28
1 IPA SMK XIIB By: Ir.Purwo Sutanto BAB III METODE IDENTIFIKASI PRAKIRAAN DAN EVALUASI DAMPAK Standar Kompetensi : Memahami komponen ekosistem serta peranan manusia dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan AMDAL Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan AMDAL Tujuan Pembelajaran : Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat : 1. Menyebutkan dampak-dampak kegiatan pembangunan. 2. Menyebutkan metode pengelolaan dampak-dampak pembangunan. 3. Mengidentifikati prakiraan dampak-dampak kegiatan pembangunan. 4. Menyebutkan metode identifikasi prakiraan dan evaluasi dampak pembangunan. A. Dampak Pembangunan Lingkungan 1. Pengertian Dampak lingkungan adalah perubahan lingkungan yang diakibatkan oleh suatu kegiatan. Pada mulanya dampak lingkungan digambarkan sebagai adanya benturan antara dua kepentingan yaitu kepentingan antara perlunya pelaksanaan kegiatan dan kepentingan usaha melestarikan kualitas lingkungan yang baik. Benturan kepentingan tersebut hanyalah mencerminkan adanya dampak yang merugikan (negatif) saja. Dalam perkembangannya kemudian, yang dianalisis bukan hanya dampak negatifnya saja tapi juga dampak positif suatu kegiatan dengan bobot analisis yang sama. Sedangkan dampak penting adalah perubahan lingkungan yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu kegiatan. Berkenaan dengan dampak lingkungan suatu kegiatan ada dua hal pokok yang perlu dipahami yaitu : a) Dampak setiap kegiatan bersifat khas dan unik (site specific), artinya dampak lingkungan suatu kegiatan hanya berlaku untuk ekosistem tertentu dan kelompok sosial tertentu yang menghuni ruang dan waktu tertentu. Asumsi ini berangkat dari suatu pengertian bahwa AMDAL hanya terfokus pada ruang tertentu dan kurun waktu tertentu yang dihipotesakan terkena dampak suatu kegiatan. Implikasi dari asumsi ini adalah walaupun jenis kegiatannya sama, dampak yang ditimbulkan akan berbeda bila berada di ruang yang berbeda. b) Dampak suatu kegiatan bersifat kompleks. Asumsi ini berangkat dari pengertian bahwa, setiap komponen lingkungan satu sama lain saling terkait. Perubahan atau tekanan yang dialami oleh satu komponen lingkungan akan mempengaruhi komponen lainnya. Hubungan sebab akibat ini semakin sulit ditelusuri apabila dampak yang ditimbulkan pada suatu komponen bersifat kumulatif dan baru tampak setelah kurun waktu yang cukup lama. Implikasi hal ini adalah bahwa studi AMDAL harus dilakukan secara lintas disiplin sesuai dengan karakteristik dampak yang ditimbulkan. Jadi diperlukan spesialis yang mengkaji masing- masing disiplin dari aspek yang terkait dan ahli analisis sistim yang mengintegrasikan hasil kajian para spesialis dalam kesatuan analisis. Aktivitas alamiah dapat berupa tanah longsor, gempa, letusan gunung berapi, banjir dan lain-lain. Sementara itu aktivitas yang disengaja oleh manusia dapat berupa penyemprotan hama, pemupukan tanah, pembuatan waduk, pembukaan hutan dan lain- lain. Berdasarkan sifatnya dampak suatu kegiatan dapat berupa dampak positif dan dampak negatif. Namun demikian kalau kita mendengar istilah dampak biasanya lebih dominan ke arah persepsi negatif. Kenyataannya dampak positif dan negatif kadang- kadang muncul secara berbarengan dalam sebuah pembangunan proyek. Sebagai contoh disatu sisi pembangunan suatu proyek kadang-kadang menimbulkan limbah yang dapat mencemari kawasan di sekitarnya. Namun di satu sisi lain adanya pembangunan suatu proyek atau pabrik akan membuka lapangan kerja bagi penduduk sekitar, kehadiran fasilitas listrik, kemudahan sarana transportasi, pelonjakan harga tanah, yang kesemuanya bermuara pada peningkatan taraf hidup penduduk di sekitarnya. Dalam kaitannya dengan Amdal, terdapat dua batasan pengertian dampak yang dikemukakan para ahli, yaitu :

Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

metode pembelajaran

Citation preview

Page 1: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

1

IPA SMK XIIB

By: Ir.Purwo Sutanto

BAB III

METODE IDENTIFIKASI PRAKIRAAN DAN EVALUASI DAMPAK

Standar Kompetensi : Memahami komponen ekosistem serta peranan manusia dalam menjaga

keseimbangan lingkungan dan AMDAL

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan AMDAL

Tujuan Pembelajaran :

Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat :

1. Menyebutkan dampak-dampak kegiatan pembangunan.

2. Menyebutkan metode pengelolaan dampak-dampak pembangunan.

3. Mengidentifikati prakiraan dampak-dampak kegiatan pembangunan.

4. Menyebutkan metode identifikasi prakiraan dan evaluasi dampak pembangunan.

A. Dampak Pembangunan Lingkungan

1. Pengertian Dampak lingkungan adalah perubahan lingkungan yang diakibatkan oleh suatu kegiatan. Pada mulanya

dampak lingkungan digambarkan sebagai adanya benturan antara dua kepentingan yaitu kepentingan antara

perlunya pelaksanaan kegiatan dan kepentingan usaha melestarikan kualitas lingkungan yang baik. Benturan

kepentingan tersebut hanyalah mencerminkan adanya dampak yang merugikan (negatif) saja. Dalam

perkembangannya kemudian, yang dianalisis bukan hanya dampak negatifnya saja tapi juga dampak positif

suatu kegiatan dengan bobot analisis yang sama. Sedangkan dampak penting adalah perubahan lingkungan

yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu kegiatan.

Berkenaan dengan dampak lingkungan suatu kegiatan ada dua hal pokok yang perlu dipahami yaitu : a) Dampak setiap kegiatan bersifat khas dan unik (site specific), artinya dampak lingkungan suatu kegiatan

hanya berlaku untuk ekosistem tertentu dan kelompok sosial tertentu yang menghuni ruang dan waktu

tertentu. Asumsi ini berangkat dari suatu pengertian bahwa AMDAL hanya terfokus pada ruang tertentu dan

kurun waktu tertentu yang dihipotesakan terkena dampak suatu kegiatan. Implikasi dari asumsi ini adalah

walaupun jenis kegiatannya sama, dampak yang ditimbulkan akan berbeda bila berada di ruang yang

berbeda. b) Dampak suatu kegiatan bersifat kompleks. Asumsi ini berangkat dari pengertian bahwa, setiap komponen

lingkungan satu sama lain saling terkait. Perubahan atau tekanan yang dialami oleh satu komponen

lingkungan akan mempengaruhi komponen lainnya. Hubungan sebab akibat ini semakin sulit ditelusuri

apabila dampak yang ditimbulkan pada suatu komponen bersifat kumulatif dan baru tampak setelah kurun

waktu yang cukup lama. Implikasi hal ini adalah bahwa studi AMDAL harus dilakukan secara lintas disiplin

sesuai dengan karakteristik dampak yang ditimbulkan. Jadi diperlukan spesialis yang mengkaji masing-

masing disiplin dari aspek yang terkait dan ahli analisis sistim yang mengintegrasikan hasil kajian para

spesialis dalam kesatuan analisis.

Aktivitas alamiah dapat berupa tanah longsor, gempa, letusan gunung berapi, banjir

dan lain-lain. Sementara itu aktivitas yang disengaja oleh manusia dapat berupa

penyemprotan hama, pemupukan tanah, pembuatan waduk, pembukaan hutan dan lain-

lain. Berdasarkan sifatnya dampak suatu kegiatan dapat berupa dampak positif dan

dampak negatif. Namun demikian kalau kita mendengar istilah dampak biasanya lebih

dominan ke arah persepsi negatif. Kenyataannya dampak positif dan negatif kadang-

kadang muncul secara berbarengan dalam sebuah pembangunan proyek.

Sebagai contoh disatu sisi pembangunan suatu proyek kadang-kadang menimbulkan

limbah yang dapat mencemari kawasan di sekitarnya. Namun di satu sisi lain adanya

pembangunan suatu proyek atau pabrik akan membuka lapangan kerja bagi penduduk

sekitar, kehadiran fasilitas listrik, kemudahan sarana transportasi, pelonjakan harga tanah,

yang kesemuanya bermuara pada peningkatan taraf hidup penduduk di sekitarnya.

Dalam kaitannya dengan Amdal, terdapat dua batasan pengertian dampak yang

dikemukakan para ahli, yaitu :

Page 2: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

2

1. Dampak pembangunan terhadap lingkungan adalah perbedaan antara kondisi

lingkungan sebelum ada pembangunan dan yang diperkirakan akan ada sesudah ada

pembangunan.

2. Dampak pembangunan terhadap lingkungan adalah perbedaan antara kondisi

lingkungan yang diperkirakan akan ada tanpa adanya pembangunan dan yang

diperkirakan akan ada dengan adanya pembangunan.

Secara sederhana dampak pembangunan dapat dipahami dari dampak suatu

pembangunan proyek terhadap jumlah penduduk. Sebagai contoh, sebelum ada proyek

jumlah penduduk 5000 orang. Sesudah ada proyek jumlah penduduknya 1000 orang.

Menurut batasan dampak pertama, maka dampak proyek tersebut adalah 1000 - 5000 = -

4000 orang. Kondisi ini mengandung makna bahwa ada 4000 orang penduduk yang harus

dipindahkan dari lokasi proyek.

2. Pembangunan dan Dampaknya

Secara naluriah sifat manusia selalu berusaha agar hari ini lebih baik dari hari

kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Salah satu caranya yaitu dengan

melaksanakan kegiatan pembangunan. Seiring perkembangan peradaban manusia,

pembangunan merupakan suatu tuntutan kebutuhan yang senantiasa akan menyertai

perjalanan hidup manusia. Pada prinsipnya pembangunan merupakan upaya perubahan

yang bersifat kontinyu yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup kesejahteraan umat

manusia. Namun demikian, fakta menunjukkan bahwa tak jarang pembangunan

menimbulkan dampak yang bersifat negatif.

Dampak negatif pembangunan menjadi masalah, karena perubahan yang disebabkan

oleh pembangunan selalu lebih luas dari pada sasaran yang ingin dicapai. Sebagai contoh

yaitu pembangunan waduk. Di satu sisi adanya waduk diperlukan untuk mengairi kebun-

kebun atau sawah-sawah penduduk di sekitarnya. Namun di sisi lain kadang-kadng akan

menyebabkan tergusurnya beberapa lahan penduduk yang tinggal di daerah genangan

waduk. Contoh lainnya, pemberantasan hama wereng dengan pestisida. Kematian akibat

penyemprotan tidak hanya werengnya saja, tetapi lebah madu, ikan di sawah, katak juga

ikut mati. Matinya lebah madu, Ikan, katak, secara umum disebut efek samping atau

dampak.

Dalam bidang transportasi, meningkatnya jumlah kendaraan bermotor akan

memperlancar pekerjaan dan mempercepat tercapainya tujuan. Namun demikian, semakin

padatnya kendaraan akan memicu terjadinya polusi dan menurunnya kualitas lingkungan

yang akan berakibat terjadinya gangguan kesehatan. Secara umum dalam AMDAL, dampak

pembangunan diartikan sebagai perubahan yang tidak direncanakan yang diakibatkan oleh

aktivitas pembangunan.

Secara skematis hubungan antara pembangunan dan dampak yang ditimbulkan

dapat dilakukan sebagai berikut :

Skema hubungan aktivitas manusia dengan dampaknya terhadap lingkungan.

