12
ETIKA BISNIS Mengelola Risiko dan Manajemen Krisis Kelompok 1 :  Fitrah Apriyani  Muhammad Ilham  Sylvi Wahyuni  Rizky Khaerany Program Pendidikan Akuntansi Universitas Hasanud din 2014

Mengelola Resiko Etika Dan Manajemen Krisis

  • Upload
    271215

  • View
    816

  • Download
    110

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Resiko Etika merupakan suatu kemungkinan dilanggarnya etika yang disebabkan oleh ketidakmampuan perusahaan atau institusi dalam memenuhi harapan stakeholder. Supaya suatu organisasi atau perusahaan tetap dapat bertahan hidup, perusahaan dan professional wajib menjalankan manajemen resiko etika. Secara singkat, pengertian manajemen resiko etika adalah tata kelola yang menjunjung kode etik sehingga dapat meminimalisasi ketidak mampuan perusahaan dalam memenuhi harapan stakeholder. Ragam resiko etika dalam kaitannya dengan stakeholder:

Citation preview

  • 5/25/2018 Mengelola Resiko Etika Dan Manajemen Krisis

    ETIKA BISNIS

    Mengelola Risiko dan

    Manajemen KrisisKelompok 1 : Fitrah Apriyani Muhammad Ilham Sylvi Wahyuni Rizky Khaerany

    Program Pendidikan Akuntansi

    Universitas Hasanuddin

    2014

  • 5/25/2018 Mengelola Resiko Etika Dan Manajemen Krisis

  • 5/25/2018 Mengelola Resiko Etika Dan Manajemen Krisis

    Mengelola Resiko Etika dan Manajemen

    Krisis

    A. Resiko Etika

    Resiko Etika merupakan suatu kemungkinan dilanggarnya etika yang disebabkan oleh

    ketidakmampuan perusahaan atau institusi dalam memenuhi harapan stakeholder. Supaya

    suatu organisasi atau perusahaan tetap dapat bertahan hidup, perusahaan dan professional

    wajib menjalankan manajemen resiko etika. Secara singkat, pengertian manajemen resiko

    etika adalah tata kelola yang menjunjung kode etik sehingga dapat meminimalisasi ketidak

    mampuan perusahaan dalam memenuhi harapanstakeholder

    . Ragam resiko etika dalamkaitannya dengan stakeholder:

    Harapan stakeholder yang tidak dapat dipenuhi Resiko Etika

    Pemegang saham

    Adanya perilaku penggelapan dana dan asset. Adanya konflik kepentingan dengan para eksekutif

    perusahaan

    Tingkatan performa perusahaan yang tidak sesuaidengan keinginan para pemegang saham.

    Keakuratan dan transparasi laporan keuangan.

    Kejujuran dan integritas. Pertanggung jawaban

    yang dapat diprediksi.

    Kejujuran danpertanggungjawaban.

    Kejujuran dan Integritas.Karyawan

    Keamanan Kerja Pembedaan Mempekerjakan anak dibawah umur dan

    pemerasan tenaga buruh.

    Kewajaran Keadilan Perlakuan kasih sayang

    Pelanggan

    Keamanan Produk Performa Perusahaan

    Keterbukaan. Kewajaran.

    Lingkungan Terciptanya Polusi Integritas dan Pertanggungjawaban.

    Dengan adanya resiko etika tersebut, maka manajemen perlu menerapkan pengelolaan atau

    manajemen yang berfokus pada pemenuhan kepentingan stakeholder.

    B. Manajemen Resiko Etika dan Peluang

    Dalam menerapkan manajemen resiko etika, terdapat beberapa tahapan yang dapat

    dilakukan oleh para investigator perusahaan, yaitu:

  • 5/25/2018 Mengelola Resiko Etika Dan Manajemen Krisis

    1. Mengidentifikasi dan Menilai Resiko Etika Risiko Etika Dan Peluang Dalam Peni laian Risiko Perusahaan

    Pengakuan atas kebutuhan adanya akuntabilitas korporat kepada pemangku

    kepentingan membawa pengakuan simpulan yang dibutuhkan sistem tata kelola modern

    untuk merefleksikan betapa pentingnya memenuhi kepentingan pemangku kepentingan.

