32
Menumbuhkan Sikap Mental Positif Rendah hati mungkin adalah sebuah kata yang hampir hilang dari perbendaharaan bahasa kita. Hampir setiap hari kita mendengar atau menyaksikan betapa kita, menunjukkan arogansi kekuasaan atau kekayaan, kehebatan yang kita miliki. Lihat saja slogan-slogan para calon wakil rakyat yang terpampang hampir di setiap sudut kota, di perempatan jalan, dengan gambar yang demikian gagah dan kata-kata yang membuat kita jengah. Barangkali menjadi sesuatu yang aneh dan ‘langka’ ketika kita menjumpai teman yang selalu menyapa setiap orang tanpa melihat status sosial, mau mengulurkan tangan untuk siapa saja di sekelilingnya tanpa rasa malu atau gengsi. Kerendahan hati merupakan salah satu indikator dari tingginya kecerdasan spiritual seseorang. Seorang yang tidak bisa menunjukkan sikap atau karakter rendah hati, berarti belum mencapai kedamaian dengan dirinya. Riset menunjukkan, para pemimpin yang berhasil membawa perusahaan atau organisasinya ke puncak kesuksesan biasanya adalah orang yang memiliki integritas, mampu menerima kritik, rendah hati, dan mengenal dirinya dengan baik. Para pemimpin yang sukses ini ternyata memiliki kecerdasan spiritual yang jauh lebih tinggi dari manusia rata-rata. Mereka justru adalah manusia yang rendah hati. Sayangnya, tidak semua orang mengerti bahwa rendah hati dan low profile itu identik dengan kemajuan dan progressifitas. Karena itu, tidak jarang kita salah memahami logika realitas kehidupan. Agak aneh kalau orang sudah berpendidikan tinggi masih tidak bisa bersikap rendah hati. Selain kecerdasan dan kemampuan dalam menyelesaikan setiap pekerjaan, ternyata ada hal mendasar yang sangat berpengaruh bagi kualitas kesuksesannya. Hal mendasar tersebut adalah sikap mental positif. Sikap mental positif sangat erat kaitannya dengan kepribadian yang menarik. Kepribadian menarik yang membuat mental anda positif :

Menumbuhkan Sikap Mental Positif

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Menumbuhkan Sikap Mental Positif

Menumbuhkan Sikap Mental Positif

Rendah hati mungkin adalah sebuah kata yang hampir hilang dari perbendaharaan bahasa kita. Hampir setiap hari kita mendengar atau menyaksikan betapa kita, menunjukkan arogansi kekuasaan atau kekayaan, kehebatan yang kita miliki. Lihat saja slogan-slogan para calon wakil rakyat yang terpampang hampir di setiap sudut kota, di perempatan jalan, dengan gambar yang demikian gagah dan kata-kata yang membuat kita jengah.Barangkali menjadi sesuatu yang aneh dan ‘langka’ ketika kita menjumpai teman yang selalu menyapa setiap orang tanpa melihat status sosial, mau mengulurkan tangan untuk siapa saja di sekelilingnya tanpa rasa malu atau gengsi.

Kerendahan hati merupakan salah satu indikator dari tingginya kecerdasan spiritual seseorang. Seorang yang tidak bisa menunjukkan sikap atau karakter rendah hati, berarti belum mencapai kedamaian dengan dirinya. Riset menunjukkan, para pemimpin yang berhasil membawa perusahaan atau organisasinya ke puncak kesuksesan biasanya adalah orang yang memiliki integritas, mampu menerima kritik, rendah hati, dan mengenal dirinya dengan baik. Para pemimpin yang sukses ini ternyata memiliki kecerdasan spiritual yang jauh lebih tinggi dari manusia rata-rata. Mereka justru adalah manusia yang rendah hati.

Sayangnya, tidak semua orang mengerti bahwa rendah hati dan low profile itu identik dengan kemajuan dan progressifitas. Karena itu, tidak jarang kita salah memahami logika realitas kehidupan. Agak aneh kalau orang sudah berpendidikan tinggi masih tidak bisa bersikap rendah hati.

Selain kecerdasan dan kemampuan dalam menyelesaikan setiap pekerjaan, ternyata ada hal mendasar yang sangat berpengaruh bagi kualitas kesuksesannya. Hal mendasar tersebut adalah sikap mental positif. Sikap mental positif sangat erat kaitannya dengan kepribadian yang menarik.

Kepribadian menarik yang membuat mental anda positif :

1. Fleksibel : Dapat beradaptasi dengan cepat dalam keadaan darurat sekalipun, tanpa kehilangan kendali merupakan ketrampilan yang signifikan dalam mencapaikesuksesan. Dengan bersikap fleksibel, anda mudah beradaptasi dengan lingkungan apapun dan dengan siapapun.

2. Sopan : Kesopanan merupakan kebiasaan menghargai perasaan orang lain dalam suatu kondisi. Saat ini kesopanan merupakan hal yang langka di tengah-tengah kondisiyang semakin menuntut anda bersikap individual. Padahal kebiasaan sopan akan membuat anda mudah mengontrol diri dan menguasai emosi. Dan sikap ini tentu saja sangat dibutuhkan dalam rangka menggapai kesuksesan.

3. Toleransi : Toleransi adalah bersikap fair dan menghormati setiap perbedaan apapun, baik opini, tingkah laku dan kebiasaan. Dengan toleransi anda semakin kaya keanekaragaman dunia. Sedangkan semakin tidak toleran, anda semakin tertutup terhadap setiap perbedaan. Dan ini sama saja dengan menutup potensi

Page 2: Menumbuhkan Sikap Mental Positif

pikiran anda.Karena anda dapat berkembang diantaranya jika anda siap menerima gagasan dan perbedaan baru.

4. Humoris : Humor diyakini dapat mengatasi masalah apapun yang melilit kehidupan anda. Karena humor yang wajar akan membuat anda menjadi pribadi yang fleksibel dan mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi dan lingkungan. Humor membuat anda mudah tersenyum di tengah ketegangan hidup. Hal ini berdampak bagus bagi perkembangan mental anda yang secara tidak langsung mempengaruhi kesuksesan anda.

5. Rendah hati : Sikap congkak, sombong, dan egois tidak akan ditemukan pada orang-orang yang berkepribadian menarik. Sikap rendah hati membuat anda ‘peduli’ dan mau mendengarkan orang lain. Orang yang rendah hati mudah menghargai orang lain dan akan dihargai orang lain.

6. Sportif : Bersikap sportif artinya mau berkompetisi secara sehat dan fair. Biasanya orang yang sportif jika menang tidak akan besar kepala dan jika kalah tidak akan mengeluh apalagi menggerutu. Dengan demikian orang lain akan menaruh hormat dan respek kepada anda.

