It takes a system
in the network that can store a lot of data into the server where the data in the
server connected to one another is called a distributed storage media.
Distributed storage is a Media device for storing data, orders and information to
use in the future connected to each other in the network. By applying the method
of load balancing using the round robin algorithm the server workload more
evenly and not resting on one server only. This can help companies that require
large storage medium that can be accessed by many users.
The expected results of this distributed storage media that may be combined with
load balancing method for dividing the workload using the round robin algorithm
the server and for the process of scheduling.
Keywords: FTP, Load Balancing, Storage Media, Round Robin
xiv
ABSTRAK
Hendri Firmansyah, Hamdani, Peri Saputra: Media Penyimpanan Terdistribusi
Kebutuhan akan informasi yang semakin besar dan meningkat dirasakan sudah
tidak mencukupi lagi jika hanya disimpan dalam sebuah komputer atau server
saja. Apalagi komputer tersebut akan diakses oleh banyak pengguna untuk
menyimpan dan mengambil data, ditambah dengan spesifikasi komputer yang
kurang baik terutama media penyimpanannya. Dibutuhkanlah sebuah sistem
dalam jaringan yang dapat menyimpan data ke dalam banyak server yang mana
data-data dalam server tersebut saling terhubung satu sama lain yang disebut
dengan media penyimpanan terdistribusi.
Media penyimpanan terdistribusi merupakan perangkat untuk menyimpan data,
perintah dan informasi untuk penggunaan di masa mendatang yang saling
terhubung satu sama lain dalam jaringan. Dengan menerapkan metode load
balancing menggunakan algoritma roundrobin maka beban kerja server lebih
merata dan tidak bertumpu pada satu server saja. Hal ini dapat membantu
perusahaan yang membutuhkan media penyimpanan yang besar yang dapat
diakses oleh banyak pengguna.
Hasil yang diharapkan bahwa media penyimpanan terdistribusi ini dapat
digabungkan dengan metode load balancing untuk pembagian beban kerja server
dan menggunakan algoritma roundrobin untuk proses penjadwalannya.
Kata Kunci: FTP, Load Balancing, Media Penyimpanan, Round Robin
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi terutama yang awalnya penyimpanan data
dilakukan secara manual menggunakan media buku, saat ini sudah digantikan
dengan media penyimpanan yang terkomputerisasi. Mulai dari media
penyimpanan data yang hanya dapat diakses oleh satu komputer saja, tetapi
dengan adanya teknologi jaringan komputer yang dinamakan dengan konsep
client-server maka media penyimpanan tersebut dapat diakses kapan saja.
Salah satu konsep tersebut adalah media penyimpanan terdistribusi. Media
penyimpanan terdisribusi adalah konsep dimana kumpulan data komputer
yang saling terhubung dan terintegrasi serta diorganisasikan dan disimpan
untuk memudahkan proses pengambilan data kembali dengan tujuan untuk
meminimalisir duplikasi data.
PT. Distriversa BuanaMas (PT. DBM) merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang jasa penjualan barang-barang yang dipasok dari
perusahaan Brataco Group dan beberapa supplier lainnya dengan jangkauan
pasar se-Indonesia yang melayani banyak proses transaksi. Untuk proses
penyimpanan data PT. DBM Palembang belum memiliki media penyimpanan
data yang terdistribusi. Saat ini PT DBM hanya menyediakan file yang di-
share oleh sebuah komputer administrator untuk menyimpan dan mengambil
data perusahaan. Setiap karyawan selesai melakukan pekerjaan maka data
2
yang diolah oleh karyawan akan disimpan di komputer administrator tersebut
dan karyawan yang membutuhkan data dari karyawan lain dapat
mengambilnya langung dengan mengakses file sharing tersebut untuk
pengolahan data lebih lanjut. Hanya dengan sebuah komputer administrator
harus dapat menyimpan seluruh data perusahaan, sehingga menyebabkan
media penyimpanan komputer tersebut semakin berkurang dan beban kerja
komputer tersebut semakin meningkat, bahkan sering terjadi hang karena
kelebihan beban akses oleh komputer karyawan.
Masalah yang terjadi pada PT. DBM tersebut dapat diatasi dengan
membangun dua buah media penyimpanan terdistribusi dengan kapasitas
penyimpanan yang besar yang dapat diakses oleh komputer karyawan
sehingga memudahkan pengontrolan oleh PT. DBM Palembang. Untuk
membagi beban kerja dua server tersebut, maka dibutuhkanlah suatu metode
yang dinamakan dengan load balancing agar beban kerja server dapat merata
dan tidak tertumpu pada satu server saja.
Load balancing adalah metode untuk membagi beban kerja sebuah
server menjadi sama rata dengan cara membagi pekerjaan berdasarkan
strategi pembagian tertentu sehingga dapat memanfaatkan sumber daya
pengolahan yang tersedia secara lebih efektif.
Berdasarkan uraian sebelumnya maka penulis tertarik untuk mengambil
judul “Media Penyimpanan Terdistribusi” dengan metode load balancing
pada PT. Distriversa BuanaMas Palembang.
3
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang terjadi, maka penulis
merumuskan masalah yaitu “Membangun sebuah media penyimpanan data
terdistribusi dengan metode Load Balancing menggunakan algoritma
RoundRobin pada PT. DBM”
1.3 Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak menyimpang terlalu jauh, maka penulis
membatasi permasalahan pada:
1. Server yang didistribusikan berupa layanan penyimpanan data dengan 2
server FTP.
2. Aplikasi load balancing menggunakan HAProxy.
3. Pembagian beban kerja data terdistribusi dengan metode load balancing
ncing menggunakan algoritma Round Robin.
4. Hanya dalam ruang lingkup jaringan lokal PT. DBM Palembang
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengimplementasikan media
penyimpanan terdistribusi dengan metode load balancing menggunakan
algoritma RoundRobin.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
4
1. Bagi Penulis
Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dan
menambah pengetahuan terutama dalam membangun media
penyimpanan terdistribusi dan metode load balancing.
2. Bagi Perusahaan
Dapat membantu kinerja karyawan menjadi lebih efektif dan efisien dan
mempermudah pengontrolan data perusahaan.
3. Bagi Akademik
Dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa bagian:
BAB I PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Membahas tentang profil perusahaan tempat penelitian, struktur
organisasi perusahaan serta tugas dan wewenang masing-masing
bagian dalam perusahaan.
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
Membahas tentang teori-teori pendukung dan hasil penelitian
terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini.
5
BAB IV METODE PENELITIAN
Membahas tentang lokasi dan waktu penelitian, jenis data yang
digunakan, teknik pengumpulan data, jenis penelitian, alat dan
teknik pengembangan sistem dan teknik pengujian.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Membahas tentang hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian dan
pembahasan terhadap hasil yang dicapai.
BAB VI PENUTUP
Membahas tentang simpulan dari hasil penelitian dan saran yang
diberikan untuk penelitian selanjutnya.
6
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Profil Perusahaan
2.1.1 Sejarah Perusahaan
Perseroan adalah suatu badan hukum Indonesia yang telah secara
sah berdiri dan dijalankan berdasarkan peraturan perundang-undangan
Republik Indonesia. Perseroan menjalankan bisnis utama dibidang
distribusi, yang menyediakan jasa penjualan barang-barang yang
dipasok dari perusahaan Brataco Group dan beberapa supplier
lainnya dengan jangkauan pasar se-Indonesia.
Perseroan ini didirikan pada tahun 1994 dengan nama PT.
Distriversa BuanaMas oleh Bapak dan Ibu Winata berdasarkan akta
tertanggal 25 November 1994 nomor 264, yang dibuat dihadapan Adam
Kasdarmadji, Sarjana Hukum, notaris di Jakarta. Akta telah
memperoleh persetujuan dari pihak yang berwenang, sebagimana
ternyata dari Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia
tertanggal 27 Desember1994 nomor C2-19.019 HI.01.01.Th.94
dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
tertanggal 12 September 1995 nomor 73.
Dalam menjalankan usahanya pertama kali, PT. Distriversa
BuanaMas ini berkedudukan di Bandung. Pada tahun 1999, PT.
Distriversa BuanaMas mendirikan 6 cabang, 6 gudang dan 6
7
subdistributor di luar pulau Jawa, sedangkan pada tahun 2000
membangun cabang baru di Jakarta, Palembang, Malang. Pada tahun
2001 membangun cabang baru di Pontianak, Solo, Cirebon. Pada tahun
2003 menambah cabang baru lagi di Jakarta dan sampai tahun 2005,
PT. Distriversa
BuanaMas telah memiliki 15 cabang dan 15 subdistributor yang
tersebar di seluruh nusantara. Perusahaan ini menjalankan usahanya
dengan cara menjual barang-barang ke seluruh pelosok nusantara
dengan bantuan pendistribusian melalui kantor cabang- cabangnya dan
mendapat pasokan dari perusahaan Brataco Group (PT. Ikapharmindo
Putramas dan PT. Ikafood) dan beberapa perusahaan diluar Brataco
Group , barang-barang yang dipesan customer dikirim melalui darat,
udara, dan laut, tergantung dari jarak keberadaan customer dari
cabang terdekat PT. Distriversa BuanaMas. Jenis barang yang dijual
seperti makanan, farmasi dan berbagai macam kebutuhan sehari-hari
masyarakat.
