41
  “PEMBUATAN ALAT PERAGA SEDERHANA TERMOSKOP GUNA PENERAPANNYA PADA PERPINDAHAN KALOR SECARA RADIASI” (LAPORAN) Disusun oleh  Nama : Seftia Haryani  NPM : A1E012021 Prodi : Pendidikan Fisika Dosen Pembimbing Eko Risdianto, S.Si, M.Cs PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014

membuat termoskop.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • PEMBUATAN ALAT PERAGA SEDERHANA TERMOSKOP

    GUNA PENERAPANNYA PADA PERPINDAHAN KALOR

    SECARA RADIASI

    (LAPORAN)

    Disusun oleh

    Nama : Seftia Haryani

    NPM : A1E012021

    Prodi : Pendidikan Fisika

    Dosen Pembimbing

    Eko Risdianto, S.Si, M.Cs

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

    JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS BENGKULU

    2014

  • KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan

    karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesiakan Pembuatan Alat Peraga

    Sederhana Termoskop guna Penerapannya pada Perpindahan Kalor secara

    Radiasi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini secara

    khusus saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Eko Risdianto, S.Si, M.Cs

    selaku dosen mata kuliah Media Pembelajaran Fisika, dengan kesibukan beliau

    masih bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing saya

    secara telaten dan penuh kesabaran dalam menyelesaikan rancangan media

    pembelajaran fisika.

    Tak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman saya yang

    telah memberikan motivasi dan inspirasi sehingga saya dapat menyelesaikan

    rancangan media pembelajaran fisika ini.

    Saya menyadari bahwa selama menyelesaikan rancangan media

    pembelajaran fisika dalam pembuatan alat peraga sederhana termoskop, jauh dari

    kesempurnaan, baik dari segi penyusunan proposal maupun pembuatan alat

    sederhana. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman-

    teman agar kedepannya dapat lebih baik lagi.

    Harapan saya semoga rancangan media pembelajaran fisika dalam

    pembuatan alat peraga sederhana termoskop ini dapat memberikan kemudahan

    bagi mahasiswa Pendidikan Fisika dalam mengelola pembelajaran khususnya

    dalam materi perpindahan kalor secara radiasi, sehingga memberikan ruang yang

    amat luas bagi peserta didiknya untuk mengembangkan keterampilan berpikir,

    keterampilan proses, keterampilan sosial, dan mewujudkan perilaku berkarakter.

    Bengkulu, Juni 2014

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ........................................................................ i

    DAFTAR ISI ...................................................................................... ii

    DAFTAR GAMBAR DAN TABEL .................................................. iii

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

    1.2 Tujuan ..................................................................................... 2

    1.3 Manfaat ................................................................................... 2

    1.4 Ruang Lingkup ....................................................................... 2

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 4

    2.1 Media Pembelajaran ............................................................... 4

    2.2 Kalor ...................................................................................... 12

    BAB III METODOLOGI ................................................................... 24

    3.1 Alat dan Bahan ....................................................................... 24

    3.1.1 Fungsi alat dan bahan .................................................... 26

    3.2 Waktu dan Tempat Pembuatan ............................................... 26

    3.3 Rangkaian alat (Rujukan) ....................................................... 29

    3.4 Ekstimasi pembiayaan ............................................................ 29

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................ 30

    4.1 Hasil ........................................................................................ 30

    4.2 Pembahasan ............................................................................ 31

    BAB V PENUTUP ............................................................................. 34

    5.1 Kesimpulan ............................................................................. 34

    5.2 Saran ....................................................................................... 34

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

    GAMBAR

    Gambar 2.1 Grafik perubahan temperatur dan berubahan wujud

    zat pada sebuah es ...................................................... 16

    Gambar 2.2 Proses memanaskan batang logam di dalam nyala api .. 18

    Gambar 2.3 Proses konveksi ............................................................ 19

    Gambar 2.4 Proses memasak air ...................................................... 20

    Gambar 2.5 Proses konveksi yang berlangsung saat memasak air .. 21

    Gambar 2.6 Proses memanaskan tangan diatas api unggun ............. 21

    Gambar 3.1 Petunjuk langkah 2a ..................................................... 27

    Gambar 3.2 Petunjuk langkah 2b ..................................................... 27

    Gambar 3.3 Petunjuk langkah 3 ....................................................... 27

    Gambar 3.4 Petunjuk langkah 4 ....................................................... 27

    Gambar 3.5 Petunjuk langkah 5 ....................................................... 27

    Gambar 3.6 Petunjuk langkah 7 ....................................................... 28

    Gambar 3.7 Petunjuk langkah 8 ....................................................... 28

    Gambar 3.8 Petunjuk langkah 9 ....................................................... 28

    Gambar 3.10 Rangkaian rujukan ..................................................... 29

    Gambar 4.1 Rangkaian hasil akhir TERMOSKOP .......................... 30

    TABEL

    Tabel 2.1 Golongan Media Pembelajaran ........................................ 5

    Tabel 3.1 Alat dan Bahan ................................................................. 24

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Ilmu fisika merupakan salah satu pilar utama ilmu pengetahuan dan

    teknologi yang memberikan pemahaman mengenai fenomena alam, yang

    mempelajari benda-benda di alam, gejala-gejala, kejadian-kejadian alam,

    serta interaksi dari benda-benda di alam tersebut. Fisika juga merupakan

    sekumpulan fakta, konsep, hukum/prinsip, rumus dan teori yang harus kita

    pelajari dan pahami.

    Dari uraian di atas bahwa mata pelajaran fisika mempunyai nilai yang

    strategis dan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang

    unggul, handal, dan bermoral semenjak dini. Hal yang menjadi hambatan

    selama ini dalam pembelajaran fisika adalah disebabkan kurang dikemasnya

    pembelajaran fisika dengan metode pembelajaran yang menarik, menantang,

    dan menyenangkan.

    Siswa sering beranggapan bahwa belajar fisika itu sulit, karena

    pelaksanaan pembelajaran fisika saat ini masih mengalami banyak kendala.

    Baik ditinjau dari individual peserta didik yang notabene kurang berminat

    dalam belajar fisika, guru yang kurang professional, maupun perangkat

    pembelajaran yang kurang memadai, yang kesemuanya itu menyebabkan

    turunnya hasil belajar fisika.

    Disisi lain sebenarnya mereka telah memiliki kemampuan dasar yang

    tinggi dan dengan kemajuan teknologi mereka mampu menyerap berbagai

    informasi yang ada, terutama sekali pemahaman konsep fisika.

