49
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Proses implementasi web server diawali dengan melakukan rangkaian instalasi sistem operasi yang digunakan pada web server yang dalam hal ini adalah Sistem operasi berbasis linux yaitu Trustix Secure Linux, kemudian dilakukan berbagai proses konfigurasi sehingga web server yang dibuat dapat bekerja dengan baik dan maksimal seperti konfigurasi DNS Server yang meliputi Domain utama, Sub domain dan sebuah Virtual domain. Konfigurasi lain yang paling penting dilakukan adalah konfigurasi Apache web server, jika tidak dilakukan konfigurasi yang benar pada aplikasi ini maka web server tidak dapat bekerja dengan baik. Konfigurasi meliputi Real web server, Sub domain web server dan Virtual web server yang masing masingnya akan menjalankan halaman website yang berbeda. Selain itu agar web server lebih dinamis dan mampu menjalankan 28

MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

  • Upload
    siref

  • View
    117

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

4.1 Implementasi

Proses implementasi web server diawali dengan melakukan rangkaian instalasi

sistem operasi yang digunakan pada web server yang dalam hal ini adalah Sistem operasi

berbasis linux yaitu Trustix Secure Linux, kemudian dilakukan berbagai proses

konfigurasi sehingga web server yang dibuat dapat bekerja dengan baik dan maksimal

seperti konfigurasi DNS Server yang meliputi Domain utama, Sub domain dan sebuah

Virtual domain.

Konfigurasi lain yang paling penting dilakukan adalah konfigurasi Apache web

server, jika tidak dilakukan konfigurasi yang benar pada aplikasi ini maka web server

tidak dapat bekerja dengan baik. Konfigurasi meliputi Real web server, Sub domain web

server dan Virtual web server yang masing masingnya akan menjalankan halaman

website yang berbeda. Selain itu agar web server lebih dinamis dan mampu menjalankan

berbagai website berbasis PHP dan MYSQL dilakukan juga rangkaian proses konfigurasi

PHP dan MYSQL ini.

4.1.1 Instalasi Trustix Secure Linux 3.0.5

1. Langkah pertama yang dilakukan dalam proses instalasi Trustix Secure Linux

adalah memastikan Booting dari CD pada BIOS tersetting dengan baik, sehingga

ketika komputer dinyalakan akan muncul permintaan boot yang artinya rangkaian

proses intalasi akan segera dimulai.

28

Page 2: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

Gambar 4.1 Tampilan awal instalasi Trustix Secure Linux

2. Menekan Tombol Skip yang artinya tidak perlu melakukan pengecekan media CD

yang akan digunakan untuk proses intalasi, sehingga proses intalasi dapat

dilanjutkan ke tahapan selanjutnya.

Gambar 4.2 Tampilan Pilihan test media CD

29

Page 3: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

3. Menekan tombol OK pada halaman Welcome to Trustix Secure Linux untuk

memulai rangkaian proses instalasi.

Gambar 4.3 Tampilan Welcome To Trustix Secure Linux

4. Memilih English pada halaman language selection yang artinya memilih

menggunakan bahasa inggris selama proses instalasi Trustix berlangsung.

Gambar 4.4 Tampilan pilihan bahasa instalasi

30

Page 4: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

5. Menggunakan model keyboard us untuk digunakan pada web server Trustix, hal

ini dikarenakan model ini lazim digunakan diindonesia.

Gambar 4.5 Tampilan pilih model keyboard

6. Menekan tombol autopartition pada halaman permintaan partisi hard disk. yang

artinya memilih menggunakan partisi default Trustix pada halaman partisi ini.

Gambar 4.6 Tampilan pilihan partisi TSL

31

Page 5: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

Pada sistem operasi Trustix Secure Linux terdapat dua buah metode partisi

hardisk yaitu AutoPartition dan Disk Druid. Jika digunakan metode Auto Partition maka

proses partisi hardisk akan dilakukan sendiri oleh sistem operasi, baik ukuran partisi, tipe

partisi yang akan dibuat, dan termasuk juga ukuran partisi hard disk yang akan

digunakan. Disk Druid adalah metode partisi hard disk pada sistem operasi Trustix

dimana rangkaian proses partisi dilakukan sendiri oleh user sehingga pengguna lebih

leluasa mengatur partisi yang akan digunakan.