7. Hangat :Bersikap hangat sebenarnya merupakan ketrampilan yang sederhana. Namun seringkali diabaikan oleh banyak orang. Padahal sikap hangat pada orang lain mencerminkan sikap antusias, percaya diri, dan kooperatif. Hal ini tentu saja merupakan bagian dari hal yang diperlukan dalam rangka mencapai sukses.

Pribadi yang rendah hati memandang bahwa orang lain sebagai ciptaan Tuhan memiliki keunikan dan keistimewaan, sehingga dia senantiasa membuat orang lain merasa penting. Karena sesungguhnya setiap pribadi adalah istimewa. Setiap orang adalah spesial, unik, dan berhak untuk dihargai. Manusia adalah pribadi yang harus diperlakukan khusus. Manusia adalah makhluk yang sangat sensitif. Jika kita meragukan hal ini, lihat diri kita sendiri dan perhatikan betapa mudahnya kita merasa disakiti atau tersinggung.

Page 3: Menumbuhkan Sikap Mental Positif

MAXIMIZE YOUR TALENT (05)

Oleh: Paulus Winarto*

Sekarang mari kita bahas bagaimana cara mengembangkan talenta.

DEVELOP

John C. Maxwell pernah berkata kalau kebahagiaan sama dengan pertumbuhan (happiness is growth). Manusia yang terus bertumbuh adalah manusia yang bahagia. Keluarga yang bertumbuh adalah keluarga yang bahagia. Perusahaan yang terus bertumbuh adalah perusahaan yang bahagia. Menurut saya itu sangat tepat!

Kehidupan menyediakan begitu banyak kesempatan kepada manusia untuk terus bertumbuh. Barangkali kita kurang menyadari bahwa setiap pagi ketika kita bangun pagi kita selalu mempunyai peluang menjadi orang yang lebih baik daripada hari yang telah lewat.

Pertumbuhan bukanlah sesuatu yang otomatis terjadi seiring bertambahnya usia atau pengalaman seseorang. Pertumbuhan yangs sejati selalu diawali dengan komitmen untuk bertumbuh. Kitalah orang yang paling bertanggung jawab bagi pertumbuhan pribadi kita masing-masing.

Pertumbuhan akan membuat talenta yang kita miliki terus berkembang sehingga kita tidak perlu jadi orang yang sama dari waktu ke waktu. Berikut ini ada beberapa langkah yang dapat membantu kita semua untuk mengembangkan talenta kita:

1. Terus mengasah talenta kita dengan terus belajar.

Diakui atau tidak rasa puas diri terkadang membuat seseorang berada di zona nyaman dan tidak mau lagi berubah. Agar hal itu tidak terjadi pada kita, biasakan diri kita untuk selalu lapar dan haus akan hal-hal baru. Terus terang secara pribadi terkadang saya agak jenuh juga membaca buku-buku pengembangan diri karena sudah lebih dari 500 buku saya lahap. Terkadang ketika membaca sebuah buku, hampir sebagian besar isinya saya sudah tahu namun saya tidak membaca buku tersebut dengan tujuan untuk mencari apa yang sudah saya tahu melainkan saya mencari hal-hal baru yang sama sekali belum saya ketahui. Terkadang buku yang saya baca itu juga bisa menjadi reminder yang sangat baik.

Jika kita memiliki semangat untuk terus belajar, carilah buku-buku yang dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kita. Rajin-rajinlah ke toko buku atau perpustakaan. Ikuti berbagai pelatihan yang kiranya dapat membantu kita

Page 4: Menumbuhkan Sikap Mental Positif

bertumbuh. Investasikan waktu dan dana kita. Ingat, tidak ada sukses tanpa pengorbanan. Pertumbuhan hari ini akan menjamin hari esok yang lebih baik.

2. Komunitas tumbuh bersama.

Bergaullah dengan orang-orang yang memiliki talenta yang sama dengan kita sehingga bisa saling belajar, saling memotivasi atau sekedar saling bertukar informasi. Teknologi yang semakin canggih tentu akan sangat membantu karena kita dapat membentuk komunitas itu melalui dunia maya atau internet. Bergabunglah dengan mailing list yang anggotanya memiliki minat yang sama dengan minat yang kita miliki.

Juga perlu kita ingat bahwa tidak ada komunikasi yang lebih efektif daripada komunikasi tatap muka. Oleh sebab itu secara berkala bertemulah dengan orang-orang tersebut.

3. Mentoring.

Setelah menemukan talenta kita, carilah juga mentor untuk membantu kita bertumbuh. Seorang mentor adalah seorang yang telah mencapai hal yang baru ingin kita capai atau ia telah memiliki kualitas-kualitas tertentu yang ingin kita miliki. Kita bisa belajar dari pengalaman, pengetahuan serta yang terpenting hikmat yang telah didapatkannya dari perjalanan hidup. Kunjungi mentor kita secara teratur atau undanglah ia makan. Sebelum itu, persiapkanlah hal-hal yang ingin Anda tanyakan dan diskusikan. Anda bisa menuliskan di sebuah buku dan jadikan buku tersebut buku mentoring Anda. Hal-hal penting dari mentor juga bisa Anda catat di buku tersebut.

Seorang teman bahkan memiliki kebiasaan yang sangat unik dan terbilang langka. Jika ia bertemu seseorang yang dianggapnya ahli, ia selalu berusaha agar belajar sesuatu. Nah, poin-poin yang dipelajarinya akan diketiknya, diprint dan dijadikan bahan untuk pengembangan diri. Kebiasaan itu telah dilakoninya sejak usia mahasiswa. Kini, ia telah menjadi seorang pengusaha sukses.

Jangan mencari satu mentor yang sempurna karena kita tidak akan pernah menemukannya. Carilah beberapa mentor sekaligus. Misalnya secara pribadi saya memiliki mentor dalam bidang rohani, bisnis, kreativitas, kepemimpinan, pemasaran, dsb.

Yang juga penting adalah binalah hubungan baik dengan sang mentor. Artinya jangan hanya menghubungi dia jika kita butuh. Ada saatnya kita harus menunjukkan kepedulian kepada mentor. Misalnya mengunjunginya saat ia sakit, memberikan hadiah kecil atau sekedar menelpon untuk menyapa dan mengucapkan selamat ulang tahun. Turutlah bersukacita bersama mentor Anda ketika ia bersukacita dan berikan penghiburan ketika ia sedang bersusah

Page 5: Menumbuhkan Sikap Mental Positif

hati. Ingat, mentor juga manusia yang punya hati dan keinginan untuk senantiasa dikasihi.

