Meniere Disease

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Meniere Disease

Citation preview

Meniere Disease

Salah satu jenis vertigo yang disebabkan kelainana dalam labirin adalah Meniere disease. Meniere disease memiliki karakteristik serangan atau gejala vertigo berulang disertai dengan tinnitus dan deafness meskipun pada awal serangan vertigo dirasakan gangguan pendengaran bisa tidak muncul. Seiring dengan perjalanan penyakit, gangguan tinnitus dan gangguan pendengaran akan muncul dan keparahan akan meningkat.Perubahan di dalam struktur telinga dalam pada Meniere disease merupakan peningkatan volume endolymph dan distensi dari sistem endolimfatik (endolimfatik hidrops). Terdapat spekulasi yang menyatakan bahwa serangan vertigo terkait dengan ruptur dari membran labirin dan penumpukan endolymph yang mengandung potassium di perilymph, menyebabkan efek paralisis saraf vestibular yang kemudian menuju pada degenerasi haircell di cochlear.

Serangan vertigo pada Meniere disease berlangsung selama beberapa menit, satu jam hingga lebih, bersifat rotasional dan biasanya cukup parah sehingga menyebabkan pasien tidak dapat berdiri hingga berjalan. Nystagmus yang muncul merupakan nystagmus horizontal dengan slow phase ke arah sisi telinga yang terkena. Hilangnya pendengaran akan semakin bertambah parah seiring dengan perjalanan penyakit.

BPPV ( Benign Paroxysmal Positional Veritgo)BPPV lebih sering muncul dibandingkan dengan Meniere disease, dikarakteristikkan dengan vertigo paroxysmal dan nystagmus yang muncul hanya pada posisi kepala tertentu terutama berbaring, berguling di atas tempat tidur, membungkuk dan meluruskan badan serta ekstensi kepala ke belakang. Sifat paroxysmal pada BPPV umumnya muncul pada malam dan pagi hari, dimungkinkan karena posisi saat tidur atau berguling saat hendak bangun dari tempat tidur.

Untuk diagnosis BPPV dapat ditegakkan dengan melakukan manuver Dix-Hallpike. Sebagai contoh kelainan di telinga kanan, manuver dilakukan sebagai berikut:1. pasien duduk dan kepala menoleh ke salah satu sisi sebesar 45 derajat. Gerakan ini akan memposisikan kanalis semisirkuler posterior sejajar dengan bidang sagital kepala.

2. Pasien dengan cepat dibaringkan tanpa mengubah posisi kepala, apabila pasien positif BPPV maka pasien yang bersangkutan akan mengalami nystagmus dengan arah rotasi berlawanan arah jarum jam dan disertai vertigo, dan apabila posisi pasien dirubah ke posisi duduk tanpa mengubah posisi kepala maka arah nystagmus akan berubah.

3. Gerakan ketiga dilakukan setelah jeda 30 detik dari manuver sebelumnya dengan mengubah posisi kepala ke arah sebaliknya.