28

menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

  • Upload
    dohanh

  • View
    252

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal
Page 2: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

MENOLEH BUDAYA MALU MASYARAKAT JEPANG UNTUK LEBIH MENGENAL INDONESIA

Pidato Pengukuhan

Jabatan Guru Besar Tetap

dalam Bidang Ilmu Telaah Pranata Masyarakat Jepang pada Fakultas Sastra,

diucapkan di hadapan Rapat Terbuka Universitas Sumatera Utara

Gelanggang Mahasiswa, Kampus USU, 13 September 2008

Oleh:

HAMZON SITUMORANG

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2008

Page 3: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal
Page 4: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

Menoleh Budaya Malu Masyarakat Jepang untuk Lebih Mengenal Indonesia

1

Yang terhormat,

• Bapak Ketua dan Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Sumatera Utara

• Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara

• Para Pembantu Rektor Universitas Sumatera Utara

• Ketua dan Anggota Senat Akademik Universitas Sumatera Utara

• Ketua dan Anggota Dewan Guru Besar Universitas Sumatera Utara

• Para Dekan Fakultas/Pembantu Dekan, Direktur Sekolah Pascasarjana,

Direktur dan Ketua Lembaga di lingkungan Universitas Sumatera Utara

• Para Dosen, Mahasiswa, dan Seluruh Keluarga Besar Universitas Sumatera

Utara

• Seluruh Teman Sejawat serta para undangan dan hadirin yang saya

muliakan

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Pada pagi hari yang berbahagia ini, izinkanlah saya memanjatkan puji dan

syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena Berkat dan Rahmat-Nyalah

saya dapat menyampaikan pidato pengukuhan sebagai Guru Besar tetap

dalam ilmu Telaah Pranata Masyarakat Jepang pada Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara ini.

Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih khususnya kepada

Bapak Menteri Pendidikan Nasional atas kepercayaan yang dilimpahkan

kepada saya untuk menjabat Guru Besar dalam mata kuliah Telaah Pranata

Masyarakat Jepang Fakultas Sastra USU atas surat keputusan Nomor

28727/A4.5/KP/2008 terhitung mulai tanggal 1 April 2008.

Hadirin yang terhormat, pada kesempatan ini saya akan menyampaikan

pidato dengan judul:

“MENOLEH BUDAYA MALU MASYARAKAT JEPANG

UNTUK LEBIH MENGENAL INDONESIA”

Page 5: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

2

1. PENDAHULUAN

Hadirin yang saya muliakan,

Kita sering mendengar bahwa tidak ada satu bangsa manapun di dunia ini

yang hidup di atas kebudayaannya sendiri tanpa pengaruh budaya bangsa

lainnya. Terlebih dalam zaman modern sekarang, interaksi antar bangsa atau

antar suku bangsa semakin tinggi. Dalam interaksi tersebut mengakibatkan

persentuhan budaya dan saling mempengaruhi satu sama lain. Setiap bangsa

ingin selalu mempertahankan kebudayaannya, namun hal tersebut tidak

selamanya dapat dilakukan. Kemudian dalam kebudayaan tidak berlaku

hukum air yaitu mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah.

Tetapi sebaliknya ada kalanya kebudayaan dari bangsa yang belum maju

dapat mengalir kepada bangsa yang lebih maju. Contohnya, makanan dan

musik suatu bangsa yang belum maju dapat saja diterima oleh bangsa yang

lebih maju.

Dalam interaksi antar budaya berikut ini saya menunjukkan landasan

teoretisnya.

Landasan teoretis, pertama-tama yang harus kita ketahui adalah bahwa

pengertian dari budaya dan kebudayaan sangat beragam menurut sarjananya.

Tetapi pada kali ini untuk dasar pemikiran sementara dalam tulisan ini saya

mengikuti pemikiran yang membedakan pengertian budaya dengan

kebudayaan. Budaya adalah sesuatu yang semiotik, tidak kentara atau laten.

Sedangkan kebudayaan adalah sesuatu yang konkrit, berwujud, dan dapat

dijamah. Contoh budaya Jepang adalah budaya rasa malu, budaya balas budi

(giri) dan sebagainya. Sedangkan contoh kebudayaan Jepang adalah Karate,

Ikebana dan sebagainya. Di dalam kebudayaan Karate atau Ikebana tersebut

Page 6: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

Menoleh Budaya Malu Masyarakat Jepang untuk Lebih Mengenal Indonesia

3

sudah berisi budaya rasa malu dan budaya balas budi orang Jepang. Dimana

budaya rasa malu tersebut ukurannya adalah budaya rasa malu yang berlaku

pada masyarakat tersebut pada waktu Karate atau Ikebana tersebut tercipta.

Di sisi lain Inega Saburo (1991:1) membedakan pengertian kebudayaan

dalam arti sempit dan kebudayaan dalam arti luas. Kebudayaan dalam arti

luas adalah segala usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

(人間の生活の営み方) oleh karena itu kebudayaan mempunyai ruang lingkup

yang sangat luas yaitu adalah membedakan dengan alam. Contohnya, ikan

adalah alami, tetapi begitu ikan diolah menjadi Arsik atau menjadi Pepes atau

menjadi Sashimi maka itu adalah kebudayaan. Sementara kebudayaan dalam

arti sempit menurut Ienaga Saburo meliputi tradisi dan sistem kepercayaan

atau kira-kira sama dengan defenisi budaya di atas.

Struktur dari kebudayaan dapat digambarkan sebagai berikut:

Nomor 1 dan 2 adalah lapisan luar kebudayaan. Lapisan ini adalah sesuatu

yang dapat diserap oleh kebudayaan bangsa lain apabila bersentuhan. Dalam

lapisan ini adalah termasuk teknologi dan ekonomi. Sedangkan dalam lapisan

kedua yaitu nomor 3 dan nomor 4 adalah lapisan untuk bahasa dan sastra.

