Upload
others
View
16
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Metode Pembelajaran Bahasa Arab dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Durtam
El-Ibtikar Volume 02, nomor 02, Desember 2013
100
METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
Oleh: Durtam, S.Ag, M.Pd.I.
Abstrak
اللغّة كافة بشكل موجز علي أساس التقّريب المعينّ الطّريقة هي تصميم تحضير
والترّجمة القواعد الأجنبيةّ المشهورة أربعة هي طريقة والمحدّد. الطّريقة للتعّليم اللغّة
طريقة الإنتقائيةّ. الدّوافع المؤثرة في الوالشّفويةّ و السّمعيةّ طريقةالطريقة المباشرة والو
الأجنبيةّ هي تدريب المدرّسين وتكلفّهم وتشجيعهم وتقاليد أعمالهم تعليم اللغّة
وذكائهم وعمرهم ورجائهم والعلاقة بين وجدول الطّلابّ وشخصيتهم وكيفيةّ تعلمّهم
الأجنبيةّ ووقت تطبيق البرامج ووسائل التعّليم وغرض التعّليم والتقّويم اللغّة الأم و اللغّة
.ةووسعة الفصل. برامج التعّليم اللغّة الأجنبيةّ هي البرامج العادية والمكثفّ
Kata Kunci: Metode, Bahasa Arab.
A. Pendahuluan
Dari zaman dahulu hingga sekarang penguasaan bahasa arab terutama
bahasa arab dan bahasa inggris mutlak diperlukan bagi seseorang yang ingin
maju dan berkompetisi di segala bidang terutama di bidang ilmu pengetahuan.
Bahkan bagi seorang pelajar, ilmuan dan akademisi dalam penguasaan bahasa
arab adalah suatu keniscayaan karena sumber ilmu pengetahuan yang asli
kebanyakan menggunakan bahasa arab dan ukuran intelektual seseorang dapat
dilihat dari penguasaannya terhadap bahasa arab termasuk penguasaannya
terhadap bahasa arab.
Sukarnya mempelajari bahasa Arab berkaitan dengan metode
pembelajaran. Pada waktu itu metode belum kelihatan penting. Tidak perlu
heran karena memang metode pada awalnya tidak terlalu penting. Baru saja
dirasakan pentingnya ketika terjadi peristiwa yang merusak citra bahasa Arab.
Karena itu pula lalu Pemerintah Mesir pada tahun 1943 Masehi mendirikan
Metode Pembelajaran Bahasa Arab dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Durtam
El-Ibtikar Volume 02, nomor 02, Desember 2013
101
al-Ma'had al-Tsaqofi di London yang fungsinya memberikan pengajaran
bahasa Arab untuk memberikan gambaran bahwa bahasa Arab bukan bahasa
yang sukar atau mati. Pengajarnya sendiri adalah dekan Fakultas Adab
Universitas Beirut, lalu disusul pencarian metode yang baik spesial untuk
orang asing (selain Arab), dengan mengadakan Ma'had al-Dirasat al-Islamiyah
al-Arobiy di Madrid Spanyol tahun 1959 atas prakarsa Pemerintah Mesir kerja
sama dengan UNESCO tgl. 21-25 September 19591. Dan hasil dari seminar
itu adalah:
1. Titik tolak perhatian ada pada bahasa Arab fusha
2. Pengajaran dengan sebanyak-banyaknya mempraktekkan ucapan dan
susunan bahasa yang baku berulang-ulang
3. Tidak memakai buku pelajaran yang beredar saat itu karena tidak sesuai
lagi dengan pengajaran bahasa Arab
4. Pilih kosa kata yang banyak berkembang dan selalu dibutuhkan dalam
jumlah total 3000 kata; 1000 untuk tingkat permulaan, 2000 untuk
tingkat lanjutan dan penyajiannya tidak mufrodat tapi bentuk tersusun
dalam sebuah kalimat.
5. Terdiri dari dua buku, pertama untuk Marhalah Ula dengan pendekatan
aural-oral approach disertai audio-visual, dan yang kedua lebih
diutamakan kemampuan menulis.
6. Diupayakan buku untuk pegangan guru.
7. Buku pegangan tersebut berupa kamus atau glossar yang memuat 5000
kata termasuk 3000 kata yang ada dalam buku pelajaran2.
Jelas kelihatan bahwa upaya untuk pengembangan bahasa Arab dari segi
metode pembelajarannya baru dilakukan tahun 1959 M. Sebelumnya bahasa
Arab tidak diupayakan untuk penyebarannya, yang ada hanya pembahasan
tentang bahasa Arab secara mendetil dalam buku-buku fiqh al-lughah dan
sebagainya. Ini salah satu kendala pengembangan bahasa Arab dari segi
metode.
1.Ali al-Hadidi, Musykilah Ta'lim al-Lughah al-'Arabiyah li Ghoiri al-'Arab, Kairo: Dar al-
Kutub al-'Arabiy, 1966, 74-77. 2.Ali al-Hadidi, Musykilah Ta'lim al-Lughah al-'Arabiyah li Ghoiri al-'Arab, Kairo: Dar al-
Kutub al-'Arabiy, 1966: 87.
