Upload
vodien
View
228
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Intervensi khusus diperlukan untuk mengatasi
masalah tingginya insiden pekerjaan berupah
rendah, termasuk dengan memperkuat kepatuhan
terhadap peraturan
Sumber : Tren Ketenagakerjaan dan Sosial di Indonesia 2014-2015, ILO Jakarta Office.
3
DUKUNGAN TERHADAP INVESTASI DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI INDONESIA
Rekomendasi APINDO Bagi Investasi Dan Penciptaan
Lapangan Kerja
Melanjutkan percepatan
reformasi birokrasi dan
perijinan untuk mendukung
perbaikan iklim investasi
Peningkatan kapasitas
SDM / pekerja untuk
mendongkrak
produktivitas dalam rangka
memenangkan persaingan
Pengembangan skema kebijakan
terintegrasi, terinstitusionalisasi serta
insentif legal-formal dalam mendukung daya
saing ekspor manufaktur, dalam kerangka
kesepakatan di dalam WTO
Implementasi Standar
Nasional Indonesia (SNI)
akan menjadi insentif untuk
peningkatan mutu produk
domestik
Percepatan
pengembangan
intra dan inter koridor
ekonomi melalui koridor
infrastruktur energi dan
logistik sebagai stimulus
perkembangan investasi
industri
TUJUAN UTAMA :
Menuju kedigdayaan sektor industri berdaya saing global, memiliki nilai tambah tinggi serta mampu menyerap tenaga kerja
DALAM UPAYA MEMPERKUAT PASAR KETENAGAKERJAAN
4
Upah Minimum Riil dan Nominal Indonesia, 2000-2013
Sumber : World Bank-World Development
Indicators (2014) and Badan Pusat Statistik (2014).
• Bird and Manning (2008) menemukan peraturan perundang-undangan upah minimum Indonesianampaknya belum dapat menjadi instrumen penekan kemiskinan yang efektif. Ditemukan bahwakenaikan upah minimum hanya mendongkrak naik pendapatan bersih keluarga tidak mampu sebesar21%, selebihnya 79% justru menjadi pemicu kerugian bagi rumah tangga miskin melalui kenaikanharga-harga
• Kenaikan tingkat upah yang mengesampingkan faktor produktivitas akan berdampak pada melonjaknyabiaya tenaga kerja serta kenaikan tingkat harga-harga secara umum, yang berimbas langsung padainflasi dapat menimbulkan kerugian bagi semua pihak.
BAGAIMANA DENGAN UPAH? MESKIPUN UPAH MINIMUM MENGALAMI PENINGKATANPERKEMBANGAN INFLASI TERUS MENGIKIS NILAI KENAIKAN UPAH MINIMUM
5
REGULASI PASAR KETENAGAKERJAAN INDONESIA
PERATURAN PASAR KETENAGAKERJAAN
INDONESIA MERUPAKAN SALAH SATU REGULASI YANG BERSIFAT RIGID DI KAWASAN
• Daya tawar dan hak-hak pekerja secara bertahap mulai solid, sementara biaya sektor bisnis semakin meningkat dalam hal perekrutan dan PHK pekerja
• Dampaknya : perbaikan terus dilakukan yang terkondisikan bagi dunia usaha dalam mendukung upaya pemerintah dalam mementingkan kepentingan pencari kerja, yang bersumbangsih sebagai salah satu faktor penekan kemiskinan.
Sumber : Database Legislasi Perlindungan Ketenagakerjaan OECD (2008-2010) seperti dikutip dari World Bank Development Policy Review 2014 Indonesia: Avoiding the Trap
6
Peraturan legal pasar
ketenagakerjaan yang kaku
Lemahnya penegakan
aturan pasar ketenagakerjaan
Tidak menguntungkan
banyak pihak
• Sektor Bisnis semakin menjadi kurang kompetitif• Pekerja semakin kurang terlindungi• Lapangan kerja bagi para pencari kerja semakin
berkurang
Indonesia membutuhkan reformasi kebijakan ketenagakerjaan yang jelas dan terarah
....... TIDAK ADA PIHAK YANG DIUNTUNGKAN DARI SISTEM YANG BERJALAN SAAT INI
Reformasi Kebijakan Ketenagakerjaan Indonesia : Beberapa Prinsip Dasar
1. Revisi peraturan ketenagakerjaan khususnya terkait dengan mekanisme penentuanupah minimum yang menghubungkan upah dan produktivitas secara lebih baik
2. Peraturan Ketenagakerjaan harus mampu memacu sektor swasta untukmelaksanakan pelatihan secara formal
3. Revisi peraturan Ketenagakerjaan semestinya dapat lebih mementingkan kepentinganpara pencari kerja
7
PERUNDANG-UNDANGAN PENGUPAHAN
RPP PENGUPAHAN MEMILIKI SASARAN YANGTEPAT, NAMUN MINIM FAKTOR PANDUAN DANFAKTOR PENEGAKAN PERUNDANG-UNDANGAN
Terobosan Faktor Yang Lepas Dari Perhatian
Mengikutsertakan faktor pertumbuhan ekonomi dan produktivitas dalam penghitungan upah minimum, terpisah dari faktor KHL
Kurangnya panduan mengenai metode mengikutsertakan faktor produktivitas dan pertumbuhan ekonomi dalam penghitungan upah minimum
Mendorong penentuan upah via mekanisme bipartit yang lebih merefleksikan tingkat produktivitas internal dan kemampuan keuangan perusahaan, khususnya bagi pekerja dengan masa kerja lebih dari 1 tahun
Secara resmi mengatur agar perusahaan memiliki struktur pengupahan masing-masing berdasarkan negosiasi bipartit
Draft Rancangan Peraturan Pemerintahmengenai Pengupahan yang terbaru : suatuharapan baru?