Lapisan ini sudah sangat rentan memuat inti budaya sesuatu bangsa tersebut.

Kemudian sebagai inti budaya suatu bangsa adalah diletakkan pada nomor 5

dan no 6, yaitu adalah tradisi dan sistem kepercayaan.

Page 7: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

4

Jadi melihat bagan di atas tradisi dan sistem kepercayaan atau agama

mengontrol sastra, bahasa, dan bahkan teknologi dan ekonomi. Misalnya

apabila ada hasil teknologi yang tidak sesuai dengan inti budaya yaitu agama

dan tradisi maka hasil teknologi tersebut akan ditolak oleh bangsa tersebut.

Oleh karena itu dari pemikiran ini, apabila 2 buah bangsa saling berinteraksi,

maka yang pertama dapat diterima bangsa lainnya adalah lapisan bagian luar

dari kebudayaan bangsa tersebut. Oleh karena itu apabila ditanya mahasiswa

Jurusan Sastra Jepang tentang alasan mereka mengapa memilih belajar

sastra atau bahasa Jepang, maka sebagian besar mereka akan menjawab

karena ingin bekerja di perusahaan Jepang. Atau segala sesuatu yang berbau

teknologi dan ekonomi bangsa Jepang adalah yang menjadi daya tarik utama

bagi mereka untuk memilih belajar bahasa dan sastra Jepang.

Dalam tulisan ini akan dibahas pengertian budaya malu, yang pernah dibahas

oleh Ruth Benedict dalam bukunya Crisantemum and The Sword (Bunga

Seruni dan Pedang Samurai). Ruth Benedict mengatakan bahwa sifat orang

Jepang adalah serba dua, yaitu lemah-lembut dan juga keras, sopan santun

dan sekalian kasar, sangat pemberani dan sangat penakut. Oleh karena itu dia

mencari apa penyebab budaya tersebut sangat kontradiksi, kemudian dia

menyimpulkan intinya adalah budaya malu dan budaya kelompok.

Kemudian dalam penelitian yang pernah saya lakukan pada tesis S-2,

Kebudayaan Junshi (bunuh diri mengikuti kematian tuan) dalam bushido

dan kebudayaan Karoshi (mati karena kebanyakan bekerja) juga adalah

pengaruh dari kebudayaan rasa malu di dalam kelompok seperti ditulis di atas.

Budaya rasa malu dan budaya kelompok juga tentunya dipengaruhi oleh

sistem kepercayaan dan tradisi masyarakat Jepang. Kemudian yang menjadi

pertanyaan, apa itu budaya rasa malu bagi orang Jepang? Dan seperti apa

budaya kelompok dalam masyarakat Jepang?

Page 8: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

Menoleh Budaya Malu Masyarakat Jepang untuk Lebih Mengenal Indonesia

5

2. BANGSA JEPANG

Jepang adalah sebuah negara yang terletak di bagian timur Asia. Apabila kita

berkata bahwa Indonesia adalah bangsa berperadaban timur, maka Jepang

adalah bangsa yang paling timur di Asia. Bangsa berperadaban timur sering

dilawankan dengan bangsa berperadaban barat. Barat sering pula kita anggap

sebagai bangsa yang kasar, kurang berperadaban, dan vulgar. Tetapi

pemikiran tersebut apakah benar, apakah salah tidak dipermasalahkan dalam

pidato ini.

Namun dalam teori Watsuji Tetsurou menyatakan bahwa bangsa Barat adalah

masyarakat yang pada awalnya merupakan masyarakat peternak yang

didukung oleh kondisi alam Sabana dan Steppa. Sedangkan bangsa Asia

adalah masyarakat Monsung dan dikelilingi oleh hutan yang didukung oleh

angin musim yang banyak membawa hujan. Hal ini berbeda dengan

masyarakat padang pasir yang hidup bersama dari satu mata air (oasis) untuk

beberapa keluarga atau bahkan beberapa desa.

Lingkungan alam pada awalnya dalam teori Watsuji turut membentuk

karakteristik bangsa yang hidup di lingkungan tersebut.

Bangsa peternak yang hidup di alam Sabana dan Steppa akan mempunyai

sifat yang keras. Kemudian masyarakat yang hidup di alam yang mengalami

angin musim, akan hidup dalam kelompok-kelompok kecil atau kelompok satu

pemujaan leluhur. Mungkin hal ini pula yang membentuk banyaknya

suku-suku dan keragaman bahasa dan budaya dalam masyarakat angin

musim. Kemudian dalam masyarakat padang pasir, ide kebersamaan muncul

karena disatukan oleh satu mata air sebagai sumber hidup beberapa

keturunan. Dan inilah diduga kemudian yang melahirkan ide satu objek

pemujaan (Watsuji:1979).

Page 9: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

6

Studi bangsa-bangsa (ethnologi) sangat dipengaruhi oleh perkembangan

teknologi. Ketika terjadi revolusi industri pada abad pertengahan di Eropa,

mengakibatkan banyak bangsa Eropa mencari bangsa-bangsa lain

sehubungan dengan pencarian bahan mentah atau mencari tenaga budak

untuk dipekerjakan di pabrik. Dalam interaksi antara bangsa Barat dengan

bangsa Timur dan juga bangsa Afrika, mengakibatkan lahirnya istilah

penjajah dan yang dijajah. Kemudian bersamaan dengan itu melahirkan

banyak hasil penelitian negara-negara penjajah tentang bangsa-bangsa

terjajah tersebut. Tetapi sebaliknya bangsa yang dijajah tidak pernah atau

sangat jarang melakukan penelitian terhadap bangsa yang menjajah. Hal

seperti ini pada zaman kemudianpun berlanjut terus bahwa bangsa yang lebih

maju terus mengadakan penelitian terhadap bangsa-bangsa yang lebih

terbelakang atau belum maju.