Selain mencari mentor, ada baiknya juga kita menjadi mentor bagi mereka yang membutuhkan. Kalau kita membagikan apa yang kita ketahui kepada orang yang tepat, kita akan semakin terampil dalam bidang tersebut, semakin bijaksana dan semakin dihormati. Sebuah lilin tidak akan pernah kehilangan cahayanya ketika ia membagikan cahayanya kepada lilin yang lain. Bagi saya melihat orang lain bertumbuh karena saya adalah sebuah sukacita besar. Bagaimana dengan Anda?

4. Milikilah mitra akuntabilitas.

Perjalanan hidup mengajarkan saya betapa ngerinya kultus individu. Dengan jelas kita bisa melihat banyak pemimpin jatuh karena tidak lagi memiliki orang di sekelilingnya yang berani memberikan masukan atau kritik yang sifatnya membangun. Para pemimpin tersebut dianggap sakti atau manusia yang serba sempurna.

Mitra akuntabilitas adalah orang yang mengasihi kita dan berani menegur kita secara terbuka jika kita melakukan kesalahan. Bisa jadi mereka ini adalah orang paling dekat dengan kita, seperti suami, istri, saudara atau sahabat-sahabat dekat kita. Apakah Anda memiliki seseorang yang berani berkata, “Kamu salah, harusnya kamu ngga begitu. Harusnya kamu begini…” Bisa jadi itu mitra akuntabilitas dalam hidup Anda. Bersyukurlah kepada Tuhan untuk kehadiran orang tersebut karena ia ibarat alarm peringatan atau lampu merah dalam hidup Anda.

Yesus pernah berkata, “Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu (Lukas 6:26).” Tanpa kita sadari terkadang pujian yang datang terus-menerus dari orang-orang di sekeliling kita akan membuat kita besar kepala dan lupa diri.

5. Kembangkan sikap mental positif.

Sikap adalah sebuah pilihan. Sikap adalah bagaimana kita berpikir atau merespon sesuatu. Peristiwa yang sama bisa direspon secara berbeda oleh dua orang, itulah sikap.

Ada beberapa cara praktis agar kita dapat senantiasa menumbuhkan sikap mental positif dalam hidup kita, yaitu: baca buku-buku yang positif (terutama firman Tuhan), bergaullah dengan orang-orang yang positif, senantiasa bersyukur, luangkan waktu untuk melayani orang lain yang membutuhkan, ucapkan hal-hal positif kepada diri kita sendiri, bersikap hati-hati dan bijaksana terhadap masukan-masukan negatif (seperti kritikan tajam karena

Page 6: Menumbuhkan Sikap Mental Positif

tidak semua orang mengkritik kita dengan motif untuk membantu kita bertumbuh).

Page 7: Menumbuhkan Sikap Mental Positif

Carl Rogers : Psikolog Aliran Humanisme

Posted on Psychology.

Carl Ransom Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinios, Chicago. Rogers meninggal dunia pada tanggal 4 Pebruari 1987 karena serangan jantung.

Latar belakang: Rogers adalah putra keempat dari enam bersaudara. Rogers dibesarkan dalam keluarga yang berkecukupan dan menganut aliran protestan fundamentalis yang terkenal keras, dan kaku dalam hal agama, moral dan etika. Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis, ide – ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam pengalaman -pengalaman terapeutiknya.

Ide pokok dari teori – teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah – masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.

Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak – kanak seperti yang diajukan oleh aliran freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya.

Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang bukan apa yang terjadi pada waktu itu.

Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi -potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam masa kanak – kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.

Rogers dikenal juga sebagai seorang fenomenologis, karena ia sangat menekankan pada realitas yang berarti bagi individu. Realitas tiap orang akan berbeda – beda tergantung pada pengalaman – pengalaman perseptualnya. Lapangan pengalaman ini disebut dengan fenomenal field. Rogers menerima istilah self sebagai fakta dari lapangan fenomenal tersebut.

Konsep diri menurut Rogers adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan

Page 8: Menumbuhkan Sikap Mental Positif

aku. Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitu Incongruence dan Congruence. Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin. Sedangkan Congruence berarti situasi di mana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati.

Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).

Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positip tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan.

Lima sifat khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being):

1. Keterbukaan pada pengalaman Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalaman dengan fleksibel sehingga selalu timbul persepsi baru. Dengan demikian ia akan mengalami banyak emosi (emosional) baik yang positip maupun negatip.

2. Kehidupan Eksistensial Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka terhadap pengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu berubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya.

3. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap pengalaman itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik.

4. Perasaan Bebas Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya paksaan – paksaan atau rintangan – rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat meilhat sangat banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yang ingin dilakukannya.

5. Kreativitas Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme mereka

Page 9: Menumbuhkan Sikap Mental Positif

sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan ciri – ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam di sekitarnya.

Kelemahan atau kekurangan pandangan Rogers terletak pada perhatiannya yang semata – mata melihat kehidupan diri sendiri dan bukan pada bantuan untuk pertumbuhan serta perkembangan orang lain. Rogers berpandangan bahwa orang yang berfungsi sepenuhnya tampaknya merupakan pusat dari dunia, bukan seorang partisipan yang berinteraksi dan bertanggung jawab di dalamnya.

Selain itu gagasan bahwa seseorang harus dapat memberikan respons secara realistis terhadap dunia sekitarnya masih sangat sulit diterima. Semua orang tidak bisa melepaskan subyektivitas dalam memandang dunia karena kita sendiri tidak tahu dunia itu secara obyektif.

Rogers juga mengabaikan aspek – aspek tidak sadar dalam tingkah laku manusia karena ia lebih melihat pada pengalaman masa sekarang dan masa depan, bukannya pada masa lampau yang biasanya penuh dengan pengalaman traumatik yang menyebabkan seseorang mengalami suatu penyakit psikologis.

Teori Rogers ini memang sangat populer dengan masyarakat Amerika yang memiliki karakteristik optimistik dan independen karena Rogers memandang bahwa pada dasarnya manusia itu baik, konstruktif dan akan selalu memiliki orientasi ke depan yang positip. Pertanyaannya yaitu : Apakah teori ini juga akan sama efektifnya jika diaplikasikan pada masyarakat dengan budaya, dan struktur sosial serta sistem kemasyarakatan yang berbeda dengan Amerika?

Sumber Referensi:Schultz, Duane. Psikologi Pertumbuhan: Model – Model Kepribadian Sehat. Jogjakarta: Kanisius, 1991.

Page 10: Menumbuhkan Sikap Mental Positif

Seandainya anda memiliki sebuah DeskTop PC (Personal Computer) dengan spesifikasi PENTIUM IV 3 Ghz, HardDisk 40 GB, DDRAM 256 MB, CDRW 52x36x48, SoundCard Yamaha, VGA GeForce, OS MS Windows XP Pro, dan berbagai komponen yang mutakhir lainnya. Lalu andaikan OS (Operating System) yang anda gunakan untuk PC tadi adalah MS DOS 3.0 bukan Windows XP apa yang terjadi pada PC tersebut?           

