55
MgCO3 – Magnesium Karbonat TULISAN KECIL SANG ENGINEER MENGINTIP JENDELA DUNIA GALLERY Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi 24 NOV i 1 Vote Pelaksanaan Pekerjaan Apartemen Pakubuwono View – Jakarta 3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | … …wordpress.com/…/metode-pelaksana… 1/55

Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi _ MgCO3 - Magnesium Karbonat

Embed Size (px)

Citation preview

MgCO3 – Magnesium Karbonat

TULISAN KECIL SANG ENGINEER MENGINTIP JENDELA DUNIAGALLERY

Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi

24 NOV i1 Vote

Pelaksanaan Pekerjaan

Apartemen Pakubuwono View – Jakarta

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 1/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture1.jpg)

A. Pendahuluan

Tahap pelaksanaan merupakan tahapan untuk mewujudkan setiap rencana yang dibuat oleh pihakperencana. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat penting dan membutuhkanpengaturan serta pengawasan pekerjaan yang baik sehingga diperoleh hasil yang baik, tepat padawaktunya, dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya.

Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan berhasil tidaknya suatu proyek,oleh karena itu perlu dipersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pekerjaan,rencana kerja, serta tenaga pelaksana khususnya tenaga ahli yang profesional yang dapat mengaturpekerjaan dengan baik serta dapat mengambil keputusan-keputusan mengenai masalah-masalahyang ditemui di lapangan.

Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek bisa saja timbul masalah-masalah yang tidak terduga dan tidakdapat diatasi oleh satu pihak saja. Untuk itulah diperlukan adanya rapat koordinasi untukmemecahkan dan menyelesaikan masalah bersama-sama. Dalam rapat koordinasi dihadiri oleh :

Konsultan proyekKoordinator dan para pelaksanaPihak pemilik (owner) jika diperlukanPihak perencana / arsitek jika diperlukan

Hal-hal yang dibahas dan diselesaikan dalam rapat koordinasi meliputi :

Kemajuan ( progress) pekerjaan di lapanganMasalah-masalah dan solusinya menyangkut pelaksanaan di lapanganRealisasi pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai dibandingkan dengan time schedule yang telahdirencanakanMasalah administrasi yang menyangkut kelengkapan dokumen kontrakSasaran yang akan dicapai untuk jangka waktu ke depan

Dalam tahap pelaksanaan, semua pelaksanaan pekerjaan di lapangan mengikuti rencana yang telahdibuat oleh pihak perencana. Antara lain gambar rencana dan segala detailnya, jenis material, dandokumen lainnya. Tahap selanjutnya kontraktor mengerjakan shop drawing sebagai gambar

l k d li k d il l bih i k di k h khi

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 2/55

pelaksanaan dengan ruang lingkup serta detail yang lebih sempit kemudian untuk tahap akhirkontraktor membuat as built drawing sebagai gambar akhir sesuai dengan yang ada di lapanganyang digunakan sebagai laporan akhir .

Dalam bab ini, pelaksanaan pekerjaan yang akan penulis uraikan adalah tentang pekerjaan yangdilaksanakan dan dialami penulis selama kerja praktek di proyek pembangunan Apartemen ThePakubuwono View, pelaksanaan pekerjaan antara lain :

Pekerjaan dewateringPekerjaan ground anchorPekerjaan Mat FoundationPekerjaan struktur beton Kolom, Balok, Plat dan Cor Wall pada Basement, lantai dasar dan lantai 2.

B. Peralatan

Suatu proyek agar lancar dan memenuhi targer mutu dan waktu harus didukung oleh peralatanyang memadai. Supaya dalam penyediaan alat bias berfungsi secara optimal perlu adanya manajemperalatan yang tertib. Dalam manajemen ini diperhatikan masalah pengolahan peralatan proyekterdiri dari penyewaan, pembelian dan masalah perawatan alat. Hal ini untuk mengefektifkankeberadaan alat dilapangan.

Peraalatan pada proyek The Pakubuwono View Jakarta diantaranya termasuk kepemilikan olehkontraktor tersendiri, tapi untuk alat – alat berat kebanyakan dengan sewa karena biaya akan lebihmurah. Perelatan pada peralatan pada proyek akan diuraikan dibawah ini.

1. Alat – alat Berat

a. Backhoe

Backhoe merupakan suatu alat yang digunakan untuk pekerjaan tanah khususnya galian.Backhoe termasuk dalam jenis kendaraan excavator , karena badannya dapat berputar 360 .Keuntungan dari penggunaan Backhoe adalah dapat melakukan pekerjaan penggalian dengan lebihcepat dan lebih efisien. Kinrja Backhoe biasanya di kombinasikan dengan Dump Truck pada saat galiantanah. Pada proyek ini digunakan Backhoe dengan tipe Crawel, yang mempunyai tenaga 100 HPdengan mengguanakan bahan bakar solar.

o

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 3/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture2.jpg)

Gambar 4.1 Backhoe

b. Conrete Pump Truk

Merupakan alat untuk memompa beton ready mix dari mixer truck ke lokasi pengecoran.Penggunaan concrete pump truck ini untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi waktu pengecoran.Alat ini digunakan untuk pengecoran balok dan plat lantai.

Alat ini terdiri atas beberapa bagian, yaitu alat utama berupa mesin pompa yang dilengkapi dengantenaga penggerak berupa mesin diesel, sejumlah pipa berdiameter 15 cm serta nenerapa alattambahan berupa klem penyambung pipa-pipa tersebut. Penggunaan mesin pompa kecil masihefisien untuk ketinggian 4-5 lantai, selebihnya menggunakan tower crane. Dan untuk pompa besardapat menjangkau lebih dari itu, dan biasa digunakan di lantai 15 ke atas agar efisiensi biayaberkaitan dengan harga borongan sewanya.

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture3.jpg)

Gambar 4.2 Concrete Pump Truck

c. Tower Crane

Tower rane diperlukan terutama sebagai pengangkut vetikal bahan-bahan untuk pekerjaan struktur,seperti besi beton bekisting beton cor pengangkutan material/bekas dan material lainnya

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 4/55

seperti besi beton, bekisting, beton cor, pengangkutan material/bekas, dan material lainnya.Penempatan tower crane harus direncanakan bisa menjangkau seluruh areal proyek konstruksibangunan yang akan dikerjakan dengan manuver yang aman tanpa terhalang. Penggunaan towercrane tersebut juga harus memperhitungkan beban maksimal yang mampu diangkatnya. Dalamproyek ini digunakan 3 TC dengan beban maksimal yang dapat diangkut 2 ton. Operator TC harussiap untuk mengakomodasi perintah pengangkutan dari mandor atau pengawas di daerahjangkauannya.

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture4.jpg)

Gambar 4.3.Tower Crane

d. Concrete Mixer Truck

Merupakan alat untuk memompa beton ready mix dari mixer truck ke lokasi pengecoran.Penggunaan concrete pump truck ini untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi waktu pengecoran.Alat ini digunakan untuk pengecoran balok dan plat lantai.

Alat ini terdiri atas beberapa bagian, yaitu alat utama berupa mesin pompa yang dilengkapi dengantenaga penggerak berupa mesin diesel, sejumlah pipa berdiameter 15 cm serta nenerapa alattambahan berupa klem penyambung pipa-pipa tersebut. Penggunaan mesin pompa kecil masihefisien untuk ketinggian 4-5 lantai, selebihnya menggunakan tower crane. Dan untuk pompa besardapat menjangkau lebih dari itu, dan biasa digunakan di lantai 15 ke atas agar efisiensi biayaberkaitan dengan harga borongan sewanya.

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 5/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture5.jpg)

Gambar 4.4. Concrete Mixer Truck

e. Dum Truck

Dum Truck merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk memindahkan atau membuang suatumaterial hasil galian dari lokasi proyek ke lokasi proyek yang telah ditetapkan kemana materialtersebut itu dibuang / dijual. Pada saat membawa material hasil galian, bagian belakang dum truckditutup dengan terpal dengan tujuan agar material tidak terjatuh dijalan raya dan debunya tidakmenggangu pengguna jalan lain.

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture6.jpg)

Gambar 4.5. Dum Truck

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 6/55

Dalam proyek ini kurang lebih dari 20 dum truck yang digunakan pada saat pekerjaan galian danmobilisasinya pada saat malam hari dengan tujuan agar proses pemindahan / pengiriman materialdapat lebih cepat dan lancar.

2. Alat – alat Survey

a. Theodolith

Theodolith merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan as bangunan dan titik-titik askolom pada tiap-tiap lantai agar bangunan yang dibuat tidak miring. Alat ini dipergunakan jugauntuk menentukan elevasi tanah dan elevasi tanah galian timbunan. Cara operasionalnya adalahdengan mengatur nuvo dan unting-unting di bawah theodolith. Kemudian menetapkan salah satutitik sebagai acuan. Setelah itu, menembak titik-titik yang lain dengan patokan titik awal yangditetapkan tadi.

