7
Membuka Nalar dan Pikir Dunia Perpustakaan di Indonesia Penulis : Ari Suseno (Pendiri dan pengelola website www.duniaperpustakaan.com ) Penerbit: Issuu.com “ TIDAK AKAN PERNAH RUGI BERBAGI ILMU PENGETAHUAN KE BANYAK ORANG, KECUALI BERJUTA MANFAAT DIDALAMNYA. Dengan semakin banyak orang berbagi Ilmu pengetahuan, maka yakinlah bahwa kemajuan ilmu pengetahuan akan semakin cepat dan murah. Dan sebaliknya, semakin kita “PELIT” untuk berbagi ilmu pengetahuan dan teknologi maka sesungguhnya kita menjadi bagian dari orang-orang yang MENUNDA bahkan MENGHAMBAT Percepatan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri.” (Ari Suseno: 2010/duniaperpustakaan.com)

Membuka Nalar dan Pikir Dunia Perpustakaan di Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Buku ini menyadarkan kita akan sebuah pemikiran-pemikiran baru dari penulis terkait semua yang menyangkut dengan dunia perpustakaan. Penulis mencoba mengajak kepada semua yang bekerja di bidang dunia perpustakaan untuk berubah dalam sistem kerja yang selama ini seringkali kurang tepat.

Citation preview

Page 1: Membuka Nalar dan Pikir Dunia Perpustakaan di Indonesia

Membuka Nalar dan Pikir Dunia Perpustakaan

di Indonesia

Penulis : Ari Suseno

(Pendiri dan pengelola website www.duniaperpustakaan.com)

Penerbit: Issuu.com

“ TIDAK AKAN PERNAH RUGI BERBAGI ILMU PENGETAHUAN KE

BANYAK ORANG, KECUALI BERJUTA MANFAAT DIDALAMNYA.

Dengan semakin banyak orang berbagi Ilmu pengetahuan, maka yakinlah

bahwa kemajuan ilmu pengetahuan akan semakin cepat dan murah. Dan

sebaliknya, semakin kita “PELIT” untuk berbagi ilmu pengetahuan dan

teknologi maka sesungguhnya kita menjadi bagian dari orang-orang yang

MENUNDA bahkan MENGHAMBAT Percepatan dan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi itu sendiri.”

(Ari Suseno: 2010/duniaperpustakaan.com)

Page 2: Membuka Nalar dan Pikir Dunia Perpustakaan di Indonesia

Pustakawan Harus Mau Berubah !

Sebenarnya pembicaraan terkait Library 2.0 sudah menjadi banyak pembicaraan dikalangan penikmat

akses informasi di dunia maya. Sayangnya, justru pembicaraan atas isu Library 2.0 ini sering dibahas

bukan oleh kalangan pustakawan tapi justru oleh para bloger dan pecinta akses informasi di dunia

maya. Mereka yang sudah merasakan dan mendapatkan berjuta manfaat atas adanya akses informasi di

dalam dunia maya (internet) yang begitu luar biasa merasa menarik untuk membicarakan terkait

Library 2.0 ini. Lalu, Bagaimana dengan pustakawan sendiri ?

Saya sangat faham ketakutan seorang Bambang Haryanto atas kondisi semacam ini. Seorang

pustakawan yang setiap hari selalu berkecimpung dengan dunia perpustakaan tapi justru belum tahu

dengan isu ini. Jika sudah tahupun ternyata mereka amsih bingung harus berbuat apa dengan adanya isu

Library 2.0 ini.

Untuk mengetahui pembahasan detail tentang Library 2.0 mungkin saya sarankan anda membaca

tulisan dari Bambang Haryanto atau tulisan Ibu Proboyekti yang sudah saya publikasikan di

duniaperpustakaan.com beberapa bulan yang lalu.

Dalam soal pengertian tentang Library 2.0 ini saya lebih suka pendapatnya Bambang Haryanto yang

mengutip dan sepakat dengan tulisan John Blyberg dalam artikelnya 11 Reasons Why Library 2.0

Exists and Matters antara lain mengutip pendapat Michael Stephens. Library 2.0 sederhananya

merupakan upaya membuat perpustakaan, baik fisik atau maya, lebih interaktif, kolaboratif dan

digerakkan oleh kebutuhan komunitas yang mendukungnya. Contohnya dengan memasukkan fasilitas

blog, arena bermain di malam hari bagi remaja, sampai situs kolaborasi untuk pemajangan foto-foto

mereka.