Ada 2 kemungkinan, yang pertama mungkin PC anda tidak mau jalan karena OS yang anda gunakan sudah ketinggalan jaman. Yang kedua, PC anda jalan tapi tidak bekerja optimal sehingga keunggulan komponen-komponen tidak dapat dirasakan.           

Nah, itulah konsep diri. Konsep diri adalah Operating System bagi NeckTop PC, yaitu Sistem Persyarafan tubuh  kita. Kita ini merupakan sebuah komputer yang paling canggih tetapi tanyakan pada diri kita, “Apa kita sudah sering meng-upgrade konsep diri kita?” 

Komponen Konsep Diri. Konsep diri memiliki 3 komponen yang sangat penting karena akan mempengaruhi hidup kita mulai saat kecil hingga sekarang, komponen tersebut antara lain :

1.      Diri Ideal.Dalam konteks dunia pendidikan, diri ideal yang sering ditetapkan orangtua adalah anak harus mendapat nilai sempurna (100 atau A). dalam setiap ujian

2.      Citra Diri.Anda akan selalu bertindak atau bersikap sesuai dengan gambar yang muncul dalam cermin/citra diri anda.

3.      Harga Diri.Semakin anda menyukai diri anda, menerima diri anda, & hormat pada diri anda sendiri sebagai seorang yang berharga & bermakna, maka semakin tinggi harga diri anda.           

 Kesimpulannya dapat dimisalkan sebagai berikut : Orangtua anda menetapkan diri ideal anda harus mendapat nilai 100 untuk ulangan Matematika, tetapi anda hanya dapat nilai 60 (Citra diri). Yang terjadi sekarang adalah diri ideal tidak sejalan dengan citra diri.Ini sudah pasti akan berpengaruh pada harga diri anda.     

Bagaimana Konsep Diri Terbentuk.

Bangunan konsep diri itu seperti meja, dimana terdapat kaki-kaki penyokongnya.

Yang sangat berperan dalam “Meja” tersebut antara lain :

1.                  Siapa yang memasang kaki tersebut?Pertama Orangtua dan setelah itu Guru

Page 11: Menumbuhkan Sikap Mental Positif

2.                  Seberapa intensitas emosi yang timbul saat itu?Sedih,malu,bahagia,bangga,dll

3.                  Repetisi.Semakin sering, berarti semakin kuat kaki yang terpasang.            

Kita akan lihat bagaimana terbentuk “meja” tadi lewat kisah berikut :

Saat anda masih kecil anda tidak sengaja memecahkan gelas lalu ibu anda mengatakan.

“Anak bodoh, masak mbawa gelas aja gak becus!”.Otomatis “meja” anda berbentuk

Lalu saat sekolah anda mendapat nilai jelek sehingga bentuk meja menjadi:  

Berbeda kisahnya seandainya saat memecahkan gelas, ibu anda mengatakan “Kamu tidak apa-apa Nak?Lain kali hati-hati ya..”. Dan saat ujian orangtua anda menghargai nilai anda, maka meja akan berbentuk

 

Dari kisah diatas dapat anda lihat efek yang akan terjadi apabila konsep diri yang kita miliki adalah salah satu meja diatas, bisa jadi positif bahkan mungkin negatif. 

Mengubah dan meningkatkan konsep diri           

Sangat tidak pantas sekali jika kita langsung menyalahkan orangtua atau guru yang dimasa lalu telah membentuk konsep diri anda  menjadi “Saya Bodoh”. Kita sudah dewasa, jadi kita harus merubahnya sendiri.

Bagaimana caranya? Caranya sebagai berikut :

Page 12: Menumbuhkan Sikap Mental Positif

1.      Kisah Sukses: Berupa kejadian, peristiwa, pengalaman, atau apa saja yang pernah anda alamidalam hidup yang dirasa istimewa. Kisah sukses ini harus anda tulis diatas kertas, tulislah kisah sukses terkini lalu mundur lagi, terus mundur sampai saat anda masih kecil, sampai kisah sukses paling lama yang bisa anda ingat. Ini akan membantu diri agar memberi self-talk positif dan menghentikan self-talk negatif disaat mengalami kegagalan.  

2.      Simbol Sukses: Bentuknya dapat berupa Trofi, sertifikat ijazah, surat penghargaan, lencana, foto, tanda tangan orang yg dikagumi, rekaman video, kaset, dll.Simbol sukses ini sebagai Reminder (pengingat) akan keberhasilan yang pernah kita raih. Kisah & simbol sukses ini dapat memperkuat kaki “meja” konsep diri anda. 

3.      Afirmasi Positif: Siapakah orang yang paling anda percayai pendapatnya di dunia ini ?Tentu saja anda sendiri. Maka dari itu tanamkan pada diri kita benih kepercayaan diri dengan ucapan-ucapan positif (Afirmasi Positif). Afirmasi Positif dapat dibuat dgn benar, yakni :

a.      Harus Positif.Jangan gunakan kalimat, “Saya tidak bodoh!” tapi gunakanlah kalimat, “Saya cerdas dan terampil!”

b.      Menggunakan kalimat waktu sekarang.Jangan menggunakan kalimat, “ Besok saya akan rajin belajar,” tapi gunakan kalimat,”Saya adalah murid yang rajin belajar.”

c.       Bersifat pribadi.Gunakan kata “saya”Misalnya,”Saya murid yang pintar dan….”

d.      Persisten.Lakukan selama 21 hari non-stop. e.       Dengan hasrat dan antusiasme yang besar.Libatkan emosi anda saat

mengucapkan kalimat afirmasi anda.           

4.      Visualisasi Multi SensoriAgar dapat melakukan cara ini, anda harus masuk dalam kondisi alfa(kondisi di saat anda ingin tidur sehingga terasa rileks dan agak “fly”).Setelah masuk kondisi alfa, lakukan langkah-langkah untuk melakukan visualisasi multi sensori, yakni :

  o 1.      Tuliskan semua hal-hal positif seperti sikap, kepribadian, karakter,

integritas, atau apa sajayang anda perlu ada dalam diri anda yang sukses.

o 2.      Masuklah ke dalam kondisi alfa.o 3.      Saat kondisi alfa, gunakan mata pikiran untuk melihat diri sendiri

yang telah sukses lengkap dengan semua hal positif yang telah anda tuliskan. Lihatlah diri anda yang sedang menerima ucapan selamat dan pandangan hormat & kagum dari orang sekitar anda.Setelah  elihat diri anda, coba rasakan perasaan anda saat itu?Masuk lebih dalam dan nikmati! Saat melihat & merasakan hal tersebut, suara apa yang muncul dalam benak anda?apa yang anda katakan mengenai diri anda sendiri? (Lakukan selama 10 menit)

Page 13: Menumbuhkan Sikap Mental Positif

o 4.      Setelah itu, buka mata perlahan-lahan, gerakkan ujung jari anda. Jangan langsung bergerak!Resapi perasaan sukses yang sedang anda rasakan. 