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture7.jpg)

Gambar 4.6 Theodolith

b. Waterpass

Waterpass adalah alat yang digunakan untuk menetukan elevasi / peil lantai, balok, lain – lainyang membutuhkan elvasi. Alat ini sanagt berguna untuk mengecek ketebalan lantai saat pengecoran,sehingga lantai yang dihasilkan dapat datar. Selain itu, waterpass juga dapat digunakan untukpengecekan bekisting pada kolom.

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 7/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture81.jpg)

Gambar 4.7 waterpass

c. Sipatan ( Marker )

Sipatan merupakan alat yang digunakan untuk memberi tanda setelah pengukuran untuk markingsetelah dilakukan. Bahan untuk sipatan ini adalah tinta yang seing disebut tinta Cina. Tinta ini dapatbertahan dalam waktu yang lamadan tidak mudah hilang atau luntur.

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture91.jpg)

Gambar 4.8 Hasil Sipatan

3. Alat – alat fabrikasi

a. Bar Bender

Bar bender Merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan tulangan berdiameter besar,

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 8/55

e upa a a a ya g igu a a u u e be g o a u a ga be ia e e besa ,seperti pada pembengkokan tulangan sengkang, pembengkokan pada sambungan/overlap tulangankolom, juga pada tulangan balok, plat, dan dinding geser. Bar bender dab bar cutter haruslah adadalam suatu proyek besar karena untuk memenuhi kebutuhan pembesian baik itu precast ataupasang di tempat.

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture10.jpg)

Gambar 4.9. Bar Bander

b. Bar Cutter

Baja tulangan dipesan dengan ukuran-ukuran panjang standart. Untuk keperluan tulanganyang pendek, maka perlu dilakukan pemotongan terhadap tulangan yang ada. Untuk itu diperlukansuatu alat pemotong tulangan, yaitu gunting tulangan yang dioperasikan secara manual denganmenggunakan tenaga manusia.

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 9/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture11.jpg)

Gambar 4.10. Bar Cutter

Bar cutter merupakan alat pemotong besi tulangan sesuai ukuran yangdiinginkan. Menurut tenagapenggeraknya, bar cutter ada 2 jenis :

1) Bar Cutter manual

Bar Cutter manual adalah alat pemotong baja beton menggunakan penggerak tenaga manusiadengan kapasitas maksimum diameter 16 mm.

2) Bar Cutter listrik

Keuntungan dari Bar Cutter listrik dibandingkan Bar Cutter manual adalah Bar Cutter listrik dapatmemotong besi tulangan dengan diameter besar dengan mutu baja cukup tinggi disamping dapatmempersingkat waktu pengerjaan. Kemampuannya memotong dapat dilakukan sekaligus sepertitulangan diameter 10 mm dapat dilakukan pemotongan 6 buah sekaligus, 4 buah tulangan diameter16 mm, 2 buah tulangan diameter 19 mm, 1 buah tulangan diameter 25 mm

4. Alat – alat Pelaksanaan Pengecoran

a. Vibrator

Pada pengecoran beton dibutuhkan kepadatan yang utuh sehingga tidak terdapat rongga dalamadukan beton, karena rongga tersebut dapat mengurangi mutu dan kekuatan beton. Dalampelaksanaan pengecoran dibutuhkan vibrator yang fungsinya untuk memadatkan adukan beton padasaat setelah pengecoran.

Vibrator merupakan alat penggetar mekanik yang digunakan untuk menggetarkan adukan betonyang belum mengeras agar menghilangkan rongga-rongga udara, sehingga beton menjadi lebihpadat. Cara operasionalnya dengan cara memasukkan selang penggetar ke dalam adukan beton yangtelah dituang ke dalam bekisting.

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 10/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture12.jpg)

Gambar 4.11.Vibrator

Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan alat ini adalah :

Ujung belalai vibrator dimasukkan dalam adukan beton dengna posisi vertikalUjung vibrator diusahakan untuk tidak mengenai tulangan baja.Penggetaran dilakukan sekitas 10-15 detik untuk datu posisi titik.Penggetaran dilakukan selapis demi selapis untuk mendapatkan pemadatan yang diinginkan.Ujung vibrator dicabut perlahan-lahan secara perlahan-lahan dari adukan sehingga bekasnyadapat meutup kembali.

b. Concrete Mixer

Concrete Mixer atau yang sering disebut molen berguna untuk mencampur dan mengaduk materialbeton agar lebih homogen. Adanya sirip – sirip pada bagian dalam drum, memungkinkan teraduknyamaterial dari adukan beton secara merata pada waktu berputar. Alat ini digunakan khusus untukvolume pekerjaan yang relatif kecil dan non struktural seperti pembuatan lantai kerja, pmasanganbatako, plesteran dan lain – lain. Drum pengaduk mempunyai dua macam kecepatan gerak, yaitigerak untuk mengatur posisi drum dan gerak untuk mencampur adukan.

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture13.jpg)

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 11/55

Gambar.4.12. Concrete Mixer

c. Trowel

Trowel adalah alat yang digunakan untuk menghaluskan permukaa beton pada plat lantai yangmenggunakan floor hardener pada lapisan permukaannya. Permukaan beton yang telah ditaburi flourhardener diratakan dengan ruskam, kemudian trowel digunakan untuk menghaluskan permukaantersebut.

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture14.jpg)

Gambar 4.13. Trowel.

C. Material

Didalam pelaksanaan suatu proyek, diperlukan adanya pengelolaan bahan dan peralatan yang baikuntuk menunjang kelancaran pekerjaan. Penyimpangan terhadap bahan-bahan bangunan perlumendapat perhatian khusus mengingat adanya bahan-bahan bangunan yang sangat peka terhadapkondisi lingkungan, seperti semen dan juga baja tulangan yang peka terhadap pengaruh air danudara sekitar. Pengaturan dan penyimpangan bahan-bahan dan peralatan dalam proyek menjaditanggung jawab bagian logistik dan gudang.

Mengingat rencana pekerjaan Proyek Pembangunan yang dibatasi oleh waktu, diusahakanpenempatan material yang tepat dan seefisien mungkin sehingga dapat mempercepat danmempermudah pekerjaan. Di samping itu, penempatan material yang baik dan tertata rapi akanmendukung efektifitas kerja dan keselamatan kerja.

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 12/55

1. Pasir (Agregat Halus)

Pasir digunakan untuk pekerjaan non struktural seperti pekerjaan pembuatan lantai kerja, plesteran,dan digunakan untuk campuran adukan beton yang dikerjakan di lapangan. Agregat halus yangdigunakan sebagai bahan pengisi pada proyek ini harus memenuhi beberapa syarat berikut :

1. Butiran – butiran pasir kasar, tajam dan keras, harus bersifat kekal ( tidak hancur karenapengaruh cuaca ).1. Pasir terdiri dari butir – butir yang beraneka ragam.2. Pasir tidak boleh mengandung zat organik terlalu banyak.3. Pasir laut tidak boleh digunakan di dalam semua mutu beton, kecuali dengan menggunakan

petunjuk – petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan – bahan yang diakui.2. Mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture15.jpg)Gambar.4.14. Pasir(Agregat halus)

2. Agregat Kasar

Agregat kasar berupa butir – butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harusmemenuhi kriteria sisa di atas ayakan 31,5 mm harus 0 % berat, sisa di atas ayakan 4 mm harusberkisar antara 90 % sampai 98 % berat dan selisih antara sisa – sisa kumulatif di atas dua ayakanyang berurutan adalah maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.

Adapun syarat – syarat dari agregat kasar adalah sebagai berikut :

Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan –batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.

Agregat kasar harus terdiri dari butir – butir yang keras dan tidak berpori.Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %.Agregat kasar tidak boleh mengandung mengandung zat – zat yang dapat merusak beton.

3. Semen

Semen digunakan sebagai bahan pengikat dalam pekerjaan konstruksi antara lain digunakan untuk

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 13/55

Semen digunakan sebagai bahan pengikat dalam pekerjaan konstruksi, antara lain digunakan untuk pasangan batu bata dan plesteran. Dalam proyek ini digunakan Semen Gresik yang telah disetujuioleh pengawas. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan persediaan semen :

1. Sebelum diangkut ke lapangan untuk digunakan, semen harus dijaga agar tidak lembab.2. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan dan zak (kantong) asli dari pabriknya

dalam keadaan tertutup rapat.3. Tinggi tumpukan maksimum tidak lebih dari 2 m atau maksimal 10 zak. Hal ini untuk

menghindari rusaknya semen yang berada pada tumpukan yang paling bawah akibat bebanyang berat dalam waktu yang cukup lama sebelum digunakan sebagai bahan bangunan.

4. Karena penimbunan semen dalam waktu yang lama juga akan mempengaruhi mutu semen,maka diperlukan adanya pengaturan penggunaan semen secara teliti. Sehingga dalam hal inisemen lama harus dipergunakan terlebih dahulu.

4. Air

Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam –garam, bahan – bahan organis atau bahan – bahan lain yang merusak beton dan baja tulangan.Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum. Bilamana mungkin menggunakanair PDAM.