Daya dorong utamanya adalah membuat pembaca bisa mengunjungi perpustakaan kembali dengan

membuat perpustakaan relevan bagi kebutuhan dan keinginan mereka dalam kehidupannya sehari-

hariâ ¦membuat perpustakaan sebagai tujuan dan bukan sebagai hal yang difikirkan belakangan.â� ��

Page 3: Membuka Nalar dan Pikir Dunia Perpustakaan di Indonesia

Saya pikir memang sudah saatnya pustakawan sadar dan berfikir bahwa mereka memiliki posisi yang

luar biasa besar dalam mengelola informasi yang berkembang teramat sangat pesat ini. Pustakawan

dahulu dan sekarang harus berbeda dalam mengelola informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang

berkembang disetiap detiknya.

Jika dahulu seorang pustakawan hanya bekerja untuk mengelola informasi ilmu pengetahuan dalam

bentuk buku, arsip, dan sejenisnya, tapi pustakawan saat ini harus berfikir jauh bahwa informasi ilmu

pengetahuan saat ini bukan hanya itu. Terlebih jika kita melihat bahwa di era sekarang, jutaan orang

lebih suka mencari informasi ilmu pengetahuan melalui akses bernama internet.

Perubahan perilaku pencari informasi ini harus segera direspon oleh pustakawan-pustakawan dengan

cara ikut menampung ilmu pengetahuan yang beredar melalui Internet untuk selanjutnya di sortir,

dikelola dan selanjutnya disajikan untuk para pencari informasi melalui internet.

Saya sangat menyayangkan adanya anggapan bahwa ilmu pengetahuan dan informasi yang beredar di

google dan internet dianggap sebagai sampah informasi. Bagiku anggapan ini sangat cocok dilakukan

oleh mereka yang mungkin takut dengan adanya kemajuan teknologi informasi kemudian mereka tidak

mampu untuk mengikuti kemajuan teknologi seperti sekarang ini.

Hal yang berbeda tentunya jika kita sadar bahwa kemajuan teknologi seperti ini mau tidak mau , SUKA

TIDAK SUKA akan terus berkembang. Ketika kita sudah tahu itu maka yang harus kita lakukan

adalah, bagaimana PERAN DAN FUNGSI KITA sebagai seorang pustakawan yang setiap hari bekerja

mengelola informasi ini untuk mengolah jutaan informasi Ilmu Pengetahuan yang beredar di Internet

ini kita olah dengan cara memilah dan memilih informasi yang seperti apa yang layak untuk di

konsumsi publik dan bermanfaat untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang

pesat seperti sekarng ini.

Jika semua pustakawan diseluruh penjuru dunia mau melakukan ini, saya sangat yakin bahwa

masyarakat diseluruh penjuru dunia ini tidak akan merasa kesulitan menemukan akses informasi ilmu

pengetahuan yang mereka inginkan karena mereka tidak lagui mencari informasi yang mereka inginkan

melalui mesin pencarian di Internet (google, yahoo, dll) tapi cukup berkunjung ke sebuah perpustakaan

yang bisa memenuhi dan siap memebrikan semua informasi yang mereka butuhkan.

Page 4: Membuka Nalar dan Pikir Dunia Perpustakaan di Indonesia

Pertanyaanya sekarang adalah, MAUKAH PUSTAKAWAN BELAJAR dan melakukan

perubahan UNTUK INI ? Kapan ?

Jangan Jadikan Otak Kita menjadi “Tong Sampah” Ilmu Pengetahuan dan

Informasi

Seandainya saja setiap dosen dibidang Ilmu perpustakaan rajin menulis dan mempublish materi

perkuliahan mereka di website pribadi masing-masing dan juga seandainya setiap mahasiswa jurusan

ilmu perpustakaan juga rajin menulis dan mempublikasikan tugas-tugas perkuliahan mereka di internet,

saya teramat sangat yakin tidak akan ada lagi kisah-kisah mahasiswa atau dosen jurusan ilmu

perpustakaan serta pejuang-pejuang literasi dan pegawai perpustakaan diberbagai daerah yang

kesulitan mencari referensi terkait semua bidang perpustakaan ini.