5.      Goal SettingPada saat anda mulai bisa melihat diri anda sebagai pribadi yang kompetenpada saat itulsh konsep diri mulai berubah. Lalu bagaimana cara membuat & menggunakan goal setting untuk meningkatkan konsep diri?      Caranya sebagai berikut ;

  o 1.      Tentukan & putuskan apa yang anda inginkan (tujuan) sejelas-

jelasnya.o 2.      Tuliskan di selembar kertas (jangan hanya diingat.o 3.      Tetapkan tenggat waktunya, kapan goal harus tercapai.o 4.      Uraikan goal itu menjadi sub-goal yang terukur & terarah.o 5.      Buat daftar tindakan yang harus anda lakukan untuk mencapai

tujuan.o 6.      Atur daftar tindakan anda menjadi suatu perencanaan-tuliskan di atas

kertas.o 7.      Lakuakan tindakan!o 8.      Lakukan sesuatu yang relevan setiap hari yang membawa dekat

dengan tujuano 9.      Tinjaulah setiap hari.o 10.  Rencanakan setiap tindakan yang akan dilakukan (sehari

sebelumnya).o 11.  Tetapkan prioritas dengan A,B,C,D,&E.o  

  A=Sangat pentingàkalau tidak dilakukan, mendatangkan

akibat serius. B=Perlu dilakukan àBila tidak, mengakibatkan efek negatif

yang tidak terlalu berat. C= Baik untuk dikerjakanàTidak ada akibat negatif

(Nonton, ngobrol,dll). D=Delegasikan/out-sourceBebaskan waktu anda. E=EliminateAbaikan saja.                

o  Sehingga didapatkan contoh goal setting sbb:

Page 15: Menumbuhkan Sikap Mental Positif

Personal Meaning

Written by Maria Antoinette, S,Psi     

Personal meaning dianggap menjadi salah satu hal yang penting yang menggerakkan individu mencapai prestasi. Selain itu, Frankl (dalam Wiebe, 2001) memandang bahwa seseorang yang memiliki personal meaning yang positif (fulfillment of personal meaning) dalam kehidupan, berkontribusi kepada harapan dan optimisme dan menghargai terjadinya suatu masa buruk dalam siklus kehidupan.

Bilamana terjadi suatu kejadian atau peristiwa buruk, personal meaning diyakini dapat membantu memunculkan kebangkitan diri individu dari keadaan yang tidak diinginkan. Frankl (dalam Wiebe, 2001) berkeyakinan bahwa meaningfulness (kebermaknaan) dalam hidup, berhubungan dengan self esteem yang tinggi dan perilaku yang murah hati terhadap orang lain, sedangkan meaningless (ketidakbermaknaan) dalam hidup berasosiasi dengan ketidakpedulian atau melepaskan diri (diengagement).

Personal Meaning dalam beberapa perspektifa. Perspektif RelativitasBattista dan Almond (dalam Visser, 1973) melakukan penelitian terhadap berbagai teori personal meaning yang berbeda, dan menemukan bahwa meaning bagi setiap orang itu berbeda, dan pencapaian menemukan meaning itu sendiri unik bagi setiap orang. Toleransi Battista dan Almond terhadap sistem kepercayaan yang memunculkan struktur bagi perkembangan personal meaning adalah tanda penting dalam perspektif relativitas ini. Dalam penelitiannya tersebut, Battista dan Almond menemukan 4 hal yang biasa ditemukan yang berhubungan dengan personal meaning, yaitu ;

1. Orang yang percaya bahwa hidupnya bermakna , secara positif pasti meyakini konsep-konsep tertentu, seperti humanistik, religiusitas, atau idiosyncratic yang berhubungan dengan makna kehidupan.

2. Konsep meaning yang mereka yakini, memunculkan kekonsistensian mereka untuk mencapai arah dan tujuan hidup mereka.

3. Orang yang percaya bahwa hidup mereka bermakna , entah hidup mereka sudah bermakna atau mereka yang masih berusaha mencapai tujuan hidupnya.

4. Dalam proses mencapai tujuan hidup yang mereka buat, dalam diri seseorang , akan muncul perasaan signifikan pada diri mereka sendiri dan rasa bangga terhadap kehidupan mereka.

b. Perspektif Eksistensial Personal meaning menurut perspektif eksistensialis didasarkan dari berbagai pemikiran filosofi, psikiatri dan psikolog. Sartre, Kierkegaard, dan Nietzche, di mana semuanya penganut eksistensialis yang sangat meyakini pengalaman seseorang, pada waktu dan situasi tertentu. (May & Yalom, 1995 dalam Wiebe,2001). Tujuan pokok Humanisme –

Page 16: Menumbuhkan Sikap Mental Positif

Eksistensialis adalah keselamatan dan kesempurnaan manusia.

b.1. Perspektif Eksistensial SartrePandangan Sartre mengenai Eksistensialisme sebagai Humanisme adalah ajaran yang menghargai kehidupan manusia, dan mengajarkan bahwa setiap kebenaran dan tindakan mengandung keterlibatan lingkungan dan subjektifitas manusia (Sartre dalam Soejadi, 2001 ). Sartre berpendapat bahwa manusia yang memiliki kebebasan, kemerdekaan, dan sebagai makhluk pribadi yang otonom. Sartre menghargai dan menjunjung tinggi eksistensi pribadi serta subjektifitas dalam kehidupan bersama. Kebebasan bagi Sartre adalah absolut, tidak ada batas lagi kebebasan selain batas yang ditentukan oleh kebebasan itu sendiri. Kebebasan sebagai arah dan tujuan hidup selaku manusia adalah kepribadian atau kedirian yang sifatnya sedemikian rupa sehingga orangnya bebas dari beraneka ragam alienasi yang menekannya, dan bebas pula untuk kehidupan yang utuh, tak tercela, berdikari dan kreatif. Selain itu, Sarte juga menekankan bahwa manusia harus bertanggung jawab terhadap keputusan yang dipilihnya. Menurutnya, manusia harus dipahami sebagai subjek otonom, memiliki keunikan dan kedudukan eksistensial. Individualitas dan personalitas manusia menjadi penting karenanya.

b.2. Perspektif Eksistensial OmoregbeOmoregbe (dalam Soejadi, 2001) mengatakan implikasinya dalam sikap dan tindakan humanis, bahwa kebebasan manusia menurut Sartre memberikan dan membawa jalan keluar yang fundamental untuk mentransendensi atas dunia, menumbuhkan semangat keberanian manusia untuk berbuat lebih kreatif dan progresif dalam usaha meraih hidup yang lebih tinggi , memberi peluang kepada setiap pribadi manusia untuk mengembangkan diri.

