8
Mengenal dan Mengantisipasi Bencana Alam Gunung Berapi Letusan gunung berapi dapat berakibat buruk bagi kehidupan sekitar baik manusia, tumbuhan, maupun hewan. Jika gunung berapi meletus maka magma yang ada di dalam gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain dari aliran lahar, dampak lain akibat gunung berapi meletus antara lain adanya aliran lumpur, hujan debu, kebakaran hutan, gas beracun, gelombang tsunami (jika gunung tersebut berada di dasar laut), dan gempa bumi. Usaha mitigasi untuk bencana alam gunung berapi adalah dengan cara mengevakuasi penduduk yang ada di sekitar gunung berapi. Terkadang usaha evakuasi ini menghadapi suatu dilema, misalnya ketika para ahli vulkanologi harus mengambil keputusan apakah gunung berapi yang dipantaunya akan meletus atau tidak. Jika gejala awal letusan gunung berapi begitu meyakinkan maka para ahli vulkanologi memutuskan untuk segera menginformasikan pada aparat pemerintah daerah untuk mengungsikan penduduk. Ada kalanya, dengan gejala awal yang begitu meyakinkan sekalipun, ternyata gunung berapi tidak jadi meletus. Banyak penduduk yang tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari karena berada di pengungsian. Tetapi ketika gunung berapi menunjukkan ketenangannya dan para penduduk kembali dari pengungsian tiba-tiba terjadi letusan hebat dan menelan banyak

Mengenal Dan Mengantisipasi Bencana Alam Gunung Berapi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Mengenal Dan Mengantisipasi Bencana Alam Gunung Berapi

Mengenal dan Mengantisipasi Bencana Alam Gunung Berapi

Letusan gunung berapi dapat berakibat buruk bagi kehidupan sekitar baik manusia,

tumbuhan, maupun hewan. Jika gunung

berapi meletus maka magma yang ada di dalam gunung berapi meletus keluar sebagai

lahar atau lava. Selain dari aliran lahar, dampak lain akibat gunung berapi meletus antara lain

adanya aliran lumpur, hujan debu, kebakaran hutan, gas beracun, gelombang tsunami (jika

gunung tersebut berada di dasar laut), dan gempa bumi.

Usaha mitigasi untuk bencana alam gunung berapi adalah dengan cara mengevakuasi

penduduk yang ada di sekitar gunung berapi. Terkadang usaha evakuasi ini menghadapi suatu

dilema, misalnya ketika para ahli vulkanologi harus mengambil keputusan apakah gunung berapi

yang dipantaunya akan meletus atau tidak. Jika gejala awal letusan gunung berapi begitu

meyakinkan maka para ahli vulkanologi memutuskan untuk segera menginformasikan pada

aparat pemerintah daerah untuk mengungsikan penduduk.

Ada kalanya, dengan gejala awal yang begitu meyakinkan sekalipun, ternyata gunung

berapi tidak jadi meletus. Banyak

penduduk yang tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari karena berada di

pengungsian. Tetapi ketika gunung berapi menunjukkan ketenangannya dan para penduduk

kembali dari pengungsian tiba-tiba terjadi letusan hebat dan menelan banyak korban. Peristiwa

seperti itu merupakan bukti bahwa gejala awal suatu bencana alam sulit untuk diramalkan.

Pemerintah tidak tinggal diam melihat situasi seperti ini. Masyarakat telah dilatih dan

disosialisasikan tentang isyarat-isyarat gunung berapi. Perhatikan tabel di bawah ini!

Page 2: Mengenal Dan Mengantisipasi Bencana Alam Gunung Berapi

                               Tabel 5.1 Tingkat Isyarat Gunung Berapi

Page 3: Mengenal Dan Mengantisipasi Bencana Alam Gunung Berapi

Selain melakukan evakuasi, usaha mitigasi yang dilakukan pemerintah adalah dengan

membelokkan aliran lava atau membuat jalur mengalirnya lava menjauh dari permukiman

penduduk. Namun, meskipun berbahaya banyak orang yang tinggal dan berkebun di lereng

gunung berapi. Hal ini disebabkan abu vulkanis mengandung mineral-mineral yang

menyuburkan tanah, sehingga bagus untuk pertanian. Agar kalian lebih mudah memahami gejala

awal terjadinya bencana alam dan daerah yang rawan akan bencana maka pelajarilah tabel

berikut!

Gunung berapi

Gunung berapi Mahameru atau Semeru di belakang.

Letusan gunung berapi dapat berakibat buruk terhadap margasatwa lokal, dan juga

manusia.

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan

sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang

dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk

endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.

Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan

ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es

biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur

dapat kita lihat di daerah Kuwu, Purwodadi, Jawa Tengah. Masyarakat sekitar menyebut

fenomena di Kuwu tersebut dengan istilah Bledug Kuwu

Page 4: Mengenal Dan Mengantisipasi Bencana Alam Gunung Berapi

Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali

adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire).

Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.

Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi

yang aktif mungkin bertukar menjadi separuh aktif, menjadi padam, sebelum akhirnya menjadi

tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu menjadi padam dalam waktu 610

tahun sebelum bertukar menjadi aktif semula. Oleh itu, sukar untuk menentukan keadaan

sebenarnya sesuatu gunung berapi itu, apakah sesebuah gunung berapi itu berada dalam keadaan

padam atau telah mati.

Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di

bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava,

kemusnahan oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut:

Aliran lava. Letusan gunung berapi.

Aliran lumpur.

Abu .

Kebakaran hutan.

Gas beracun.

Gelombang tsunami.

Gempa bumi .

Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia

Status Makna Tindakan AWAS Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis

yang menimbulkan bencana Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap

Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam

Page 5: Mengenal Dan Mengantisipasi Bencana Alam Gunung Berapi

Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan Koordinasi dilakukan secara harian Piket penuh

SIAGA Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan

bencana Peningkatan intensif kegiatan seismik

Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana

Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu Sosialisasi di wilayah terancam Penyiapan sarana darurat Koordinasi harian

Piket penuh

WASPADA Ada aktivitas apa pun bentuknya Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal

Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya

Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal

Penyuluhan/sosialisasi Penilaian bahaya Pengecekan sarana

Pelaksanaan piket terbatas

NORMAL Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma Level aktivitas dasar Pengamatan rutin Survei dan penyelidikan

Page 6: Mengenal Dan Mengantisipasi Bencana Alam Gunung Berapi