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture16.jpg)

Gambar.4.15. bahan campuran beton

D. Kendali mutu

Pengendalian mutu dalam suatu proyek merupakan hal yang penting, sebab akan menentukankualitas dari hasil pelaksanaan apakah telah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Tinjauanpengendalian dalam proyek yang harus diperhatikan adalah: pengendalian mutu bahan danperalatan, pengendalian tenaga kerja, pengendalian waktu, teknis, biaya serta pengendalian kesehatankeselamatan kerja (K3).

1. 1. Pengendalian Mutu Bahan

Kualitas bahan dalam pekerjaan sangat menentukan untuk bisa mencapai ketentuan dalam spesifikasiyang telah direncanakan, sehingga pengendalian mutu bahan sangatlah penting akan keberhasilanpembangunan dalam suatu proyek.

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 14/55

Standard yang ditetapkan oleh PT Davy Sukamta selaku konsultan perencana untuk standard mutubahan dalam pembangunan Apartemen Pakubuwono View, menggunakan dari American ConcreteInstitute (ACI), American Standard for Testing and Material (ASTM), Standard Nasional Indonesia(SNI).

a. Agregat

Untuk agregat yang akan digunakan untuk bahan beton dari pihak plant akan dilakukan uji labapakah memenuhi syarat atau tidak dan dari pihak pelaksana akan meminta hasil tes tersebut. Jikadilakukan secara kasat mata, untuk mengetahui pasir tersebut bagus dengan cara menggenggam jikamenggumpal berarti pasir tersebut tidak bagus.

2. Semen Portland

Pada semen porland butiran-butiran tidak boleh mengumpal keras, untuk penyimpanannya tidakboleh dalam keadaan lembab untuk lebih menjaga semen tetap baik maka diberi bantalan kayusebagai tempat dibawahnya.

3. Besi

Merupakan material yang sangat penting dalam beton bertulang, sehingga perlu dijaga mutu dankualitasnya. Dalam hal ini PT Bona Widjaja Gemilang bekerja sama dengan PT Master Steel selakusubkont besi tulangan. Untuk mengetahui mutu besi baik maka harus memenuhi syarat-syarat sebagiberikut :

1. Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak retak atau mengelupas.2. Mempunyai penampang yang sama rata.3. Ukuran disesuaikan dengan shop drawing.

Untuk tempat penyimpan sebaiknya diberi bantalan kayu dan tempat yang kering unrukmenghindari karat.

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture17.jpg)

Gambar.4.16. Besi tulangan

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 15/55

4. Beton

Untuk pengujian mutu beton dilakukan dengan cara slump tes untuk pengujian dilapangan dan ujikuat tekan jika hasil slump sesuai spesifikasi. Untuk pengujian Crushing Test dilakukan oleh PT.PionirBeton Industri selaku subkont untuk beton readymix sedangkan untuk pengujiannya sendiridilakukan di Concrete Laboratory-Pulo Gadung Plant.

a. Uji Slump

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air beton yang berhubungan dengan mutu beton.Dalam proyek pembangunan Apartemen Pakubuwono View untuk pondasi. Pengujian denganmenggunakan kerucut Abrams, sebagai berikut :

1) Menyiapkan kerucut abrans dengan diameter atas 10 cm, bawah 20 cm dan tinggi 30 cm yangdiletakkan pada bidang datar namun tidak menyerap air.

2) Adukan beton yang akan diuji dimasukkan dalam tiga lapis sambil ditusuk 25 kali dengan tongkatbaja agar adukan menjadi padat.

3) Setelah kerucut dibuka, kemudian diukur pada 3 tempat kemudian diambil rata-rata

4) Setelah kerucut dibuka, kemudian diukur pada 3 tempat kemudian diambil rata-rata

5) Adukan beton yang tidak sesuai dengan nilai slump rencana akan direject.

b. Uji Kuat Tekan (Crushing Test)

Tes uji kuat tekan ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton karakteristik (kuat tekanmaksimum yang dapat diterima oleh beton sampai beton mengalami kehancuran). Carapengujiannya :

1) Menyiapkan silinder berdiameter 15cm dengan tinggi 30 cm, yang telah diolesi pelumas padabagian dalam.

2) Kemudian adukan beton dimasukkan ke silinder dalam tiga lapis sambil ditusuk-tusuk hingga 30kali.

3) Cetakan yang telah diberi kode itu kemudian didiamkan 24 jam dan direndam dalam air (curing)selama 7 hari. Setelah itu barulah diuji dengan crushing test.

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 16/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture18.jpg)

Gambar 4.17. Sampel Siap Uji

2. Pengendalian Mutu Peralatan

Perawatan akan peralatan merupakan hal yang penting untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.Peran mekanik akan sangat berguna untuk mencegah tertundanya pekerjaan akibat dari kerusakanperalatan. Akan tetapi jika kerusakan sudah tidak dapat ditangani oleh para mekanik, maka peralatantersebut akan dikirim ke bengkel pusat.

Untuk menghindari penundaan waktu maka pelaksana harus mempunyai cadangan yang dapatdigunakan secara cepat seperti ketika pengecoran dilaksanakan, concrete pump yang digunakansebanyak 4 buah dengan ditambah 1 buah concrete pump dalam keadaan stanby.

3. PengendaliaN TENAGA KERJA

Tenaga kerja dalam suatu proyek merupakan hal yang mutlak. Penempatan tenaga kerja yang sesuaidengan jumlah dan kemampuannya dapat menunjang tercapainya efisiensi dalam suatu pekerjaanproyek, oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian mutu tenaga kerja. Pemilihan mandor untukmelaksanakan pekerjaan secara borongan haruslah tepat. Maka tim pelaksana harus hati-hati dalampemilihan mandor, sebab akan menentukan mutu sekaligus ketepatan waktu selesai proyek.

Setiap tenaga kerja yang dibawa oleh para mandor haruslah sudah mempunyai pengalaman yangsesuai dengan keahliannya, seperti pembesian, pembobokan, bekisting hingga pengecoran.

4. Pengendalian WAKTU

Untuk menghindari adanya keterlambatan pelaksanaan maka perlunya pengendalian waktu yangberdasarkan pada time schedule pekerjaan. Keterlambatan pekerjaan pada suatu proyek akan

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 17/55

berpengaruh pada cost. Maka untuk mempermudah pelaksaan dilapangan, manager sebaiknyamembuat schedule yang lebih sederhana akan tetapi tetap mengacu pada time schedule yangdikeluarkan oleh engineering sebab tidak semua paham akan pembacaan master schedule. Agar dapatberlangsung tepat waktu, maka time schedule digunakan sebagai kontrol untuk mengatur tingkatprestasi pekerjaan dengan lamanya pelaksanaannya. Sehingga pekerjaan apa yang harus dikerjakanlebih dahulu dan kapan harus dimulai dapat terjadwal dengan baik, sehingga kemungkinanketerlambatan dapat diperkecil.

Manfaat dari time schedule antara lain :

Sebagai pedoman kerja bagi pelaksana terutama menyangkut batasan waktu dan pelaksanaantiap pekerjaan yang dilaksanakan.Sebagai koordinasi bagi pimpinan proyek terhadap semua pelaksanaan pekerjaan.Sebagai tolak ukur kemajuan pekerjaan di setiap harinya, sehingga progress report setiap waktudapat dilihat.Sebagai evaluasi tahap akhir dari setiap pelaksanaan pekerjaan.

Setiap item pekerjaan pada time schedule mempunyai prosentase bobot sendiri-sendiri sedangkan Timeschedule menyatakan pembagian waktu terperinci untuk setiap jenis pekerjaan, mulai dari permulaansampai akhir pekerjaan sehingga kumulatif prosentase bobot pekerjaan ini akan membentuk kurve S.Untuk kurva S terdiri dari kurva S rencana dan kurva S realisasi. Fungsi kurva S adalah :

Menentukan waktu penyelesaian tiap bagian pekerjaan proyek.Menentukan besarnya biaya pelaksanaan proyek.Mengetahui progress pekerjaan yang dihasilkan dilapangan dengan perencanaan, sehingga dapatmenjadi bahan evaluasi.

5. Pengendalian TEKNIS PEKERJAAN

Pada pelaksanaana dilapangan biasanya akan mengalami problem pada item pekerjaaan tertentu.Pengendalian Teknis Pekerjaan menunjukkan tahap untuk pengawasan dan kontrol terhadap kualitaspekerjaan. Hal ini memerlukan suatu menajemen kualitas agar hasil pekerjaan dapat tercapai mutusesuai rencana proyek. Jika permasalahan yang dihadapi memerlukan perhitungan teknis makapihak engineering akan membuat metode repair yang kemudian akan diajukan terlebih dahulukepada konsultan perencana . Namun apabila problem yang dihadapi tidak memerlukan perhitunganteknis seperti melendutnya bekisting, biasanya dari pihak pelaksana dan dibantu oleh konsultanpengawas akan segera mencari pemecahannya.Dalam pengendalian mutu ini peran QC (QualityControl) akan sangat berperan, QC akan mendampingi supervisor dalam pelaksanaan dilapangan.