7. Memilih Remove all partition on this system. Proses ini bertujuan untuk

menghapus semua partisi apapun yang ada pada komputer server sehingga

komputer hanya berisi sistem operasi Trustix Secure Linux.

Gambar 4.7 Tampilan persetujuan menghapus data

Pada Gambar 4.7 terdapat tiga pilihan model proses format hard disk yaitu

Remove all Linux partition on this system artinya sistem hanya akan menghapus semua

partisi linux yang sudah ada pada komputer yang digunakan dan tidak akan menghapus

sistem operasi selain linux. Kedua adalah Remove all partition on this system artinya

32

Page 6: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

sistem akan menghapus semua sistem operasi yang ada pada pada komputer baik linux,

windows dan sistem operasi lainnya. Yang ketiga adalah Keep all partition and use

existing free space artinya sistem tidak akan menghapus sistem operasi yang sudah ada

tetapi hanya akan memamfaatkan hard disk yang belum digunakan.

8. Menekan tombol OK untuk melanjutkan pembuatan partisi otomatis.

Gambar 4.8 Tampilan pembuatan partisi otomatis

Pada Gambar 4.8 terlihat tahapan proses partisi hard disk jika menggunkan

metode Auto Partition. Semua konfigurasi yang ada ditentukan sendiri oleh sistem baik

Size, Device, Type dan lain lain. Pada gambar diatas juga terdapat beberapa tombol yaitu

tombol New untuk membuat partisi baru, Tombol Edit untuk mengubah partisi yang

sudah ada, tombol Delete untuk menghapus partisi yang sudah ada, tombol RAID untuk

membuat partisi yang mendukung teknologi RAID, dan juga pilihan Reset untuk

mengembalikan partisi ke kondisi semula sebelum dipartisi.

33

Page 7: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

9. Network Configuration. Apabila komputer memiliki network card maka Linux

akan mencoba mendeteksinya dan selanjutnya diminta untuk menentukan ip

address dan netmask, lalu nonaktifkan opsi Configure using DHCP. Aktifkan

opsi Activate on boot . IP address yang digunakan untuk web server ini adalah

192.168.1.1 dengan nilai Netmask 255.255.255.0

Gambar 4.9 Tampilan Network Configuration

10. Proses selanjutnya adalah menentukan alamat Gateway dan DNS. Pada

komputer server ini tidak membutuhkan Gateway, Primary DNS, Secondary

DNS dan Tertiary DNS, jadi konfigurasi halaman ini dikosongkan saja.

34

Page 8: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

Gambar 4.10 Konfigurasi Network 2

11. Hostname Configuration. Karena web server ini tidak memiliki jaringan dengan

IP Address DHCP jadi pilihan automatically via DHCP di nonaktifkan, dan

digunakan pilihan manually dengan hostname sma1.

Gambar 4.11 Tampilan Hostname Configuration

35

Page 9: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

12. Root Password adalah halaman untuk memasukkan password root (admin).

Password ini harus diisi dan sebaiknya kombinasi huruf dan angka.

Gambar 4.12 Tampilan Root Password

13. Package Group Selection bagian ini berfungsi untuk menentukan paket instalasi

yang dibutuhkan untuk sebuah server.

Gambar 4.13 Tampilan Package Group Selection

36

Page 10: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

Gambar 4.14 Tampilan Package Group Selection

Dua gambar diatas adalah daftar paket paket yang merupakan bawaan sistem

operasi Trustix Secure Linux. Trustix memberikan kemudahan kepada pengguna untuk

memilih sendiri paket paket sistem yang dibutuhkan untuk disesuaikan dengan server

yang akan dibangun. Sehingga pengguna tidak perlu lagi dipusingkan dalam proses

pemilihan aplikasi aplikasi yang handal untuk server mereka. Aplikasi aplikasi bawaan

Trustix ini sudah terbukti kehandalannya serta merupakan aplikasi standard server yang

paling banyak digunakan seperti Apache, Postfix, Imap dan lain lain.

Karena yang akan dibangun adalah sebuah web server maka paket yang cocok

digunakan adalah Web server with PHP, untuk membangun sebuah web server yang

support PHP. Domain Name Server, MYSQL Database Server, MYSQL Server for PHP

Support. Namun untuk pengembangan lebih lanjut penulis memilih semua paket yang

disediakan.

