20
1. Memahami dan Menjelaskan Demam 1.1 Definisi Demam adalah kenaikan suhu tubuh di atas normal. Bila diukur pada rektal >38°C (100,4°F), diukur pada oral >37,8°C, dan bila diukur melalui aksila >37,2°C (99°F). (Schmitt, 1984). Sedangkan menurut NAPN (National Association of Pediatrics Nurse) disebut demam bila bayi berumur kurang dari 3 bulan suhu rektal melebihi 38° C. Pada anak umur lebih dari 3 bulan suhu aksila dan oral lebih dari 38,3° C. Demam mengacu pada peningkatan suhu tubuh yang berhubungan langsung dengan tingkat sitokin pirogen yang diproduksi untuk mengatasi berbagai rangsang, misalnya terhadap toksin bakteri, peradangan, dan rangsangan pirogenik lain. Bila produksi sitokin pirogen secara sistemik masih dalam batas yang dapat ditoleransi maka efeknya akan menguntungkan tubuh secara keseluruhan, tetapi bila telah melampaui batas kritis tertentu maka sitokin ini membahayakan tubuh. Batas kritis sitokin pirogen sistemik tersebut sejauh ini belum diketahui. Demam pada mamalia dapat memberi petunjuk bahwa pada suhu 39° C, produksi antibodi dan poliferasi sel limfosit-T meningkat sampai 20 kali dibandingkan dengan keadaasn suhu normal. Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang berasal dari mikroorganisme atau hasil dari reaksi imunologik yang tidak berdasarkan infeksi. Pirogen adalah suatu protein yang identik dengan interleukin-1. Di dalam hipotalamus zat ini merangsang pelapasan asam arakidonat yang mengakibatkan peningkatan sintesis prostaglandin E2 yang dapat menyebakan pireksia. Pengaruh pengaturan autonom akan mengakibatkan vaokontriksi perifer sehingga pengeluaran panas menurun lalu merasa demam. Patokan suhu tubuh di hipotalamus dapat naik karena peran prostaglandin. Prostaglandin timbul akibat induksi

Memahami Dan Menjelaskan Demam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hnhn

Citation preview

1. Memahami dan Menjelaskan Demam1.1 DefinisiDemam adalah kenaikan suhu tubuh di atas normal. Bila diukur pada rektal >38C (100,4F), diukur pada oral >37,8C, dan bila diukur melalui aksila >37,2C (99F). (Schmitt, 1984). Sedangkan menurut NAPN (National Association of Pediatrics Nurse) disebut demam bila bayi berumur kurang dari 3 bulan suhu rektal melebihi 38 C. Pada anak umur lebih dari 3 bulan suhu aksila dan oral lebih dari 38,3 C. Demam mengacu pada peningkatan suhu tubuh yang berhubungan langsung dengan tingkat sitokin pirogen yang diproduksi untuk mengatasi berbagai rangsang, misalnya terhadap toksin bakteri, peradangan, dan rangsangan pirogenik lain. Bila produksi sitokin pirogen secara sistemik masih dalam batas yang dapat ditoleransi maka efeknya akan menguntungkan tubuh secara keseluruhan, tetapi bila telah melampaui batas kritis tertentu maka sitokin ini membahayakan tubuh. Batas kritis sitokin pirogen sistemik tersebut sejauh ini belum diketahui. Demam pada mamalia dapat memberi petunjuk bahwa pada suhu 39 C, produksi antibodi dan poliferasi sel limfosit-T meningkat sampai 20 kali dibandingkan dengan keadaasn suhu normal. Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang berasal dari mikroorganisme atau hasil dari reaksi imunologik yang tidak berdasarkan infeksi. Pirogen adalah suatu protein yang identik dengan interleukin-1. Di dalam hipotalamus zat ini merangsang pelapasan asam arakidonat yang mengakibatkan peningkatan sintesis prostaglandin E2 yang dapat menyebakan pireksia. Pengaruh pengaturan autonom akan mengakibatkan vaokontriksi perifer sehingga pengeluaran panas menurun lalu merasa demam. Patokan suhu tubuh di hipotalamus dapat naik karena peran prostaglandin. Prostaglandin timbul akibat induksi pirogen endogen (sitokin). Sitokin dihasilkan oleh sel-sel sistem kekebalan tubuh karena adanya infeksi atau adanya cedera pada jaringan. Sampai saat masih belum jelas benar bagaimana suatu infeksi atau cedera pada suatu jaringan bisa menginduksi reaksi kenaikan set-point suhu tubuh. Sebagian besar obat turun panas bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin dalam tubuh.