Dalam skema di atas terlihat bahwa aktivitas manusia, khususnya yang berwujud

pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Namun disisi lain,

pembangunan selalu menimbulkan dampak bagi lingkungannya. Tugas manusialah untuk

Aktifitas Manusia Pemb. Ekonomi Kesejaheraan Manusia

Dampak terhadap lingkungan

(Positif dan Negatif)

Page 3: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

3

mengelola keberadaan dampak tersebut agar adanya dampak positif tetap terjaga dan

meminimalkan dampak negatif agar tidak merusak lingkungan.

3. Ruang Lingkup Dampak

Secara garis besar ruang lingkup dampak dapat dibedakan menjadi dua macam,

yaitu dampak biofisik dan dampak sosial – budaya. Dampak biofisik merupakan

perubahan yang menyangkut aspek biologis, fisis dan khemis pada lingkungan. Dampak

biofisik, misalnya kita jumpai pada dampak pemakaian energi terhadap lingkungan.

Eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam untuk memenuhi kebutuhan manusia

selalu menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik lingkungan darat, udara dan

perairan.

a. Dampak Fisik Khemis

1). Dampak terhadap udara

Pembakaran sumber energi (misalnya minyak bumi, batu bara) dalam rangka

menghasilkan energi, juga akan menghasilkan gas-gas antara lain oksida karbon (COx),

Oksida nitrogen (NOx) dan oksida belerang (SOx). Oksida karbon dapat berupa

karbon monoksida (CO) yang berasal dari asap knalpot. Gas ini akan mencemari

daerah setempat, karena dapat berikatan dengan hemoglobin darah. Sementara itu

oksida lainnya adalah gas karbon dioksida (CO2). Gas tersebut dapat menyebabkan

efek rumah kaca yang berakibat terjadinya pemanasan global.

Emisi (pemanasan) gas CO2 akan menyebabkan kadar gas rumah kaca

meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global.

Sementara itu, gas NOx di udara akan berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat

menyebabkan hujan asam. Kemudian gas sulfur (SO2) yang selanjutnya juga

menyebabkan terjadinya hujan asam.

Adapun beberapa contoh aktivitas manusia yang dapat menimbulkan dampak

terhadap udara dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Sisa pembakaran yang melebihi ambang batas, Pembakaran sampah, penggundulan hutan dan

asap pabrik sebagai sumber polutan udara

Page 4: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

4

2). Dampak terhadap perairan Ekspoitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan

minyak bumi yang tidak layak, misalnya bocornya tangki minyak atau kecelakaan lain

akan mengakibatkan tumpahnya minyak ke perairan (air tanah, sungai dan laut).

Keadaan ini akan mengakibatkan tercemarnya perairan yang tentunya akan

mengancam kehidupan biota-biota perairan.

3). Dampak terhadap tanah Masalah yang berkaitan dengan tanah muncul misalnya dalam penambangan

batu bara. Penambangan batu bara memerlukan lahan yang sangat luas. Lapisan batu

bara umumnya terdapat pada tanah yang subur, sehingga jika tanah tersebut

digunakan untuk pertambangan batu bara maka lahan tersebut tidak dapat

dimanfaatkan untuk pertanian atau hutan dalam waktu tertentu.

Di satu sisi, aktivitas penambangan pasir tersebut akan meningkatkan

kesejahteraan warga dan membuka adanya lapangan kerja (perata pasir, pencari batu,

warung makan ). Namun di sisi lain dalam jangka waktu tertentu akan mengakibatkan

ancaman bahaya tanah longsor. Disamping itu hilir mudiknya truk – truk pengangkut

pasir juga menyebabkan rusaknya jalan.

b. Dampak Biologis

Dampak biologis biasanya sangat erat hubungannya dengan terjadinya dampak

atau perubahan pada tataguna. Beberapa komponen biologis yang mungkin akan terkena

dampak antara lain : tanaman pertanian, produksi ternak, daya dukung darat dan air,

populasi flora dan fauna, spesies yang terancam punah, vegetasi penutup tanah, luas areal

hutan, siklus makanan dan lain sebagainya.

c. Dampak Sosial –Ekonomi Penetapan komponen sosial ekonomi relatif sulit dibanding komponen fisik-kimia

dan biologi. Beberapa komponen yang sering dipakai dalam penentuan dampak sosial

ekonomi, antara lain penyerapan tenaga kerja, berkembang struktur ekonomi,

peningkatan pendapatan masyarakat, perubahan lapangan pekerjaan dan kesehatan

masyarakat.

Dampak sosial ekonomi yang sering terjadi dalam pendirian proyek adalah

kesenjangan sosial. Sebagian orang merasa memperoleh keuntungan dengan kehadiran

suatu pabrik. Sementara itu, sebagian yang lain tidak dapat menikmati keuntungan akan

hadirnya pabrik di lingkungannya. Keadaan ini tentunya akan berdampak munculnya

gejolak sosial.

d. Dampak Sosial Budaya

Beberapa data komponen yang sering dipakai dalam penentuan komponen sosial

budaya adalah peninggalam sejarah buadaya (arkeologi), tempat-tempat bersejarah,

tempat-tempat yang mempunyai nilai ilmiah, tempat-tempat yang mempunyai nilai

geologi, kuburan, kelompok etnik dan agama.

Saat ini, seringkali kita jumpai suatu pembangunan akan berdampak terhadap nilai

budaya. Misalnya pembangunan suatu Mall atau pertokoan. Di satu sisi pembangunan

Mall akan membuka lapangan kerja dan memacu pertumbuhan ekonomi. Namun di sisi

lain, kadang-kadang pembangunan suatu Mall harus menggusur bangunan bersejarah,

yang tentunya akan merusak cagar budaya. Berdirinya pertokoan modern (super market

atau hipermat) kadang-kadang menyebabkan terpuruknya pasar tradisional.

Page 5: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

5

4. Dampak Penting Dalam pemilahan dampak yang ada dari suatu rencana usaha, akhirnya akan diperoleh

dampak penting. Menurut keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan,

dampak dianggap penting jika manusia manusia di wilayah studi ANDAL yang terkena

dampak lingkungan tetapi tidak menikmati manfaat dari usaha atau kegiatan, jumlahnya sama

atau lebih besar daripada jumlah manusia yang menikmati manfaat dari usaha atau kegiatan di

wilayah studi.

Ukuran penentuan dampak penting lainnya yaitu mengacu pada metode Sassaman,

yang menyatakan bahwa dampak dianggap penting, negatif atau positif, yaitu dampak yang

melebihi batas kepedulian (“Threshold of Concern, TOC).

Pedoman penentuan dampak penting yang tertera dalam Peraturan Pemerintah No.5 /

tahun 1993 pasal 3 adalah sebagai berikut :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak.

b. Luas wilayah persebaran dampak

c. Lamanya dampak berlangsung

d. Identitas dampak

e. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak.

f. Sifat komulatif dampak tersebut.

g. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Beberapa butir lain dapat ditambahklan pada pedoman ini yaitu :

a. Keterikatan pada penggunaan sumberdaya tak terbarui yang makin besar.

b. Kekhasan lingkungan yang terkena dampak

c. Tingkat kontroversi dampak

d. Pelanggaran terhadap undang-undang, peraturan pemerintah atau kebijaksanaan (pusat

dan daerah, misalnya GBHN dan Repelita).

5. Proses Pelingkupan

Pelingkupan merupakan proses awal (dini) untuk menentukan lingkup permasalahan

dan mengidentifikasi dampak besar dan penting yang terkait dengan rencana usaha dan/atau

kegiatan Melalui proses pelingkupan akan dihasilkan :

a. Dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang dipandang relevan untuk

ditelaah secara mendalam dalam studi Andal dengan meniadakan hal-hal atau komponen

lingkungan hidup yang dipandang kurang penting ditelaah.

b. Lingkup wilayah studi Andal berdasarkan bneberapa pertimbangan misalnya batas proyek,

batas ekologis, batas sosial dan batas administratif.

c. Kedalaman studi Andal yang diukur dan tenaga ahli yang dibutuhkan sesuai dengan

sumber daya yang tersedia (dana dan waktu).

Semakin baik hasil pelingkupan maka akan semakin tegas dan jelas arah dari studi

Andal yang akan dilakukan .

a. Pelingkupan dampak besar dan penting .

Pelingkupan dampak besar dan penting dilakukan melalui tahap-tahap proses

sebagai berikut :

1). Identifikasi dampak potensial

Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi segenap dampak lingkungan hidup

(primer, sekunder) yang secara potensial akan timbul sebagai akibat adanya rencana

usaha dan/ atau kegiatan. Pada tahap ini hanya diinvetarisasi dampak potensial yang

mungkin timbul tanpa memperhatikan besar/kecilnya dampak atau penting tidaknya

suatu dampak.

2). Evaluasi dampak potensial

Tahap ini bertujuan untuk menghilangkan/meniadakan dampak potensial yang

dianggap tidak relevan atau tidak penting, sehingga diperoleh daftar dampak besar dan

Page 6: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

6

penting yang dipandang perlu dan relevan untuk ditelaah secara mendalam dalam

studi Andal. Selanjutnya daftar dampak besar dan penting potensial ini disusun

berdasarkan perkembangan atas hal-hal yang dianggap penting oleh masyarakat di

sekitar rencana usaha dan/atau kegiatan, instansi yang bertanggungjawab dan para

pakar.

3). Pemusatan dampak besar dan penting /Focussing

Tahap ini bertujuan untuk mengelompokkan/mengorganisir dampak besar dan penting

yang telah dirumuskan dari tahap sebelumnya dengan maksud agar diperoleh isu-isu

pokok lingkungan yang dapat mencerminkan atau menggambarkan secara utuh dan

lengkap perihal :

a). Keterkaitan antara rencana usaha dan atau kegiatan dengan komponen

lingkungan hidup yang mengalami perubahan mendasar (dampak besar dan

penting).

b). Keterkaitan antara berbagai komponen dampak besar dan penting yang telah

dirumuskan.

b). Pelingkupan Wilayah Studi

Lingkup wilayah studi analisis dampak lingkungan (Andal) ditetapkan berdasarkan

perkembangan batas-batas ruang sebagai berikut :

1). Batas Proyek

Batas proyek adalah ruang tempat suatu rencana usaha dan/atau kegiatan akan

melakukan kegiatan pra konstruksi, konstruksi dan operasi. Posisi batas proyek ini

sebaiknya dinyatakan dalam koordinat.

2). Batas ekologis

Batas ekologis adalah ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha dan/ atau

kegiatan menurut media (ransportasi limbah/ air, udara), dimana proses alami yang

berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan

mendasar. Ruangan ini mencakup ruang disekitar rencana usaha dan/atau kegiatan

yang secara ekologis memberi dampak terhadap aktivitas dan/atau kegiatan .

3). Batas sosial

Batas sosial adalah ruang di sekitar rencana usaha dan/atau kegiatan yang merupakan

tempat berlangsungnya interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu

yang sudah mapan (termasuk sistem dan struktur sosial), sesuai dengan proses

dinamika sosial suatu kelompok masyarakat, yang diperkirakan akan mengalami

perubahan mendasar akibat suatu rencana usaha dan /atau kegiatan. Batas sosial ini

sangat penting bagi pihak-pihak yang terlibat dalam studi ANDAL, mengingat adanya

kelompok-kelompok yang kehidupan sosial ekonomis dan budaya akan mengalami

perubahan mendasar akibat usaha dan/atau kegiatan.

4). Batas Administratif

Batas Administratif adalah ruang tempat masyarakat dapat secara leluasa melakukan

kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dalam ruang tersebut. Batas ruang tersebut dapat berupa batas

administrasi pemerintah atau batas konsesi pengelola sumber daya oleh suatu usaha

dan/atau kegiatan (misalnya, batas HPH, batas kuasa pertambangan).

5). Batas ruang lingkup wilayah studi ANDAL.

