10
Mengintip Mesin Vespa supaya Hemat BBM Jika dalam hukum ekonomi, dengan modal sekecil-kecilnya untuk mendapatkan untung yang sebesar- besarnya. Maka dalam dunia otomotif ada juga suatu “hukum” yang artinya sama dengan dalam dunia ekonomi, hukum tersebut adalah, dengan bahan bakar minyak (BBM) yang seminimal mungkin untuk mendapatkan kecepatan/akselerasi yang sebesar-besarnya. Selain dari hukum tersebut ada juga hal yang menarik, dan ini penulis dapatkan di salah satu iklan oli, yaitu bagaimana memasukan gajah dan kuda kedalam satu tempat, yang artinya adalah bagaimana mendapatkan kecepatan dan akselerasi yang besar dalam satu mesin dan irit. Memang, begitulah dunia otomotif senantiasa berkembang dan terus berkembang. Kembali kepada mesin vespa, apakah hal diatas dapat diterapkan? Apakah perkembangan otomotif dapat di aplikasikan kedalam mesin vespa yang didesain pada jaman dahulu kala yang notabene mempunyai karakteristik jauh berbeda dengan mesin baru? Sampai detik ini, penulis belum bisa menjawab. Namun, dikesempatan ini penulis hanya ingin berbagi pengalaman tentang bagaimana membuat mesin vespa menjadi irit, ya paling tidak dapat menembus perbandingan kurang lebih 1 : 60. Bagi penulis, perbandingan ini sudah lumayan irit untuk kategori mesin vespa.

Mesin Vespa

  • Upload
    vwellya

  • View
    1.549

  • Download
    20

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Mesin Vespa

Mengintip Mesin Vespa supaya Hemat BBM

Jika dalam hukum ekonomi, dengan modal sekecil-kecilnya untuk mendapatkan untung yang sebesar-

besarnya. Maka dalam dunia otomotif ada juga suatu “hukum” yang artinya sama dengan dalam dunia

ekonomi, hukum tersebut adalah, dengan bahan bakar minyak (BBM) yang seminimal mungkin untuk

mendapatkan kecepatan/akselerasi yang sebesar-besarnya. Selain dari hukum tersebut ada juga hal

yang menarik, dan ini penulis dapatkan di salah satu iklan oli, yaitu bagaimana memasukan gajah dan

kuda kedalam satu tempat, yang artinya adalah bagaimana mendapatkan kecepatan dan akselerasi yang

besar dalam satu mesin dan irit. Memang, begitulah dunia otomotif senantiasa berkembang dan terus

berkembang.

Kembali kepada mesin vespa, apakah hal diatas dapat diterapkan? Apakah perkembangan otomotif

dapat di aplikasikan kedalam mesin vespa yang didesain pada jaman dahulu kala yang notabene

mempunyai karakteristik jauh berbeda dengan mesin baru? Sampai detik ini, penulis belum bisa

menjawab. Namun, dikesempatan ini penulis hanya ingin berbagi pengalaman tentang bagaimana

membuat mesin vespa menjadi irit, ya paling tidak dapat menembus perbandingan kurang lebih 1 : 60.

Bagi penulis, perbandingan ini sudah lumayan irit untuk kategori mesin vespa.

Page 2: Mesin Vespa

2tak Mesin vespa termasuk dalam kategori mesin 2tak yang memang boros akan bahan bakar namun

mempunyai akselerasi yang lumayan tinggi. Dibandingkan mesin 4tak, kelebihan mesin 2tak adalah lebih

bertenaga, lebih kecil dan ringan, dengan kombinasi kedua kelebihan di atas menjadikan rasio berat

terhadap tenaga (power to weight ratio) mesin lebih baik. Dari kelebihan diatas, sekarang ini mesin-

mesin vespa sudah jarang mendapatkan kelebihan-kelebihan yang harusnya dimiliki. Hal ini terjadi

karena memang beberapa spare part mempunyai kualitas dibawah standar pabrikan. Namun, dari segi

penggunaan bahan bakar, mesin vespa termasuk hemat dalam lingkup mesin 2tak. Mesin vespa

mempunyai teknik pengkabutan (pencampuran bahan bakar dan udara) yang dibantu crack as

menghasilkan pengkabutan yang sempurna, berbeda dengan mesin lainnya, yang pengkabutan nya

dilakukan di karburator. Nah disinilah sebenarnya kunci utama hemat BBM yaitu proses pengkabutan,

bila pengkabutan sempurna, maka proses pembakaran pun akan sempurna sehingga menghasilkan

tenaga yang cukup untuk mendorong piston menggerakan kopling yang nantinya tenaga ini salurkan ke

roda.