Pada awal berdirinya sampai sekarang ini, PT. Distriversa
BuanaMas mempunyai beberapa macam pelayanan utama seperti
gudang yang tersentralisasi, biaya angkut dan pabean untuk barang
impor, penjualan dan penagihan, pengiriman dan pelayanan setelah
penjualan terhadap tempat-tempat penjualan, manajemen resiko
terhadap kredit, pelayanan pemasaran, sistem pelaporan, pelayanan
8
publik dan public relation, hubungan dengan institusi pemerintah,
registrasi.
Dalam menjalankan usahanya, PT. Distriversa BuanaMas
mengutamakan kepercayaan kepada customer-nya, terutama customer
lama, sehingga perusahaan tidak menetapkan suatu jaminan hutang bagi
masing-masing customer, selama customer tersebut membayar piutang
yang ada tepat pada waktunya. Untuk sekarang ini, melalui 15 cabang
dan 15 subdistributor yang tersebar di Indonesia disertai dengan
dukungan dari banyak sumber daya manusia yang berkualitas, PT.
Distriversa BuanaMas telah menjalin kerjasama dengan 30.000
customer yang ada di seluruh nusantara.
2.1.2 Visi dan Misi
Visi: Menjadi perusahaan distribusi yang berorientasi kepada
pelanggan dan dikenal di seluruh nusantara.
Misi: a. Menjadi perusahaan distribusi yang berorientasi kepada
kebutuhan pelanggan yang semakin meningkat.
b. Memberi jasa pelayanan yang cepat, tepat, dan terpercaya.
c. Memperluas cabang-cabang yang mencakup seluruh nusantara
sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
d. Membentuk dan menyediakan Sumber Daya Manusia yang
tanggap, efisien dan berdedikasi tinggi pada visi dan misi
perusahaan, serta dapat meningkatkan kemampuan dalam
9
pengoperasian teknologi modern sehingga memberi pelayanan
yang berkualitas baik.
e. Menjalin kerjasama yang erat dengan pelanggan, supplier,
mitra bisnis, lembaga terkait, dan pemerintah dalam
menjalankan bisnis perusahaan.
f. Mencapai peningkatan penghasilan dan pengembalian
investasi bagi pemegang saham dengan operasional dan
praktek keuangan yang disiplin.
2.2 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan
pola tetap tentang hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau
posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas,
wewenang dan tanggungjawab dalam pekerjaanya yang berbeda-beda pada
suatu organisasi menurut keahlian (skill) yang dimilikinya. Pada PT.
Distriversa BuanaMas struktur organisasinya berbentuk garis, dimana tiap-
tiap bagian mempunyai kepala dan seorang kepala tidak dapat memerintah
bawahannya sewenang-wenang.. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 2.1.
10
Sumber: PT. DBM
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Distriversa BuanaMas
2.3 Tugas Wewenang
Untuk melaksanakan kegiatan di perusahaan agar terkoordinir dengan
baik, dibutuhkan pembagian tugas dan wewenang dari masing-masing bagian
atau unit kerja yang ada di perusahaan. Struktur Organisasi pada PT. DBM
memiliki tugas, tanggungjawab dan wewenang sebagai berikut:
1. BOD (Bottom Of Director)
BOD pada PT. DBM adalah sebagai pemilik dan pemimpin tunggal yang
dipegang oleh 1 orang
Tugas BOD:
a. Menentukan kebijakan yang perlu diambil
b. Merumuskan tujuan dan kebijakan umum perusahaan
Tanggungjawab BOD:
a. Menetapkan Visi dan Misi perusahaan
11
b. Menetapkan dan mengarahkan strategi kepada semua karyawan dan
disesuaikan dengan kebutuhan dan aktifitas perusahaan
Wewenang BOD:
a. Mewakili perseroan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal
dan dalam segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun
kepemilikan
b. Menetapkan keputusan perjanjian kerjasama dengan pihak lain
2. Direktur
Tugas Direktur:
a. Menentukan kebijakan yang perlu diambil
b. Merumuskan tujuan dan kebijakan umum perusahaan
Tanggungjawab Direktur:
a. Bertanggung jawab kepada BOD
b. Menetapkan dan mengarahkan strategi kepada semua karyawan dan
disesuaikan dengan kebutuhan dan aktifitas perusahaan
Wewenang Direktur:
a. Menetapkan keputusan
b. Melakukan hubungan kerjasama dengan pihak luar
3. Manager Logistik
Tugas Manager Logistik:
a. Memimpin serta mengkoodinir kegiatan pembelian
b. Memberikan laporan persediaan kepada pihak yang diajak bekerjasama
Tanggungjawab Manager Logistik:
12
a. Mengkoordinir fungsi persediaan
b. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pembelian
Wewenang Manager Logistik:
a. Memeriksa laporan persediaan
b. Menyejutui pemesanan barang ke supplier
4. Manager Konsumen
Tugas Manager Konsumen:
a. Memimpin dan mengkoordinasi seluruh kegiatan penjualan yang ada di
supermarket, hypermarket, minimarket, grosir, retail dan salon
b. Meningkatkan penjualan produk
Tanggungjawab Manager Konsumen:
a. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan penjualan
b. Membuat laporan mengenai pencapai penjualan, aktifitas promosi,
kondisi pasar serta masalah yang muncul untuk divisi konsumen
Wewenang Manager Konsumen:
a. Menetapkan DPC (Discount Proposal Control)
b. Menetapkan budget control
5. Manager Penjualan
Tugas Manager Penjualan:
a. Mengembangkan jalur penjualan dan distribusi
b. Memastikan pencapaian target penjualan
Tanggungjawab Manager Penjualan:
a. Menganalisa pelaksanan kegiatan penjualan dibidang konsumen
13
b. Membuat laporan mengenai pencapai penjualan, aktifitas promosi,
kondisi pasar serta masalah yang muncul
Wewenang Manager Penjualan:
a. Mengusulkan permintaan DPC (Discount Proposal Control)
b. Mengusulkan permintaan bugdet control
6. Manager Pharma
Tugas, tanggungjawab dan wewenang Manager Pharma sama dengan
Manager Konsumen yang berbeda hanya di divisi.
Tugas Manager Pharma:
a. Memimpin dan mengkoordinasi seluruh kegiatan penjualan yang ada di
toko obat, apotik, institusi pharma.
b. Meningkatkan penjualan produk
Tanggungjawab Manager Pharma:
a. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan penjualan di bidang pharma
b. Membuat laporan mengenai pencapai penjualan, aktifitas promosi,
kondisi pasar serta masalah yang muncul untuk divisi pharma
Wewenang Manager Pharma:
a. Menetapkan DPC (Discount Proposal Control)
b. Menetapkan budget control
Asisten Pharma disini bertugas hanya membantu Manager Pharma.
Apabila Manager Pharma tidak ditempat maka Asisten Pharma yang
menggantikannya.
14
7. Region Manager
Tugas Region Manager:
a. Menanggani semua cadang yang masuk dalam satu region.
b. Meningkatkan target penjualan dalam semua divisi
Tanggungjawab Region Manager:
a. Bertanggung jawab atas semua kegiatan cabang yang masuk dalam
devisi yang dia pimpin
b. Membuat laporan mengenai pencapai penjualan, aktifitas promosi,
kondisi pasar serta masalah yang muncul ditiap area masing-masing.
Wewenang Region Manager:
a. Memutuskan semua hal yang terjadi di cabang yang termasuk dalam
divisi yang dipimpinnya
b. Meminta laporan keuntungan, laporan omzet.
8. Key Account
Tugas Key Account:
a. Memberikan laporan tentang kegiatan yang dilakukan oleh competitor
b. Membantu kepala cabang dalam mencari omzet penjualan.
Tanggungjawab Key Account:
a. Bertanggung jawab kepada Region Manager, Manager divisi
konsumen, Manager divisi pharma, assisten Manager pharma dan
kepala-kepala cabang
b. Melakukan sales spreading dengan salesman atau supervisor
15
Wewenang Key Account:
a. Melakukan inspeksi mendadak ke setiap outlet.
b. Meminta tambahan diskon kepada manager
9. Bussines Development Coordinator
Tugas Bussines Development Coordinator:
a. Mencari principle baru untuk diajak bekerja sama
b. Menjalin hubungan baik dengan principle baik dalam persediaan
barang, diskon.
Tanggungjawab Bussines Development Cordinator:
a. Bertanggung jawab kepada Direktur, BOD, Key Account.
b. Bertanggung jawab dalam menangani masalah-masalah
berhubungan dengan principle.
