8
OPTIMASI KEKASARAN PADA COPY TURNING DENGAN VARIASI PARAMETER KEDALAMAN PEMAKANAN, KECEPATAN POTONG DAN GERAK MAKAN 1 Widodo, 2 Mahros Darsin 1 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Batam Parkway Street Batam Centre, Batam [email protected] 2 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember Jalan Kalimantan No.37, Jember [email protected] Abstrak Kekasaran permukaan dari komponen-komponen mesin mempunyai peranan penting pada kualitas komponen mesin tersebut. Oleh karena itu, dalam memilih proses pengerjaan, aspek permukaan ini perlu dipertimbangkan. Adapun parameter yang mempengaruhi kekasaran hasil pembubutan adalah nose radius, pahat bubut, kecepatan potong, laju pemakanan dan kedalaman potong. Maka dari itu diperlukan suatu eksperimen untuk menentukan besarnya parameter pembubutan agar dihasilkan tingkat kualitas yang optimum, salah satunya adalah dengan memodifikasi eretan perkakas menjadi eretan motor stepper. Eretan ini bekerja melalui joystick yang ditampilkan melalui LCD, joystick ini bekerja dengan membaca pola kemudian data numerik koordinat X dan Z disimpan ke dalam memori. Pada penelitian ini metode analisa yang digunakan adalah Analisys of Variance (Anova) dan metode taguchi. Kedua analisa ini digunakan untuk menentukan nilai kekasaran yang optimum melalui S/N ratio yaitu smaller is the better dan parameter yang lain (kedalaman pemakanan, kecepatan potong dan gerak makan). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan parameter yang paling berpengaruh terhadap tingkat kekasaran permukaan adalah gerak makan, disamping itu parameter pembubutan yang menghasilkan tingkat kekasaran permukaan optimal adalah: Kedalaman Pemakanan(a) 1.5 mm, Kecepatan Potong (Vc) = 20 m/menit dan Gerak Makan (f) = 0,33 mm/rev. Kata Kunci : Kekasaran Permukaan; Metode Taguchi; Copy Turning

Microsoft Word Full Paper UGM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kuliah

Citation preview

  • OPTIMASI KEKASARAN PADA COPY TURNING DENGAN VARIASI PARAMETER KEDALAMAN PEMAKANAN, KECEPATAN

    POTONG DAN GERAK MAKAN

    1Widodo, 2Mahros Darsin 1Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Batam

    Parkway Street Batam Centre, Batam [email protected]

    2Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember Jalan Kalimantan No.37, Jember

    [email protected]

    Abstrak Kekasaran permukaan dari komponen-komponen mesin mempunyai peranan

    penting pada kualitas komponen mesin tersebut. Oleh karena itu, dalam memilih proses pengerjaan, aspek permukaan ini perlu dipertimbangkan. Adapun parameter yang mempengaruhi kekasaran hasil pembubutan adalah nose radius, pahat bubut, kecepatan potong, laju pemakanan dan kedalaman potong. Maka dari itu diperlukan suatu eksperimen untuk menentukan besarnya parameter pembubutan agar dihasilkan tingkat kualitas yang optimum, salah satunya adalah dengan memodifikasi eretan perkakas menjadi eretan motor stepper. Eretan ini bekerja melalui joystick yang ditampilkan melalui LCD, joystick ini bekerja dengan membaca pola kemudian data numerik koordinat X dan Z disimpan ke dalam memori. Pada penelitian ini metode analisa yang digunakan adalah Analisys of Variance (Anova) dan metode taguchi. Kedua analisa ini digunakan untuk menentukan nilai kekasaran yang optimum melalui S/N ratio yaitu smaller is the better dan parameter yang lain (kedalaman pemakanan, kecepatan potong dan gerak makan). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan parameter yang paling berpengaruh terhadap tingkat kekasaran permukaan adalah gerak makan, disamping itu parameter pembubutan yang menghasilkan tingkat kekasaran permukaan optimal adalah: Kedalaman Pemakanan(a) 1.5 mm, Kecepatan Potong (Vc) = 20 m/menit dan Gerak Makan (f) = 0,33 mm/rev.