Metode Pembelajaran Bahasa Arab dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Durtam
El-Ibtikar Volume 02, nomor 02, Desember 2013
102
Kendala dari segi metode ini dimanfaatkan oleh pihak luar. Kini para
pengajar bahasa Arab sendiri perlu menggali metode yang tepat dan
penggalian metode tersebut tidak cukup hanya mengambil contoh dari metode
pengajaran bahasa asing (selain Arab) yang sudah ada. Perlu tindakan kritis,
karena mengadopsi metode tanpa mengetahui perbedaan bahasa bisa terjebak
pada metode pembelajaran bahasa asing yang tidak cocok untuk bahasa Arab.
Akibatnya bisa fatal.
Dalam tulisan ini terdapat bebarapa macam metode yang dikemukakan
oleh para pakar bahasa untuk mempermudah penguasaan bahasa arab.
B. Pengertian Pendekatan, Metode, dan Teknik
Dalam pengajaran bahasa ada tiga istilah yang perlu dipahami baik
pengertian dan konsepnya secara tepat, yakni pendekatan, metode dan teknik.
Edward Anthony3 menjelaskan ketiga istilah tersebut sebagai berikut:
Pendekatan adalah seperangkat asumsi berkenaan dengan hakekat bahasa dan
belajar mengajar bahasa, dan Metode adalah rencana menyeluruh penyajian
bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan, Sedangkan
Teknik adalah kegiatan spesifik yang diimplementasikan dalam kelas, selaras
dengan metode dan pendekatan yang telah dipilih. Dengan demikian,
pendekatan bersifat aksiomatis, metode bersifat prosedural, dan teknik bersifat
operasional.
Pada tahun delapan puluhan, Jack Richard dan Theodore Rodges4
mereformulasi konsep “metode” dan memberikan penamaan baru untuk
“pendekatan, metode, dan teknik” menjadi “pendekatan, rancangan, dan
prosedur”. Dalam konsep baru ini, metode menjadi istilah kunci untuk
menggambarkan ketiga tahapan proses (pendekatan, rancangan, dan prosedur)
tersebut atau menjadi payung utama untuk spesifikasi dan interelasi antara
teori dan praktek. Pendekatan berupa asumsi, kepercayaan dan teori tentang
hakekat bahasa dan belajar bahasa. Rancangan menentukan pengaitan teori-
3.Brown, H. Douglas. Teaching by Principles- An Interactive Approach to Language
Pedagogy. New York: Addison Wesley Longman, Inc. 2001: 97. 4.Ali al-Hadidi, Musykilah Ta'lim al-Lughah al-'Arabiyah li Ghoiri al-'Arab, Kairo: Dar al-
Kutub al-'Arabiy, 1966: 90.
Metode Pembelajaran Bahasa Arab dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Durtam
El-Ibtikar Volume 02, nomor 02, Desember 2013
103
teori yang diyakini (dalam pendekatan) dengan materi dan aktivitas belajar-
mengajar. Prosedur adalah teknik dan praktek yang diambil dari pendekatan
dan rancangan tertentu.
Brown memberikan beberapa catatan terhadap reformulasi Richards
dan Rodgers ini setidaknya dalam dua hal5. Pertama, istilah method (metode)
yang diletakkan sebagai payung bagi ketiga elemen (approach, design,
prosedure) lebih tepat disebut methodology (metodologi). Dengan demikian,
formulasi Anthony (approach, design, prosedure) tetap dipertahankan.
Kedua, sub elemen syllabus model (model silabus), yang mencakup kriteria
seleksi dan pengorganisasian materi kebahasaan dan/atau isi materi pelajaran,
lebih tepat dikeluarkan dari elemen metode dan menjadi elemen yang berdiri
sendiri.
Pada kenyataannya, istilah metode dan pendekatan sering digunakan
secara bergantian untuk mengungkapkan maksud yang sama sehingga
terkesan adanya kerancuan. Sebagai misal kita mengenat sebutan “metode
gramatika, metode langsung, metode membaca” tapi tidak pernah dikenal
istilah untuk pendekatannya. Sebaliknya kita mengenal “pendekatan aural-oral
dan pendekatan komunikatif” tapi tidak pernah dikenal istilah untuk
metodenya. Padahal ketika disebut “metode” pasti dibaliknya terdapat
pendekatan atau asumsi yang menjadi landasannya dan ketika disebut
“pendekatan” pasti harus tergambar pula metode atau rancangan materi dan
penyajiannya.
Di dalam bahasa Arab, istilah paling umum dipakai adalah thariqah
yang tepat dipadankan dengan metode. Pedanan untuk “pendekatan” adalah
madkhal, sedangkan “teknik” adalah uslub (J: asalib). Tapi aural-oral
approach atau pendekatan pandang-dengar populer disebut al-sam’iy al-
safawiy. Tumpang tindih penggunaan istilah ini tidak perlu dirisaukan, karena
masing-masing punya sejarah dan konteksnya sendiri-sendiri.