Batas ruang lingkup wilayah studi ANDAL adalah ruang yang merupakan kesatuan

dari keempat wilayah diatas, namun penentunya disesuaikan dengan kemampuan

pelaksana yang biasanya memiliki keterbatasan sumber data, seperti waktu, dana,

tenaga, teknik dan metode teladan. Ruang lingkup wilayah studi bertitik tolak pada

ruang bagi rencana usaha dan/atau kegiatan, kemudain diperluas ke ruang ekosistem,

ruang sosial dan ruang administratif yang lebih luas.

Page 7: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

7

6. Pengelolaan Dampak

Pada prinsipnya pengelolaan dampak diarahkan untuk mencegah, mengendalikan dan

menanggulangi dampak besar dan penting lingkungan hidup yang bersifat negatif dan

meningkatkan dampak positif yang timbul sebagai akibat dari suatu kegiatan. Untuk

menangani dampak besar dan penting yang sudah diprediksi dari studi ANDAL, dapat

menggunakan salah satu atau beberapa pendekatan lingkunga hidup yang selama ini kita

kenal seperti teknologi, sosial, ekonomi maupun institusi.

a. Pendekatan Teknologi

Pendekatan ini merupakan cara-cara atau teknologi yang digunakan untuk

mengelola dampak besar dan penting lingkungan hidup. Misalnya :

1) Dalam rangka penanggulangan Limbah bahan berbahaya dan beracun (B-3) akan

ditempuh cara :

1). membatasi atau mengisolasi limbah.

2). melakukan minimalisasi limbah dengan mengurangi jumlah/ volume

limbah (“reduce”), menggunakan kembali limbah (“reuse”) atau mendaur

ulang (“re-cycle”).

3). netralisasi limbah dengan menambah zat kimia tertentu sehingga tidak

membahayakan manusia dan makhluk hidup lainnya.

2). Dalam rangka mencegah, mengurangi atau memperbaiki sumber daya alam, akan

ditempuh cara, misalnya :

1.Membangun terasering atau penanaman tanaman penuhnya tanah untuk

mencegah erosi.

2.Mereklamsi lahan bekas galian tambang dengan pengaturan tanah atas dan

penanaman tanaman penutup tanah.

3). Dalam rangka meningkatkan dampak positif berupa peningkatan nilai tambah dari

dampak positif yang telah ada, misalnya melalui daya guna dari dampak positif

tersebut.

b. Pendekatan Sosial Ekonomi

Pendekatan ini adalah langkah-langkah yang akan ditempuh pemrakarsa dalam

upaya menanggulangi dampak penting melalui tindakan-tindakan yang berlandaskan

pada interaksi sosial dan bantuan peran pemerintah. Sebagai misal :

1) Melibatkan masyarakat di sekitar rencana usaha dan/atau kegiatan untuk

berpartisipasi aktif dalam kegiatan pengelolaan lingkungan hidup.

2) Permintaan bantuan kepada pemerintah untuk turut menanggulangi dampak

penting lingkungan hidup karena keterbatasan kemampuan pemrakarsa.

3) permohonan keringanan bea masuk peralatan pengendalian pencemaran.

4) memprioritaskan penyerapan tenaga kerja setempat sesuai dengan keahlian dan

ketrampilan yang dimiliki.

5) Kompensasi atau ganti rugi usaha dan/atau kegiatan dengan prinsip saling

menguntungkan kedua belah pihak.

6) Bantuan fasilitas umum kepada masyarakat sekitar rencana usaha dan/atau

kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki pemrakarsa.

7) Menjalin interaksi sosial yang harmonis dengan msyarakat sekitar guna mencegah

timbulnya kecemburuan sosial.

c. Pendekatan Institusi

Pendekatan ini merupakan mekanisme kelembagaan yang akan ditempuh

pemrakarsa dalam rangka menanggulangi dampak besar dan penting lingkungan hidup.

Sebagai misalnya:

1) Kerjasama dengan instatnsi – instansi yang berkepentingan dan berkaitan dengan

pengelolaan lingkungan hidup.

Page 8: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

8

2) Pengawasan terhadap hasil unjuk kerja pengelolaan lingkungan hidup oleh instansi

yang berwenang. Pengawasan hasil pengelolaan lingkungan hidup secara berkala

selanjutnya dilaporkan kepada pihak – pihak yang berkepentingan..

Tugas Kelompok

Di jalan protokol sebuah kota akan didirikan sebuah Mall dalam rangka untuk meningkatkan

perekonomian kota. Namun lahan yang akan digunakan investor harus menggusur bangunan

bersejarah. Bagaimana pendapat kalian, apakah sebaiknya pembangunan dihentikan, padahal di

satu sisi diperkirakan akan maningkatkan perekonomian kota ? Kemukakan jawabamu dan

jelaskan dampak positif dan negatifnya dalam bentuk diskusi kelas!

Ulangan Harian 3.1

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan benar!

1. Yang dimaksud dampak lingkungan adalah…..

2. Yang dimaksud dampak penting adalah…..

3. Dampak penting dalam studi AMDAL dilakukan dengan cara …..

4. Identifikasi dampak potensial bertujuan untuk …..

5. Tujuan evaluasi dampak potensial adalah …..

6. Yang termasuk dampak biologis adalah …..

7. Dampak sosial ekonomi yang sering terjadi dalam pendirian proyek adalah kesenjangan sosial,

maksudnya adalah …..

8. Beberapa data komponen yang sering dipakai dalam penentuan komponen sosial budaya

adalah……

9. Lingkup wilayah studi analisis dampak lingkungan (Andal) ditetapkan berdasarkan

perkembangan batas-batas ruang sebagai berikut……

10. Pengelolaan dampak yang timbul akibat dari suatu kegiatan dapat dilakukan dengan cara

B. Metode Identifikasi Dampak

Berbagai macam metode telah dikembangkan untuk identifikasi dampak.

Pengidentifikasian dampak penting sangat berperanan dalam menentukan macam data yang

harus dikumpulkan. Metode identifkasi dampak yang dikenal ada tiga macam yaitu : 1)

Daftar Uji, 2) Matriks dan 3) Bagan Alir. Ketiga metode tersebut dapat digunakan sendiri-

sendiri maupun secara bersama-sama secara terpadu.

1. Metode daftar Uji

Metode daftar uji terdiri atas daftar uji sederhana, metode daftar kuisioner dan metode

daftar uji deskriptif. Adapun contoh daftar uji sederhana dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel Contoh Daftar Uji Sederhana

Fisik Sosial

1. Geologi

1.1.Sumber daya mineral

1.2.Stabilitas lereng /gugusan bahu

1.3.Sifat khas

1.4.Kedalaman sampai lapisan

tak tembus air.

1.5.Konsolidasi

1.6.Pelapukan/pelepasan zat kimia

1.7.Aktivitas tektonik/vulkanik

3. Pelayanan

3.1. Fasilitas Pendidikan

3.2. Lapangan Pekerjaan

3.3. Fasilitas Komersial

3.4. Pelayanan Kesehatan

3.5. Pembuangan limbah cair

3.6.Pembuangan limbah padat

3.7. Pemasokan air

3.8. Pemadam Kebakaran

3.9. Rekreasi

3.10.Rekreasi

3.11.Transportasi

Page 9: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

9

2. Tanah

2.1. Stabilitas lereng

2.2. Kekuatan Pendukung

2.3.Daya enyusut/mengembang

2.4.Kerentanan terhadap frost

2.5.Erodibilitas

4. Keamanan

4.1.Struktur

4.2.Lokasi bahaya

4.3.Keamanan jalan

4.4.Radiasi ionisasi

Metode Daftar uji mempunyai keuntungan dalam hal kesederhanaannya. Dalam daftar

uji, akan diingatkan faktor apa saja yang perlu diperhatikan, sehingga mengurangi

kemungkinan terlupakannya faktor tertentu. Kelemahannya, yaitu metode Daftar uji kurang

memperhatikan kesesuaian antara proyek dengan lingkungan yang diteliti. Dalam keadaan

demikian akan ada butir dalam daftar uji yang tidak relevan dengan proyek yang

bersangkutan dan ada pula butir yang relevan tetapi tidak termuat dalam daftar.

Dalam prakteknya, tidak ada daftar uji yang cocok untuk semua jenis jenis proyek dan

di semua lokasi. Oleh karena itu agar dapat berguna, daftar uji harus disusun sesuai dengan

maksud dan tujuan, dengan menggunakan informasi dari deskripsi proyek.

2. Metode Matriks

Metode ini dilakukan dengan mengidentifikasi interaksi antara penyebab dampak,

yaitu aktivitas yang akan dilakukan dalam pembangunan dan faktor lingkungan yang terkena

dampak. Dengan demikian dibutuhkan dua faktor uji yaitu :

Daftar uji aktivitas pembangunan sebagai penyebab dampak.

Daftar uji faktor lingkungan yang akan terkena dampak

Adapun contoh metode matrik adalah sebagai berikut :

Besar dari dampak yang diduga dinyatakan dengan nilai angka atau skala 1 sampai

10, serta diberi catatan uraian atau kriteria yang jelas dari setiap nilai tersebut. Nilai 1

merupakan besaran terkecil dan nilai 10 sebagai besaran terbesar. Adapun contoh dari metode

matrik dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Emisi Potensial:

Sumber:

NOx CO SOx CFC CO2 Dll

Proses kimia/logam

Pembangkitan tenaga

Pembakaran limbah

Lalu lintas jalan raya

3. Bagan Alir

Pada dasarnya metode ini berusaha untuk mengidentifikasi interaksi antara aktivitas

penyebab dampak dengan faktor lingkungan yang terkena dampak dalam suatu jaringan

(Network), yang meliputi sebab, kondisi, efek. Dalam analisis, jaringan kerja ini

diidentifkasikan berbagai hubungan timbal balik atau sebab akibat antara faktor-faktor yang

timbul akibat suatu proyek. Metode Bagan alir pertama kali digunakan oleh Sorensen pada

tahun 1971 untuk mengatasi masalah konflik dalam tata guna zona pantai di Kalifornia.

C. Prakiraan Dampak

Langkah prakiraan dampak dapat memiliki kualitas yang beragam. Teknik prakiraan

dampak sangat tergantung pada kemajuan tiap ilmu yang digunakan dan penguasaan dari tiap

anggota tim atas bidangnya.

Ada dua hal yang harus dilakukan dalam prakiraan dampak, yaitu :

Pertama, prakiraan kondisi lingkungan pada waktu (“tanpa proyek”) ditandai dengan

garis dasar Qdp. Kedua, besarnya dampak yang diperkirakan ialah Qdp – Qtp.

Page 10: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

10

Untuk memudahkan pemahaman, maka dampak suatu proyek dapat digambarkan dalam

bentuk hubungan antara kualitas lingkungan dengan waktu dengan beberapa kemungkinan

sebagai berikut :

Keadaan lingkungan

Kualitas

Lingkungan

waktu

Grafik Keadaan kualitas lingkungan tanpa proyek semakin lama semakin membaik.

Keadaan lingkungan

Kualitas

Lingkungan

waktu

Grafik Keadaan kulaitas lingkungan yang tidak berubah dari waktu ke waktu jika tidak

ada proyek.

Keadaan lingkungan

Kualitas

Lingkungan

Dengan/tanpa proyek

t Waktu

Grafik Keadaan lingkungan yang semakin merosot setelah dibangun proyek pada waktu t

Dengan Proyek

Kualitas

Lingkungan tanpa proyek

t waktu

Grafik Keadaan lingkungan yang semakin membaik setelah dibangun proyek.

Kualitas

Lingkungan dengan atau tanpa proyeek

t waktu

Grafik Keadaan lingkungan yang tidak terpengaruh oleh adanya proyek.

