28
Tugas : manajemen keperawatan Dosen: Ns,Santy , S.Kep Disusun Oleh: Kelompok III 1.SAMNIAH 7. SAWAL 2. SARMAN 8. RAHMATUL ILHAM 3. SAIFUDIN 9. SITIARA 4. RIZAL AMRULAH 10. ROSNA DANI 5. SITI DARMIN 11. RAHMAN RAHIM 6. SUHERMAN 12. NURMAYANTI

Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA

Tugas : manajemen keperawatan

Dosen: Ns,Santy , S.Kep

Disusun Oleh:

Kelompok III

1.SAMNIAH 7. SAWAL

2. SARMAN 8. RAHMATUL

ILHAM

3. SAIFUDIN 9. SITIARA

4. RIZAL AMRULAH 10. ROSNA DANI

5. SITI DARMIN 11. RAHMAN RAHIM

6. SUHERMAN 12. NURMAYANTI

Page 2: Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilllah kami hatarkan Kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa

karena berkat limpahan Rahmat dan Hidayahnya yang diberikan kepada kami sehingga dapat

merampungkan tulisan ataupun makalah yang menjadi tugas individu

Makalah ini merupakan salah satu tugas pada mata kuliah “manajemen keperawatan”

yang dipercayakan kepada kelompok kami yang pada dasarnya mengulas tentang “konflik,

kolaborasi, dan negosiasi”, .kami menyadari bahwa dengan keterbatasan kemampuan dan

pengetahuan yang kami miliki, materi ulasan yang kami sajikan masih jauh dari

kesempuranaan dalam hal ini masih sangat sederhana sehingga tentunya tak akan luput dari

kesalahan dan kehilafan. Oleh karena itu, kami menghargai segala bentuk masukan dan kritik

dari rekan-rekan ataupun pihak lain untuk lebih membangun dan menyegarkan wawasan

yang lebih bijaksana di tengah-tengah perkembangan ilmu pengetahuan yang kompetitif Dan

semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana yang kami harapkan.

Raha, oktober 2012

Penyusun

Page 3: Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................

A. Latar Belakang ......................................................................................

B. Rumusan Masalah .................................................................................

C. Tujuan ...................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORITIS .......................................................................

A. Konflik .................................................................................................

B. Sejarah Menejemen Konflik .................................................................

C. Kategori Konflik ...................................................................................

D. Proses Konflik ....................................................................................

E. Penyelesaian Konflik ............................................................................

F. Negosiasi ...............................................................................................

G. Kunci Sukses Menuju Negosiasi ..........................................................

BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................

BAN IV PENUTUP ...........................................................................................

A. Kesimpulan ...........................................................................................

B. Saran .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................

Page 4: Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

konflik terjadi dari suatu ketidak setujuan antara dua orang atau organisasi,

dimana orang tersebut menerima sesuatu yang akan mengancam kepentingannya.

Sebagai proses, konflik dimanifeestasikan sebagai suatu rangkaian tindakan yang

akan dilakukan oleh dua orang atau kelompok, dimana setiap orang atau kelompok

berusaha menghalangi atau mencegah kepuasan dari seseorang. Sumber konflik

diorganisasi dapat ditemukan pada kekuasaan, komunikasi, tujuan seseorang dalam

organisasi, ketersediaan sarana, perilaku kompetisi dan kepribadian, serta peran yang

membingungkan.

Sebagai manejer keperawatan, konflik sering terjadi pada setiap tatanan

asuhan keperawatan. Oleh karena itu, mmanejer harus mempunyai dua asumsi dasar

tentang konflik, meliputi :

Konflik adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam suatu organisasiJika

konflik dapat dikelola deengan baik, maka konflik dapat menghasilkan suatu kualitas

produksi, penyelesaian yang kreaktif dan berdampak terhadap peningkatan dan

pengembangan.

Di sini, peran manejer sangat penting dalam mengelola konflik, dengan

menciptakan lingkungan menggunakan konflik yang konstruktif dalam

pengembangan, peningkatan dan produktifitas. Jika konflik mengarah kesuatu yang

Page 5: Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA

menghambat dalam suatu organisasi, maka manejer harus mengenali sejak awal dan

secara aktif melakukan interfensi supaya produktifitas dan motifasi tidak terkena efek.