5.Brown, H. Douglas. Teaching by Principles- An Interactive Approach to Language
Pedagogy. New York: Addison Wesley Longman, Inc. 2001: 112
Metode Pembelajaran Bahasa Arab dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Durtam
El-Ibtikar Volume 02, nomor 02, Desember 2013
104
C. Metode Pembelajaran Bahasa Arab
Ada beberapa macam metode pembelajaran bahasa arab, namun
keberadaan, penerimaan, dan penolakan terhadap metode-metode ini tidak
lepas dari perdebatan panjang. Para ahli ada yang sangat gigih mendukung
salah satu metode dengan membanggakan berbagai keunggulan yang
dimilikinya dan menunjukkan kelemahan metode lainnya.
Metode yang paling terkenal ada empat, yaitu6 : Metode Tata Bahasa
dan Terjemah Qawa’id wa Tarjamah, Metode Langsung Tariqah
Mubasyirah,Metode Audiolingual Sam’iyyah Syafawiyyah, dan Metode
Eklektik Tariqah Intiqa’iyyah.
1. Metode Tata Bahasa dan Terjemah Qawa’id wa Tarjamah
Metode ini memiliki beberapa nama, ada yang menyebutnya Metode
Klasik (Tariqah Qadimah) danada juga yang menyebutnya Metode
Tradisional (Tariqah Taqlidiyyah).
Ada beberapa ciri utama yang dimiliki metode ini. Pertama, menitik
beratkan keterampilan membaca, menulis, dan terjamah tetapi kurang
memperhatikan keterampilan berbicara. Kedua, menggunakan bahasa ibu
sebagai pengantar dalam PBM. Dengan kata lain, metode ini menggunakan
penerjemahan sebagai strategi utama dalam mengajar. Ketiga,
memperhatikan sisi gramatikal sebagai sarana pembelajaran bahasa arab.
Keempat, guru sering kali memfokuskan analisis gramatikal/tata bahasa
pada kalimat-kalimat bahasa yang dipelajari. Bahkan, muridpun diminta
untuk melakukan analisis tersebut.
Berkaitan dengan metode ini setidaknya ada beberapa kritikan.
Antara lain. Pertama, metode ini mengesampingkan keterampilan
berbicara. Padahal, keterampilan berbicara merupakan keterampilan utama
yang tidak boleh dikesampingkan. Kedua, penggunaan bahasa ibu yang
berlebihan dalam PBM mengindikasikan metode ini sangat jarang
menggunakan bahasa yang sedang diajarkan dan tidak memberi
kesempatan pada siswa untuk berlatih menggunakan bahasa tersebut.
6Effendy, Ahmad Fuad. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.2004: 66
Metode Pembelajaran Bahasa Arab dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Durtam
El-Ibtikar Volume 02, nomor 02, Desember 2013
105
Ketiga, metode ini lebih banyak mengajarkan tentang bahasa dari pada
mengajarkan bahasa itu sendiri. Analisis grammatical misalnya adalah
bagian dari analisis linguistik dan bukan upaya menguasai keterampilan
berbahasa.
Kendati berbagai kritikan cukup banyak dikemukakan, tetapi para
pendukung metode ini berusaha mempertahankan dan mengajukan
penolakannya terhadap kritikan tersebut.
2. Metode Langsung Tariqah Mubasyirah
Sebagai reaksi penolakan terhadap Metode Tata Bahasa dan
Terjemah muncullah apa yang disebut dengan Metode Langsung yang
memiliki kelebihan-kelebihan yaitu:
pertama, lebih memprioritaskan keterampilan berbicara dari pada
keterampilan membaca, menulis, dan terjemah. Pendukung metode ini
beralasan bahwa bahasa pada dasarnya adalah berbicara.
Kedua, menghindari penggunaan terjemah dalam pembelajaran
bahasa asing. Disamping kurang bermanfaat, juga berbahaya dalam
konteks pembelajaran bahasa arab.
Ketiga, dalam metode ini, bahasa itu tidak berperan sama sekali
dalam pembelajaran bahasa arab.
Keempat, menggunakan penjelasan langsung antara kata yang
dijarkan dengan benda yang dimaksud. Demikian juga, antara kalimat
dengan konteknya. Oleh karena itulah, metode ini disebut metode
langsung.
Kelima, mengesampingkan kaidah-kaidah tata bahasa nahwu karena
dalam pandangan pendukung metode ini kaidah-kaiah nahwu kurang
berguna dalam penguasaan keterampilan bahasa arab yang diajarkan.
Keenam, menggunakan teknik “Ikuti dan Hapalkan”. Ini karena
menghapal berbagai kalimat, lagu atau dialog dalam bahasa arab sangat
membantu penguasaan bahasa tersebut.
Metode ini juga tidak lepas dari berbagai kritikan diantaranya yaitu:
Pertama, metode ini hanya memperhatikan keterampilan berbicara
dan tidak memperhatikan keterampilan bahasa lainnya.
Metode Pembelajaran Bahasa Arab dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Durtam
El-Ibtikar Volume 02, nomor 02, Desember 2013
106
Kedua, metode ini menafikan pembangunan bahasa ibu dalam
mengajar. Hal ini menyebabkan waktu dan tenaga terbuang percuma.
Andai saja metode ini mau menggunakan bahasa ibu pada batasan tertentu
mungkin bisa lebih efisien. Oleh karena itu, sebagian ahli bahasa
menganggap metode ini bertolak belakang dengan nama yang
disandangnya.