Page 11: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

11

Sebagian prakiraan dampak dapat dikaji secara kuantitatif. Banyak usaha telah

dilakukan untuk membuat prakiraan menjadi lebih obyektif dan ilmiah. Prakiraan dampak

secara kuantitaif dilakukan dengan model matematis tertentu. Beberapa persamaan matematis

yang dipakai untuk matematis suatu prakiraan dampak sebagai berikut :

1. Dampak industri terhadap laju pertumbuhan penduduk,

jika tidak ada laporan statistik maka nilai r dihitung dengan persamaan:

Pt = Po (1+r)t

Pt = penduduk saat t tertentu

Po = jumlah penduduk mula-mula

r = laju pertumbuhan penduduk

t = waktu perubahan

2. Penggusuran penduduk

Jumlah penduduk yang tergususr oleh proyek dapat dihitung dengan persamaan sebagai

berikut :

Y = Pf + Pe

Dengan:

Y = jumlah total orang tergusur

Pf = jumlah orang yang tergusur secara fisik

Pe = jumlah orang yang tergusur secara ekonomis

Pf dan Pe dihitung dari rumus umum pertumbuhan penduduk :

Pt = Po (1+r)t

Contoh penerapan!

Dengan mengkaji peta proyek dan melakukan sigi (survey) pada tahun 2000, penduduk yang

tinggal didaerah proyek sebanyak 250 KK yang terdiri 1250 jiwa. Disamping itu dengan

wawancara diketahui 200 KK yang terdiri atas 1000 jiwa di luar proyek mendapatkan kehidupan

dari lahan pertanian yang terkena proyek. Jika diketahui laju rata-rata pertumbuhan penduduk

dengan adanya proyek 4,5 %, berapakah dampak industri tersebut terhadap terjadinya pergusuran

penduduk pada tahun 2005 ?

Solusi : r = 0,045

t = 5 tahun

Pf = Po (1+r)t = 1250 (1+ 0,045)

5 = 1557 orang

Pe = Po (1+r)t = 1000 (1+ 0,045)

5 = 1246 orang

Jadi orang yang terkena dampak industri :

Y = (1557 + 1246) orang = 2803 orang.

3. Kenaikan Produksi Limbah

Jika kenaikan produksi limbah (padat) adalah b kg/orang/hari, maka dampak arus

urbanisasi terhadap produksi limbah di kota ialah :

Z = X . b kg/orang/hari

Disamping beberapa contoh perhitungan di atas, dalam prakiraan dampak, masih

banyak beberapa dampak penting yang dapat diperkirakan secara kuantitatif, di antaranya

adalah penurunan hasil produk pertanian, kenaikan tekanan penduduk, kerusakan hutan dan

lain-lain.

Dalam AMDAL, juga dikenal dampak yang bersifat kualitatif. Dampak ini biasanya

berada dalam ruang lingkup dampak sosial budaya. Adapun contoh-contoh dampak kualitatif

Page 12: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

12

misalnya, tingkat apresiasi masyarakat terhadap hutan lindung, tingkat kemacetan lalu-lintas,

depresi masyarakat sekitar, tingkat kebisingan, nilai bentang alam, nilai sosial beras dan lain-

lain .

D. Evaluasi Dampak

Evaluasi merupakan langkah yang paling akhir dalam studi proses studi AMDAL

sebelum rekomendasi penanganan dampak. Evaluasi adalah sebuah proses untuk menganalisa

dampak yang diperkirakan untuk menentukan bobot dan pentingnya suatu dampak.

Beberapa aspek yang dinilai pada evaluasi dampak penting menyangkut kejelasan dan

konsistensi tentang :

1.Telaahan secara holistik atas berbagai komponen lingkungan yang diperkirakan mengalami

perubahan sebagimana dikaji dalam bagian prakiraan dampak penting.

2.Kesimpulan terhadap hasil telaahan holistik tersebut menyimpulkan jenis-jenis dampak

penting yang harus dikelola.

3. Telaahan kausatif (hubungan sebab akibat) dari berbagai jenis dampak penting yang harus

dikelola sebagai dasar perumusan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan

hidup.

Dalam evaluasi dampak, sampai saat ini dikenal dua metode untuk mengevaluasi

dampak yang terjadi, yaitu metode informal dan metode formal.

1. Metode Informal

Metode informal yang sederhana dilakukan dengan memberi nilai verbal, misalnya

kecil, sedang dan besar. Cara lainnya dengan memberi skor dari 1 sampai 10 tanpa patokan

yang jelas. Contohnya yaitu pada matriks Leopold. Nilai penting diberi angka 1 sampai 10

dan diisikan ke dalam sel matriks yang menunjukkan interaksi antara besarnya dampak dan

nilai pentingnya dampak, misalnya :

Sel itu menunjukkan nilai besarnya dampak dikiri atas (3) dan nilai pentingnya

dampak dikanan bawah (6). Pada matriks Leopold, tidak diberikan pedoman yang jelas

mengenai cara mendapatkan nilai penting suatu dampak.

Pada cara ini, terjadi fluktuasi yang besar antara anggota tim dalam pemberian nilai.

Kadar subjektivitas evaluasi sangat tinggi, misalnya pejabat Dirjen Perlindungan Hutan dan

Pelestarian Alam (PHPA) akan cenderung memberi nilai penting yang lebih tinggi untuk

dampak pada marga satwa dibanding penilaian oleh seorang pejabat Dirjen Perhubungan

Udara.

2. Metode Formal

Metode formal dibedakan menjadi dua macam, yaitu metode pembobotan dan metode

ekonomi.

a. Metode Pembobotan

Dalam sistem ini dampak diberi bobot dengan menggunakan metode yang ditentukan

secara eksplisit. Misalnya pada metode Battelle. Menurut Battelle, lingkungan dibagi dalam

empat kategori utama, yaitu ekologi, fisik/kimia, estetik dan kepentingan manusia/sosial.

Masing-masing kategori terdiri atas komponen. Setiap komponen dibagi dalam indikator

Page 13: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

13

dampak. Selanjutnya masing-masing kategori, komponen dan indikator dampak dinilai

pentingnya relatif terhadap yang lain dengan menggunakan angka desimal antara 0 an 1.

Prosedur pemberian bobotnya adalah sebagai berikut :

1. Dipilih sekelompok orang dan dijelaskan kepada mereka secara rinci konsep pemberian

bobot dan penggunaannya.

2. Dibuat daftar kategori dampak. Daftar ini dibuat oleh masing-msing orang secara mandiri

berdasarkan urutan tingkat pentingnya suatu kategori.

3. Masing-masing orang memberi nilai 1 pada kategori pertama dalam daftarnya. Kemudian

diminta untuk membuat prakiraan nilai kategori kedua dibandingkan dengan yang

pertama. Prakiraan ini dinyatakan sebagai desimal antara 0 dan 1.

4.Setiap orang membuat perkiraan yang serupa untuk berturut-turut kategori ketiga, keempat

dan seterusnya.

5. Rata-rata semua individu dihitung.

6. Hasil kelompok ditunjukkan kepada semua orang.

7. Eksperimen diulang dengan kelompok orang yang sama.

8.Eksperimen diulang dengan kelompok orang lain untuk menguji apakah hasilnya dapat

direproduksi.

Agar operasi matematik dapat dilakukan dalam metode pembobotan, metode ini harus

menggunakan skala internal atau skala nisbah (amalgamasi). Tujuan amalgamasi adalah

untuk mempermudah pemilihan alternatif oleh pengambil keputusan.

Sistem evaluasi lingkungan Battele juga menghasilkan indeks dampak komposit

dengan menjumlahkan satuan dampak lingkungan. Indeks dampak komposit dinyatakan

dengan :

Dk =

n

li

SDLdP -

n

li

SDLtP

Dengan Dk = indeks dampak komposit

SDLdP = satuan dampak lingkungan dengan proyek

SDLtP = satuan dampak lingkungan tanpa proyek

b.Metode ekonomi

Metode ini mudah diterapkan pada dampak yang mempunyai nilai uang. Misalnya

dampak penurunan produksi padi. Misalnya jika sekarang ini dampak penurunan produksi

padi ialah 3 ton/ha/bahan dan harga padi adalah Rp. 2000/Kg, maka dampak penurunan

produksi tersebut adalah Rp.6000.000 /ha/tahun.

Namun demikian, penerapan metode ini relatif mengalami banyak kesulitan untuk

dampak yang sukar diukur dengan nilai uang. Cara yang umum dipakai adalah dengan

memberikan harga bayangan (shadow price) mengalokasikan anggaran belanja tertentu untuk

penjagaan dan pemeliharaan cagar alam dan taman nasional.

Untuk masalah pencemaran lingkungan, biaya diperlukan untuk pembersihan

lingkungan yang tercemar. Biaya tersebut semakin tinggi seiring dengan semakin tingginya

tingkat kebersihan yang dikehendaki masyarakat.

Pada prinsipnya, semua fungsi atau indikator lingkungan dapat diberi harga bayangan.

Besarnya harga bayangan dihargai setara dengan uang yang dibutuhkan untuk mengendalikan

kualitas dan ketersediaan indikator lingkungan dan sumber daya yang mengalami kerusakan

karena kegiatan produksi atau konsumsi pada baku mutu yang ditentukan.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam Amdal, data diperlukan dalam rangka penyusunan identifikasi dampak,

penyajian rona lingkungan, prakiraan dampak evaluasi dampak hingga pengelolaan dan

pemantauan lingkungan (RKL /RPL).

1. Pertimbangan dalam pengumpulan data.

Page 14: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

14

Dalam pengumpulan data ada beberapa pertimbangan yang digunakan untuk memilih

teknik pengumpulan data, antara lain.

a. Macam data yang harus dikumpulkan.

Data yang harus dikumpulkan umumnya dikaitkan dengan komponen yang terkena

dampak. Dalam penelitian Amdal, yang menjadi fokus hanya komponen yang terkena

dampak misalnya tingkat pendapatan masyarakat sekitar, kesempatan kerja, tingkat

kenyamanan, pola hubungan sosial dan lain-lain.

b.Karakteristik sumber data

Kareakteristik sumber data meliputi tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, jenis

pekerjaan dan lain-lain.

c. Ketersediaan dana, tenaga dan keahlian

2. Proses Pengumpulan Data

Menurut WHO proses pengumpulan data adalah sebagai berikut :

a. Tentukan jumlah, jenis dan luas daerah penelitian.

b. Identifikasi jenis dan besarnya sumber pencemaran dan limbah dalam daerah tersebut.

c. Tentukan data yang diperlukan dengan memeriksa faktor pencemaran dan faktor limbah

dalam lembaran kerja yang sesuai.

d. Identifikasi instansi pemerintah atau badan lain yang mempunyai data yang diperlukan.

e. Uji silang data yang dikumpulkan dari berbagai sumber dan tentukan ketelitiannya.

f. Jika perlu ubah satuan data yang dikumpulkan menjadi satuan yang sesuai dengan yang

tertera dalam lembaran kerja.

Adapun beberapa sumber data di Indoensia yang dapat dipakai untuk mendukung

kelengkapan data yang diperlukan dapat dilihat pada tabel.

Tabel Sumber Data di Indonesia

Instantsi Jenis Data

1. Biro Pusat Statistik

2. Bakorsurtanal

3. Dinas Topografi Angkatan Darat

4. LAPAN

5. Direktoret Volkanologi

6. Direktorat Sumberdaya Mineral

7. Puslitbang Geologi

8. Badan Meteorologi dan

Geofisika,

9. Departemen Perhubungan

10. Pusat Penelitian Tanah

11. Dinas Hidrografi Angkatan Laut

12. Puslitbang Pengairan

1. Data statistik Indonesia

2. Foto udara, citra satelit,berbagai jenis peta.

3. Peta Topografi

4. Citra Satelit

5. Peta daerah bahaya Gunung api

6. Peta Mineral

7. Peta geologi, Seismotektonik

8. Peta Tataguna Tanah

9. Data iklim, peta iklim

10. Peta Tanah

11. Peta Hidrografi laut

12. Data air permukaan

3. Teknik Pengumpul Data

Beberapa teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada studi Amdal antara lain :

a. Kuesionair

Kuasionair dapat dibagi dalam dua kategori yaitu langsung dan tidak langsung.