    Kepuasan pemangku kepentingan, pada gilirannya, didasarkan pada rasa hormat yang

    ditunjukan oleh perusahaan untuk kepentingan tiap kelompok pemangku kepentingan yang

    perusahaan ingin dapatkan dukungannya guna mencapai tujuan strategis. Dalam konteks

    ini perhatian pada risiko etika dan peluang sangat penting untuk menghindari potensi

    kerugiaan dukungan untuk tujuan perusahaan, dan untuk menemukan peluang meraih

    dukungan yang lebih besar. Hal ini memerlukan kerangka kerja yang lebih luas untuk

    penilaian risiko dari apa yang kebanyakan perusahaan telah terapkan.

    Keterbatasan dari pendekatan Enterpri se Risk M anagement (ERM ) tr adisionalPenelaahan wajib pengendaliaan internal melibatkan perbandingan korporasi

    dengan kerangka sistem pengendalian internalyang berlaku sepertiyang dikembangkan

    untuk Enterprise Risk Management (ERM) oleh Committee of Sponsoring Organization

    (COSO) Komisi Treadway. Kerangka kerja COSO ERM yang terangkum dalam table 1.1

    menilai bagaimana mencapai tujuan suatu entitas pada empat dimensi.

    Dimensi

    Komponen Strategis Operasi Pelaporan Kepatuhan

    Lingkungan eksternal

    Menetapkan tujuan

    Identifikasi kejadiaan

    Penilaian risiko

    Respon risiko

    Aktivitas pengendaliaan

    Informasi dan Komunikasi

    Pengawasan

    Etika dan budaya perusahaan yang etis terlihat memainkan peran penting

    dalam menenukan lingkungan pengendaliaan dan dengan demikiaan menciptakan

    efektif ERM berorientasi system pengendaliaan internal dan perilaku yang

  • 5/25/2018 Mengelola Resiko Etika Dan Manajemen Krisis

    mempengaruhi hasil. Oleh karena itu, kajian berorientasi COSO ERM akan

    memeriksa nada diatas, kode etik, kesadaran karyawan, tekanan untuk memenuhi

    tujuan tidak realistis atau tidak tepat, kesediaan manajemen untuk menggantikan

    control yang sudah ada, kepatuhan terhadap kode dalam penilaian kinerja,

    pemantauan efektivitas sistem pengendaliaan internal, program whistle-blowing, dan

    tindakan perbaikan sebagai respon terhadap pelanggaran kode.

    Identifikasi Penilaian resiko etika dibagi menjadi beberapa tahap:

    a. Melakukan penilaian dan identifikasi para stakeholderperusahaan.

    Dalam tahap ini investigator manajemen membuat daftar mengenai siapa dan apa saja para

    stakeholder yang berkepentingan beserta harapan mereka. Setelah mengetahui siapa saja

    para stakeholder dan apa kepentingannya serta harapan mereka, maka manajemen dapat

    melakukan penilaian dalam pemenuhan harapan stakeholder. Investigator hendaknya

    memiliki pemahaman mengenai bentuk kepentingan stakeholder mana saja yang sensitif

    dan penting, dan kenapa hal itu penting bagi stakeholder

    b. Mempertimbangkan kemampuan aktivitas perusahaan dengan ekspektasi stakeholder,

    dan menilai risiko ketidak sanggupan dalam memenuhi ekspektasi stakeholder atau

    menilai adanya kemungkinan peluang untuk berprestasi lebih dari yang diharapkan. Saat

    mempertimbangkan apakah ekspektasi telah terpenuhi, maka manajemen wajib membuat

    perbandingan di antara input, output, kualitas relevan dan variabel kinerja lainnya.