Namun Jepang sebaliknya, ketika awal terbuka bagi dunia luar pada tahun

1868 langsung memusatkan perhatian dan melakukan penelitian terhadap

negara-negara yang lebih maju seperti Inggris, Jerman, dan Amerika. Dan

mereka membuat program untuk berusaha mengejar dan menyamai

negara-negara maju tersebut dengan selogan Oitsukioikose1.

Jepang adalah bangsa Asia yang pertama maju dan mensejajarkan diri

dengan bangsa-bangsa Eropa. Walaupun sekarang Jepang dikenal sebagai

bangsa yang sangat tradisional namun sangat modern yaitu suatu bangsa

yang berjalan di dua sisi peradaban.

Kalau kita melihat sejarah singkat bangsa Jepang, pada tahun 1603 hingga

1868 Jepang mengadakan penutupan diri terhadap dunia luar, namun

penutupan tersebut dibuka demi kepentingan berlabuh kapal Amerika pada

tahun 1868. Tetapi perkembangan Jepang setelah pembukaan bagi dunia luar

1 Mengejar dan melampaui.

Page 10: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

Menoleh Budaya Malu Masyarakat Jepang untuk Lebih Mengenal Indonesia

7

sangat pesat, pada tahun 1884 hingga 1885 Jepang sudah dapat

mengalahkan China dalam perang Nishin Senso. Kemudian pada tahun 1904

hingga 1905 Jepang sudah dapat mengalahkan Rusia dalam perang Nichiro

Senso. Bahkan kemudian pada tahun 1914 hingga 1918 Jepang sudah

menang dalam perang dunia pertama. Kemudian pada tahun 1956 Jepang

sudah menjadi negara industri maju di Asia. Kemudian menurut Reishauer

(1977:6-7) Jepang sekarang sudah menjadi negara raksasa ekonomi setelah

Amerika, dan telah melampaui seluruh negara Eropa.

Dari sejarah yang singkat di atas dapat kita lihat bahwa Jepang dapat

merubah diri menjadi negara industri maju dalam waktu yang sangat relatif

pendek. Kemudian yang menjadi pertanyaan bagi kita, bagaimana cara kerja

Jepang sehingga dapat merubah diri dari negara yang agraris tradisional

menjadi negara industri maju dalam waktu yang relatif singkat?

Untuk menjawabnya kita melihat kontribusi dari sudut pandang budaya malu

dan budaya kelompok bangsa tersebut.

3. BUDAYA MALU DAN BUDAYA KELOMPOK PADA MASYARAKAT

JEPANG

Ruth Benedict (1942/1979) mengatakan bahwa masyarakat Jepang adalah

masyarakat berkebudayaan rasa malu. Rasa malu artinya adalah

mengutamakan penilaian masyarakat pada umumnya. Ruth Benedict

membedakan dengan masyarakat Amerika yang menurutnya adalah

berkebudayaan rasa takut. Dalam kebudayaan rasa takut, nilai yang paling

tinggi adalah rasa takut kepada Tuhan. Jadi dia membedakan dua jenis sistem

nilai, yang satu didasarkan pada penilaian masyarakat luas, dan yang satu

lagi adalah nilai yang didasarkan pada benar atau salah menurut Tuhan.

Page 11: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

8

Masyarakat Jepang adalah masyarakat yang menganut kepercayaan politheis

dan juga Shinkretik2, dan juga masyarakat yang tidak mengenal konsep dosa.

Dalam bahasa Jepang ada istilah Tsumi tetapi artinya adalah kesalahan,

berbeda dengan konsep dosa dalam pengertian agama Monotheis. Jepang

sebagai bangsa yang politheis, artinya adalah mempercayai banyak Tuhan

atau Dewa, dalam bahasa Jepang tidak ada kata yang membedakan Dewa

dengan Tuhan. Di dalam bahasa Jepang yang ada adalah istilah Kami dan

Hotoke sebagai objek penyembahan. Jumlah Kami dan Hotoke ini sangat

banyak, bahkan roh leluhur yang sudah lama disembah juga akan menjadi

Kami atau Hotoke. Oleh karena itu objek yang disembah oleh masing-masing

keluarga berbeda-beda. Ketika di rumah, anggota keluarga menyembah dewa

leluhur (sousen), ketika di perusahaan mereka menyembah dewa atau roh

orang yang telah mengabdi untuk perusahaan, dan ketika bekerja untuk

kepentingan wilayah mereka menyembah dewa wilayah yang disebut dengan

Ubusuna gami dan ketika bekerja untuk kepentingan negara mereka

menyembah dewa Negara atau dewa Kaisar (Hori Ichiro 1968).

Oleh karena itu nilai yang paling tinggi bukan rasa takut akan Dewa, tetapi

adalah rasa malu akan penilaian masyarakat luas pada umumnya.

Rasa malu yang paling tinggi adalah ketidakmampuan membalaskan budi

baik orang lain atau prinsip keterutangan terutama terutang budi. Oleh

karena itu seluruh aktivitas mereka difokuskan kepada penghindaran rasa

malu. Budi baik orang lain di sebut dengan On(恩) dan balasnya disebut

dengan ongaeshi、tetapi balas budi-baik atasan disebut Chu(忠) dan balas budi

baik terhadap orangtua disebut dengan Ko(孝). Sementara seluruh kewajiban

membalaskan budi tersebut disebut dengan Giri. Oleh karena itu ada Giri terhadap

atasan, ada Giri terhadap negara dan ada Giri terhadap mertua dan sebagainya.

2 Semenjak agama-agama melembaga masuk ke Jepang kepercayaan Shinto juga menjadi melembaga, kemudian orang Jepang mengikuti beberapa agama atau kepercayaan sekaligus.