Kuesionair secara langsung dilakukan dengan peneliti terjun langsung mewawancarai

responden. Sementara itu kuesionair tidak langsung dilakukan dengan membagikan

kuesionair kepada responden. Jika telah diisi lengkap, kuesionair dikirim kembali kepada

pneliti.

Beberapa prinsip dalam penyusunan pertanyaan dalam kuesionair antara lain,

pertanyaan harus jelas, diusahakan singkat, jangan mengulang pertanyaan dihindari

penggunaan istilah –sitilah bias, pertanyaan yang tepat dan sebagainya.

Page 15: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

15

Survai yang dilakukan dengan wawancara yang dipanah dengan kuesionair dapat

menghasilkan data dengan kualitas yang tinggi. Hal ini karena adanya beberapa kelebihan

sebagai berikut :

1. Pewawancara dapat mengetahui apakah pertanyaanya dapat dipahami oleh mengetahui

apakah pertanyaannya dapat dipahami oleh responden dan apakah jawaban responden

relevan dengan pertanyaan.

2. Pewawancara dapat bertanya lebih lanjut kepada responden dalam rangka

“ Further investigation”

3.Kehadiran pewawancara akan mempercepat penyelesaian jawaban kuesionair.

b. Wawancara

Tehnik wawancara ada dua macam, yaitu wawancara bebas dan wawancara dengan

menggunakan pedoman pertanyaan. Wawancara bebas umumnya

Dilakukan saat peneliti melakukan peninjauan ke lapangan. Pada wawancara

dengan menggunakan pedoman pertanyaan. Wawancara bebas pada umumnya dilakukan

saat peneliti melakuikan peninjauan ke lapangan. Pada wawancara dengan menggunakan

pedoman pertanyaan pada prinsipnya pedoman pertanyaan hanya dilakukan sebagai

pedoman untuk menggali informan yang bersifat umum (masalah banjir, tipe masyarakat

lokal, sifat sosial atau jiwa gotong royong respon terhadap ide-ide baru dan sebagainya).

Pedoman Pertanyaan dapat ditujukan kepada Pemrakarsa proyek, tokoh masyarakat

dan masyarakat secara langsung.

c. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis tentang gejala-gejala

yang diamati. Observasi dapat dilakukan oleh para peneliti secara langsung, yaitu saat

melakukan wawancara penulis dapat melakukan pengamatan tentang lingkungan secara

umumdan lingkungan dari responden yang diwawancarai

Beberapa kelebihan tehnik Observasi antara lain :

1. Peneliti dapat memahami kontens tempat proyek dilakukan .

2. Peneliti dapat memperoleh data atau informasi yang tidak mungkin.

bisa dihimpun melalui wawancara atau kuestioner.

3.Penulis mampu melihat sesuatu yang rutin di luar perhatian responden dan sangat berharga

sehingga informasi penelitian.

d. Delphi

Delphi adalah suatu teknik untuk memperoleh masukan dari para ahli dengan melalui

suatu proses sehingga tercapai suatu kesimpulan tentang sesuatu. Dalam teknik Delphi, para

pakar diminta pendapatnya tentang dampak yang akan terjadi jika suatu usaha diterapkan.

Prosesnya dilakukan berulang-ulang, dengan masing-masing pakar tidak saling mengetahui

pendapatnya masing-masing. Kesimpulan diambil sendiri oleh penyelenggara Delphi. Teknik

Delphi sangat cocok untuk mengidentifikasikasi dan memproduksi dampak suatu usaha /

kegiatan.

e. Diskusi Kelompok Terfokus

Kelompok diskusi terfokus merupakan teknik penelitian dengan cara menyampaikan

responden menstimulir diskusi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan

dengan penelitian. Peserta diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat, aspirasi dan

tanggapan secara bebas. Peserta yang berjumlah 5 sampai 6 orang dipilih yang sehomogen

mungkin.

Page 16: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

16

Tugas

Disuatu kawasan yang bernama desa TAHAN GEMPA akan didirikan pabrik pembuatan

barang-barang mebeler. Dalam operasional digunakan mesin-mesin yang menimbulkan

getaran yang tinggi dan beberapa bahan pewarna. Dalam mengkaji peta proyek dan hasil

survey diperoleh data bahwa pada tahun 2000, penduduk yang tinggal didaerah pabrik

tersebut 300 KK yang terdiri 1500 jiwa. Disamping itu melalui suatu wawancara diketahui

200 KK yang memperoleh pendapatan dari lahan pertanian yang terkena proyek. Laju rata-

rata pertumbuhan penduduk setempat 2,5 % .

Tentukan :

a. Dampak yang kira-kira ditimbulkan oleh pendirian pabrik tersebut ?

b. Berapakah dampak industri tersebut terhadap terjadinya penggusuran pada tahun

2005 ?

Ulangan Harian 3.2

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan benar!

1. Metode identifikasi dampak menggunakan Metode Daftar uji mempunyai keuntungan dalam

hal ….. dan memiliki kelemahan dalam hal …..

2. Metode identifikasi dampak menggunakan Metode Matriks membutuhkan dua faktor uji

yaitu….

3. Ada dua hal yang harus dilakukan dalam prakiraan dampak, yaitu …..

4. Aspek yang dinilai pada evaluasi dampak penting menyangkut kejelasan dan konsistensi

tentang …..

5. Menurut Battelle, lingkungan dibagi dalam empat kategori utama, yaitu …..

F. Kajian Dampak Kumulatif

Kajian dampak kumulatif merupakan pengembangan lebih lanjut dari metodologi kajian

AMDAL. Kajian AMDAL, secara tradisonal, lebih terfokus pada dampak langsung yang terjadi

akibat adanya suatu kegiatan (AMDAL skala proyek). Para pengambil keputusan lebih

mempertimbangkan dampak yang bersifat langsung, ini karena dampak tersebut bersifat lebih

pasti dan lebih mudah dipahami. Sementara itu kajian dampak kumulatif mempunyai batasan

ruang dan waktu yang lebih luas, seperti kemungkinan terjadinya hujan asam, perubahan iklim,

pemanasan global, kelestarian keanekaragaman hayati dan dampak terhadap pembangunan yang

berkelanjutan.

CEARC (1986) mengidentifikasi kelemahan AMDAL yang terlalu fokus pada kajian

dampak skala proyek, adalah :

a. Mengabaikan efek penambahan (additif effects) akibat adanya pembangunan yang berulang-

ulang pada satu ekosistem yang sama;

b. Tidak mengkaji secara mendalam dampak dari suatu kegiatan yang dapat mendorong

berkembangnya kegiatan-kegiatan lain disekitarnya;

c. Mengabaikan perubahan kemampuan sistem ekologis dalam menetralisir tingkat pencemaran

dan kerusakan lingkungan yang semakin intensif;

d. Tidak memberikan dorongan untuk mencapai tujuan pengelolaan lingkungan yang lebih

komprehensif yang melindungi kepentingan masyarakat luas.

Akibat kelemahan tersebut di atas, kajian AMDAL dianggap kurang dapat mengantisipasi

terjadinya kerusakan lingkungan. Semakin disadari bahwa kerusakan lingkungan tidak hanya

disebabkan oleh dampak langsung dari suatu kegiatan, namun merupakan kombinasi dampak-

dampak kecil dari berbagai kegiatan, yang kemudian berinteraksi selama jangka waktu yang

cukup panjang. Dampak semacam ini dikenal sebagai dampak kumulatif.

Page 17: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

17

Tabel 1. Karakteristik AMDAL konvensional dan Kajian Dampak Kumulatif (Lawrence,1994)

ASPEK AMDAL KONVENSIONAL KAJIAN DAMPAK KUMULATIF

TUJUAN Evaluasi Proyek Pengelolaan masalah-masalah lingkungan

secara menyeluruh

PEMRAKARSA Proyek Tunggal Banyak proyek dan/atau proponen

SUMBER

DAMPAK

Berasal dari masing-masing

proyek yang mempunyai

dampak membahayakan

terhadap lingkungan

Banyak proyek dan/atau kegiatan

SUDUT

PANDANG

KAJIAN

Satu disiplin ilmu sampai

dengan inter disiplin ilmu

Lintas disiplin ilmu sampai dengan inter

disiplin ilmu

SUDUT

PANDANG

WAKTU

Jangka pendek- jangka

menengah

Dispersi bersifat menerus

berdasarkan fungsi waktu

Mengkaji rencana kegiatan

Jangka menengah– jangka panjang

Dispersi bersifat tidak berdasarkan

fungsi waktu

Mengkaji kegiatan di masa lalu, saat

ini dan waktu yang akan datang

SUDUT

PANDANG

RUANG

Khas untuk lokasi tertentu

Terpusat pada dampak

langsung pada wilayah studi

Dispersi bersifat menerus

dalam skala ruang

Batasan ruang sangat meluas

Batasan ruang geografi sangat luas

(contoh, dampak lintas batas)

Dispersi bersifat tidak menerus dalam

skala ruang ( misalnya terjadi jeda

ruang – spatial lag)

SUDUT

PANDANG

SISTEM

Kecenderungan - satu sistem

ekologis

Kecenderungan - satu sistem

sosial ekonomi

Multi sistem ekologis

Multi sistem social ekonomi

INTERAKSI

Interaksi antar komponen

proyek/kegiatan

Interaksi antar komponen

lingkungan

Interaksi antar komponen

proyek dan lingkungan

Dampak penting, interaksi

langsung

Asumsi bahwa interaksi

terjadi secara additive

lingkungan

Dilihat juga interaksi antar proyek dan

dengan kegiatan-kegiatan yang lain.

Dilihat juga interaksi antar sistem-

sistem

Dilihat juga interaksi antar kegiatan

dan sistem lingkungan

Dampak besar dan kecil, interaksi

langsung dan tidak langsung

Dipertimbangkan kemungkinan

adanya interaksi yang tidak bersifat

additif (misalnya, sinergis dan

antagonis)

KAJIAN SIFAT

PENTING

Sifat penting dampak dikaji

secara individual

Asumsi bahwa jika satu

dampak tidak bersifat

penting, maka interaksi

dengan dampak yang lain

bersifat tidak penting

Sifat penting dampak dikaji

berdasarkan tinjauan berbagai kegiatan

Dipertimbaangkan kombinai dari

berbagai dampak akan menimbulkan

dampak penting, meskipun secara

individual masing-masing dampak

bersifat tidak penting

TINGKATAN

ORGANISASI

Intra organisasional Inter organisasional

KETERKAITAN

DENGAN Keterkaitan dengan tujuan

pengelolaan lingkungan yang

Kajian proyek secara dan kebijakan

incremental

Page 18: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

18

PERENCANAAN

lebih komprehensif sangat

lemah

Tingkat perencanaan-

perencanaan proyek

Tingkat perencanaan –

Perencanaan program

Keterkaitan dengan tujuan pengelolaan

lingkungan yang lebih komprehensif

sangat erat

Perencaan proyek dalam jangka

menengah sampai dengan perencanaan

secara komprehensif.

KETERKAITAN

DENGAN

PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

Reaktif; diputuskan setelah

terdapat keputusan

pendahuluan untuk memulai

melaksanakan suatu proyek

Proaktif; mengantisipasi rencana

kegiatan di masa mendatang

PENGELOLAAN

DAMPAK

Melakukan pengelolaan dan

pemantuan dampak besar dan

dampak langsung

Sistem pengelolaan dan pemantauan

dampak secara komprehensif.

Dampak kumulatif adalah dampak-dampak terhadap lingkungan yang disebabkan oleh

penambahan dampak (incremental impact) dari suatu kegiatan jika ditambahkan dampak yang

terjadi akibat kegiatan lain dimasa lalu, saat ini dan dampak yang diperkirakan dapat terjadi

dimasa mendatang. Dampak kumulatif dapat terjadi dari dampak-dampak yang secara individual

bersifat tidak penting namun jika terjadi pada kerangka waktu dan tempat yang sama dapat

berubah menjadi dampak penting.