    c. Meninjau ulang perbandingan akitivitas dan ekspektasi perusahaan dari perspektif

    dampak reputasi perusahaan. Reputasi tergantung pada empat faktor, yaitu kejujuran,

    kredibilitas, reliabilitas, dan tanggung jawab. Faktor-faktor tersebut bisa menjadi kerangka

    kerja dalam melakukan perbandingan.

    d. Melakukan pelaporan. Setelah tahap ketiga selesai, maka manajemen dapat menyiapkan

    laporan kepada masing-masing stakeholder. Laporan tersebut harus dibuat dengan

    mempertimbangkan kelompok stakeholder, produk atau jasa, tujuan perusahaan, nilai-nilai

    hypernorm, dan elemen-elemen penentu reputasi.

    2. Penerapan strategi dan taktik dalam membina hubungan strategisdengan stakeholder.

    Pendekatan yang dapat diterapkan adalah berfokus pada kemungkinan apakah para

    stakeholder tersebut bisa dengan mudah bekerja sama dengan perusahaan ataukah cenderung

    sulit bekerja sama dan menjadi ancaman bagi perusahaan.

  • 5/25/2018 Mengelola Resiko Etika Dan Manajemen Krisis

    3. Akuntabilitas sosial dan audit.

    Audit dan akuntabilitas sosial dimaksudkan untuk mereview perkembangan yang

    harusnya terbukti benar dalam memutuskan apa yang harus diukur, pelaporan pihak lain, dan

    langkah audit yang mungkin diambil untuk memastikan akurasi informasi yang dihasilkan

    dan dilaporkan.

    Setelah risiko etika dan peluang organisasi telah diidentifikasi dan dinilai, strategi dan

    taktik terbaik perlu dikembangkan untuk mengelola mereka untuk mengurang masalah dan

    untuk menyearaskan kegiatan dengan kepentingan pemangku kepentingan. Diskusi yang

    mengikuti meliputi alat dan teknik untuk karyawan dan bagaimana pendekatan wilayah

    masalah penting yang dihadapi direksi, eksekutif dan professional.

    Hubungan Pemangku Kepentingan EfektifStrategi dan taktik dapat dikembangkan untuk berurusan dengan masing-masing

    pemangku kepentingan atau kelompok, berdasarkan penilaian kepentingan pemangku

    kepentingan dan kemungkinan perubahan didalamny. Satu pendekatan yang berasal dari

    Savage dkk (1991) berfokus pada potensi untuk pemangku kepentingan dapat menjadi rentan

    terhadap undangan untuk berkolaborasi atau menjadi rekan pendukung atau jika mereka tidak

    setuju dengan posisi perusahaan, pertimbangan dapat diberikan pada kebutuhan mereka untuk

    pemantauan atau ketika pembelaan diperlukan oleh mereka.

  • 5/25/2018 Mengelola Resiko Etika Dan Manajemen Krisis

    Model ini menunjukan bahwa kelompok pamangku kepentingan yang paling

    diinginkan (disebut Tipe 1) kemungkinan akan menjadi ancaman yang rendah terhadap

    tujuan organisasi dan tingkat kerjasama yang tinggi dengan mereka. Jika mungkin,

    masuk akal untuk melibatkan kelompok ini lebih dekat dengan organisasi karena

    mereka cenderung mendukung. Sebuah kelompok pemangku kepentingan yang berada

    diperingkat kerjasama yang tinggi dan tinggi sebagai potensi ancaman memegang

    beberapa janji (misalnya adalah berkah campuran), dan mungkin bijaksana untuk

    mencoba untuk berkolaborasi dengan mereka untuk menjaga mereka sebagai

    pendukung.

    Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dan Kewarganegaraan Korporat

    Korporasi telah dianggap secara hukum bertanggung jawab hanya untuk pemegang

    saham atau pemilik, tetapi dalam kenyataannya mereka juga secara strategis bertanggung

    jawab kepada berbagai pemangku kepentingan yang lebih luas jika mereka ingin menggalang

    dukungan yang diperlukan untuk pencapaian strategis. Sejauh ini, pergeseran paradigma

    sedang berlangsung dari akuntabilitas kepada pemegang saham menjadi pertanggungjawaban

    kepada pemangku kepentingan.