    Dalam upaya menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan

    efisien, maka guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip mengajar diantaranya

    menggunakan alat bantu mengajar atau alat peraga. Sehingga solusi dari

    permasalahan yang ada adalah guru dengan trampil dapat menggunakan

    prosese pembelajaran fisika dengan demonstrasi alat peraga, agar nantinya

    peserta didik dapat lebih memahami konsep yang diajarkan. Misalnya saja

    pada pembelajaran fisika dalam materi perpindahan kalor secara radiasi, guru

  • 2

    dapat menggunakan alat peraga termoskop untuk lebih meningkatkan pola

    pikir siswa tentang konsep dari perpindahan panas tersebut.

    Hal inilah yang menjadikan penulis berupaya untuk membuat alat peraga

    termoskop agar dapat berguna bagi pembelajaan fisika untuk mudah dipahami

    peserta didik.

    1.2 Tujuan

    Tujuan dari pembuatan alat peraga sederhana termoskop ini adalah:

    1. Dengan alat peraga sederhana termoskop, mampu memberikan simulasi

    mengenai konsep perpindahan kalor secara radiasi.

    2. Dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan siswa

    memecahkan masalah yang diawali dengan kemampuan mengenali

    masalah dan kemampuan berfikir alternatif, menerangkan konsep, dan

    merancang model.

    3. Dapat mengembangkan kemampuan siswa berfikir dan bertindak kreatif.

    1.3 Manfaat

    Manfaat pembuatan alat peraga sederhana termoskop adalah:

    1. Alat peraga sederhana termoskop digunakan sebagai alat peraga yang

    dapat membantu siswa dalam pembelajaran dikelas.

    2. Alat peraga sederhana termoskop dapat memberikan simulasi

    perpindahan kalor secara radiasi.

    3. Alat peraga sederhana termoskop dapat memberikan pemahaman konsep-

    konsep fisika yang berkaitan dengan kalor dan perpindahannya.

    1.4 Ruang lingkup masalah

    Supaya pembahasan masalah lebih mendalam dan terperinci, maka

    pembahasan masalah dibatasi menjadi:

    1. Ruang lingkup pengajaran berbasis alat peraga ini membahas mengenai

    konsep perpindahan panas secara radiasi.

  • 3

    2. Alat peraga termoskop ini digunakan sebagai media pengajaran pada

    jenjang sekolah menengah pertama yang membahas tentang materi

    pokok kalor dan perpindahannya.

    3. Pada pembuatan alat peraga ini penulis menggunakan berbagai macam

    alat dan bahan dan yang paling inti adalah lilin, bolam dan air alkohol

    berwarna.

  • 4

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1. MEDIA PEMBELAJARAN

    A. Pengertian media pembelajaran

    Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar

    mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang

    pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan

    pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan

    ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan,

    manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran/

    pelatihan.

    Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana

    fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film,

    video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton

    (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana

    komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk

    teknologi perangkat keras.

    Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga

    dituntut untuk dapat mengembangkan alat-alat yang tersedia, guru juga

    dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media

    pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum

    tersedia.

    Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian

    yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya

    tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah

    pada khususnya.

    B. Jenis-jenis media pembelajaran

    Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai yang

    paling kecil sederhana dan murah hingga media yang canggih dan mahal

    harganya. Ada media yang dapat dibuat oleh guru sendiri, ada media yang

    diproduksi pabrik. Ada media yang sudah tersedia di lingkungan yang

  • 5

    langsung dapat kita manfaatkan, ada pula media yang secara khusus

    sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran. Anderson (1976)

    mengelompokkan media menjadi 10 golongan sbb :

    Tabel 2.1 Golongan Media Pembelajaran

    No Golongan Media Contoh Dalam Pembelajaran

    1. Audio Kaset Audio, siaran radio, CD,

    telepon

    2. Cetak Buku pelajaran, modul, brosur,

    leaflet, gambar

    3. Audio-cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan

    tertulis

    4. Proyeksi visual diam Overhead transparansi (OHT), Fil

    bingkai (slide)

    5. Proyeksi Audio visual diam Film bingkai (slide) bersuara

    6. Visual gerak Film bisu

    7. Audio visual gerak Film gerak bersuara, video/VCD,

    televisi

    8. Objek fisik Benda nyata, model, specimen

    9. Manusia dan lingkungan Guru, Pustakawan, Laboran

    10. Komputer CAI (Pembelajaran berbantuan

    komputer), CBI (Pembelajaran

    berbasis komputer)

    C. Prinsip madia pembelajaran

    Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau

    mempertinggi mutu proses kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu

    harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaanya antara lain:

    1. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian

    integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat

    bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap

    perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu.

  • 6

    2. Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang

    digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam

    proses belajar-mengajar.

    3. Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media

    pengajaran yang digunakan.

    4. Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu

    media pengajaran.

    5. Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara sistematis bukan

    sembarang mengunakannya.

    6. Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam

    media, maka guru dapat memanfaatkan multi media yang

    menguntungkan dan memperlancar proses belajar-mengajar dan juga

    dapat merangsang siswa dalam belajar.

    Beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan media

    pengajaran dalam PBM, yakni: Media pengajaran yang digunakan harus

    sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

    1. Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat atau

    didengar.

    2. Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar.

    3. Media pengajaran juga harus sesuai denga kondisi individu siswa.

    4. Media pengajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam

    proses pembelajaran siswa.

    D. Manfaat media pembelajaran

    Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting

    adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling

    berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan

    mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada

    berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara

    lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa

    kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran

    termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa

    salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu

  • 7

    mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar

    yang ditata dan diciptakan oleh guru.

    Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran

    dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat

    yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan

    bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

    Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah

    memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran

    akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebh khusus ada beberapa

    manfaat media yang lebih rinci Kemp dan Dayton (1985) misalnya,

    mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu :

    1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.

    2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.

    3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.

    4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga.

    5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

    6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan

    kapan saja.

    7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan

    proses belajar.

    8. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

    Selain beberapa manfaat media seperti yang dikemukakan oleh Kemp dan

    Dayton tersebut, tentu saja kita masih dapat menemukan banyak manfaat-

    manfaat praktis yang lain. Manfaat praktis media pembelajaran di dalam

    proses belajar mengajar sebagai berikut :

    1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan

    informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan

    hasil belajar.

    2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian

    anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang

    lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan

  • 8

    siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan

    minatnya.

    3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan

    waktu.

    4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada

    siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta

    memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,

    masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karya

    wisata. Kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.

    E. Fungsi media pembelajaran

    Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi media

    pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:

    1. Fungsi Atensi

    Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan

    mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran

    yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai

    teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak

    tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan

    salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka

    tidak memperhatikan. Media gambar khususnya gambar yang

    diproyeksikan melalui overhead projector dapat menenangkan dan

    mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka

    terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan

    mengingat isi pelajaran semakin besar.