Keputusan Kepala Bapedal Nomor 56 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran

Dampak Penting mendifinisikan sifat kumulatif dampak sebagai sifat dampak yang mengandung

pengertian bersifat bertambah, bertumpuk, atau tertimbun. Dampak suatu usaha atau kegiatan

dikatakan bersifat kumulatif bila pada awalnya dampak tersebut tidak tampak atau tidak dianggap

penting, tetapi karena aktivitas tersebut bekerja berulang kali atau terus menerus, maka lama

kelamaan dampaknya bersifat kumulatif.

Dengan demikian dampak suatu usaha atau kegiatan tergolong penting bila:

1. dampak lingkungan berlangsung berulang kali dan terus menerus, sehingga pada kurun waktu

tertentu tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau sosial yang menerimanya;

2. beragam dampak lingkungan bertumpuk dalam suatu ruang tertentu, sehingga tidak dapat

diasimilasi oleh lingkungan alam atau sosial yang menerimanya;

3. dampak lingkungan dari berbagai sumber kegiatan menimbulkan efek yang saling

memperkuat (sinergis).

Dari berbagai pengertian di atas terdapat beberapa pengertian mendasar dari dampak

kumulatif, yakni :

1. Meliputi pertimbangan dampak incremental dari suatu proyek dengan dampak dari kegiatan-

kegitan lain yang terjadi pada masa lalu, saat ini, dan kemungkinan rencana kegiatan di masa

mendatang.

2. Dampak dapat terjadi dari dampak-dampak yang secara individual tidak penting namun

secara bersama-sama dapat menimbulkan dampak penting.

Beberapa peneliti telah mengklasifikasikan dampak kumulatif berdasarkan pengamatan

atau tinjauan teoritis. Meskipun demikian, belum terdapat kesepakatan yang dapat diterima secara

umum tentang jenis-jenis dampak kumulatif karena adanya perbedaan sumber dan proses

terjadinya dampak. Secara sederhana Eccleston (2001) menggambarkan dampak kumulatif

sebagai penjumlahan dari dampak-dampak individual yang berasal dari kegiatan-kegiatan yang

terjadi di masa lalu, saat ini dan rencana kegiatan di masa mendatang, setelah dilakukan

penyesuaian karena adanya interaksi komplek antar dampak seperti pada gambar 1.

Interaksi dampak dapat bersifat countervailing atau sinergis. Dampak bersifat

countervailing jika dampak akhir lebih kecil dari penambahan dampak secara individual,

sedangkan dampak bersifat sinergis jika dampak kumulatif lebih besar dari penjumlahan dari

Page 19: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

19

kontribusi dampak-dampak secara individual. Kedua perbedaan tersebut di atas dapat dilihat pada

gambar 1di bawah ini.

Rencana kegiatan waktu lalu, saat ini dan rencana kegiatan di masa Mendatang.

Gambar 1. Perbedaan dampak yang bersifat additive (penambahan) dengan dampak yang bersifat

sinergis.

Paterson et al. (1987) mengklasifikasikan dampak kumulatif berdasarkan jenis kegiatan dan

proses terjadinya dampak kumulatif. Dampak kumulatif dapat terjadi pada kegiatan tunggal dan

multi kegiatan, sedangkan proses terjadinya dapat bersifat penambahan dan interaktif. Interaksi

antara jenis kegiatan dan proses terjadinya dampak dapat dilihat pada tabel 1, sedangkan gambar

2 menggambarkan empat jalur terjadinya dampak, jalur dampak kumulatif dapat menghilang

secara perlahan-lahan, mengalami penguatan, menimbulkan terjadinya berbagai dampak turunan

dan menyebabkan efek sinergi dengan adanya interaksi dampak dari berbagai kegiatan.

Tabel 2 Proses Terjadinya Dampak Kumulatif PROSES PENAMBAHAN

(ADDITIVE PROCESS)

PROSES INTERAKTIF (INTERACTIVE

PROCESS)

KEGIATAN

TUNGGAL

Jenis 1: Dampak terjadi karena

penambahan dampak yang berulang-

ulang dari satu kegiatan.

Contoh: Pembangunan jalan baru

melewati taman nasional, pada

awalnya menyebabkan pembukaan

hutan disekitar

jalan, kemudian pembukaan hutan

yang terus menerus akibat ilegal

logging

Jenis 2: Stressor dari satu kegiatan berinteraksi

dengan bioata yang terpapar menyebabkan

dampak interaktif, dimana penambahan dampak

tidak terjadi secara linier.

Contoh: Senyawa kimia organik, termasuk PCB,

yang mempunyai efek biomagnifikasi dalam

rantai makanan menyebabkan peningkatan

toksisitas pada hewan pemangsa atau mamalia

berukuran besar.

KEGIATAN

BANYAK

Jenis 3: Dampak berasal dari berbagai

sumber (proyek, pencemaran dari

sumber titik, atau dampak yang

terjadi akibat kegiatan konstruksi)

yang mempengaruhi sumberdaya

lingkungan secara additive.

Contoh: Pengambilan air tanah untuk

irigasi pertanian, air bersih, industri

secara kumulatif akan memyebabkan

penurunan air tanah.

Jenis 4: Dampak berasal dari banyak kegiatan

dan mempengaruhi lingkungan secara interaktif

(yaitu secara countervailing atau sinergis ).

Contoh: Dampak gabungan akibat pembuangan

nutrien dan air panas ke sungai akan

menyebabkan terjadinya algal bloom. Dampak

selanjutnya adalah, terjadinya kekurangan

oksigen, dimana dampak turunan ini memiliki

efek yang lebih besar dibanding dampak primer.

Page 20: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

20

Gambar 2 Jenis Dampak Kumulatif Berdasarkan Peterson (1987)

Canadian Environmental Assessment Agency (2000) menyatakan bahwa dampak kumulatif

dapat terjadi melalui berbagai cara, yakni :

1. Transport fisika-kimia: suatu unsur kimia atau parameter fisika berpindah jauh dari sumber

penghasilnya, kemudian terjadi interaksi dengan kegiatan lain (contoh: emisi gas buang,

pembuangan limbah cair dan sedimen)

2. Kerusakan terjadi secara bertahap: dampak akan terjadi secara perlahan-lahan (contoh:

pembukaan lahan untuk pembangungan jalan baru di kawasan hutan, secara perlahan lahan

akan terjadi perubahan penggunaan lahan yang kemudian berakibat pada hilangnya habitat

flora dan fauna).

3. Penumpukan ruang dan waktu (spatial and temporal crowding): dampak kumulatif dapat

terjadi karena adanya berbagai kegiatan yang terjadi secara bersamaan pada kawasan yang

sempit dan dalam selang waktu yang bersamaan selama periode tertentu. Secara individual,

kegiatan-kegiatan tersebut dapat memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan, namun secara

kolektif nilai ambang batas (carrying capacity) dikawasan tersebut terlampaui, sehingga

lingkungan tidak dapat berfungsi kembali seperti pada saat sebelum terjadinya gangguan.

Dampak dapat saja terlihat secara tiba-tiba atau secara perlahan-lahan dan berlangsung dalam

kurun waktu yang panjang. Jenis dampak kumulatif penumpukan ruang terjadi karena adanya

tumpang tindih dampak dari berbagai sumber yang mempengaruhi satu kawasan tertentu.

Sebagai contoh adalah dampak kebisingan pada suatu kawasan industri. Dampak tersebut

dapat berasal dari jalan tol yang melintasi kawasan tersebut dan kebisingan yang berasal dari

kegiatan industri itu sendiri. Dampak kumulatif jenis penumpukan waktu terjadi karena

dampak dari berbagai kegiatan saling tumpang tindih pada waktu yang bersamaan, atau terjadi

pemaparan kembali dari suatu dampak yang telah terjadi sebelumnya, pada saat kondisi

lingkungan belum pulih kembali.

4. Potensi yang diakibatkan oleh pertumbuhan (growth-inducing potential): Dengan

menggunakan dasar pemikiran bahwa setiap kegiatan baru dapat menyebabkan timbulnya

kegiatan baru berikutnya, maka kegiatan-kegiatan yang berpotensi memicu terjadinya

kegiatan-kegiatan lain dimasa mendatang harus dikaji sebagai dampak kumulatif. Sementara

itu NRC (1986) dan Spaling (1995) melihat terjadinya dampak kumulatif secara lebih

Page 21: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

21

komprehensif dan terdapat delapan jenis dampak kumulatif sebagaimana dapat dilihat pada

tabel 3.

Tabel 3. Contoh dampak kumulatif (Council on Environmental Quality’s, modifikasi dari NRC

1986 dan Spaling 1995)

No JENIS KARAKTERISTIK CONTOH

1 Penumpukan Waktu

(Time Crowding)

Dampak terhadap

lingkungan sering terjadi

dan berulang-ulang

Kecepatan pembalakan hutan

melebihi kecepatan pertumbuhan

kembali

2 Jeda Waktu (Time lag) Dampak tidak terjadi serta

merta, terdapat jeda waktu

terjadinya dampak

Pemaparan bahan penyebab

kanker

3 Penumpukan Ruang

(Space Crowding)

Dampak terjadi secara

secara meluas

Pembuangan limbah dari sumber

yang tersebar (non point sources)

ke aliran sungai.

4 Lintas Batas

(Crossboundary)

Dampak terjadi jauh dari

sumber dampak

Hujan Asam

5 Pemenggalan

(Fragmentation)

Terjadinya perubahan pola

lansekap

Pemisahan kawasan bersejarah

oleh bangunan– bangunan baru

yang mengelilinginya namun

tidak selaras sehingga

menghilangkan nuansa lama

kawasan bersejarah.

6 Compounding Effects Dampak terjadi dari

berbagai sumber atau pola

pemaparan

Sinergisme dari berbagai

penggunaan bahan pestisida

7 Dampak Tidak Langsung

(Indirect effects)

Dampak – dampak

sekunder

Permbangunan kawasan

perdagangan dan perumahan

akibat pembangunan jalan tol

8 Pemicu dan Ambang

Batas (Triggers dan

thresholds)

Terjadi perubahan

fundamental/ mendasar

dalam sistem perilaku atau

stuktur

Perubahan iklim global.

Sumber : Modifikasi dari NRC 1986 dan Spaling 1995

Meskipun belum terdapat kerangka analisis dampak kumulatif yang dapat diterima semua

pihak, namun beberapa prinsip-prinsip dasar telah disepakati. Prinsip-prinsip tersebut antara lain

adalah :

1. Dampak kumulatif merupakan pengumpulan dari dampakdampak yang terjadi akibat dari

kegiatan-kegiatan pada waktu lampau, saat ini dan yang diperkirakan akan terjadi di masa

mendatang. Dampak-dampak dari suatu rencana kegiatan terhadap sumber daya alam,

ekosistem, dan masyarakat, termasuk di dalamnya dampak yang terjadi saat ini dan dimasa

mendatang ditambahkan terhadap dampak yang telah terjadi di waktu lampau. Dampak

kumulatif tersebut juga harus ditambah dengan dampak (masa lalu, sekarang dan akan datang)

yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan lain yang mempunyai pengaruh terhadap sumber daya

alam yang sama.

2. Dampak kumulatif merupakan dampak total, termasuk dampak langsung maupun tidak

langsung terhadap suatu sumber daya, ekosistem dan masyarakat yang terjadi akibat dari

seluruh kegiatan, baik kegiatan yang pemrakarsanya berasal dari pemerintah, swasta, maupun

kegiatan dari masyarakat sendiri.