1.2 KlasifikasiTipe-tipe demam : 1. Demam septik Pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat dia atas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik. 2. Demam remiten Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan kenaikan suhu tidak sebesar demam septik. 3. Demam IntermitenSuhu badan turun ke tingkat normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana , dan bila terjadi dua hari bebas demam di antara dua serangan demam disebut kuartana. Contohnya malaria. 4. Demam kontinyu Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi disebut hiperpireksia. 5. Demam siklik Kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

Demam belum terdiagnosis

Suatu keadaan demam yang terus menerus selama 3 minggu dengan suhu badan dia atas 38,3C dan belum ditemukan penyebabnya walaupun sudah diteliti. Demam yang belum terdiagnosis atau Fever Unknown Origin (FUO) dibagi kedalam 4 kelompok : 1. FUO klasik

Demam yang lebih dari 3 minggu dimana telah diusahakan diagnostik non-invasif maupun invasif selama satu minggu tanpa hasil yang dapat menetapkan penyebab demam. 2. FUO nonsokomial

enderita yang pada permulaan dira at tanpa infeksi di umah akit dan kemudian menderita demam lebih dari 38 C dan sudah diperiksa secara intensif untuk menentukan penyebab demam tanpa hasil yang jelas. 3. FUO neutropenik

Penderita yang memiliki jenis neutrofil lebih dari 500 ul dengan demam lebih dari 38,3C dan sudah diusahakan pemeriksaan selama 3 hari tanpa hasil yang jelas. 4. FUO HIV

Penderita HIV yang menderita demam lebih dari 38,3 C selama 4 minggu pada ra at jalan tanpa dapat menentukan penyebabnya.

1.3 EtiologiEtiologi demam umumnya akibat dari gangguan hipotalamus. Penyebab lainnya :

1. Infeksi saluran pernapasan 2. Infeksi virus 3. Infeksi bakteri 4. Pneumonia 5. Gangguan imunologi 6. Penyakit tertentu yang berkaitan dengan paparan panas 7. Beberapa kanker tertentu ada yang mempunyai gejala awal demam, seperti pada leukemia & penyakit Hodgkin. 8. Selain itu, ada beberapa sebab lain yang juga dapat menyebabkan sedikit kenaikan pada suhu tubuh, seperti misalnya sehabis imunisasi (meskipun tidak terjadi pada semua anak) & saat anak tumbuh gigi

Ketika virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh, berbagai jenis sel darah putih atau leukositmelepaskan zat penyebab demam (pirogen endogen) yang selanjutnya memicu produksi prostaglandin E2 di hipotalamus anterior, yang kemudian meningkatkan nilai-ambang temperatur dan terjadilah demam. Produksi panas pada demam meningkatkan pemakaian oksigen, produksi karbondioksida, dan curah jantung.