    2. Fungsi Afektif

    Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika

    belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang

    visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi

    yang menyangkut masalah social atau ras.

    3. Fungsi Kognitif

    Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian

    yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar

  • 9

    memperlancar pencapaiaan tujuan untuk memahami dan mengingat

    informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

    4. Fungsi Kompensatoris

    Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil

    penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk

    memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk

    mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

    Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk

    mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan

    memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan

    secara verbal.

    Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton (1985:28), dapat

    memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk

    perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya,

    yaitu :

    1. Memotivasi minat atau tindakan,

    2. Menyajikan informasi,

    3. Memberi instruksi.

    Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat

    direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan

    adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk

    bertindak (turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau

    memberikan subangan material). Pencapaian tujuan ini akan

    memperngaruhi sikap, nilai, dan emosi.

    Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam

    rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk

    penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan

    laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk

    hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau menonton

    bahan informasi, para siswa bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari

    siswa hanya terbatas pada persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara

  • 10

    mental, atau terbatas pada perasaan tidak/kurang senang, netral, atau

    senang.

    Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang

    terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau

    mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran

    dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis

    dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi

    yang efektif. Di samping menyenangkan, media pembelajaran harus dapat

    memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan

    perorang siswa (Agus,2012).

    F. Teknik Pembuatan Media Pembelajaran

    1. Pembuatan media grafis (Flipchart)

    Flipchart dalam pengertian sederhana adalah lembaran-lembaran

    kertas menyerupai album atau kalender berukuran 50X75 cm,atau

    ukuran yang lebih kecil 21X28 cm sebagai flipbook yang disusun

    dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya .Flipchart dapat

    digunakan sebagai media penyampai pesan pembelajaran. Dalam

    penggunaannya dapat dibalik jika pesan pada lembaran depan sudah

    ditampilkan dan digantikan dengan lembaran berikutnya yang sudah

    disediakan.Flipchart hanya cocok untuk pembelajaran kelompok kecil

    yaitu 30 orang. Sedangkan flipbook untuk 4-5orang.

    Flipchart merupakan salah satu media cetakan yang sangat sederhana

    dan cukup efektif. Sederhana dilihat dari proses pembuatannya dan

    penggunaannya yang relatif mudah, dengan memanfaatkan bahan kertas

    yang mudah dijumpai disekitar kita. Efektif karena Flipchart dapat

    dijadikan sebagai media(pengantar) pesan pembelajaran yang secara

    terencana ataupun secara langsung disajikan pada Flipchart. Indikator

    efektif adalah ketercapaian tujuan atau kompetensi yang sudah

    direncanakan, untuk mencapai tujuan tersebut banyak bahan dan alat

    yangdapat dijadikan media untuk mempercepat pencapaian tujuan dan

    salah satunya melalu flipchart.

  • 11

    Penggunaan Flipchart merupakan salah satu cara guru dalam

    menghemat waktunya untuk menulis di papantulis. Lembaran kertas

    yang sama ukurannya dijilid jadi satu secara baik agar lebih bersih dan

    baik. Penyajian informasi ini dapat berupa:

    a) Gambar-gambar

    b) Huruf-huruf

    c) Diagram

    d) Angka-angka

    Sajian pada Flipchart tersebut harus disesuaikan dengan jumlah dan

    jarak maksimum siswa melihat Flipchart tersebut dan direncanakan

    tempat yang sesuai dimana dan bagaimana Flipchart tersebut

    ditempatkan

    2. Media pembelajaran berbasis komputer

    Pengertian Model Simulasi (simulastion model) merupakan salah satu

    strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar

    yang lebih konkrit melalui tiruan-tiruan yang mendekati bentuk

    sebenarnya.

    Model simulasi terbagi dalam tiga kategori yaitu simulasi fisik,

    prosedur dan proses. Suatu simulasi fisik dicontohkan pada simulasi

    pesawat terbang, terdapat wujud fisik miniatur atau bentuk nyata dari

    pesawat terbang berikut fungsi dari bagian-bagiannya. Simulasi

    prosedur dicontohkan bagaimana cara mendiagnostik kerusakan pada

    sebuah mobil dengan mendeteksinya melalui komputer. Sedangkan

    simulasi proses dicontohkan pada sebuah kegiatan percobaan

    menganalisis penyebab suatu kejadian di lingkungan sekitar.

    prinsip-prinsip pengembangan model simulasi. Membuat model

    simulasi perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

    Simulasi berarti tiruan dari kondisi dan situasi sebenarnya,

    semakin tiruan tersebut mendekati aslinya maka semakin baik

    simulasi tersebut.

  • 12

    Model simulasi membutuhkan akurasi data objek ril yang

    disimulasikan meski objek dalam simulasi dibuat miniatur namun

    perlu disajikan skala perbandingannya, baik panjang, lebar, berat,

    bentuk maupun prosesnya.

    Materi simulasi haruslah menampilkan objek-objek yang sulit,

    langka, berbahaya, membutuhkan biaya yang tinggi apabila siswa

    harus menggunakan objek nyata sebagai media pembelajaran.

    Model simulasi menuntut interaksi siswa lebih tinggi, ketika

    mempelajari materi melalui simulasi siswa tidak hanya melihat,

    namun terlibat langsung berinteraksi dengan program.

    Langkah pengembangan model simulasi, secara umum terdapat tiga

    langkah utama dalam memproduksi model simulasi yakni:

    Membuat desain program multimedia interaktif model simulasi

    dengan menganalisis kurikulum dan kompetensi sehingga

    menghasilkan satpel untuk dituangkan ke dalam garis besar

    program media (GBPM);

    Membuat flowchart program pembelajaran model Tutorial dan

    storyboard multimedia interaktif model tutorial.

    Programming menggunakan perangkat komputer sebagai

    peralatan utama dengan melibatkan software dan hardware yang

    sesuai (Santoso,2010).

    2.2 KALOR

    A. Pengertian Kalor

    Kalor adalah bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya

    lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika benda

    bersentuhan.Apabila dua benda A dan B memiliki suhu A lebih besar

    daripada suhu B, kemudian kedua benda tersebut disentuhkan, maka suhu

    A akan menurun dan suhu benda B akan naik hingga setimbang (kedua

    benda bersuhu sama). Dalam hal itu, benda yang bersuhu tinggi

    memberikan sesuatu kepada yang bersuhu rendah, sesuatu yang diberikan

  • 13

    itu adalah energi. Energi yang diberikan karena perbedaan suhu semacam

    itu dinamakan kalor.