Page 12: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

Menoleh Budaya Malu Masyarakat Jepang untuk Lebih Mengenal Indonesia

9

Dengan adanya pemikiran rasa malu tersebut, mengakibatkan orang Jepang

lebih susah menerima daripada memberi. Orang yang menerima akan

mengatakan ‘Arigatai’ yang kemudian disebut dengan ‘arigato’, yang arti

harfiahnya adalah ada sesuatu yang sulit. Artinya seseorang yang telah

menerima sesuatu dari orang lain harus memikirkan balasnya, dan inilah yang

sulit tersebut. Maka dengan pemikiran ini, ketika kita mengundang seseorang

tamu Jepang makan di rumah kita atau di restoran, maka hal ini akan segera

dibalasnya dengan mengundang kita kembali untuk membalas undangan kita

tersebut.

Balas budi kelihatan juga dalam pandangan Koshikannen3 (公私観念/ Publik

dan privat). Ko = publik atau juga atasan, sedangkan Shi = pribadi atau

bawahan. Kepentingan pribadi harus tunduk kepada kepentingan umum, atau

juga harus tunduk kepada kepentingan perusahaan, atau kepentingan

bawahan harus tunduk terhadap kepentingan atasan. Ketika kepentingan

privat tunduk kepada kepentingan umum, di sinilah adanya Chu (忠). Pada

masyarakat Jepang lebih mengutamakan Chu daripada Ko, artinya lebih

mengutamakan balas budi terhadap atasan, atau perusahaan daripada

balas-budi terhadap orangtua. Ketidakmampuan membalaskan budi inilah

rasa malu yang paling besar bagi masyarakat Jepang. Oleh karena itu rasa

malu mengakibatkan pengabdian yang paling tinggi. Dalam bushido

pengabdian tersebut diungkapkan dalam kata ‘shinukotowomitsuketari’

(menemukan jalan kematian) yaitu dalam perilaku junshi (bunuh diri

mengikuti kematian tuan), dan dalam perusahaan Jepang sekarang ada

istilah karoshi (mati karena kebanyakan bekerja). Di dalam kelompok

masyarakat Jepang ada lima hubungan yang mengabdi dan yang menerima

loyalitas pengabdian. Yaitu pada hubungan tuan dan anak-buah (atasan dan

bawahan), suami dan istri, abang dan adik, orang tua dan anak, dan juga

3 Dalam pandangan Koshikannen, kelompok ada berlapis-lapis, kelompok yang paling besar adalah negara, kemudian kelompok satu wilayah, kemudian keluarga dan di dalamnya adalah prifat. Mengorbankan kepentingan kelompok yang lebih kecil terhadap kelompok yang lebih luas adalah Chu.

Page 13: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

10

orang-orang sederajat. Etika pengabdian ini didasarkan pada etika

Konfusionis.

Kelompok sebagai tempat pengabdian diri. Dalam masyarakat Jepang

tradisional, kelompok yang paling kecil disebut dengan Ie. Ie adalah sebuah

keluarga yang anggota-anggotanya bukan didasarkan pada keturunan darah.

Tujuan utama dari pada Ie adalah kesinambungan keberadaan Ie tersebut.

Hal ini perlu untuk menjamin kesinambungan penyembahan leluhur di dalam

Ie tersebut. Seseorang yang meninggal perlu diberikan kuyou (sesajen)

selama 33 tahun bahkan lebih supaya roh orang tersebut tidak gentayangan.

Oleh karena itu dalam keluarga tradisional tersebut tidak diadakan

pembagian warisan. Tetapi apabila kepala keluarga meninggal, maka suksesi

untuk jabatan kepala keluarga prioritas utama pada anak laki-laki tertua.

Kemudian sistem pemikiran dalam keluarga tradisional ini diterima juga ke

dalam pemikiran kelompok yang lebih besar. Sehingga perusahaan juga

disebut dengan sistem Ie4 (keluarga tradisional), negara juga pada zaman

Meiji disebut dengan negara sistem Ie. Pemikiran sistem Ie inilah yang

membedakan orang dalam dan orang luar, demikian juga pengabdian dan

rasa malu hidup eksis di dalam kelompok ini.

4. JUNSHI DAN KAROSHI SEBAGAI PENEBUSAN RASA MALU

Dalam kehidupan Samurai Jepang dulu ada istilah Junshi (mati mengikuti

kematian tuan), dan di perusahaan Jepang sekarang ada istilah karoshi (mati

karena kebanyakan bekerja).

4 Perusahaan sistem Ie, di dalam perusahan tersebut tidak dikenal pembagian warisan. Oleh karena itu apabila direkturnya meninggal, maka direktur baru akan diganti dengan memberikan prioritas pada anak tertua atau pegawai yang paling senior.

Page 14: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

Menoleh Budaya Malu Masyarakat Jepang untuk Lebih Mengenal Indonesia

11

Junshi juga didasarkan kepada kebudayaan rasa malu. Apabila tuan

meninggal sementara anak-buah masih tetap hidup maka akan dijuluki

sebagai Samurai pengecut, oleh karena itu daripada menanggung malu maka

anak-buah tersebut harus bunuh diri. Dalam berbagai kisah Samurai, cerita

Junshi ini banyak ditemui. Salah satu kisah yang terkenal adalah Akouroshi

Jiken Chushingura. Yaitu peristiwa bunuh diri 47 orang samurai ronin (tidak

bertuan), yaitu anak buah Asano Takumi Naganori di daerah Akou (Hiroshima)

pada tahun 1702. Para anak-buah tersebut bunuh diri bersama di makam

tuannya, setelah berhasil melaksanakan balas dendam tuan terhadap musuh

tuan yang bernama pangeran Kira. Mereka sangat setia kepada tuan mereka

karena ada pemikiran balas budi dan rasa malu. Demikian juga di wilayah lain

ketika Date Masamune seorang tuan di daerah Sendai meninggal, sekitar 18

orang anak-buahnya juga melakukan Junshi (bunuh diri mengikuti kematian

tuan).