37

Page 11: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

14. Proses instalasi Trustix Secure Linux sedang berlangsung.

Gambar 4.15 Tampilan Proses Instalasi

15. Semua rangkaian instalasi TSL selesai dan memilih reboot komputer untuk

memasuki tahap selanjutnya.

Gambar 4.16 Tampilan Reebot Sistem

38

Page 12: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

Gambar 4.17 Tampilan Login Trustix Secure Linux

4.1.2 Konfigurasi DNS Server

Konfigurasi DNS Server bertujuan agar mempermudah pengguna dalam

mengakses website yang disediakan dan juga web server yang akan dibuat dapat

menjalankan banyak domain dalam satu server. Dalam hal ini domain yang akan dibuat

adalah www.sma1.sch.id yang akan diposisikan sebagai domain utama,

pustaka.sma1.sch.id sebagai sub domain dan www.osissma1.org yang akan

diposisikan sebagai virtual web server.

1. Konfigurasi Domain Utama

Pada kasus ini akan digunakan nama host ns.sma1.sch.id dengan IP address

192.168.1.1 yang akan digunakan seterusnya dalam setiap konfigurasi. Konfigurasi DNS

untuk domain utama adalah :

39

Page 13: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

1. Mengkonfigurasi file /etc/named.zones menggunakan editor nano dengan

mengetikkan perintah nano /etc/named.zones. Model konfigurasi yang telah

dilakukan seperti terlihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.18 Konfigurasi File Named.zones

Zone “sma1.sch.id” adalah domain utama yang akan dibuat pada konfigurasi

DNS Server ini, type master adalah jenis Name Server yang kita buat berjenis Primary

atau master. File “master/acip.org.db menyatakan nama file untuk zona, dan disimpan di

direktori /var/named/master.

Zone “1.168.192.in-addr.arpa” merupakan awal dari zona reverse. Penulisannya

agak aneh, ini adalah kebalikan dari network address dari zona sma1.sch.id. Type master

Name Server berjenis master. File “master/acip.org.rev mendefinisikan file untuk zona

reverse.

40

Page 14: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

2. Mengkonfigurasi file /var/named/master/acip.org.db, file ini belum ada dan

harus dibuat terlebih dahulu dengan langsung mengetikkan : nano

/var/named/master/ acip.org.db atau dengan memamfaatkan file localhost yang

sudah ada dengan mengetikkan perintah cp /var/named/master/localhost

/var/named/master /acip.org.db. konfigurasi dilakukan dengan mengedit dan

menambahkan beberapa record yang dibutuhkan agar DNS dapat berjalan dengan

baik. Konfigurasi yang telah dilakukan seperti terlihat pada Gambar 4.18

Gambar 4.19 Konfigurasi File acip.org.db

Pada gambar diatas terdapat beberapa record DNS yang masing masingnya

mempunyai fungsi dan tujuan masing masing. Record SOA menyatakan nama sumber

informasi utama tentang zone name server alamat email administratornya, nomor seri

yang unik dan berbagai flag serta timeout. Record A (Address) merupakan record yang

menyatakan alamat IP 32 bit. Jenis record yang berikutnya adalah record MX. Record ini

menspesifikasikan nama domain yang telah dicadangkan untuk menerima email dari

41

Page 15: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

domain tertentu. Record NS menyatakan name server yaitu ns.sma1.sch.id. Record

CNAME berfungsi untuk mengizinkan alias alias untuk dibuat, dimana pada web server

ini digunakan alias www dan pustaka.

3. Mengkonfigurasi file /var/named/master/acip.org.rev, file ini juga belum ada dan

harus membuatnya terlebih dahulu dengan mengikuti langkah langkah pembuatan

file sebelumnya. Konfigurasi yang telah dilakukan seperti yang tampak pada

Gambar 4.19

Gambar 4.20 Konfigurasi File Acip.org.rev

Pada file ini terdapat record record yang hampir sama dengan record pada file

acip.org.db hanya saja file konfigurasinya lebih sedikit dibanding konfigurasi file

acip.org.db. Jenis record yang berbeda dari file sebelumnya adalah record PTR. Record

ini merupakan jenis data yang dinterpretasikan berdasarkan pada konteks dimana PTR

itu berada dan menunjuk ke nama DNS server.

