Otitis Media Serosa. Pp

Embed Size (px)

Citation preview

  • OTITIS MEDIA SEROSAOleh :Siti maria ulfahNurul tafriziyahNur farikchairunnisya

  • PENDAHULUANOtitis media merupakan salah satu kelainan yang terjadi pada telinga tengah yang berupa peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, Tuba eusthacius, antrum mastoid dan sel- sel mastoid.

    Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah melalui tuba eustachius.

  • OTITIS MEDIA SEROSA

  • Otitis media serosa adalah keadaan terdapatnya sekret nonpurulen di telinga tengah dengan membran timpani utuh tampa adanya tanda tanda infeksi. Otitis media serosa disebut juga otitis media musinosa, otitis media efusi, otitis media sekretoria, otitis media mukoid.

    Apabila efusi tersebut encer disebut otitis media serosa dan apabila efusi tersebut kental seperti lem disebut otitis media mukoid (glue ear)

  • Anatomi dan fisiologiUntuk memahami terjadinya Otitis media serosa , anatomi dan fungsi tuba Eustachius memegang peranan penting.

    Tuba Eustachius merupakan bagian dari system yang paling berhubungan termasuk hidung, nasofaring, telinga tengah, dan rongga mastoid

  • Tuba Eustachius tidak hanya berupa tabung melainkan sebuah organ yang mengandung lume dengan mukosa, kartilago, dikelilingi jaringan lunak, muskulus peritubular seperti veli palatine, levator veli palatine, salpingofaringeus, dan tensor timpani dan di bagian superior didukung tulang.

  • Perbedaan tuba Eustachius pada anak dan dewasa yang menyebabkan meningkatnya insiden otitis media pada anak-anak

  • Panjang tuba pada anak setengah panjang tuba dewasa, sehingga sekret nasofaring lebih mudah refluks ke dalam telinga tengah melalui tuba yang pendek

  • Arah tuba bervariasi pada anak, sudut antara tuba dengan bidang horizontal adalah 100. Sedangkan pada dewasa 450

  • Sudut antara tensor veli palatine dengan kartilago bervariasi pada anak-anak tetapi relatif stabil pada dewasa, Perbedaan ini dapat membantu menjelaskan pembukaan lumen tuba ( kontraksi tensor veli palatini ) yang tidak efisien pada anak-anak.

    Masa kartilago bertambah dari bayi sampai dewasa

  • Densitas elastin pada kartilago lebih sedikit pada bayi tetapi densitas kartilago lebih besar

    Ostmann fat pad lebih kecil volumenya pada bayi. Pada anak-anak banyak lipatan mukosa di lumen tuba Eustachius, hal ini dapat menjelaskan peningkatan compliance tuba pada anak-anak

  • Etiologi dan Patogenesis

    Etiologi dan patogenesis Otitis media serosa bersifat multifaktorial antara lain infeksi virus atau bakteri, gangguan fungsi tuba Eustachius, status imunologi, alergi, faktor lingkungan dan sosial.

  • Tekanan telinga tengah yang negatif, abnormalitas imunologi, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut diperkirakan menjadi faktor utama dalam pathogenesis Otitis media serosa.

  • Faktor penyebab lainnya termasuk hipertropi adenoid, adenoiditis kronis, palatoskisis, tumor nasofaring, barotrauma, terapi radiasi, dan radang penyerta seperti sinusitis atau rinitis.

  • Merokok dapat menginduksi hiperplasi limfoid nasofaring dan hipertropi adenoid yang juga merupakan patogenesis timbulnya Otitis media serosa

  • 1. Gangguan fungsi tubaGangguan fungsi tuba menyebabkan mekanisme aerasi ke rongga telinga tengah terganggu, drainase dari rongga telinga ke rongga nasofaring terganggu dan gangguan mekanisme proteksi rongga telinga tengah terhadap refluks dari rongga nasofaring.

  • Akibat gangguan tersebut rongga telinga tengah akan mengalami tekanan negatif.

    Tekanan negatif di telinga tengah menyebabkan peningkatan permaebilitas kapiler dan selanjutnya terjadi transudasi.

  • Selain itu terjadi infiltrasi populasi sel-sel inflamasi dan sekresi kelenjar. Akibatnya terdapat akumulasi sekret di rongga telinga tengah.