Demam terjadi oleh karena perubahan pengaturan homeostatik suhu normal pada hipotalamus yang dapat disebabkan antara lain oleh infeksi, vaksin, agen biologis (faktor perangsang koloni granulosit-makrofag, interferon dan interleukin), jejas jaringan (infark, emboli pulmonal, trauma, suntikan intramuskular, luka bakar), keganasan (leukemia, limfoma, hepatoma, penyakit metastasis), obat-obatan (demam obat, kokain, amfoterisin B), gangguan imunologik-reumatologik (lupus eritematosus sistemik, artritis reumatoid), penyakit radang (penyakit radang usus), penyakit granulomatosis (sarkoidosis), ganggguan endokrin (tirotoksikosis, feokromositoma), ganggguan metabolik (gout, uremia, penyakit fabry, hiperlipidemia tipe 1), dan wujud-wujud yang belum diketahui atau kurang dimengerti (demam mediterania familial).2. Memahami dan Menjelaskan Salmonella Enterica2.1 StrukturSalmonella sp. adalah bakteri batang lurus, gram negatif, tidak berspora, bergerak dengan flagel peritrik, berukuran 2-4 m x 0.5-0,8 m. Salmonella sp. tumbuh cepat dalam media yang sederhana (Ja etz,dkk, 2005), hampir tidak pernah memfermentasi laktosa dan sukrosa,membentuk asam dan kadang gas dari glukosa dan manosa, biasanyamemporoduksi hidrogen sulfide atau H2S, pada biakan agar koloninyabesar bergaris tengah 2-8milimeter, bulat agak cembung, jernih, smooth,pada media BAP tidak menyebabkan hemolisis, pada media Mac Conceykoloni Salmonella sp. Tidak memfermentasi laktosa (NLF),konsistensinya smooth. Salmonella sp. tahan hidup dalam air yang dibekukan dalam waktu yang lama, bakteri ini resisten terhadap bahan kimia tertentu (misalnya hijau brillian, sodium tetrathionat, sodium deoxycholate) yang menghambat pertumbuhan bakteri enterik lain, tetapi senyawa tersebut berguna untuk ditambahkan pada media isolasi Salmonella sp. pada sampel feses.2.2 Daur HidupSiklus Hidup Salmonella typhi

1. Infeksi terjadi dari memakan makanan yang terkontaminasi dengan feses yang terdapat bakteri Salmonella typhi dari organisme pembawa (host). 2. Setelah masuk dalam saluran pencernaan, maka S. typhi menyerang dinding usus yang menyebabkan kerusakan dan peradangan. 3. Infeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah karena dapat menembus dinding usus tadi ke organ-organ lain, seperti hati, limpa, paru-paru, tulang-tulang sendi, plasenta dan dapat menembus sehingga menyerang fetus pada wanita atau hewan betina yang hamil, serta menyerang membran yang menyelubungi otak. 4. Substansi racun dapat diproduksi oleh bakteri dan dapat dilepaskan dan mempengaruhi keseimbangan tubuh. 5. Di dalam hewan atau manusia yang terinfeksi, pada fesesnya terdapat kumpulan S. typhi yang dapat bertahan sampai berminggu-minggu atau berbulan-bulan. 6. Bakteri tersebut tahan terhadap range temperatur yang luas sehingga dapat bertahan hidup berbulan-bulan dalam tanah atau air.

3. Memahami dan Menjelaskan Demam Typhoid3.1 Menjelaskan definisi demam tifoid. Demam tifoid, atau typhoid fever adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Penyakit ini dapat ditemukan di seluruh dunia, dan disebarkan melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh tinja. Penyakit yang biasa disebut juga typhus atau types dalam bahasa awam ini, merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica,, khususnya turunannya yaitu Salmonella typhi yang terutama menyerang bagian saluran pencernaan. Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang selalu ada di masyarakat (endemik) di Indonesia, mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa. Demam tifoid hampir sama manifestasi klinisnya dengan demam paratifoid , hanya saja pada demam paratifoid manifestasinya lebih ringan. Terminologi lain yang sering digunakan adalah typhus , parathypus abdominalis atau demam enterik.