Wewenang Bussines Development Cordinator:
a. Mengusulkan principle baru
b. Mengadakan negosiasi dengan principle
16
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Teori Pendukung
3.1.1 Jaringan Komputer
Jika komputer anda bekerja berhubungan dengan komputer lain
dan peralatan lain sehingga membentuk suatu group, maka ini disebut
sebagai network (jaringan). Sedangkan bagaimana komputer tersebut
bisa saling berhubungan serta mengatur sumber yang ada disebut
sebagai sistem jaringan (networking). (Wirija, 2005:1)
Jaringan komputer adalah suatu sistem yang menghubungkan
komputer menggunakan suatu teknologi transmisi data. Secara lebih
sederhana, jaringan komputer dapat diartikan sebagai sekumpulan
komputer beserta mekanisme dan prosedurnya yang saling terhubung
dan berkomunikasi. (Ramadhan, 2006:2)
Jaringan komputer merupakan gabungan antara teknologi
komputer dan teknologi telekomunikasi. Gabungan teknologi ini
melahirkan pengolahan data yang dapat didistribusikan, mencakup
pemakaian database, software aplikasi dan peralatan hardware secara
bersamaan, sehingga pengguna komputer yang sebelumnya hanya
berdiri sendiri, kini telah diganti dengan sekumpulan komputer yang
terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan
17
tugasnya, sistem inilah yang disebut jaringan komputer. (computer
network). (Sopandi, 2010:2)
Menurut Sofana (2008:4), jaringan komputer terbagi berdasarkan
beberapa klasifikasi yang berdasarkan area atau skala, berdasarkan
media penghantar dan berdasarkan fungsinya:
1. Berdasarkan Area
a. Local Area Network (LAN)
LAN adalah jaringan lokal yang dibuat pada area tertutup,
misalkan dalam satu gedung atau dalam satu ruangan. Kadangkala
jaringan lokal disebut juga jaringan privat. (Sofana, 2008:4)
Gambar 3.1 Jaringan LAN
b. Metropolitan Area Network (MAN)
Menggunakan metode yang sama dengan LAN, namun daerah
cakupannya lebih luas. Daerah cakupan MAN bisa satu RW,
beberapa kantor yang berada dalam komplek yang sama, satu kota
bahkan satu provinsi. (Sofana, 2008:4)
18
LAN LAN
LAN
MAN
Gambar 3.2 Jaringan MAN
c. Wide Area Network (WAN)
Cakupannya lebih luas dari MAN, meliputi satu kawasan, satu
Negara, satu pulau bahkan satu benua. Metode yang digunakan
WAN hampir sama dengan LAN dan MAN. (Sofana, 2008:5)
Gambar 3.3 Jaringan WAN
d. Internet
Internet adalah interkoneksi jaringan-jaringan komputer yang ada
di dunia, sehingga cakupannya sudah mencapai satu planet,
bahkan tidak menutup kemungkinan mencakup antar planet.
(Sofana, 2008:5)
19
2. Berdasarkan Media
a. Wire Network
Adalah jaringan komputer yang menggunakan kabel sebagai
medias penghantar. Jadi, data mengalir pada kabel. Kabel yang
umum digunakan pada jaringan komputer biasanya menggunakan
bahan tembaga. Ada juga jenis kabel lain yang menggunakan
bahan jenis fiber optic atau serat kaca. (Sofana, 2008:6)
b. Wireless Network
Adalah jaringan tanpa kabel yang menggunakan media
penghantar gelombang radio atau cahaya infrared. Frekuensi yang
digunakan pada radio untuk jaringan komputer biasanya
menggunakan frekuensi tinggi, yaitu 2.4 GHz dan 5.8 GHz.
Sedangkan penggunaan infrared umumnya hanya terbatas untuk
jenis jaringan yang hanya melibatkan dua komputer saja atau
disebut point-to-point. (Sofana, 2008:6)
3. Berdaasrkan Fungsi
a. Client - Server
Adalah jaringan komputer yang satu (boleh lebih) komputer
difungsikan sebagai server atau induk bagi komputer yang lain.
Server melayani komputer lain yang disebut client, layanan
diberikan berupa akses web, e-mail, file atau yang lain. Client
server banyak dipakai pada internet. (Sofana, 2008:6)
20
b. Peer-to-peer
Adalah jaringan komputer dimana setiap komputer bisa menjadi
server sekaligus client. Setiap komputer dapat menerima dan
memberikan akses dari komputer lain. (Sofana, 2008:6)
3.1.2 Topologi Jaringan Komputer
Topologi Jaringan adalah gambaran dari struktur jaringan yang
akan dibangun dan merupakan suatu aturan bagaimana menghubungkan
komputer satu sama lain secara fisik dan pola hubungan antara
komponen-komponen yang berkomunikasi melalui media/peralatan
jaringan, seperti server, workstation, hub/switch dan pengkabelannya.
(Utomo, 2006:21). Secara umum topologi yang paling dikenal ada
empat macam yaitu:
1. Topologi Bus
Dalam topologi ini masing-masing komputer akan terhubung
ke satu kabel panjang dengan beberapa terminal dan pada akhir dari
kabel harus diakhiri dengan satu terminator. Topologi ini sudah
sangat jarang digunakan dalam membangun jaringan komputer biasa
karena memiliki beberapa kekurangan diantaranya kemungkinan
terjadinya tabrakan aliran data, jika salah satu perangkat putus atau
terjadi kerusakan pada satu bagian komputer maka jaringan langsung
tidak akan berfungsi sebelum kerusakan tersebut diatasi. (Utomo,
2006:21)
21
Gambar 3.4 Topologi Bus
2. Topologi Ring
Topologi cincin atau yang sering disebut dengan ring topologi
adalah topologi jaringan dimana setiap komputer yang terhubung
membuat lingkaran. Dengan artian setiap komputer yang terhubung
ke dalam satu jaringan saling terkoneksi ke dua arah lainnya
sehingga membentuk satu jaringan yang sama dengan bentuk cincin.
Adapun kelebihan dari topologi ini adalah kabel yang digunakan bisa
lebih hemat. Tetapi kekurangannya adalah pengembangan jaringan
akan menjadi susah karena setiap komputer akan saling terhubung.
(Utomo, 2006:22)
Gambar 3.5 Topologi Ring
22
3. Topologi Star
Topologi bintang atau yang lebih sering disebut dengan
topologi star. Pada topologi ini kita mengguakan bantuan alat lain
untuk mengkoneksikan jaringan komputer. Contoh alat yang dipakai
disini adalah hub, switch dll. Keuntungan dari topologi ini
diantaranya memudahkan admin dalam mengelola jaringan,
memudahkan dalam penambahan komputer atau terminal,
kemudahan mendeteksi kerusakan dan kesalahan pada jaringan.
Kekurangan topologi ini diantaranya pemborosan kabel, control
yang terpusat pada hub terkadang jadi permasalahan kritis kalau
seandainya terjadi kerusakan pada hub maka semua jaringan tidak
bisa digunakan. (Utomo, 2006:23)
Gambar 3.6 Topologi Star
4. Topologi Tree
Topologi pohon atau disebut juga topologi hirarki dan dapat
juga disebut topologi bertingkat merupakan topologi yang bisa
digunakan pada jaringan di dalam ruangan kantor yang bertingkat.
Sentral pusat atau yang berada di bagian paling atas merupakan
23
sentral yang aktif, sedangkan sentral yang dibawahnya adalah sentral
yang pasif. (Utomo, 2006:24)
Gambar 3.7 Topologi Tree
3.1.3 Perangkat Jaringan Komputer
Perangkat network atau perangkat jaringan adalah sebuah
perantara atau alat untuk menjalankan sebuah jaringan komputer.
(Sofana, 2008:64). Ada beberapa perangkat jaringan standar yang
sering digunakan, antara lain:
1. Server
Secara umum server adalah sebuah komputer yang berisi
program baik sistem operasi maupun program aplikasi yang
menyediakan pelayanan kepada komputer atau program lain yang
sama ataupun berbeda. Komputer server adalah komputer yang
biasanya dikhususkan untuk penyimpanan data yang akan digunakan
bersama, atau sebagai basis data. Dalam model programming
client/server, server adalah program-program yang menunggu dan
24
memenuhi permintaan dari client program yang sama atau berbeda.
(Sopandi:2010:13)
2. Workstation
Adalah komputer yang ditujukan sebagai client, dimana
komputer ini sebagai tempat kerja atau pengolahan data yang diakses
dari server. (Sopandi, 2010:15)
3. LAN Card (Network Interface Card)
Kartu jaringan atau juga network card adalah sebuah karu yang
berfungsi sebagai jembatan dari komputer ke jaringan komputer.