    Inflamasi kronis di telinga tengah akan menyebabkan terbentuknya jaringan granulasi, fibrosis dan destruksi tulang.

  • Obstruksi tuba Eustachius ytang menimbulkan terjadinya tekanan negatif di telinga tengah akan diikuti retraksi membran timpani.

    Orang dewasa biasanya akan mengeluh adanya rasa tak nyaman, rasa penuh atau rasa tertekan dan akibatnya timbul gangguan pendengaran ringan dan tinnitus.

  • 2. InfeksiInfeksi bakteri merupakan faktor penting dalam patogenesis terjadinya Otitis media serosa sejak dilaporkan adanya bakteri di telinga tengah.

    Streptococcus Pneumonia, Haemophilus Influenzae, Moraxella Catarrhalis dikenal sebagai bakteri pathogen terbanyak ditemukan dalam telinga tengah

  • 3. Status ImunologiFaktor imunologis yang cukup berperan dalam Otitis media serosa adalah sekretori Ig A.

    immunoglobulin ini diproduksi oleh kelenjar di dalam mukosa kavum timpani.

  • Sekretori Ig A terutama ditemukan pada efusi mukoid dan di kenal sebagai suatu imunoglobulin yang aktif bekerja dipermukaan mukosa respiratorik.

    Kerjanya yaitu menghadang kuman agar tidak kontak langsung dengan permukaan epitel, dengan cara membentuk ikatan komplek.

  • Kontak langsung dengan dinding sel epitel adalah tahap pertama dari penetrasi kuman untuk infeksi jaringan.

    Dengan demikian Ig A aktif mencegah infeksi kuman

  • 4. AlergiBagaimana faktor alergi berperan dalam menyebabkan Otitis media serosa masih belum jelas. Akan tetapi dari gambaran klinis di percaya bahwa alergi memegang peranan.

    Dasar pemikirannya adalah analogi embriologik, dimana mukosa timpani berasal sama dengan mukosa hidung.

  • Etiologi dan patogenesis otitis media oleh karena alergi mungkin disebabkan oleh satu atau lebih dari mekanisme di bawah ini :

    Mukosa telinga tengah sebagai organ sasaran ( target organ )

    Pembengkakan oleh karena proses inflamasi pada mukosa tuba Eustachius

  • Obstruksi nasofaring karena proses inflamasi

    Aspirasi bakteri nasofaring yang terdapat pada sekret alergi ke dalam ruang telinga tengah.

  • EpidemiologiOtitis media efusi ( OME ) merupakan penyakit yang sering di derita oleh bayi dan anak-anak. Diluar negeri, khususnya di Negara yang mempunyai 4 musim penyakit ini di temukan dengan angka insiden dan prevalensi yang tinggi.

  • Dari beberapa kepustakaan dapat disimpulkan rata-rata insiden OME sebesar 14% - 62%, sedang peneliti lain ada yang melaporkan angka rata-rata prevelensi OME sebesar 2% - 52%.

  • Di Indonesia masih jarang ditemukan kepustakaan yang melaporkan angka kejadian penyakit ini, hal ini di sebabkan kerena belum ada penelitian yang khusus mengenai penyakit ini, atau tidak terdeteksi karena minimalnya keluhan pada anak yang menderita OME

  • Gejala klinisAnak-anak yang lebih tua atau dewasa mungkin mengeluhkan pendengarannya yang berkurang atau telinganya terasa penuh.

    Penderita OME jarang memberikan gejala sehingga pada anak-anak sering terlambat diketahui.

  • Gejala OME ditandai dengan rasa penuh dalam telinga, terdengar bunyi berdengung yang hilang timbul atau terus menerus, gangguan pendengaran dan rasa nyeri yang ringan. Dizziness juga dirasakan penderita-penderita OME.

  • Gejala kadang bersifat asimtomatik sehingga adanya OME diketahui oleh orang yang dekat dengan anak misalnya orang tua atau guru.

  • Anak-anak dengan OME juga kadang-kadang sering terlihat menarik-narik telinga mereka atau merasa seperti telinganya tersumbat.

    Pada kasus yang lanjut sering ditemukan adanya gangguan bicara dan perkembangan berbahasa.