    Kata Kunci : Kekasaran Permukaan; Metode Taguchi; Copy Turning

  • 1. PENDAHULUAN Proses bubut dapat juga digunakan

    untuk membuat benda-benda putar yang terbuat dari nonlogam, salah satunya adalah marmer. Sebagai benda kerajinan, kekasaran permukaan menjadi salah satu pertimbangan utama. Adapun parameter yang mempengaruhi kekasaran hasil pembubutan batu marmer ini adalah nose radius, pahat bubut, kecepatan potong, laju pemakanan dan kedalaman potong. Gerak makan bertambah besar maka akan menaikkan nilai Ra, sedangkan nose radius semakin besar akan menurunkan Ra (Jonoadi dan Dewanto, 1999:88). Maka dari itu untuk mengoptimalkan kekasaran permukaan proses bubut, perlu dilakukan modifikasi mesin yang dilengkapi dengan sistem pengkopian menggunakan eretan pengerak motor stepper, agar dihasilkan tingkat kekasaran permukaan yang setara dengan benda pola.

    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi kedalaman pemakanan, kecepatan potong dan gerak makan terhadap tingkat kualitas antara benda kopi (kekasaran) dengan pola dan penelitian ini menggunakan metode eksperimental karena diperlukan data yang sebenarnya. Disamping itu penelitian ini dilakukan dengan cara memodifikasi eretan perkakas diganti dengan unit kontrol. Dalam Penelitian ini dilakukan percobaan dengan proses pemesinan yaitu pembubutan batu marmer yang menggunakan pahat insert karbida dengan pergerakan eretan motor stepper.

    Pembubutan dilakukan sebanyak 27 spesimen dengan pengulangan 3 kali, sehingga total pengujianya sebanyak 81 kali. Penganalisaan data kekasaran dengan bantuan software minitab 14 yang menampilkan nilai tabel ANOVA sehingga dari tabel tersebut dapat diketahui parameter-parameter mana yang berpengaruh terhada tingkat kekasaran dengan cara membandingkan hasil F hitung yang didapatkan dari ANOVA dengan F pada tabel. Apabila nilai F hitung lebih kecil dari F tabel berarti faktor tersebut diterima yang berarti tidak berpengaruh terhahap perlakuan

    Metode yang di gunakan dalam perancangan ini adalah dengan metode Taguchi yang berprinsip pada perbaikan mutu dengan memperkecil akibat dari variasi tanpa menghilangkan penyebabnya. Hal ini dapat diperoleh melalui optimasi produk dan perancangan proses untuk membuat unjuk kerja kebal terhadap berbagai penyebab variasi suatu proses yang disebut perancangan parameter.

    1. 1 Mesin bubut Mesin bubut adalah suatu mesin

    perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan

  • sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakan translasi dari pahat disebut gerak umpan.

    1.2 Mata Pahat Karbida Pahat karbida tidak mengandung

    besi tetapi terdiri dari karbid khusus wolfram, titan, tantalium yang dilebur bersamaan dengan cobalt. Logam keras yang dilebur (sintering) tersebut memiliki kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan baja perkakas paduan rendah dan memiliki sifat yang lebih tahan aus. Logam ini dapat bertahan pada suhu yang jauh lebih tinggi (sampai 900C) tanpa mengurangi kekerasanya. Dengan ini dimungkinkan bahwa logam ini dapat dikerjakan pada kecepatan potong yang tinggi dan waktu yang lama. Pahat ini biasanya berupa pahat insert (sisipan) yang memiliki fungsi berbeda sesuai dengan bentukanya. Kekuatan mata pahat dapat dilihat dari besar sudut muka pahat itu. Semakin besar sudut insertnya maka kekuatanya akan semakin besar.