3.2 Etiologi Demam typoid

Demam typhoid timbul akibat dari infeksi oleh bakteri golongan Salmonella yangmemasuki tubuh penderita melalui saluran pencernaan. Sumber utama yang terinfeksiadalah manusia yang selalu mengeluarkan mikroorganisme penyebabpenyakit,baikketika ia sedang sakit atau sedang dalam masa penyembuhan.Pada masa penyembuhan,penderita pada masih mengandung Salmonella spp didalam kandung empedu atau didalam ginjal. Sebanyak 5% penderita demam tifoid kelak akan menjadi karier sementara,sedang 2 % yang lain akan menjadi karier yang menahun.Sebagian besar dari kariertersebut merupakan karier intestinal (intestinal type) sedang yang lain termasuk urinarytype. Kekambuhan yang yang ringan pada karier demam tifoid,terutama pada karierjenisintestinal,sukar diketahui karena gejala dan keluhannya tidak jelas.Bakteri ini memiliki 3 antigen penting: antigen O (somatik, tubuh kuman) antigen H (flagel kuman) antigen Vi/K (selaput)

antigenO dan H di gunakan untuk mendiagnosis apakah terjadi demam typhoid dengan meningkatnya jumlah antigen.

3.3 Epidemiologi Demam tifoidIndonesia merupakan negara endemik demam typoid, karena demam ini banyak di negara yang higiene pribadi & sanitasi lingkungan yang kurang baik di Indonesia. Seranganpenyakit ini lebih bersifat sporadis & bukan endemicDemam tifoid yang tersebar di seluruh dunia tidak tergantung pada iklim. Kebersihan perorangan yang buruk merupakan sumber dari penyakit ini meskipun lingkungan hidupumumnya adalah baik. Perbaikan sanitasi dan penyediaan sarana air yang baik dapatmengurangi penyebaran penyakit ini. Penyebaran Geografis dan Musim Kasus-kasus demam tifoid terdapat hampir di seluruh bagian dunia. Penyebarannya tidak bergantung pada iklim maupun musim. Penyakit itu sering merebak di daerah yangkebersihan lingkungan dan pribadi kurang diperhatikan. Penyebaran Usia dan Jenis Kelamin Siapa saja bisa terkena penyakit itu tidak ada perbedaan antara jenis kelamin lelaki atau perempuan. Umumnya penyakit itu lebih sering diderita anak-anak. Orang dewasa seringmengalami dengan gejala yang tidak khas, kemudian menghilang atau sembuh sendiri.Persentase penderita dengan usia di atas 12 tahun seperti bisa dilihat pada tabel di bawah ini. Usia Persentase 12 29 tahun 70 80 %30 39 tahun 10 20 %> 40 tahun 5 10 %

3.4 Patogenesis Demam typoidSalmonella typhi > masuk manusia, melalui makanan yang terkontaminasi>1. kuman musnah di usus karena Hcl.>2. kuman masuk &berkembang biak (jika imun humoral mukosa rendah kuman menembus epitel) > kuman yang menembus usus menuju lamina propia, berkembang biak dan di fagosit oleh makrofag >1. masuk saluran darah > hati & limpa > infeksi>2. plak peyeri ileum distal > kelenjar getah beningHati > kuman masuk kantung empedu > lumen > usus >1. feses2. masuk kembali menembus usus3.5 Manifestasi Klinik Biasanya gejala mulai timbul secasra bertahap setelah 8-14 hari terinfeksigejalannyademam, sakit kepala, nyeri sendi, sakit tenggorokan, sembelit, turunnya nafsu makan, & nyeri perut, terkadang penderita mengalami batuk . Jika tidak dilakukan pengobatan suhu akan meningkatdalam 2-3 hari menjadi 39-40C selama 10-14 hari dan turun pada minggu ke 3, dan kembali normal dalam minggu ke 4.

3.6 Pemeriksaan fisik & penunjangPemeriksaan fisik1. pengukuran suhu terutama sore/ malam2. demam3. denyut nadi (bradikardi)4. lidah yang kotor5. hepatomegali6. splenomegali

pemeriksaan penunjang1. pemeriksaan darah rutin2. uji widal3. uji tubex4. uji typhidot5. uji IgM dipstick