42

Page 16: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

4. Mengubah permission file tersebut dengan mengetikkan perintah chmod 644

acip.org.db acip.org.rev. Hal ini bertujuan agar file baru yang dibuat dapat

diakses dan dijalankan karena secara default file tersebut belum dapat diakses

sebelum dirubah izin aksesnya.

2. Konfigurasi Virtual Domain

Virtual Domain adalah domain lain yang berada dalam name server selain domain

utama. Virtual Domain yang akan dibuat disini adalah www.osissma1.org Konfigurasi

virtual domain dilakukan dengan mengedit 2 file terkait. Berikut langkah langkah yang

telah dilakukan dalam membuat sebuah virtual domain :

1. Untuk membuat sebuah virtual domain diperlukan penambahan beberapa baris

konfigurasi pada file etc/named.zones seperti yang terlihat pada Gambar 4.20, hal

ini bertujuan untuk mengidentifikasi nama domain yang akan digunakan pada

virtual domain. Domain yang diperkenalkan pada file ini adalah bolehjadi.org

43

Page 17: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

Gambar 4.21 Konfigurasi file named.zones pada virtual domain

Penambahan beberapa baris konfigurasi untuk virtual domain memiliki fungsi dan

tujuan yang sama dengan konfigurasi domain utama hanya saja untuk virtual domain

tidak perlu menambahkan konfigurasi file reverse zone. File “master/bolehjadi.org.db”

merupakan file konfigurasi untuk virtual domain yang diletakkan pada direktori

/var/named/master.

2. Membuat file /var/named/master/bolehjadi.org.db untuk menempatkan record

record yang akan digunakan pada virtual domain ini. Pembuatan file

bolehjadi.org.db ini sama seperti ketika membuat file

/etc/named/master/acip.org.db. konfigurasi yang telah dilakukan seperti terlihat

pada Gambar 4.21

44

Page 18: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

Gambar 4.22 Konfigurasi file bolehjadi.org.db

Pada file bolehjadi.org.db diatas juga terdapat record record yang hampir sama

dengan konfigurasi pada file acip.org.db hanya saja terdapat beberapa tambahan record

agar file ini dapat berfungsi sebagai virtual server, seperti pengenalan ns0.osissma1.org

pada record NS yang artinya name server lain yang dapat digunakan dalam satu mesin

server yang sama. Selain itu pengenalan alamat IP 192.168.1.1 sebagai alamat IP

ns0.osissma1.org. Namun pada prinsipnya fungsi record record tersebut sama pada setiap

file konfigurasi.

3. Mengubah izin akses file bolehjadi.org.db tersebut dengan mengetikkan perintah

chmod 644 bolehjadi.org.db kemudian restart service namednya.

45

Page 19: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

3. Konfigurasi Sub Domain

Untuk membuat sub domain hanya perlu mengedit file domain utama dari dns

yaitu file /var/named/master/acip.org.db dengan menambahkan satu baris terakhir dari

konfigurasi ini kemudian restart kembali DNS nya, penambahan konfigurasi yang

dilakukan seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.23 Konfigurasi Sub Domain

Seperti yang telah dijelaskan bahwa CNAME berfungsi untuk mengizinkan alias

atau nama domain lain untuk dibuat. Biasanya alias yang dibuat merupakan bagian dari

domain utama. Pada file diatas alias yang digunakan adalah pustaka yang nantinya akan

diposisikan sebagai sub domain dengan nama domain pustaka.sma1.sch.id.

46

Page 20: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

4.1.3 Konfigurasi Web Server (Apache)

1. Real Web Server

Untuk membangun web server www.sma1.sch.id diperlukan peran DNS Server.

Web Server tidak dapat bekerja dengan baik tanpa adanya setup yang benar pada DNS

Server. Karena di /etc/named.zones sudah terdapat domain sma1.sch.id, langkah

selanjutnya adalah memastikan terdapat record Alias (CNAME) pada file

/etc/named/master/acip.org.db, karena semuanya sudah disetting dengan baik maka

hanya perlu melakukan beberapa langkah untuk mensetting real web server antara lain .