Dasar pemikirannya adalah sesuai dengan cita-cita bushi di dalam Hagakure5

yaitu menginginkan sampai 7 kali mati dalam reinkarnasi tetap menjadi abdi

tuan. Oleh karena itu ketika tuan meninggal anak-buah juga ingin menemani

tuan di dunia kematian sehingga waktu reinkarnasinya sama. Keberanian

bunuh diri mengikuti kematian tuan ini adalah suatu bentuk pengabdian yang

melampaui batas antara hidup dan mati. Inilah bentuk kesetiaan anak-buah

dalam masa pemerintahan Samurai6 pada zaman pertengahan di Jepang.

Kemudian ketika zaman berubah, ketika Jepang harus terbuka bagi dunia luar

pada zaman Meiji, masuklah pengaruh budaya luar, namun kesetiaan seperti

yang dimiliki Samurai tersebut tidak secara serta-merta menghilang.

Lembaga wilayah samurai yang disebut dengan Han diambil oleh negara dan

dijadikan menjadi ken (prefektur). Namun kepada kelompok samurai tersebut

5 Hagakure = The book of Samurai By Naramoto Tsuratomo in Edo period Japan. 6 Pemerintahan Samurai maksudnya, pemerintahan masa Feodal Shogunat tahun 1333 hingga zaman Edo Thn 1868.

Page 15: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

12

diberikan modal kemudian modal tersebut dipergunakan oleh kelompok

samurai untuk mendirikan perusahaan. Dan inilah awal berdirinya perusahaan

besar Jepang yang terus berlanjut hingga sekarang, seperti Mitsui, Mitsubishi,

Kanebo, Honda, dan sebagainya semuanya sesuai dengan nama han atau

wilayah mereka.

Ada dua jenis pekerja dalam perusahaan Jepang. Yang pertama dia bekerja

sesuai dengan jam kerja, yaitu masuk pada pukul 08:00 pagi dan pulang pada

pukul 16.00 Sore. Tapi ada juga sebagian pegawai yang tidak langsung pulang

walaupun jam kerja sudah selesai. Mereka ini tetap mengerjakan jangyo (sisa

pekerjaan). Kadang-kadang hingga larut malam mereka masih berada di

kantor dan bahkan mereka tertidur di tempat kerja. Ketika mereka bangun,

hari sudah pagi dan rekan-rekan kerja mereka sudah hadir lagi. Kemudian

pada akhir minggu juga mereka pergi rekreasi bersama teman kerjanya,

artinya hampir seluruh waktunya dipergunakan untuk perusahaannya.

Orang-orang seperti inilah yang besar kemungkinan akan mengalami karoshi.

Orang Amerika menuduh cara kerja orang Jepang ini sebagi work alkholic.

Di atas kita melihat bahwa perubahan han (wilayah samurai) menjadi ken

(distrik), mengakibatkan kelompok samurai mendirikan perusahaan.

Kemudian cara berpikir dalam kelompok Samurai akan terus dibawa ke dalam

cara berpikir di perusahaan. Sehingga dalam perusahaan Jepang sering

dikatakan mengutamakan orang daripada modal. Artinya kelanjutan

kehidupan kelompok mereka lebih diutamakan daripada mencari laba. Di

sinilah lahirnya kesetiaan akan kelompok seperti dalam pandangan

Koshikannen seperti di atas.

Kemudian kebudayaan luar yang masuk ke Jepang pada zaman Meiji

mengakibatkan Jepang menjadi negara industri maju, tetapi budaya

tradisional Jepang tetap dipertahankan hingga kini, sehingga Jepang dikenal

sebagai bangsa yang tengah berjalan di dua sisi peradaban yang berbeda

yaitu Tradisional dan Modern.

Page 16: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

Menoleh Budaya Malu Masyarakat Jepang untuk Lebih Mengenal Indonesia

13

Dalam penerimaan budaya luar ada 5 model yang saya temukan dalam hasil

penelitian saya dalam disertasi yang berjudul ‘Perbandingan model-model

penerimaan budaya luar antara masyarakat Jepang dan masyarakat Batak

pada ritus-ritus kematian Kristen’ di Tohoku University, Jepang.

Jepang kebanyakan mengikuti karakter menerima kebudayaan baru dan tetap

mempertahankan budaya lama. Kemudian saya bandingkan dengan

masyarakat Batak, dalam masyarakat Batak keserbaduaan ini ada tetapi tidak

utuh, ada bagian-bagian budaya taradisional lainnya yang dihilangkan. Oleh

karena itu masyarakat Batak dapat saja beralih dari tradisional menjadi

masyarakat yang modern tanpa harus berjalan di dua sisi peradaban yang

saling kontradiksi, minimal persentasenya jauh lebih kecil apabila

dibandingkan dengan Jepang.

Oleh karena itu dalam zaman yang berubah, kesetiaan pengabdian diri yang

didasari pada rasa malu masyarakat Jepang tradisional tetap eksis pada

zaman modern. Model-model pemeliharaan tradisi seperti masyarakat Jepang

belum tentu dapat diterima oleh susku-suku bangsa di Indonesia. Terutama

karena di Indonesia sendiri terdapat keberagaman budaya. Namun budaya

malu, budaya mengutamakan kepentingan publik daripada kepentingan

privat, budaya menghormati atasan atau prinsip senioritas saya pikir masih

perlu diperbaiki untuk ditanamkan pada generasi muda bangsa Indonesia

melalui karya satra atau melalui karya seni lainnya.