  • 5/25/2018 Mengelola Resiko Etika Dan Manajemen Krisis

    Akibatnya organisasi semakin tertarik pada apa pemangku kepentingan harapkan dari

    mereka, dan bagaimana mereka bekerja dan dianggap bekerja sesuai harapan untuk

    meningkatkan dukungan pemangku kepentingan. Ada juga investor, direksi, eksekutif, dan

    karyawan yang, dari perspektif altruistik, tertarik pada kinerja organisasi mereka mengenai

    hal-hal non-keuangan. Kedua kelompok orang dari perspektif instrumental dan orang-orang

    dari perspektif altruistik tertarik dalam rencana dan kinerja tanggung jawab sosial perusahaan

    dari suatu organisasi atau sebagaimana beberapa orang memilih untuk memfigurkannya

    dalam istilah warga organisasi.

    Adapun label yang dipakai-CSR atau tanggung jawab perusahaan- keduanya merujuk

    pada sejauh mana organisasi mempertimbangkan kepentingan pemangku kepentingan dan

    mengambil tindakan yang menghormati kepentingan-kepentingan itu.

    a. Tujuan organisasi untuk CSRUntuk mengembangkan rencana atau kerangka kerja yang komprehensif untuk

    CSR suatu organisasi harus mempertimbangkan tujuan strategis, baik sebagai sebuah

    operasi dan bagaimana ia ingin tampil sebagai warga korporasi, budaya perusahaan yang

    akan dihadapi operasi perusahaan, dan kepentingan pemangku kepentingan, baik

    dilingkungan dalam negeri maupun luar negeri.

    b. Membangun kerangka tanggung jawab sosial perusahaanInisiatif baru sedang dikembangkan untuk membantu ddengan keterlibatan

    pemangku kepentingan dalam perencanaan perusahaan dan keputusan, mengatur kegiatan

    perusahaan dan membuat laporan tentang mereka, dab melakukan audit atas apa yang

    dilakukan korporasi dan pelaporannya.

    Pedoman pelaporan keberlanjutan dikembangkan oleh Global Reporting Inisiative

    (GRI) sebuah usaha kerjasama dari berbagai pihak termasuk badan akuntansi profesional

    menawarkan kerangka laporan yang komprehensif dan instruktif bagi mereka yang

    sedang mempertimbangkan meningkatkan perencanaan, pengiriman dan pelaporan CSR

    atau Corporate Sosial Performance (CSP).

    c. Pengukuran kinerja CSRJuga sangat disarankan untuk meninjau kerangka CSR lainnya yang telah

    diciptakan oleh perusahaan konsultan yang menyaring kegiatan untuk investor etika- baik

    individu dan investor institusi yang ingin berinvestasi dengantujuan sosial atau

    diperusahaan dimana kegiatannya secara sosial bertanggung jawab.

  • 5/25/2018 Mengelola Resiko Etika Dan Manajemen Krisis

    d. Monitoring CSRSetelah pengukuran CSR telah diidentifikasi data dikumpulkan dan laporan

    terbentuk, langkah berikutnya adalah memantau bagaimana korporasi berbuat. Seperti

    skema pengukuran pada umumnya perbandingan dapat membantu dengan:

    Tujuan strategis faktor kunci keberhasilan Organisasi serupa Alternatif praktik terbaik untuk pembandingan Standar terpublikasi seperti yang diuraikan sebelumnya Statistik dan rata-rata industri Hasil yang diperoleh pada periode sebelumnya

    e.

    Pelaporan CSRKorporasi yang berangkat dari sebuah program pengukuran CSR perlu

    mempertimbangkan bagaimana mereka akan melaporkan kinerja. Laporan internal dapat

    mengambil beragam bentuk tetapi harus terfokus pada tujuan kinerja program.