1. Mengkonfigurasi file etc/httpd/conf/httpd.conf. konfigurasi file ini dilakukan

dengan merubah beberapa bagian file yang diperlukan seperti Server Admin

[email protected], Server Name ns.sma1.sch.id, Document Root di

/home/httpd/html, dan beberapa bagian lainnya yang membuat web server lebih

dinamis dan fleksibel. Seperti yang terlihat pada gambar-gambar dibawah ini.

Gambar 4.24 Konfigurasi Server admin

ServerAdmin pada file httpd.conf digunakan untuk menyatakan alamat email

admin utama dari web server. Pada web server Trustix Secure linux ini alamat email

admin server adalah [email protected].

47

Page 21: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

Gambar 4.25 Konfigurasi Server Name Web Server

ServerName ns.sma1.sch.id menyatakan nama dari web server yang dibuat, name

server ini harus sama dengan name server yang diset pada DNS server. Jika tidak web

server tidak dapat bekerja dengan baik.

Gambar 4.26 Konfigurasi Document Root Server

Document Root menyatakan letak dokumen website yang dibuat. Secara default

document root terletak pada directori /home/httpd/html namun dapat diubah letaknya

sesuai kebutuhan web server.

Gambar 4.27 Konfigurasi Directory Document Root

48

Page 22: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

Pada gambar diatas di set bahwa default direktori dokumen dokumen website

yang akan dijalankan terdapat pada /home/httpd/html. Perbedaannya dari dokument root

adalah directory hanya mengarahkan pada direktori file file website tidak lansung

mengarahkan pada file index sebuah website.

2. Meletakkan sebuah file web pada document root seperti pada gambar diatas yaitu

pada direktori /home/httpd/html/.

3. Restart service httpd dengan mengetikkan perintah service httpd restart agar

konfigurasi yang telah dilakukan dapat dijalankan.

4. Sub Domain Web Servers

Hampir semua hosting di internet memiliki fasilitas subdomain. Dari namanya

saja sudah dapat diterka, yaitu sebuah bagian dari pada domain utaman (Sub Domain).

Contoh subdomain adalah http://ti.polinpdg.ac.id, mail.polinpdg.ac.id, forum.detik.com

dan lain lain. Hal yang terkait dalam pembuatan subdomain adalah DNS dan Web Server.

Skenarionya adalah membuat subdomain pustaka.sma1.sch.id yang berisi sistem

informasi pengolahan data perpustakaan yang sekaligus dapat diakses melalui http.

Langkah langkah yang telah dilakukan adalah :

1. Membuat sebuah direktori untuk menyimpan file file website yang akan

diposisikan sebagai sub domain dan memastikan file indexnya sudah bejalan

dengan baik. mkdir /home/httpd/html/simpus kemudian menyalin semua file file

website kedalam direktori ini.

49

Page 23: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

2. Mengubah permission file nya dengan menggunakan perintah chmod 775 –R

simpus. Karena chmod 775 merupakan perintah untuk mengganti izin akses

sebuah directori agar bisa ditulis, dibaca dan dimodifikasi.

3. Memastikan sistem DNS untuk sub domain sudah berjalan dengan baik dengan

melakukan pengecekan pada file /var/named/master/acip.org.db.

4. Membuat subdomain agar dapat di akses dari web. Hal ini dilakukan dengan

VirtualHost. Caranya dengan mengedit file httpd.conf dengan mengetikkan

perintah nano /etc/httpd/conf/httpd.conf dan menambahkan baris baris

konfigurasi seperti yang telihat pada Gambar 4.27

Gambar 4.28 Konfigurasi Sub domain Web Server

Konfigurasi diatas bertujuan agar sub domain dapat dijalankan dengan baik, tanpa

adanya baris baris konfigurasi diatas sub domain web server tidak akan bekerja. Server

Admin menyatakan alamat email administrator website, DocumentRoot menyatakan

dokumen sub domain web server terdapat pada directory /home/httpd/html/simpus dan

ServerName yang digunakan untuk mengakses website ini adalah pustaka.sma1.sch.id

50

Page 24: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

5. Restart DNS dan Apache kembali agar semua konfigurasi yang dilakukan dapat

diaktifkan.

