Upload
jeanli
View
24
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tht
Citation preview
OTITIS MEDIA SEROSA
Pembimbing:
dr. Endang Puspitowati,Sp.THT-KL
Oleh:
Olivia Febyola Moniharapon 13710703
SMF/BAGIAN THT
RUMAH SAKIT UMUM IBNU SINA GRESIK
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
2011
0
BAB 1
PENDAHULUAN
Istilah otitis media berarti bahwa ada adalah peradangan pada telinga tengah.
Otitis media dapat dikaitkan dengan infeksi atau steril. Dalam kasus pertama, otitis
media biasanya disebabkan oleh bakteri yang bermigrasi ke telinga tengah melalui
pipa Eustachio. Kadang-kadang otitis media yang dapat disebabkan oleh jamur
(Candida Aspergillus atau) atau patogen lainnya, seperti virus herpes. Dalam situasi
ini, biasanya baik ada masalah dengan fungsi kekebalan tubuh atau (ada lubang
(perforasi) pada gendang telinga. Orang dengan diabetes sangat rentan terhadap
patogen yang tidak biasa seperti Pseudomonas. Di bagian dunia yang belum
berkembang, TB harus dipertimbangkan. 1
Otitis media steril biasanya disebut otitis media serosa, atau "Som". Berbagai
media otitis serosa biasanya tidak menyakitkan. Biasanya ada cairan berwarna yang
jelas atau jerami di belakang gendang telinga. Berbagai serosa sering dikaitkan
dengan alergi tetapi juga dapat terjadi dari berbagai sumber-sumber potensial lainnya
termasuk pengobatan radiasi atau virus. Serous otitis media dapat dikaitkan dengan
kedua gangguan pendengaran dan vertigo.1
Otitis media serosa adalah keradangan non bakterial mukosa kavum timpani
yang ditandai dengan terkumpulnya cairan yang tidak purulen (serous atau mucus).
Cairan efusi ini terjadi karena adanya tekanan negatif dalam telinga tengah yang
disebabkan obstruksi tuba eustachius. Otitis media serosa lebih banyak terdapat pada
anak-anak yang telah sembuh dari otitis media akut. Biasanya disebut glue ear.Cairan
efusi ini pada orang dewasa sering terjadi setelah mengalami radioterapi, barotrauma
(misalnya penyelam), dan disfungsi tuba eustachius akibat infeksi atau alergi saluran
pernapasan atas.
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Otitis Media Serosa
1.1.1 Definisi
Otitis media serosa adalah keradangan non bacterial mukosa kavum timpani
yang ditandai dengan terkumpulnya cairan yang tidak purulen (seous atau mucus).14
Otitis media serosa adalah keadaan terdapatnya secret yang nonpurulen di
telinga tengah, sedangkan membrane timpani utuh. Adanya cairan ditelinga tengah
dengan membrane timpani utuh tanpa adanya tanda-tanda infeksi disebut juga otitis
media dengan efusi. Apabila efusi tersebut encer disebut otitis media serosa dan
apabila efusi tersebut kental seperti lem disebut otitis media mukoid (glue ear).10
Sinonimnya otitis media efusa, otitis media sekretoria, otitis media musinosa, glue
ear.
1.1.2 Etiologi
Gangguan fungsi tuba eustachius merupakan penyebab utama. Gangguan tersebut
dapat terjadi pada:14
- Keradangan kronik rongga hidung, nasofaring, faring misalnya oleh alergi
- Pembesaran adenoid dan tonsil
- Tumor nasofaring
- Celah langit-langit.
1.1.3 Patofisiologi
Otitis media serosa terjadi terutama akibat adanya transudat atau plasma yang
mengalir dari pembuluh darah ke telinga tengah yang sebagian besar terjadi akibat
adanya perbedaan tekanan hidrostatik, sedangkan pada otitis media mukoid, cairan
yang ada di telinga tengah timbul akibat sekresi aktif dari kelenjar dan kista yang
terdapat di dalam mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, dan rongga mastoid.
Faktor yang berperan utama dalam keadan ini adalah terganggunya fungsi tuba
2
Eustachius. Faktor lain yang dapat berperan sebagai penyebab adalah adenoid
hipertrofi, adenoitis, sumbing palatum (cleft-palate), tumor di nasofaring,
barotraumas, sinusitis, rhinitis, defisiensi imunologik atau metabolic. Keadaan alergik
sering berperan sebagai factor tambahan dalam timbulnya cairan di telinga tengah
(efusi ditelinga tengah).
Gambar 1. Patofisiologi Otitis media
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang
tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.
Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di
saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya
saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih
akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya
terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar
saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah
terkumpul di belakang gendang telinga.
3
Gambar 2. Patofisiologi otitis media
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena
gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ
pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran
yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun cairan yang lebih
banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran
pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat,
cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena
tekanannya.
4
Gambar 8. Patofisiologi otitis media
1.1.4 Klasifikasi 10
1. Otitis media serosa akut
Otitis media serosa akut adalah keadaan terbentuknya sekret di telinga
secara tiba-tiba yang disebabkan oleh gangguan fungsi tuba. Kadaan akut ini
dapat disebakan antara lain oleh:
- Sumbatan tuba, dimana terbentuk cairan di telinga tengah disebabkan oleh
tersumbatnya tuba secara tiba-tiba seperti pada barotraumas.
- Virus. Terbentuknya cairan ditelinga tengah yang berhubungan dengan infeksi
virus pada jalan nafas atas
- Alergi terbentuknya cairan ditelinga tengah yang berhubungan dengan
keadaan alergi pada jalan nafas atas
- Idiopatik
5
Gambar 9. Otitis media serosa akut
2. Otitis media serosa kronik
Batasan antara kondisi otitis media kronik hanya pada cara terbentuknya
secret. Pada otitis media serosa akut secret terjadi secara tiba-tiba di telinga
tengah dengan disertai rasa nyeri pada telinga, sedangkan pada keadaan kronis
secret terbentuk secara bertahap tanpa rasa nyeri dengan gejala-gejala pada
telinga yang berlangsung lama.
Otitis media serosa kronik lebih sering terjadi pada anak-anak, sedangkan
otitis media serosa akut lebih sering terjadi pada orang dewasa. Otitis media
serosa unilateral pada orang dewasa tanpa penyebab yang jelas harus selalu
difikirkan kemungkinan adanya karsinoma nasofaring.
Sekret pada otitis ,.media serosa kronik dapat kental seperti lem, maka disebut
glue ear. Otitis media serosa kronik dapat juga terjadi sebagai gejala sisa dari
otitis media akut (OMA) yang tidak sembuh sempurna.
6
Gambar 3. Otitis media serosa kronik
1.1.5 Diagnosis
1. Anamnesa14
a. Telinga terasa penuh, terasa ada cairan (grebeg-grebeg)
b. Pendengaran menurun
c. Terdengar suara dalam telinga sewaktu menelan atau menguap
2. Pemeriksaan fisik :
a. pemeriksaan fisik memperlihatkan imobilitas gendang telinga pada
penilaian otoskop pneumatik. Setelah otoskop ditempelkan rapat-
rapat pada liang telinga, diberikan tekanan positif dan negative.
Jika terdapat udara dalam tympanum, maka udara itu akan tertekan
sehingga membrana timpani akan terdorong ke dalam pada
pemberian tekanan positif, dan keluar pada tekanan negatif.
Gerakan menjadi lamban atau tidak terjadi pada otitis media serosa
atau mukoid. Pada otitis media serosa, membrane timpani tampak
berwarna kekuningan, sementara pada otitis media mukoid terlihat
lebih kusam dan keruh. Maleus tampak pendek, retraksi dan
berwarna putih kapur. Kadang-kadang tinggi cairan atau
gelembung otitis media serosa dapat tampak lewat membrane
7
timpani yang semitransparan. Membrane timpani dapat berwarna
biru atau keunguan bila ada produk-produk darah dalam telinga2
- otitis media serosa akut : pada otoskopi terlihat mebrana
timpani retraksi. Kadang- kadang tampak gelembung udara (air
bubles) atau permukaan cairan dalam kavum timpani (air-fluid
level).
- otitis media serosa kronik : pada otoskopi terlihat mebrana
timpani utuh, retraksi, suram, kuning kemerahan atau keabu-
abuan.
b. reflek cahaya berubah atau menghilang
c. garpu tala : untuk membuktikan adanya tuli konduksi10
3. Pemeriksaan penunjang (bila tersedia sarana)
a. Audiogram : tuli konduktif
b. Timpanogram : mengukur gerakan gendang telinga, ketika cairan
didalam telinga tengah, gerakan gendang telinga akan terbatas
1.1.6 Penatalaksanaan
Pengobatan pada kedua kondisi ini mula-mula bersifat medis dan kemudian
jika perlu, secara bedah. Pengobatan medis termasuk antibiotik, antihistamin,
dekongestan, latihan ventilasi tuba eustakius dan hiposensitisasi alergi.