Belajar menangani konflik secara kontruktif dengan menekankan pada winwin

solution merupakan keterampilan kkritis dalam suatu manajemen.

B. Rumusan Masalah

Adapn permasalahan yang di angkat dalam pembahasan ini yaitu agar kita

mengetahui bagaimana manajemen konflik, kolaborasi dan negosiasi dalam

menejemen keperawatan

C. Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana manajemen konflik, kolaborasi dan negosiasi

dalam menejemen keperawatan dan dapat Membantu meningkatkan pengetahuan

kami tentang menejemen keperawatan . Sehingga kami dapat mengaplikasikanya

dalam masyarakat yang berhubungan dengan keperawatan, serta dapat

mengaplikasikanya dalam ilmu keperarawatan

Page 6: Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA

BAB II

PEMBAHASAN

Manejmen Konflik, Kolaborasi Dan Negosiasi

A. Konflik

Marquis dan huston (1998) mendifinisikan konflik sebagai masalah internal

dan eksternal yang terjadi sebagai akibat dari perbedaan pendapat, nilai-nilai, atau

keyakinan dari dua orang atau lebih. Littlefield (1995) mengatakan bahwa konflik

dapat dikategorikan sebagai suatu kejadian atau proses. Sebagai suatu kejadian,

konflik terjadi dari suatu ketidak setujuan antara dua orang atau organisasi, dimana

orang tersebut menerima sesuatu yang akan mengancam kepentingannya. Sebagai

proses, konflik dimanifeestasikan sebagai suatu rangkaian tindakan yang akan

dilakukan oleh dua orang atau kelompok, dimana setiap orang atau kelompok

berusaha menghalangi atau mencegah kepuasan dari seseorang. Sumber konflik

diorganisasi dapat ditemukan pada kekuasaan, komunikasi, tujuan seseorang dalam

organisasi, ketersediaan sarana, perilaku kompetisi dan kepribadian, serta peran yang

membingungkan

Sebagai manejer keperawatan, konflik sering terjadi pada setiap tatanan

asuhan keperawatan. Oleh karena itu, mmanejer harus mempunyai dua asumsi dasar

tentang konflik, meliputi :

1. Konflik adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam suatu organisasi

Page 7: Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA

2. Jika konflik dapat dikelola deengan baik, maka konflik dapat menghasilkan suatu

kualitas produksi, penyelesaian yang kreaktif dan berdampak terhadap

peningkatan dan pengembangan.

Di sini, peran manejer sangat penting dalam mengelola konflik, dengan

menciptakan lingkungan menggunakan konflik yang konstruktif dalam

pengembangan, peningkatan dan produktifitas. Jika konflik mengarah kesuatu yang

menghambat dalam suatu organisasi, maka manejer harus mengenali sejak awal dan

secara aktif melakukan interfensi supaya produktifitas dan motifasi tidak terkena efek.

Belajar menangani konflik secara kontruktif dengan menekankan pada winwin

solution merupakan keterampilan kkritis dalam suatu manajemen.

B. Sejarah menejemen konflik

Sejarah terjadinya suatu konflik pada suatu organisasi dimulai dari seratus

tahun yang lalu, dimana konflik adalah ssuatu kejadian yang alamiah dan peristiwa

yang pasti terjadi diorganisasi. Pada awal abad 20, konflik diindikasikan sebagai

ssuatu kelemahan manajemen pada suatu organisasi yang harus di hindari.

Kerarmonisan suatu organisasi sangat diharapkan, tetapi konflik selalu akan

merusaknya. Ketika konflik sudah mulai terjadi, meskipun dihindari dan ditolak,

namun harus tetap diselesaikan secepatnya. Konflik sebenarnya dapat dihindari, kalau

staf diarahkan terhadap suatu tujuan yang jelas dalam melaksanakan tugasnya dan

ketidakpuasan staf, harus diekspresikan secara langsung supaya masalah tidak

menumpuk dan bertambah banyak.

