5
Microbiology of Dental Caries Dental karies adalah infeksi endogenus yang kronik yang disebabkan oleh flora normal dalam mulut. Pada kasus ini biasanya terjadi luka atau jejas sebagai hasil dari demineralisasi enamel yang selanjutnya pada dentin yang disebabkan oleh asam yang dihasilkan oleh mikroorganisme plak sebagai hasil metabolisme karbohidrat. Biasanya jika terjadi demineralisasi enamel maka akan diikuti oleh remineralisasi enamel, dan lubang akan terjadi saat proses ini terus terjadi. Saat lapisan terluar enamel terkikis atau hilang, maka infeksi akan menuju dentin, dan pulpa akan menjadi yang pertama kali mengalami peradangan dan akhirnya mati. Karies ini ditemukan pada jaringan di gigi yang mengalami destruksi yang disebabkan oleh fermentasi karbohidrat. Epidemology Dental karies (dengan penyakit periodontal) adalah salah satu penyakit yang paling biasa pada manusia dan dapat mempengaruhi setiap individu secara luas. Meskipun karies bukan hal yang tak biasa dalam perkembangan dunia, tetapi masih banyak mengalami peningkatan akibat mudahnya fermentasi karbohidrat. Sebaliknya, meratanya karies, menurun jika seluruh dunia meningkatkan kesadarannya terhadap makanan yang menjadi sumber karies, kebersihan mulut juga kepedulian terhadap kesehatan mulut. Karies pada enamel biasanya terjadi pada orang yang berusia 20 tahun. Pada zaman sekarang, karies pada akar gigi menjadi meningkat, kemunduran pada gusi mengakibatkan terlihatnya sementum yang dengan mudah akan terinfeksi oleh bakteri kariogenik. Klasifikasi Dental karies terklasifikasi berdasarkan tempat terjadinya lesi

Microbiology of Dental Caries.docx

  • Upload
    senada

  • View
    2

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Penyebab Karies

Citation preview

Page 1: Microbiology of Dental Caries.docx

Microbiology of Dental Caries

Dental karies adalah infeksi endogenus yang kronik yang disebabkan oleh flora normal dalam mulut. Pada kasus ini biasanya terjadi luka atau jejas sebagai hasil dari demineralisasi enamel yang selanjutnya pada dentin yang disebabkan oleh asam yang dihasilkan oleh mikroorganisme plak sebagai hasil metabolisme karbohidrat. Biasanya jika terjadi demineralisasi enamel maka akan diikuti oleh remineralisasi enamel, dan lubang akan terjadi saat proses ini terus terjadi. Saat lapisan terluar enamel terkikis atau hilang, maka infeksi akan menuju dentin, dan pulpa akan menjadi yang pertama kali mengalami peradangan dan akhirnya mati.

Karies ini ditemukan pada jaringan di gigi yang mengalami destruksi yang disebabkan oleh fermentasi karbohidrat.

Epidemology

Dental karies (dengan penyakit periodontal) adalah salah satu penyakit yang paling biasa pada manusia dan dapat mempengaruhi setiap individu secara luas. Meskipun karies bukan hal yang tak biasa dalam perkembangan dunia, tetapi masih banyak mengalami peningkatan akibat mudahnya fermentasi karbohidrat. Sebaliknya, meratanya karies, menurun jika seluruh dunia meningkatkan kesadarannya terhadap makanan yang menjadi sumber karies, kebersihan mulut juga kepedulian terhadap kesehatan mulut. Karies pada enamel biasanya terjadi pada orang yang berusia 20 tahun. Pada zaman sekarang, karies pada akar gigi menjadi meningkat, kemunduran pada gusi mengakibatkan terlihatnya sementum yang dengan mudah akan terinfeksi oleh bakteri kariogenik.