5. Virtual Web Server

Virtual Web server yang akan digunakan adalah www.osissma1.org..

Caranya hampir sama ketika membuat domain utama dan sub domain. Berikut adalah

langkah langkah yang telah dilakukan dalam membuat sebuah virtual web server :

1. Memastikan semua konfigurasi DNS server sudah berjalan dengan baik seperti

yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu dengan mengecek kembali konfigurasi

domain name server pada file /etc/named.zones dan file /var/named

/master/bolehjadi.org.db.

2. Membuat sebuah direktori untuk menyimpan file file website yang akan

diposisikan sebagai virtual web server dan memastikan file indexnya sudah

bejalan dengan baik. mkdir /home/httpd/html/osissma1 kemudian menyalin

semua file file virtual website kedalam direktori ini.

3. Mengubah permission file nya dengan menggunakan perintah chmod 775 –R

osissma1.

4. Menambahkan baris baris konfigurasi virtual web server seperti yang dilakukan

pada sub domain seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.

51

Page 25: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

Gambar 4.29 Konfigurasi Virtual Web Server

Konfigurasi ini sama dengan yang dilakukan pada konfigurasi sub doman web

server. ServerAdmin adalah [email protected], DocumentRoot virtual web server

terdapat pada directory /home/httpd/html/osissma1, dan ServerName yang digunakan

untuk mengakses website ini adalah www.osissma1.org

5. Restart service httpd dan DNS server agar konfigurasi yang dilakukan bisa

dijalankan kembali.

4.1.4 Konfigurasi PHP

Secara default dukungan PHP untuk apache sudah disertakan, hanya saja tidak

diaktifkan atau commented. Untuk mengaktifkannya langkah – langkah yang telah

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Membuka file /etc/httpd/conf.d/httpd-php.conf dengan menggunakan perintah

nano /etc/httpd/conf.d/httpd-php.conf dan isinya seperti terlihat pada Gambar..

Gambar 4.30 Konfigurasi File httpd-php.conf

52

Page 26: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

2. Menghapus tanda # yang menandakan directive belum aktif. Web server tidak

akan mendapat dukungan bahasa PHP jika konfigurasi file ini tidak dilakukan.

Gambar 4.31 Konfigurasi File httpd-php.conf

3. Kemudian mengedit file php.ini #nano /etc/httpd/php.ini cari baris

short_open_tag = Off ubah menjadi short_open_tag = On seperti pada gambar

dibawah ini.

Gambar 4.32 Konfigurasi file php.ini

Short Open Tag merupakan kependekan open tag. Berupa lambang <? untuk

memendekkan <?php dan berupa <?= untuk memendekkan <?php echo. Sebagaian server

tidak dapat mengenali skrip ini karena tidak mengaktifkannya, dengan mensetting

Short_open_tag = On artinya web server ini dapat mengenali dan menjalankan open tag.

4. Agar PHP mendukung database mysql, edit file /etc/httpd/php.ini dan aktifkan

fitur extension=mysql.so.

Gambar 4.33 Konfigurasi file php.ini

53

Page 27: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

4.1.5 Konfigurasi Database Server (MYSQL)

Dalam CD TSL 3.0.5. sudah terdapat paket database, yaitu MySQL dan PgSQL.

Namun kali ini hanya membahas MySQL, karena database ini lebih banyak digunakan

untuk aplikasi internet. Selain itu karena kemudahan pengintegrasian nya dengan server

Apache dan PHP. Berikut adalah langkah langkah yang telah dilakukan untuk

mengkonfigurasi database mysql pada trustix secure linux :

1. Menjalankan aplikasi mysql pada trustix dengan menggunakan perintah Service

Mysql Start.

Gambar 4.34 Menjalankan service

Secara default service database MYSQL dalam sistem operasi Trustix Secure

Linux belum diaktifkan. Dengan menggunakan perintah service mysql start seperti yang

terlihat pada Gambar 4.41 berarti dukungan database MYSQL untuk web server ini sudah

diaktifkan.