Karburator Karburator memegang peranan penting dalam semua

mesin konvensional (tidak menggunakan injection).

Proses pencampuran bahan bakar dan udara

dilakukan di alat ini. Jumlah bahan bakar dan udara

yang masuk harus pas atau sesuai dengan kapasitas

silinder untuk nantinya dipampatkan (dikompres) oleh

piston. Dalam proses pencampuran ada yang

namanya spuyer. Fungsi alat ini adalah untuk

menentukan jumlah angin atau bahan bakar yang

masuk. Ada 2 spuyer, yaitu spuyer untuk pasokan

bahan bakar dan spuyer untuk pasokan angin. Kedua

alat ini memang ada ukurannya, namun sekarang ini

alat tersebut sudah tidak terstandarisasi lagi, artinya

pada mesin A dengan type mesin dan CC mesin sekian

alat ini cocok, namun bila karburator ini di aplikasikan

pada mesin B dengan type mesin dan CC mesin yang

sama belum tentu cocok. Solusinya adalah asalkan mesin dapat hidup dengan normal dan ditambah

dengan laju vespa yang sudah cukup baik, itu sudah cukup. Penulis menyarankan untuk trial and error

dan mulai lah dari ukuran spuyer yang paling rendah (standar karburatornya), jika dirasakan sulit/kurang

enak laju vespa, naikkan ukuran spuyernya sedikit demi sedikit. Beberapa hal yang perlu diketahui

adalah :

1. Spuyer bahan bakar (mainjet-no. 10), spuyer ini berfungsi untuk mensuplai bahan bakar. Ukuran

yang terlalu kecil, dapat menyebabkan mesin kekurangan bahan bakar dan kelebihan angin,

sehingga dapat membuat mesin mbrebet dan kehilangan tenaga, ukuran yang terlalu besar dapat

Penampang karburator Sumber : http://www.allstyles-scooters.com/httpdocs/images/Carbs/VBA1T.FUEL.jpg

Page 3: Mesin Vespa

membuat mesin mengalami “kebanjiran”, yaitu mesin sulit dihidupkan

karena terlalu banyak bahan bakar.

2. Spuyer angin (Idling jet – no. 11), spuyer ini berfungsi untuk

memberikan sedikit tekanan udara pada bahan bakar yang keluar

dari mainjet. Ukuran yang terlalu kecil dapat menyebabkan

bahan bakar tidak dapat keluar dengan lancar. Ukuran yang

terlalu besar, dapat membuat bahan bakar yang masuk terlalu

banyak.

Untuk ukuran yang pastinya, dapat dilakukan sendiri dengan metode “coba-coba” dan gunakan

perasaan untuk mendengarkan suara mesin.

Ruang Pengkabutan (Isapan) Setelah bahan bakar dan udara tercampur, lalau dihisap piston melalui ruang pengkabutan. Bagian ini

ada di bawah karburator. Dari karburator, bahan bakar dan udara masuk melalui lubang hisapan dan

dilakukan proses pengkabutan diruang pengkabutan yang diteruskan ke ruang bakar, pada sisi lain,

bandul crack as menutup lubang hisapan agar bahan bakar yang sudah dikabutkan habis terkirim ke

ruang bakar. Bagian ini adalah bagian yang paling menentukan untuk penghematan BBM. Dibagian ini

selain terjadi proses pengkabutan, juga ada proses lain yaitu, penghisapan bahan bakar, dan menutup

lubang hisapan. Penutupan lubang hisapan dilakukan oleh bandul crack as. Apabila terjadi kerenggangan

pada bagian ini, terutama pada bagian yang ditandai garis merah (gambar ruang pengkabutan), maka

dipastikan akan tersembur keluar bahan bakar melalui lubang hisapan. Tersemburnya sebagian bahan

bakar, akan menyebabkan kuantitas bahan bakar yang dibakar berkurang yang menyebabkan tenaga

pun berkurang.