Pada pertengahan abad 19, ketika ketidak puasan staf dan umpan balik dari

atasan tidak ada, maka konflik diterima secara pasif sebagai suatu kejadian yang

normal dalam organisasi. Oleh karena itu, seorang manajer harus belajar banyak

Page 8: Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA

tentang bagaimana menyelesaikan konflik tersebut dari pada berusaha

menghindarinya. Meskipun konflik dalam organisasi merupakan suatu unsur

penghambat staf dalam melaksanakan tugasnya, tetapi diakui bahwa konflik dan kerja

sama dapat terjadi secara bersamaan.

Teori interaksi pada tahun 1970 mengemukakan bahwa konflik merupakan

suatu hal yang penting, dan secara aktif mengajak organisasi untuk menjadikan

konflik sebagai salasatu pertumbuhan produksi. Teori ini menekankan bahwa konflik

dapat mengakibatkan pertumbuhan produksi sekaligus kehancuran organisasi,

keduanya tergantung bagaimana manajer mengelolahnya. Mengingat konflik adalah

sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam organisasi, maka manager harus dapat

mengelolanya dengan baik.

Konflik dapat berupa sesuatu yang kualitatif ataupun kuantitatif. Meskipun

konflik berakibat terhadap stres, tetapi dapat meningkatkan produksi dan kreatifitas.

Manajemen konflik yang konstruktif akan menghasilkan linggkungan yang kondusif

untuk didiskusikan sebagai fenomena yang utama, komunikasi yang terbuka melalui

pengutaraan perasaan, dan tukar pikiran serta tanggung jawab yang menguntungkan

dalam menyelesaikan suatu perbedaan (Erwin, 1992).

C. Kategori konflik

Konflik dapat dibedakan menjadi 3 jenis yakni, konflik intrapersonal,

interpersonal dan antarkelompok.

1. Intrapersonal. Konflik yang terjadi pada individu sendiri. Keadaan ini merupakan

masalah internal untuk mengklarifikasi nilai dan keinginan dari konflik yang

terjadi. Hal ini sering dimanifestasikan sebagai akibat dari kompetisi peran.

Misalnya, manager merasa mempunyai konflik intrapersonal dengan loyalitas

Page 9: Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA

terhadap profesi keperawatan, loyalitas terhadap pekaryaan, dan loyalitas kepada

pasien.

2. Interpersonal. Konflik ini terjadi antara dua orang atau lebih dimana nilai, tujuan

dan keyakinan berbeda. Konflik ini sering terjadi karena seseorang secara konstan

berinteraksi dengan orang lain, sehingga ditemukan perbedaan-perbedaan.

Manager sering medngalami konfflik dengan teman sesama manager, atasan, dan

bawahannya.

3. Antarkelompok(intergroup). Konflik ini terjadi antara dua atau lebih dari

kelompok orang, departemen, attau organisasi. Sumber konflik jenis ini adalah

hambatan dalam mmencapai kekuasaan dan otoritas (kualitas jasa layanan), serta

keterbasan prasarana.

Konflik yang terjadi pada suatu organisasi merekflesikan konflik

intrapersonal, interpersonal, dan intergroup. Tetapi ndalam organisasi, konflik

dipandang secara vertikal dan horizontal (marquis dan huston, 1998). Konflik vertikal

terjadi antara atasan dan bawahan. Konflik horizontal terjadi antara staf dengan posisi

dengan kedudukan yang sama, misalnya : konflik horizonttal ini meliputi wewenang,

keahlian, dan praktek.

D. Proses Konflik

Proses konflik dibagi menjadi beberapa tahapan :

1. Konflik laten

Tahapan konflik yang terjadi terus menerus (laten) dalam suatu organisasi

misalnya, kondisi tentang keterbatasan staf dan perubahan yang cepat. Kondisi

tersebut memicu pada ketidak stabilan organisasi dan kualiitas produksi,

Page 10: Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA

meskipun konflik yang ada kadang tidak nampak secara nyata attau tidak perna

terjadi.

2. Felt conflict (konflik yang dirasakan)

Konflik yang terjadi karena adanya sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman,

ketakutan, tidak percaya, dan marah. Konflik ini disebut juga sebagai konflik

affestiveness. Hal ini penting bagi seseorang untuk menerima konflik dan tidak

merasakan konflik tersebut sebagai suatu masalah atau ancaman terhadap

keberadannya.