    1.3 Parameter pembubutan Ada beberapa parameter dalam proses pembubutan diantarnya: 1.3.1 Cutting Speed (Kecepatan potong) Adalah kecepatan penyayatan pahat terhadap benda kerja yang dapat menghasilkan potongan dengan baik Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan cutting speed adalah sebagai berikut:

    1. Bahan Benda Kerja Dalam proses kontruksi dikenal berbagai macam material yang memiliki spesifikasi dan kekerasan yang beragam. 2. Bahan Tool Ketahanan terhadap panas dari tool yang dipakai sangat beragam pada beberapa yang sudah dikenal adalah HSS, Carbide, memiliki ketahanan terhadap panas yang beragam. 3. Penampang Chip/geram Besar kecilnya penampang chip biasanya dibedakan pada pengerjaan roughing atau finishing. 4. Pendingin Hubunganya sangat erat dengan ketahanan panas tool dimana penggunaan pendingin mampu mempertahankan tool karena panas.

    1.3.2 Depth of Cut Kedalaman Pemotongan Adalah

    besarnya kedalaman pemakanan yang diberikan pada saat proses pembubutan. Kedalaman pemakanan membedakan jenis pengerjaan yang dilakukan, yaitu finishing (dept of cut) = 0, 1 mm s/d 2 mm), medium (dept of cut = 1, 5 mm s.d 5 mm), roughing (dept of cut = 5 mm s/d 13 mm). (Sumber: main catalogue for turning-milling-drilling-boring-toolholding: cutting tool from sanvic Coromant)

    1.3.3 Feeding Rate (gerak makan) Adalah rata-rata pemakanan yang didapat dalam satu kali putaran/revolutio

  • 1.4 Marmer Marmer dalam arti geologi adalah

    metarmofosa yang berasal dari batu gamping yang berubah tekstur dan komposisi mineralnya akibat pengaruh temperature dan tekanan. Marmer dalam pengetahuan adalah semua batuan alam yang tersususn oleh satu atau lebih mineral (kalsit dan dolomit) yang mempunyai kemampuan untuk dipoles hingga mengkilap

    1.5 Metode Taguchi Metode Taguchi merupakan metode perancangan yang berprinsip pada perbaikan mutu dengan memperkecil akibat dari variasi tanpa menghilangkan penyebabnya. Hal ini dapat diperoleh melalui optimasi produk dan perancangan proses untuk membuat unjuk kerja kebal terhadap berbagai penyebab variasi suatu proses yang disebut perancangan parameter. Metode Taguchi menitikberatkan pada pencapaian suatu target tertentu dan mengurangi variasi suatu produk atau proses. Pencapaian tersebut dilakukan dengan menggunakan ilmu statistika. Apabila ada sejumlah parameter yang diperkirakan mempengaruhi suatu proses, maka dengan prinsip statistika pada metode Taguchi ini dapat dihitung seberapa besar peran masing-masing parameter tersebut dalam mempengaruhi proses ataupun hasil dari proses tersebut. Dengan metode Taguchi ini dapat ditarik kesimpulan parameter mana yang dominan

    mempengaruhi proses (control factor) dan parameter mana yang hanya merupakan gangguan (noise) saja. Dengan mengetahui parameter yang dominan, maka dapat dilakukan suatu optimasi dari parameter yang dominan tersebut, sehingga diperoleh proses yang optimum.

    1.5.1 Analisis dalam Metode Taguchi Dalam metode Taguchi terdapat 2

    macam analisis yang dilakukan dengan tujuan berbeda-beda. Kedua macam analisis tersebut adalah:

    a. ANOM (Analysis of Mean) ANOM atau analisis rata-rata,

    digunakan untuk mencari kombinasi dari parameter kendali sehingga diperoleh hasil yang optimum sesuai dengan keinginan. Caranya adalah membandingkan nilai rata-rata S/N Ratio setiap level dari masing masing parameter kendali dengan menggunakan grafik

    b. ANOVA (Analysis of Variant) ANOVA atau analisis varian,

    digunakan untuk mencari besarnya pengaruh dari setiap parameter kendali terhadap suatu proses. Besarnya efek tersebut dapat diketahui dengan membandingkan nilai sum of square dari suatu parameter kendali terhadap seluruh parameter kendali.