 

Definisi Meaning dan Personal Meaning

a. Definisi Meaning Menurut MaslowMaslow (dalam Wiebe, 2001) mengatakan bahwa meaning dialami dari aktualisasi diri, individu yang termotivasi untuk mengetahui alasan atau maksud dari keberadaan dirinya. Ia juga mengatakan bahwa setiap individu memiliki dorongan untuk memenuhi kebutuhannya dari yang sederhana sampai kebutuhan yang kompleks. Aktualisasi diri adalah pencapaian suatu potensi terbesar dalam diri, menjadi yang terbaik yang dapat dilakukannya, dan mencapai tujuan hidup dirinya.

b. Definisi Meaning Menurut BaumeisterBaumeister (1991), mengatakan bahwa meaning mengandung beberapa bagian kepercayaan yang saling berhubungan antara benda, kejadian dan hubungan. Baumeister menekankan bahwa meaning pada akhirnya memberikan arahan, intensi pada setiap individu, di mana perilaku menjadi memiliki tujuan , daripada hanya berperilaku berdasarkan insting atau impuls.

Page 17: Menumbuhkan Sikap Mental Positif

c. Definisi Meaning Menurut Frankl Frankl (dalam Wiebe, 2001) mengkonsepkan meaning sebagai pengalaman dalam merespon tuntutan dalam kehidupan, menjelajahi dan meyakini adanya tugas unik dalam kehidupannya, dan membiarkan dirinya mengalami atau yakin pada keseluruhan meaning. Frankl yakin bahwa setiap individu memiliki kapasitas untuk melawan lingkungan luar yang sulit, menahan dorongan fisik maupun psikologis untuk masuk ke dalam dimensi baru dari eksistensi diri. Dimensi baru ini adalah hal-hal mengenai meaning, dan meliputi dorongan untuk menjadi signifikan dan bernilai dalam kehidupan.

Frankl dalam logoterapinya, menyebutkan tiga asumsi. Asumsi pertama, kehidupan memiliki meaning yang sangat luas, termasuk hal yang paling menyakitkan atau tidak ada harapan (kebebasan berkehendak). Kedua, bahwa orang yang dilengkapi “will to meaning” sejak lahir , yang tidak mengejar kekuasaan atau kesenangan, tetapi untuk menemukan meaning dan tujuan hidupnya (motivation for living atau kehendak untuk hidup bermakna). Ketiga, Frankl mempercayai bahwa orang memiliki kebebasan untuk menemukan personal meaning dalam berbagai situasi (makna hidup), entah melalui aktivitas, pengalaman atau sikap yang bermakna.

d. Definisi Personal Meaning Menurut Reker Menurut Reker, personal meaning adalah memiliki tujuan hidup, memiliki arah, rasa memiliki kewajiban dan alasan untuk ada (eksis), identitas diri yang jelas dan kesadaran sosial yang tinggi.

“Personal meaning is defined as having a purpose in life, having a sense of direction, a sense of order and a reason for existence, a clear sense of personal identity, and a greater social consciousness.”(Reker, 1994; Reker & Butler, 1990; Reker et al., 1987; Zika & Chamberlain, 1992)

Definisi personal meaning menurut Reker dapat melengkapi komponen-komponen yang menentukan berhasilnya perubahan dari penghayatan hidup tak bermakna menjadi lebih bermakna yang diutarakan Bastaman (1996), yaitu ;

1. Pemahaman diri ( self insight); Meningkatnya kesadaran atas buruknya kondisi diri pada saat ini dan keinginan kuat untuk melakukan perubahan kearah kondisi yang lebih baik

2. Makna hidup ( meaning of life); adalah nilai-nilai penting dan sangat berarti bagi kehidupan pribadi seseorang yang berfungsi sebagai tujuan hidup yang harus dipenuhi dan sebagai pengarah kegiatannya

3. Pengubahan sikap ( attitude change); Adalah suatu proses dari yang semula tidak tepat menjadi lebih tepat dalam menghadapi masalah, kondisi hidup atau musibah.

4. Keikatan diri (self commitment); Adalah munculnya suatu komitmen seseorang yang ditandai dengan semakin terikat dengan makna hidup yang ditemukan dan tujuan hidup yang telah ditetapkan

5. Kegiatan terarah (directed activity); Adalah upaya-upaya yang dilakukan secara sadar dan sengaja berupa pengembangan potensi-potensi pribadi (bakat,

Page 18: Menumbuhkan Sikap Mental Positif

kemampuan, keterampilan) yang positif, serta pemanfaatan relasi antar pribadi untuk menunjang tercapainya makna dan tujuan hidup.

6. Dukungan sosial (social support); Adalah hadirnya seseorang atau sejumlah orang yang akrab, dapat dipercaya dan selalu bersedia memberi bantuan pada saat-saat diperlukan.

Hal-hal pokok yang saling melengkapi di antara keduanya, yaitu ;

1. Tujuan hidup yang dimaksud oleh Reker (1997), dapat dianggap sama dengan makna hidup yang dimaksud Bastaman (1996). Tujuan dan makna hidup, sama-sama memiliki peran sebagai arah individu tersebut dalam menjalani kehidupan selanjutnya.

2. Sebelum memiliki tujuan dan makna hidup, individu akan melalui tahap pemahaman diri , yaitu proses pencarian dan penyadaran atas keadaan diri yang menghasilkan suatu tujuan atau makna hidup individu tersebut. Tahap pemahaman diri ini dapat diartikan sama dengan identitas yang jelas pada definisi personal meaning Reker (1997).

3. Setelahnya, individu akan melalui tahapan pengubahan sikap, suatu proses penyadaran yang semula tidak tepat menjadi lebih tepat dalam menghadapi masalah. Hal ini didorong pula oleh rasa memiliki kewajiban dan alasan untuk ada (eksis) pada individu tersebut.

4. Kemudian, individu akan melalui tahapan keikatan diri terhadap tujuan dan makna hidupnya.

5. Individu akan masuk ke tahap kegiatan terarah, yaitu melakukan upaya pencapaian tujuan danmakna hidup. Pada tahap ini individu telah memiliki arah yang jelas dan nyata, yang dapat dilakukan dalam usahanya mencapai tujuan dan makna hidup.