Jenis NIC yang beredar terbagi menjadi dua jenis, yaitu NIC yang
bersifat fisik dan NIC yang bersifat logis. Setiap jenis NIC diberi
nomor alamat yang disebut dengan MAC address, yang dapat
bersifat statis atau dapat diubah oleh pengguna. (Sofana, 2008:66)
Sebuah kartu jaringan (LAN Card) yang dipasang pada slot
ekspansi pada sebuah motherboard komputer (server maupun
workstation) sehingga komputer dapat dihubungkan ke dalam sistem
jaringan. Ethernet adalah teknologi yang paling banyak dipakai saat
ini dalam LAN. (Sopandi, 2010:15)
4. Hub / Switch
Hub adalah istilah umum yang digunakan untuk menerangkan
sebuah central connection point untuk komputer pada network. Hub
tidak memiliki fasilitas routing, sehingga informasi yang datang
akan dikirimkan ke semua komputer (broadcast). (Sopandi, 2010:18)
25
Switch adalah hub pintar yang mempunyai kemampuan untuk
menentukan tujuan MAC address (Media Access Control Address;
Ethernet Address, physical address atau hardware address) dari
packet. (Sopandi, 2010:19)
5. Kabel dan Connector
Kabel merupakan salah satu bagian terpenting dalam media
koneksi antara komputer dengan komputer lainnya. Setiap jenis
kabel mempunyai kemampuan dan spesifikasinya yang berbeda.
(Sopandi, 2010:29)
Terdapat banyak jenis kabel yang bisa kita gunakan untuk
media komunikasi jaringan komputer. Beberapa diantaranya yang
popular saat ini adalah kabel UTP dan STP. Untuk koneksi kabel
jenis ini menggunakan konektor RJ-11 atau RJ-45. (Sopandi,
2010:36)
6. Modem
Modem berasal dari singkatan MOdulator DEModulator.
Modulator merupakan bagian yang mengubah sinyal informasi ke
dalam sinyal pembawa (carrier) dan siap untuk dikirimkan.
Sedangkan Demodulator adalah bagian yang memisahkan sinyal
informasi (yang berisi data atau pesan) dari sinyal pembawa yang
diterima sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik.
Modem merupakan penggabungan keduanya, artinya modem adalah
alat komunikasi dua arah. (Utomo, 2006:70)
26
3.1.4 Media Penyimpanan
Media penyimpanan merupakan perangkat untuk menyimpan
data, perintah dan informasi untuk penggunaan di masa mendatang,
contohnya komputer dapat menyimpan ratusan atau jutaan nama dan
alamat konsumen. Penyimpanan data ini bersifat permanen. Komputer
menyimpan data, perintah dan informasi dalam media penyimpanan
(storage media). Contoh media penyimpanan adalah floppy disk, USB
flash drive, harddisk, CD, DVD dan memory card. Perangkat
penyimpanan (storage device) merekam (menulis) dan/atau
mendapatkan kembali (membaca) berbagai hal ke dan dari media
penyimpanan. Alat penyimpanan sering kali berfungsi sebagai sumber
input karena media penyimpanan memidahkan data penyimpanan ke
memori. (Shelly, 2007:8),
Harddisk menyediakan kapasitas penyimpanan yang jauh lebih
besar dibandingkan floppy disk maupun USB flash drive. rata-rata
harddisk mampu menyimpan lebih dari 100 miliar karakter. harddisk
ditempatkan dalam rangka tertutup dan kedap udara. Walaupun
beberapa harddisk eksternal dapat dipindahkan, harddisk kebanyakan
berada dalam rangka komputer. (Shelly, 2007:8)
Komponen perangkat keras berupa disket, harddisk, CD/DVD
disebut juga sebagai media penyimpanan (storage). Disebut media
karena berfungsi sebagai wadah atau tempat penampungan. Media
penyimpanan bisa berfungsi ganda, yaitu sebagai piranti masukan
27
(menyediakan data untuk diolah oleh processor) dan sekaligus sebagai
piranti keluaran (menyimpan data/informasi yang sudah diolah). (Talib,
2005:5)
3.1.5 Sistem Terdistribusi
Sebelum jaringan komputer popular, user komputer pernah
mengenal sistem terdistribusi. Terdapat hal yang cukup
membingungkan dalam pemakaian istilah jaringan komputer dan sistem
terdistribusi. Persamaannya adalah keduanya merupakan sekumpulan
komputer yang saling terkoneksi dengan media transmisi yang relatif
tidak jauh berbeda, dan sama-sama harus memindahkan file. (Syafrizal,
2005:5)
Perbedaan utama antara jaringan komputer dengan sistem
terdistribusi terletak pada perangkat lunaknya (khususnya sistem
operasi), bukan pada perangkat kerasnya, karena perangkat lunaklah
yang menentukan tingkat keterpaduan dan transparasi jaringan yang
bersangkutan. (Syafrizal, 2005:7).
Menurut Marimin dkk (2006:58), pada sistem terdistribusi atau
desentralisasi, pengguna dapat mengoperasikan suatu program dan
kemudian program tersebut secara otomatis akan bekerja dan bertugas
memilih prosesor, menemukan dan mengirimkan file ke suatu prosesor
dan menyimpan hasilnya di tempat yang tepat. Inilah yang merupakan
tugas sistem operasi. Sistem terdistribusi ini merupakan antara sistem
28
sentralisasi dan sistem desentralisasi, yaitu setiap unit dapat mengolah
data secara sendiri-sendiri (bebas), selain itu dapat mengalihkan
informasi yang dihasilkan ke sentral untuk selanjutnya data/informasi
tersebut dapat diolah di sentral.
Gambar 3.8 Skema Sistem Terdistribusi
3.1.6 Load Balancing
Load balancing adalah suatu proses dan teknologi yang
mendistribusikan trafik situs diatara beberapa server dengan
menggunakan perangkat berbasis jaringan. Proses ini mampu
mengurangi beban kerja tiap server sehingga tidak ada server yang
overload, memungkinkan server untuk menggunakan bandwidth yang
tersedia secara lebih efektif dan menyediakan akses yang cepat ke situs-
situs yang di-hosting. (Sagala, 2010:17),
Menurut Madcoms (2010:14), network load balancing (NLB)
merupakan gerbang jaringan yang memungkinkan anda untuk
mendistribusikan TCP/IP ke beberapa sistem, dalam rangka
mngoptimalkan pemafaatan sumber daya, penurunan waktu komputasi
dan memastikan ketersediaan sistem.
29
Algoritma load balancing yang baik mempergunakan kecepatan
jalur dan informasi keandalan. Load balancing meningkatkan kegunaan
segmen-segmen jaringan, sehingga menambah keefektifan bandwidth
jaringan. (Wahana, 2004:326).
Gambar 3.9 Skema Load Balancing
3.1.7 Round Robin
Menurut Hariyanto (2006:113), round robin merupakan:
a. Penjadwalan preemptive, namun proses tidak di preempt secara
langsung oleh proses lain namun oleh penjadwalan berdasarkan lama
waktu berjalannya suatu proses maka penjadwalan ini disebut
preempt-by-time.
b. Penjadwalan tanpa prioritas.
Konsep dari penjadwalan round robin ini proses dilakukan secara
bergiliran berdasarkan antrian dan setiap proses dikerjakan secara
berurutan. Semua proses dianggap penting dan diberi sejumlah waktu
pemroses yang disebut kwanta (quantum) atau time-slice tempat proses
itu berjalan. (Hariyanto, 2006:113)
30
Ketentuan algoritma round robin (rr) sebagai berikut:
a. Jika kwanta habis dan proses belum selesai maka proses running itu
menjadi ready (runnable) dan pemroses dialihkan ke proses lain.
b. Jika kwanta belum habis dan proses menunggu suatu kejadian
(misalnya menunggu selesainya suatu operasi I/O), maka proses
running itu menjadi blocked dan pemroses dialihkan ke proses lain.
c. Jika kwanta belum habis tapi proses telah selesai maka proses
running itu diakhiri dan pemroses dialihkan ke proses lain.
(Hariyanto, 2006:113).
Menurut Hariyanto (2006:114), kelebihan algoritma round robin
berdasarkan kriteria penilaian penjadwalan:
a. Fairness, penjadwalan round robin adil bila dipandang dari
persamaan pelayanan oleh pemroses.
b. Penjadwalan round robin cenderung efisien pada sistem interaktif.
c. Waktu tanggap (response time), penjadwalan round robin
memuaskan untuk sistem interaktif.
d. Turn arround time, penjadwalan round robin cukup bagus.
e. Throughput, penjadwalan round robin cukup bagus.
Penggunaan round robin cocok untuk sistem interactive-time
sharing dalam hal ini sebagian besar waktu dipergunakan untuk
menunggu kejadian eksternal, tetapi round robin tidak cocok untuk
sistem waktu nyata apalagi hard-real-time-applications. (Hariyanto,
2006:1134)
31
3.1.8 FTP (File Transfer Protocol)
FTP merupakan singkatan dari File Transfer Protocol. FTP
merupakan aplikkasi yang memberikan akses/ pertukaran data antara
dua komputer (client dan server). Transfer file/data ini terjadi antara
komputer di jaringan lokal atau melalui internet. FTP biasanya
menggunakan dua buah port untuk koneksi yaitu port 20 dan port 21
dan berjalan exclusively melalui TCP bukan UDP. FTP server
mendengar pada port 21 untuk incoming connection dari FTP client.