    1.5.2 Istilah dalam Metode Taguchi Ada beberapa istilah yang akan sering

    dijumpai dan memegang peranan penting

  • dalam metode Taguchi, yaitu: a. Matriks Orthogonal Arrays Matriks Orthogonal Arrays terdiri dari kolom dan baris. Kolom merupakan kumpulan parameter kendali atau variabel desain atau parameter desain. Signal to Noise Ratio (S/N Ratio) Optimasi proses yang dilakukan oleh metode Taguchi adalah dengan memperhatikan nilai S/N Ratio. Prinsip dasarnya adalah pengaturan proses produksi mencapai kondisi yang optimum jika dapat memaksimalkan nilai S/N Ratio

    1.6 Kekasaran permukaan Tingkat kekasaran rata-rata

    permukaan hasil pengerjaan masing-masing mesin perkakas tidak sama, tergantung proses pengerjaannya. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur nilai kekasaran permukaan adalah surface tester.

    2. PEMBAHASAN Untuk menentukan nilai parameter

    yang dapat menghasilkan nilai respon optimum kekasaran permukaan batu marmer, maka dilakukan serangkaian percobaan terhadap variasi parameter yang meliputi kedalaman pemakanan 0.5 mm, 1.0 mm dan 1.5 mm, kecepatan pemotongan 20 m/min, 30 m/min dan 50 m/min dan gerak makan 0.095 mm/rev, 0.33 mm/rev dan 0.67 mm/rev melalui metode Taguchi. Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan didapatkan data seperti pada tabel 2.1

    Tabel 2.1 Data kekasaran hasil pengujian

    Dari data hasil percobaan di atas dapat di jelaskan melalui Analisis Varian pengaruh faktor terhadap rasio S/N kekasaran. Adapun hasil analisis perhitungan menggunakan software minitab 14 terlihat pada Tabel 2.2 berikut ini:

    No Kedalaman

    Potong (mm)

    Gerak

    Makan

    (mm/rev)

    Kecepatan

    Potong

    (m/min)

    Nilai Kekasaran

    Ulangan 1 (m)

    Ulangan 2 (m)

    Ulangan 3 (m)

    Rata-rata (m)