Page 22: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

22

3. Dampak kumulatif perlu dianalisis dalam terminologi sumber daya alam, ekosistem dan

masyarakat yang terkena dampak. Kajian AMDAL pada umumnya melihat dampak dari sudut

pandang rencana kegiatan sedangkan analisa dampak kumulatif melihat dampak dari sudut

pandang yang berbeda, dimana kajian lebih ditekankan kepada kemampuan sumber daya

alam, ekosistem dan masyarakat yang potensial terkena dampak untuk mengantisipasi dampak

yang akan terjadi.

4. Dalam melakukan kajian dampak kumulatif, tidak praktis untuk mengkaji dampak secara

keseluruhan, dampak yang dikaji harus fokus pada dampak-dampak yang benar-benar

memiliki makna dalam proses pengambilan keputusan. Pemusatan dilakukan melalui proses

penapisan (scoping), dimana batas wilayah studi diperluas sampai pada suatu titik dimana

sumber daya alam tidak akan terpengaruh secara signifikan atau dampak yang terjadi sudah

diluar kepentingan pihak-pihak yang terkena dampak.

5. Dampak kumulatif terhadap sumber daya alam, ekosistem dan masyarakat tidak dibatasi oleh

batas administratif dan politis. Kewenangan penanganan sumber daya alam umumnya

terpecah-pecah di tangan berbagai instansi sektoral, atau terbagi oleh batas-batas wilayah

administrasi. Pembatasan ini menyebabkan pengelolaan sumber daya alam tidak terintegrasi

dan bersifat parsial. Ruang lingkup kajian dampak kumulatif mendobrak batasan-batasan

tersebut dan melihat dampak terhadap suatu sumber daya alam berdasarkan batasan

ekologisnya, demikian juga analisis terhadap masyarakat dikaji berdasarkan batasan sosial

budaya yang nyata di masyarakat.

6. Dampak kumulatif dapat dihasilkan dari akumulasi berbagai dampak yang sama atau dari

interaksi secara sinergis dari berbagai dampak yang berbeda. Kegiatan yang sama dan terjadi

secara berulang-ulang dapat menyebabkan terjadinya dampak kumulatif melalui proses

penambahan dampak secara sederhana (dengan bertambahnya waktu dampak yang terjadi

semakin besar). Kegiatan yang sama atau yang berbeda dapat menimbulkan dampak kumulatif

melalui proses interaksi antar dampak yang pada akhirnya menimbulkan dampak kumulatif

yang lebih besar dari penjumlahan dampakdampak yang menyebabkannya.

7. Dampak kumulatif dapat berlangsung selama bertahun-tahun setelah kegiatan yang

menyebabkan terjadinya dampak berakhir. Contoh adalah terjadinya air asam tambang,

pencemaran limbah radioaktif dan kepunahan spesies. Analisis dampak kumulatif harus

menerapkan ilimu pengetahuan dan menggunakan teknik-teknik prakiraan dampak yang

terbaik untuk mengkaji kemungkinankemungkinan terjadinya kerusakan lingkungan di masa

mendatang.

8. Setiap sumber daya, ekosistem dan masyarakat yang terkena dampak harus dikaji berdasarkan

kemampuan untuk mengakomodasi terjadinya dampak kumulatif sesuai dengan karakteristik

parameter ruang dan waktu masing-masing. Kerangka pikir para analis, sering kali terpusat

pada upaya untuk melakukan modifikasi terhadap sumber daya, ekosistem dan masyarakat

sesuai dengan kebutuhan dari kegiatan yang akan dilakukan. Kajian dampak kumulatif yang

efektif memusatkan analisis pada apa yang diperlukan untuk memastikan kelestarian

produktifitas jangka panjang atau keberlanjutan (sutainability) dari sumber daya.

Untuk dapat memasukan kajian dampak kumulatif ke dalam kajian AMDAL, Eroupean

Commission (2000) memandang perlunya dua perubahan mendasar dalam kajian AMDAL.

Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dari aspek ilimiah dan aspek institusi. Dari aspek

ilmiah, kajian dampak kumulatif mengharuskan perubahan yang mendasar dalam penentuan batas

studi dan ruang lingkup kajian, dimana skala ruang dan skala waktu kajian dampak kumulatif

mencakup ruang dan rentang waktu yang lebih luas dibanding dengan kajian AMDAL.

Disamping itu, metodologi kajian AMDAL juga perlu memasukkan kajian terhadap dampak

tidak langsung, dampak kumulatif dan interaksi antar dampak.

Beberapa faktor yang menghambat integrasi AMDAL dalam perencanaan regional atau

bentuk perencanaan yang

komprehensif (Spaling et al, 1993).

Page 23: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

23

a. Proses pengambilan keputusan dicirikan oleh pertimbangan ekonomi, sosial dan ekonomi dan

timbal balik antar faktorfaktor tersebut dalam penentuan suatu kebijakan. Pertimbangan ini

sering menyebabkan proses perencanaan yang berjenjang tidak berjalan.

b. Proses perencanaan pada umumnya terkotak-kotak pada berbagai intitusi dimana tanggung

jawab perencanaan ekonomi, sosial dan lingkungan terbagi pada instansi-instansi tersebut.

c. Perencanaan biasanya dilakukan berdasarkan batasan administrasi pada tingkat daerah dan

regional untuk menghindari terjadinya pertentangan kewenangan. Hal ini tentu bertentangan

dengan konsep kajian dampak kumulatif yang memerlukan penentuan batas wilayah studi

yang lebih luas.

Di sisi lain, pendekatan ilmiah telah mengalami kemajuan dalam melakukan integrasi

kajian dampak kumulatif ke dalam AMDAL. Menurut Spaling et al (1993), kemajuan tersebut di

tandai oleh:

a. Kritik ilmiah terhadap kelemahan riset dan metodologi dalam analisis AMDAL yang tidak

mengkaji dampak tidak langsung dan dampak kumulatif secara memadai telah mendorong

para peneliti untuk memperbaiki metodologi tentang kajian perubahan dampak lingkungan ini.

b. Hanya diperlukan sedikit perubahan dalam hal peraturan dan institusi untuk mengintegrasikan

kajian dampak kumulatif dalam AMDAL.

c. Dengan semakin komplek masalah lingkungan proses perencanaan dan pengambilan keputusan

semakin membutuhkan informasi-informasi yang bersifat ilmiah, dibanding dengan

melakukan restrukturisasi lembaga-lembaga perencanaan.

Bailey (1993) dalam suatu kajian tentang hubungan antara AMDAL dan penataan ruang di

Indonesia menyarankan agar kajian dampak kumulatif dilakukan untuk proyek-proyek yang

bersifat:

a. Terjadi pertentangan tata guna lahan dan diperlukan suatu penyelesaian atas perbedaan

kepentingan berbagai pihak yang terlibat.

b. Terdapat banyak kegiatan pembangunan pada suatu kawasan yang kondisi lingkungan

hidupnya terancam dan dibutuhkan koordinasi serta perbaikan dalam program pemantauan dan

pengelolaan dampak.

c. Terdapat proyek-proyek baru, sehingga perlu dilakukan kajian-kajian dari dampak-dampak

akibat kegiatan yang sudah ada untuk menentukan apakah dampak akibat adanya dampak baru

dapat diterima.

Lebih lanjut Bailey menyatakan bahwa penilaian dampak kumulatif dapat digunakan untuk

menetapkan jaringan kerjasama regional dan menyelaraskan rencana pengelolaan dampak dari

berbagai proyek tunggal. Untuk itu, penilaian dampak kumulatif harus meliputi daerah studi yang

jelas, persetujuan untuk melakukan penelitian bersama-sama, dan komisi penilai antar lembaga.

Sebagaimana kegiatan-kegiatan lain yang terencana, kajian dampak kumulatif harus memiliki

suatu kerangka acuan.

Suatu kajian dampak kumulatif yang komprehensif akan memberikan suatu konteks bagi

semua studi AMDAL di daerah penelitian yang sama di masa depan. Menurut Bailey terdapat

tiga skenario dalam mengintegrasikan kajian dampak kumulatif dengan AMDAL,

yakni:

a. Jika kemampuan asimilatif lingkungan belum terlampaui. Pada kondisi ini proyek-proyek yang

sedang menerapkan rekomendasi-rekomendasi yang diberikan oleh penilaian dampak

kumulatif. Proses AMDAL akan diterapkan secara rutin bagi usulan proyek baru.

b. Jika kemampuan asimilatif lingkungan sudah terlampaui (digunakan sepenuhnya) dan masih

dapat dilakukan perbaikan lingkungan. Pada kondisi ini program pemantauan dan pengelolaan

lingkungan untuk proyek-proyek yang sedang berlangsung harus dikoordinasikan dan

ditingkatkan. Dokumen-dokumen AMDAL diperlukan untuk semua usulan proyek baru.

c. Jika kemampuan asimilatif lingkungan sudah terlampaui dan diperlukan upaya perbaikan

lingkungan yang sangat mendesak. Kegiatan-kegiatan yang sudah berlangsung harus

melaksanakan rekomendasi-rekomendasi dari penilaian dampak kumulatif. Usulan-usulan

untuk proyek baru akan ditolak secara otomatis.

Page 24: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

24

Pendekatan Bailey di atas memerlukan penentuan ambang batas kemampuan asimilatif

lingkungan hidup, yang merupakan proses kajian yang masih sangat rumit dan belum terdapat

standar ambang batas kemampuan asimilatif lingkungan hidup yang telah disepakati oleh para

ahli.

Pengelolaan Dampak Kumulatif

Setelah dampak kumulatif berdasarkan analisis dinyatakan bersifat penting, pemrakarsa

kegiatan harus melakukan pengelolaan lingkungan hidup. Prinsip utama pengelolaan lingkungan

hidup adalah mencegah, mengurangi atau mengendalikan dampak dengan melakukan

memodifikasi atau menambah alternatif-alternatif baru. Strategi pengendalian dampak

dirumuskan dengan menganalisa hubungan sebab akibat yang menimbulkan dampak kumulatif.

Salah satu kunci untuk mengelola dampak secara konstruktif adalah menentukan jalur hubungan

sebab-akibat yang menimbulkan dampak paling besar. Upaya pengelolaan lingkungan difokuskan

pada jalur penyebab dampak ini, sehingga dampak kumulatif selanjutnya dapat dicegah atau

dikurangi.

Jika dampak dinyatakan tidak penting, tidak berarti pemrakarsa dapat semena-mena dalam

mengeksploitasi sumberdaya. Pemanfaatan sumberdaya harus dilakukan dengan bertanggung

jawab dan tetap memperhatikan prinsip-prinsip pemanfaatan yang berkelanjutan. Salah satu

kesulitan yang umum dijumpai dalam pengelolaan dampak kumulatif adalah menentukan pihak-

pihak yang harus mengelola dampak. Hal ini disebabkan oleh sifat dampak kumulatif yang

sumber dampaknya dapat berasal dari berbagai kegiatan. Instansi pemerintah sebagai penanggung

jawab pengelola lingkungan hendaknya mengkoordinasikan upaya pengelolaan ini dalam suatu

bentuk perencanaan dan pengelolaan lingkungan yang terpadu.

Mengantisipasi Dampak Kumulatif dengan Pemantauan dan Manajemen Adaptif

Meskipun telah digunakan metode analisis yang canggih, namun karena sifat dampak

kumulatif yang komplek, maka faktor ketidakpastian dalam prediksi dampak tidak dapat

dihindari. Risk Assessment merupakan salah satu metode yang efektif untuk menyajikan faktor

ketidakpastian ini kepada para pengambil keputusan. Selain itu, faktor ketidakpastian dapat

dikurangi dengan menggunakan alat bantu analisis berupa komputer dan GIS (Global Information

System). Sedangkan untuk mengantisipasi adanya faktor ketidak pastian pada tahap

implementasi, maka program pemantauan disusun untuk memberikan umpan balik yang efektif

dalam pengelolaan dampak kumulatif. Hasil pemantauan yang terstruktur dan terencana dengan

baik dapat memberikan petunjuk tentang arah pengelolaan.