2. Masuk ke Prompt MYSQL dengan mengetikkan perintah mysql

Gambar 4.35 Gambar Prompt MYSQL

54

Page 28: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

4.2 Pengujian

Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah semua konfigurasi yang dilakukan

sudah benar dan apakah web server yang dibuat dan dirancang sudah dapat bekerja

dengan baik. Langkah pertama adalah melakukan pengujian pada DNS Server baik

domain utama, sub domain dan virtual domain. Pengujian selanjutnya adalah pengujian

web server meliputi Real Web server, sub domain web server, dan virtual web server,

dalam pengujian web server ini juga dibuktikan apakah dukungan PHP dan MYSQL

sudah benar dengan membuat website berbasis PHP dan MYSL.

4.2.1 Pengujian Domain Name Server

Langkah pertama yang dilakukan adalah pengujian domain utama yaitu

www.sma1.sch.id. Pengujian ini dilakukan dengan membangun koneksi antara

Server DNS dengan sebuah computer klien. IP komputer klien di setting 192.168.1.2/24

dan nilai Preferred DNS Server disetting sama dengan IP DNS Server yaitu 192.168.1.1.

Untuk memastikan DNS berjalan baik ketikkan ping www.sma1.sch.id jika ada

reply dari DNS server berarti konfigurasi domain utama berhasil.

55

Page 29: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

Gambar 4.36 Test Ping www.sma1.sch.id

Sama dengan pengujian yang dilakukan terhadap domain utama, pengujian

terhadap sub domain dilakukan dengan menguji konektifitas DNS dan Klien dengan

menggunakan aplikasi PING. Perintah yang digunakan juga hampir sama dengan domain

utama yaitu mengetikkan perintah ping pustaka.sma.sch.id dan hasilnya

seperti yang terlihat pada Gambar 4.44

Gambar 4.37 Test Ping Pustaka.sma1.sch.id

56

Page 30: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

Begitu juga dengan pengujian konfigurasi DNS Virtual Domain, pengujian

terhadap Virtual domain dilakukan dengan menguji konektifitas DNS dan Klien dengan

algoritma PING. Perintah yang digunakan juga hampir sama dengan kedua pengujian

sebelumnya yaitu mengetikkan perintah ping www.osissma1.org hasil pengujian

seperti yang terlihat pada Gambar 4.45

Gambar 4.38 Test Ping www.osissma1.org

4.2.2 Pengujian Web Server

1. Pengujian Real Web Server

Berbeda dengan pengujian yang dilakukan pada DNS server, pengujian kali ini

dilakukan dengan membuat sebuah website, dan memasukkan file filenya kedalam web

server Trustix Secure Linux. Pengujian Real Web server dilakukan dengan memanggil

file file website yang telah diinputkan tadi menggunakan domain www.sma1.sch.id ,

maka web browser akan menampilkan sebuah website dari domain tersebut.

57

Page 31: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

Konfigurasi real web server baru dianggap berhasil dan sukses jika browser

menampilkan sebuah website, dan web server mampu menjalankan semua isi website

tersebut seperti file file gambar, laman laman link dan lain lain.

Gambar 4.39 Tampilan website www.sma1.sch.id

2. Pengujian Sub Domain Web Server

Pengujian sub domain web server dilakukan dengan cara yang sama pada

pengujian real web server, bedanya sub domain ini harus menjalankan sebuah sistem

informasi berbasis PHP dengan database MYSQL, jadi semua konfigurasi php dan mysql

harus berfungsi dengan baik. Untuk mengakses sub domain web server ini menggunakan

domain pustaka.sma1.sch.id yang dipanggil melalui web browser. Jika semua konfigurasi

berhasil maka browser akan menampilkan sebuah website yang berbeda dengan domain

utama, seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.

58

Page 32: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

Gambar 4.40 Website pustaka.sma1.sch.id

3. Pengujian Virtual Web Server

Pengujian yang terakhir adalah pengujian virtual web server. Karena web server

yang dibangun harus mampu menjalankan berbagai web dengan domain yang berbeda

dari domain utama, maka pengujian ini harus dilakukan. Domain yang digunakan dalam

pengujian virtual web server ini adalah www.osissma1.org. Sebelumnya copykan

terlebih dahulu sebuah file website yang berbeda dari dua website sebelumnya kedalam

trustix, kemudian lakukan penyetingan agar web ini bisa dijalankan dengan baik.