    Satuan kalor sama dengan satuanya energi, yaitu Joule. Kadang-

    kadang satuan kalor menggunakan kalori atau kilokalori. Kesetaraan kalori

    dengan Joule adalah : 1 kalori=4,18 jouledan1 joule= 0,24 kalori.

    Joseph Black merupakan orang pertama yang menyadari bahwa

    kenaikan suhu suatu benda dapat digunakan untuk menentukan banyaknya

    kalor yang diserap oleh benda (Purjiyanta,2007).

    B. Perubahan Wujud Zat

    Setiap zat memiliki kecenderungan untuk berubah jika zat tersebut

    diberikan temperatur yang tinggi (dipanaskan) ataupun temperatur yang

    rendah (didinginkan). Kecenderungan untuk berubah wujud ini disebabkan

    oleh kalor yang dimiliki setiap zat. Suatu zat dapat berubah menjadi tiga

    wujud zat, di antaranya cair, padat, dan gas. Perubahan wujud zat ini

    diikuti dengan penyerapan dan pelepasan kalor (Purwanto,2004).

    1. Kalor Penguapan dan Pengembunan

    Kalor penguapan adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu zat

    untuk menguapkan zat tersebut. Jadi, setiap zat yang akan menguap

    membutuhkan kalor. Adapun kalor pengembunan adalah kalor yang

    dilepaskan oleh uap air yang berubah wujud menjadi air. Jadi, pada

    setiap pengembunan akan terjadi pelepasan kalor. Besarnya kalor

    yang dibutuhkan pada saat penguapan dan kalor yang dilepaskan pada

    saat pengembunan adalah sama. Secara matematis, kalor penguapan

    dan pengembunan dapat dituliskan sebagai berikut.

    (2.1)

    dengan :

    Q = kalor yang dibutuhkan saat penguapan atau kalor yang

    dilepaskan saat pengembunan,

    M = massa zat, dan

    L = kalor laten penguapan atau pengembunan.

  • 14

    2. Kalor Peleburan dan Pembekuan

    Pernahkah Anda mendengar atau menerima informasi tentang

    peristiwa mencairnya gunung-gunung es di kutub utara akibat

    pemanasan global? Mencair atau meleburnya es di kutub utara

    disebabkan oleh adanya pemanasan. Jika benda mengalami peleburan,

    perubahan wujud yang terjadi adalah dari wujud zat padat menjadi zat

    cair. Dalam hal ini, akan terjadi penyerapan kalor pada benda.

    Adapun perubahan wujud zat dari cair ke padat disebut sebagai proses

    pembekuan. Dalam hal ini, akan terjadi proses pelepasan kalor.

    Besarnya kalor yang dibutuhkan pada saat peleburan dan besarnya

    kalor yang dilepaskan dalam proses pembekuan adalah sama.

    Perumusan untuk kalor peleburan dan pembekuan sama dengan

    perumusan pada kalor penguapan dan pengembunan, yakni sebagai

    berikut.

    Q = m L

    (2.2)

    C. Hubungan Kalor Laten dan Perubahan Wujud

    Sebuah benda dapat berubah wujud ketika diberi kalor. Coba Anda

    perhatikan perilaku suatu benda ketika dipanaskan. Apabila suatu zat

    padat, misalnya es dipanaskan, es tersebut akan menyerap kalor dan

    beberapa lama kemudian berubah wujud menjadi zat cair. Perubahan

    wujud zat dari padat menjadi cair ini disebut proses melebur. Temperatur

    pada saat zat mengalami peleburan disebut titik lebur zat. Adapun proses

    perubahan wujud zat dari cair menjadi padat disebut sebagai proses

    pembekuan dan temperatur ketika zat mengalami proses pembekuan

    disebut titik beku zat.

    Jika zat cair dipanaskan akan menguap dan berubah wujud menjadi

    gas. Perubahan wujud dari zat cair menjadi uap (gas) disebut menguap.

    Pada peristiwa penguapan dibutuhkan kalor. Proses penguapan dapat

    terjadi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya Anda mencelupkan tangan

    Anda ke dalam cairan spiritus atau alkohol. Spiritus atau alkohol adalah

    zat cair yang mudah menguap. Untuk melakukan penguapan ini, spiritus

  • 15

    atau alkohol menyerap panas dari tangan Anda sehingga tangan Anda

    terasa dingin. Peristiwa lain yang memperlihatkan bahwa proses

    penguapan membutuhkan kalor adalah pada air yang mendidih. Penguapan

    hanya terjadi pada permukaan zat cair dan dapat terjadi pada sembarang

    temperatur, sedangkan mendidih hanya terjadi pada seluruh bagian zat cair

    dan hanya terjadi pada temperatur tertentu yang disebut dengan titik didih.

    Proses kebalikan dari menguap adalah mengembun, yakni perubahan

    wujud dari uap menjadi cair.

    Ketika sedang berubah wujud, baik melebur, membeku, menguap, dan

    mengembun, temperatur zat akan tetap, walaupun terdapat pelepasan atau

    penyerapan kalor. Dengan demikian, terdapat sejumlah kalor yang

    dilepaskan atau diserap pada saat perubahan wujud zat, tetapi tidak

    digunakan untuk menaikkan atau menurunkan temperatur. Kalor ini

    disebut sebagai kalor laten dan disimbolkan dengan huruf L. Besarnya

    kalor ini bergantung pada jumlah zat yang mengalami perubahan wujud

    (massa benda). Jadi, kalor laten adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu

    benda untuk mengubah wujudnya per satuan massa.

    Mengapa kalor yang diserap oleh suatu zat padat ketika melebur atau

    menguap tidak dapat menaikkan temperaturnya? Berdasarkan teori kinetik,

    pada saat melebur atau menguap, kecepatan getaran molekul bernilai

    maksimum. Kalor yang diserap tidak menambah kecepatannya, tetapi

    digunakan untuk melawan gaya ikat antarmolekul zat tersebut.

    Ketika molekul-molekul ini melepaskan diri dari ikatannya, zat padat

    berubah menjadi zat cair atau zat cair berubah menjadi gas. Setelah seluruh

    zat padat melebur atau menguap, temperatur zat akan bertambah kembali.

    Peristiwa kebalikannya terjadi juga pada saat melebur, membeku, atau

    mengembun.

    Kalor laten pembekuan besarnya sama dengan kalor laten peleburan

    yang disebut sebagai kalor lebur. Kalor lebur es L pada temperatur dan

    tekanan normal adalah 334 kJ/kg. Kalor laten penguapan besarnya sama

    dengan kalor laten pengembunan, yang disebut sebagai kalor uap. Kalor

    uap air L pada temperatur dan tekanan normal adalah 2.256 kJ/kg.

  • 16

    Gambar 2.1 Grafik perubahan temperatur dan berubahan wujud

    zat pada sebuah es.