Hiposensitisasi alergi hanya dilakukan pada kasus-kasus yang jelas memperlihatkan
alergi dengan tes kulit. Bila terbukti alergi makanan, maka diet perlu di batasi.
Antihistamin hanya diberikan pada anak-anak atau dewasa dengan kongesti hidung
atau sinus penyerta. Antihistamin maupun dekongestan tidak berguna bila tidak ada
kongesti nasofaring. Pasien kemudian dinilai akan adanya gangguan penyerta lain
seperti sinusitis kronik, polip hidung, obstruksi hidung, dan hipertrofi adenoid.
Penatalaksanaan medis pada otitis media serosa diteruskan selama 3 bulan. Dalam
jangka waktu tersebut, cairan telah menghilang pada 90 persen pasien. Cairan yang
tetap bertahan merupakan indikasi koreksi bedah. Koreksi ini terdiri dari suatu insisi
miringotomi, pengeluaran cairan, dan seringkali juga pemasangan suatu tuba
8
penyeimbang tekanan. Tuba penyeimbang tekanan ini berfungsi sebagai ventilasi
yang memungkinkan udara masuk ke dalam telinga atengah, dengan demikian
menghilangkan keadaan vakum, dan membiarkan cairan mengalir dan diabsorpsi.2
Gambar 11. Skema Terapi Pada Otitis Media Serosa15
9
Antibiotik yang digunakan15 :
- Lini pertama : Amoksisilin 500 mg p.o 7-10 hari atau jika alergi,
Eritromycin 333 mg p.o 7-10 hari
- Lini kedua : Augmentin (amoxicillin dan asam clavulanic ) 875 mg
7-10 hari atau Pediazole (Pediatrics) atau Sefalosporin generasi 3.
Keputusan untuk melakukan intervensi bedah tidak hanya berdasarkan
lamanya penyakit. Derajat gangguan pendengaran dan frekuensi serta parahnya
gangguan pendahulu yang juga perlu dipertimbangkan. Gangguan seringkali bilateral,
namun anak dengan cairan yang sedikit, gangguan pendengaran minimal, atau dengan
gangguan unilateral dapat diobati lebih lama dengan pendekatan yang lebih
konservatif. Sebaliknya, penipisan membrane timpani, retraksi yang dalam, gangguan
pendengaran yang bermakna dapat merupakan indikasi untuk miringotomi segera.
Tuba ventilasi dibiarkan pada tempatnya sampai terlepas sendiri dalam jangka waktu
enam bulan hingga satu tahun. Sayangnya karena cairan sering kali berulang,
beberapa anak memerlukan tuba yang dirancang khusus sehingga dapat bertahan
lebih dari satu tahun. Keburukan tuba yang tahan lama ini adalah menetapnya
perforasi setelah tuba terlepas. Pemasangan tuba ventilasi dapat memulihkan
pendengaran dan membenarkan membrane timpani yang mengalami retraksi berat
terutama bila ada tekanan negative yang menetap.2
10
Gambar 3. Miringotomi Dan Pemasangan Tuba16
Keburukan utama dari tuba ventilasi adalah telinga tengah perlu dijaga agar
tetap kering. Untuk tujuan ini telah dikembangkan berbagai macam sumbat telinga.
Insisi miringotomi dan pemasangan tuba telah dikaitkan dengan pembentukan
kolesteatoma pada beberapa kasus (jarang). Drainase melalui tuba bukannya tidak
sering terjadi, dan dapat dikaitkan dengan infeksi saluran napas atas, atau
memungkinkan air masuk ke dalam telinga tengah, dan pada kasus-kasus tertentu
dapat merupakan masalah menetap yang tidak bisa dijelaskan. Pada kasus-kasus
demikian, penanganan medis dengan antibiotik sistemik atau tetes telinga harus
diteruskan untuk waktu yang lebih lama bahkan saat tuba masih terpasang.2 Gagalnya
penanganan dengan cara ini mengharuskan radiogram mastoid dan penilaian lebih
lanjut.
Cairan di telinga tengah juga dapat terjadi pada orang dewasa. Paling sering,
masalah cairan pada orang dewasa mengikuti infeksi pernafasan atas: sinusitis, alergi
berat, atau terbang dengan pilek. Sebuah kombinasi dekongestan dan antibiotik
biasanya akan membersihkan infeksi dan memungkinkan cairan mengalir. Pada
beberapa orang dewasa, terutama mereka dengan kondisi hidung atau sinus yang
mendasari, cairan mungkin tidak jelas. Pengobatan tambahan diperlukan oleh pasien.