Untuk pengendalian teknis memerlukan analisis permasalahan yang timbul dilapangan sesuai yangdiamati, begitu juga langkah yang akan diambil sebagai penyelesaian dari problem yang ada.Adapaun beberapa problem yang terjadi dapat dijelaskan berikut ini.

a Permasalahan : Bekisting mat foundation melendut kedalam

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 18/55

dalam

Penyebab : Adanya tekanan ke dalam dari tanah urug

Pemecahan : -Urugan diurug kembali

-Bekisting didorong dari dalamkemudian ditahan, jika perlubekisting dibongkar kembali

-Untuk tulangannya ditarik menggunakanchain block.

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture19.jpg)

Gambar 4.18. Penggunaan Chain Block

b Permasalahan : Tulangan Pancang < 1 m

Penyebab : Pengangkatan bobok pancang yang salah

Pemecahan : Penambahan tulangan dengan metodeChemset

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 19/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture20.jpg)

Gambar 4.19.Pengeboran

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture21.jpg)

Gambar 4.20. Pembersihan lubang

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture22.jpg)

Gambar 4.21 Pemberian chemical

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 20/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture23.jpg)

Gambar 4.22.Pemberian Tulangan

c Permasalahan : Layer atas pembesian turun

Penyebab : Kurang tingginya tulangan cakar ayam

Pemecahan : Tulangan mat foundation layer atas ditarikdengan bantuan Tower Crane

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture24.jpg)

Gambar 4.23. Pengangkatan Pembesian dengan TC

d Permasalahan : Tulangan kolom bergeser

Penyebab : Tekanan dari beton saat pengecoran

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 21/55

Pemecahan : Perhitungan dilakukan oleh pihakengineering (Lihat Lampiran)

1. Dengan penambahan dimensi kolom

2.Tulangan di bagian tertentu di bending.

6. PROGRESS REPORT

Pengendalian hasil pekerjaan di lapangan dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan danpermasalahan di proyek melalui laporan kemajuan dan koordinasi proyek. Laporan kemajuan proyekdikerjakan secara berkala untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dari proyek itu.

a. Laporan Harian

Laporan harian dibuat setiap hari secara tertulis oleh pihak pelaksana proyek dalam melakukantugasnya dan dalam mempertanggungjawabkan terhadap apa yang telah dilaksanakan serta untukmengetahui hasil kemajuan pekerjaannya apakah sesuai dengan rencana atau tidak. Laporan inidibuat untuk memberikan informasi bagi pengendali proyek dan pemberi tugas melalui direksitentang perkembangan proyek. Dengan adanya laporan harian ini, maka segala kegiatan proyekyang dilakukan tiap hari dapat dipantau.

Laporan harian berisikan data – data antara lain :

1) Waktu dan jam kerja

2) Pekerjaan yang telah dilaksanakan maupun yang belum

3) Keadaan cuaca

4) Bahan – bahan yang masuk ke lapangan

5) Peralatan yang tersedia di lapangan

6) Jumlah tenaga kerja di lapangan

7) Hal – hal yang terjadi di lapangan

b. Laporan Mingguan

Laporan mingguan bertujuan untuk memperolah gambaran kemajuan pekerjaan yang telah dicapaidalam satu minggu yang bersangkutan, disusun berdasarkan laporan harian selama satu minggutersebut. Laporan mingguan berisikan antara lain :

1) Jenis pekerjaan yang telah diselesaikan.

2) Volume dan prosentase pekerjaan dalam satu minggu itu.

3) Catata atata lai ya di e luka

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 22/55

3) Catatan – catatan lain yang diperlukan.

Prosentase pekerjaan yang telah dicapai sampai dengan minggu tersebut dapat diketahui denganmemperhitungkan semua laporan mingguan yang telah dibuat, ditambah dengan bobot prestasipekerjaan yang telah diselesaikan pada minggu itu. Dari prosentase pekerjaan yang telah dicapai padaminggu ini kemudian dibandingkan dengan prosentase pekerjaan yang telah dicapai pada mingguyang bersangkutan, maka akan diketahui prosentase keterlambatan atau kemajuan yang telahdiperoleh. Laporan mingguan tidak dapat dipisahkan dengan time schedule pelaksanaan pekerjaanyang telah disusun oleh pihak Kontraktor Utama dengan persetujuan Project Manager.

c. Laporan Bulanan

Laporan bulanan pada prinsipnya sama dengan laporan mingguan, yaitu untuk memberikangambaran tentang kemajuan proyek. Untuk tujuan itu dibuatlah rekapitulasi laporan mingguanmaupun laporan harian dengan dilengkapi foto – foto pelaksanaan pekerjaan selama bulan yangbersangkutan. Laporan bulanan dilaporkan kepada Pemilik Proyek (Owner).

d. Rapat Koordinasi Bulanan

Rapat koordinasi bulanan diadakan dengan dihadiri oleh panitia pembangunan, Owner, KonsultanPerencana, Konsultan Pengawas dan Kontraktor Utama. Dalam rapat ini dibahas hal – hal yangberhubungan dengan pelaksanaan serta masalah – masalah teknis yang timbul di lokasi proyek danperkembangan proyek yang sedang berjalan serta koordinasi masing – masing unsur proyek yangterlibat langsung.

7. Pengendalian BIAYA

Perlunya pengendalian biaya adalah untuk dapat mengetahui jumlah biaya dengan realisasipekerjaan. Fungsi dari pengendalian biaya agar dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) tidakmembengkak dalam pelaksanaannya. Jikapun adanya pembengkakan maka perlunya evaluasi biaya.

Salah satu penyebab terjadinya pembengkakan biaya adalah adanya kesalahan dalam pelaksanaandilapangan sehingga membutuhkan perbaikan yang tentu saja menambah biaya dari segi biayamaterial maupun tenaga kerja, maka untuk menghindari adanya pembengkakan biaya yaitu dengancara melakukan pelaksanaan dilapangan dengan baik dan hati-hati.

Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya yang telahdikeluarkan. Setiap dilakukan pembelian material, bagian logistic mencatat jumlah material yangdibeli dan besarnya biaya yang dikeluarkan. Sedangkan pengendalian biaya tenaga kerja dilakukandengan memeriksa daftar presensi pekerja selam satu minggu dan besarnya biaya yang dikeluarkanuntuk membayar gaji pekerja. Besar total biaya ini yang akan selalu dikontrol dan dievaluasi sebagaipengendalian biaya. Selain itu, total biaya yang telah dikeluarkan ini juga dapat digunakan untukmenyusun kurva-S realisasi dan untuk mengestimasi prosentase pekerjaan proyek yang telah dicapai.

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 23/55

8. Pengendalian K3

Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja sangat diperlukan untuk melindungi para pekerja darisegala kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Perlindungan tenaga kerja dalam suatu proyekdimaksudkan agar tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dalam melakukan pekerjaannya. TargetK3 sendiri adalah ‘zero accident’ selama pelakasanaan di lapangan sehingga perlunya penyusunan:

a. Safety Plan

Identifikasi bahaya kerja, dan penanggulangannya, rencana penempatan alat-alat pengamananseperti pagar pengaman, jarring pada tangga dan tepi bangunan, railing serta rambu-rambu K3 sertarencana penempatan alat-alat kebakaran (tabung pemadam api), dan lain-lain.

b. Security Plan

Prosedur keluar masuk bahan proyek, prosedur penerimaan tamu, identifikasi daerah rawan diwilayah sekitar proyek, dan prosedur komunikasi di proyek.

c. House Keeping

lokasi penempatan dan jumlah toilet pekerja, tempat sementara penimbunan material bekas,pengaturan kantor, jalan sementara, gudang, barak pekerja dan lain-lain.

Pada proyek pembangunan Apartemen The Pakubuwono View ini, hal – hal tentang kesejahteraan dankeselamatan kerja sudah diperhatikan, yaitu dengan adanya alat – alat, perlengkapan, dan fasilitasyang berhubungan dengan masalah kesejahteraan dan keselamatan kerja. Meskipun masih terjadipelanggaran-pelanggaran yang dilakukun oleh pekerja meski telah diberi rambu peringatan.

E. Pembahasan Pelaksanaan

1. DEWATERING

a. Pendahuluan

Pada pembangunan gedung bertingkat yang tingginya lebih dari lima lantai biasanya sering dibuatbasement dengan alasan untuk menambah ruangan atau sering juga digunakan sebagai lahan parkir.Untuk melaksanakan basement, maka penggalian tidak dapat dihindarkan dan bilamana permukaanair tanah lebih tinggi dari rencana lantai basement, maka pemompaan harus dilakukan sebagai upayauntuk pengeringan lahan agar memungkinkan pelaksanaan konstruksi. Salah satu metode yangdapat digunakan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan metode pengatusandengan pemompaan, di mana sistem pemompaan tersebut dilakukan dengan dewatering sistemsumur titik ( well point system ).