6. Komponen dukungan sosial yang diungkapkan Bastaman (1996), merupakan komponen pelengkap yang berperan penting dalam pencapaian tujuan dan makna hidup atau personal meaning individu. Sedangkan kesadaran sosial yang tinggi dapat dianggap sebagai komponen pendukung atau hasil dari pencapaian tujuan dan makna hidup individu.

 

Dimensi MeaningReker dan Wong (dalam Reker&Chamberlain, 2000) melakukan kolaborasi teori, yang menghasilkan 4 dimensi meaning. Empat dimensi meaning tersebut berhubungan dengan 1) bagaimana meaning dialami (structural components), 2) isi dari pengalaman (sources of meaning), 3) perbedaan bagaimana meaning dialami (breadth), dan 4) kualitas pengalaman bermakna (depth).

a. Structural components Komponen struktural ini menjelaskan bagaimana meaning dialami oleh seseorang, yang terdiri dari komponen kognitif, motivasional, dan afektif, serta dan komponen personal dan sosial.

Page 19: Menumbuhkan Sikap Mental Positif

Komponen Kognitif

Diartikan sebagai sistem keyakinan individu dan pandangan menyeluruh yang telah terbangun dalam konteks budaya yang spesifik dan dipengaruhi oleh pengalaman kehidupan individu yang unik. Umumnya, pertanyaan-pertanyaan fundamental yang dipengaruhi komponen kognitif adalah ”Apa yang saya lakukan dalam kehidupan ini bernilai?” atau ” Apa yang membuat kehidupan menjadi berarti?”. Oleh karena itu, komponen kognitif menjadi bagian dari pemberian makna pada suatu pengalaman hidup. Individu tidak hanya memberi makna dari sistem kepercayaan atau pandangan masyarakat , tetapi juga mencari pengertian eksistensial melalui nilai dan tujuan dari kejadian atau pengalaman hidup, lingkungan atau kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

Komponen Motivasional

Adalah sistem nilai yang dibangun pada setiap individu. Nilai, adalah pedoman kehidupan, yang mengarahkan apa tujuan yang harus dicapai oleh seseorang, dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Nilai ditentukan oleh kebutuhan individu, kepercayaan dan masyarakat. Proses untuk mencapai tujuan tertentu dan pencapaian mereka, meningkatkan sense of purpose dan meaning pada satu eksistensi. Komponen motivasional melihat personal meaning sebagai sifat dasar kognitif dan perilaku, secara konsisten mengejar tujuannya dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang menurutnya berguna. Komponen ini paling penting untuk menjaga individu agar tetap bertahan , dalam menghadapi atau melalui rintangan, atau pengalaman traumatis yang ekstrem.

Komponen Afektif

Komponen ini terdiri dari rasa puas (satisfaction) dan pemenuhan atau perasaan terpenuhi (fulfillment) individu yang didapat dari pengalaman-pengalaman dan keberhasilan mencapai tujuan individu tersebut. Perasaan terpenuhi merupakan hasil dari cara berpikir yang positif dalam kehidupan. Walaupun, perjuangan untuk mencapai kebahagiaan belum tentu menghasilkan rasa makna diri yang besar, bagaimanapun juga rasa makna diri tersebut akan memberikan rasa puas pada individu yang berjuang tersebut. Reker dan Wong (dalam Reker&Chamberlain, 2000) mengatakan bahwa ketiga komponen di atas tersebut saling berhubungan satu sama lain. Dalam penelitian yang dilakukan Ranst dan Marcoen (dalam Reker&Chamberlain, 2001) ditemukan bahwa komponen motivasional dan komponen afektif mempengaruhi komponen kognitif, sedangkan komponen motivasional tidak saling berpengaruh dengan komponen afektif.

Komponen Personal dan Sosial (Preconditions of meaning )

Preconditions of meaning terdiri dari hubungan sosial dan kualifikasi personal. Komponen sosial terdiri dari hubungan personal, cinta dan empati. Komponen personal terdiri dari kualitas unik pada individual, atribut personal (seperti menjadi kreatif, fleksibel, adaptif, intelektual, memiliki rasa ingin tahu, dan bertanggung jawab), yang mempengaruhi personal meaning. Komponen sosial dan personal berperan sebagai

Page 20: Menumbuhkan Sikap Mental Positif

preconditions of meaning dengan mengidentifikasi, individu yang seperti apa yang hendak mencari meaning.

 

b. Sources of meaning (sumber meaning) Sumber meaning dimaksudkan dengan isi area-area yang berbeda atau tema personal dari mana meaning dialami. Darimana meaning berasal? Nilai dan kepercayaan adalan landasan kuat dari sumber meaning. Nilai didefiniskan sebagai konstruk yang melebihi situasi spesifik dan nilai lebih disukai secara personal dan sosial. Nilai tergabung dengan modes of conduct (nilai instrumental) dan tujuan hidup (nilai terminal) dan mendorong untuk melakukan tindakan (Rokeach dalam Reker dan Chamberlain, 2000). Nilai akan terefleksikan dari jawaban individu ketika ditanyakan mengenai area dari kehidupan mereka, dari mana meaning berasal.

Di samping itu, berdasarkan berbagai penelitian secara kuantitatif maupun kualitatif, ditemukan bahwa meaning dapat berasal dari sumber-sumber yang luas dan spesifik, seperti budaya dan latar belakang etnis, sosial demografis dan tahap perkembangan (Devogler, et al dalam Reker dan Chamberlain, 2000).

Perbandingan Teori Sumber Meaning Frankl, Wong dan Reker

Sumber meaning menurut FRANKL (dalam Wiebe, 2001)

Sumber meaning menurut WONG (dalam Wiebe, 2001)

Sumber meaning menurut REKER (dalam Reker & Chamberlain, 2000)

Sumber meaning terdiri dari 3 sumber nilai, yaitu ; 1. Nilai Kreatif ; apa yang dapat diberikan individu untuk dunia, misalnya kesuksesan pribadi, perilaku menolong, dan sebagainya

2. Nilai Sikap (attitude); bagaimana cara individu menghadapi situasi yang tidak dapat diubah. Penerimaan terhadap situasi ini, seburuk apapun situasi atau keadaannya, disebut dengan self-transcendence.