    D. Azas Black

    Kalor adalah energi yang dipindahkan dari benda yang memiliki

    temperatur tinggi ke benda yang memiliki temperatur lebih rendah

    sehingga pengukuran kalor selalu berhubungan dengan perpindahan

    energi. Energi adalah kekal sehingga benda yang memiliki temperatur

    lebih tinggi akan melepaskan energi sebesar QL dan benda yang memiliki

    temperatur lebih rendah akan menerima energi sebesar QT dengan besar

    yang sama. Secara matematis, pernyataan tersebut dapat ditulis sebagai

    berikut:

    QLepas = QTerima

    (2.3)

    Persamaan tersebut menyatakan hukum kekekalan energi pada

    pertukaran kalor yang disebut sebagai Asas Black. Nama hukum ini

    diambil dari nama seorang ilmuwan Inggris sebagai penghargaan atas jasa-

    jasanya, yakni Joseph Black (17281799). Pengukuran kalor sering

    dilakukan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Jika kalor jenis suatu

    zat diketahui, kalor yang diserap atau dilepaskan dapat ditentukan dengan

    mengukur perubahan temperatur zat tersebut. Kemudian, dengan

    menggunakan persamaan:

  • 17

    Q = m c T

    (2.4)

    Besarnya kalor dapat dihitung. Ketika menggunakan persamaan ini,

    perlu diingat bahwa temperatur naik berarti zat menerima kalor, dan

    temperatur turun berarti zat melepaskan kalor (Pujiyanta,2007).

    E. KonduktivitasTermal

    Membahas kalor tentunya tidak lepas dari konduktivitas termal bahan-

    bahan pengantar panas. Konduktivitas atau keterhantaran termal (k) adalah

    suatu besaran intensif bahan yang menunjukkan kemampuannya untuk

    menghantarkan panas. Konduksi termal adalah suatu fenomena transport

    di mana perbedaan temperatur menyebabakan transfer energi termal dari

    satu daerah benda panas ke daerah yang sama pada temperatur yang lebih

    rendah. Secara matematis konduktivitas termal dapat ditulis :

    (2.5)

    Keterangan :

    K = konduktivitastermalzat

    = laju aliran panas

    L = jarak

    A = luas

    = perubahan suhu

    F. Daya Hantar Panas

    Telah kita ketahui bahwa kalor itu berpindah dari suhu yang tinggi

    kesuhu yang rendah. Sebagai ilustrasi, pernahkah kalian menanak nasi?

    Menurut pendapatmu, peristiwa apa yang menyebabkan beras yang

    bertekstur keras dapat berubah menjadi nasi yang lunakdan lembut? Tentu

    hal ini terjadi karena adanya perpindahan kalor dari api kompor ke beras

    dan air yang berada dalam wadah pemasak itu. Bagaimanakah cara kalor

    berpindah? Ada tiga cara perpindahan kalor, yaitu konduksi, konveksi,

    dan radiasi (Mudi, 2013).

  • 18

    1. Konduksi

    Konduksi adalah perpindahan kalor yang tidak disertai perpindahan

    zat penghantar.Misalnya, salah satu ujung batang besi kita panaskan.

    Akibatnya, ujung besi yang lain akan terasa panas. Coba perhatikan

    gambar berikut:

    Gambar 2.2 Proses memanaskan batang logam di dalam nyala api

    Jika salah satu ujung sebuah batang logam diletakkan di dalam

    nyala api, sedangkan ujung yang satunya lagi dipegang, bagian batang

    yang dipegang ini akan terasa makin lama makin panas, walaupun

    tidak kontak langsung dengan nyala api itu.Batang logam ini terdiri

    dari partikel-partikel logam yang sangat berdekatan letaknya.Sehingga

    saat ujung logam dikenai panas maka partikel diujung tersebut

    memperoleh energi panas yang membuatnya bergetar dan

    bertumbukan dengan partikel disebelahnya tanpa ikut berpindah.

    Akibatnya partikel partikel terus bergetar dan membuat partikel

    lainnya ikut bergetar dan memperoleh energi berupa panas dan proses

    berjalan terus hingga ujung logam satunya lagi.

    Dalam hal ini dapatdikatakan bahwa panas sampai di ujung batang

    yang bertemperatur lebih rendah secara konduksi (hantaran) sepanjang

    atau melalui bahan batang itu. Konduksi panas hanya dapat terjadi

    dalam suatu benda apabila ada bagian-bagian benda itu berada pada

    suhu yang tidak sama, dan arah alirannya selalu dari titik yang

    mempunyai suhu lebih tinggi ke titik yang mempunyai suhu lebih

    rendah.

    Pada prinsipnya jika terdapat perbedaan suhu dari dua ujung benda

    padat, maka akan terjadi perpindahan panas dari suhu yang tinggi ke

  • 19

    suhu yang rendah. Jadi, syarat terjadinya konduksi kalor pada suatu

    zat adalah adanya perbedaan suhu. Berdasarkan kemampuan

    menghantarkan kalor, zat dapat dikelompokkan menjadi dua

    golongan, yaitu konduktor dan isolator. Konduktor adalah zat yang

    mudah menghantarkan kalor (penghantar yang baik) seperti besi

    tembaga dll. Isolator adalah zat yang sulit menghantarkan kalor

    (penghantar yang buruk) seperti air dll.

    Adanya perpindahan kalor tentunya mengakibatkan perubahan

    panas pada suatu benda. Kuantitas perubahan panas dQ yang

    dipindahkan selama waktu dt disebut juga sebagai laju panas(H)

    tergantung pada luas penampang A dan gradien suhu xT / :

    x

    TAk

    dt

    dQH

    ..

    (2.6)

    dengan k adalah koefisien konduktivitas panas dari zat.

    Lajupanas (H) didefinisikan sebagai daya hantar panas (

    ),

    sehingga

    (2.7)

    2. Konveksi

    Gambar 2.3 Proses konveksi

    Konveksi adalah proses perpindahan kalor dengan disertainya

    perpindahan partikel. Konveksi ini umumnya terjadipada zat fluid (zat

    yang mengalir) seperti air dan udara. Konveksidapat terjadi secara

    alami ataupun dipaksa. Jika bahan yang dipanaskan dipaksa bergerak

    dengan alat peniup atau pompa, prosesnya disebut konveksi yang

  • 20

    dipaksa, kalau bahan itu mengalir akibat perbedaan rapat massa,

    prosesnya disebut konveksi alamiah atau konveksi bebas.

    Konveksi alamiah misalnya saat memasak air terjadi gelembung

    udara hingga mendidih dan menguap.Sedangkan konveksi terpaksa

    contohnya hair dryer yangmemaksa udara panas keluar yang diproses

    melalui alat tersebut.