  • Kadang-kadang juga ditemui keadaan kesulitan dalam berkomunikasi dan keterbelakangan dalam pelajaran.

  • Jenisberdasarkan pada durasi timbulnya penyakit atau durasi timbulnya sekret dan bentuk sekret.

  • Otitis Media Serosa AkutOtitis media serosa akut adalah keadaan terbentuknya sekret di telinga tengah secara tiba-tiba yang disebabkan oleh gangguan fungsi tuba.

    Penyebabnya antara lain sumbatan tuba (barotrauma), virus, alergi dan idiopatik

  • Gejala

  • Dengan otoskop terlihat retraksi membrane timpani. Kadang tampak gelembung udara atau permukaan cairan dalam kavum timpani.

    Tuli konduktif dapat dibuktikan dengan garpu tala.

  • Pengobatandapat dengan medikamentosa dan pembedahan.

    Dapat diberikan tetes hidung (vasokontriktor lokal), anti histamine, serta perasat valsava. Bila gejala masih menetap setelah 12 minggu, dilakukan miringotomi, dan apabila belum membaik dengan miringotomi dapat ditambahkan pemasangan pipa ventilasi (Grommet)

  • Otitis Media Serosa Kronik (Glue Ear)Pada keadaan kronis secret terbentuk secara bertahap tanpa rasa nyeri dengan gejala-gejala pada telinga yang berlangsung lama.Otitis media kronik lebih sering terjadi pada anak-anak, sedangkan otitis media serosa akut lebih sering pada orang dewasa.

  • Otitis media serosa kronik dapat juga terjadi sebagai gejala sisa dari OMA yang tidak sembuh sempurna.

    Penyebab lain diduga adanya hubungan dengan infeksi virus, keadaan alergi atau gangguan mekanis pada tuba

  • Perbedaan otitis media serosa akut dan kronisBatasan antara kondisi otitis media serosa akut dengan otitis media serosa kronik hanya pada cara terbentuknya sekret

    Pada otitis media serosa akut, sekret terbentuk secara tiba-tiba di telinga tengah dengan disertai rasa nyeri pada telinga.

  • Pada otitis media serosa kronis, sekret terbentuk secara bertahap tanpa rasa nyeridengan gejala-gejala pada telinga yang berlangsung lama.

    Otitis media serosa kronik lebih sering terjadi pada anak-anak, sedangkan otitis media serosa akut lebih sering terjadi pada orang dewasa.

  • Sekret pada otitis media serosa kronik dapat kental seperti lem, maka disebut glue ear.

    Otitis media serosa kronik dapat juga terjadi sebagai gejala sisa dari otitis media akut (OMA) yang tidak sembuh sempurna.

  • DiagnosisAnamnesisBiasanya orang tua mengeluh adanya gangguan pendengaran pada anaknyaguru melaporkan bahwa anak mempunyai problem pendengaran, kemunduran dalam pelajaran di sekolah, bahkan dalam gangguan wicara dan bahasa

  • Sering kali OME ditemukan secara tidak sengaja pada saat skrining pemeriksaan telinga dan pendengaran di sekolah-sekolahPada anak-anak penderita OME biasanya mereka juga sering didapati dengan riwayat batuk pilek dan nyeri tenggorokan berulang

  • 2. Pemeriksaan fisik

    Untuk mendiagnosis OME pada pemeriksaan fisik perlu dilakukan pemeriksaan otoskopi, timpanogram, audiogram dan kadang tindakan miringotomi untuk memastikan adanya cairan dalam telinga tengah

  • Pada pemeriksaan otoskopi menunjuk kecurigaan OME apabila ditemukan tanda-tanda antara lain :

    Tidak didapatkan tanda-tanda radang akut.Terdapat perubahan warna membrana timpani akibat refleksi dari adanya cairan didalam kavum timpani.

  • Membran timpani tampak lebih menonjol.Membran timpani retraksi atau atelektasis.Didapatkan air fluid levels atau buble, atau Mobilitas membran berkurang atau fikasi.

  • 3. RadiologiPemeriksaan radiologi foto mastoid dahulu efektif digunakan untuk skrining OME, tetapi sekarang jarang dikerjakan.