Biasanya port 21 adalah command port dan port 20 adalah data port.
(Satria, 2009)
FTP memungkinkan seseorang mentransfer file antar komputer di
internet. Secara teknis, FTP adalah suatu protokol jaringan sederhana
menurut IP, tetapi banyak juga orang yang memakai istilah FTP untuk
menunjuk jenis layanan file sharing ini. (Wahana, 2004:239)
Layanan FTP didasarkan pada arsitektur client-server. Program
client FTP memulai koneksi dengan komputer lain yang letaknya
terpisah dengan menjalankan perangkat lunak FTP. Setelah koneksi
terbentuk, client dapat memilih untuk mengirimkan dan/atau menerima
salinan file, satu demi satu atau secara berkelompok. Untuk dapat
berkoneksi dengan suatu FTP server, seorang client biasanya wajib
menyertakan username (nama pengguna) dan password (kata sandi)
seperti yang sudah ditetapkan oleh pengelola server. (Wahana,
2004:239)
32
Gambar 3.10 Skema Kerja FTP server
3.1.9 HAProxy (High Availability Proxy)
HAProxy adalah load balancing yang berkinerja tinggi yang
menyediakan layanan TCP dan HTTP. HAProxy mampu mendukung
load balancing yang dengan konfigurasi yang lengkap, tetapi lebih
digunakan dalam konfigurasi dasar yang berguna untuk BOSH
connection manager. (Moffitt, 2010:390)
Menurut situs resminya (http://haproxy.1wt.eu/) yang diakses
tanggal 27 November 2013, HAProxy merupakan aplikasi gratis, sangat
cepat dan solusi handal yang menawarkan tingkat ketersediaan yang
tinggi, load balancing, dan proxy untuk aplikasi berbasis HTTP dan
TCP. Hal ini sangat cocok untuk situs web yang mulai berkembang
dengan beban sangat tinggi yang membutuhkan ketekunan atau
pengolahan di Layer7. Mendukung ribuan koneksi yang sangat realistis
dengan perangkat keras yang ada sekarang. Cara pengopeasiannya
dengan membuat integrasi ke dalam arsitektur yang ada dengan sangat
mudah dan rendah resiko. HAProxy menerapkan model event-driven,
single-process yang memungkinkan dukungan untuk banyak koneksi
yang sangat tinggi pada koneksi secara terus-menerus dengan kecepatan
33
yang sangat tinggi. Multi-process atau model multi-threaded kurang
dapat mengatasi ribuan koneksi dikarenakan keterbatasan memori,
keterbatasan sistem penjadwalan dan pertukaran kunci di mana-mana.
Client
Server1 Server2
HAProxy
Gambar 3.11 Skema HAProxy
3.1.10 ProFTPd
Menurut situs resmi ProFTPd (http://www.proftpd.org) yang
diakses tanggal 27 November 2013, ProFTPd tumbuh berdasarkan
kebutuhan untuk mdapat emiliki sebuah server FTP yang aman dan
mudah dikonfigurasi, muncul dari kecocokan yang besar terhadap
Apache web server. ProFTPd adalah salah satu aplikasi untuk transfer
file menggunakan FTP (file transfer protocol). Salah satu kegunaan
ProFTPd adalah unutk download maupun upload file ke dalam web
server atau server.
Proftpd menawarkan beberapa fitur berikut :
1. Per direktori ".ftpaccess" konfigurasi mirip dengan Apache
".htaccess".
34
2. Mudah untuk mengkonfigurasi beberapa server FTP virtual dan
layanan FTP anonim.
3. Dirancang untuk menjalankan baik sebagai server yang berdiri
sendiri atau dari inetd/xinetd, tergantung pada beban sistem.
4. Direktori Root Anonymous FTP tidak memerlukan struktur
direktori tertentu, sistem biner atau file sistem lainnya.
5. Source code tersedia untuk administrator dan pengembang untuk
melakukan audit.
6. Direktori tersembunyi dan file, berdasarkan izin Unix-style atau
kepemilikan user/group.
7. Dukungan password suite, termasuk dukungan untuk account yang
kadaluarsa.
8. Desain modular, yang memungkinkan server untuk diperpanjang
mudah dengan modul. Modul telah ditulis untuk database SQL,
server LDAP, enkripsi SSL/TLS, dukungan RADIUS, dll.
9. Dukungan IPv6 .
35
3.2 Hasil Penelitian Terdahulu
Untuk mendukung penelitian, penulis menggunakan beberapa hasil
penelitian terdahulu sebagai bahan referensi penulis dalam melakukan
penelitian, yang dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Hasil Penelitian Terdahulu
No Judul Penulis dan
Tahun
Hasil Penelitian
1 Membangun
Sistem Cloud
Computing dengan
Implementasi Load
Balancing dan
Pengujian
Algoritma
Penjadwalan Linux
Virtual Server pada
FTP Server
Yoppi
Lisyadi
Oktavianus,
2013
Banyak hal dapat
diimplementasikan dengan
teknologi cloud computing seperti
layanan penyimpanan, aplikasi dan
lain-lain. Dalam penelitian ini
teknologi cloud computing
diimplementasikan dengan layanan
aplikasi FTP (File Transfer
Protocol). Melalui proses teknologi
virtualisasi, 3 server FTP dibangun
dalam bentuk virtual di dalam satu
komputer server hypervisor yang
dapat diakses melalui jaringan.
Demi terciptanya ketersediaan
layanan FTP yang handal, maka
digunakan teknologi load
balancing high availability dengan
aplikasi LVS (Linux Virtual Server)
dan memakai metode direct
routing. Algoritma penjadwalan
yang digunakan, yaitu least
connection (LC), weighted least
connection (WLC), source hashing
(SH), shortest expected delay
(SED) dan never queue (NQ).
Berdasarkan hasil pengujian, sistem
cloud computing memiliki tingkat
efisiensi pemanfaatan resource
yang lebih efisien dari sistem
konvensional dengan pemanfaatan
processor sampai 51% dan memori
53%, serta performansi yang lebih
baik dari sistem konvensional
dengan response time rata-rata
36
0,998787 ms dan throughput rata-
rata 10789997,75 Bps. Algoritma
never queue (NQ) dipilih sebagai
algoritma terbaik dari 4 algoritma
lainnya pada sistem load balancing
berdasarkan response time rata-rata
yang paling kecil yaitu 0,926667
mb dan throughput rata-rata yang
paling besar yaitu 10862038 Bps.
2 Analisis
Perbandingan
Unjuk Kerja Sistem
Penyeimbang
Beban Web Server
Dengan HAProxy
Dan Pound Links
Dite Ardhian,
Adian
Fatchur
Rochim , Eko
Didik
Widianto,
2013
1. Kinerja sistem penyeimbang beban Haproxy maupun Pound
Links pada Ubuntu server 12.04
dapat membagi beban CPU,
memori dan trafik.
2. Sistem penyeimbang beban ini menggunakan failover mode saat
salah satu server mengalami
kegagalan server maka layanan
web tetap dapat diakses klien.
3. Data yang dikirimkan oleh server ke klien baik pada sistem
penyeimbang beban Haproxy
maupun Pound Links tidak rusak
maupun hilang.
4. Web server menjadi aman karena IP nya menggunakan IP lokal
yang tidak dapat di akses maupun
di traceroute secara langsung dari
Internet.
5. Replikasi dua arah basis data MySQL berfungsi untuk update
basis data server secara realtime.
6. Sinkronisasi menggunakan Unison memiliki keunggulan
yaitu hemat bandwidth.
7. Sistem penyeimbang beban menggunakan Haproxy memiliki
keunggulan dibanding Pound
Links dari parameter waktu
respon 70% lebih cepat,
throughput 20% lebih besar dan
akses halaman per menit 60%
lebih banyak.
37
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.1.1 Lokasi
Penulis melakukan penelitian di PT. Distriversa BuanaMas yang
beralamat di Jalan Malaka 2 No. 99 Kenten Palembang.
4.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan, mulai dari bulan
Oktober 2013 sampai dengan Desember 2013.
4.2 Jenis Data
Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan jenis data primer
dan data sekunder.
4.2.1 Data Primer
Menurut Sugiarto (2003:14), data primer adalah data yang
diperoleh dari sumber pertama baik dan individu maupun perseorangan
baik dengan penyebaran kuisioner maupun hasil wawancara.
Data primer yang penulis gunakan didapatkan secara langsung
dari PT. DBM dan dari sistem yang dibuat, seperti topologi jaringan
dan data-data hasil pengujian dari alat yang dibuat.