Obat yang mengandung kortison, seperti Prednison atau Medrol, dapat diberikan
selama enam atau tujuh hari. Mereka sering efektif dalam membersihkan cairan
ketika pengobatan lain gagal.16
1.1.7 Diagnosis banding14
Otitis media supuratif akut tipe kataral
11
1.1.8 Komplikasi 17
- Infeksi akut telinga
- Kista di telinga tengah
- kerusakan tetap pada telinga dengan kehilangan pendengaran parsial
atau lengkap
- Jaringan parut dari gendang telinga (timpanosklerosis)
- Bicara terlambat (jarang)
1.1.9 Prognosis
Otitis media dengan efusi (Ome) adalah penyebab utama gangguan
pendengaran pada anak-anak. Kondisi ini terkait dengan perkembangan bahasa
pada anak-anak muda tertunda dari 10 tahun, dan kehilangan pendengaran
konduktif, dengan ambang konduksi udara rata-rata 27,5 desibel (dB), tetapi otitis
media dengan efusi juga telah dikaitkan dengan hilangnya pendengaran
sensorineural. Kedua prostaglandin dan leukotrien telah ditemukan dalam
konsentrasi tinggi pada efusi telinga tengah (MEE). Paparan kronis ini metabolit
asam arakidonat dapat menyebabkan kehilangan pendengaran sementara dan
kadang-kadang permanen sensorineural. 18
Otitis media dengan efusi biasanya hilang dengan sendirinya selama
beberapa minggu atau bulan. Pengobatan dapat mempercepat proses ini. Ome
biasanya tidak mengancam nyawa. Kebanyakan anak tidak mengalami kerusakan
pada pendengaran jangka panjang mereka atau kemampuan berbicara, bahkan
ketika cairan tetap selama berbulan-bulan. 17
1.1.10 Pencegahan
Modifikasi berikut dapat membantu mengurangi frekuensi otitis media dengan
efusi (Ome)17:
Hindari iritan seperti asap rokok, yang dapat mengganggu fungsi tuba
eustakius.
12
Identifikasi dan menghindari allergen yang dapat menyebabkan Ome anak
Anda.
Cuci tangan dan mainan
Gunakan filter udara dan mendapatkan udara segar untuk membantu
menurunkan paparan terhadap kuman udara.
Jangan gunakan terlalu banyak antibiotik. Terlalu sering menggunakan
antibiotik keturunan bakteri semakin resisten.
Menyusui akan membuat anak kurang rentan terhadap infeksi telinga selama
bertahun-tahun.
Vaksin pneumokokus dapat mencegah infeksi dari penyebab yang paling
umum dari infeksi telinga akut (yang dapat menyebabkan Ome). Vaksin flu
juga dapat membantu.
13
Daftar Pustaka
1. http://www.dizziness-and-balance.com/disorders/unilat/otitis.html
2. Boies, adams. Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6. EGC. Jakarta .1997.
3. Ballantyne J and Govers J : Scott Brown¶s Disease of the Ear, Nose,and Throat.
Publisher: Butthworth Co.Ltd. : 1987, vol. 52Moore,keith L. Anatomi Klinis
Dasar.EGC. Jakarta .2002.
4. Snell Richard : Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6.Penerbit:
EGC. Jakarta 2006.
5. http://library.thinkquest.org/05aug/00386/hearing/ear/index.htm7.
6. http://www.rnceus.com/otitis/otimid.htm8.
7. Anil K : Current Diagnosis and Treatment in Otolaryngology: Headand Neck
Surgery. Publisher: McGraw-Hill Medical : 2007.
8. Wonodirekso, S dan Tambajong J : Organ-Organ Indera Khusus dalam Buku Ajar Histologi
edisi V. Penerbit: EGC. Jakarta. 1990.
9. http://www.palaeos.com/Vertebrates/Bones/Ear/Incus.html11.
10. Soepard Efiaty Arsyad, dr, Sp.THT(K), dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung TenggorokanKepala & Leher; Edisi keenam. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta. 2010.
11. http://www.dailywriting.net/Attic%20Diary/InnerEar.htm13.
12. Sherwood Laurale; Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2.Penerbit: EGC.
Jakarta 2006.14.
13. Hall, John E. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology.Publisher: Saunders 2010
14. Harmadji Sri, Soepriyadi, wisnubroto.. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/SMF Ilmu Penyakit
Telinga, Hidung dan Tenggorok Edisi III. Penerbit FK UNAIR. Surrabaya.. 2005
15. http://drdavidson.ucsd.edu/Portals/0/Pathway/SeriOtit.htm
16. http://www.earsurgery.org/site/pages/conditions/serous-otitis-media.php
17. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007010.htm
14