3.7 Menjelaskan Diagnosis Demam TifoidDiagnosis ditegakan berdasarkan gejala dan hasil dari pemeriksaan fisik, untuk memperkuat diagnosis dilakukan pemeriksaan penunjang.Diagnosis pasti ditegakkan dengan caramenguji sampel darah untuk mengetahui adanyabakteri Salmonella spp dalam darah penderita, dengan membiakkan darah padahari 14 yang pertama dari penyakit.Selain itu tes widal (O dah H agglutinin) mulai posotif pada hari kesepuluh dantiter akansemakin meningkat sampai berakhirnya penyakit. Pengulangan tes widal selang 2 harimenunjukkan peningkatan progresif dari titer agglutinin (diatas 1:200) menunjukkkandiagnosis positif dari infeksi aktif demam tifoid.Biakan tinja dilakukan pada minggu kedua dan ketiga serta biakan urin pada mingguketiga dan keempat dapat mendukung diagnosis dengan ditemukannya Salmonella.

Gambaran darah juga dapat membantu menentukan diagnosis. Jika terdapat lekopeni polimorfonuklear dengan limfositosis yang relatif pada hari kesepuluh dari demam, makaarah demam tifoid menjadi jelas. Sebaliknya jika terjadi lekositosis polimorfonuklear,maka berarti terdapat infeksi sekunder bakteri di dalam lesi usus. Peningkatan yang cepatdari lekositosis polimorfonuklear ini mengharuskan kita waspada akan terjadinya perforasi dari usus penderita. Tidak selalu mudah mendiagnosis karena gejala yangditimbulkan oleh penyakit itu tidak selalu khas seperti di atas. Bisa ditemukan gejala-gejala yang tidak khas. Ada orang yang setelah terpapar dengan kuman S typhi, hanyamengalami demam sedikit kemudian sembuh tanpa diberi obat. Hal itu bisa terjadi karena tidak semua penderita yang secara tidak sengaja menelan kuman ini langsung menjadisakit. Tergantung banyaknya jumlah kuman dan tingkat kekebalan seseorang dan dayatahannya, termasuk apakah sudah imun atau kebal. Bila jumlah kuman hanya sedikit yang masuk ke saluran cerna, bisa saja langsung dimatikan oleh sistem pelindung tubuhmanusia. Namun demikian, penyakit ini tidak bisa dianggap enteng, misalnya nanti jugasembuh sendiri.

3.8 PencegahanPencegahan1. Vaksin per oral2. Hindari makanan yang kurang matang3. Pemilihan makanan yang masih hangat4. Jika makanan, yang di makan memiliki kulit, lebih baik di kupas terlebih dahulu

Vaksinasi dengan menggunakan vaksin T.A.B (mengandung basil tifoid dan paratifoid Adan B yang dimatikan ) yang diberikan subkutan 2 atau 3 kali pemberian dengan interval10 hari merupakan tindakan yang praktis untuk mencegah penularan demam tifoidJumlah kasus penyakit itu di Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar 358-810 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Suntikan imunisasi tifoid boleh dilakukan setiap dua tahun manakala vaksin oral diambil setiap lima tahun. Bagaimanapun, vaksinasi tidak memberikan jaminan perlindungan 100 peratus.Minum air yang telah dimasak sahaja. Masak air sekurang-kurangnya lima menit penuh (apabila air sudah masak, biarkan ia selama lima minit lagi). Jika terpaksa makan di kedai, pastikan makananyang dipesan khas dan berada dalam keadaan `berasap kerana baru diangkat dari dapur.Tudung semua makanan dan minuman agar tidak dihinggapi lalat. Letakkan makanan ditempat tinggi.Gunakan penyepit, senduk, sudu atau garpu bersih untuk mengambil makanan.Buah-buahan hendaklah dikupas dan dibilas sebelum dimakan.Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum menyedia atau memakan makanan, membuang sampah sarap, memegang bahan mentah atau selepas membuang air besar. Anda akan mendapati insiden tifoid berkurangan dengan amalan ini yang sepatutnyamenjadi tabiat seharian dan bukan hanya musim wabak.Pilih gerai dan pengendali makanan yang bersih.Dalam keadaan sekarang, adalah baik sekiranya orang ramai mengelak daripada membelimakanan atau minuman daripada penjaja jalanan terutamanya yang menjual minumansejuk.Hapuskan tempat pembiakan lalat-lalat bagi mengelakkan pembiakan.Gunakan tandas yang sempurna.Segeralah berjumpa doktor jika mengalami tanda-tanda dijangkiti tifoid. 3.9. Menjelaskan Komplikasi dan Penatalaksanaan Demam Tifoid Komplikasi 1. Sebagian besar pasien sembuh sempurna 2. Jika tidak di obati dapat mengalami pendarahan usus 3. Perforasi usus, yang menyebabkan nyeri perut 4. Pneumonia 5. Infeksi kantung kemih & hati 6. Infeksi darah