    Laporan publik menjadi lebih umum. Pelaporan kinerja etika dapat:

    Meningkatkan kesadaran akan isu-isu etis dalam sebuah program Memberikan dorongan bagi karyawan untuk mematuhi tujuan etis

    Menginformasikan pemangku kepentingan eksternal Meningkatkan citra perusahaan.

    f. Assurance audit laporan CSRPenyebaran dari apa yang disebut audit laporan CSR telah berkembang khususnya

    dieropa. Inisiatif eropa dalam perlindungan lingkungan dan melalui Internasional

    Standards Association (ISO) telah memiliki pengaruh perilaku mengarahkan

    diperusahaan dan telah mewajibkan pengungkapan publik atas kinerja lingkungan.

    Akibatnya banyak individu dan beberapa akuntan publik besar dan perusahaan lainnya

    telah terlibat dalam membuktikan laporan yang diterbitkan.

    g. Pikiran penutupAkuntabilitas strategis perusahaan untuk pemangku kepentingan, manajer, dan

    akuntan profesional telah menjadi begitu jelas sehingga akan menjadi picik bagi suatu

    organisasi jika tidak mengembangkan konsep yang efektif tentang kewarganegaraan

    corporate dan program yang efektif dari tanggung jawab sosial perusahaan.

  • 5/25/2018 Mengelola Resiko Etika Dan Manajemen Krisis

    Etika di Tempat Kerja

    Semakin tingginya tingkat kesadaran social dan tekanan dari kelompok-kelompok

    aktivis yang telah didokumentasikan di tempat lain memiliki dampak signifikan pada kedua

    operasi internal dan eksternal organisasi.

    a.Hak KaryawanBeberapa hak yang berubah menjadi dilindungi oleh undang-undang baru, sementara

    yang lain dipengaruhi oleh kasus-kasus hokum umum, kontrak sertifikat buruh, dan

    praktik perusahaan yang telah sensitive terhadap tekanan pemangku kepentingan.

    b.Privasi dan MartabatHak pribadi lebih penting daripada atasan kecuali dapat ditunjukkan bahwa dalam

    keadaan tertentu kepentingan atasan adalah wajar, sah, dan bisa diterima secara

    moral.

    c. Perilaku yang adilDiskriminasi dianggap tidak etis dan dianggap illegal jika ia melibatkan usia , ras,

    gender, dan preferensi seksual. Selain itu umumnya orang berpendapat bahwa harus

    ada peluang yang sama untuk pekerjaan, dan upah yang sama untuk pekerjaan yang

    sama, khususnya bagi perempuan dan minoritas.

    d.Lingkungan Kerja Sehat dan AmanKeseimbangan antara hak-hak pekerja dan pemilik telah bergeser ke titik yang

    dianggap etis bagi para pekerja untuk mengharpakan bahwa kesehatan dan

    keselamatan tidak akan masuk akal jika dikompromikan. Mereka harus tahu apa

    risiko yang dihadapi, dan banyak yurisdiksi telah menciptakan hokum berhak

    tahu untuk memastikan bahwa organisasi membuat informasi tentang bahan,

    proses berbahaya, dan perawatan terkait, siap diakses.

    e. Kemampuan untuk Menjalankan Suara nurani seseorangArgument bahwa pekerja hanya melakukan apa yang diperintahkan untuk melakukan

    tidak lagi menyediakan perlindungan bagi pekerja di banyak wilayah yuridiksi,

    sehingga pekerja harus menjalankan suara hati nurani sendiri.

    f. Kepercayaan dan maknanyaEtika organisasi secara langsung berkaitan dengan bagaimana para pemimpin

    dirasakan, apakah ada kepercayaan yang cukup bagi karyawan untuk

    berbagi ide tanpa takut kehilangan pekerjaan atau rasa hormat dari rekan kerja

    dan manajer mereka, dan apakah mereka percaya bahwa organisasi layakmendapatkan loyalitas dan kerja keras.