    Pada konveksi alami, pergerakan atau aliran energi kalor terjadi

    akibat perbedaan massa jenis. Sehingga dirumuskan:

    H = h A T

    (2.8)

    Dimana:

    H = laju perambatan kalor (J/s)

    A = luas penampang yang dilalui (m2)

    h = koefisien konveksi termal (J/m2 s C)

    T = perbedaan suhu (C)

    proses terjadinya konveksi saat memasak air

    Gambar 2.4 Proses memasak air

    Air merupakan zatcair yang terdiri dari partikel-partikel penyusun

    air. Saat memasak air dalam panci, api memberikan energi kepada

    panci dalam hal ini termasuk proses konduksi.

    Kemudian panas yang diperoleh panci kemudian dialirkan pada

    air.partikel air paling bawah yang pertama kali terkena panas

    kemudian lama kelamaan akan memiliki massa jenis yang lebih kecil

    karena sebagian berubah menjadi uap air. Sehingga saat massa

    jenisnya lebih kecil partikel tersebut akan berpindah posisi naik ke

    permukaan. Air yang masih diatas permukaan kemudian turun ke

    bawah menggantikan posisi partikel yang tadi. Begitulah seterusnya

  • 21

    hingga mendidih dan menguap seperti tampak pada gambar di bawah

    ini:

    Gambar 2.5 Proses konveksi yang berlangsung saat memasak air

    3. Radiasi

    Radiasi merupakan proses perpindahan kalor yang tidak

    memerlukan medium (perantara). Radiasi ini biasanya dalam bentuk

    Gelombang Elektromagnetik (GEM) yang berasal dari matahari.

    Namun demikian dalam kehidupan sehari-hari proses radiasi juga

    berlaku saat kita berada didekat api unggun.

    Kita akan meninjau proses radiasi yang berasal dari matahari.

    Matahari adalah sumber cahaya di bumi, sinarnya masuk ke bumi

    melewati filter yang disebut atmosfer, sehingga cahaya yang masuk ke

    bumi adalah cahaya yang tidak berbahaya. Cahaya yang masuk ke

    bumi melalui lapisan atmosfer itu dikenal dengan gelombang

    elektromagnetik yang terbagi ke dalam gelombang pendek dan

    gelombang panjang. Seperti Radio, TV, Radar, Inframerah, Cahaya

    Tampak, Ultraviolet, Sinar X dan Sinar Gamma.

    Gambar 2.6 Proses memanaskan tangan diatas api unggun

  • 22

    Sinar Gelombang Elektromagnetik tersebut dibedakan

    berdasarkan panjang gelombang dan frekuensinya.Semakin besar

    panjang gelombang semakin kecil frekuensinya.Energi radiasinya

    tergantung dari besarnya frekuensi dalam arti semakin besar frekuensi

    semakin besar energi radiasinya.Sinar Gamma adalah gelombang

    elektromagnetik dan sinar radio aktif dengan energi radiasi terbesar.

    Dalam kasus ini, terdapat hal yang disebut radiasi benda hitam,

    yang memaparkan bahwa semakin hitam benda tersebut maka energi

    radiasi yang dikenainya juga makin besar. Hal ini adalah fakta sehari-

    hari. Saat kita menjemur pakaian hitam dan putih dibawah sinar

    matahari berwarna dengan jenis dan tebal yang sama, maka pakaian

    warna hitam akan lebih cepat kering dibandingkan dengan pakaian

    berwarna putih.

    Oleh karena itu, warna hitam dikatakan sempurna menyerap

    panas, sedangkan warna putih mampu memantulkan panas atau

    cahaya dengan sempurna. Sehingga emisivitas bahan (kemampuan

    menyerap panas) untuk warna hitam e = 1 sedangkan warna putih e =

    0.Untuk warna lainnya berkisar antara 0dan1.

    Laju pancaran kalor oleh permukaan hitam, menurut Stefan

    dinyatakan sebagai berikut. Energi total yang dipancarkan oleh suatu

    permukaan hitam sempurna dalam bentuk radiasi kalortiap satuan

    waktu, tiap satuan luas permukaan sebanding dengan pangkat empat

    suhu mutlak permukaan itu. Secara matematis, laju kalor radiasi

    ditulis dengan persamaan :

    H = t

    Q = AT4

    (2.9)

    adalah konstanta Stefan Boltzmann dengan nilai 5,67 x 10-8

    W/m2k

    4. Persamaan tersebut berlaku dengan permukaan hitam

    sempurna. Untuk setiap permukaan dengan enisifitas e (0 e 1)

    sehingga menjadi :

  • 23

    H = t

    Q = e AT4

    (2.10)

    Sehingga untuk mendalami materi mengenai radiasi ini dikenal

    alat yang bernama termoskop. Termoskop adalah alat untuk

    menyelidiki sifat pancaran dari permukaan zat. Sebuah termoskop

    terdiri atas dua bola kaca hitam dan putih yang dihubungkan dengan

    pipa U.

  • 24

    BAB III

    METODOLOGI

    3.1 Alat dan Bahan

    Alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan alat peraga sederhana

    termoskop tertera pada Tabel 3.1 Alat dan Bahan.

    Tabel 3.1 Alat dan Bahan

    No Gambar alat Nama alat Jumlah

    1.

    Bolam 2 buah

    2.

    Alkohol Secukupnya

    3.

    Lilin 1 batang

    4.

    Selang 30cm

    5.

    Papan Secukupnya

  • 25

    6.

    Cat Piloks Hitam Secukupnya

    7.

    Bor 1 buah

    8.

    Paku Klem 3 buah

    9.

    Ginju Secukupnya

    10.

    Lem Timbalbalik Secukupnya

    11.

    Paku 1 buah

    12.

    Palu 1 buah

    13.

    plastisin secukupnya

  • 26

    3.1.1 Fungsi alat dan bahan

    Fungsi alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan alat peraga

    sederhana termoskop adalah:

    1. Bolam : alat penerima/penyerap kalor

    2. Alkohol : cairan untuk analisis penyerapan kalor

    3. Lilin : sumber kalor

    4. Selang : aliran berisi alkohol

    5. Papan : penyangga bolam dan selang berisi alkohol

    6. Cat Piloks : pewarna untuk bolam

    7. Bor : pelubang dudukan bolam

    8. Paku Klem : penyangga selang

    9. Ginju : pewarna alkohol

    10. Lem Timbalbalik : penghubung selang dan bolam

    11. Paku : penghubung papan rangkaian

    12. Palu : alat bantu pemasangan paku

    13. Plastisin : bahan penutup sambungan piting bolam dan

    selang berisi alkohol berwarna.