Penatalaksanaan: 1. Istirahat cukup 2. Menjaga kebesihan tempat tidur, pakaian, lingkungan 3. Diet 4. Tirah baring selama demam (2minggu) hingga normal, meminum antibiotik yang tepat (cloramfenikol) 100mg/kg/hari dalam 4 dosis (10 hari). Bila pasien memiliki alergi terhadap cloramfenikol, dapat di berikan obat gol. Penisilin (ampisil) atau kotrimoksazol.

3.10. Menjelaskan prognosis demam tifoid Prognosis pasien demam tifoid tergantung ketepatan terapi, usia, keadaan kesehatan sebelumnya, dan ada tidaknya komplikasi. Di negara maju, dengan terapi antibiotik yang adekuat, angka mortalitas < 1%.Di negara berkembang, angka mortalitasnya >10%, biasanya karena keterlambatan diagnosis, perawatan, dan pengobatan. Munculnya komplikasi seperti perforasi gastrointestinal atau pendararahan hebat, meningitis, endokarditis, dan pneumonia, mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Angka kematian pada anak-anak 2,6% dan pada orang dewasa 7,4%, rata-rata 5,7%. Prognosis demam tifoid umumnya baik asal penderita cepat berobat.Mortalitas pada penderita yang dirawat adalah 6%. Prognosis menjadi kurang baik atau buruk bila terdapat gejala klinis yang berat seperti: 1. Panas tinggi (hiperpireksia) atau febris continual. 2. Kesadaran menurun sekali. 3. Terdapat komplikasi yang berat misalnya dehidrasi dan asidosis, peritonitis 4. Keadaan gizi penderita buruk (malnutrisi protein)

4. Memahami dan Menjelaskan Antibiotik

4.1 DefinisiAntibiotik adalah zat kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang mempunyai kemampuan, dalam larutan encer, untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme. Antibiotik yang relatif non-toksik bagi pejamunya digunakan sebagai agen kemoterapeutik dalam pengobatan penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tanaman. Istilah ini sebelumnya digunakan terbatas pada zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme, tetapi penggunaan istilah ini meluas, meliputi senyawa sintetik dan semisintetik dengan aktivitas kimia yang mirip.4.2 KlasifikasiA. Farmako dinamik 1.KloramfenikolMerupakan kristal putih yang sukar larut dalam air dan rasanya sangat pahit. Efek antimikroba , kloramfenikol bekerja dengan menghambat sintesis protein kuman.Obat ini terikat pada ribosom sub unit 50s dan menghambat enzim peptidil transferase sehingga ikatan peptida tidak terbentuk pada proses sintesis protein kuman. Pada konsentrasi tinggi kloramgenikol kadang-kadang bersifat bakteriasid. Spektrum antibakteria kloramfenikol meliputi Mycoplasma, Bartonella, treponema, Brucella dan kebanyakan bakteri anaerob.

2. Tiamfenikol Dosis dan efektifitas tiamfenikol terhadap demam tifoid hampir sama dengan kloremfenikol, akan tetapi komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya anemia plastik lebih rendah dibandingkan kloramfenikol.