Ketiga, dikesampingkannya kaidah-kaidah nahwu sama artinya
dengan menghalangi siswa untuk mengetahui esensi pola kalimat yang
menjadi pedoman penyusunan sebuah kalimat.
3. Metode Audiolingual Sam’iyyah Syafawiyyah
Metode ini muncul sebagai reaksi terhadap Metode Tata Bahasa dan
Terjemah dan Metode Langsung. Metode ini memiliki beberapa nama
seperti Metode Oral, atau Metode Linguistik. Bahkan, di awal
kemunculannya metode ini disebut “Ushul al’Jaisy” karena metode ini
digunakan pertama kali oleh tentara Amerika dalam mempelajari bahasa
arab setelah perang dunia kedua. Berikut adalah beberapa asumsi pokok
yang mendasari lahirnya Metode Audiolingual:
Pertama, pada dasarnya bahasa adalah ujaran sedangkan tulisan
hanyalah salah satu cara ekspresi atau bagian dari ujaran tersebut. Oleh
karena itu, unsur berbicara harus lebih diprioritaskan dalam pembelajaran
bahasa arab dari pada membaca dan menulis.
Kedua, pembelajaran bahasa arab harus mengikuti urutan tertentu,
yaitu dimulai dari menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Artinya,
pertama sekali siswa harus mendengarkan, kemudian mengucapkan apa
yang didengar, lalu membaca apa yang diucapkan, dan kemudian menulis
apa yang dibaca.
Ketiga, cara belajar bahasa arab mirip dengan cara anak memperoleh
bahasa ibu. Mereka memulai dengan mendengarkan, kemudian menirukan
apa yang didengarnya. Setelah itu baru pergi ke sekolah untuk belajar
membaca dan menulis.
Keempat, cara yang paling baik untuk mempelajari bahasa arab
adalah menciptakan kebiasaan-kebiasaan berbahasa melalui latihan pola
kalimat. Karena yang diperlukan siswa dalam belajar bahasa arab bukan
Metode Pembelajaran Bahasa Arab dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Durtam
El-Ibtikar Volume 02, nomor 02, Desember 2013
107
belajar tentang bahasa. Artinya, analisa tata bahasa bagi siswa kurang
bermanfaat, yang lebih diperlukan adalah memperbanyak latihan
pengucapan.
Kelima, setiap bahasa memiliki sistem bahasa sendiri-sendiri. Karena
itu tidak perlu adanya studi komparatif dan kontrastif antar bahasa.
Keenam, Terjamah membahayakan dalam pembelajaran bahasa arab.
Oleh karena itu, terjemah tidak perlu dilakukan.
Ketujuh, sebaik-baik guru dalam mengajar bahasa arab adalah
penutur asli yang terlatih.
Sebagaimana metode yang lain, metode ini pun tidak lepas dari
kritikan-kritikan. Bahkan, ada yang menolaknya. Beberapa kritikan yang
ditujukan kepada asumsi-asumsi Metode Audiolingual menyebutkan
bahwa berbicara bukan satu-satunya bentuk bahasa karena di sisi lain ada
bentuk tulisan. Banyak sekali buku-buku yang sebelum ditulis tanpa
melalui tahapan bicara. Ia lebih merupakan ekspresi kebahasaan secara
langsung.
Selanjutnya, Metode Audiolongual terlalu memperhatikan
keterampilan berbicara dan mengesampingkan keterampilan bahasa
lainnya yang tidak kalah penting.
Kemudian, urutan keterampilan yang dimulai dari mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis bukanlah urutan yang kaku karena bisa
jadi semua keterampilan atau sebagiannya diajarkan dalam satu waktu.
Oleh karena itu, pengajarannya tidak mesti berurutan.
Sementara itu, mempelajari bahasa arab sangat jauh berbeda dengan
pemerolehan bahasa ibu pada seorang anak. Di saat memperoleh bahasa
ibu, seorang anak memiliki ikatan emosional yang sangat erat dengan
kedua orang tua dan keluarganya. Mereka pun sangat membutuhkan bahasa
untuk mengekspresikan keinginan-keinginan pokoknya. Sedangkan dalam
mempelajari bahasa arab seorang siswa tidak memiliki ikatan emosional
yang begitu tinggi dengan gurunya. Demikian juga tingkat kebutuhan untuk
mempelajari bahasa arab jauh di bawah kebutuhan mempelajari bahasa ibu.
Metode Pembelajaran Bahasa Arab dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Durtam
El-Ibtikar Volume 02, nomor 02, Desember 2013
108
Di sisi lain, mempelajari bahasa arab dengan berulang-ulang memang
sangat memungkinkan. Namun, pengulangan ini akan semakin bermakna
jika disertai dengan pengetahuan esensi bahasa, aturan-aturan dan struktur-
strukturnya. Disinilah, peran kaidah-kaidah nahwu dibutuhkan.
Meskipun benar bahwa setiap bahasa memiliki karakternya masing-
masing, namun, tidak dapat dipungkiri bahwa antara bahasa yang satu
dengan lainnya ada juga aspek persamaan dan perbedaannya. Oleh karena
itu, dalam mempelajari bahasa arab pengetahuan siswa tentang persamaan
dan perbedaan ini sangat bermanfaat.