8
TANTANGAN
TANTANGAN Bagaimana menciptakan pertumbuhan ekonomi yang stabil,
berkelanjutan, dan inklusif
Menciptakan lapangan kerja formal yang berkualitas
Untuk menyerap 15,5 juta :
8,3 juta angkatan kerja pada periode 2014-2019
7,2 juta pengangguran selama tahun 2013
Untuk menciptakan 3 juta lapangan kerja per tahun selama periode
2014-2019 (Roadmap APINDO)
Pemerintah mentargetkan penciptaan lapangan kerja sebanyak ± 2
juta lapangan kerja per tahun selama 2014-2019
AGENDA KEDEPANTantangan perekonomian lima tahun kedepan adalah bagaimana perekonomianIndonesia dapat tumbuh lebih cepat (menuju double digit growth) serta semakinmampu menyediakan lapangan pekerjaan yang banyak dan berkualitas bagi parapekerjanya.
9
AGENDA PENGUATAN SEKTOR
Sektor Manufaktur : Daya saing secara global
Kemampuan menyerap tenaga kerja
Tingkat Produktivitas yang tinggi
Sektor Pertanian & Makanan : Pertumbuhan populasi dan income kelas menegah yang pesat di Indonesia
Tren peningkatan harga pangan secara global
Indonesia harus menekan turun tingkat ketergantungannya terhadap impor bahan pangan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pangan secara nasional
Sektor Jasa : Peningkatan kapasitas pertumbuhan sektor jasa untuk mendukung pertumbuhan
ekonomi
Penjaminan ekuitas dalam bentuk efisiensi, kualitas, serta input yang dapat
diandalkan
Sektor Energi : Pengembangan pembangkit-pembangkit listrik
Krisis bahan bakar yang bersumber dari fosil
Defisit transaksi berjalan terkait dengan tingginya volume impor migas
Sektor Keuangan : Menstimulasi tingkat pendalaman finansial untuk menciptakan inklusi finansial di
masyarakat
Menjamin kemudahan akses finansial bagi sektor usaha dan penduduk Indonesia
10
STRATEGI LINTAS SEKTOR
Tantangan Lintas-Sektor terdiri dari : kepastian hukum, otonomi daerah, reformasi
birokrasi, ketenagakerjaan, kebijakan ekonomi makro dan infrastruktur – semua saling
terkait dan berkergantungan.
Aktualisasi Kepastian Hukum, e.g. penguatan terhadap kemurnian kontrak / perjanjian
Otonomi Daerah, kualitas kebijakan dan pelaksanannya : kondusif terhadap
perkembangan ekonomi regional
Reformasi Birokrasi : Upaya monitoring dan evaluasi yang terinstitusionalisasi : pelayanan perijinan terpadu
satu pintu
Menjamin ketercapaian terhadap tujuan dan bukan terhadap berbagai prasyarat yang
ditetapkan regulator
Tantangan terkait Ketenagakerjaan : Penciptaan daya saing bagi lapangan kerja yang berkualitas
Penyerapan tenaga kerja melalui program-program pemerintah
Skill yang minim dapat menjadi penghambat bagi tenaga kerja yang produktif
Minimalisasi senjang keahlian akan menciptakan daya tarik bagi investasi serta
meningkatkan tingkat upah
Tantangan sektor Ketenagakerjaan : Upah Minimun masih menjadi kendala : pertimbangan ekonomi vs pertimbangan politis Isu Alih Daya dalam bisnis secara global Sistem Pengaman Sosial (Kesehatan): harmonisasi terhadap COB (koordinasi manfaat)
asuransi menghindari pembayaran ganda Sistem Pengaman Sosial (Ketenagakerjaan) : dana pensiun implementasi operasional PP
Program Pensiun yang telah disahkan per 1 Juli 2015