1. Achievement atau pencapaian prestasi

2. Relationship (perilaku dan keahlian dalam menjalin hubungan dengan orang lain)

3. Religion (keyakinan pada kekuatan yang lebih besar dan hubungan personal dengan Tuhan)

4. Self –Transcendence (fokus nilai dalam melayani orang lain)

5. Self Acceptence (memperlakukan diri dengan baik dan kemampuan untuk mengintegrasikan

1. hubungan personal2. altruism 3. aktivitas religi, 4. aktivitas kreatif, 5. perkembangan diri,6. menemukan

kebutuhan dasar, 7. keamanan finansial8. aktivitas rekreasi 9. prestasi pribadi, 10. meninggalkan

warisan, 11. nilai atau idealisme

yang bertahan lama,

12. tradisi dan budaya, 13. alasan

sosial/politik

Page 21: Menumbuhkan Sikap Mental Positif

3. Nilai Pengalaman ; pengalaman langsung di dunia , baik yang buruk ataupun yang baik.

kesalahan di masa lalu dan keterbatasan diri dalam menjalani kehidupan saat ini dan cita-cita di masa depan)

6. Intimacy (fokus terhadap keluarga dan hubungan yang dekat/intim)

7. Fair Treatment (bagaimana seseorang diperlakukan dan dihormati dalam lingkungan sosialnya)

8. Fulfillment (perasaan terpenuhi dan rasa puas atau senang)

14. humanistic concern

15. aktivitas bersenang-senang

16. kepemilikan benda17. hubungan dengan

alam.

 

 

c. Breadth of meaning Breadth of meaning adalah kecenderungan individu untuk mengalami atau memperoleh meaning dari beberapa sumber yang berbeda. DeVogler-Ebersole dan Ebersole (dalam Reker dan Chamberlain, 2000) menyatakan bahwa pada umumnya individu memperoleh meaning dari berbagai sumber , dan hanya sedikit individu yang hanya memperoleh meaning dari satu sumber. Reker dan Wong (dalam Reker dan Chamberlain, 2000) menyatakan bahwa individual 1) akan mengalami meaning dari beberapa sumber yang berbeda, dan 2) semakin banyak sumber meaning yang dimiliki, maka akan mengarahkan individu tersebut ke rasa pemenuhan (fulfillment) yang lebih besar.

d. Depth of meaningDepth of meaning menunjukkan kualitas dari pengalaman meaning individu. Apakah pengalaman meaning individu tersebut dangkal, dalam, atau hanya sebagian. Menurut Reker dan Wong (dalam Reker dan Chamberlain, 2000), terdapat empat (4) level depth yang menunjukkan tingkat meaning yang dialami individu. Keempat level depth ini dikategorikan menjadi ; self-preoccupation dengan kesenangan dan kenyamanan (level 1), pengabdian waktu dan tenaga untuk mewujudkan potensi diri (level 2), pelayanan bagi orang lain dan komitmen terhadap lingkup sosial yang lebih luas , atau alasan politis (level 3), dan nilai yang menyenangkan yang melebihi arti individu dan meliputi alam semesta, dan tujuan akhir kehidupan (level 4). Namun, O’Connor dan Chamberlain (dalam Reker dan Chamberlain, 2000), menemukan kesulitan melakukan prosedur dalam menentukan levels of depth seseorang sesuai dengan kriteria depth of meaning yang dipaparkan Reker dan Wong (dalam Reker dan Chamberlain, 2000). Kesulitan prosedur yang dihadapi adalah adanya hubungan yang tidak setara antara sumber kategori meaning dan levels of depth. Misalnya, sumber kategori meaning yang dimiliki seseorang hanya melayani orang lain, dengan demikian apakah individu ini dapat langsung dimasukkan ke dalam level tiga (3) ? Menurut O’Connor dan Chamberlain (dalam Reker dan

Page 22: Menumbuhkan Sikap Mental Positif

Chamberlain, 2000), depth merupakan dimensi yang penting untuk menggamarkan personal meaning seseorang, namun O’Connor dan Chamberlain menyatakan bahwa masih diperlukan konsep depth of meaning yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam penelitian ini depth of meaning tidak akan digali mengingat masih terjadi perdebatan konsep depth of meaning ini, untuk menghindari kesalahan atau kekeliruan dalam mengintepretasi dan menganalisis data.

 

Proses penghayatan hidup tak bermakna menjadi lebih bermakna atau Penemuan Personal MeaningBastaman (1996) melihat proses makna hidup seseorang dalam suatu proses yang merupakan urutan pengalaman dari penghayatan hidup tak bermakna menjadi lebih bermakna, atau berdasarkan definisi Reker disebut proses penemuan personal meaning.

Lukas (1986) , melihat ada dua bagian besar antara individu yang telah menemukan personal meaning dan individu yang masih mencari personal meaning. Individu yang belum menemukan personal meaning dapat dibedakan mejadi dua bagian lagi yaitu individu yang berhenti dan terperangkap (stuck) dalam pencarian mereka (people in doubt), dan individu yang masih aktif mencari personal meaning nya. Sedangkan individu yang telah menemukan personal meaning juga dibagi menjadi dua, yaitu individu yang memiliki sistem nilai piramidal (people in despair) dan individu yang memiliki sistem nilai paralel. Kratochvil (dalam Lukas, 1986) mengungkapkan, individu yang memiliki sistem nilai piramidal adalah individu yang hanya memiliki satu nilai besar dalam hidupnya di atas nilai-nilai kehidupannya yang lain. Sedangkan individu yang memiliki sistem nilai paralel adalah individu yang memiliki beberapa nilai yang sama-sama kuat dalam kehidupannya, semua nilai yang dimilikinya sama berartinya.

Kratochvil (dalam Lukas, 1986) juga menegaskan bahwa individu yang memiliki sistem nilai paralel, umumnya lebih sehat dan stabil daripada individu yang memiliki sistem nilai piramidal. Ada dua alasan yang mendasari pemikiran Kratochvil ini, yaitu ;

1. Individu yang memiliki sistem nilai paralel lebih mudah menggantikan (replace) nilai miliknya yang hilang. Misalnya, seorang ibu yang berhenti berkarir, masih memiliki prestasi lain di kegiatan sosial dan kesibukan dalam rumah tangganya. Sedangkan individu dengan sistem nilai piramidal, konsep keseluruhan hidupnya mudah dikacaukan (shambles).

2. Umumnya, individu yang hanya memegang satu nilai tertinggi, cenderung fanatik atau tidak dapat bertoleransi terhadap suatu situasi kehidupan. Misalnya, seorang ibu yang hidup hanya untuk anaknya, sulit untuk memahami perilaku ibu-ibu lain yang dapat menitipkan anaknya untuk pergi bekerja.

 

Page 23: Menumbuhkan Sikap Mental Positif

DAFTAR PUSTAKA

 

Bastaman, H. D, (1996). Meraih Hidup Bermakna : Kisah Pribadi dengan Pengalaman Tragis. Jakarta : Paramadina

Baumeister, R. F., (1991). Meanings of Life. New York : Guilford Press

Bourne Jr, L.E. & Ekstrand, B.R., (1973). Psychology : It’s Principles & Meanings. Illinois: Dryden Press

Frankl, V.E., (2006). Man’s Search for Meaning. Boston : Beacon Press

Page 24: Menumbuhkan Sikap Mental Positif