Namun menyadarkan pola pikir dan kebiasaan tersebut memanglah teramat sangat sulit. Tapi

membiarkan kebiasaan buruk ini untuk terus berlanjut juga merupakan sesuatu yang jauh lebih buruk

lagi.

Saat ini, hampir semua orang mempublikasikan pemikiran dan ide-ide besar mereka diberbagai bidang

melalui dunia maya (internet) hal ini karena mereka sadar bahwa kemajuan teknologi informasi

bernama internet ini mau tidak mau sudah menjadi bagian dari aktivitas kita sehari-hari. Terlebih saat

ini ketika semua informasi sudah bisa diakses dengan mudah melalui mobile (Handphone)

menyebabkan penyebaran akses informasi menjadi semakin cepat dan luas hingga mencapai kepelosok

negeri bahkan ke pelosok desa terpencil.

Saat kita sadar akan adanya situasi yang tersebut diatas, apakah kita akan mempertahankan pola pikir

â KUNOâ kita untuk TIDAK MAU BERBAGI INFORMASI DAN PENGETAHUAN YANG�� ��

KITA MILIKI MELALUI INTERNET DENGAN BERJUTA ALASAN ?

Jika jawaban kita atas pertanyaan diatas adalah IYA. Maka saya sarankan silahkan anda hidup dan

berinteraksi di jaman saat internet belum ada.

Sadarkah kita bahwa ilmu pengetahuan yang hanya kita simpan dalam otak kita ibarat â sampah��

ilmu pengetahuanâ dan otak kita adalah â tong sampahâ dari ilmu pengetahuan tersebut.�� �� ��

Page 5: Membuka Nalar dan Pikir Dunia Perpustakaan di Indonesia

Beberapa alasan “kuno” kenapa orang malas untuk menuliskan ide dan ilmu pengetahuan mereka di

internet diantaranya adalah:

1. Plagiat

Beberapa orang takut tulisan mereka diklaim menjadi tulisan orang lain. Sebenarnya alasan semacam

ini sudah sangat tidak bermutu kenapa saya berani katakan demikian ? Karena jika kita melihat dan

merujuk undang-undang hak cipta dalam satu bab disebutkan bahwa setiap karya tulis seseorang ketika

di publish di internet sudah dilindungi hak cipta ats tulisan tersebut. Apalagi di era keterbukaan dan

canggih ini, kita dengan sangat mudah melacak tulisan-tulisan kita yang beredar di internet. Jika ada

orang yang mengklaim tulisan tersebut adalah tulisan mereka, maka kita bisa melaporkan si plagiator

tersebut melalui jalur hukum.

2. Tidak DIBAYAR

Sebenarnya saya pribadi â teramat sangat tidak sukaâ dengan masih adanya orang-orang yang�� ��

berfikir seperti ini, ya, mereka malas menulis karena TIDAK DIBAYAR. Sebuah alasan yang menurut

saya sudah harus hilang di era keterbukaan seperti sekarang ini. Saya sangat yakin mereka-mereka

yang berfikiran seperti ini justru biasanya ada pada kalangan orang-orang yang mengklaim diri mereka

adalah ORANG YANG CERDAS, PROFESIONAL, AHLI, dan julukan-julukan besar yang lain

sehingga menganggap dan menilai bahwa setiap kata yang tertulis dari mereka HARUS

MENGHASILKAN RUPIAH (TIDAK BOLEH GRATIS ! ). Saat ini sebenarnya para BLOGER sudah

memberi SOLUSI CERDAS untuk masalah ini. Seorang bloger hampir setiap hari menulis dan berbagi

ilmu pengetahuan mereka di web atau blog mereka masing-masing. Tulisan dan ilmu para bloger ini di