Bila terjadi kerenggangan di bagian yang ditandai garis merah, maka solusinya adalah, menambah

daging (bahasa tukang bubut) pada bagian tersebut. Proses ini harus benar-benar presisi, artinya tidak

kurang dan tidak lebih serta harus rapat.

Karburator. Sumber : http://www.dellortodirect.com/images/SI24.gif

Lubang Hisapan http://www.scooterhelp.com/tuning/p.intake3.jpg

Ruang Pengkabutan http://www.scooterhelp.com/tuning/p.intake2.jpg

Page 4: Mesin Vespa

Pada bagian ini juga terdapat seal crack as yang berfungsi

untuk mencegah oli mesin masuk keruang pengkabutan

serta mencegah hasil pengkabutan keluar dari ruang

pengkabutan. Kerusakan seal dapat menyebabkan :

1. Habisnya oli mesin

2. Busi menjadi hitam legam, karena oli mesin ikut

terbakar

3. Mesin tidak dapat langsam

4. Boros bahan bakar

Tanda-tanda kerusakan seal crack as biasanya sudah dapat dideteksi, yaitu :

1. Asap knalpot yang begitu tebal dan pekat, walaupun kita menambahkan oli sampingnya tidak terlalu

banyak.

2. Kopling cepat habis (sebenarnya bukan kopling, tapi stut gobangan yang habis )sehingga kita sering

menarik kabel kopling. Bila hal ini terjadi kita wajib mengecek seal ini.

3. Mesin tidak dapat langsam dengan berbagai setelan ukuran spuyer, padahal sebelumnya dapat

langsam.

Ruang bakar Setelah mengalami pengkabutan di ruang pengkabutan, maka bahan bakar masuk ke ruang bakar, lalu

dipampatkan dan dibakar oleh busi yang memercikan api.

1. Proses pemampatan (compress)

Pada proses ini, beberapa bagian yang perlu diperhatikan agar proses pemampatan sempurna dan

tidak bocor. Bagian-bagian tersebut yaitu :

a. Piston

Kerusakan pada piston, dapat menyebabkan

suara kasar (oblak). Gambar disamping

adalah bagaimana piston yang baik, yaitu

rapat. Ada cara lain untuk mengecek kondisi

piston, yaitu, tutup bagian bawah cylinder

dengan tangan (harus rapat), lalu masukin

piston, lihat, apakah piston langsung jatuh,

atau tertahan. Yang paling baik adalah piston

tidak langsung jatuh, namun tertahan.

Oil Seal Sumber : http://beedspeed.com/images/oilseal-kit-super.jpg

Kondisi Piston masih bagus Sumber : http://www.scooterhelp.com/tips/engine/_piston/p.piston.install03.jpg

Page 5: Mesin Vespa

b. Ring Piston

Sudah ausnya ring piston menyebabkan kompresi

berkurang, sehingga dapat meninggalkan jelaga

hitam dalam ruang bakar. Gambar disamping adalah

kondisi ring piston masih baik. Perhatikan bahwa

kedua ujung ring piston masih bertemu bila

dimasukan ke dalam cylinder. Kerusakan ring piston

juga bisa menyebabkan bunyi seperti suara gesekan

yang sangat nyaring.

c. Sambungan antara Head Cylinder dengan Cylinder

Kebocoran pada bagian ini juga bisa menimbulkan

suara seperti ring piston lemah. Selain itu juga

kebocoran dibagian ini menyebabkan tenaga

ngempos, alias hilang. Penulis menyarankan agar

dalam proses pemasangan menggunakan packing

milik yamaha RK-King dan dilem dengan

menggunakan lem packing. Selain itu juga, baut harus

benar-benar kuat. Baik itu yang tersambung ke body

mesin maupun ke head cylinder.