Menggunakan terjemah secara wajar dan bijak sangat bermanfaat
dalam mempelajari bahasa arab agar lebih efektif dan efisien baik bagi guru
maupun murid.
Terakhir, tidak benar jika dikatakan bahwa penutur asli adalah guru
terbaik dalam mengajarkan bahasa arab. Guru arab penutur asli sering kali
tidak memahami kesulitan-kesulitan siswa terhadap bahasa yang sedang
dipelajarinya, karena mereka tidak berpengalaman menjadi pengajar
bahasa sendiri kepada non arab, mereka belajar bahasa itu sebagai bahasa
ibunya. Guru lokal/probumi yang benar-benar menguasai bahasa arab dan
terlatih bisa jadi lebih baik dari penutur asli.
4. Metode Eklektik Tariqah Intiqa’iyyah
Metode ini muncul sebagai reaksi ketiga metode sebelumnya.
Metode ini didasari atas beberapa asumsi:
Pertama, setiap metode memiliki kelebihan. Kelebihan ini bisa
dimanfaatkan untuk mengajarkan bahasa arab.
Kedua, tidak ada satu pun metode yang ideal dan sempurna atau salah
sama sekali. Semua metode memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Ada pendukungnya dan ada yang menolaknya.
Ketiga, tiga metode sebelumnya hendaknya dilihat secara positif.
Semuanya saling melengkapi. Jangan pula dilihat sebagai metode yang
saling bertentangan.
Metode Pembelajaran Bahasa Arab dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Durtam
El-Ibtikar Volume 02, nomor 02, Desember 2013
109
Keempat, tidak ada satupun metode yang cocok untuk semua tujuan
pembelajaran, semua siswa, semua guru, dan semua jenis program
pembelajaran bahasa arab.
Kelima, yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah berpusat
pada siswa dan kebutuhannya, bukan menguasai metode tertentu.
Keenam, hendaknya guru merasa bebas memilih strategi yang paling
sesuai dengan kondisi siswanya dan tidak terpaku pada prosedur dari
metode tertentu. Guru bisa saja memilih teknik-teknik yang paling cocok
untuk kebutuhan siswa dan kondisi proses pembelajaran dari berbagai
metode yang ada.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Metode Pembelajaran
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan metode
pembelajaran bahasa arab dan guru hendaknya mengetahui faktor-faktor
tersebut karena dapat membantunya dalam memilih suatu metode tertentu
serta mengevaluasinya. Diantara faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut7:
1. Pelatihan Guru
Jika seorang guru belum pernah mengikuti pelatihan berkaitan
dengan metode pembelajaran bahasa arab, baik sebelum ataupun selama
mengajar, sulit baginya untuk menerima atau menerapkan sebuah metode.
2. Beban Guru
Seorang guru yang terlalu sibuk mengajar atau sibuk dengan aktivitas
lain, biasanya ia lebih suka memilih metode yang tidak banyak
memerlukan tenaga. Bahkan sering kali memilih metode yang kurang
efektif dengan harapan ia punya banyak waktu untuk beristirahat.
3. Motivasi Guru
Seorang guru yang karena sesuatu hal tidak bersemangat dalam
menjalankan tugasnya, maka efektifitas mengajarnya akan hilang begitu
saja. Demikian juga ia akan susah menerima suatu metode baru.
4. Kebiasaan Guru
7.Effendy, Ahmad Fuad. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.2004: 103
Metode Pembelajaran Bahasa Arab dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Durtam
El-Ibtikar Volume 02, nomor 02, Desember 2013
110
Guru yang terbiasa menggunakan sebuah metode tertentu dalam
waktu yang cukup lama akan sulit menerima kehadiran metode baru apalagi
menggunakannya. Bahkan, bisa jadi ia menolaknya karena beranggapan
metode baru merupakan ancaman baginya.
5. Kepribadian Guru
Ada kalanya suatu metode cocok dipakai oleh guru tertentu, tetapi
pada waktu yang sama tidak cocok untuk guru yang lain. Dengan kata lain,
ada metode yang benar-benar sesuai dengan kepribadian guru tertentu.
Oleh karena itu, disadari atau tidak guru semacam itu biasanya hanya
memakai metode yang sesuai dengan karakter dirinya dan tidak mau
memakai metode yang lain. Seorang guru yang mempunyai sifat pemalu,
misalnya lebih suka memilih metode yang tidak menuntut banyak gerak
atau komunikasi dengan muridnya.
6. Cara Belajar Guru
Banyak guru yang mempunyai kecenderungan mengajar dengan
menggunakan metode yang ia gunakan ketika ia dahulu belajar bahasa
tersebut. Seolah-olah ia mengatakan kepada muridnya: “Belajarlah kalian
seperti saya dulu belajar!”
7. Minat Siswa
Jika murid merasa tertarik untuk mempelajari bahasa tertentu, maka
guru akan lebih mudah memvariasikan metode mengajarnya, karena
muridnya mempunyai motivasi untuk belajar. Sebaliknya, ada murid yang
kurang tertarik untuk mempelajari bahasa tertentu. Dalam kondisi seperti
ini, biasanya guru merasa kesulitan dan mempunyai beban yang cukup
berat dalam mengajar.