5. PENUTUP

Budaya rasa malu atau mengutamakan pendapat orang banyak, dan budaya

mengutamakan kepentingan masyarakat banyak berkebalikan dengan

budaya yang mengutamakan kepentingan pribadi. Kalau kepentingan pribadi

diutamakan, maka orang akan mencari segala cara untuk menumpuk harta

Page 17: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

14

pada diri sendiri dengan mengabaikan kepentingan orang banyak atau umum

atau disebut dengan korupsi. Oleh karena itu untuk bangsa Indonesia

dibutuhkan banyak karya sastra yang mengarah ke pembentukan budaya

rasa malu, prinsip senioritas dan mengutamakan kepentingan umum.

UCAPAN TERIMA KASIH

Hadirin, Bapak, dan Ibu yang saya muliakan,

Pada kesempatan ini perkenankanlah saya mengucapkan rasa terima kasih

saya kepada Bapak Menteri Pendidikan Nasional kita atas kepercayaan yang

diberikan kepada saya untuk menjadi Guru Besar dalam mata kuliah Telaah

Pranata Masyarakat Jepang pada Fakultas Sastra USU. Selanjutnya terima

kasih dan penghargaan saya haturkan pula kepada yang terhormat Bapak

Rektor USU yang telah memberikan dukungan bagi saya untuk mencapai

jenjang jabatan Guru Besar ini. Kemudian saya mengucapkan terima kasih

juga kepada Bapak-bapak para Pembantu Rektor, anggota Senat Guru Besar

USU. Kemudian terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Dekan Fakultas

Sastra USU Bapak Drs. Syaifuddin, MA., Ph.D atas izin dan dukungannya

kepada saya untuk mengajukan jabatan Guru Besar ini, dan juga kepada para

Pembantu Dekan Fakultas Sastra USU, serta semua pegawai yang telah

membantu saya dalam proses pengusulan kenaikan jabatan ini.

Tidak lupa pula saya menyampaikan terima kasih kepada Bapak/Ibu para

Guru Besar USU yang semoga kiranya saya dapat diterima dalam jajaran

mereka.

Selanjutnya ucapkan terima kasih dan rasa hormat yang tulus saya

sampaikan juga kepada para guru saya semenjak SD hingga ke perguruan

tinggi yang telah memberikan pendidikan kepada saya, yang nama-namanya

Page 18: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

Menoleh Budaya Malu Masyarakat Jepang untuk Lebih Mengenal Indonesia

15

tidak mungkin saya sebutkan satu per-satu dalam kesempatan ini. Namun

pada kesempatan ini secara khusus saya menyampaikan penghormatan dan

terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada guru dan pembimbing saya

yaitu Prof. Iwayumi Suzuki di Universitas Tohoku Jepang yang telah banyak

memberikan inspirasi dan pertolongan kepada saya ketika saya studi di

program doktor Universitas Tohoku Jepang. Semoga jasa-jasa beliau yang

tidak mungkin dapat saya balaskan dibalaskan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan

diberikan umur yang panjang. Kemudian saya tidak lupa pula mengucapkan

terima kasih secara khusus kepada Dosen-dosen pembimbing saya, Dr. Siti

Dahsiar Anwar, Prof. Kusunoki Masahiro, Prof. Hanazono Toshimaro dan Dr.

Kimura Toshiaki. Secara khusus terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Prof.

A. Samin Siregar atas izin yang diberikan kepada saya untuk mengikuti

program S-3 di Jepang, semoga TYME membalaskan kebaikan Bapak tersebut.

Secara khusus saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada staf

Konjen Jepang di Medan atas segala kemudahan yang diberikan kepada saya

dan keluarga saya dalam pengurusan Visa setiap kali hendak pergi ke Jepang

dalam rangka penelitian dan studi S-3 di Sendai Jepang.

Bapak/Ibu para hadirin yang saya muliakan,

Izinkan pulalah saya dalam kesempatan yang baik ini mengucapkan rasa

terima kasih saya dan mempersembahkan dedikasi saya kepada orang-orang

yang saya cintai di sekeliling saya. Pertama-tama saya mengenang Ayah dan

Ibu saya yang telah terlebih dahulu dipanggil Tuhan, beliau berdua telah

membesarkan dan memberikan pendikan kepada saya hingga saya dapat

tampil dalam acara ini. Saya berdoa kepada kedua beliau semoga arwahnya

diterima di sisi Tuhan.

Page 19: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

16

Selanjutnya dedikasi saya persembahkan juga buat orang-orang terdekat

saya, Istri dan anak-anak kami yang tercinta. Terutama kepada istri saya

tercinta yang tetap setia menemani saya dan pengertian yang dalam pada

waktu saya sekolah mengambil S-2 di Jakarta dan juga pada waktu saya

kuliah di Universitas Tohoku Jepang. Tanpa dukunganmu semua ini tidak akan

bisa saya capai, semoga Tuhan memberikan kesehatan dan umur yang

panjang kepadamu.

Khususnya kepada anak-anak kami, Roni, Ferdinand, Harumi Monica, dan

Alex yang sangat kami sayangi dan kami banggakan, semoga kalian berempat

dapat memetik hikmah dari acara pengukuhan ini. Menjadikan motivasi untuk

lebih sukses daripada Bapak kalian. Perlu kalian camkan; kerja keras, disiplin,

dan motivasi yang tinggi adalah awal dari semua kesuksesan.

Pada kesempatan ini juga saya ingin mengucapkan terima kasih kepada

Tulang Kol (Purn) A. Saragih, Tulang Drs. H. Saragih di Jakarta yang telah

banyak memberi dukungan dan pandangan pada waktu saya kuliah di

Bandung dan di Jakarta.