2. Proses pembakaran

Proses ini bisa dibilang proses yang sangat rumit untuk dijabarkan. Namun, penulis akan berusaha

untuk menjelaskan. Untuk itu kita mulai dari busi dahulu.

a. Busi

Busi (dari bahasa Belanda bougie) adalah suatu alat yang dipasang pada mesin untuk membakar

bensin yang telah dikompres oleh piston. Percikan busi berupa percikan elektrik. Pada bagian

tengah busi terdapat elektroda yang dihubungkan dengan kabel ke koil pengapian (ignition coil)

di luar busi, dan dengan ground pada bagian bawah busi, membentuk suatu celah percikan di

dalam silinder.

Kondisi Ring Piston masih bagus Sumber : http://www.scooterhelp.com/tips/engine/_piston/p.piston.install02.jpg

Sambungan Head Cylinder dan Cylinder Sumber : http://www.scooterhelp.com/

Page 6: Mesin Vespa

Busi Sumber : http://k4liber.files.wordpress.com/2008/10/busi.jpg?w=236&h=203

Busi tersambung ke tegangan yang

besarnya ribuan Volt yang

dihasilkan oleh koil pengapian

(ignition coil). Tegangan listrik dari

koil pengapian menghasilkan beda

tegangan antara elektroda di

bagian tengah busi dengan yang di

bagian samping. Arus tidak dapat

mengalir karena bensin dan udara

yang ada di celah merupakan

isolator, namun semakin besar

beda tegangan, struktur gas di

antara kedua elektroda tersebut

berubah. Pada saat tegangan

m

e

l

melebihi kekuatan dielektrik daripada gas yang ada, gas-gas tersebut mengalami proses ionisasi

dan yang tadinya bersifat insulator, berubah menjadi konduktor.

Setelah ini terjadi, arus elektron dapat mengalir, dan dengan mengalirnya elektron, suhu di

celah percikan busi naik drastis, sampai 60.000 K. Suhu yang sangat tinggi ini membuat gas yang

terionisasi untuk memuai dengan cepat, seperti ledakan kecil. Inilah percikan busi, yang pada

prinsipnya mirip dengan halilintar atau petir mini

Proses pembakaran baik atau tidak dapat kita lihat dari kondisi busi berikut :

Page 7: Mesin Vespa

- No. 1 – 3, ini terjadi karena : oli naik ke busi, bisa jadi terlalu banyak oli dan kemungkinan

seal crack as nya rusak, hal ini dapat di dilihat di ujung knalpot keluar asap putih dan dinding

knalpot akan menjadi basah karena oli yg keluar. Bisa juga terjadi masalah dengan sistem

pengapian.

- No. 4 – 5, terjadi kerena terlalu sedikit angin sehingga proses pembakaran kurang

sempurna.

- No. 6 – 8, terjadi karena terlalu sedikit dan telalu banyak bahan bakar yg masuk. Biasanya

gejala detonasi/Ngelitik terjadi

Page 8: Mesin Vespa

Coil/Koil Sumber : http://scootershop.com/catalog/images/vespa_external_coil_VNXVLX_132299_25USD.jpg

- No. 25 – 29, terjadi karena : pemasukan udara/angin terlalu besar, setelan

pengapian/platina terlalu cepat(maju), mesin telalu Overheating (kurang oli samping) (sumber :

http://gsx250.wordpress.com/2008/08/20/know-your-engine-with-spark-plugs-busi/).

Untuk mengecek kondisi busi, biasanya hanya dengan menempelkan body busi ke body mesin,

kemudian lakukan kick starter, bila terjadi percikan api yang berwarna biru, dipastikan kondisi

busi bagus. Namun bila percikan api merah dan terpecah, ada baiknya businya diganti.

b. Coil

Kumparan pengapian, atau lebih dikenal sebagai

ignition coil adalah sistem kumparan yang

berfungsi untuk mengubah tegangan primer dari

spul pengapian (tegangan primer) menjadi

tegangan sekunder kira-kira sebesar 15000 -

30000 volt yang cukup kuat untuk membantu

pengapian motor. Tegangan tersebut disalurkan

ke busi untuk memercikan api di ruang bakar. Bila

kondisi busi bagus (baru) namun percikan api

yang keluar kecil, kemungkinan alat ini yang

rusak.