â Obralâ gratis melalui internet. Kemudian karena tulisan dan ilmu pengetahuan yang mereka�� ��

tulis memang sangat bermanfaat untuk orang banyak, maka blog mereka banyak dikunjungi orang

disetiap harinya. Merasa blog mereka banyak dikunjungi orang, maka si Bloger kemudian memasang

jasa IKLAN di blog mereka. Akhirnya dari sana banyak Advertiser yang tertarik memasang iklan di

web/blog para bloger tersebut. Bukan hanya advertiser lokal tapi juga advertiser diseluruh belahan

dunia. Dengan cara itulah para bloger berbagi ilmu pengetahuan mereka dengan Gratis tapi tetap

memiliki penghasilan yang jumlahnya juga sangat besar. Hal ini bisa terjadi ketika tulisan-tulisan yang

Page 6: Membuka Nalar dan Pikir Dunia Perpustakaan di Indonesia

kita tulis memang memberi manfaat banyak orang dan berkwalitas sehingga advertiser merasa tidak

rugi menitipkan iklan di web/blog tersebut.

3. Takut Ketahuan Jika Karya Tulisan Mereka Ternyata HASIL PLAGIAT

Alasan yang terakhir ini saya temukan langsung dari beberapa teman saya yang selama kuliah ternyata

dalam mengerjakan tugas mereka hanya hasil dari â copy pasteâ sehingga mereka malu�� ��

mempublikasikan tulisan mereka di internet karena pasti akan ketahuan kalau tugas dia selama kuliah

ternyata hasil dari copy paste. Tapi yang saya takutkan lagi sebenarnya adalah ketika alasan mahasiswa

ini juga ternyata menjadi ALASAN PARA DOSEN YANG MALAS MENULIS DI INTERNET ?.

Sangat mungkin memang, ketika dosen tidak berani menuliskan pemikiran dan ilmu pengetahuan

mereka di internet karena mereka takut sebagai seorang dosen ternyata dalam memberikan materi

perkuliahan mereka, ternyata materi perkuliahan yang dia berikan ke mahasiswa adalah hasil COPY

PASTE. Hal ini bisa dilihat kemungkinanya dengan melihat sangat jarangnya sekali seorang dosen saat

memberikan materi perkuliahan dia mencantumkan sumber-sumber atau referensi dari materi

perkuliahan yang mereka berikan kepada mahasiswa.

Saya sangat yakin mungkin masih banyak lagi berjuta alasan untuk menyebutkan kenapa orang tidak

mau atau malas menulis dan berbagi ilmu pengetahuan mereka melalui Internet. Tapi saya tidak

mungkin memasukan semua alasan tersebut apalagi jika alasanya hanyalah

MALAS dan SIBUK.

Melalui tulisan ini sebagai admin saya mengajak kepada semua mahasiswa, dosen ilmu perpustakaan

dan semua pejuang-pejuang literasi informasi di seluruh Indonesia untuk mulai detik ini untuk

mencoba rajin menulis dan mempublikasikan tulisan anda di internet sehingga ilmu pengetahuan dan

ide-ide serta pemikiran luar biasa anda bisa dibaca dan diketahui oleh orang banyak sehingga pembaca-

pembaca tulisan anda akan mengingat anda sebagai orang yang cerdas dan berilmu serta memberi

banyak manfaat untuk orang banyak walau hanya melalui tulisan.

Untuk menulis di blog, anda bisa melalui banyak pilihan seperti ; Blogspot, Blogdetik, WordPress, dan

masih banyak sekali media yang lain. Duniaperpustakaan.com juga menyediakan ruang untuk anda

yang ingin menjadi kontributor dan menulis di web/blog ini dengan cara dan petunjuk

DISINI.

Page 7: Membuka Nalar dan Pikir Dunia Perpustakaan di Indonesia

Terakhir saya hanya ingin mengatakan bahwa:

TIDAK AKAN PERNAH RUGI BERBAGI ILMU PENGETAHUAN KE

BANYAK ORANG, KECUALI BERJUTA MANFAAT DIDALAMNYA.

Dengan semakin banyak orang berbagi Ilmu pengetahuan, maka yakinlah

bahwa kemajuan ilmu pengetahuan akan semakin cepat dan murah. Dan

sebaliknya, semakin kita “PELIT” untuk berbagi ilmu pengetahuan dan

teknologi maka sesungguhnya kita menjadi bagian dari orang-orang yang

MENUNDA bahkan MENGHAMBAT Percepatan dan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi itu sendiri.