Dewatering merupakan suatu pekerjaan yang diperlukan untuk mengeringkan lahan galian di bawahmuka air tanah dan untuk mengatasi gaya uplift selama masa konstruksi basement. Pekerjaandewatering mutlak diperlukan sampai bangunan selesai atau berat konstruksi bangunan dapatmengimbangi gaya uplift. Selain itu, dewatering juga diperlukan untuk menanggulangi bila terjadigenangan pada konstruksi basement atau pondasi baik akibat air hujan ataupun rembesan air tanah

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 24/55

genangan pada konstruksi basement atau pondasi, baik akibat air hujan ataupun rembesan air tanah.Dewatering dioperasikan selama 24 jam selama pekerjaan basement.

Pada proyek Apartemen The Pakubuwono View Tower B & C ini digunakan enam sumur dewatering,dua sumur piezometer, dan empat sumur recharging. Masing – masing sumur tersebut dibor sampaipada kedalaman minus 20 meter dengan diameter sumur 8” dan diameter casing PVC 6” untuksumur dewatering; diameter sumur 4” dan diameter casing 2,5” untuk sumur piezometer; dandiameter sumur 8” dan diameter casing 6” untuk sumur recharging. Penentuan banyaknya jumlahsumur yang digunakan mengacu dari :

Data spesifikasi teknis rencana bangunan, luas galian, dan kedalaman galianData penelitian tanah dan pumpimg testPertimbangan kondisi lahan di sekitar proyekPengalaman sejenis yang telah dilakukan

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture25.jpg)

Gambar 4.24. Sumur Dewatering

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 25/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture26.jpg)

Gambar 4.25. Sumur Piezometer

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture27.jpg)

Gambar 4.26. Sumur Recharging

b. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan dan pekerjaan persiapan dewatering system well point dapat dijelaskan sebagaiberikut :

1) Penentuan Titik Dewatering

Semua titik dewatering dibuat berada di dalam area galian, di mana titik – titik tersebut ditentukanoleh pemberi tugas dengan dibantu team surveyor agar letak sumur dewatering tidak berada padaposisi pondasi atau pile cap.

2) Penentuan Titik Piezometer

Titik piezometer dipasang pada sisi rencana bangunan proyek.

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 26/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture28.jpg)

Gambar 4.27. Lokasi Sumur Dewatering dan Piezometer

3) Pembuatan Pit dan Saluran

Pembuatan pit dan saluran dilakukan di dalam pelaksanaan galian. Dalam hal ini, melihat kondisilapangan pada prinsipnya saluran dan pit berguna untuk melokalisir air agar tidak menggenangsehingga tidak mengganggu kontraktor galian dalam bekerja atau pekerjaan lantai kerja. Salurandibuat disepanjang tepi galian di dalam area galian oleh kontraktor galian. Kemudian setiap jarak ± 40meter dibuatkan pit dan standby pompa permukaan.

4) Sistem Saluran Pembuangan

Sistem saluran pembuangan dibuang sebagian ke sumur recharging dan air pemompaan piezometerakan diendapkan di bak penampungan air.

5) Monitoring

Monitoring dilakukan selama 24 jam setiap pagi dan sore, dan dicatat ketinggian air tanahnya.Monitoring dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ketinggian air tanah, sehingga dapatdiketahui apakah terjadi penurunan tanah atau tidak. Selain itu, staff dewatering juga mengikutiaktifitas pekerjaan galian untuk memindahkan jalur listrik dan jalur pemipaan / selang yang dapatrusak atau mengganggu kegiatan operasional galian, dan membantu sepenuhnya pekerjaan galianagar tidak terhenti oleh gangguan air tanah.

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture29.jpg)

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 27/55

Gambar 4.28. Form Monitoring

c. Metode Teknis

1) Data Teknis

Data – data teknis pekerjaan dewatering proyek Apartemen The Pakubuwuno View Tower B & Cadalah sebagai berikut:

Jumlah sumur dewatering : 6 titikKedalaman : minus 20 meterElevasi Screen : – 12 meter s.d. – 18 meterDiameter sumur dewatering : 8 inchiDiameter casing PVC : 6 inchiFilter / saringan : G levelKapasitas pompa : ± 300 liter / menitJarak antara sumur dewatering : 40 meter

Dengan menurunkan permukaan air di dalam sumur sampai kedalaman minus 14 meter dengansistem pemompaan tersebut di atas akan dapat mengeringkan lahan galian. Apabila di dalampelaksanaan masih ada genangan air tanah, maka digunakan sistem dewatering dengan pit padabeberapa lokasi dengan dibuatkan parit – parit yang berfungsi sebagai subdrain yang mengalirkan airke parit – parit tertentu. Parit – parit ini diisi dengan batu kerikil dan pada saat pengecoran ditutupdengan plastic agar dapat dibuatkan lantai kerja.

2). Konstruksi Sumur Dewatering

Pekerjaan ini dilakukan dengan tahap – tahap sebagai berikut :

a) Penentuan titik dewatering dan elevasi oleh tim surveyor

b) Pengeboran dengan alat mesin bor dengan sistem wash boring sampai pada kedalamanminus 20 meter dengan diameter 8 inchi

c) Pemasangan casing PVC dengan diameter 6 inchi

d) Pengisian grevell antara casing dengan dinding bor yang berfungsi sebagai filter

e) Instalasi pompa submersible beserta perlengkapan elektroda pipa galvanis dan kabel listrik

f) Instalasi listrik dari PLN ke panel induk dan panel otomatis pompa

g) Instalasi plumbing ( selang dan pemipaan ) dan pemompaan dewatering siap difungsikan

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 28/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture30.jpg)Gambar 4.29. KonstruksiSumur Dewatering

3) Konstruksi Sumur Piezometer

Tahapan pekerjaan pembuatan sumur piezometer atau sumur pengamatan sama halnya dengansumur dewatering, hanya perbedaannya pada diameter boring dan casing. Sumur piezometer inimemiliki diameter boring 4 inchi dengan diameter casing 2,5 inchi. Adapun fungsi sumur piezometer iniuntuk memantau penurunan permukaan air tanah akibat pemompaan dewatering.

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 29/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture31.jpg)

Gambar 4.30. Konstruksi Sumur Piezometer

4) Penutupan Sumur Dewatering

Penghentian sumur dewatering dilaksanakan setelah beban uplift akibat air tanah telah seimbangdengan berat konstruksi. Oleh karena itu, penggunaan sumur dewatering tidak digunakan kembali.Pada saat sumur dewatering tidak digunakan kembali, maka lubang sumur tersebut harus segeraditutup. Adapun konstruksi penutupan sumur sebagai berikut :

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture31.jpg)Gambar 4.31. KonstruksiPenutupan Sumur

2. PEKERJAAN GROUND ANCHOR

a. Pendahuluan

Ground Anchor adalah bangunan yang berfungsi sebagai penahan tanah agar tidak mengalamilongsor atau sliding akibat adanya beban yang bekerja di sekitar tanah tersebut. Pada proyekApartemen The Pakubuwono View Tower B & C ini diperlukan ground anchor dan dipasang pada sisi –sisi galian karena letaknya berbatasan langsung dengan gedung – gedung yang telah ada sebelumnya( Gedung Simprug Mobil Showroom pada sisi utara dan SMA 29 Jakarta pada sisi selatan ). Denganadanya ground Anchor tersebut diharapkan tanah tidak mengalami longsor akibat beban yangberasal dari gedung – gedung sekitar dan tidak terjadi penurunan tanah pada gedung – gedung disekitar proyek tersebut. Jumlah ground anchor pada proyek ini ada 41 titik dan terbagi menjadi 2,yaitu 24 titk di sisi Utara Tower C ( Simprug Mobil Showroom ) dan 17 titik di sisi Selatan Tower B (SMA 29 Jakarta ). Pekerjaan ground anchor ini memakan waktu selama 9 hari mulai tanggal 16 Juli2008 sampai dengan tanggal 24 Juli 2004, di mana setiap harinya rata – rata dapat diselesaikan 4 titik /alat.

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 30/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture331.jpg)Gambar 4.32. GroundAnchor

b. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan ground anchor dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Penentuan Elevasi dan Marking

Proses ini dilakukan untuk menentukan ground anchor dan posisi capping beam pada posisi yangsesuai dengan gambar shop drawing.

2) Pengecoran Capping Beam

Pengecoran capping beam dilakukan setelah didapat elevasi, marking, dan pemasangan bekisting.Capping beam dibuat tiap jarak 4,2 Meter dengan dimensi 40 x 40 cm. Mutu Beton yang digunakan K– 375.

3) Pekerjaan Persiapan

Persiapan yang dilakukan adalah menyediakan alat – alat yang digunakan untuk proses drilling,grouting, maupun stressing.

4) Pekerjaan Drilling Tanah

Jenis pengeboran yang digunakan pada proyek ini adalah rotary drilling, di mana mesin bor tersebutduduk di atas tanah / platform. Kotoran atau Lumpur hasil pengeboran dari lubang bor denganmenyemprotkan air ke dalam lubang bor. Diameter pengeboran 20 cm sampai kedalaman 30 meterdengan kemiringan sudut 45°.