  • 5/25/2018 Mengelola Resiko Etika Dan Manajemen Krisis

    g.Keseluruhan ManfaatCara karyawan memandang perlakuan perusahaan terhadap mereka menetukan apa

    yang mereka pikirkan tentang program etika perusahaan. Jika perusahaan ingin

    karyawannya mengamati nilai etika perusahaan dan tingkat kepercayaan ,

    maka perusahaan harus memilih karyawan yang tepat tidak sekedar etis

    untuk menjalankan program etika perusahaan dan mencapai tujuan strategis.

    h.Kecurangan Kejahatan Kerah PutihEksekutif diharapkan untuk dapat memastikan bahwa mengambil langkah rasional

    yang diperlukan untuk membimbin, mempengaruhi, dan mengendalikan,

    karyawan yang cenderung terliba, dan auditor eksternal diharapkan bisa

    waspada mengenali potensi masalah.

    i. Sebuah Kerangka Kerja untuk Memahami para PenipuAkuntan investigasi dan forensic menggunakan kerangka kerja yang

    membantu mengidentifikasi penipu potensial dan situasi yang memiliki potensi

    untuk kecurangan. Factor yang mempengaruhi kecurangan : motifasi, rasionalisasi,

    peluang.

    Operasi Internasional

    Ketika perusahaan beroperasi di luar pasar dalam negeri bimbingan normal ditawakan

    kepada karyawan harus mempertimbangkan beberapa hal terkait : praktik operasi yang bisa

    berdampak pada ekonomi local dan budaya, praktik asing local yang berbeda-beda seperti

    pemberian hadiah luas atau penyuapan, didukung atau dilarang, reaksi terhadap perubahan-

    perubahan oleh pemangku kepentingan dalam negeri dan terutama oleh para pemangku

    kepentingan utama termasuk pelanggan besar dan pasar modal.

    a. Dampak terhadap Ekonomi Lokal dan Budaya MerekaPerusahaan multinasional memiliki dampak yang signifikan terhadap budaya local

    dari pada tidak di dalam negeri. Mereka harus berhati-hati terhada dampak aspek

    local yang tidak menguntungkan.

    b. Konflik antar Budaya Domestik dan Budaya AsingMasalah paling sulit ketika nilai-nilai para pemangku kepentingan utama

    perusahaan berbeda dengan yag ada di daerah local Negara asing.

    c. Penyuapan, Pembayaran untuk MemfasilitasiDalam operasi diluarnegeri perusahaan-perusahaan multinasional mungkin diminta

    untuk melakukan pembayaran memfasilitasi atau suap. Sebuah pembayaran

  • 5/25/2018 Mengelola Resiko Etika Dan Manajemen Krisis

    memfasilitasi biasanya memiliki nominal dan dibuat untuk mempercepat hasil yang

    akan juga terjadi dengan waktu yang cukup.

    d. Konflik Budaya yang jelas dengan melarang pemberian hadiah, suap, ataupembayaran memfasilitasi

    Beberapa perusahaan menemukan bahwa mereka mampu melakukan bisnis

    tanpa pembayaran tersebut, terutama karena produk atau jasa mereka sangat baik.

    e. Imajinasi MoralPara manajer menggunakan imajinasi moral untuk merancang alternative yang

    menjawab kebutuhan dalam budaya local, tetapi sesuai dengan norma0norma untk

    perilaku yang dapat diterima.

    f. Pedoman praktik etikaPedoman yang mungkin berguna bagi perusahaan untuk mencatatnya.

    g. Konsultasi Sebelum TindakanSemua organisasi yang beropersai internasional harus peka pada karyawan mereka

    tentang perbedaan budaya dan melengkapi mereka dengan pemahaman

    tentang bagaimana organisasi ingin mereka berurusan dengan isu utama yag

    kemungkinan besar muncul.

    Manajemen Krisis

    Suatu krisis memiliki potensi untuk memiliki dampak krisis signifikan pada reputasi

    perusahaan dan pejabatnya, dan pada kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya dan

    kemampuannya untuk bertahan. Dengan belajar krisis harus dikelola untuk meminimalkan

    kerugian. Penilaian, perencanaan, dan manajemen krisis harus merupakan bagian dari

    program manajemen resiko modern.