38
4.2.2 Data Sekunder
Menurut Sugiarto (2003:14), data sekunder adalah data yang
diperoleh dari penelitian kepustakaan atau bahan yang bersifat teoritis
yang relevan dengan penelitian buku-buku, majalah, internet dan media
lainnya.
Data sekunder yang penulis dapatkan secara tidak langsung baik
dari PT. DBM maupun studi literatur, seperti sejarah dan struktur
organisasi PT. DBM, teori-teori pendukung yang berhubungan dengan
penelitian.
4.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik untuk
mendapatkan data, yaitu:
4.3.1 Observasi
Menurut Raco (2010:112), Observasi berarti mengumpulkan data
langsung dari lapangan. data yang diobservasi dapat berupa gambaran
tentang sikap, kelakuan, prilaku, tindakan keseluruhan interaksi antar
manusia.
Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung ke PT.
DBM dan dari alat yang dibuat untuk mendapatkan data-data seperti
struktur organisasi, topologi jaringan dan data-data hasil pengujian yang
penulis lakukan terhadap sistem yang dibuat.
39
4.3.2 Wawancara
Menurut Moleong (2007:186), wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan.
Penulis melakukan wawancara secara langsung dengan Bapak
Fredy Purwanto selaku Staf IT pada PT. DBM.
4.3.3 Studi Pustaka
Menurut Zed (2008:3), studi pustaka ialah serangkaian kegiatan
yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca
dan mencatat serta mengolah bahan penelitian.
Penulis mengumpulkan data-data seperti teori-teori pendukung
dalam bentuk teks-teks tertulis maupun soft-copy seperti buku, ebook,
artikel-artikel, dan jurnal penelitian
4.4 Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian terapan
(Applied Research). Meurut Nawawi & Martini (2005), Penelitian Terapan
dilakukan untuk mencari pemecahan masalah-masalah nyata (real) dalam
kehidupan secara ilmiah. Hasil penelitian yang obyektif mengenai latar
belakang dan sebab-sebab suatu masalah, merupakan petunjuk yang dapat
dipergunakan dalam menyusun implementasi dan alternatif saran-saran
tindakan dalam menyelesaikan masalah tersebut.
40
4.5 Teknik Pengembangan Sistem
Teknik pengembangan sistem yang penulis gunakan dalam penelitian
ini adalah Network Development Life Cycle (NDLC). Menurut Stiawan
(2009:2), NDLC merupakan sebuah metode yang bergantung pada proses
pembangunan sebelumnya seperti perencanaan strategi bisnis, daur hidup
pengembangan aplikasi dan analisis pendistribusian data. Beberapa tahapan
dalam NDLC, yaitu:
Gambar 4.1 Tahapan NDLC
1. Analysis: Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa
permasalahan yang muncul, analisa keinginan user, dan analisa
topologi/jaringan yang sudah ada saat ini.
2. Design: Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Design ini
akan membuat gambar desain topologi jaringan interkoneksi yang akan
dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran
seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Desain bisa berupa desai struktur
41
topologi, desain akses data, desain tata letak perkabelan, dan sebagainya
yang akan memberikan gambaran jelas tentang project yang akan
dibangun.
3. Simulation Prototype: Beberapa networker’s akan membuat dalam
bentuk simulasi dengan bantuan tools khusus di bidang network seperti
BOSON, PACKET TRACERT, NETSIM, dan sebagainya, hal ini
dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari network yang akan
dibangun dan sebagai bahan presentasi dan sharing dengan team work
lainnya. Namun karena keterbatasan perangkat lunak simulasi ini, banyak
para networker’s yang hanya menggunakan alat Bantu tools VISIO untuk
membangun topologi yang akan didesain.
4. Implementation: Di tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari
tahapan sebelumnya. Dalam implementasi networker’s akan menerapkan
semua yang telah direncanakan dan didesain sebelumnya. Implementasi
merupakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil/gagalnya
project yang akan dibangun dan ditahap inilah team work akan diuji
dilapangan untuk menyelesaikan masalah teknis dan non teknis.
5. Monitoring: setelah implementasi tahapan monitoring merupakan tahapan
yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan
sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal
analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring.
6. Management: Di manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi
perhatian khusus adalah masalah Policy, kebijakan perlu dibuat untuk
42
membuat/mengatur agar sistem yang telah dibangun dan berjalan dengan
baik dapat berlangsung lama dan unsur Reliability terjaga. Policy akan
sangat tergantung dengan kebijakan level management dan strategi bisnis
perusahaan tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat mendukung atau
alignment dengan strategi bisnis perusahaan.
4.6 Teknik Pengujian
Langkah pertama yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah
membuat dua FTP server terdistribusi, kemudian mesin akan diuji untuk
mendapatkan data hasil pengujian dengan beberapa pengujian yaitu:
1. Pengujian penyimpanan data dari client ke FTP server dengan cara meng-
upload sebuah file oleh client kemudian akan diukur berapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk proses penyimpanan data tersebut oleh client
dilakukan sebanyak 5 kali.
2. Pengujian pengambilan data FTP server ke client dengan cara men-
download sebuah file oleh client kemudian akan diukur berapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk proses pengambilan data tersebut oleh client.
3. Pengujian Algoritma RoundRobin dengan cara menggunakan utilitas ping
dari client ke FTP server, kemudian akan dilihat client tersebut akan
dibebankan ke FTP server1 atau FTP server2. Pengujian ini akan
dilakukan sebanyak 5 kali.
43
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
5.1.1 Analisis
5.1.1.1 Analisis Sistem yang Berjalan
Jaringan komputer pada PT. DBM Palembang saat ini
menggunakan jaringan lokal (LAN) dimana yang terdiri dari banyak
komputer yang digunakan karyawan dan hanya tersedia satu unit
komputer yang digunakan sebagai komputer administrator untuk
penyimpanan dan pengolahan data-data dari karyawan, print sharing dan
backup data.
Semua komputer karyawan terhubung dengan komputer
administrator. Penyimpanan data juga dapat dilakukan pada setiap
komputer karyawan masing-masing dengan media penyimpanan yang
terbatas. Setiap karyawan selesai melakukan pekerjaan maka data yang
diolah oleh karyawan akan disimpan di komputer administrator dengan
mengakses sebuah file yang di-sharing oleh komputer administrator.
Sehingga karyawan lain yang membutuhkan data dari karyawan lain
dapat mengambilnya langung dengan mengakses file sharing tersebut
untuk pengolahan data lebih lanjut.
44
a. Topologi Jaringan yang Digunakan
Topologi yang digunakan adalah topologi star untuk menghubungkan
masing-masing komputer yang ada disetiap lantai dengan
menggunakan switch sebagai penghubung antar kabel jaringan, seperti
pada gambar 5.1.
Printer
Scanner
Lantai 3
Lantai 2
Lantai 1
Proxy & DHCP
Server
Modem
172.16.1.1
INTERNET
Adm
DHCP Client
172.16.1.5 –
172.16.1.45
Sumber: PT. Distriversa BuanaMas
Gambar 5.1 Topologi Jaringan yang Digunakan
45
b. Teknologi yang Digunakan
Teknologi yang digunakan pada PT. DBM Palembang antara lain:
1. Sistem Operasi Debian untuk Proxy dan DHCP Server
2. Sistem Operasi Windows XP untuk client
3. File Sharing
4. Print Sharing
5. Internet
c. Media yang Digunakan
Media yang digunakan pada PT. DBM Palembang antara lain:
1. Switch sebagai penghubung server dan client.
2. LAN Card Fast Ethernet.
3. Kabel UTP Cat.5 dan Connector RJ 45.
4. Modem.
5.1.1.2 Analisis Permasalahan
PT. DBM Palembang belum memiliki media penyimpanan data
terdistribusi. Semua data disimpan pada sebuah file yang dibagikan oleh
sebuah komputer admin untuk menyimpan dan mengambil data. Hanya
dengan 1 unit komputer biasa harus melayani banyak komputer karyawan
untuk melakukan proses transaksi penyimpanan maupun proses
pengambilan data, sehingga menyebabkan kapasitas media penyimpanan
komputer tersebut menjadi semakin sedikit dan beban kerja komputer
46
tersebut semakin meningkat, bahkan sering menyebabkan komputer
menjadi hang dikarenakan kelebihan beban kerja.
5.1.1.3 Alternatif Solusi Masalah
Melihat permasalahan yang terjadi pada PT. DBM maka
dibutuhkanlah suatu media peyimpanan data yang terdistribusi dengan
membangun dua FTP server yang saling terdistribusi dengan kapasitas
penyimpanan yang besar dan dengan menerapkan metode load balancing
untuk agar beban kerja server dapat merata dan tidak tertumpu pada satu
server saja. FTP server ini selain dapat diakses oleh admin dan juga dapat
diakses langsung dari komputer karyawan agar dapat meng-upload dan
men-download file secara langsung. Solusi ini diharapkan dapat
membantu mengatasi permasalahan yang terjadi pada PT. DBM
Palembang.