5) Instalasi Tendon Anchor

Strand yang digunakan adalah 7 – wire strand berdiameter 12,7 mm. perakitan tendondilakukan di proyek. Tendon dimasukkan ke dalam lubang dengan cara manual. Sebelum instalasitendon dilakukan, air bertekanan disemprotkan ke dalam lubang untuk mengeluarkan lumpur sisapengeboran.

6) Grouting Tendon Anchor

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 31/55

Pekerjaan grouting dilakukan setelah pengeboran selesai dan dilakukan pada hari yang sama ataudalam kurun waktu paling lambat satu hari setelah pengeboran selesai. Komposisi material groutingyang digunakan adalah 1 zak portland cement ( 1 zak = 50 kg ) + 20 liter air + 225 gram grout additive( cebex 100 ), dengan water cement ratio 0,45.

7) Stressing Tendon Anchor

Alat yang digunakan untuk penarikan tendon anchor adalah satu unit hydraulic pump dan satu unitJack Freyssinet, yang sesuai dengan tipe tendon anchor dan gaya yang bekerja pada tendon tersebut.Operasional penarikan tendon anchor di proyek dicatat dalam suatu lampiran stressing record yangmencatat pressure gaya pada Hydrolick Jack dan panjang elongasi yang terjadi pada strand. Mutugrouting minimal saat stressing adalah 30 MPa. Stressing yang dilakukan untuk setiap ground anchor adalah dua cycle ( 125 % dari gaya yang bekerja ) dan satu lock off ( 110 % dari gaya yangbekerja ).

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture34.jpg)Gambar.4.33. ProsesStresing

c. Pelepasan Kepala Anchor

Setelah semua pekerjaan di atas selesai, maka ground anchor sudah berfungsi seperti yangdirencanakan. Fungsi ground anchor dapat ditiadakan apabila bangunan sudah berdiri dandiapraghma wall sudah terhubung dengan struktur. Biasanya head anchor akan dilepas / direalase padasaat ground anchor tidak difungsikan lagi, tapi terkadang owner tidak menginginkan head anchoruntuk dilepas. Jadi, pekerjaan realease anchor tergantung pihak owner.

3. MATFOUNDATION TOWER B

a. Pendahuluan

Mat Foundation adalah pondasi dangkal yang memiliki luasan / bentuk menyerupai maras. Pekerjaanmat foundation tower B ini merupkan pekerjaan mass concrete karena pondasi akan dicor memiliki

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 32/55

mat foundation tower B ini merupkan pekerjaan mass concrete karena pondasi akan dicor memilikivolume 2616 m³. Mass Concrete adalah pengecoran satu area dengan volume yang sangat besar dandilakukan secara terus – menerus. Mass Concrete merupakan salah satu alternatif pengecoran denganvolume yang sangat besar atau kecil secara terus – menerus untuk mengecor sejumlah volume betonyang dipengaruhi oleh faktor teknik dan ekonomi.

Pertimbangan utama dalam melaksanakan penngecoran secara besar – besaran adalah kontrolterhadap panas yang dihasilkan dari proses hidrasi akibat Massa beton yang besar yang dapatmengakibat retak dan akibat dari waktu pengecoran yang lama dapat menimbulkan cold joint.Akibat kenaikan temperatur dalam beton tersebut dan juga suhu keseluruhan kontruksi ketika betonmenjadi dingin secara berangsur – berangsur, dapat menimbulkan terjadinya retak. Perubahan suhumaksimum ( Thermal shock ) yang dapat menyebabkan retak ( Thermal Cracking ) adalah 40º C antaratemperature beton dengan lingkungan dan adanya perbedaan temperature beton lebih dari 20º C.

Sebagai upaya untuk mengantisipasi hal tersebut diatas adalah dengan menghitung faktor – faktorsebagai berikut :

Kemampuan produsen ready mixed menyediakan volume beton dalam jumlah besar dan dalamwaktu yang cepat, dengan memperhitungakan durasi pelaksanaan dan kesiapan sumberdaya.Karakter beton yang dipergunakan, dengan memperhitungkan kandungan semen, jenis agregatdan kemungkinan pemakaian bahan campuran ( admixture ) dan lain – lain.Pengendalian temperatur, dengan melakukan perawatan beton (Curing) secara efektif disesuaikandengan keadaan cuaca sekitarnya pada saat pengecoran, selain itu perlu pengadaan tulangandistribusi yang memadai untuk mengontol retak awal.

b. Dasar Teori

1) Definisi Mass Concrete

Berdasarkan ACI 207 : Mass Concrete adalah segala volume beton dengan dimensi yang cukup besarsehingga perlu pengendalian thermal terhadap panas yang ditimbulkan oleh proses hydrasi semen

2) Retak Thermal

Terjadinya retak thermal karena bagian beton dipermukaan yang mendingin lebih cepat olehpelepasan panas di udara mengalami kontraksi dan menjadi kekangan terhadap pengembanganvolume beton bagian dalam yang panas. Perbedaan suhu beton antara lapisan bawah, tengah danatas ≤ 20 C

Sebagai upaya untuk mengatasi retak thermal tersebut, dalam mass concrete perlu memperhitungkanfaktor-faktor berikut :

a) Kontinyuitas supply yaitu kemampuan produsen readymix menyediakan beton dalam jumlah yangbesar dan dalam waktu yang cepat dengan memperhiungkan durasi pelaksanaan dan kesiapansumber daya.

Beberapa hal yang mempengaruhi kontinyuitas pengiriman :

1. Persiapan alat, personel dan infrastruktur proyek (jalan akses, lahan parkir dan maneuver trucki k i

0

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 33/55

mixer serta area cuci truck mixer).2. Kapasitas batching plan. Kapasitas batching plan harus ≥ 1 kapasitas bongkar proyek.3. Cycle time dari batching plan ke lokasi proyek. Cycle time terdiri dari :

Waktu loading beton

1. Waktu perjalanan berangkat ke lokasi proyek2. Waktu parker, manuver dan tunggu di proyek3. Waktu bongkar (COR)4. Waktu cuci truck mixer di proyek5. Waktu perjalanan pulang dari proyek menuju batching plan6. Jumlah kebutuhan minimal truck mixer.

a) Karakter beton yang dipergunakan dengan memperhitungkan, kandungan semen, kandunganfly ash jenis agregat dan kemungkinan pemakaian bahan campuran (admixture), dll.

b) Penggunaan jenis semen tertentu dapat mempengaruhi karakteristik beton untuk mass concrete,karena itu hanya semen yang cukup sesuai harus digunakan untuk mendapatkan kekuatan yangdikehendaki. Maka dalam hal ini diusulkan untuk digunakan semen type I dengan fly ash denganprosentase sesuai persyaratan dan kebutuhan. Dalam hal ini penggunaan fly ash adalah maksimal 25% dari jumlah material cementitiuos.

c) Mix Design menggunakan spesifikasi sebagai berikut (sesuai spesifikasi teknis dan ACI 21.1.1) :

1. Mutu beton adalah fc. 27,5 Mpa.2. Prosentase fly ash 23 %3. Suhu on site ≤ 30 C.4. Water Cement Ratio = 0.455. Slump 14 ± 2 (12 – 16) cm.6. Initial setting time 7 jam.

c. Metode Pelakasanaan

Metode pelaksanaan Mat Foundation tower B dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. 1. Galian Tanah Area Mat Foundation

Galian tanah area mat foundation dilaksanakan sesuai shop drawing dengan kedalaman 250 cm darielevasi lantai dasar basement – 3, akan tetapi pada dasar mat foundation ditambah 5 cm untuk lantaikerja dan pada galian samping masing – masing diberi penambahan 15 cm yang digunakan untukbekisting dari pasangan batako, galian pada area ini dilakukan dengan bantuan backhoe, sedangkanuntuk area yang sulit dijangkau backhoe dilakukan dengan tenaga manusia.

0

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 34/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture35.jpg)

Gambar 4.34. Galian dengan menggunakan backhoe

2. Bobok dan Pemotongan Kepala Bored Pile

Setelah proses pengggalian selesai, maka akan bampak kepala – kepala bore pile yang sudah tertanamsebelumnya ( pekerjaan bored pile dikerjakan oleh kontraktor lain ). Kemudian kepala pancang yangtampak tersebut akan dipotong hingga ketinggian besi tulangan minimal satu meter dari dasar.Sebelum proses pemancangan dilakukan, terlebih dahulu kepala – kepala pancang dilakukan, terlebihdahulu kepala – kepala pancang tersebut di bobok agar besi tulangannya dapat terpisah dari beton.Proses pemotangan pancang ini dilakukan dengan bantuan tower crane dengan tujuanmempermudah pengangkatan dari area mat foundation, selain itu juga mempermudah waktupelaksanaannya.

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture36.jpg)(a)

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 35/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture36b.jpg)(b)

Gambar 4.35. (a) Bobok Pancang (b) Pemotongan Pancang dengan TC

3. Penyemprotan Anti Rayap

Penyemprotan anti rayap dilakukan sebelum lantai kerja dibuat. Daerah – daerah yang disemprotkanantara lain seluruh lapisan bawah dan dinding samping mat foundation. Penyemprotan anti rayap inidilakukan dengan tujuan untuk memberikan penghalang kimia atara kontruksi bangunan dan tanah,sehinga melindungi bangunan dari serangan rayap. Material yang digunakan adalah STEDFAST 15EC dengan komposisi satu liter stedfast 15 EC dicampur dengan 50 liter air. Aplikasi untuk 1mmemputuhkan lima liter campuran. Pada waktu penyemprotan anti rayap ini kondisi tanah haruskering / tidak ada genangan air.