3. Konflik yang nampak atau sengaja dimunculkan

Konflik yang sengaja dimunculkan untuk dicari solusinya. Tindakan yang

dilaksanakan mungkin menghindar, kompetisi, debat, atau mencari penyelesaian

konflik. Setiap orang secara tidak sadar belajar menggunakan kompetisi,

kekuatan, dan agresifitas dalam menyelesaikan konflik. Sementara itu,

penyelesaian konflik dalam suatu organisasi memerlukan upaya dan strategi

sehingga dapat mencapai tujuan organisasi.

4. Resolusi konflik

Resolusi konflik adalah suatu penyelesaian masalah dengan cara memuaskan

semua orang yang terlibat didalamnya dengan prinsip (winwin solution).

5. Konflik aftermath

Konflik aftermath merupakan konflik yang terjadi akibat dari

tidakterselesaikannya konflik yang pertama. Konflik ini akan menjadi masalah

besar njika tidak segera diatasi atau dikurangi bisa menjadi penyebap dari konflik

yang utama.

Page 11: Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA

E. Penyelesaian Konflik

1. Langka-langka

Vestal (1994) menjabarkan langkah-langkah menyelesaikan suatu konflik

meliputi : pengkajian, identifikasi, dan intervensi.

a. Pengkajian

1. Analisis situasi

Identifikasi jenis konflik untuk menentukan waktu yang diperlukan, setelah

dilakukan pengumpulan fakta dan memvalidasi semua pikiran melalui

pengkajian lebih mendalam . kemudian siapa yang terlibat dan peran masing-

masing. Tentukan jika situasinya dapat diubah.

2. Analisis dan mematikan isu yang berkembang

Jelaskan masalah dan prioritas fenomena yang terjadi. Tentukan masalah

utama yang memerlukan suatu penyelesaian yang dimulai dari masalah

tersebut. Hindari penyelesaian semua masalah dalam satu waktu.

3. Menyusun tujuan

Jelaskan tujuan spesifik yang akan dicapai.

b. Identifikasi

1. Mengelola perasaan

Hindari respon emosional : marah, sebab setiap orang mempunyai respon yang

berbeda terhadap kata-kata, ekspresi, dan tindakan.

c. Intervensi

1. Masuk pada konflik yang diyakini dapat diselesaikan dengan baik. Selanjutnya

identifikasi hasil yang positif yang akan terjadi.

Page 12: Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA

2. Menyelesaikan metode dalam menyelesaikan konflik. Penyelesaian konflik

memerlukan strategi yang berbeda-beda. Selesaikan metode yang paling

sesuai untuk menyelesaikan konflik yang terjadi.

2. Strategi menyelesaikan konflik

Strategi penyelesaian konflik dapat dibedakan menjadi 6 yakni :

a. Kompromi atau negosiasi

Suatu strategi menyelesaikan konflik dimana semua yang terlibat saling

menyadari dan sepakat pada keinginan bersama. Penyelesaian strategi ini sering

diartikan seebagai (lose - lose situation). Kedua unsur yang terlibat menyerah dan

menyepakati hal yang telah dibuat. Didalam manajemen keperawatan, strategi

sering digunakan oleh middle dan top manager keeeperawatan.

b. Kompetisi

Strategi ini dapat diartikan sebagai (win lose) penyyelesaian konflik penyelesaian

ini menekankan bahwwa hanya ada satu orang atau kelompok yang menang tanpa

mempertimbangkan yang kalah. Akibat negatif dari strategi ini adalah kemarahan,

putus asa, dan keingginan untuk perbaikan ddiimasa mendatang.

c. Akomodasi

Istilah lain yang sering dugunakan adalah cooperative. Konflik ini berlawanan

dengan konpetisi. Pada strateggi ini, seseorang berusaha mengakomodasih

permasalahan dan memberi kesempatan pada orang lain untuk menang. Masalah

utama pada strategi ini sebenarnya ttidak terselesaikan. Strategi ini biasanya

digunakan dalam politik untuk merebut kekuasaan dengan berbagai

konsekuensinya.