Klasifikasi

Dental karies terklasifikasi berdasarkan tempat terjadinya lesi

Karies pada pit atau fissure (terlihat pada molar, premolar, dan pada permukaan lingual pada maxillary incisors)

Karies pada permukaan yang halus (terlihat pada permukaan aproksimal gigi di bawah titik kontak)

Karies pada akar (terlihat pada sementum atau dentin saat akar terlihat) Karies yang berulang atau kambuh (segera lakukan restorasi)

Clinical presentation

Lesi primer pada karies adalah batas terlihat jelas, lesi berwarna putih kapur, beberapa kontuinitas permukaan pada enamel tidak mengalami pemutusan. Lesi “white-spot” bisa disembuhkan atau diremineralisasi, pada tingkat penyakit ini masih bisa kembali pada bentuk semula. Bagaimanapun, perkembangan lesi ini akan mengakibatkan permukaan mejadi kasar dan menimbulkan lubang. Jika lesi ini tidak ditangani, maka lubang akan menyebar ke dentin lalu akan merusak dental pulpa, dan akhirnya mengakibatkan periapical abses dan purulent infection.

Page 2: Microbiology of Dental Caries.docx

Diagnosis

Pengamatan secara langsung Pemeriksaan. Pada beberapa kasus jangan menganjurkan untuk melakukan

pemeriksaan, karena akan membuat terobosan baru pada enamel dan menyebarkan infeksi dari satu permukaan gigi satu ke permukaan yang lainnya.

Radiographs. Biasanya lesi white-spot tak terlihat dengan mata atau pada radiograph. Sama dengan lesi besar yang menyebar pada pits dan fissure, sehingga sangat sedikit petunjuk klinik yang jelas.

Metode eksperimental. Dengan menggunakan laser fluorescence untuk karies pada bukal dan lingual, dan electrical impedance (resisten) untuk karies pada sisi oklusal.

Tes mikrobiologi akan membantu dalam mendiagnosa karies.

Aetiology

Faktor utama pada aetiology karies adalah

Host factor (gigi, saliva) Diet (intinya pada pemasukan karbohidrat yang fermentable) Mikroorganisme plak (contohnya supragingival plaque).

Page 3: Microbiology of Dental Caries.docx

Host factor

Struktur gigi

Struktur pada enamel, dan dentin pada karies akar, yang sangat penting adalah beberapa area pada gigi yang sama sangat rentan terhadap serangan karies, karena perbedaan kandungan mineral (khususnya fluoride)

Flow rate and composition of saliva

Pembersihan secara mekanik oleh saliva sangat efektif dalam menghilangkan debris makanan dan tidak melekatkan oral mikroorganisme. Saliva memiliki kapasitas penyangga yang tinggi yang akan menetralisasi asam yang dihasilkan oleh bakteri plak pada permukaan gigi dan sangat penuh dengan kalsium dan phosphorus ions, yang sangat penting untuk remineralisasi lesi white-spot. Saliva juga bekerja sebagai media untuk menyebarkan flouride.

Diet

Terdapat hubungan secara langsung antara dental karies dengan asupan karbohidrat. Gula yang sangat kariogenik adalah sukrosa dan petunjuk peran inisiasi pada dental karies meliputi:

Meningkatnya penyebaran karies pada populasi yang diisolasi dengan pengenalan pada sucrose-rich diets

clinical association studies eksperimen jangka pendek pada sukarelawan yang berkumur dengan sukrosa experimental animal studies

Sukrosa sangat mudah larut dan mudah berdifusi dengan dental plak, berperan sebagai substrat dalam memproduksi extraseluler plisakarida dan asam. Streptokokus yang kariogenik memproduksi water-insoluble glukan dari sukrosa, juga memfasilitasi inisial adhesi

Page 4: Microbiology of Dental Caries.docx

organisme ke permukaan gigi sebagai sumber nutrisi dan matriks untuk perkembangan plak lebih lanjut.

Hubungan antara sukrosa dan dental karies sangat kompleks dan tidak bisa dijelaskan secara sederhana dengan jumlah total gula yang dikonsumsi. Frekuensi pada asupan gula daripada jumlah total gula yang dikonsumsi muncul sebagai penentu kepentingannya. Hal ini menyangkut dengan kelengketan dan konsentrasi pada sukrosa yang dikonsumsi. Kedua faktor tersebut berpengaruh terhadap periode gula tertahan dekat dengan permukaan enamel.

Karbohidrat selain sukrosa;glukosa dan fruktosa, sama-sama bersifat kariogenik, tetapi lebih lemah daripada sukrosa. Polyol carbohidrat, ‘sugar alkohol’ (contoh : xylitol), memproduksi kariogenisitas yang rendah dan ditemukan setelah menjadi sugar subtitute dalam suatu produk, misalnya permen karet dan makanan bayi.