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture37.jpg)

Gambar.4.36 Stedfast penyemprot Anti rayap

4. Pekerjaan Lantai Kerja

Pekerjaan lantai kerja dilaksanakan setelah seluruh lapisan bawah mat foundation diratakan dandisemprotkan dengan anti rayap. Pekerjaan lantai kerja dilaksanakan selambat – lambatnya satu harisetelah penyemprotan anti rayap. Pekerjaan lantai kerja dibuat dengan ketebalan 50 mm. materialbeton yang digunkan adalah material beton ready mix B-0. Mutu beton B-0 adalah K-125. Penentuanketebalan lantai kerja diketahui dengan menggunkan alat elevasi level dengan bantuan tim Surveyor.

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 36/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture38.jpg)

Gambar.4.37. Pengecoran lantai kerja

5. Pekerjaan Bekisting

Pekerjaan Bekisting dikerjakan pada sisi mat foundation dari material batako setinggi dua meter danstop cor stinggi 500 mm untuk posisi starter bar bagian pembesian slab basement – 3. Pemasanganbatako untuk dinding bekisting mat foundation ini dikerjakan dalam dua tahap yaitu tahap pertamadinding batako dipasang setinggi 1200 mm, dan tahap kedua dinding batako dipasang lagi setinggi800 mm dari tinggi tahap pertama. Hal ini dilakukan untuk meghindari rubuhnya dinding darilongsoran tanah diatasnya. Dalam pemasangan batako ini, seluruh permukaannya harus dipasangsecara rapat dan rata atau tidak beloh berongga.

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture39.jpg)

Gambar.4.38. Pemasangan Batako

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 37/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture40.jpg)Gambar 4.39 . Isometri

6. Pekerjaan Pembesian

Pembesian dilaksanakan setelah seluruh area mat foundation dibersihakan dari kotoran atau bekas –bekas material yang berserakan dengan menggunakan air compressor. Mutu besi tulangan yangdigunakan adalah U50 ( fy = 5000 kg/ cm ) dan pengikat atar besi digunakan kawat bendrat.

Pemasangan pembesian terdiri dari beberapa pekerjaan anara lain :

a . Pembesian Layer Bawah

Pembesian layer bawah terdiri dari tulangan menerus pada arah x dan ditambah tulangan extra padaarah x dan y. penggunaan tulangan extra berfunsi sebagai perkuatan didaerah tertentu yangmempunyai bahan lebih besar dari daerah lain, seperti didaerah corewall yang berguna untukManahan beban angina ataupun beban akibat gempa bumi. Penyusunan tulangan tersebut disusundalam empat lapis . lapis pertama terdiri atas tulangan menerus arah x dan besi D32 – 200 mm; lapiskedua terdiri dari tulangan menerus arah y dengan besi D32 – 200 mm ditambah tulangan sebagianselain tulangan ekstra arah x dengan besi D22, D29, dan D32 tiap jarak 400 mm; lapis keempat terdiriatas tulangan ekstra arah y dengan besi D22, D29, dan D32 tiap jarak 400 mm

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 38/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture41.jpg)

Gambar 4.40. Pembesian layer bawah

1. b. Pemasangan Kaki ayam

Untuk menghubungkan antara layer atas dengan layer bawah diperlukan kaki ayam. Kaki ayamsendiri menggunakan besi D25 dengan tinggi ± 2 meter, dimana bagian bawah dari kaki ayamtersebut diikatkan pada pembesian layer bawah menggunakan kawat bendrat. Kaki ayam dipasangsetiap jarak 2 meter untuk arah y dan 2,4 untuk arah x.

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture42.jpg)Gambar 4.41.Pemasangan Kaki ayam

c. Pembesian Layer Atas

Pembesian layer atas pada umumnya sama dengan layer bawah, perbedaanya hanya padapenyusunan lapis pembesian. Penyusunan lapis pembesian pada layer atas berkebalikan dengan layerbawah.

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 39/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture43.jpg)Gambar 4.42. PembesianLayer atas

d. Pembesian Overstek kolom bawah dan Core wall

Pembesian Overstek tulangan kolom bawah dan corewall dikerjakan dengan mutu besi U ( fy =5000kg / cm² ). Sebelum dilakukan pembesian, makan perlu diberi marking agar tidak terjadikesalahan letak pemasangan, surveor akan mencari as tiap kolom dengan nalat theodolith denganmengacu pada Bench Mark (BM) yangtelah ditentukan. Tinggi penulangan stek kolom adalah 48,5 mdan tinggi penulangan stek carewall 4,5 m, semuanya itu diukur dari TOC mat foundation.

Yang sangat perlu diperlihatkan dalam pelaksanaan pembesian dilapangan adalah

Posisi pembesian yang seharusnya dikerjakanJumlah Besi Tipe Besi

Hal tersebut untuk menghindari adanya kesalahan pemasangan yang berakibat pembongkaranulang sehingga dapat mengganggu schedule kerja.

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 40/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture44.jpg)Gambar 4.43. Pembesiandidaerah corewall

7. Separing ME

Sparing ME merupakan pemasangan pipa / plumbing yang dilakukan oleh pihak ME yang berfungsiuntuk saluran air. Pemasangan sparing ME pada area mat foundation menggunakan CIP dia 2”, 3”,4” berjarak (50-70) cm di bawah TOC mat foundation. Pada pekerjaan sparing ME sangat diwajibkanteliti dan tepat karena apabila ada kesalahan setelah pengecoran selesai maka akan sangat sukaruntuk membongkar ulang karena adanya pembesian Mat Foudation.

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture45.jpg)

Gambar 4.44. Pemasangan Pipa

8. Pemasangan ThermoCouple

Monitoring temperature beton dalam pengecoran mat foundation adalah sesuatu hal yang sangatpenting. Terjadinya perbedaan temperature yang sangat besar akan menimbulkan efek keretakanpada beton yang akan berakibat fatal. Alat yang dipakai untuk memonitor perbedaan temperaturetersebut adalah Thermocouple. Thermocouple dipakai selain untuk memonitor suhu/perbedaantemperature pada tiap bagian, juga digunakan untuk mengukur perbedaan suhu maximum yangterjadi setelah pengecoran selesai, thermocouple menggunakan 3 layer dan 4 titik, sehingga jumlahthermocouple 12 buah. Pengukuran thermocouple dilakukan tiap dua jam untuk 24 jam pertama, dansetiap 3 jam untuk 24 jam berikutnya.

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 41/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture46.jpg)Gambar 445. Thermocouple

9. Pemasangan Kawat Loket / Penahan Longsoran Beton

Berdasarkan pembagian area pengecoran dan setting time beton maka pengecoran mat foundationdibagi dalam beberapa zone, setiap pembagian zone dipasang kawat loket/mesh (20 x 20) mm yangberfungsi untuk menahan supaya beton tidak longsor, diamana longsoran beton tersebut dapatmengakibatkan Could joint pada daerah beton tertentu saat pengecoran dengan valume besar secaraterus menerus.

Dengan adanya jumlah beton dengan skala besar maka diperlukan adanya perkuatan pada kaatloket. Untuk perkuatan horizontal menggunakan besi D13, sedangkan untuk perkuatan vertikalmenggunakan besi D-22.

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture47.jpg)Gambar 4.46. Pemasangan loket kawat

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 42/55

10. Inspeksi Dan Survey

Dialakukan setelah pengecoran dimulai yang bertujuan mengetahui apakah pembesian yangterpasang sesuai dengan gambar kerja, kegiatan ini akan dilakukan oleh pihak pelaksana denganpihak manajemen kontruksi. Daftar pembesian / checklist akan dibawa saat inspeksi dilakukandilapangan, check list untuk pembesian meliputi :

1. Shop drawing sudah di approval2. Diameter, jenis jumlah dan jarak besi sesuia shop drawing3. Overlaping sambungan sesuai dengan gambar4. Beton decking terpasang dengan jumlah dan diameter yang telah ditentukan ( 4 Buah / m²)5. Kaki ayam terpasang,diameter besi dan jarak sesuai dengan persyaratan6. Ikatan besi ( ikatan silang ) dengan bendrat cukup kuat ( tidak bergetar saat diketok )7. Besi bersih dari karat, oli, beton kering dan tanah8. Jarak bersiih pembesian minimal 45 mm9. Bending / bengkok besi sudah sesuai persyaratan yaitu 5D

10. Elavasi tulangan / pembesisan sudah benar dan kuat

Ispeksi merupakan hal yang sangat penting, diharapkan ketika pengecoran telah selesai dilakukantidak akan ada masalah untuk pekerjaan berikutnya dan juga menghindari adanya kecurangan yangdilakukan oleh pihak kontraktor.