3. kontrimoksazol Kombinasi trinetoprin dengan sulfmotoksazol menghambat reaksi enzim obligat sehingga memberi efek sinergi.kombinasi ini dikenal dengan nama kontrimoksazol. Sulfanamid menghambat masuknya molekul PA BA ke dalam molekul asam folat dan trimetropin yang menghambat terjadinya reduksi dari dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat. Trimetoprin menghambat enzim dihidrofolat reduktase mikroba secara sangat selektif.\

4. fluorokuinolon Mengahambat enzim topoisomerase II dan VI pada kuman. Enzim tropoimenase berfungsi menimbulkan relaksasi pada DNA yang mengalami positive supercoiling (pilihan positif yang berlebihan ) pada waktu transkripsi dalam proses replikasi DNA. Topoimenase VI berfungsi dalam pemisahan DNA baru yang terbentuk setelah proses replikasi DNA kuman selesai.

B. Farmako Kinetik 1. KloramfenikolPemberian kloramfenikol melalui oral akan diserap secara cepat, kadar puncak dalam darah tercapai dalam 2jam. Untuk anak biasanya diberikan dalam bentuk ester kloramfenikol palmitat yang rasanya tidak pahit. Pemberian secara parenteral digunakan kloramfenikolsuksinat yang dihidrolisis dalam jaringan dan membebaskan kloramfenikol. Masa paruh kloramfenikol pada orang dewasa kurang lebih 3 jam, pada bayi kurang dari 2 minggu sekitar 24 jam.Kloramfenikol dalam darah terikat dengan albumin. Didalam hati kloramfenikol mengalami konjugasi dengan asam glukornat oleh enzim glokoronil transferase oleh karena itu waktu paruh memanjang pada orang yang terkena gangguan faal hati. Sebagian kloramfeniikol mengalami reduksi menjadi senyawa aril-amin yang tidak aktif lagi. Dalam waktu 24 jam kloramfenikol yang diberi secara oral 80-90% diekskresikan melalui ginjal. Hanya 5-10 % dalam bentuk aktif , sisanya terdapat dalam bentuk glukuronat atau hidrosilat yang tidak aktif. Bentuk aktifnya terutama diekskresikan melalui filtrat glomerulus sedangkan metabolitnya dengan sekresi tubulus.

2. TiamfenikolObat ini deserap dengan baik pada pemberian pre oral dan penetrasi baik ke saluran serebrospinal, tulang maupun sputum. Berbeda dengan kloramfenikol obat ini di ekskresikan melalui urin oleh karena itu penggunaan dibatasi pada pasien payah ginjal

3. kontrimoksazol Rasio kadar sulfametoksazol dan trimetoprin yang ingin dicapai di dalam darah adalah 20:1 trimetoprin cepat di distribusikan ke dalam jaringan dan sekitar 40 % terikat pada protein plasma dengan adanya sulmfametoksazol. Trimetoprin dan sulfametoksazol dieksresikan melalui urin dalam 24 jam setelah pemberian

4. fluorokuinolon Fluorokuinolon diserap dengan baik oleh saluran cerna dan hanya sedikit yang terikat dengan protein. Dalam urin semua luorokinolon mencapai kadar hambat minimal untuk kebanyakan kuman pantogen selama minimal 12 jam. 4.3 Efek Samping1. Kloramfenikol Reaksi hematologik (leukopeni), mual , muntah, diare, glositis , sydrom gray,(pada neonates ditandai dengan muntah), tidak mau menyusu, pernafasan cepat dan tidak teratur, perut kembung, diare dengan tinja warna hijau, bayi lemas dan berwarna keabu-abuan 1. Tiamfenikol Depresi eritropoesis, leukopeni dan peningkatan kadar serum ion. Dosis yang diberikan adalah 4x 500, demam rata-rata turun pada hari kelima sampai keenam.1. KontrimoksazolObat ini dapat menimbulkan fek samping berupa mual, muntah, diare, kepala pusing, depresi, halusinasi dan anemia.1. Fluorokuinolon Obat ini bermanifestasi dalam bentuk mual, muntah, rasa tidak enak di perut ,kejang dan delirium

4.4 Kontra Indikasi

1. Kloramfenikol Kehamilan, porfiria , dan defisiensi enzim G6PD1. Kontrimoksazol Penderita gangguan hati, ginjal, hamil, menyusui, dan bayi kurang dari 2 bulan