5.1.2 Desain
Untuk dapat menerapkan media penyimpanan terdistribusi
dibutuhkanlah beberapa perubahan dan penambahan terhadap topologi
jaringan dan teknologi dan media yang digunakan pada PT. DBM
Palembang.
47
5.1.2.1 Topologi Jaringan yang Diusulkan
Untuk topologi dibutuhkan penambahan dua buah FTP server yang
dapat dilihat pada gambar 5.2.
FTP Server 1
IP: 172.16.1.47
SM: 255.255.255.0
GW: 172.16.1.1
FTP Server 2
IP: 172.16.1.48
SM: 255.255.255.0
GW: 172.16.1.1
Printer
Scanner
MODEM
IP: 172.16.1.1
INTERNET
Proxy Server
Lantai 1
Lantai 2
Lantai 3
Adm
IP Address Client
IP: 172.16.1.16 – 172.16.1.25
SM: 255.255.255.0
GW: 172.16.1.1
IP Address Client
IP: 172.16.1.2 – 172.16.1.15
SM: 255.255.255.0
GW: 172.16.1.1
IP Address Client
IP: 172.16.1.26 – 172.16.1.30
SM: 255.255.255.0
GW: 172.16.1.1
Sumber: Diolah sendiri
Gambar 5.2 Topologi Jaringan yang Diusulkan
5.1.2.2 Teknologi dan Media yang Digunakan
Adanya beberapa penambahan teknologi yang diusulkan:
1. Sistem Operasi Debian 6.0 untuk FTP server.
2. Windows XP untuk client.
3. Aplikasi FTP Server menggunakan ProFTPd.
48
4. FileZilla untuk aplikasi FTP pada client.
5. Metode load balancing untuk pembagian beban server.
6. Algoritma Round Robin untuk penjadwalan server.
Adanya beberapa penambahan teknologi yang diusulkan:
1. FTP server load balancing.
2. Switch sebagai penghubung server dan client.
3. LAN Card Fast Ethernet.
4. Kabel UTP Cat.5 dan Connector RJ 45.
5.1.2.3 Spesifikasi FTP Server
Karena harus melayani banyak client maka spesifikasi FTP server
harus baik, berikut spesifikasi minimum FTP server yang akan dibuat:
1. Processor intel Dual Core 2.6 GHz
2. RAM 4GB DDR2
3. Harddisk 500 GB
4. Monitor 14”
5. LAN Card Fast Ethernet
6. VGA Card Onboard
5.1.3 Simulasi Implementasi
Tahapan selanjutnya dari penelitian ini adalah simulasi
implementasi, yaitu mengimplementasikan simulasi rancangan dan atau
49
mengimplementasikan konfigurasi ke dalam alat jaringan yang
sesungguhnya.
5.1.3.1 Instalasi ProFTPd
Aplikasi ProFTPd tidak secara otomatis terinstal di sistem operasi
debian, sehingga pengguna harus secara manual melakukan instalasi.
Untuk instalasinya jalankan perintah berikut:
Pada saat instalasi, pengguna akan diminta untuk memilih untuk
menjalankan aplikasi ProFTPd pada mode inetd atau standalone. Inetd
digunakan pada saat server FTP hanya diakses sesekali oleh beberapa
user dengan alasan untuk penghematan sumber daya. Sedangkan mode
standalone digunakan untuk server FTP yang diakses secara masal oleh
banyak user. Dalam hal ini penulis memilih mode standalone. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.3.
Gambar 5.3 Konfigurasi ProFTPd
apt-get install proftpd
50
5.1.3.2 Konfigurasi HAProxy RoundRobin
Untuk proses konfigurasi HAProxy dimulai dengan masuk ke
direktori HAProxy dengan menjalankan perintah:
Selanjutnya buka settingan roundrobin dengan mengetikkan perintah:
Kemudian ubah settingan standar haproxy.cfg yang dapat dilihat pada
gambar 5.4:
Gambar 5.4 Konfigurasi HAProxy
cd /etc/haproxy/
nano haproxy.cfg
51
Pengaturan yang dilakukan terhadap haproxy.cfg sesuai dengan
gambar 5.4 yaitu:
a. Konfigurasi hendri.com sebagai load balance server dengan ip
address 172.16.1.148.
b. Ubah mode server menjadi tcp dan option mode menjadi option
tcplog, karena kita mengkonfigurasi FTP sever .
c. Konfigurasi balance roundrobin untuk menggabungkan antara 2 FTP
server hendri.com antara server FTP ip address 172.16.1.148 dengan
FTP server ip address 172.16.1.147.
d. Konfigurasi hendri.com sebagai DNS server menggunakan bind
dengan ip address 172.16.1.148.
e. Pada saat client mengakses server hendri.com akan langsung
mengakses port 21 yaitu port FTP. Untuk beban yang di terima server
diatur dengan minimal 10 koneksi (weight 10 minconn) sampai
dengan maksimal 30 koneksi (30 maxconn) yang diterima oleh server.
Setelah selesai dikonfigurasi, jalankan HAProxy dengan perintah:
5.1.3.3 Instalasi FileZilla Client
Untuk mempermudah proses upload dan download file ke server,
kita dapat menggunakan aplikasi FileZilla FTP client secara langsung dan
cepat yang dapat di download secara gratis di https://filezilla-project.org/.
/etc/init.d/haproxy start
52
Setelah di download langkah selanjutnya adalah instalasi. Proses instalasi
FileZilla Client sangat mudah tinggal mengikuti petunjuk yang telah
disediakan pada saat proses instalasi, seperti pada gambar 5.5 dan 5.6.
Gambar 5.5 Intalasi FileZilla Client
Gambar 5.6 Tampilan FileZilla Client
53
5.1.3.4 Pengujian
Setelah sistem diimplementasikan, langkah selanjutnya adalah
pengujian. Penulis akan melakukan pengujian terhadap upload file,
download file dan pengujian algoritma roundrobin.
a. Pengujian Upload File
Pengujian upload file menggunakan aplikasi FileZilla client. Client
akan meng-upload sebuah file berukuran 14,3 MB sebanyak 5 kali,
kemudian akan dihitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
men-download file tersebut, yang dapat dilihat pada gambar 5.7.
Gambar 5.7 Proses upload file ke server
File yang di-upload akan otomatis tersimpan ke FTP server1 dan juga
FTP server2. Hal ini sesuai dengan konsep yang telah dijelaskan
sebelumnya pada teori pendukung tentang load balancing, bahwa load
balancing mendistribusikan trafik secara merata ke beberapa server
sehingga proses ini mampu mengurangi beban kerja setiap server.
Sedangkan untuk pembagian beban kerja diatur oleh roundrobin sesuai
dengan konsep roundrobin dimana setiap proses akan dikerjakan
54
secara bergiliran berdasarkan antrian dan dikerjakan secara berurutan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.8 dan gambar 5.9.
Gambar 5.8 Indeks FTP server 1
Gambar 5.9 Indeks FTP server 2
55
b. Pengujian Download File
Untuk Pengujian download file client akan mengakses FTP server
menggunakan browser Mozilla Firefox, dengan mengetikkan ip
address server pada addressbar di browser, yaitu: 172.16.1.147 untuk
server1 atau 172.16.1.148 untuk server2, kemudian akan tampil
jendela login untuk mengakses server, karena setiap akses memerlukan
identifikasi username dan password, seperti pada gambar 5.10.
Gambar 5.10 Jendela Login FTP server
Pengujian akan dilakukan dengan cara men-download sebuah file
berukuran 7,10 MB sebanyak 5 kali kemudian akan dihitung berapa
lama waktu yang dibutuhkan untuk men-download file tersebut, yang
dapat dilihat pada gambar 5.11.
Gambar 5.11 Konfirmasi download file
56
c. Pengujian Algoritma RoundRobin
Pengujian Algoritma RoundRobin dengan cara menggunakan utilitas
ping dari client ke FTP server, kemudian akan dilihat client tersebut
akan dibebankan ke FTP server1 atau FTP server2.
Untuk melihat informasi domain pada FTP server dapat menjalankan
perintah nslookup, seperti pada gambar 5.12.
Gambar 5.12 nslookup hendri.com
Untuk melihat melihat pembagian beban dengan algoritma Round
Robin menggunakan utilitas ping, seperti pada gambar 5.13.
Gambar 5.13 utilitas ping
57
Dari gambar 5.13 diatas dapat dilihat bahwa pada waktu proses
ping pertama kali ke hendri.com, maka permintaan akan diberikan
kepada server 2 dengan ip address 172.16.1.148, kemudian untuk
proses ping yang kedua maka permintaan akan diproses oleh server 1
dengan ip address 172.16.1.147. Hal ini sesuai dengan ketentuan dari
algoritma roundrobin dimana setiap proses akan dikerjakan secara
bergiliran berdasarkan antrian dan dikerjakan secara berurutan.