Kemudian secara khusus saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak

dan Ibu Mertua saya keluarga Brutu di Medan, semoga Tuhan membalaskan

kebaikannya dan memberikan kesehatan dan umur yang panjang sehingga

selalu ada yang memberi nasihat kepada kami. Terutama juga Ipar saya

sekeluarga di Pancur Batu (Bapak Jakaria sekeluarga) saya mengucapkan terima

kasih atas segala perhatian dan dukungannya. Dan juga ipar saya di Jakarta

yang selalu mengurus perizinan saya berangkat ke Jepang, saya mengucapkan

terima kasih banyak semoga Tuhan selalu melindungi ipar sekeluarga.

Dan juga saya tidak lupa mengucapkan terima kasih terhadap

saudara-saudaraku Ito Mama Doi di Jakarta, Pak Ucok di Tangerang, Eben

Ezer di Jakarta, Renita dan Ester di Serang, saya berterima kasih atas segala

Page 20: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

Menoleh Budaya Malu Masyarakat Jepang untuk Lebih Mengenal Indonesia

17

dukungan kalian semuanya yang saya rasa turut berperan dalam mendukung

kesuksesan saya pada hari ini.

Pada kesempatan ini juga saya tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada

sanak saudara saya di Jambu pak-pak Bharat, dan juga rekan-rekan sintua di

GKPPD Padang Bulan Medan, terutama anggota Wijk III, saya sadari berkat

doa kalian Tuhan telah menyertai saya dan mengabulkan cita-cita saya, lias

ate mbue mo bande karina partua-partua nami, sai Tuhanmo memalaskan i

karina.

Secara khusus saya tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada

rekan-rekan saya di Jurusan Satra Jepang. Terutama kepada para dosen dan

juga para pegawai jurusan dan juga para mahasiswa Sastra Jepang, terima

kasih atas segala kerja samanya selama ini, semoga kesuksesan saya pada

hari ini membawa berkah pada jurusan kita, gambare!.

Masih banyak lagi sebenarnya ucapan terima kasih yang harus saya

sampaikan, tetapi dalam kesempatan ini tidak bisa saya sampaikan satu per

satu. Semoga Tuhan berkenan membalaskan segala kebaikan- kebaikannya.

Akhirnya kepada seluruh hadirin yang saya muliakan yang telah berkenan

hadir dalam acara pengukuhan ini, saya mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya.

Yang terakhir, saya tidak lupa mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada seluruh panitia dalam pelaksanaan acara

pengukuhan ini, dan demikian juga kepada kenalan dan sahabat dan rekan

seprofesi yang telah hadir pada hari ini, saya ucapkan terima kasih banyak.

Semoga Tuhan selalu memberkati kita semuanya. Njuah-njuah mo banta

karina. Goseichou arigatou gozaimasu.

Page 21: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

18

DAFTAR PUSTAKA

Benedict, Ruth. Pedang Samurai dan bunga seruni. Terj Pamoeji. Sinar

harapan. Jakarta. 1979.

De Bary, Theodore. Sources of Japanese Tradition. Columbia University

Press. 1958.

Hori Ichiro. Folk religion in Japan. The University of Chicago Press. 1968.

Ienaga Saburo. 日 本 文 化 史 (Sejarah kebudayaan Jepang) Iwanami

Shoten. Tokyo. 1990.

Iwayumi Suzuki. 文化と現代世界 (kebudayaan dan dunia sekarang),

Biwanoshoin. 1991.

Nakamura Kichiji. 武家の歴史 (Sejarah Bushi). Iwanami shinsho. Tokyo.

1980.

Naramoto Yoshitada. 葉隠 (Hagakure). Chuokoronsha. Tokyo. 1984.

Robet. J Smith. Ancestors Worship in Contemporery Japan. Stanford

University Press. California.1974.

Reischauer Edwin. The Japanese Today, Change and Contuinity.

Harvard University Press. USA. 1977.

Situmorang Hamzon. Perubahan kesetiaan Bushi zaman Edo. USU Press.

Medan. 1995.

---------------------------. Ilmu Kejepangan, USU Press. 2006.

Page 22: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

Menoleh Budaya Malu Masyarakat Jepang untuk Lebih Mengenal Indonesia

19

Watsuji Tetsuro. 日本倫理思想史体系 (Sistematika pemikiran Jepang).

Iwanami shoten. Tokyo.1977.

---------------------. 風土 (Angin dan Tanah). Tokyo. Iwanami Shoten.

1979.

Wilson Wilyam. Hagakure the book of Samurai. Kodansha International Ltd.

Tokyo, New York. 1980.

Page 23: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

20

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI Nama : Hamzon Situmorang Padang

NIP : 131422712

Tempat/Tgl. Lahir : P. Siantar 4 Juli 1958

Agama : Kristen Protestan

Etnis : Ayah Pakpak, Ibu Simalungun

Pangkat/Gol. : Pembina Utama Muda/IV/a

Jabatan Fungsional : Guru Besar

Nama orangtua : Ayah = Kutur Padang (+)

Ibu = D. br. Saragih (+)

Nama Istri : Rospita Uli Brutu, SS

Pekerjaan; Pegawai Negeri di Pakpak Bharat.

Anak : Roni Marhaposan, Mahasiswa Farmasi USU

Ferdinand Christianto, Mahasiswa Pertanian USU

Harumi Monica, SMP

Alex Alfredo, SD

PENDIDIKAN 1. SD Negeri 4 Pematang Panei Simalungun 1964-1970

2. SMP GKPS Pematang Panei Simalungun 1971-1973

3. SMA LPSK Bandung 1974-1976

4. S-1 Satra Jepang UNPAD Bandung 1978-1983

5. S-1 Fak Hukum UNPAD/Fak Hukum USU 1980-1983/1985-1989

6. S-2 Kajian Jepang UI Jakarta 1990-1993

7. S-3 Sastra/Budaya Jepang Tohoku University Japan 1999-2005

Page 24: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

Menoleh Budaya Malu Masyarakat Jepang untuk Lebih Mengenal Indonesia

21

PENDIDIKAN TAMBAHAN 1. Oktober 1986-Maret 1987. Japanese Teacher Training. Tokyo. Sponsored

The Japan Foundation.