    CT Scan sangat sensitive. CT scan penting khususnya pada pasien dengan OME unilateral

  • Diagnosa bandingOtitis media supuratif akut tipe kataral

  • Komplikasi

    Jika otitis media tidak segera diobati dapat terjadi mastoiditis. Komplikasi lebih lanjut seperti infeksi ke otak (meningitis ) dan sumbatan pembuluh darah akibat tromboemboli.

  • Akibat lanjut OME dapat mengakibatkan hilangnya fungsi pendengaran sehingga akan mempengaruhi perkembangan bicara dan intelektual.

    Perubahan yang terjadi pada telinga tengah dapat mengakibatkan penyakit berlanjut menjadi otitis media adesiva dan otitis media kronis maligna.

  • Penatalaksanaan

    Pengobatan pada OME meliputi pengobatan konservatif dan tindakan operatif.

    Dimana Terapi medikamentosa dari otitis media efusi (OME) termasuk penggunaan antibiotik, steroid, antihistamin dan dekongestan, serta mukolitik.

  • Karena otitis media efusi menunjukkan terdapatnya bakteri patogen, diperlukan pengobatan dengan antibiotik yang tepat, meskipun bukti yang menunjukkan hanya bermanfaat untuk jangka masa pendek.

    Penelitian : eritromisin, sulfisoxazole, amoksisilin, amoksisilin-klavulanat, dan trimetoprim-sulfametoksazol.

  • Pengobatan secara operatif dilakukan pada kasus dimana setelah dilakukan pengobatan konservatif selam lebih dari 3 bulan tidak sembuh.

    Untuk memberikan hasil yang baik terhadap drainase dilakukan miringotomi dan pemasangan pipa ventilasi.

  • Pada Anak-anak yang tidak dapat di terapi dengan antibiotik profilaksis atau dalam masa infeksi/peradangan dapat disarankan untuk dilakukan operasi myringotomy.Pipa ventilasi dipasang pada daerah kuadran antero inferior atau antero superior. Pipa ventilasi akan dipertahankan sampai fungsi tuba ini paten.

  • Tujuan pemasangan pipa ventilasi adalah menghilangkan cairan pada telinga tengah, mengatasi gangguan pendengaran yang terjadi, mencegah kekambuhan, mencegah gangguan perkembangan kognitif, bicara, bahasa dan psikososial

  • Pencegahan

    1. Hindari iritan seperti asap rokok, yang dapat mengganggu fungsi tuba eustakius.

    2. Identifikasi dan menghindari allergen yang dapat menyebabkan Ome anak Anda.

  • 3. Gunakan filter udara dan mendapatkan udara segar untuk membantu menurunkan paparan terhadap kuman udara.

    4. Cuci tangan dan mainan

  • 5. Jangan gunakan terlalu banyak antibiotik. Terlalu sering menggunakan antibiotik keturunan bakteri semakin resisten.

    6. Menyusui akan membuat anak kurang rentan terhadap infeksi telinga selama bertahun-tahun.

  • Vaksin pneumokokus dapat mencegah infeksi dari penyebab yang paling umum dari infeksi telinga akut (yang dapat menyebabkan Ome). Vaksin flu juga dapat membantu.

    8. Untuk dewasa dan anak-anak yang lebih besar, mengunyah permen karet bisa membantu fungsi tuba eustakius.

  • PrognosisOtitis media dengan efusi biasanya hilang dengan sendirinya selama beberapa minggu atau bulan. Pengobatan dapat mempercepat proses ini.

    OME biasanya tidak mengancam nyawa.

  • Kebanyakan anak tidak mengalami kerusakan pada pendengaran jangka panjang mereka atau kemampuan berbicara, bahkan ketika cairan tetap selama berbulan-bulan

  • Otitis media efusi biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu minggu atau bulan.

    Penatalaksanaan yang tepat dapat mempercepat proses penyembuhan.

  • Selama cairan masih terakumulasi di tengah telinga, maka akan mengurangi fungsi pendengaran.

    Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak-anak.

    Gangguan ini tidak akan menjadi ancaman bagi kehidupan tetapi dapat mengakibatkan komplikasi serius.

  • TERIMA KASIH

    ***********************************************************************