8. Kecerdasan Siswa
Beberapa hasilpenelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang
tinggi antara tingkat kecerdasan siswa dan kemampuannya dalam belajar
bahasa arab. Berdasarkan kenyataan ini muncullah asumsi bahwa metode
pembelajaran untuk siswa yang cerdas sedikit banyak berbeda dengan
metode pembelajaran untuk siswa yang kurang cerdas.
Metode Pembelajaran Bahasa Arab dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Durtam
El-Ibtikar Volume 02, nomor 02, Desember 2013
111
9. Usia Siswa
Usia siswa sangat mempengaruhi metode pembelajaran. Metode
yang cocok untuk anak-anak, bisa jadi tidak cocok untuk orang dewasa.
Demikian juga sebaliknya. Anak-anak biasanya lebih senang dengan model
menirukan dan mengulang-ulang atau menghafal. Sedangkan remaja dan
orang dewasa biasanya lebih suka dengan penjelasan yang rasional
terhadap fenomena-fenomena kebahasaan termasuk ketata bahasaannya.
10. Harapan/Persepsi Ssiswa
Siswa datang ke sekolah dengan membawa harapan dan persepsi
tertentu tentang cara belajar mengajar bahasa arab. Tidak diragukan lagi
bahwa harapan/persepsi semacam ini sangat mempengaruhi metode
pengajaran. Harapan dan persepsi siswa ini dipengaruhi oleh pengalaman
mereka waktu belajar bahasa yang sama di tingkatan sebelumnya, baik
yang berkaitan dengan masalah metode, kebutuhan siswa, dan
kebiasaannya. Sebenarnya, mungkin saja guru merubah persepsi tersebut
sambil beradaptasi secara bertahap dengan kebiasaan para siswanya.
Sebagai contoh, guru terpaksa harus menggunakan bahasa ibu waktu
mengajar bahasa arab karena para siswanya menuntut untuk itu sehubungan
dengan kebiasaan mereka dahulu.
11. Hubungan antara Bahasa Ibu dengan Bahasa Arab
Perbedaan yang mencolok antara bahasa ibu dengan bahasa arab akan
menyulitkan proses pembelajaran bahasa arab. Namun, kalau perbedaan itu
hanya terdapat pada beberapa aspek saja, maka dalam pembelajaran,
terlebih dahulu guru bisa memfokuskan pada aspek-aspek yang sama
karena siswa sedikit banyak sudah mengenal dalam bahasa ibunya seperti
aspek kosakata, bentuk tulisan, dan sebagainya.
12. Waktu Pelaksanaan Program
Jika program pembelajaran bahasa arab dilaksanakan dalam waktu
singkat, maka materi atau tujuannya harus dibatasi. Misalnya, hanya
memfokuskan satu keterampilan bahasa saja dan mengesampingkan
lainnya. Jika program pembelajaran bahasa arab itu hanya enam bulan,
sebaiknya tujuannya difokuskan ke satu atau dua keterampilan saja.
Metode Pembelajaran Bahasa Arab dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Durtam
El-Ibtikar Volume 02, nomor 02, Desember 2013
112
Sementara jika waktu yang disediakan cukup lama, beberapa tahun
misalnya, materi dan tujuan pembelajarannya pun bisa diperluas lagi.
13. Sarana Belajar
Ada perbedaan yang signifikan antara program pembelajaran bahasa
arab yang dilengkapi dengan berbagai sarana dan media seperti kaset, film,
gambar, laboratorium, kartu, dan sebagainya dengan program
pembelajaran bahasa arab yang tidak memiliki fasilitas seperti itu.
Ketersediaan sarana dan banyaknya fasilitas media pembelajaran sangat
mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran yang variatif.
14. Tujuan
Tujuan program pembelajaran sangat menentukan penggunaan
metode pembelajaran. Jika tujuan program itu untuk kemahiran menulis
dalam bahasa arab, membaca, berbicara, atau menerjemahkan, maka
metode pembelajaran yang digunakan harus sejalan dengan tujuan-tujuan
tersebut.
15. Evaluasi
Banyak murid dan juga guru yang hanya memperhatikan masalah
ujian, terutama ujian akhir. Jika sistem ujian itu meremehkan sisi
kebahasaan tertentu, maka guru dan muridpun akan meremehkannya.
Terutama sekali yang jarang muncul dalam ujian. Keadaan seperti ini akan
sangat mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran.
16. Ukuran Kelas
Ada beberapa metode yang cocok dan efektif digunakan untuk kelas
kecil. Akan tetapi, pada waktu yang sama belum tentu metode-metode ini
cocok untuk kelas besar. Artinya, ada metode yang benar-benar cocok
untuk kelas kecil; ada juga yang hanya cocok untuk kelas besar.
Pengulangan atau menirukan secara kelompok akan berbeda dengan
pengulangan secara individual.
Intinya, banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
metode pembelajaran bahasa arab. Seorang guru hendaknay menyadari
betul keberadaan faktor-faktor tersebut agar mampu memilih dan
menentukan metode mana yang benar-benar sesuai dengan dirinya, dengan
Metode Pembelajaran Bahasa Arab dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Durtam
El-Ibtikar Volume 02, nomor 02, Desember 2013
113
kondisi sekolah, dan kondisi siswanya. Adalah tidak bijak jika guru
menggunakan satu metode saja dalam berbagai situasi dan kondisi.