    3.2 Waktu dan tempat

    Telah dikerjakan pembuatan alat peraga sederhana termoskop:

    Waktu pengerjaan : 26 Juni 2014- 22 Juli 2014

    Tempat pengerjaan : Jl.Semangka 9 panorama singgaran pati Bengkulu

    3.3 Langkah-langkah kerja

    Langkah kerja pada pembuatan alat peraga sederhana termoskop adalah:

    1. Siapkan alat dan bahan pada tabel alat dan bahan diatas.

    2. Buatlah papan 1 dengan panjang dan lebar 22x16cm dan sepasang papan

    dengan panjang dan lebar 22x8cm.

  • 27

    Gambar 3.1 Petunjuk langkah 2a Gambar 3.2 Petunjuk langkah 2b

    3. Rangkai ketiga papan hingga membentuk penopang seperti gambar 3.3

    Gambar 3.3 Petunjuk langkah 3

    4. Bor sisi atas papan bagian kiri dan kanan hingga membentuk lubang

    lingkaran.

    Gambar 3.4 Petunjuk langkah 4

    5. Lubangi bolam pada bagian fitingnya, dan keluarkan isi bolam.

    Gambar 3.5 Petunjuk langkah 5

    Papan

    22x16cm

    Papan

    22x8cm

    Sepasang

    Papan

    22x8cm

    Papan

    22x16cm

    Bagian

    atas

    papan

    lubang

    kiri

    Bagian

    atas

    papan

    lubang

    kanan

    Bagian hitam

    piting dibawah

    bolam dibuang

  • 28

    6. Cat salah satu bolam dengan warna hitam.

    Gambar 3.6 Petunjuk langkah 7

    7. Campurkan alkohol dan gincu.

    8. Bentuk selang seperti pipa U, gunakan paku klem sebagai penyangga dan

    masukkan alkohol berwarna kedalam selang sehingga membentuk

    ketinggian alkohol yang sama.

    Gambar 3.7 Petunjuk langkah 8

    9. Hubungkan kedua bolam dengan selang berisi alkohol berwarna dan

    letakkan lilin ditengahnya.

    Gambar 3.8 Petunjuk langkah 9

    Selang dan

    bolam

    terhubung

    Lilin

    berada

    tepat

    ditengah

  • 29

    3.4 Rangkaian alat (Rujukan)

    Rangkaian alat (Rujukan) pada pembuatan alat peraga sederhana termoskop

    terlihat pada gambar 3.10

    Gambar 3.10 Rangkaian rujukan

    3.5 Ekstimasi pembiayaan

    Ekstimasi pembiayaan pada pembuatan alat peraga sederhana termoskop,

    adapun pembiayaannya adalah sebagai berikut:

    1. 2 buah bolam doop @4000 = Rp. 8000

    2. 1 botol alkohol 95% @9000 = Rp. 9000

    3. 1 batang lilin @1000 = Rp. 1000

    4. Cat piloks hitam @27000 = Rp.23000

    5. 25cm selang bening @3000 = Rp. 2000

    6. Plastisin @2000 = Rp. 2000

    7. Lem timbal balik @5000 = Rp. 5000 +

    Rp.50.000

  • 30

    BAB VI

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil

    Gambar hasil akhir pembuatan alat peraga termoskop terlihat pada (gambar

    4.1).

    Gambar 4.1 Rangkaian hasil akhir TERMOSKOP

  • 31

    4.2 Pembahasan

    Dalam pembuatan alat peraga termoskop ini didapat hasil yang sesuai

    dengan gambaran dan rujuakan yang saya ambil dari buku-buku pembelajaran

    sekolah menengah pertama pada tingkat kedua. Ditinjau dari rangkaian dan

    hasil yang didapat kesemuanya sesuai dengan yang diharapkan.

    Dimana pada pembuatan alat peraga termoskop, dibuat dengan alat dan

    bahan utama yaitu: bolam, air alkohol berwarna, dan lilin. Untuk fungsi

    ketiga alat dan bahan ini adalah: Bolam berfungsi sebagai alat yang berguna

    untuk menangkap/menyerap kalor. Disini ada dua bolam, dengan bolam satu

    di cat piloks berwarna hitam dan bolam yang satunya tetap berwarna bening.

    Hal ini nantinya untuk menunjukkan daya serap kalor secara radiasi

    disebabkan oleh beda warna bahan, yaitu bolam hitam dan bolam bening.

    Kemudian alkohol berwarna berfungsi sebagai bahan yang diguna untuk

    membuktikan pengaruh tangkapan/serapan kalor terhadap bolam. Disini

    digunaka alkohol 95% dan terlebih dahulu diberi gincu agar alkohol kelak

    ketika dimasukkan kedalam selang tampak pergerakkannya. Dan lilin

    berfungsi sebagai sumber kalor, yang nantinya digunakan untuk

    membuktikan daya serap kalor pada kedua bolam. Gambar hasil dapat dilihat

    pada bab 4 (Gambar 4.1 Rangkaian hasil akhir TERMOSKOP).

    Adapun alat dan bahan penunjang yang digunakan dalam proses

    pembuatan alat peraga termoskop ini adalah: gincu, palu, paku, lem timbal

    balik, paku klem, bor, cat piloks hitam, papan, dan selang. Dengan fungsi alat

    dan bahan dapat dilihat pada bab 3 fungsi alat dan bahan.

    Dengan perangkaian alat sesuai dengan langkah, menggunakan alat dan

    bahan sesuai dengan kegunaannya maka didapat hasil yang baik. Alat peraga

    sederhana termoskop ini bekerja untuk membuktikan daya serap kalor

    terhadap warna bahan yang digunakan. Dimana saat lilin dinyalakan terjadi

    penyerapan kalor oleh bolam berwarna hitam dan bolam bening, perbedaan

    penyerapan kalor yang terjadi pada kedua bolam menyebabkan air alkohol

    berwarna didalam selang yang dihubungkan dengan bolam bereaksi. Pada

    percobaan didapat bahwa air alkohol yang berada dibawah bolam hitam

    terdorong kebawah dan air alkohol berwarna dibawah bolam bening naik. Hal

  • 32

    ini menunjukkan bahwa kalor yang diserap oleh bolam hitam lebih cepat

    dibandingkan kalor yang diserap pada bolam bening. Konsep kerja ini

    merupakan perinsip kerja perpindahan kalor secara radiasi dimana

    dipengaruhi oleh warna bahan penyerap kalor. Secara lebih lengkap

    diterangkan pada landasan teori pada bab 2.

    Dalam perangkaian alat peraga termoskop ini terdapat beberapa

    tantangan dan kesulitan, diantaranya:

    1. Saat penyetelan bolam dan peletakannya pada lubang dudukan

    harus hati-hati, karena bolam yang tipis permukaan kacanya

    menyebabkan bolam mudah pecah.