    1

    0,5

    0,095

    20

    2,09

    1,86

    1,92

    1,96

    2

    0,5

    0,33

    20

    3,49

    2,68

    2,84

    3,00

    3

    0,5

    0,67

    20

    3,58

    3,86

    3,1

    3,51

    4

    0,5

    0,095

    30

    1,84

    2,39

    2,2

    2,14

    5

    0,5

    0,33

    30

    1,62

    2,26

    1,72

    1,87

    6

    0,5

    0,67

    30

    5,17

    3,11

    3,28

    3,85

    7

    0,5

    0,095

    50

    2,41

    3,82

    3,1

    3,11

    8

    0,5

    0,33

    50

    1,65

    2,03

    1,58

    1,75

    9

    0,5

    0,67

    50

    3,85

    3,04

    3,1

    3,33

    10

    1

    0,095

    20

    1,92

    1,94

    1,8

    1,89

    11

    1

    0,33

    20

    2,92

    2,75

    2,6

    2,76

    12

    1

    0,67

    20

    3,18

    4,04

    3,42

    3,55

    13

    1

    0,095

    30

    2,28

    2,03

    1,84

    2,05

    14

    1

    0,33

    30

    1,44

    2,02

    1,56

    1,67

    15

    1

    0,67

    30

    4,27

    5,45

    3,68

    4,47

    16

    1

    0,095

    50

    3,28

    3,04

    2,86

    3,06

    17

    1

    0,33

    50

    1,75

    1,61

    1,58

    1,65

    18

    1

    0,67

    50

    3,58

    3,68

    3,19

    3,48

    19

    1,5

    0,095

    20

    2,22

    4,12

    3,28

    3,21

    20

    1,5

    0,33

    20

    0,91

    1,76

    1,89

    1,52

    21

    1,5

    0,67

    20

    2,89

    2,82

    2,68

    2,80

    22

    1,5

    0,095

    30

    1,62

    2,16

    1,97

    1,92

    23

    1,5

    0,33

    30

    1,55

    1,99

    1,29

    1,61

    24

    1,5

    0,67

    30

    3,89

    4,82

    3,18

    3,96

    25

    1,5

    0,095

    50

    2,39

    0,99

    2,33

    1,90

    26

    1,5

    0,33

    50

    2,33

    2,75

    2,19

    2,42

    27

    1,5

    0,67

    50

    6,89

    3,42

    4,2

    4,84

  • Tabel 2.2 Hasil Analysis of Variance for SN ratios

    Adapun pembacaan dari hasil analisis di atas adalah sebagai berikut: Pengaruh faktor kedalaman pemakanan terhadap kekasaran permukaan: H0 : tidak ada pengaruh faktor kedalaman

    pemakanan terhadap kekasaran permukaan

    H1 : ada pengaruh faktor kedalaman pemakanan terhadap kekasaran permukaan.

    Kesimpulan: Fhitung = 0.06 < F0,05(2.12) = 3,89; maka H0 diterima artinya tidak ada pengaruh kecepatan potong.

    Pengaruh faktor Kecepatan potong terhadap kekasaran permukaan: H0 : tidak ada pengaruh faktor Kecepatan potong terhadap kekasaran permukaan H1 : ada pengaruh faktor Kecepatan potong terhadap kekasaran permukaan. kesimpulan yang diperoleh yaitu: Fhitung = 0,27 < F0,05(2.8) = 3,89; maka H0 diterima artinya tidak ada pengaruh kecepatan potong terhadap kekasaran permukaan. Pengaruh faktor Gerak makan terhadap kekasaran permukaan:

    H0 : tidak ada pengaruh faktor Gerak makan terhadap kekasaran permukaan. H1 : ada pengaruh faktor Gerak makan terhadap kekasaran permukaan. Kesimpulan yang diproleh yaitu: Fhitung = 11,55 > F0,05(2.12) = 3,89; maka H0 ditolak artinya ada pengaruh Gerak makan terhadap kekasaran permukaan. Pengaruh faktor Kedalaman pemakanan dengan kecepatan potong terhadap kekasaran permukaan: H0 : tidak ada pengaruh faktor

    Kedalaman pemakanan dengan kecepatan potong terhadap kekasaran permukaan. H1 : ada pengaruh faktor Kedalaman pemakanan dengan kecepatan potong terhadap kekasaran permukaan. Kesimpulan yang diperoleh yaitu: Fhitung = 0,12 < F0,05(4.12) = 3,26; maka H0 diterima artinya tidak ada pengaruh interaksi kecepatan potong dengan kedalaman potong terhadap kekasaran permukaan. Pengaruh faktor interaksi faktor Kedalaman pemakanan dengan Gerak makan terhadap kekasaran permukaan: H0 : tidak ada pengaruh faktor Kedalaman pemakanan dengan Gerak makan terhadap kekasaran permukaan. H1 : ada pengaruh faktor interaksi Kedalaman pemakanan dengan Gerak makan terhadap kekasaran permukaan. Kesimpulan yang diperoeh yaitu: Fhitung = 0,12 < F0,05(4.12) = 3,26; maka H0 diterima artinya tidak ada pengaruh interaksi Kedalaman pemakanan dengan Gerak makan terhadap kekasaran.