E. Macam-macam Program Pembelajaran Bahasa
Ada dua jenis program pembelajaran bahasa arab, yaitu:
1. Program regular.
Dalam program ini bahasa arab hanya merupakan salah satu mata
pelajaran yang dipelajari di sekolah. Misalnya, pengajaran bahasa
Inggris di negara-negara Arab. Lamanya ada yang mencapai enam
sampai delapan tahun dengan durasi 40 menit per hari.
2. Program Intensif.
Dalam program ini siswa hanya belajar bahasa arab dalam jangka
waktu tertentu, berkisar antara satu minggu sampai dua tahun.
Ada beberapa perbedaan antara dua jenis program pembelajaran bahasa
arab tersebut, diantaranya:
a. Waktu Belajar
Waktu belajar dalam program pembelajaran bahasa secara intensif lebih
banyak daripada program reguler. Dalam program intensif waktu belajar
mencapai 6 jam per hari. Sedangkan pada program reguler waktu yang tersedia
hanya sekitar 1 jam per hari. Bahkan, pada program reguler sering terjadi
hanya menyediakan waktu 2 jam per minggu untuk pembelajaran bahasa arab.
Sedangkan pada program intensif bisa mencapai 30 jam per minggu. Dengan
demikian, dilihat dari jumlah jam belajar, satu tahun dalam program intensif
sebanding dengan 15 tahun pada program reguler.
b. Tujuan Belajar
Program reguler diselenggarakan dengan memperhatikan pencapaian
beberapa tujuan seperti penguasaanb empat keterampilan bahasa, dengan
pertimbangan bahwa waktu yang tersedia cukup lama. Sedangkan program
intensif, dengan waktu yang terbatas, biasanya difokuskan untuk mencapai
salah satu keterampilan bahasa saja. Meskipun demikian, jika waktu yang
tersedia cukup lama, program intensif juga bisa memperluan tujuannya pada
pencapaian keterampilan bahasa lainnya.
Metode Pembelajaran Bahasa Arab dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Durtam
El-Ibtikar Volume 02, nomor 02, Desember 2013
114
c. Motivasi Belajar
Dalam program reguler motivasi belajar siswa umumnya rendah.
Bahkan, sering kali mereka merasa “terpaksa” untuk mengikuti pelajaran
bahasa arab. Dalam konteks ini, bahasa arab merupakan salah satu mata
pelajarann yang harus diikuti oleh semua siswa. Namun, ada kalanya sekolah
memberi kebebasan para siswanya untuk memilih satu dari beberapa bahasa
arab yang ditawarkan. Pada kasus pertama motivasi belajar siswa biasanya
sangat rendah. Sedangkan pada kasus kedua, dengan adanya kebebasan untuk
memilih salah satu bahasa arab yang diikuti, biasanya motivasi belajar siswa
relatif lebih baik. Sedangkan dalam program intensif, motivasi belajar siswa
jauh lebih tinggi dari program reguler, karena para siswa merasa bahwa
penguasaan bahasa arab tersebut merupakan suatu kebutuhan yang mendesak.
d. Usia Peserta Didik
Peserta didik program reguler adalah siswa yang berusia antara 6-18
tahun sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditempuhnya. Sedangkan
peserta program intensif biasanya adalah orang dewasa, yaitu mereka yang
telah menyelesaikan jenjang pendidikan menengah, sebelum masuk perguruan
tinggi; mereka yang mempersiapkan diri untuk melaksanakan tugas tertentu
yang mempersyaratkan penguasaan keterampilan bahasa tertentu; atau mereka
yang mempunyai minat dan motivasi tinggi untuk mempelajari bahasa arab
dengan tujuan khusus.
F. Pengajaran Efektif
Semua guru hampir dipastikan menginginkan proses pembelajaran yang
efektif dan berdaya guna. Dengan kata lain, pembelajaran yang dilakukan
dapat mencapai hasil yang maksimal dalam waktu yang singkat dan tenaga
minimal.
Untuk merealisasikan pembelajaran efektif, ada beberapa syarat yang
perlu dipenuhi:
Pertama, guru harus tahu cara mengajar. Artinya, guru harus menguasai
berbagai metode pembelajaran, baik yang umum maupun yang khusus. Bagi
guru bahasa Arab yang menguasai bahasa Arab sebagai bahasa kedua, ia harus
mengetahui cara pengajaran kosakata, membaca, menulis, dan berbicara serta
Metode Pembelajaran Bahasa Arab dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Durtam
El-Ibtikar Volume 02, nomor 02, Desember 2013
115
mengetahui cara mengevaluasi siswanya dalam berbagai keterampilan
kebahasaan yang diajarkan. Di samping itu, ia pun harus mengerti cara
penggunaan media pembelajaran.
Kedua, seorang guru harus memperhatikan performanya di depan siswa,
karena siswa menganggap guru sebagai tauladan dalam berbagai hal. Mereka
pun suka memperhatkan penampilan gurunya dari ujung kaki sampai ujung
rambut.