    2. Pada saat menghubungkan selang dengan kedua bolam hendaklah

    piting lubang bolam tertutup rapat tanpa celah, agar kerja alat

    maksimal.

    Dengan adanya hambatan yang terjadi pada saat pembuatan alat peraga

    sederhana ini menimbulkan rancangan pembiayaan awal yang terlampir pada

    bab 3 menjadi lebih besar. Hal ini dikarenakan saya harus menambah

    pembelian 2 bolam lagi yang sebelumnya hanya direncanakan 2 bolam saja,

    karena kurangnya kehati-hatian saat penggerjaan sehingga 2 bolam pecah dan

    harus diganti.

    Kendala lain saat penggunaan alat termoskop ini adalah lambannya kalor

    yang diberikan oleh lilin terhadap bolam sehingga untuk melihat reaksi

    kenaikan dan penurunan air pada alkohol berwarna membutuhkan waktu yang

    lama. Sehingga saat persentasi dilakukan, saya tidak dapat menunjukkan

    secara langsung hasil kerja alat peraga. Tetapi dapat saya buktikan melalui

    vidio hasil (alamat Youtube vidio terlampir).

    Akan tetapi alat peraga sederhana termoskop ini memudahkan guru

    dalam pembelajaran kalor nantinya. Dengan alat termoskop ini guru dapat

    dengan sederhana dan mudah mengajarkan materi perpindahan kalor secara

    radiasi sehingga menarik minat siswa untuk lebih termotivasi dan berpikir

    kreatifdalam proses pembelajaran, karena alat peraga ini telah dikemas

    dengan sangat menarik dan mudah digunakan.

  • 33

    Untuk para pembaca sekalian yang ingin lebih mendalami konsep

    perpindahan kalor secara radiasi ditinjau dari daya serap kalor yang

    dipengaruhi oleh warna bahan anda bisa menggunakan ide kreatif lain

    misalnya anda membuat miniatur yang terbuat dari kain fanel berbentuk

    boneka yang satunya diberi baju berwarna hitam dan satunya diberi baju

    berwarna putih. Kedua boneka ini dapat menggantikan bolam pada percobaan

    alat peraga yang saya buat. Dengan menggunakan boneka sebagai alat

    penyerap kalornya diharapkan sistem kerja dari termoskop menjadi lebih

    cepat dibandingkan bolam pada alat peraga yang saya buat. Untuk para

    pembaca selamat mencoba.

  • 34

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Dari pengerjaan alat peraga termoskop ini didapat kesimpulan:

    1. Saat lilin dihidupkan kalor yang dipancarkan lilin diserap oleh kedua

    bolam sehingga didapat bolam yang berwarna hitam menyerap kalor

    lebih cepat dibandingkan kalor yang diserap pada bolam bening, alkohol

    pada bagian bawah bolam hitam terdorong kebawah dan alkohol dibawah

    bolam bening terdorong keatas. Bolam hitam menyerap lebih cepat kalor

    karena warna yang lebih gelap dapat dengan mudah menyerap kalor

    dibandingkan dengan yang berwarna cerah. Terbukti melalui proses

    perpindahan kalor secara radiasi sebagai akibat dari daya serap kalor

    pada warna. Dimana warna hitam lebih cepat menyerap kalor

    dibandingkan warna cerah.

    2. Dari percobaan pembuatan alat peraga sederhana termoskop siswa

    mampu untuk memecahkan masalah yang ada dan berpikir kreatif

    bagaimana cara mereka dalam membuktikan daya serap bahan terhadap

    perbedaan warna. Dimana bolam hitam lebih cepat menyerap panas

    dibandingkan bolam bening.

    3. Siswa berpikir dan bertindak kreatif dengan antusias menemukan hasil

    yang sesuai dengan penunjang dan sumber belajar yang tersedia.

    5.2 Saran

    1. Untuk para praktikan yang ingin mencoba membuat alat peraga ini

    diharapkan untuk berhati-hati dalam pengerjaan, agar kecelakaan

    pecahnya bolam pada saat perangkaian alat tidak terjadi dan melukai

    praktikan.

    2. Diharapkan untuk lebih banyak membaca literatur, agar semua materi

    yang berkaitan dengan kerja alat peraga termoskop dapat memberikan

    pembelajaran yang baik.

  • 35

    3. Untuk para guru yang ingin menggunakan alat peraga ini sebaiknya

    menggantikan sumber kalor agar nantinya penyerapan bolam akan terjadi

    secara cepat sehingga reaksi dari alkohol dapat terlihat jelas tanpa

    menunggu waktu yang lama.

    4. Sebaiknya alat dapat dikemas lebih menarik lagi sehingga dapat

    menstimulasi siswa untuk bersemangat dalam penggunaan alat.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Agus. 2012. Jenis-jenis Media Pembelajaran.

    http://www.asikbelajar.com/2012/10/jenis-jenis-media-pembelajaran.html.

    Diakses 3 juli 2014.

    Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada

    Haryanto. 2012. Pengertian Media Pembelajaran.

    http://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/. Diakses 3 juli

    2014.

    Hendri. 2012. Suhu. http://suhu-kalor-dan-perpindahan-kalor_29.html .Diakses 29

    Juni 2014.

    Herminegari. 2012. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran.

    http://herminegari.wordpress.com/perkuliahan/fungsi-dan-manfaat-media-

    pembelajaran/. Diakses 3 Juli 2014.

    Jabbar. 2008. Kalor. http://alljabbar.wordpress.com/2008/03/23/kalor/. Diakses 3

    Juli 2014.

    Mudi, Gomuda. 2013. Perpindahan Kalor: Konduksi, Konveksi dan Radiasi .

    http://perpindahan-kalor-konduksi-konveksi-dan.html. Diakses 29 juni

    2014.

    Purjiyanta, Eka dkk. 2007. IPA FISIKA untuk SMP kelas VII. Jakarta: Erlangga

    Purwanto, budi dkk. 2004. Sains fisika konsep dan penerapannya. Solo: Tiga

    Serangkai

    Santoso, Agus.2010. Teknik pembuatan media pembelajaran berbasis komputer :

    model simulasi . http://4mathagus.blogspot.com/2010/08/teknik-pembuatan-

    media-pembelajaran.html . Diakses 3 Juli 2014.

  • LAMPIRAN

    1. Vidio pembelajaran Termoskop Seftia Haryani (FKIP Fisika UNIB) pada

    http://youtu.be/Zo35_F4cLXs .

    2. CD media pembelajaran Termoskop (Vidio, Laporan PDF, Powerpoint)