Kemudian panggil domain www.osissma1.org menggunakan browser, jika

pengujian berhasil maka akan muncul sebuah website yang berbeda sama sekali dengan

59

Page 33: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

website pengujian sebelumnya. Hal ini membuktikan bahwa web server yang telah

disetting ini terbukti mampu menjalankan web dengan domain yang berbeda dengan baik.

Gambar 4.41 Tampilan website www.osissma1.org

4.2.3 Analisis Hasil Pengujian

Dari hasil pengujian diatas dapat dilakukan berbagai analisis terhadap beberapa

fakta yang terlihat baik saat pengujian DNS server maupun saat pengujian Web Server.

Untuk membuktikan apakah konfigurasi DNS berjalan dengan baik, maka digunakanlah

metode PING yaitu sebuah aplikasi untuk menguji konektifitas sebuah host dalam

jaringan. ping www.sma1.sch.id artinya dilakukan pengecekan apakah domain ini

sudah terkonfigurasi dengan baik, jika tampil pesan seperti gambar sebelumnya maka

artinya konfigurasi berhasil. Pada gambar tersebut terlihat saat melakukkan ping

60

Page 34: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

www.sma1.sch.id repply datang dari ns.sma1.sch.id artinya ini adalah alamat

hostname dari DNS server yang merupakan alamat lain dari IP address 192.168.1.1.

Hal yang sama juga terjadi pada sub domain dan virtual domain, aplikasi ping

juga digunakan disini. Jika semua konfigurasi dilakukan dengan baik maka akan

didapatkan hasil yang sama dengan saat pengujian pada domain utama. Semua bisa

terjadi karena pemamfaatan aplikasi DNS server, tanpa adanya DNS server maka tidak

akan dengan mudah sebuah web server mampu menjalankan banyak domain berbeda

sekaligus.

Pada pengujian web server akan ditemukan tiga buah file website yang berbeda

dengan domain yang berbeda pada suatu mesin yang sama. Hal tidak akan terjadi jika

tidak ada konfigurasi yang benar pada DNS server. Pertanyaannya sekarang mengapa

domain domain tadi dapat memanggil dokumen website yang berbeda? Hal ini karena

adanya settingan yang benar pada apache web server yaitu pada file httpd.conf. pada file

ini akan ditentukan alamat dokumen dokumen website yang akan ditampilkan oleh

domain tertentu, seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

61

Page 35: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

Gambar 4.42 Tampilan file httpd.conf

Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa domain www.sma1.sch.id akan

memanggil file website yang ada pada direktori /home/httpd/html/sma1, domain

pustaka.sma1.sch.id akan memanggil file website yang ada pada direktori

/home/httpd/html/simpus, dan domain www.osissma1.org akan memanggil website yang

ada pada direktori /home/httpd/html/osis. Jadi pada file httpd.conf ini semua settingan

aplikasi web server diatur sesuai keinginan administrator jaringan.

Web server yang dibangun menggunakan Trustix Secure Linux ini mampu

menjalankan banyak domain sekaligus. Jumlah domain web yang dapat dikelola dan

dijalankan tergantung dari kapasitas harddisk web server, semakin besar hardisk maka

semakin banyak website yang dapat dijalankan oleh web server ini. Pada pembuatan web

server ini penulis menjalankan lebih dari 10 buah domain web dan hasilnya ternyata web

server Trustix mampu menjalankan dengan cepat dan lancar.

62

Page 36: MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dan dari beberapa sumber referensi

diketahui bahwa kinerja web server tidak ditentukan dari dari banyaknya website yang

ada pada sebuah web server tetapi ditentukan dari banyak faktor seperti kondisi fisik

server yang meliputi memory, kapasitas harddisk, processor pengolah data yang

digunakan dan yang paling menentukan adalah keadaan jaringan internet web server itu

sendiri. Semakin bagus dan besar bandwidth internet sebuah web server maka akan

semakin bagus pelayanan yang diberikan oleh web server untuk melayani setiap

permintaan klien.

Hal lain yang juga mempengaruhi kinerja web server adalah jumlah pengguna

yang meminta request kepada web server. Semakin banyak pengguna layanan web server

maka semakin berat kerja sebuah web server, artinya jumlah pengguna merupakan

parameter utama menentukan bagus atau tidak nya kinerja sebuah web server bukan dari

jumlah website yang dikelola oleh sebuah web server.

63