Ketiga, bunyi guru harus jelas dan dapat didengar oleh semua siswa
dalam kelas. Bunyinya tidak terlalu keras sehingga dapat menimbulkan
kebisingan. Juga tidak terlalu pelan. Jadi, bunyinya harus wajar-wajar saja.
Keempat, guru harus membuat persiapan mengajar Satpel/Renpel
sebelum masuk kelas. Tidak ada yang lebih membahayakan selaian kelalaian
guru mempersiapkan pengajarannya, sehingga ia tidak tahu apa yang harus
diajarkan, apalagi cara mengajarnya.
Kelima, guru harus mengetahui lebih banyak dari yang terkandung
dalam buku pegangan buku paket. Oleh karena itu, guru harus banyak
membaca berbagai sumber pengetahuan, terutama yang berkaitan dengan
materi yang diampunya.
Keenam, harus memotivasi siswanya misalnya dengan memberi pujian
yang tulus atau memberi hadiah baik berupa materi ataupun non-materi.
Dengan demikian, siswa merasa diperhatikan dan akan membuatnya lebih giat
mengikuti pelajarannya.
Ketujuh, guru harus memperhatikan perbedaan individu di antara para
siswanya.
Kedelapan, guru hendaknya memperlakukan siswa dengan penuh rasa
cinta dan kasih sayang agar interaksi antara siswa dan guru dalam proses
belajar mengajar semakin harmonis.
Kesembilan, guru harus gigih, semangat, dan tegas dalam mengajar agar
bisa mengatur dan mengelola kelas dengan baik sehingga tercipta suasana
belajar yang kondusif.
Kesepuluh, guru harus adil memperlakukan siswanya. Guru yang tidak
adil akan meni,bulkan kecemburuan antara siswa dan menyebabkan ketidak
Metode Pembelajaran Bahasa Arab dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Durtam
El-Ibtikar Volume 02, nomor 02, Desember 2013
116
harmonisan dalam interaksi belajar. Lebih dari itu siswa tidak akan
menghormatinya.
Kesebelas, guru harus menyukai profesinya atau paling tidak nampak
seolah-olah menyukainya. Guru yang tidak menyukai pekerjaannya dengan
mengajar asal-asalan, misalnya, membuat siswa membenci pelajarannya. Jika
hal ini terjadi, maka pembelajaran akan sia-sia.
Keduabelas, guru harus memberi kesempatan kepada siswanya untuk
aktif berpartisipasi dalam aktivitas kelas. Sikap demikian akan membantu
menumbuhkan motivasi dan perhatian siswa pada pelajaran.
G. Penutup
Ada beberapa hal penting yang perlu kita perhatikan dalam pengajaran
sehingga proses belajar mengajar berjalan efektif dan sesuai dengan apa yang
kita harapkan adalah:
Pertama, pengajaran efektif secara otomatis membuat proses
pembelajaran menjadi efektif. Dalam menjalankan tugasnya, guru akan
merasa sukses dan merasa berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
Keberhasilan ini tentunya akan membuat guru merasa senang dan termotivasi
untuk lebih giat lagi mencapai keberhasilan berikutnya.
Kedua, pengajaran efektif tidak hanya dibutuhkan oleh guru, tetapi juga
dibutuhkan oleh siswa. Tanpa adanya pengajaran efektif, semangat belajar
siswa biasanya akan berkurang.
Ketiga, pengajaran efektif menghemat banyak waktu dan tenaga baik
untuk guru maupun siswa. Pengajaran yang kurang efektif menuntut adanya
pengulangan materi yang sudah diajarkan. Pengulangan ini pasti
membutuhkan tenaga dan waktu yang lebih banyak. Guru efektif adalah guru
yang mampu memilih metode pembelajaran yang bisa mengantarkan
keberhasilan dalam tempo waktu dan tenaga yang minimal.
Keempat, pengajaran efektif tidak saja disertai pembelajaran yang penuh
kesadaran, melainkan juga dibarengi dengan pembelajaran yang
menyenangkan. Oleh karena itu, ciri-ciri pengajaran efektif sebagaimana
dijelaskan di muka, sesungguhnya merupakan pengajaran yang fun, penuh
strategi yang variatif, adil dalam memperlakukan siswa, komunikatif dalam
Metode Pembelajaran Bahasa Arab dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Durtam
El-Ibtikar Volume 02, nomor 02, Desember 2013
117
kelas, dan menggunakan media pembelajaran dalam mengajar. Semua itu akan
memberi kesan dalam diri siswa dan bahan ajar pun akan dengan mudah
diingat serta melekat lebih lama.
Metode Pembelajaran Bahasa Arab dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Durtam
El-Ibtikar Volume 02, nomor 02, Desember 2013
118
DAFTAR PUSTAKA
Ali al-Hadidi, Musykilah Ta'lim al-Lughah al-'Arabiyah li Ghoiri al-'Arab,
Kairo: Dar al- Kutub al-'Arabiy, 1966
Al-Khuli, Muhammad Ali. Strategi Pembelajaran BahasaArab.Riyad: Dar al-
Ma’arif. 1986
Brown, H. Douglas. Teaching by Principles- An Interactive Approach to
Language Pedagogy. New York: Addison Wesley Longman, Inc. 2001
Effendy, Ahmad Fuad. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang:
Misykat. 2004
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode