Upload
rerenrahmawati
View
10
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
FAKTOR RESIKO
Umur dan daya tahan Tubuh
Umur dan daya tahan tubuh sangat mempengaruhi terjadinya meningitis. Penyakit ini
lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan perempuan dan distribusi terlihat lebih
nyata pada bayi. Meningitis lebih sering terjadi pada bayi dan anak-anak karena sistem
kekebalan tubuh belum terbentuk sempurna.
Puncak insidensi kasus meningitis karena di negara berkembang adalah pada anak
usia kurang dari 6 bulan, sedangkan di Amerika Serikat terjadi pada anak usia 6-12 bulan.
Sebelum tahun 1990 yang banyak disebabkan oleh virus Haemophilus influenzae.
Faktor Lingkungan
Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya penyakit meningitis adalah faktor
lingkungan dengan kebersihan yang buruk dan terlalu padat. Dimana timbulnya kontak
antara penderita yang memilki penyakit saluran pernafasan ataupun influenza. Sehingga
dapat terpapar oleh bakteri Haemophilus influenza. Resiko penularan meningitis bakteri N.
meningitidis juga meningkat pada lingkungan yang padat seperti asrama, kamp-kamp
tentara, dan jemaah haji.
Sosio-ekonomi Rendah
Risiko penularan meningitis umumnya terjadi pada keadaan sosio-ekonomi rendah
karena lingkungan yang padat dan kurangnya sanitasi lingkungan sehingga memudahkan
penularan host/agent penyebab meningitis. Penyakit meningitis banyak terjadi pada negara
yang sedang berkembang dibandingkan pada negara maju.
Menurut Harsono (2005) Penyakit ini kebanyakan terdapat pada penduduk
dengan keadaan sosio-ekonomi rendah, penghasilan tidak mencukupi kebutuhan
sehari – hari, perumahan tidak memenuhi syarat kesehatan minimal, hidup dan tinggal
atau tidur berdesakan, kekurangan gizi, higiene yang buruk, faktor suku atau ras, kurang
atau tidak mendapat fasilitas imunisasi.
Trauma kepala
Bisanya terjadi pada trauma kepala terbuka atau pada fraktur basis cranii yang
memungkinkan terpaparnya CSF dengan lingkungan luar melalui othorrhea dan rhinorhea
Kelainan anatomis
Terjadi pada pasien seperti post operasi di daerah mastoid, saluran telinga tengah, operasi
cranium.
ETIOLOGI
Host/ Pejamu
Meningitis yang disebabkan oleh Pneumococcus paling sering menyerang bayi di
bawah usia dua tahun. Meningitis yang disebabkan oleh bakteri Pneumokokus 3,4 kali lebih
besar pada anak kulit hitam dibandingkan yang berkulit putih. Meningitis Tuberkulosa dapat
terjadi pada setiap kelompok umur tetapi lebih sering terjadi pada anak-anak usia 6 bulan
sampai 5 tahun dan jarang pada usia di bawah 6 bulan kecuali bila angka kejadian
Tuberkulosa paru sangat tinggi.
Meningitis serosa dengan penyebab virus terutama menyerang anak-anak dan
dewasa muda (12-18 tahun). Meningitis virus dapat terjadi waktu orang menderita campak,
Gondongan (Mumps) atau penyakit infeksi virus lainnya. Meningitis Mumpsvirus sering
terjadi pada kelompok umur 5-15 tahun dan lebih banyak menyerang laki-laki daripada
perempuan. Penyakit ini kebanyakan terdapat pada penduduk dengan keadaan sosial
ekonomi rendah, lingkungan kumuh dan padat, serta tidak mendapat imunisasi.
Agent
a. Bakteri
Insiden dari tipe bakteri penyebab bervariasi menurut umur penderita. Pada
Neonatal (0-2 bulan) bakteri penyebab meningi tis adalah Streptococcus Group B. E. Coli,
Staph. Aureus, Enterobacter dan pseudomonas. Pada anak-anak sering disebabkan oleh
Haemophilus influenzae, N. meningitidis, dan S. pneumoniae. Pada dewasa muda (6-20
tahun) yaitu N. meningitidis. S. pneumonia dan H. influenzae. Sedangkan pada dewasa (>20
tahun) adalah S. pneumonia, N. meningitidis, Sterptococcus, dan Staphylococcus.
bakteri yang menyebabkan meningitis pada bayi normal merefleksikaan flora ibu atau
lingkungan bayi tersebut (yaitu, Streptococcus group B, basili enterik gram negatif, dan
Listeriamonocytogenes). Meningitis pada kelompok ini kadang -kadang dapat karena
Haemophilusinfluenzae dan patogen lain ditemukan pada penderita yang lebih tua. Meningitis
bakteri pada anak usia 2 bulan 12 tahun biasanya karena H. influenzae tipe B, Streptococcus
pneumoniae, atau Neisseria meningitidis. Penyakit yang disebabkan olehH.influenzae tipe B dapat
terjadi segala umur namun seringkali terjadi sebelum usia 2 tahun.
Penyebab meningitis secara umum adalah bakteri dan virus. Meningitis paling sering
disebabkan oleh Bakteri Neisseria, Meningococcus, Pneumococcus dan Haemophilus
influenzae sedangkan meningitis serosa disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa dan
virus.
Bakteri Pneumococcus adalah salah satu penyebab meningitis terparah. Sebanyak
20-30 % pasien meninggal akibat meningitis hanya dalam waktu 24 jam. Angka kematian
terbanyak pada bayi dan orang lanjut usia. Meningitis Meningococcus yang sering mewabah
di kalangan jemaah haji dan dapat menyebabkan karier disebabkan oleh Neisseria
meningitidis serogrup A,B,C,X,Y,Z dan W. Grup A,B dan C merupakan penyebab terbanyak
dengan presentase sebesar 90% dari penderita. Di Eropa dan Amerika Latin, grup B dan C
sebagai penyebab utama sedangkan di Afrika dan Asia penyebabnya terbanyak adalah grup
A.
Bakteri lain yang dapat menyebabkan meningitis antara lain adalah Streptococcus
pneumoniae, Neisseria meningitidis (meningococcus), Listeria monocytogenes. Berikut
penyebab meningitis pada anak-anak, yaitu:
Pada nonatus disebabkan oleh organisme primer basal enteria gram negative,
batang gram negative, streptokokus grub B.
Pada anak usia 3 bulan sampai dengan 5 tahun diebabkan oleh organisme
primer: Haemopilus influenzal tipe B.
Pada anak-anak yang lebih besar disebabkan oleh infeksi neisseria meningitis atau
infeksi stafilokokus.
b. Virus
Meningitis virus umumnya tidak terlalu berat dan dapat sembuh secara alami tanpa
pengobatanspesifik. Kasus meningitis virus di Amerika serikat terutama selama musim
panas disebabkanoleh enterovirus; walaupun hanya beberapa kasus saja yang
berkembang menjadi meningitis.Infeksi virus lain yang dapat menyebabkan meningitis,
yakni :
Virus Mumps
Penyakit Gondongan (Mumps atau Parotitis) adalah suatu penyakit menular
dimana sesorang terinfeksi oleh virus (Paramyxovirus) yang menyerang
kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara telinga dan rahang sehingga
menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian
bawah.
Virus Herpes, termasuk Epstein-Barr virus, herpes simplexs, varicella-zoster,
Measles,and Influenza
Virus yang menyebar melalui nyamuk dan serangga lainnya (Arboviruses)
Arbovirus atau arthropod-borne viruses adalah virus-virus yang hidup
bertahan di alam melalui kontak biologis antara inang-inang vertebrata yang
peka dan arthropoda yang hidup dengan mengisap darah seperti nyamuk,
kutu, pinjal, tungau, dan lain-lain. Infeksi pada invertebrata terjadi bila
arthropoda yang telah terinfeksi mengisap darah. Jenis-jenis arbovirus ini
dalam keadaan terbungkus dan merupakan virus RNA
Kasus lain yang agak jarang yakni LCMV (lymphocytic choriomeningitis
virus),disebarkan melalui tikus.
Meningitis karena virus berhubungan dengan musim, di Amerika sering terjadi
selama musim panas karena pada saat itu orang lebih sering terpapar agen pengantar virus.
Lebih sering dijumpai pada anak-anak daripada orang dewasa. Kebanyakan kasus dijumpai
setelah infeksi saluran pernafasan bagian atas. Penyebab meningitis diantaranya adalah
virus, bakteri, jamur, dan parasit. Tetapi, di Indonesia sendiri meningitis umumnya
ditimbulkan oleh bakteri dan virus.
KOMPLIKASI
Penyakit-penyakit yang dapat terjadi akibat dari komplikasi meningitis antara lain:
Hydrocepalus
Komplikasi ini terjadi apabila infeksi meluas ke ventrikel, pus yang banyak dan kental
diventrikel otak sehingga terjadi penekanan pada bagian yang sempit --> obstruksi
cairan cerebrospinal --> hydrocephalus. Hydrocepalus juga disebut pertumbuhan
lingkaran kepala yang cepat dan abnormal yang disebabkan oleh penyumbatan
cairan serebrospinalis.
Abses Otak
Abses otak (AO) adalah suatu proses infeksi yang melibatkan parenkim otak;
terutama disebabkan oleh penyebaran infeksi dari fokus yang berdekatan atau
melaui sistem vaskular. Timbunan abses pada daerah otak mempunyai daerah
spesifik, pada daerah cerebrum 75% dan cerebellum 25%.
Perubahan yang dekstruktif ada pada kortex serebral dan adanya abses otak infeksi
langsung. Atau melalui penyebaran pembuluh darah.
Ketulian, kebutaan, kelemahan/paralysis dari otot-otot wajah atau otot-otot yang lain
pada kepala dan leher --> penyebaran infeksi pada daerah syaraf cranial
Komplikasi yang serius biasanya diakibatkan oleh infeksi :
meningococcal sepsis atau meningococcemia
Trombosis vena serebral, yang menyebabkan kejang, koma, atau kelumpuhan
Efusi atau abses subdural, yaitu penumpukan cairan di ruangan subdural karena
adanya infeksi oleh kuman
Ensefalitis, yaitu radang pada otak
Arteritis pembuluh darah otak, yang dapat mengakibatkan infark otak karena adanya
infeksi pada pembuluh darah yang mengakibatkan kematian pada jaringan otak
Kehilangan pendengaran, dapat terjadi karena radang langsung saluran
pendengaran
Gangguan perkembangan mental dan inteligensi karena adanya retardasi mental
yang mengakibatkan perkembangan mental dan kecerdasan anak terganggu.
Pneumonia Aspirasi yang terjadi pada waktu kejang
DAPUS
Harsono (ed.) 2005 buku ajar Neurologis klinis, cetakan ketiga. Penerbit
Gajah Mada University Press
Buku. Elizabeth J. Corwin. (2009). Buku Saku PatofisiologiCorwin. Jakarta: Aditya Media.
Smeltzer, S. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth. Volume 2 Edisi 8.
Jakarta : EGC. 2001