5.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, selanjutnya akan
dibahas mengenai hasil pengujian upload, download dan pengujian algoritma
roundrobin yang akan ditampilkan dalam bentuk tabel.
5.2.1 Hasil Pengujian Upload File Sebelum
Hasil pengujian pertama sebelum ada server, untuk upload file. Data
yang didapatkan dari perusahaan dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1 Hasil Pengujian Upload File
Pengujian Waktu (MBps)
1 7
2 5
3 4
4 3
5 4
Rata-rata 4,6
58
Hasil pengujian pada tabel 5 didapatkan dengan cara client meng-
upload sebuah file bertipe pdf yang berukuran 14,3 MB.Berdasarkan hasil
pengujian pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa kecepatan upload antara 7 MBps
sampai 5 MBps, dimana untuk pengujian pertama didapatkan kecepatan
waktu sebesar 7 MBps, kemudian pengujian kedua turun sebesar 5 MBps,
kemudian kecepatannya turun menjadi 4MBps pada pengujian ketiga,
kemudian turun kembali menjadi 3 MBps pada pengujian keempat dan naik
kembali menjadi 4MBps pada pengujian kelima sehingga didapatkan rata-rata
kecepatan dari 5 kali pengujian sebesar 4,6 MBps.
Jadi bisa di simpulkan untuk kecepatan upload di saat jam sibuk trafik
upload mengalami penuruanan. Semakin sibuk trafik semakin kecil hasil
Upload.
5.2.2 Hasil Pengujian Upload File Sesudah
Hasil pengujian pertama adalah pengujian upload file. Data yang
didapatkan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2 Hasil Pengujian Upload File
Pengujian Waktu (MBps)
1 10
2 11
3 9
4 10
5 9
Rata-rata 9,8
59
Hasil pengujian pada tabel 5.2 didapatkan dengan cara client meng-
upload sebuah file bertipe pdf yang berukuran 14,3 MB. Berdasarkan hasil
pengujian pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa kecepatan upload antara 9
MBps sampai 11 MBps, dimana untuk pengujian pertama didapatkan
kecepatan waktu sebesar 10 MBps, kemudian pengujian kedua naik sebesar
11 MBps, kemudian kecepatannya turun menjadi 9 MBps pada pengujian
ketiga, kemudian naik kembali menjadi 10 MBps pada pengujian keempat
dan turun kembali menjadi 9 MBps pada pengujian kelima sehingga
didapatkan rata-rata kecepatan dari 5 kali pengujian sebesar 9,8 MBps.
5.2.3 Hasil Pengujian Download File Sebelum
Hasil pengujian selanjutnya adalah pengujian download file yang
dilakukan dengan cara client men-download sebuah file bertipe pdf berukuran
10 MB. Data yang didapatkan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.3.
Tabel 5.3 Hasil PengujianDownload File
Pengujian Waktu (MBps)
1 7
2 6
3 4
4 5
5 4
Rata-rata 5,2
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa kecepatan
download antara 4 MBps sampai 7 MBps, dimana untuk pengujian pertama
60
didapatkan kecepatan waktu sebesar 7MBps, kemudian pengujian kedua turun
sebesar 6MBps, kemudian kecepatannya turun menjadi 4MBps pada
pengujian ketiga, kemudian naik kembali menjadi 5MBps pada pengujian
keempat dan turun kembali menjadi 4MBps pada pengujian kelima sehingga
didapatkanrata-rata kecepatan dari 5 kali pengujian sebesar 4,62 MBps.
5.2.4 Hasil Pengujian Download File Sesudah
Hasil pengujian selanjutnya adalah pengujian download file yang
dilakukan dengan cara client men-download sebuah file bertipe pdf
berukuran 7,10 MB. Data yang didapatkan selengkapnya dapat dilihat pada
tabel 5.4.
Tabel 5.4 Hasil Pengujian Download File
Pengujian Waktu (MBps)
1 4
2 5
3 5,1
4 5
5 4
Rata-rata 4,62
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa
kecepatan download antara 4 MBps sampai 5,1 MBps, dimana untuk
pengujian pertama didapatkan kecepatan waktu sebesar 4 MBps, kemudian
pengujian kedua naik sebesar 5 MBps, kemudian kecepatannya naik
menjadi 5,1 MBps pada pengujian ketiga, kemudian turun kembali menjadi
61
5 MBps pada pengujian keempat dan turun kembali menjadi 4 MBps pada
pengujian kelima sehingga didapatkan rata-rata kecepatan dari 5 kali
pengujian sebesar 4,62 MBps.
5.2.5 Hasil Pengujian Algoritma Round Robin
Hasil pengujian terakhir adalah pengujian algoritma roundrobin.
Pengujian Algoritma RoundRobin didapatkan dengan cara menggunakan
utilitas ping dari client ke FTP server.. Data yang didapatkan selengkapnya
dapat dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.5 Hasil Pengujian Algoritma Round Robin
Pengujian FTP Server
1 Server 1
2 Server 2
3 Server 1
4 Server 1
5 Server 2
6 Server 1
7 Server 2
8 Server 1
9 Server 2
10 Server2
Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa untuk pengujian ke 1
sampai pengujian ke 3, pembagian beban kerja server bergantian ke server
FTP 1 dan server FTP 2, sedangkan untuk pengujian ke 4 dan ke 9,
pembagian beban kerja kembali ke FTP server 1 dan FTP server 2
bergantian, sedangkan pengujian ke 10 pembagian kerja dibebankan
62
kepada server 1. Dapat disimpulkan bahwa penerapan algoritma round
robin telah berhasil.
63
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang sudah dijelaskan pada bab
sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa:
1. Dengan menggunakan 2 FTP server yang terdistribusi proses
penyimpanan dan pengambilan data dapat lebih cepat dan mudah.
2. Dengan menerapkan metode load balancing dengan algoritma
RoundRobin, maka beban kerja server dapat lebih merata dan tidak
bertumpu pada satu server saja.
3. Media penyimpanan terdistribusi dengan metode load balancing
menggunakan algoritma RoundRobin dapat diterapkan pada PT.
Distriversa BuanaMas Palembang.
6.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan
beberapa saran yang dapat digunakan untuk penelitian dan pengembangan
selanjutnya, yaitu:
1. Dapat dikembangkan untuk menghubungkan antara PT. DBM
Palembang dengan cabang-cabang yang ada di luar kota.
2. Dapat menggunakan jenis server yang baik dan berspesifikasi tinggi.
xv
DAFTAR PUSTAKA
Madcoms. 2010. Panduan Lengkap Microsoft Windows Server 2008. Andi.
Yogyakarta
Marimin, dkk. 2006. Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia.
Grasindo. Jakarta
Moffitt, Jack. 2010. Professional XMPP Programming. Wiley Publishing.
Indianapolis
Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung
Nawawi, Hadari & Martini, Mimi. 2005. Penelitian Terapan. GMUP.
Yogyakarta
Petersen, Richard. 2013. Ubuntu 13.04 Server: Administration and Refernce.
Surfing Turtle Press, Alameda
Raco, J, R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Grasindo. Jakarta
Ramadhan, Arif. 2006. Pengenalan Jaringan Komputer. Elek Media Komputindo,
Jakarta
Sagala, Asbin, Muhfin. 2010. Implementasi Load Balancing pada Web Server.
Universitas Sumatera Utara. Medan
Satria, Rico. 2009. Membangun FTP Server pada Windows Server 2008 di
Lembaga Penyiaran Publik TVRI. IPB. Bogor
Shelly, dkk. 2007. Menjelalah Dunia Komputer Edisi 3. Salemba Infotek. Jakarta
Sofana, Iwan. 2008. Membangun Jaringan Komputer. Informatika. Bandung
Sopandi, Dede. 2008. Instalasi dan konfigurasi Jaringan Komputer. Informatika.
Bandung
Stiawan, Deris. 2009. Internetworking Development & Design. Unsri, Palembang
Sugiarto, dkk. 2003. Teknik Sampling. Cetakan kedua. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
Syafrizal, Melwin. 2005. Pengantar Jaringan Komputer. Andi. Yogyakarta
xvi
Talib, Haer. 2005. Panduan Praktis Belajar Komputer. Elek Media Komputindo.
Jakarta
Utomo, Eko, Priyo. 2005. Pengantar Jaringan Komputer Bagi Pemula. Yrama
Widya. Bandung
Wahana Komputer. 2004. Kamus Lengkap Jaringan Komputer. Salemba Infotek.
Jakarta
Wirija, Sudantha. 2005. Microsoft Windows Server 2003. Elek Media
Komputindo. Jakarta
Zed, Mestika. 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Yayasan Obor Indonesia.
Jakarta
http://haproxy.1wt.eu/#desc, Diakses tgl 27 Nov 2013. 10.00 WIB
http://www.proftpd.org, Diakses tgl 27 Nov 2013. 11.00 WIB