Page 13: Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA

d. Smoothing

Teknik ini merupakan penyelesaian konflik dengan cara mengurangi komponen

emosional dalam konflik. Pada strategi ini, individu yang terlibat dalam konflik

berupaya mencapai kebersamaan ari pada perbedaan dengan penuh kesadaran dan

intropeksi diri. strategi ini bisa diterapkan ada konflik pada konflik yang ringan,

tetapi untuk kpnflik yang besar, misalnya persaingan pelayanan atau hasil

produksi,tidak dapat di pergunakan.

e. Menghindar

Semua yang terlibat dalam konflik, pada strategi ini menyadari tentang masalah

yang dihadapi, tetapi memilih untuk menghindar atau tidak menyelesaikan

masalah. Strategi ini biasanya di pilih bila ketidak sepakatan membahayakan

kedua pihak, biaya penyelesaian lebih besar dari pada menghindar atau perlu

orang ketiga dalam menyelesaikannya, atau jika masalah dapat terselesaikan

dengan sendirinya.

f. Kolaborasi

Strategi ini merupakan strategi (win – win solution) dalam kolaborasi kedua unsur

yang terlibat menetukan tujuan bersama dan bekerja sama dalam mencapai suatu

tujuan. Karena keduanya meyakini akan tercapainya suatu tujuan yang telah

ditetapkan, masing – masing meyakininya. Strategi kolaborasi tidak akan bisa

berjalan bila kompetisi insentif sebagai bagian dari situasi tersebut. Kelompok

yang terlibat tidak mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan masalah, dan

tidak adanya kepercayaan dari kedua kelompok/seseorang (Bowditch and Buono,

1994).

Page 14: Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA

F. Negosiasi

Negosiasi pada umumnya sama dengan kolaborasi. Pada organisasi, negosiasi

juga diartikan sebagai suatu pendekatan yang kompetitif (marquis and huston, 1998).

Negosiasi sering dirancang sebagai suatu pendekatan kompromi jika digunakan

sebagai strategi menyelesaikan konflik. Selama negosiasi berlangsung, berbagai pihak

terlibat menyerah dan lebih menekankan waktu mengakomodasi perbedaan –

perbedaan.

Smeltzer 1991 mengedintifikasi dua tipe dasar negosiasi yakni :

1. Kooperatif (setiap orang menang) dan

2. Kompetitif (hanya satu orang yang menang).

Satu hal yang dalam negosiasi adalah bahwa ada salah satu pihak

menghendaki adanya perubahan hubungan yang berlangsung dengan meningkatkan

hubungan yang lebbih baik. Jika kedua pihak menghendaki adanya suatu perubahan,

maka hal ini merupakan cara koperatif yang baik. Jika hanya salah satu pihak yang

menghendaki, namun akan muncul adanya suatu persaingan.

Meskipun dalam negosiasi ada unsur yang menang dan kalah antara kedua

belah pihak, namun sebagai negotiator, penting untuk :

1. Memaaksimalkan kemenangan kedua pihak untuk mencapai tujuan bersama.

2. Menimalkan kekalahan, dan bagi yang kalah tetap dapat mengikuti tujuan

bersama.

3. Membuat kedua belah pihak merasa puas terhadap hasil negosiasi.

Sebelum negosiasi

Tiga kriteria yang harus dipenuhi sebelum manager setuju untuk memulai

proses negosiasi : masalah harus dapat dinegosiasikan; negotiator harus tertarik

Page 15: Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA

terhadap “ take and give “ selama proses negosiasi; dan mereka harus saling

percaya (smeltzer 1991).

Langkah – langkah yang harus dilakukan sebelum melaksanakan negosiasi

adalah :

1. Mengumpulkan informasi tentang masalah sebanyak mungkin. Karena

pengetahuan adalah kekuatan, semakin banyak informasi yang didapat, maka

semakin besar kemungkinan untuk menawarkan negosiasi.

2. Dimana manager harus memulai, karena tugas manager adalah melakukan

kompromi, maka mereka harus memilih tujuan yang utama. Tujuan tersebut

sebagai masukan darri tingkat bawah.

3. Memilih alternatif yang terbaik terhadap sarana dan prasarana. Efisiensi dan

efektifitas penggunaan waktu, anggaran, dan pegawaian terlibat perlu juga

diperhatikan oleh manager.

4. Mempunyai agenda yang disembunyikan. Suatu agenda negosiasi yang akan

ditawarkan jika alternatif negosiasi tidak dapat disepakati.

Selama negosiasi

Ada beberapa strategi dan cara yang perlu dilaksanakan dalam

menciptakan kondisi yang persuasif, asertif, dan komunikasi terbuka :

1. Pilih fakta – fakta yang rasional dan berdasarkan hasil penelitian.

2. Dengarkan dengan seksama, dan perhatikan respon nonverbal yang nampak.

3. Berpikirlah positif dan selalu terbuka untuk menerima semua alternatif

informasi yang disampaikan.

4. Upayakan untuk memahami pandangan apa yang disampaikan lawan bicara

anda. Konsentrasi dan perhatikan, tidak hanya memberikan persetujuan.

Page 16: Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA

5. Selalu diskusikan tentang konflik yang terjadi. Hindarkan masalah –

masalah pribadi pada saat negosiasi.

6. Hindari menyalahkan orang lain atas konflik yang terjadi.

7. Jujur

8. Usahakan bersikap bahwa anda memerlukan penyelesaian yang terbaik.

9. Jangan langsung menyetujui solusi yang ditawarkan, tetapi berpikir, dan

mintalah waktu untuk menjawabnya

10. Jika kedua belah pihak menjadi marah atau lelah selama negosiasi

berlangsung, istirahatlah sebentar.

11. Dengarkan dan tanyakan tentang pendapat yang belum begitu anda pahami.

12. Bersabarlah (smeltzer, 1991).

G. Kunci Sukses Melakukan Negosiasi

A. Lakukan

Jelaskan tujuan negosiasi, bukan posisinya. Pastikan bahwa anda mengetahui

keinginan orang lain.

Perlakukan orang lain sebagai teman dalam menyelesaikan masalah, bukan

sebagai musuh. Hadapi masalah yang ada, bukan orangnya.

Ingat, bahwa setiap orang mengharapkan penyelesaian yang dapat diterima

jika anda dapat menyajikan sesuatu dengan baik dan menarik.

Dengarkan baik – baik apa yang dikatakan dan apa yang tidak. Perhatikan

gerakan tubuhnya.

Lakukan sesuatu yang sederhana, tidak berbelit – belit.

Antisipasi penolakan.

Tahu apa yang dapat anda berikan

Page 17: Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA

Tunjukan beberapa alternatif pilihan.

Tunjukan keterbukaan dan ketaatan jika orang lain sepakat terhadap pendapat

anda

Bersikaplah asertif, bukan agresif.

Hati – hati, anda mempunyai suatu kekuasaan untuk memutuskan

Pergunakan gerak tubuh, jika anda menyetujui atau tidak terhadap suatu

pendapat.

Konsisten terhadap apa yang anda anggap benar.

B. Hindari

Sikap yang tidak baik : sinis, kasar, dan menyepelehkan.

Trik yang tidak baik : manipulasi.

Distorsi.

Tergesa – gesa dalam proses negosiasi.

Tidak berurutan.

Membuat hanya satu pilihan.

Memaksakan kehendak.

Berusaha menekankan pada suatu pendapat.

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA

Bowditch J.L and Buono A.F (1994). A Primer On Organizing Behavior. New York :

Wiley.

Erwin K (1992). Maniging Conflict. Nurse Manager. 23 (3:67).

Littlefield VM (1995). Conflict Resorution : Critical to Productive School of Nursing.

Journal of Profesional Nursing. 11 (1:7-15).

Marquis BL dan Huston CJ (1998). Management Decision Making 124 Case studies.

3rd Ed. New York : Lippincott – Raven.

Nursalam (2002). Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Smeltzer C (1991). The Art of Negotiation : an Everyday Experience. J Nurse

Administration. 21 (7/8: 26 – 30).

Vestal ,K.W (1994). Nursing Managemen : Control Philadelphia: J.B. Lippincott.