    Analysis ofVariance for SN ratios

    Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F Kedalaman Pemakanan 2 0,831 0,831 0,415 0,06

    Kecepatan potong 2 3,498 3,498 1,749 0,27

    Gerak makan 2 148,3 148,3 74,14 11,55 Kedalaman pemakanan * kecepatan potong 4 3,161 3,161 0,79 0,12 Kedalaman pemakanan * gerak makan 4 3,175 3,175 0,794 0,12

    Residual error 12 77,06 77,06 6,421

    Total 26 236

  • Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut ini:

    Tabel 2.3 Data F-test kekasaran permukaan

    Selanjutnya untuk mengetahui harga S/N ratio dapat ditentukan dengan menggunakan gafik hubungan antara S/N dengan level faktor masing-masing faktor. Dari gafik tersebut dapat dilihat level faktor yang menghasilkan S/N terkecil, seperti terlihat Gambar 2.1 di bawah ini:

    Dari Grafik 2.1 di atas dapat disimpulkan bahwa harga S/N minimum dapat dicapai pada Kedalaman pemakan pada level 3 (1.5 mm), Kecepatan Potong level 1 (20 m/min) , dan Gerak makan pada level 2 (0.33 mm/rev).

    3. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan analisis data pada pembahasan di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut ini:

    1. Berdasarkan analisis yang dilakukan kekasaran permukaan pada copy turning ini dipengaruhi oleh Gerak makan sedangkan faktor kedalaman pemakanan dan kecepatan potong kurang berpengaruh.

    2. Kondisi optimal kekasaran terendah permukaan dapat dicapai pada kedalaman pemakanan level 3 (1.5 mm), kecepatan potong pada level 1 (20 m/min), gerak makan pada level 2 (0.33mm/rev) dengan kombinasi tersebut dihasilkan harga kekasaran terendah 1,52 m

    3. Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa dengan bertambahnya kedalaman pemakanan ataupun kecepatan potong pada proses copy turning ini tidak meningkatkan hasil kekasaran pada benda uji marmer.

    No Faktor DF SS MS F-hit F-tab F-test

    1 Kedalaman Pemakanan 2

    0,831 0,415 0,006 3,89 Tidak

    2 Kecepatan potong 2

    3,498 1,749 0,27 3,89 Tidak

    3 Gerak Makan

    2 148,3 74,74 11,55 3,89 Berpeng

    aruh

    4

    Kedalaman Pemakanan * Kecepatan Potong

    4 3,161 0,79 0,12 3,26 Tidak

    5

    Kedalaman Pemakanan * Gerak Makan 4 3,175 0,794 0,12 3,26 Tidak

    6 error 12 77,06 6,421

    7 Total 26 236

    Gambar 2.1 Gafik mean effect

  • 4. DAFTAR PUSTAKA 1. Agung Dian pinasti. 2004.

    Perancangan Copy Turning Hidrolik untuk Mesin Bubut Horizontal. Laporan Penelitian.Jurusan teknik Mesin FTI Universitas Indonesia.

    2. Akhyar Gusri Ibrahim. 2010. Aplikasi Metoda Taguchi Untuk Mengidentasi Kekasaran Permukaan Dalam Pembubutan Paduan Titanium.Laporan penelitian. Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung.

    3. CV. Marmerindo, Perusahaan Pertambangan dan Industri Marmer. http://www.marmerindo.com

    4. Edris, Moch 2008. Pengaruh Variasi Nose Radius Terhadap Kekasaran Permukaan Pada Pembubutan Batu Marmer. Laporan Penelitian Fakultas Teknik Universitas Jember.

    5. Herman, Dani. Kegiatan Pemantauan Dan Evaluasi Konservasi Sumber Daya Mineral Di Daerah Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur .Subdit konsservasi.http://www.dim.esdm.go.id/kolokium/Konservasi/60.%20konservasi%20%20Tulung%20Agung,%20Jatim.pdf

    6. Puji Septin astuti. 2006. Mengolah Data Statistik Dengan Mudah Menggunakan Minitab 14. Yogyakarta : Andi.