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture48.jpg)Gambar 4.47. Inspeksidan survai

11. Pemasangan Stop Cor

Dilakukan pada proses pengecoran dimulai, terdiridari plywood 18 kayu 50/70 dan list kayu 40 x 40sebagai tempat waterstop. Berfungsi agar tidak ada kebocoran antara pertemuan beton lama danbeton baru bertemu.

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 43/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture49.jpg)Gambar 4.48. Waterstop

12. Pemasangan Tenda

Pada saat pengecoran diperlukan adanya ansipasi oeh pihak pelaksana apabila terjadi hujan yangdapat mengganggu pengecoran dan dapat merusak mutu beton, maka pemasangan tenda sebagaialternatif tindakan yang dilakukan dan berfungsi juga menghindar panas sinar matahari secaralangsung. Untuk rangka tenda sebagai alternative tindakan yang dilakukan dan berfungsi jugamenghindari panas sinar matahari secara langsung. Untuk rangka tenda menggunakan pipa besi ф1– 1,5. Pipa rangka dimasukan pada tulangan besi yang telah dilas pada kaki ayam. Untuk ketinggianterpal pada tepi tenda diberi perkuatan berupa ikatan dirangka atas tenda kepasak.

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 44/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture50.jpg)Gambar 4.49. DetailTenda

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture51.jpg)(a)

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture51b.jpg)(b)

Gambar 4.50. (a) Rangka tenda

(b) Tenda di beri terpal

13. Pekerjaan Waterproofing

Beberapa jam sebelum dilakukan pengecoran, dinding bekisting dan lantai kerja dari mat foundationdilapisi dengan waterproofing. Untuk lantai dengan cara kristalisasi atau ditabur, sedangkan untukdinding dengan cara disemprot. Fungsi dari pelaksanaan waterproofing ini adalah agar membuatbikisting menjadi kedap air sehingga air dari dalam tidak merembes keluar dan begitu jugasebaliknya, air dari luar tidak bisa masuk kedalam

Pada pelaksanaannya untuk penyemprotan waterproofing dinding bekisting menggunakan duaaplikasi. Pada aplikasi pertama dilakukan penaburan Formdexplus 1,5 kg/m , pelaksanaan 15 menit2

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 45/55

aplikasi. Pada aplikasi pertama dilakukan penaburan Formdexplus 1,5 kg/m , pelaksanaan 15 menitsebelum cor. Sedangkan pada aplikasi kedua dilakukan penyemprotan dilakukan penyemprotan

pada dinding bekisting dalam, aplikasi ini terdiri dari lapisan dari dua lapisan yaitu lapisan pertamadengan komposisi 0,5 kg / m, dan lapisan kedua 1 kg / m. aplikasi kedua dilaksanakan 3 jam sebelum

cor.

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture52.jpg)(a)

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture52b.jpg) (b)

Gambar 4.51. (a). Bahan waterproofing (Formdexplus)

(b). Penyemprotan Waterproofing

14 Pengecoran

23/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 46/55

14. Pengecoran

Pengecoran mat foundation memerlukan jumlah volume beton yang tidak sedikit dan tentu jugamemerlukan biaya yang sangat besar , sehingga sangat penting untuk persiapan antara lain :

1. Persiapan Insfrastruktur Proyek

1) Jalan Akses Truk Mixer

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture53.jpg)Gambar 4.52. JalanAkses truk Mixer

2) Lahan parker dan maneuver truk

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 47/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture54.jpg)Gambar 4.53. Lahanparkir dan manuever Truk

3) Area Cuci truk Mixer ( Washing Bay )

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture55.jpg)

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture55b.jpg)Gambar 4.54. WashingBay

4) Instalasi Listrik ( adanya genset 150 KVA sebagai backup jika listrik PLN padam )

5) Sistem Drainase ( Pembuangan air hujan yang jatuh dari terpal akan dibuat saluran sementara

6) Concrete Pump ( diperlukan cadangan Concrete Pump apabila adanya masalah pada saatpelaksanaan Cor )

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 48/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture56.jpg)Gambar 4.55. ConcretePump

1. Persiapan Laboraturium

1) Persiapan di site ( gerobak, kerucut Abrams, Rojokan, palu, senter, alat Bantu komunikasi,meteran )

2) Persiapan personel menggunakan shif ( kepala plan, Supervisor produksi, staff, teknisi, dll )

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 49/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture57.jpg)Gambar 4.56.Perlengkapan pengujian

1. Water Supply

Digunakan untuk kebutuhan cuci mixer, washing box dan lain – lain.

1. Kesipan Peralatan

1) 1. Concrete Pump : 4 on site + 1 stand by

2) 2. Vibrator : 4 on site + 1 stand by

3) 3. Compressor : 2 Buah

4) 4. Pompa engine : 2 Buah

5) 5. Pompa DAB 1” : 1 Buah

6) 6. Silinder : 115 Buah

7) 7. Troli : 3 Buah

8) 8. Termometer : 2 Buah ( 1 cadangan )

9) 9. Kerucut Abrams : 2 set

1. Kesiapan Material

1) Beton fc’ 27,5 Mpa, fa 23 % pakai es = 216 m³

2) Besi beton 281 ton

3) Plastik sheet 1200 m²

4) Styrofoam 1200 m²

5) Kawat loket 390 m²

Pengecoran Mat Foundation pada proyek The Pakubuwono View ini mempunyai persyaratan betonsebagi berikut :

1) Tes Slump 14 ± 2 cm

2) Suhu beton 30 ºC

3) Perjalanan Truck Mixer dari Batching Plant ke site proyek ≤ 2,5 jam

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 50/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture58.jpg)Gambar 4.57. JalurSirkulasi Truk Mixer dan Penempatan CP

Gambar diatas merupakan sirkulasi keluar masuk truk mixer (TM) dan penempatan concretepump,TM yang masuk ke lokasi pengecoran akan dicek waktu kedatangannya, suhu beton, dannilainya slumnya. Bila waktu kedatangnya, suhu , dan tes slump tidak memenuhi syarat maka TMtersebut akan segera dipulangkan atau di reject. Pada TM yang memenuhi syarat akan langsungmenuju concrete pump untuk loading. Bila saat waktu antrian terlalu lama maka akan diadakan tesslump lagi jika saat pengetesan gagal maka akan direject dari pihak pelaksana.

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 51/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture59.jpg)

Area pengecoran pada mat foundation dibagi menjadi 7 zona yang mana setiap zona dibatasi olehkawat loket. Pada saat pengecoran berlangsung digunakan alat Vibrator untuk membantu beton agaragregat kasar dan halus dapat menyatu, selain itu juga mengalirkan beton.

1. 15. Finishing Trowel

Pekerjaan ini dilakukan pada saat beton mendekati setting. Finish trowel ini dilakukan dengan tujuanuntuk memperhalus permukaan lantai beton yang telah diberi floor hardener. Pelaksanaan floorhardener sendiri dilakukan setelah 30 menit / beton setting, dan dilaksanakan dengan system tabor.Komposisi yang digunakan 5 kg / m² dengan dua kali tabur dan dikontrol elevasinya sesuai shopdrawing. Proses penaburan dilakukan setelah relag selesai.

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 52/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture59b.jpg)Gambar 4.58.Finishing Trowel

1. 16. Pemasangan Steryfoam

Setelah permukaan lantai mat foundation sudah mulai mengeras, maka perlu dilakukan curing. Prosescuring ini dilakukan dengan cara pemasangan steryfoam pada permukaan beton agar perubahansuhunya tetap terjaga. Pemasangan steryfoam ini bertujuan menghindari adanya retak thermal padapermukaan beton akibat perubahan yang dihasilkan oleh suhu dalam beton dengan suhu luar. Dalamhal ini steryfoam berfungsi sebagai filter antara suhu udara luar dengan suhu dalam beton.

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture60.jpg)Gambar. 4.59.Pemasangan Stryfoam

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 53/55

F. Work Breakdown Structure ( WBS )

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 54/55

(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/picture61.jpg)

Pelaksanaan Pekerjaan Gedung Tinggi(http://magnesiumkarbonat.files.wordpress.com/2011/11/pelaksanaan-pekerjaan.docx)

2 CommentsPosted by MgCO3 - Magnesium Karbonat on November 24, 2011 in Struktur

2 Responses to Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi

deni armand

March 27, 2012 at 11:37 am

terima kasih atas sharing-nya bang, sangat bermanfaat …terus berkarya, dan sukses buat abang…

Reply

Termindo Multi Jaya

September 28, 2012 at 8:46 am

Mantap pak. Persiapan yang cukup bagus sampai tahap Pengendalian Rayap pun udahdisiapkan. Jika ada proyek yang butuh Pengendalian Rayap dapat menghubungi kami di 031-60275758 / 031-72575899. Terima kasih.

Reply

Blog at WordPress.com. Theme: Choco by .css{mayo}.

Entries (RSS) and Comments (RSS)

3/6/2013 Metode Pelaksanaan Gedung Tinggi | …

…wordpress.com/…/metode-pelaksana… 55/55