Evaluasi apakah pengelolaan yang dilakukan telah efektif atau masih perlu dilakukan

perbaikan dalam menanggulangi dampak kumulatif yang terjadi, sangat dibantu oleh evaluasi

hasil pemantauan. Penerapan sistem manajemen adaptif menyediakan fleksibilitas untuk

perubahan pengelolaan lingkungan dengan menggunakan hasil pemantauan sebagai masukan

untuk perbaikan pengelolaan lingkungan tersebut.

Ulangan Harian 3.3

1. Kajian AMDAL berfokus pada dampak langsung yang terjadi akibat adanya suatu kegiatan.

Sehingga kajian AMDAL dianggap kurang dapat mengantisipasi terjadinya kerusakan

lingkungan. Selanjutnya dibuatlah kajian dampak kumulatif. Apakah yang dimaksud dengan

kajian dampak kumulatif?

2. Dalam pembangunan pengubahan bentang lahan dipersyaratkan AMDAL saja seringkali

terjadi penyimpangan, tetapi malah diajukan perlu adanya kajian dampak kumulatif. Apa

alasan perlu adanya kajian dampak kumulatif ?

3. Kajian AMDAL dianggap kurang dapat mengantisipasi terjadinya kerusakan lingkungan.

Sehingga beberapa ahli menuding adanya kelemahan pada sistem AMDAL. Sebutkan

beberapa kelemahan AMDAL menurut CEARC!

Page 25: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

25

4. Dampak kumulatif sebagai penjumlahan dari dampak-dampak individual yang berasal dari

kegiatan-kegiatan yang terjadi di masa lalu, saat ini dan rencana kegiatan di masa mendatang.

Interaksi dampak dapat bersifat countervailing atau sinergis. Apakah yang dimaksud dengan

Interaksi dampak dapat bersifat countervailing atau sinergis?

5. Untuk dapat memasukan kajian dampak kumulatif ke dalam kajian AMDAL, Eroupean

Commission memandang perlunya dua perubahan mendasar dalam kajian AMDAL.

Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dari aspek ilimiah dan aspek institusi. Jelaskan

apa yang dimaksud dengan perubahan dari aspek ilimiah!

Evaluasi Kompetensi 3

A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

1. Dampak dapat diartikan sebagai ………

a. Suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat dari sutau aktivitas.

b. Suatu perubahan yang buruk akibat suatu aktivitas .

c. Suatu perubahan yang baik akibat suatu aktivitas.

d. Suatu ativitas yang menyebabkan perubahan.

e. Suatu benturan yang akibat adanya proyek.

2. Berikut ini dampak positif kerja.

a. terbukanya lapangan kerja. d. kehadiran fasilitas listrik

b. pelonjakan sarana transportasi. e. tergusurnya sebagian penduduk

c. kemudahan sarana transportasi.

3. Berikut ini dampak negatif akibat adanya suatu proyek, kecuali………..

a. matinya ikan-ikan di pinggir saah karena penyemprotan hama.

b. berkurangnya beberapa populasi hewan langka .

c. tergusurnya sebagian penduduk.

d. meningkatnya fasilitas pendidikan dan kesehatan.

e. terjadinya kesenjangan sosial- ekonomi.

4. Peningkatan kepadatan lalu-lintas berdampak negatif, diantaranya……

a. peningkatan gas CO . d. peningkatan gas oksigen di jalan.

b. lancarnya lalu lintas e. harga bensin semakin mahal

c. mudahnya komunikasi

5. Tumpahnya minyak ke perairan selama pengangkutan di laut, secara garis besar merupakan

jenis dampak yang termasuk dalam ruang lingkupnya……

a. dampak biologis d. dampak sosial- budaya

b. dampak fisis dan khemis e. dampak geologis.

c. dampak sosial – ekonomis

6. Vegetasi penutup tanah termasuk komponen penyusun dampak :

a. fisis d. sosial

b. khemis e. ekonomi

c. biologis

7.Berikut ini termasuk daftar komponen yang termasuk ruang lingkup sosial budaya………..

a. cagar budaya d. penyerapan tenaga kerja

b. tanaman pertanian e. luas areal hutan

c. produksi ternak

8. Komponen atas lahan milik penduduk untuk keperluan rencana usaha atau kegiatan

merupakan cara penanganan dampak melalui pendekatan :

a. teknologi d. biologis

b. institusi e. sosial budaya

c. sosial ekonomi

Page 26: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

26

9. Metode identifikasi dampak yang memuat daftar uji aktivitas pembangunan dan daftar uji

lingkungan yang terkena dampak disebut ……..

a. metode daftar uji d. metode sebab akibat

b. metode matrik e. metode kasualitas

c. metode bagan alir

10 .Metode identifikasi dampak yang berusaha untuk mengidentifikai interaksi antara

aktivitas dampak dengan faktor lingkungan yang terkena dampak dalam bentuk jaringan

(network) disebut……………

a. metode network d. metode bagan alir

b. metode daftar uji e. metode beringin

c. metode matrik

11.Pada prinsipnya prakiraan dampak secara kuantitaif merupakan perbedaan antara ……

a. kondisi penyebab dampak dengan lingkungan

b. kondisi lingkungan sebelum dengan sesudah ada proyek.

c. kondisi pabrik dengan lingkungan

d. kondisi masyarakat sesudah ada proyek dengan sebelum ada proyek.

e. kondisi pemerintah selama lima tahun terakhir.

12. Berikut ini prakiraan dampak yang dapat diukur secara kuantitaif ,kecuali…..

a. Penggusuran penduduk. d. Kenaikan tekanan penduduk

b. Kenaikan produksi limbah e. Nilai sosial beras.

c. Penurunan produksi hasil pertanian

13. Evaluasi dampak merupakan proses studi Amdal sebelum……………

a. Dilaporkan ke pemrakarsa proyek. d. Rekomendasi penanganan dampak.

b. Dilaporkan ke pemerintah e. Identifikasi dampak.

c. Proses pelingkupan

14.. Sumber data yang memuat data foto udara dapat diperoleh pada instansi…..

a. Bakosurtanal d. Puslitbang Pengairan

b. Puslitbang Geologi e. Biro Pusat Statistik

c. Direktorat Vulkanologi

15. Data mengenai peta daerah bahaya gunung Merapi dapat kita peroleh secara resmi di…….

a. Bakosurtanal d. Pusat Penelitian

b. Badan Pertanahan Nasional e. LAPAN

c. Direktorat Vulkanologi

16. Kelemahan metode informal dalam evaluasi dampak adalah ……..

a. Adanya sel matriks

b. Adanya skor yang tidak jelas.

c. Fluktuasi yang besar antara anggota tim dalam pemberian nilai

d. Sifatnya sangat sederhana

e. Mudah dilakukan

17. Berikut ini agar syarat-syarat hasil Amdal akurat dan dapat dipercaya kecuali..

a. Penyusun Amdal harus para ahli yang berkompeten

b. Pengumpulan harus dilakukan dengan metode yang tepat.

c. Pengajian rona lingkungan harus lengkap, cermat dan tepat.

d. Penyerahan laporan Amdal berlangsung kapan saja .

e. Adanya komisi Amdal yang berkualitas dan berwibawa.

18. Dampak penting adalah….

a. terjadinya perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu

kegiatan atau proyek.

b. dampak di luar proyek yang tidak terlalu berpengaruh terhadap lingkungan hidup

c. tidak terjadi dampak serius bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.

d. dampak yang timbul sebelum proyek dijalankan.

e. terjadinya perubahan lingkungan hidup akibat pemanasan global.

Page 27: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

27

19. Berdasarkan PP No.27,1999, pasal 3 ayat(1), usaha dan/atau kegiatan yang dapat

menimbulkan dampak besar dan penting adalah….

a. usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan pencemaran.

b. usaha dan/atau kegiatan yang tidak mempengaruhi kelestarian lingkungan.

c. usaha dan/atau kegiatan yang memberi manfaat bagi manusia.

d. usaha dan/atau kegiatan yang mengubah bentuk lahan dan bentang alam.

e. usaha dan/atau kegiatan yang berlangsung di lingkungan penduduk.

20. Berikut ini pedoman untuk menentukan dampak penting, kecuali….

a. jumlah manusia yang terkena dampak.

b. jumlah gedung yang rusak akibat dampak.

c. lamanya dampak berlangsung.

d. intensitas dampak.

e. luas wilayah persebaran dampak.

21. Kegiatan AMDAL sebelum pelaksanaan pembangunan perlu dilakukan untuk…

a. memperbaiki lingkungan.

b. menanggulangi pencemaran lingkungan yang telah terjadi.

c. merusak lingkungan.

d. mencemari lingkungan.

e. menjaga kelestarian lingkungan.

22. Lapangan golf, rumah sakit, dan sekolah merupakan contoh jenis usaha dan/atau kegiatan

dengan pendekatan studi AMDAL….

a. kegiatan tunggal.

b. kegiatan terpadu atau multisektor.

c. kegiatan regional.

d. kegiatan bermanfaat umum.

e. kegiatan global.

23. Komisi AMDAL pada tingkat pusat dibentuk oleh…..

a. Presiden. d.Gubernur

b. Wakil Presiden e. Menteri.

c. MPR dan DPR.

24. Berikut ini yang bukan merupakan komponen dokume AMDAL adalah….

a. KA-ANDAL. d.KA-RKL

b. ANDAL e. RPL

c. RKL.

25. Di bawah ini merupakan fungsi dan tujuan dibuatnya KA-ANDAL, kecuali….

a. merumuskan ruang lingkup dan kedalaman studi ANDAL.

b. mengarahkan studi ANDAL agar berjalan secara efektif fan efisien.

c. sebagai alternatif berdirinya suatu usaha.

d. sebagai rujukan penting bagi pemrakarsa.

e. sebagai salah satu bahan rujukan bagi penilai dokumen ANDAL untuk mengevaluasi hasil

studi.

26. Pembuatan dokumen ANDAL, RKL, dan RPL sebaiknya….

a. dibuat secara terpisah.

b. dibuat secara bersamaan dan bersinambungan.

c. dibuat setelah komisi penilai memberikan keputusan.

d. dibuat setelah proyek berjalan.

e. dibuat saling berdiri sendiri dan tidak berhubungan.

27. Rona lingkungan hidup awal, prakiraan dampak besar, dan dampak penting terdapat dalam

dokumen….

a. KA-ANDAL. d.KA-AMDAL

b. ANDAL e. RPL

c. RKL.

Page 28: Metode Identifikasi Prakiraan Dan Evaluasi Dampak

28

28. Komponen-komponen yang diukur dalam rona lingkungan hidup awal di antaranya….

a. komponen fisik, biologi, dan seni-budaya.

b. komponen fisik saja.

c. sebagian komponen biologi dan sosial budaya.

d. komponen-komponen yang membahayakan proyek.

e. komponen-komponen lingungan hidup meliputi ekosistem.

29. AMDAL sebagai alat pengambil keputusan tentang kelayakan lingkungan dari suatu rencana

usaha dan/atau kegiatan merupakan manfaat AMDAL bagi ….

a. pemrakarsa. d.masyarakat.

b. pemerintah. e. penyusun.

c. pelaksana.

30. Metode yang dapat dilakukan untuk mengukur aspek sosial adalah ….

a. inventarisasi. d. belt transect.

b. wawancara, kuesioner. e. mengamati jejak hutan.

c. analisis laboratorium.

B. Essay

Jawablah dengan singkat dan tepat !

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah-istilah berikut :

a. Evaluasi dampak

b. Amalgamasi

c. Delphi

2. Sebutkan dua macam metode evaluasi dampak dan jelaskan caranya !

3. Sebutkan beberapa kelebihan prosedur pengumpulan data melalui teknik

observasi !

4. Sebutkan metode-metode yang digunakan untuk identifikasi dampak dan jelaskan artinya.

5. Jelaskan langkah-langkah proses pengumpulan data menurut WHO !