2. Oktober 1992-Maret 1993. Overseases Pree Departure Training. IPB

Bogor.

3. Oktober 1993-Maret 1995. Research student. Tohoku University Japan.

Sponsored Monbusho.

RIWAYAT PEKERJAAN 1 Agustus 1983 Dosen Honorer Fakultas Satra USU

1 Desember 1984 Gol. III/a Asisten Ahli Madya Fak Sastra USU

1 Januari 1988 Gol. III/b Asisten Ahli Fak Satra USU

1 Oktober 1993 Gol. III/c Lektor Muda Fak Sastra USU

1 Oktober 1996 Gol. III/d Lektor Fak Sastra USU

1 Oktober 1998 Gol. IV/a Lektor Kepala Fak Satra USU

1 April 2003 Gol. IV/b Lektor Kepala Fak Satra USU

1 April 2007 Gol. IV/c Lektor kepala Fak Sastra USU

1 April 2008 Gol. IV/c Guru-besar Fak Sastra USU.

JABATAN STRUKTURAL 1988-1990 Ketua Program D-3 Bahasa Jepang USU

2007-sekarang Ketua Departemen Satra Jepang S-1. USU

1996-sekarang Ketua Jurusan Satra Jepang S-1 Swadaya

ORGANISASI PROFESI - Ketua ASJI (Assosiasi Studi Jepang cabang Medan)

- Anggota Gakkai (Ikatan Dosen Bahasa Jepang Indonesia)

- Anggota Indogaku Kenkyukai (Peneliti Kebudayaan India Tohoku Univ)

Page 25: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

22

KARYA ILMIAH

BUKU YANG DITERBITKAN

1. Perubahan Kesetiaan Bushi Zaman Edo. USU Press. 1995. ISBN

979-458-072-7

2. Ilmu Kejepangan. USU Press. 2006. ISBN 979-458-242-5

3. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. USU Press. 2007. ISBN 979-458-276-X

JURNAL ILMIAH NASIONAL

1. Penyembahan Leluhur dalam Masyarakat Jepang. Oasis Jurnal

Ilmiah Sastra, Budaya dan Sejarah. No 7 Desember 2001 Fak. Sastra USU.

2. Pengabdian Diri dalam Drama Kanadehon Chushingura. Logat

Jurnal Ilmu-Ilmu Bahasa dan Sastra. Volume II No 1 April 2006. Fakultas

Satra USU.

3. Kuburan Jepang: Studi Kasus Sendai Kurisuchan Bochi. Wacana

Edisi XIV Januari 2007. Fakultas Sastra USU.

4. Perubahan Makam dan Pemakaman Tradisional di Jepang.

Wawasan. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial. Terakreditasi. Volume 13 No2. Oktober

2007. FISIP USU.

JURNAL ILMIAH INTERNASIONAL

1. The Christianity in Batak Society. Rosnshu Studies Religions East and West

No 25. 1998. The Association for Indology and Study of religion. Tohoku

University Japan.

2. Funeral rites among Batak People of North Sumatera Indonesia. Ronshu

Studies in Religions East and West. No 32. 2007.

3. A Comparative study about model receiving foreign culture between Japan

and Batak. JSPS Ronpaku Japan 2006.

SKRIPSI, TESIS, DISERTASI

1. Analisis Novel Shunkinsho Karya Tanizaki Jun Ichiro. UNPAD 1983

Page 26: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

Menoleh Budaya Malu Masyarakat Jepang untuk Lebih Mengenal Indonesia

23

2. Perubahan Kesetiaan Bushi dari Tuan kepada Keshogunan Pada Zaman Edo.

Pasca sarjana UI. 1993.

3. Perbandingan Ritus-ritus Kematian Jepang dan Batak. Tohoku Univ. 2005.

PENELITIAN MELEMBAGA

1. Proses Morfologis Verba Bahasa Jepang. Lembaga Penelitian USU. 1989

2. Kesetiaan Bushi dalam Chushingura Lembaga Penelitian USU. 2002

3. Perubahan Sistem Keluarga Tradisional Jepang. Lembaga Penelitian USU.

2007.

MATA KULIAH YANG DIASUH

1. Telaah Pranata Masyarakat Jepang

2. Ilmu Kejepangan

3. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang

4. Metodologi Penelitian

PEMAKALAH

1. Masalah Pulau-Pulau Utara Jepang, ASJI-UNSADA. 1989

2. Bushi no kenshin doutoku no hendou. Tohoku Univ. 1995

3. Kesetiaan Bushi Jepang. Pascasarjana UI. 1996

4. Lintas Budaya di Jepang. Persada-USU. 2006.

AKTIVITAS LAIN

1. Ketua Penyelenggara Lomba Pidato Bahasa Jepang Sumatera Utara 2007

dan 2008

2. Ketua Penyelenggara Ujian Kemampuan Bahasa Jepang (Nihongonouryokushiken)

Tahun 2006 hingga Sekarang.

3. Ketua GKM (gugus kendali mutu) Sastra Jepang USU.

Page 27: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

24

PENGALAMAN MENGAJAR DI LUAR USU

1. STBA Swadaya 1983-sekarang

2. UMI (Universitas Methodis Medan) 1996-1998

3. Akademi Parawisata UDA Medan 1996-1998

4. Lembaga Bahasa Hankam Pondok Labu Jakarta 1990-1991

5. Myagigakuin Joshidaigaku Sendai Japan 1994-1995

6. UNIKA Medan 2005-Sekarang.

PENGHARGAAN

- Satya Lancana Karya XX, Tahun 2007.

Page 28: menoleh budaya malu masyarakat jepang untuk lebih mengenal

Menoleh Budaya Malu Masyarakat Jepang untuk Lebih Mengenal Indonesia

25