Page 9: Mesin Vespa

Spul Pengapian atas kiri, spul listrik (lampu) Sumber : http://www.scootmaine.com/wp-content/uploads/2010/03/Vespa10.jpg

Kondensor Sumber : http://photos-d.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs223.snc3/21041_281878858210_617458210_3268996_7545669_n.jpg

c. Spul Pengapian

Dengan memanfaatkan Hukum Faraday yaitu

perubahan medan magnet pada kumparan

(spul pengapian) yang akan menghasilkan

aliran listrik pada kumparan tersebut. Aliran

listrik ini kemudian dikirimkan ke coil untuk

dinaikkan tegangannya. Besar kecil percikan

api yang keluar dari spul ini tergantung juga

dengan magnet. Bila percikan api yang keluar

dari kabel spul kecil, kemungkinan

magnetnya sudah lemah. Perlu dicatat,

bahwa untuk menghasilkan kondisi kelistrikan

yang baik, ada baiknya kekuatan magnet

harus baik dan spul pun begitu. Lemahnya

medan magnet akan membuat pembakaran kurang sempurna.

d. Kondensor

Medan magnet yang terjadi pada koil juga

menghasilkan tegangan pada kumparan (spul

pengapian) itu sendiri. tegangan ini terjadi

ketika posisi Platina terbuka, apabila tegangan

ini tidak di netralisasikan atau digrounded

maka akan terjadi lompatan bungan api pada

platina. Apabila ini terjadi maka dalam

hitungan menit maka platina kita akan hangus

dan habis terbakar, makanya kalau

kondensornya rusak, mbrebet dech. selain itu

k

e

t

jika platina posisi terbuka kondensor menampung sementara tegangan tersebut, kemudian

ketika platina menutup lagi tegangan tersebut akan dinetralisir atau di grounded lagi.

e. Platina

Platina adalah suatu alat yang digunakan pada mesin untuk pengapian,

maksudnya untuk mengatur waktu pengapian. Platina menggunakan cara

konvesional untuk mematikan dan menyalakan busi, yaitu masih

mengandalkan pegas yang menempel pada rotor . Jadi pada saat piston

pada posisi dibawah (titik mati bawah) busi tidak mengeluarkan api

karena posisi platina tersambung, nah pada saat piston diatas (titik mati

atas), busi akan memercikan bunga api karena posisi platina terbuka.

Page 10: Mesin Vespa

Jarak kerenggangan platina juga berbeda pada setiap mesin, ada yang rapat, ada pula yang

renggang. Namun biasanya jaraknya adalah antara 2mm – 5 mm. Jarak yang terlalu rapat atau

terlalu renggang dapat menyebabkan kurangnya tenaga, pembakaran yang tidak sempurna dan

terkadang terjadi ledakan. Kerenggangan dan stabilitas gerakan platina dipengaruhi oleh rotor

dan bantalan kanvas yang ada di platina. Bila rotor atau bantalan kanvas sudah aus juga, maka

berpengaruh pada kerenggangan platina yang dapat menyebabkan pembakaran yang kurang

sempurna.

f. Rotor

Rotor vespa berfungsi untuk membuat platina

tersambung dan terbuka. Jika rotor kurang baik, maka

stabilitas proses sambung dan buka pada platina

menjadi kurang sehingga mengakibatkan proses

pembakaran yang kurang baik. Selain itu, jarak

kerenggangan pada platina juga tergantung pada rotor.

.

Kesimpulan : Hemat BBM tergantung pada :

1. Proses Pengkabutan

2. Proses Pemampatan

3. Proses Pembakaran

Jika ketiga hal diatas sudah baik, maka penulis jamin, vespa anda akan irit. Namun ada satu hal lagi yang

membuat vespa anda hemat BBM, yaitu perilaku pengendara sendiri. Apakah sering memainkan gas,

atau memacu vespa diatas standar rata-rata kecepatan (60km/jam).

Edited by. Ariyanto Dari berbagai sumber.

Rotor Sumber :http://i44.tinypic.com/25fmx6g.jpg